Volume 2 Tahun 2009
ABSTRAK [01] PENGEMBANGAN PERANGKAT TES KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KONSEP DASAR IPA II S1 PGSD Oleh : Putu Nanci Riastini, 2009 (Pembimbing: Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd, Prof. Dr. Ketut Suma, M.S) Penelitian ini bertujuan untuk 1) menghasilkan perangkat penilaian keterampilan proses sains yang berkualitas berdasarkan validitas butir soal keterampilan proses sains dilihat dari korelasi butir-total, daya pembeda, dan tingkat kesukaran 2) mengukur reliabilitas perangkat butir soal yang dikembangkan. Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Bahan yang dikaji dan dikembangkan adalah keterampilan proses sains (KPS) yang dapat dibuatkan tes tulis pada materi-materi ajar IPA II di program Strata 1 (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pada bagian pengembangan perangkat penilaian, subjeknya adalah perangkat soal keterampilan proses sains yang telah dibuat. Sedangkan, objek penelitiannya adalah kualitas perangkat tes tersebut, yang mencakup validitas dan reliabilitas. Validitas perangkat tes dilihat dari korelasi butir-total, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Analisis data dilakukan secara statistik untuk korelasi butirtotal dan keparalelan tes dengan korelasi product moment, daya pembeda dengan indeks diskriminasi, tingkat kesukaran dengan indeks kesukaran, reliabilitas dengan rumus Alpha, dan pandangan mahasiswa dengan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan perangkat soal KPS untuk materi Konsep Dasar IPA II, yang terdiri dari 30 butir soal pada paket A dan B. Hasil analisis paket A menghasilkan indeks korelasi antar butir 0,14 sampai dengan 0,75 (r tabel = 0,13). Validitas berdasarkan daya pembeda, paket A memiliki daya pembeda dengan indeks diskriminasi berkisar dari 0,22 sampai Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 157
Volume 2 Tahun 2009
0,85. Validitas berdasarkan tingkat kesukaran mendapatkan indeks kesukaran masing-masing butir soal berkisar antara 0,21 hingga 0,74. Hasil analisis paket B menghasilkan validitas berdasarkan korelasi butir-total dengan rentangan indeks korelasi 0,19 hingga 0,57. Paket B memiliki indeks diskriminasi berkisar dari 0,22 sampai 0,82 dan indeks kesukaran berkisar antara 0.20 hingga 0.71. Perangkat soal KPS paket A dan B yang dikembangkan dinyatakan bersifat reliabel dengan indeks 0,84 untuk paket A dan 0,85 untuk paket B. Atas dasar itu, perangkat soal KPS yang dikembangkan tergolong cukup baik sehingga diperoleh 24 butir soal pada paket A dan 21 butir soal pada paket B.
ABSTRAK [02] PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HEURISTIK VEE TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SMP DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN Oleh : I Made Citra Wibawa, 2009 (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.) Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Heuristik Vee terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini menggunakan rancangan The PosttestOnly Control Group Design dengan melibatkan sampel sebanyak 74 siswa SMP Negeri 1 Marga. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan berpikir divergen dan tes prestasi belajar IPA. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovariansi. Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 158
Volume 2 Tahun 2009
Hasil analisis data adalah sebagai berikut. Pertama, penerapan model pembelaran Heuristik Vee berpengaruh positif terhadap prestasi belajar IPA, dalam arti bahwa penerapan model pembelajaran Heuristik Vee dalam pembelajaran IPA menyebabkan prestasi belajar IPA yang lebih tinggi pada kelompok siswa yang proses pembelajarannya menerapkan model pembelajaran Heuristik Vee dibandingkan dengan prestasi belajar IPA pada kelompok siswa yang proses pembelajarannya menerapkan model pembelajaran konvensional (t hitung sebesar 9,67 pada α = 0,05). Kedua, penerapan model pembelajaran Heuristik Vee tetap berpengaruh positif terhadap prestasi belajar IPA walaupun telah diadakan pengendalian terhadap kemampuan berpikir divergen siswa (F hitung sebesar 14,83 pada α = 0,05). Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa model pembelajaran Heuristik Vee dapat meningkatkan prestasi belajar IPA Siswa SMP Negeri 1 Marga, baik dengan pengendalian kemampuan berpikir divergen siswa maupun tanpa pengendalian berpikir divergen siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini dianjurkan pada para guru IPA untuk menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee pada materi-materi IPA yang sesuai.
