LEMBAR PENGESAHAN JURNAL ILMIAH PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI IKATAN KIMIA HASIL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) ANTARA YANG MENGGUNAKAN MEDIA CHEMISTRY BOARD DENGAN MEDIA KARTU PADA SISWA KELAS X SMAN 1 PRAYA BARAT DAYA
OLEH: SITI HALIMAH E1M 011 037 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi I,
Dosen Pembimbing Skripsi II,
(Mukhtar Haris, S.Pd.,M.Si) NIP.19670927 200003 1001
(Eka Junaidi, S.Si.,M.Si) NIP. 19780607 200501 1 001
1
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI IKATAN KIMIA HASIL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) ANTARA YANG MENGGUNAKAN MEDIA CHEMISTRY BOARD DENGAN MEDIA KARTU PADA SISWA KELAS X SMAN 1 PRAYA BARAT DAYA Siti Halimah1, Mukhtar Haris2, Eka Junaidi2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, Universitas Mataram 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, Universitas Mataram Email:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan prestasi belajar kimia materi ikatan kimia hasil pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) antara yang menggunakan media Chemistry Board dengan media kartu pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya yang terdiri atas tiga kelas, yaitu kelas X 1, X2, dan X3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak. Kelas X2 terpilih sebagai kelas eksperimen 1 yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT dengan media Chemistry Board dan kelas X3 terpilih sebagai kelas eksperimen 2 yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT dengan media kartu. Data prestasi belajar dikumpulkan dari hasil posttest setelah siswa memperoleh materi pelajaran ikatan kimia. Hasil posttest menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen 1 diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,94 dengan persentase ketuntasan 40%, sedangkan pada kelas eksperimen 2 diperoleh nilai rata-rata sebesar 64,14 dengan persentase ketuntasan 41,38%. Dari hasil uji normalitas diperoleh χ2hitung (2,66 untuk kelas eksperimen 1 dan 3,06 untuk kelas eksperimen 2) < χ2tabel (11,07) yang berarti bahwa data pada kedua kelas terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji varians homogenitas diperoleh Fhitung (1,08) < Ftabel (1,90) yang berarti bahwa kedua kelas ini memiliki varians data yang homogen. Kemudian dilakukan uji hipotesis parametris uji beda (uji-t) diperoleh thitung (0,038) lebih kecil daripada ttabel (2,021) pada taraf signifikan 5% sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia materi ikatan kimia hasil pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Turnament) antara yang menggunakan media Chemistry Board dengan media kartu pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya. Kata-Kata Kunci: TGT, Chemistry Board, Kartu, Ikatan Kimia. COMPARISON OF LEARNING ACHIEVEMENT OF CHEMICAL MATERIAL CHEMICAL BONDS COOPERATIVE LEARNING OUTCOMES TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BETWEEN THE USE OF MEDIA CHEMISTRY BOARD WITH MEDIA CARDS IN CLASS X OF SMAN 1 PRAYA BARAT DAYA Abstract: This study aimed to compare the learning achievement of chemical material chemical bonds cooperative learning outcomes TGT (Teams Games Tournament) between the use of media Chemistry Board with media cards in class X of
2
SMAN 1 Praya Barat Daya. The research design is quasi-experimental design. The population in this study were all students of class X of SMAN 1 Praya Southwestern consisting of three classes, X1, X2, and X3. The sampling technique in this study is simple random sampling, the sampling is done randomly. X 2 class was chosen as an experimental class 1 are taught using cooperative learning model with media TGT Board Chemistry and class X3 was selected as experimental class 2 are taught using cooperative learning model TGT with the media card. Learning achievement data collected from the posttest after students acquire the subject matter of chemical bonds. Posttest results showed that the experimental class 1 values obtained an average of 63.94 with the percentage of completeness 40%, while the experimental class 2 values obtained an average of 64.14 with the percentage of 41.38% completeness. From the normality test results obtained χ2hitung (2.66 to 1 and 3.06 experimental class for experimental class 2) < χ2tabel (11.07) which means that the data in both classes normally distributed. Furthermore, the homogeneity of variance test was obtained Fhitung (1.08) < Ftable (1.90) which means that these two classes have variances homogeneous data. Then test the hypothesis parametric different test (t-test) obtained t (0.038) is smaller than t table (2,021) at the significant level of 5% so that Ho accepted and Ha rejected, ie there is no significant difference of learning achievement chemical material chemical bonds learning outcomes cooperative TGT (Teams Games Tournament) between the use of media Chemistry Board with media cards in class X of SMAN 1 Praya Barat Daya. Keywords: TGT, Chemistry Board, Card, Chemical Bonds.
