Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo 4104.100.024 Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng
Latar Belakang y CuNiFe merupakan material yang banyak diaplikaskan
dalam dunia maritim sebagai bahan yang baik ketahanannya terhadap korosi air laut,sebagaimana penggunaannnya contoh: pada saluran bilga, saluran hidrant, saluran sanitari. y Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh heat input pengelasan terhadap hasil las material pipa CuNiFe y Di karenakan WPS untuk material yang maksud belum tersedia sehingga menggugah penulis untuk menganalisa hasil dari klasifikasi standar kerja lapangan yang sering di gunakan.
Hipotesa Awal y Temperatur pengelasan dan perlakuan material saat
pengelasan memungkinkan untuk terjadinya deformasi pada hasil pengelasan pipe CuNiFe. y Oleh karena itu diperlukan analisa lebih lanjut mengenai
heat input serta kecepatan pengelasan yang akan dipakai dalam proses yang disesuaikan dengan standar kerja dilapangan.
Perumusan Masalah y Heat Input yang optimum untuk pengelasan pipa CuNiFe
dengan sample tebal 2 mm? y Deformasi yang terjadi sebelum dan setelah pengelasan? y Analisa perbandingan terhadap daerah las menggunakan Radiography Test
Batasan Masalah y Hanya untuk material pipa CuNiFe dengan tebal = 2 mm y Elektroda yang di gunakan Din 1733: CuNi10Fe y Mengacu pada standar kerja pengelasan dilapangan y Analisa material menggunakan Gamma‐Ray y Analisa deformasi yang terjadi sebelum dan pasca
pengelasan y Analisa tidak mencakup pembebanan saat pemotongan
Metodologi Penelitian Mulai WPS tidak tersedia
Identifikasi Masalah
Penentuan Material Uji Pipa CuNiFe
Studi Literatur Proses Pengelasan Pengelasan berdasar pada Standar Kerja Lapangan Milik PT.PAL INDONESIA (Persero)
Pembersihan Permukaan
Pengujian Hasil Pengelasan
Deformasi Tes
Radiografi Tes
Pengolahan Hasil Uji
Peninjauan Kembali terhadap Standar Kerja yang digunakan
Analisa Kesimpulan
GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) y Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding) atau Gas Tungsten Arc Welding
(GTAW) adalah termasuk proses las listrik yang menggunakan Inert gas sebagai pelindung daerah las terhadap pengaruh udara luar.
y Untuk pengelasan‐pengelasan yang membutuhkan bahan penambah
(filler metal) yang ditambahkan pada daerah las dan bersama‐sama mencair dengan benda kerja.
Pemilihan Kuat Arus y Untuk pemilihan kuat arus sesuai dengan kondisi lapangan
yang menyatakan bahwa untuk percobaan ini belum tersedianya WPS sehingga diharapkan mengacu pada Standar Kerja Lapangan milik PT.PAL Indonesia (Persero)
y Dari Standar Kerja diambil range kuat arus, tegangan
mesin las, dan aliran gas yang disesuaikan dengan material yang digunakan sesuai dengan skenario percobaan.