A B S T R A K [03] STUDI EVALUASI KESIAPAN PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA SINGARAJA Oleh : I Dewa Nyoman Wardana, 2009 (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Wayan Koyan, M. Pd.) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kesiapan pelaksanaan akreditasi sekolah dasar negeri di kota Singaraja ditinjau dari segi konteks, yang meliputi kemampuan kognitif, Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 159
Volume 2 Tahun 2009
kemampuan afektif, peran serta masyarakat dan komite, serta visi, misi dan sasaran sekolah, (2) kesiapan pelaksanaan akreditasi sekolah dasar negeri di kota Singaraja ditinjau dari segi input, yang meliputi manajemen sekolah, sarana prasarana, lingkungan dan kultur sekolah, (3) kesiapan pelaksanaan akreditasi sekolah dasar negeri di kota Singaraja ditinjau dari segi proses, yang meliputi organisasi/kelembagaan, ketenagaan guru, kurikulum, proses pembelajaran, kesiswaan, dan (4) kendala-kendala yang ditemukan di sekolah dasar negeri di kota Singaraja dalam melaksanakan akreditasi sekolah. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi dengan mengadopsi model evaluasi CIPP, melalui analisis kuadran model Glickman. Variabel konteks diukur dengan instrumen berupa kuesioner konteks, variabel input diukur dengan instrumen berupa kuesioner input, dan variabel proses diukur dengan instrumen berupa kuesioner proses. Sekolah yang dijadikan objek penelitian adalah sekolah-sekolah dasar negeri yang akan diakreditasi di kota Singaraja sebanyak 15 sekolah dengan jumlah responden adalah 179 orang terdiri dari guru, kepala sekolah dan komite sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dasar negeri di kota Singaraja ditinjau dari segi konteks, input, proses, siap melaksanakan akreditasi sekolah, dan (2) Kendala-kendala yang ditemukan di sekolah dasar negeri di kota Singaraja dalam melaksanakan akreditasi sekolah antara lain: masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru, kepala sekolah dan komite mengenai akreditasi sekolah, masih ada guru, kepala sekolah dan komite yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah, terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah, masih rendahnya komitmen, pengelolaan pembelajaran belum optimal, dan lingkungan sekolah masih ada yang kurang mendukung . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dasar negeri di kota Singaraja siap melaksanakan akreditasi sekolah ditinjau dari segi konteks, input, maupun proses.
Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 160
Volume 2 Tahun 2009
ABSTRAK [04] PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 3 KEDIRI TABANAN Oleh : I Made Warnata, 2009 (Pembimbing : Prof. Dr Nyoman Dantes, Dr. Nyoman Tika, M.Si.)