I.
PENDAHULUAN Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan ditingkat SMA. Sebagian siswa SMAN 1 Praya Barat Daya menganggap bahwa mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang sulit, tidak menarik, menjenuhkan dan masih banyak sekali pemikiran buruk yang tertanam dalam benak siswa sehingga ketertarikan mereka kurang. Kurangnya minat dan motivasi siswa saat pembelajaran di kelas dapat berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru kimia di SMAN 1 Praya Barat Daya diperoleh informasi bahwa prestasi belajar kimia masih tergolong rendah karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 72. Rendahnya ketuntasan kelas dan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Ketuntasan dan nilai rata-rata ulangan harian materi sistem periodik unsur pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya Tahun Pelajaran 2015/2016. Kelas Ketuntasan Rata-rata X1 13,79% 62,57 X2 3,23% 57,77 X3 6,67% 57,67
3
Kenyataan di atas kemungkinan disebabkan oleh kemampuan awal siswa yang cenderung rendah dan metode pengajaran yang dilakukan masih monoton. Kebanyakan siswa mengalami kebosanan dikarenakan model pengajaran yang berpusat pada guru, kurang melibatkan siswa secara langsung sehingga kurangnya sikap perhatian siswa tersebut berdampak terhadap prestasi belajar yang secara umum kurang memuaskan[1]. Prestasi belajar kimia yang rendah dapat ditingkatkan apabila minat dan motivasi siswa dalam belajar kimia bertambah. Karena ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar. Siswa yang memiliki minat akan terus tekun ketika belajar. Tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam belajar tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa [2]. Minat dan motivasi belajar siswa dapat dirangsang dengan model dan media pembelajaran yang cocok. Salah satu yang bisa dilakukan oleh guru kimia adalah menerapkan model pembelajaran yang mengandung unsur permainan yaitu model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament). Pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya[3].
Kooperatif TGT merupakan model pembelajaran yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan [4]. Adapun langkah-langkah pembelajaran model TGT yaitu: persentasi di kelas, kerja tim, game, turnamen, dan rekognisi tim[5]. Dalam penerapannya pembelajaran kooperatif TGT tidak terlepas dari media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Chemistry Board dan media kartu. Media Chemistry Board merupakan permainan yang telah diadaptasi dari permainan sehari-hari yakni modifikasi permainan ular tangga dan permainan monopoli[6]. Media ini berupa papan permainan yang berisi area-area dengan nilai poin berbeda di setiap kolom. Papan permainan ini dilengkapi dengan kartu poin yang berisi pertanyaan yang dapat menarik minat dan siswa dapat mudah memahami materi ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan ilmu yang mempelajari cara unsur-unsur bergabung membentuk senyawa. Materi ikatan kimia yang diajarkan mencakup kesetabilan unsur, ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Dengan adanya media ini diharapkan siswa akan lebih bersemangat di dalam kelas yang menambah minat dan motivasi belajar kimia sehingga prestasi belajar
4
kimia dapat meningkat sedangkan media kartu yang dimaksud adalah kartu indeks. Siswa diminta untuk mencocokan kartu pertanyaan dengan kartu jawabannya. Pencocokan kartu indeks ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Dengan demikian dapat menimbulkan motivasi dan minat siswa untuk belajar[7]. Dikarenakan media Chemistry Board dan media kartu masing-masing memiliki kelebihan maka peneliti akan membandingkan prestasi belajar kimia materi ikatan kimia hasil pembelajaran kooperatif TGT antara yang menggunakan media Chemistry Board dan media kartu pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya.