Parameter pengelasan Joint y Joint design y Backing yes/no y Backing material Base material y Spesification y Plate thickness y Type grade y Plate thickness range y Pipe outside dia range y Preheat temp y Interpase temp y PWHT Position y Position y Welding progression y Current type Filler metal y Clasification y Wire size y Consumable insert
: none : none : none : DIN 1733: CuNiFe 10Fe : 2 mm : ∼ : ~ mm : ∼ : none : 40 ∼ 650 C : none : 5 G (datar) : see join detail : ∼ DC+ ( TIG) : CuNi10Fe A389 : ∅ 1.2 mm : ∼
Parameter pengelasan Technique y String/weave y Single/multipass y Single/multi elect y Interpass cleaning y Back cleaning Gas y Shielding gas y Flow rate y Flux
Run 1 2 3
Proce ss TIG TIG TIG
Size of Filler Metal 1.2 mm 1.2 mm 1.2 mm
: weaving : multipass : multi electric : brushing : grinding + brushing : argon (HP) : 10 lt/ menit : ∼
Current A 50 ~ 100 50 ~ 100 50 ~ 100
Voltage V 15 ~ 25 15 ~ 25 15 ~ 25
Type of Current Polarity DC + DC + DC +
Travel Speed mm/mnt 10 ~ 35 10 ~ 35 10 ~ 35
Heat Input kJ/mm 0,45 ~ 0,995 0,45 ~ 0,995 0,45 ~ 0,995
Hasil Pengelasan Material : CuNi10Fe Dimensi : 150 x 150 x 2 Diameter 3 inch Welder : Sutoro (103.831.026) (PT. PAL KAPRANG) Gas : Argon High Purity
Layer 1
Layer 1
Layer 1
Ampere 50
Ampere 75
Ampere 100
Voltage 25
Voltage 25
Voltage 25
Time (sec) 400,2
L (mm) 76
Speed (mm/min) 315,94
Heat Input (Kj/mm) 0.497
Time (sec) 276
L (mm) 76
Speed (mm/min) 217,89
Heat Input (Kj/mm) 0.746
Time (sec) 140,4
L (mm) 76
Speed (mm/min) 110,52
Heat Input (Kj/mm) 0.995
Metodologi Penelitian I y Pengelasan Pipa CuNiFe dengan 3 percobaan yang masing‐masing
specimentnya berukuran 150 x 150 mm yang disambung dengan pengelasan TIG menggunakan kuat arus yang berbeda dengan ketebalan pipa 2 mm, D = 3 inch, menggunakan teknik pengelasan yang berdasar pada standar kerja lapangan
Standar Kerja Lapangan
Metodologi Penelitian I Pengelasan (Mesin Las, Elektroda, Torch las, Gerinda, Thermo Couple, Rotari amplas)
Metodologi Penelitian II Deformasi Test (Dial Gauge, Jangka sorong, Meja Perata, Magnet pengikat)
Metodologi Penelitian III Radiografi Test (Film dan cassete, source, IQI wire, surveymeter,local spot, crank cable, marker)
Kesimpulan
(Deformasi)
y Dari analisa dan pengamatan deformasi diperoleh bahwa terjadi
deformasi sudut dan memanjang pada ketiga specimen dengan bentuk permukaan cembung. y Dari angka deformasi maksimal pada specimen A terjadi distorsi sampai 3.370 mm, pada specimen B sebesar 3.799 mm dan specimen C sebesar 4.399 mm untuk pengamatan sisi transversal pipa. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan bentuk dan ukuran saat pengelasan pada ketiga specimen, serta kecenderungan posisi pada saat pemotongan pipa (beban yang diterima pipa oleh alat pemotong).
Kesimpulan
(Radiografi)
y Dari pengujian radiography : Didapatkan bahwa terjadi porosity yaitu
pada specimen A (heat input 0,49 Kj/mm) sepanjang 3 mm daerah baca akibat travel speed yang terlalu lambat sehingga mengikat atom‐ atom hydrogen bersama dengan udara. Namun pada specimen B (heat input 0,74 Kj/mm) tidak terdapat cacat, sedangkan pada specimen C (heat input 0,99 Kj/mm) terdapat porosity sepanjang 0,5 mm. Kondisi pada speciemen C ini disebabkan kurang optimalnya melting proses selama pengelasan akibat pengelasan travel speed yang terlalu cepat.
Saran y Membuat WPS terhadap material CuNiFe ini. y Melakukan pengelasan sesuai dengan ketentuan dalam WPS. y Menggunakan heat input sesuai WPS dengan tetap memperhatikan
kebersihan daerah lasan sebelum dilas dan memperhatikan pelat penahan untuk menghindari deformasi y Menggunakan travel speed sesuai WPS untuk menghindari cacat incomplete penetration, dan porosity serta deformasi. y Pekerjaan pengelasan sebaiknya dilakukan oleh welder yang memiliki WPQT (Welder Performance & Qualification Test). WPQT.
Terima kasih