Penelitian ini adalah sebuah eksperimen dengan desain posttest only control group dan menggunakan rancangan analisis factorial 2 X 2. Tujuan penelitian ini mengungkap pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari gaya berpikir peserta didik pada SMP Negeri 3 Kediri Tabanan tahun pelajaran 2008-2009. Penelitian ini melibatkan 80 peserta didik sebagai sampel, pengambilan jumlah sampel berdasarkan tabel Krejcie dan Nomogram Harry King yang mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling. Sampling tahap pertama dilakukan secara random dengan teknik undian untuk memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampling tahap kedua dilakukan secara random untuk mendapatkan jumlah sampel yang sama setiap selnya. Uji kesetaraan kelompok dilakukan dengan uji t, dengan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok. Analisis deskriptif terhadap data penelitian menunjukan rerata yang dicapai, pada kelompok eksperimen dengan gaya berpikir divergen 19,1, gaya berpikir konvergen 16,3, pada kelompok konvensional dengan gaya berpikir divergen 13,6, gaya berpikir konvergen 17,9. Data keterampilan proses sains dikumpulkan dengan menggunakan tes unjuk kerja dengan penilaian keterampilan proses. .Data mengenai gaya berpikir dikumpulkan Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 161
Volume 2 Tahun 2009
dengan menggunakan tes gaya berpikir yang telah distandarisasi. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANAVA dua jalur dan uji Tukey. Hasil analisis varians menunjukkan adanya pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan gaya berpikir terhadap keterampilan proses sains.Lebih jauh uji Tukey menunjukkan, bahwa keterampilan proses sains yang dicapai peserta didik berbeda secara signifikan, yaitu antara kelompok yang belajar model inkuiri terbimbing dengan kelompok yang belajar dengan model konvensional. Berdasarkan temuan di atas dsimpulkan, bahwa model pembelajaran dan gaya berpikir berpengaruh terhadap keterampilan proses sains peserta didik. Untuk gaya berpikir divergen model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih unggul daripada model pembelajaran konvensional. Adanya pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan gaya berpikir terhadap keterampilan proses sains Hasil penelitian ini juga mengimplikasikan, bahwa dalam pembelajaran sains model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diterapkan untuk peserta didik SMP.
Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 162
Volume 2 Tahun 2009
ABSTRAK [05] PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BERORIENTASI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VI SD (Studi Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SD N 3 Sambirenteng Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng) Oleh : Nyoman Arbawa, 2009 (Pembimbing : Prof.Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd., Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.Pd.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1 ) Tingkat keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media model berorientasi lingkungan pada siswa kelas VI SD Nomor 3 Sambirenteng tahun pelajaran 2008/2009, 2) Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media model berorientasi lingkungan pada siswa kelas VI SD Nomor 3 Sambirenteng tahun pelajaran 2008/2009. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI semester II Sekolah Dasar No 3 Sambirenteng yang jumlahnya 29 orang. Penelitian Tindakan Kelas ini di rancang dalam bentuk siklus, mulai siklus I, siklus II dan siklus III. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah metode observasi untuk keaktifan belajar dan metode tes untuk menentukan hasil belajar. Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data yang didapatkan bahwa keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media model berorientasi lingkungan pada penelitian siklus I berada pada Tingkat 78% yang tergolong cukup aktif, pada siklus II berada pada Tingkat 80 % yang tergolong aktif dan penelitian siklus III berada pada Tingkat 82% yang tergolong aktif. Rata- rata keaktifan belajar siklus I, siklus II, dan siklus III Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 163
Volume 2 Tahun 2009
adalah 80% yang tergolong aktif. Demikian pula tingkat hasil belajar siswa pada penelitian siklus I berada pada tingkat 79% yang tergolong cukup baik, pada siklus II berada pada tingkat 80,5% yang tergolong baik, dan siklus III berada pada Tingkat 81% yang tergolong baik. Kalau dilihat dari rata-rata prosentase hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II dan siklus III berada pada Tingkat 80,20% yang tergolong baik. Berdasarkan hasil tersebut maka penggunaan media model berorientasi lingkungan sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian disarankan antara lain : 1) Kepada para guru agar lebih banyak mengupayakan media belajar yang lebih konkrit seperti media model yang berasal dari lingkungan siswa itu sendiri dalam pembelajaran; 2) Kepada Kepala Sekolah agar memberikan perhatian, kesempatan serta bantuan moral maupun material untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efesien.