II.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah quasi eksperimental, karena sulitnya mengontrol valiabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen[8]. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok dengan memberikan perlakuan yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen 1 dilakukan pembelajaran kooperatif TGT dengan media Chemistry Board dan kelas eksperimen 2 dilakukan pembelajaran kooperatif TGT dengan media kartu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Praya Barat Daya, berjumlah 90 siswa yang terbagi dalam 3 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kelas eksperimen 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif TGT dengan media Chemistry Board dan dengan media kartu, sedangkan variabel terikatnya yaitu prestasi belajar kimia. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, data prestasi belajar dan angket. Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar kognitif menggunakan tes prestasi belajar (posttest). Instrumen yang akan digunakan sebelumnya diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya sebelum diberikan kepada kelas sampel. Dari 30 butir soal pilihan ganda yang diujicobakan pada 54 siswa yang telah mempelajari materi ikatan kimia, diperoleh 19 butir soal dinyatakan valid dengan reliabilitas soal tinggi (0,76). Instrumen pelaksanaan penelitian yaitu RPP dan silabus. Analisis data awal yang
5
diperoleh diawali dengan uji homogenitas sampel dan uji-t. Analisis data akhir pada penelitian ini untuk data hasil belajar menggunakan uji beda (uji-t).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Poin yang berhasil dikumpulkan oleh masing-masing kelompok setiap pertemuan utuk kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan 1.3. Tabel 1.2 Poin yang Diperoleh Masing-Masing Kelompok pada Permainan Chemistry Board Petemuan Pertemuan Pertemuan Kelompok Total poin I II III Kelompok 1 45 65 30 140 Kelompok 2 37,5 50 25 112.5 Kelompok 3 45 30 40 115 Kelompok 4 25 40 25 90 Kelompok 5 70 45 40 155
Tabel 1.3 Poin yang Diperoleh Masing-Masing Kelompok pada Permainan kartu Petemuan Pertemuan Pertemuan Kelompok Total poin I II III Kelompok 1 60 60 60 180 Kelompok 2 60 75 60 195 Kelompok 3 90 90 75 255 Kelompok 4 60 75 90 225 Kelompok 5 75 75 75 225 Hasil analisis data lembar observasi guru dan siswa di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 disajikan pada Tabel 1.4 dan 1.5.
6
No.
1.
2.
Tabel 1.4 Analisis Data Lembar Observasi Guru dan Siswa Kelas Eksperimen 1 Skor RataLembar Rata RataObserva Indikator Kriteria Pertemuan Ke- Rata si 1 2 3 a. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 3 3,5 3 3,17 Baik b. Antusias siswa mengikuti pelajaran 3 3 3 3 Baik c. Interaksi siswa dengan guru 3 3 2,5 2,83 Baik d. Aktivitas siswa dalam bermain Siswa 4 3 3,5 3,5 Sangat Baik Chemistry Board e. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan Baik 3 3 3 3 materi Nilai rata-rata total 3,1 Baik a. Pendahuluan proses pembelajaran 4 3 3 3,33 Sangat Baik b. Penyampaian materi 4 4 4 4 Sangat Baik c. Pengaturan kegiatan kelompok 4 4 4 4 Sangat Baik Guru d. Membimbing siswa dalam bermain 3,5 4 4 3,83 Sangat Baik Chemistry Board e. Menutup pembelajaran 3 3 4 3,33 Sangat Baik Nilai rata-rata total 3,7 Sangat Baik
Tabel 1.5 Analisis Data Lembar Observasi Guru dan Siswa Kelas Eksperimen 2 Skor Rata-Rata Lembar RataPertemuan KeNo. Indikator Kriteria Observasi Rata 1 2 3 a. Kesiapan siswa mengikuti Sangat Baik 3,5 3 3,5 3.33 pelajaran b. Antusias siswa mengikuti Sangat Baik 4 3 4 3.67 pelajaran c. Interaksi siswa dengan guru 4 3 4 3.67 Sangat Baik 1. Siswa d. Aktivitas siswa dalam bermain Sangat Baik 4 4 4 4 kartu e. Partisipasi siswa dalam Sangat Baik 4 4 3 3.67 menyimpulkan materi Nilai rata-rata total 3,7 Sangat baik a. Pendahuluan proses Sangat Baik 4 3,5 3 3.5 pembelajaran b. Penyampaian materi 4 4 4 4 Sangat Baik c. Pengaturan kegiatan kelompok 4 4 4 4 Sangat Baik 2. Guru d. Membimbing siswa dalam Sangat Baik 4 4 4 4 bermain kartu e. Menutup pembelajaran 3 4 3 3.33 Sangat Baik Nilai rata-rata total 3,8 Sangat Baik
