MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK PERSEN DAN DESIMAL MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS V SDN 1 LIMBATO KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA OLEH : Rosmayanti, Sarson W. Dj. Pomalato, M.Pd , Martianty Nalole Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Rosmayanti. 2014. “Meningkatkan Kreativitas Siswa mengubah Pecahan Biasa ke bentuk Persen dan Desimal melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V SDN 1 Limbato Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr. H. Sarson W. Dj. Pomalato, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Martianty Nalole, M.Pd. Hasil nilai kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke persen dan desimal pada siklus I, dari 20 siswa hanya 1 siswa atau 5% siswa memperoleh kriteria sangat baik atau SB, 10 siswa atau 50% siswa memperoleh kriteria baik atau B, 8 siswa atau 40% siswa memperoleh kriteria kurang baik atau KB dan 1 siswa atau 5% siswa memperoleh kriteria tidak baik atau TB. Hasil nilai kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke persen dan desimal pada siklus II, dari 20 siswa 4 siswa atau 20% siswa memperoleh kriteria sangat baik atau SB, 12 siswa atau 60% siswa memperoleh kriteria baik atau B, 4 siswa atau 20% siswa memperoleh kriteria kurang baik atau KB dan sudah tidak ada siswa yang memperoleh kriteria tidak baik atau TB. Pada siklus II, dari 20 siswa 16 siswa yang memperoleh kreativitas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal atau 80% siswa memperoleh kreativitas minimal baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentul persen dan desimal meningkat. Kata kunci : kreativitas, mengubah, pecahan biasa, persen, desimal, pemberian tugas.1
1
Rosmayanti, 151412282, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Pembimbing I Prof. Dr. H. Sarson W. Dj. Pomalato, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Martianty Nalole, M.Pd
Pada jenjang pendidikan dasar khususnya Sekolah Dasar (SD), kurikulum yang dilaksanakan pada saat ini yaitu Kurikulum 2013 yang digunakan untuk mengatur proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran di SD. Namun Kurikulum 2013 ini belum merata dilaksanakan di semua jenjang kelas. Sehingga kami sebagai pendidik khususnya di kelas V SD masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ada beberapa mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa SD. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dibangku SD. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas: 2006) menyatakan bahwa matematika bertujuan agar siswa dapat: 1) memahami konsep matematika; 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat; melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan permasalahan dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, grafik, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah. Untuk mencapai tujuan di atas harus ada dukungan dan kerjasama antara guru dan siswa. Guru harus selalu menciptakan proses pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dalam belajar dengan menggunakan berbagai metode yang dianggap dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswa. Namun kenyataan yang ditemui di SDN 1 Limbato khususnya pada kelas V, kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika khususnya mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal masih rendah.
Melalui metode pemberian tugas ini siswa diharapkan lebih kreatif dalam proses pembelajaran, siswa lebih mudah memahami materi mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal serta memperluas pengetahuannya tentang materi tersebut. Di samping itu siswa dibiasakan tidak cepat puas atau bosan dengan apa yang dipelajari dari materi tersebut sehingga dapat dikembangkan sikap ingin tahu dan haus ilmu pengetahuan, siswa akan termotivasi belajar dan dilatih dalam memecahkan masalah yang diberikan melalui tugas-tugas perkerjaan rumah. Usaha perbaikan tersebut penulis wujudkan dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kreativitas Siswa Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V SDN 1 Limbato Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara”. METODE PENELITIAN Data hasil tes dianalisis dengan menggunakan persentase untuk melihat tingkat kreativitas yang telah dicapai siswa. Adapun rumus yang digunakan untuk menetukan kemampuan siswa adalah sebagai berikut : Kriteria : 0–1 = Sangat Tidak Baik (STB) 1,1 – 2 = Tidak Baik (TB) 2,1 – 3 = Kurang Baik (KB) 3,1 – 4 = Baik (B) 4,1 – 5 = Sangat Baik (SB), Arikunto (2003:22) Penyajian materi dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP yang telah disesuaikan dengan materi di sekolah yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Data yang dianalisis adalah hasil tugas yang dikerjakan oleh siswa siklus I dan siklus II, serta data tambahan berupa perubahan kreativitas siswa yang diambil dari lembar observasi maupun tanggapan yang diberikan siswa secara umum melalui wawancara. Hasil pemantauan kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus I, diperoleh bahwa dari 20 siswa, 11 siswa atau 55% siswa yang tidak mengikuti instuksi kerja dari guru, 8 siswa atau 40% siswa yang mengikuti instruksi kerja apabila diawasi dan hanya terdapat 1 siswa atau 5% siswa yang mengikuti instruksi kerja dengan sungguh-sungguh walaupun tanpa diawasi. Hasil tes siswa dalam mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus I, diperoleh bahwa dari 20 siswa hanya 8 siswa atau 40% siswa yang tuntas mengerjakan tugas dan 12 siswa atau 60%