ABSTRAK [06] PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 SINGARAJA Oleh : Margunayasa, I G, 2009 (Pembimbing : Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si., Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd.) Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 2 Singaraja tahun pelajaran 2008/2009. Eksperimen menggunakan pengukuran dua faktor dengan versi faktorial posttest only non-equivalent control group design. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Data pertama dikumpulkan Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 164
Volume 2 Tahun 2009
dengan tes pemahaman konsep dan data kedua dikumpulkan dengan tes kemampuan berpikir kritis. Tes pemahaman konsep berbentuk pilihan ganda diperluas terdiri dari 20 butir dengan indeks validitas butir berkisar dari r = 0,27 s.d r = 0,71 dan indek reliabilitas alpha Cronbach = 0,88. Tes kemampuan berpikir kritis berbentuk esai terdiri dari 15 butir dengan validitas butir berkisar dari r = 0,24 s.d. r = 0,71 dan indek reliabilitas alpha Cronbach = 0,79. Data dianalisis secara deksriptif dan dengan menggunakan MANOVA faktorial 2×2. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil-hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep antara kelompok model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok model pembelajaran pemecahan masalah (F = 5,13; p<0,05). Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep antara kelompok gaya kognitif field independent dan kelompok gaya kognitif field dependent (F = 23,43; p<0,05). Ketiga, dalam pencapaian pemahaman konsep, model pembelajaran dan gaya kognitif berinteraksi secara signifikan (F = 6,11; p<0,05). Keempat, terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara kelompok model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok model pembelajaran pemecahan masalah (F = 12,75; p<0,05). Kelima, terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara kelompok gaya kognitif field independent dan kelompok gaya kognitif field dependent (F = 44,94; p<0,05). Keenam, dalam pencapaian kemampuan berpikir kritis, model pembelajaran dan gaya kognitif tidak berinteraksi secara signifikan (F = 0,06; p>0,05). Berdasarkan temuan-temuan penelitian ini, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. (1) Dalam pengemasan pembelajaran IPA untuk pencapaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis, model pembelajaran berbasis masalah dapat diimplementasikan khususnya dalam pokok bahasan tekanan, usaha energi, dan pesawat sederhana. (2) Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan agar meneliti keefektifan berbagai model pembelajaran Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 165
Volume 2 Tahun 2009
inovatif lainnya seperti model inquiry training, model pembelajaran perubahan konseptual, model group investigation, dan lain-lain.
ABSTRAK [07] PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS PROJEK (PROJECT BASED-COOPERATIVE LEARNING) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Oleh : I Gusti Ayu Tri Agustiana, 2009 (Pembimbing : Dr. I Nyoman Tika, M.Si, Dr. A.A.Istri Ngurah Marhaeni, M.A) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif berbasis projek terhadap hasil belajar IPA SD. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SD Negeri Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan Buleleng. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang ada di SD Negeri Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2008/2009. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimental semu (quasi) dengan pola dasar “The Posttest-Only Control Group Design (Truckman, 1999:172). Kelas yang digunakan sebagai sampel ditentukan dengan teknik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif berbasis projek yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan model konvensional yang dikenakan pada kelompok kontrol. Sebagai variabel terikat adalah minat dan hasil belajar IPA. Data minat siswa dikumpulkan dengan kuesioner minat terhadap pelajaran IPA dan data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar IPA. Data yang Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 166
Volume 2 Tahun 2009
telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis Multivariate Analysis Variance (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) secara keseluruhan, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran KBP dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (Fh = 6,549 > Ft(2:86(0,05) = 3,245). Hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran KBP lebih tinggi dari pada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) Minat siswa pada pelajaran IPA yang diajarkan dengan model pembelajaran KBP menunjukkan harga mutlak ∆µ = 29,479 dengan simpangan baku 5,701 dan angka signifikansi < 0,05, LSD = 8,35. Angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan ∆µ lebih besar dari LSD, berarti minat siswa pada pelajaran IPA siswa yang diajar dengan model pembelajaran KBP secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan model Pembelajaran Konvensional Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif berbasis projek mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap minat dan hasil belajar IPA. Selanjutnya disarankan kepada guru IPA SD untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis projek sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA di SD.
Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 167
Volume 2 Tahun 2009
ABSTRAK [08] PENGARUH MODEL KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SMP NEGERI 4 PUPUAN Oleh : Arsa, I K. G., 2009 (Pembimbing: Prof.Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., Prof.Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd.) Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui secara bersama-sama perbedaan hasil belajar PKn dan sikap sosial antara kelompok siswa yang belajar dengan model kooperatif STAD dan kelompok siswa yang belajar dengan model konvensional, (2) mengetahui perbedaan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang belajar dengan model kooperatif STAD dan kelompok siswa yang belajar menggunakan model konvensional, dan (3) mengetahui perbedaan sikap sosial antara kelompok siswa yang belajar dengan model kooperatif STAD dan kelompok siswa yang belajar menggunakan model konvensional. Untuk mencapai tujuan itu, dilakukan penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 4 Pupuan tahun pelajaran 2008/2009. Eksperimen menggunakan pengukuran non-equivalent posttest control group design. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: (1) skor-skor pasca hasil belajar, dan (2) skorskor pasca sikap sosial. Data pertama dikumpulkan dengan tes hasil belajar dan data kedua dikumpulkan dengan kuisioner sikap sosial. Tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda terdiri dari 35 butir dengan indeks validitas butir berkisar dari r = 0,172 s.d r = 0,586 dan indek reliabilitas KR-21 = 0,836. Kuisioner sikap sosial terdiri dari 40 butir dengan validitas butir berkisar dari r = 0,208 s.d. r = 0,732 dan indek reliabilitas alpha Cronbach = 0,911. Data dianalisis secara deskriptif dan dengan menggunakan MANOVA. Semua pengujian Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 168
Volume 2 Tahun 2009
hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 dan dengan menggunakan bantuan program SPSS 10.0 PC for Windows. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil-hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, secara bersama-sama terdapat perbedaan hasil belajar PKn dan sikap sosial antara kelompok siswa yang belajar dengan model kooperatif STAD dan model konvensional (F=27,237;p<0,05). Kedua, terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara model kooperatif STAD dan model konvensional (F=52,526; p<0,05). Rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok model kooperatif STAD lebih tinggi dari pada kelompok model konvensional ( = 5,172; SD = 0,714; p<0,05). Ketiga, terdapat perbedaan sikap sosial yang signifikan antara model kooperatif STAD dan model konvensional (F = 7,445; p<0,05). Rata-rata sikap sosial siswa pada kelompok model kooperatif STAD lebih tinggi dari pada kelompok model konvensional ( = 7,828; SD = 2,869; p<0,05). Berdasarkan temuan-temuan penelitian ini, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. (1) Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan meningkatkan sikap sosial siswa. (2) Untuk meneliti keefektifan proses model pembelajaran kooperatif STAD dalam pencapaian kriteria keberhasilan belajar, dianjurkan agar dilakukan melalui penelitian tindakan kelas secara efektif.
Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 169
Volume 2 Tahun 2009
ABSTRAK [09] PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF BERBANTUAN TEKNIK KWL (Studi Pembelajaran di Sekolah Dasar) Oleh : I Nyoman Sudirman, 2009 Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd.) Penelitian ini merupakan suatu studi pembelajaran di sekolah dasar yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif berbantuan teknik KWL. Paradigma penggunaan model ini dalam pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai respon terhadap gejala melemahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran pendidikan IPS khususnya dalam upaya mempersiapkan secara dini siswa menjadi manusia yang berkualitas dan warga negara yang baik. Disamping itu, penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab krisis pembelajaran pendidikan IPS yang disebabkan oleh kurangnya penelitianpenelitian yang mengacu pada penggunaan model-model pembelajaran yang melibatkan tenaga pendidik secara langsung sebagai patner kerja dalam rangka menambah wawasan dan kemampuan mereka dalam melaksanakan profesinya sebagai tenaga pendidik. Penelitian ini dilakukan pada SD Negeri 4 Kaliuntu Singaraja dengan melibatkan guru mitra secara langsung dalam iklim kerjasama yang kolaboratif. Penelitian ini dilakukan dalam dimensi penelitian tindakan yang dilakukan secara daur ulang sebanyak tiga siklus. Penelitian ini berhasil mengungkap temuan penggunaan model pembelajaran kooperatif berbantuan teknik KWL bahwa terjadinya peningkatan hasil prestasi IPS dilihat dari perbandingan nilai rata-rata pre-tes dan post-tes yang diperoleh oleh siswa pada masing-masing siklus pembelajaran yang dilaksanakan. Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 170
Volume 2 Tahun 2009
Simpulan penelitian ini bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif berbantuan teknik KWL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan temuan penelitian, direkomendasikan agar model pembelajaran kooperatif berbantuan teknik KWL perlu terus ditingkatkan sosialisasi dan penggunaannya dalam pembelajaran di sekolah dasar sebagai upaya menunjang peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPS, sehingga mampu melahirkan warga negara yang mempunyai kemampuan, sikap, dan keterampilan sosial yang memadai dalam melakoni kehidupan bermasyarakat. Secara rinci penelitian ini merumuskan beberapa kesimpulan khusus dan rekomendasi aplikatif sebagai sumbangan bagi penggunaan penelitian sejenis selanjutnya.