7
Data hasil belajar kimia diperoleh dari nilai posttest kedua kelas sampel untuk mengetahui hasil dari perlakuan yang diterapkan oleh peneliti yang dapat dilihat pada Tabel 1.6. Tabel 1.6 Data Hasil Posttest Komponen Uji Kelas Eksperimen 1 Jumlah siswa 30 Jumlah siswa yang tuntas 12 Ketuntasan klasikal 40 % Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 21,1 Nilai rata-rata 63,94
Kelas Eksperimen 2 29 12 41,38 % 100 26,4 64,14
Pada penelitian ini digunakan rumus uji beda (uji-t) dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai thitung sebesar 0,036. Nilai ttabel yang diperoleh pada taraf signifikan 5% adalah 2,021, nilai thitung lebih kecil dari ttabel (2,17 > 1,658). Data hasil angket respon siswa terhadap penerapan media Chemistry Board pada kelas eksperimen 1 (X2) dan media kartu pada kelas eksperimen 2 (X3) dapat dilihat pada Tabel 1.7. Tabel 1.7 Data Hasil Angket Respon Siswa pada Kelas Eksperimen Komponen uji Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2 Skor Tertinggi 48 43 Skor Terendah 34 34 Rata-rata 42 39,2 Standar deviasi 3,5 1,9 Selanjutnya dilakukan klasifikasi skor motivasi belajar materi ikatan kimia siswa kelas eksperimen 1 (X2) dan eksperimen 2 (X3) SMAN 1 Praya Barat Daya yang dapat dilihat pada Tabel 1.8 dan Tabel 1.9.
No 1 2 3 4 5
Tabel 1.8 Klasifikasi Respon Penerapan MediaChemistry Board Materi Ikatan KimiaSiswa Kelas Eksperimen 1 (X2) SMAN 1 Praya Barat Daya Klasifikasi Interval F % Sangat Tinggi 42 < X ≤ 50 10 33,33 Tinggi 37 < X ≤ 42 19 63,33 Sedang 30 < X ≤ 37 1 3,33 Rendah 25 < X ≤ 30 0 Sangat Rendah 10 < X ≤ 25 0 Jumlah 30 100
8
Tabel 1.9 Klasifikasi Respon Penerapan Media kartu Kelas Eksperimen 2 (X3) SMAN 1 Praya Barat Daya No Klasifikasi Interval 1 Sangat Tinggi 40 < X ≤ 50 2 Tinggi 35 < X ≤ 40 3 Sedang 30 < X ≤ 35 4 Rendah 25 < X ≤ 30 5 Sangat Rendah 10 < X ≤ 25 Jumlah
Materi Ikatan Kimia Siswa F 4 24 1 29
% 13,79 82,76 3,45 0 0 100
2. Pembahasan Dari hasil uji beda (uji t) diperoleh nilai t hitung = 0,036 lebih kecil dibandingkan ttabel = 2,021 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia materi ikatan kimia hasil pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Turnament) antara yang menggunakan media Chemistry Board dengan media kartu pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya. Selain mengukur kemampuan kognitif siswa, dalam penelitian ini diukur juga ketercapaian pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk lembar observasi guru dan siswa. Berdasarkan analisis, pada kelas eksperimen 1 diperoleh skor akhir untuk observasi siswa yaitu 3,1 yang berada dalam kriteria baik dan untuk observasi guru yaitu 3,7 yang berada dalam kriteria sangat baik. Begitu juga pada kelas eksperimen 2 diperoleh skor akhir untuk observasi siswa dan guru masingmasing adalah 3,7 dan 3,8 yang berada dalam kriteria sangat baik. Hal ini menandakan bahwa kedua kelas sampel, baik guru maupun siswa sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sangat baik serta telah sesuai dengan indikator keterlaksanaannya. Setelah kedua kelas sampel mendapatkan perlakuannya masing-masing, pada akhir pertemuan untuk materi ikatan kimia dilakukan posttest untuk mengukur prestasi belajar yang dicapai siswa. Hasil posttest pada kelas eksperimen 1 (X2) diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,94 dan ketuntasan klasikal 40%, sedangkan pada kelas eksperimen 2 (X3) diperoleh nilai rata-rata sebesar 64,14 dan ketuntasan klasikal 41,38%.