siswa tidak tuntas mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal. Sedangkan hasil nilai kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus I, dari 20 siswa hanya 1 siswa atau 5% siswa memperoleh kriteria sangat baik atau SB, 10 siswa atau 50% siswa memperoleh kriteria baik atau B, 8 siswa atau 40% siswa memperoleh kriteria kurang baik atau KB dan 1 siswa atau 5% siswa memperoleh kriteria tidak baik atau TB. Jika ditotal jumlah siswa yang memperoleh kriteria sangat baik atau SB dan siswa yang memperoleh kriteria baik atau B hanya 55%. Hasil ini masih belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan, yaitu 70%. Hasil ini masih belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan, yaitu minimal 14 siswa atau 70% siswa dari 20 siswa yang dikenai tindakan kreativitasnya minimal baik. Berdasarkan hasil tersebut maka pelaksanaan tindakan perlu dilanjutkan ke siklus II. Hasil pemantauan kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus II, diperoleh bahwa dari 20 siswa, 6 siswa atau 30% siswa yang mengikuti instruksi kerja apabila diawasi, 14 siswa atau 70% siswa yang mengikuti instruksi kerja dengan sungguh-sungguh walaupun tanpa diawasi dan sudah tidak terdapat siswa yang tidak mengikuti intruksi kerja. Hasil tes siswa dalam mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus II, diperoleh bahwa dari 20 siswa, 17 siswa atau 85% siswa yang tuntas mengerjakan tugas dan 3 siswa atau 15% siswa tidak tuntas mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal. Sedangkan hasil nilai kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus II, dari 20 siswa 4 siswa atau 20% siswa memperoleh kriteria sangat baik atau SB, 12 siswa atau 60% siswa memperoleh kriteria baik atau B, 4 siswa atau 20% siswa memperoleh kriteria kurang baik atau KB dan sudah tidak ada siswa yang memperoleh kriteria tidak baik atau TB. Jumlah siswa yang memperoleh kriteria sangat baik atau SB dan siswa yang memperoleh kriteria baik atau B adalah 80%. Hasil ini sudah melebihi mencapai indikator kinerja yang diharapkan, yaitu minimal 14 siswa atau 70% siswa dari 20 siswa yang dikenai tindakan kreativitasnya minimal baik, sehingga peneliti merasa bahwa pelaksanaan tindakan ini sudah tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal melalui metode pemberian tugas di kelas V SDN 1 Limbato Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara menunjukkan hasil yang baik. Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada siklus I, hasil tes siswa dalam mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus I, diperoleh bahwa dari 20 siswa hanya 8 siswa atau 40% siswa yang tuntas
mengerjakan tugas dan 12 siswa atau 60% siswa tidak tuntas mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal. Sedangkan hasil nilai kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus I, dari 20 siswa hanya 1 siswa atau 5% siswa memperoleh kriteria sangat baik atau SB, 10 siswa atau 50% siswa memperoleh kriteria baik atau B, 8 siswa atau 40% siswa memperoleh kriteria kurang baik atau KB dan 1 siswa atau 5% siswa memperoleh kriteria tidak baik atau TB. Jika ditotal jumlah siswa yang memperoleh kriteria sangat baik atau SB dan siswa yang memperoleh kriteria baik atau B hanya 55%. Pada siklus II, hasil tes siswa dalam mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus II, diperoleh bahwa dari 20 siswa, 17 siswa atau 85% siswa yang tuntas mengerjakan tugas dan 3 siswa atau 15% siswa tidak tuntas mengerjakan tugas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal. Sedangkan hasil nilai kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal pada siklus II, dari 20 siswa 4 siswa atau 20% siswa memperoleh kriteria sangat baik atau SB, 12 siswa atau 60% siswa memperoleh kriteria baik atau B, 4 siswa atau 20% siswa memperoleh kriteria kurang baik atau KB dan sudah tidak ada siswa yang memperoleh kriteria tidak baik atau TB. Jumlah siswa yang memperoleh kriteria sangat baik atau SB dan siswa yang memperoleh kriteria baik atau B adalah 80%. Hasil ini sudah melebihi mencapai indikator kinerja yang diharapkan, yaitu minimal 14 siswa atau 70% siswa dari 20 siswa yang dikenai tindakan kreativitasnya minimal baik, sehingga peneliti merasa bahwa pelaksanaan tindakan ini sudah tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tersebut, maka jelaslah bahwa melalui metode pemberian tugas maka kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal di Kelas V SDN 1 Limbato Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara meningkat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ”melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan kreativitas siswa mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal di kelas V SDN 1 Limbato Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara” dapat diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui metode pemberian tugas, kreativitas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal di kelas V SDN 1 Limbato Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara meningkat. Saran a. Bagi Siswa
Diharapkan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kreativitas dan semangatnya dalam pembelajaran matematika khususnya kreativitas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal. b. Bagi Guru Dapat menjadikan metode pemberian tugas sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika khususnya kreativitas mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan desimal. c. Bagi Sekolah Metode pemberian tugas dapat dijadikan sebagai bahan masukan tentang bagaimana cara meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk peneliti yang mengangkat tema yang sejenis.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Conny R Semiawan. 2009. Kreativitas Kebebakatan. Jakarta: PT Indeks Craft, A. (Ed). 2005. Creativity in Schools Tensions and Dilemmas. New York: Routledge. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Drs. J. Untoro. 2012. Buku Pintar Matematika SD untuk Kelas 4, 5, dan 6. Jakarta: Wahyu Media. Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Nursito. 1999. Kiat Menggali Kreativitas. Yogyakarta: Mitra Gama Widya Sagala, Syaiful. 2006. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Suryadin, Asyraf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bandung: Amalia Book http://id.wikipedia.org/wiki/Pecahan diakses 30 Juli 2014