ABSTRAK [10] MENGINTEGRASIKAN MATERI DAN TEKNIK PEMBELAJARAN IPS YANG BERORIENTASI KEARIFAN LOKAL BALI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Wayan Arjana, 2009 (Pembimibing : Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd, Dr. A.A. Istri Ngurah Marhaeni, MA) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ranah kearifan lokal Bali yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPS, untuk memperoleh pengetahuan tentang langkah-langkah pengintegrasian materi dan teknik pembelajaran IPS yang berorientasi kearifan lokal Bali dan untuk mengetahui efektivitas Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 171
Volume 2 Tahun 2009
pengintegrasian materi dan teknik pembelajaran IPS berorientasi kearifan lokal Bali dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Jinengdalem Tahun Pelajaran 2008/2009 dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester kedua dengan Standar Kompetensi (SK) : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini melibatkan kerja kolaborasi antara guru kelas V dengan teman sejawat, dan melibatkan partisipasi siswa kelas V yang berjumlah 29 orang. Hasil yang diperoleh dari dua kali siklus penelitian adalah sebagai berikut : (1) Aktivitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terjadi peningkatan aktivitas sebesar 22 %. Hal ini diperoleh dari pelaksanaan Siklus I nilai reratanya sebesar 57, sedangkan pada pelaksanaan Siklus II diperoleh nilai rerata sebesar 79, (2) Penguasaan konsep-konsep kearifan lokal Bali terjadi peningkatan sebesar 23 %. Angka ini didapatkan dari pelaksanaan Siklus I diperoleh nilai rerata sebesar 52, dan pelaksanaan Siklus II diperoleh nilai rerata sebesar 77, dan (3) Efektivitas pengintegrasian materi dan teknik pembelajaran yang berorientasi kearifan lokal Bali terjadi peningkatan sebasar 15,09 %, yang diperoleh dari selisih pelaksanaan Siklus I diperoleh nilai rerata sebesar 60,34, sedangkan pada Siklus II diperoleh rerata sebesar 75,43, dan (4) penilaian oleh siswa terhadap sepuluh aspek kemampuan guru dalam menyajikan materi tentang pengintegrasian materi dan teknik pembelajaran IPS yang berorientasi kearifan lokal Bali diperoleh nilai rerata sebesar 90,70 %. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama dua kali siklus di atas direkomendasikan kepada pengembang pendidikan di Indonesia bahwa model pengintegrasian materi dan teknik pembelajaran IPS yang berorientasi kearifan lokal Bali merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang perlu dikembangkan terutama bagi guru dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah, terutama pada jenjang Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 172
Volume 2 Tahun 2009
pendidikan sekolah dasar. Karena hal ini sejalan dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sedang diberlakukan di Indonesia saat ini.
Abstrak Pendidikan Dasar_______________________________ 173