9
Nilai rata-rata pada kedua kelas sampel belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) padahal pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas sampel tersebut sudah berada dalam kriteria yang baik dan sangat baik. Pada kelas eksperimen 1, jam pelajaran untuk mata pelajaran kimia berlangsung pada jam terakhir. Ketika penjelasan materi berlangsung siswa tenang dan suasana kelas sepi. Ketenangan siswa ini bukan berarti siswa fokus memperhatikan penjelasan materi akan tetapi siswa sudah capek, lapar dan mengantuk. Saat permainan berlangsung ada beberapa siswa yang aktif dalam bermain dan menjawab pertanyaan yang ada dalam permainan tersebut sedangkan siswa-siswa yang lain hanya aktif bermain saja tetapi tidak aktif dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan pada kelas eksperimen 2, jam pelajaran untuk mata pelajaran kimia berlangsung pada jam pertama. Pikiran siswa masih segar dan bersemangat untuk belajar. Pada saat penjelasan materi suasana kelas sepi dan siswa memperhatikan penjelasan materi meskipun ada beberapa siswa yang mengobrol di belakang. Ketika permainan berlangsung sebagian siswa aktif dalam bermain dan menjawab pertanyaan akan tetapi pada saat posstest berlangsung siswa mengeluh karena mereka lupa dan belum belajar padahal peneliti sudah mengumumkan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan posstest. Hal ini yang menyebabkan nilai rata-rata siswa tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh nilai thitung = 0,038 lebih kecil dibandingkan ttabel = 20,21 sehingga Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan ` prestasi belajar kimia materi ikatan kimia hasil pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) antara yang menggunakan media Chemistry Board dengan media kartu pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya. Hal ini dikarenakan kedua kelas memiliki keantusiasan yang sama dalam belajar dan bermain Chemistry Board atau pun bermain kartu. Antusias siswa dalam permainan ini terlihat pada hasil angket siswa kelas sampel
yang
memberikan respon positif terhadap penerapan media Chemistry Board dan media kartu. Respon siswa terhadap penerapan media Chemistry Board sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi sebesar 63,33% dan respon siswa terhadap
10
penerapan media kartu juga sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi sebesar 82,76%. Pada kelas eksperimen 1 memiliki nilai rata-rata aktual sebesar 42 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan untuk kelas eksperimen 2 sebesar 39,2 yang termasuk dalam kategori tinggi juga. Jika dibandingkan dengan nilai ratarata harapan sebesar 25 maka nilai rata-rata aktual yang dimiliki siswa lebih tinggi dari nilai rata-rata harapan. Jadi respon positif siswa terhadap media Chemistry Board dan media kartu harus dapat dipertahankan karena telah mencapai yang diharapkan.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia materi ikatan kimia hasil pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) antara yang menggunakan media Chemistry Board dengan media kartu pada siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Daya. 2. Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan ini disarankan kepada peneliti selanjutnya lebih memperhatikan kesesuaian tingkat kesulitan pertanyaan dengan nilai poin kartu yang disusun pada media Chemistry Board dan media kartu agar dapat mencapai tujuan penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Rakhmadhani N, S. Yamtinah, dan B. Utomo. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Teams Games Turnament Berbantuan Media Teka-Teki Silang dan Ular Tangga dengan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Siswa pada Materi Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 4.
[2]
Nurhidayati. 2006. Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
[3]
Sanjaya, W. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
11
[4]
Ahmadi I. K, S. Amri, dan T. Elisah. 2011. Stragi pembelajaran sekolah terpadu (pengaruhnya terhadap konsep,mekanisme dan proses pembeljaran sekolah swasta dan negeri). Jakarta: Prestasi pustakaraya.
[5]
Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusamedia.
[6]
Fahmawati, D. 2011. Chembo: Modifikasi Permainan Tradisonal Sebagai Media Alternatif dalam Pembelajaran. http://www.diahfahmawati.blogspot.com. diakses tanggal 25 maret 2015.
[7]
Fathonah R, Sugiharto, dan Suryadi B. U. 2013. Studi Komparasi Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) dengan Kartu Pada Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Zat Adiktif dan Psikotropika Kelas VIII SMPN 2 Ngadirojo Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3. Universitas Sebelas Maret.
[8]
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
12