Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA WAJIB PAJAK BADAN UNTUK MENENTUKAN ANGSURAN PAJAK DALAM TAHUN PAJAK BERJALAN PADA CV. JAWA DWIPA TULUNGAGUNG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH: NISFULLAILIYAH NPM: 11.1.01.04.0071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA WAJIB PAJAK BADAN UNTUK MENENTUKAN ANGSURAN PAJAK DALAM TAHUN PAJAK BERJALAN PADA CV. JAWA DWIPA TULUNGAGUNG Nisfullailiyah 11.1.01.04.0071 FKIP-Pendidikan Ekonomi Akuntansi
[email protected] Dr. M. Anas, S.E., M.M., M.Si. dan Bayu Surindra, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil wawancara dan dokumentasi peneliti, bahwa CV. Jawa Dwipa melakukan pembayaran, pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) secara rutin setiap bulannya, namun dalam melakukan pencatatanya belum tepat serta dalam melakukan perhitungan PPh Pasal 25 menggunakan laporan keuangan komersial, tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian CV. Jawa Dwipa. Penelitian ini didasarkan atas tiga perlakuan, menggunakan instrumen berupa laporan keuangan perusahaan, laporan penyusutan atas aktiva tetap dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai PPh Pasal 25 yang dibayarkan oleh perusahaan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) melalui perlakuan penghitungan PPh Pasal 25 dapat ditemukan perbedaan penghitungan antara PPh Pasal 25 menurut perusahaan dan menurut Peraturan Perpajakan. Seharusnya pada tahun 2012 PPh Pasal 25 CV. Jawa Dwipa Rp 7.935.184,00, tahun 2013 Rp 14.743.458,00 dan tahun 2015 Rp 8.161.619,00. Untuk tahun 2014 CV. Jawa Dwipa seharusnya memberlakukan PP Nomor 46 Tahun 2013 yaitu sebesar Rp 3.088.250,00. (2) Melalui perlakuan penyetoran dan pelaporan tidak terjadi kesalahan (3) Pencatatan yang dilakukan CV. Jawa Dwipa dalam mencatat PPh Pasal 25 yang dibayarkan setiap bulannya kurang tepat tidak sesuai dengan Peraturan Perpajakan. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Tujuan pokok perlakuan PPh Pasal 25 Pada Wajib Pajak adalah untuk meringankan beban pembayaran pajak oleh Wajib Pajak dan untuk menanggulangi terjadinya double entry. (2) Wajib Pajak harus melakukan koreksi fiskal terlebih dahulu untuk perhitungan pajaknya. (3) Wajib Pajak harus selalu update atau mengetahui serta memahami Peraturan Perpajakan yang baru agar Wajib Pajak tidak dirugikan. Kata Kunci: Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 25, Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan.
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG Sebagai
negara,
pelunasan pajak yang dilakukan oleh
melaksanakan
Wajib Pajak sendiri, pajak dibayar
pemerintahan umum dan pembangunan.
dengan cara diangsur setiap bulan.
Untuk
pemerintahan
Angsuran pajak ini dikenal dengan
umum dan pembangunan diperlukan
angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
dana yang relatif besar (Suryadi, 2006:
(PPh Pasal 25).
Indonesia
sebuah harus
melaksanakan
106). Jumlahnya pun terus meningkat setiap
tahun
seiring
kebutuhan
perkembangan
pemerintah
CV. Jawa Dwipa merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dan
dalam industri cor beton. Sebagai
pembangunan itu sendiri. Oleh karena
perusahaan yang taat akan pajak, maka
itu pemerintah setiap tahun selalu
CV. Jawa Dwipa berkewajiban untuk
berupaya untuk terus meningkatkan
melakukan
perhitungan,
penerimaan.
pelaporan
dan
Upaya
peningkatan
penyetoran,
pencatatan
pajak
penerimaan ini dilakukan dengan cara
penghasilan
sesuai
ketentuan
pengoptimalan penerimaan dari sektor
mengacu
pada
Undang-Undang
pajak. Pajak menjadi pilihan utama
perpajakan yang berlaku, dalam hal ini
dalam upaya peningkatan penerimaan
khususnya
negara karena memiliki potensi yang
Penghasilan Pasal 25. Melihat akan
tidak terbatas.
pentingnya penilaian pajak penghasilan
Dalam Undang-Undang pajak, disebutkan
bahwa
Pajak
badan menurut UU Perpajakan, maka
yang
perlunya dilakukan analisis mengenai
diperkirakan akan terutang pada suatu
perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25
tahun pajak, dilunasi oleh Wajib Pajak
badan yang sesuai dengan Peraturan
dalam
Perpajakan yang berlaku.
tahun
pajak
Undang-Undang
yang
berjalan.
Hal
ini
dimaksudkan agar pembayaran pajak
Demikian halnya dengan CV.
tidak dilakukan sekaligus pada akhir
Jawa Dwipa, dimana dalam perhitungan
tahun
dapat
pajak penghasilan terjadi perbedaan
memberatkan Wajib Pajak. Pelunasan
antara biaya yang diakui dalam laporan
pajak dalam tahun berjalan dilakukan
keuangan dengan biaya yang diakui
melalui pemotongan dan pemungutan
pajak. Oleh karena itulah maka perlu
pajak oleh pihak lain (witholding tax),
dilakukan
serta pembayaran pajak oleh Wajib
penentuan pajak penghasilan terutang,
Pajak sendiri (estimated tax). Dalam
salah satu tujuan yang dilakukan adalah
yang
tentu
saja
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
koreksi
fiskal
dalam
simki.unpkediri.ac.id ||6 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
koreksi-koreksi yang dilakukan terhadap
Dalam
penelitian
laba akuntansi untuk mendapat laba
Perlakuan
menurut pajak. Dalam hal ini CV. Jawa
Pasal 25 yaitu yang terdiridari
Dwipa juga tidak mau dirugikan dalam
penghitungan,
pembayaran pajak, maka CV. Jawa
penyetoran dan pelaporan pada
Dwipa
Wajib Pajak Badan berdasarkan
harus
melaksanakan
Pajak
ini,
Penghasilan
pencatatan,
penghitungan, pelaporan dan penyetoran
Peraturan
pajak sesuai dengan peraturan yang
variabel independen (X).
ditentukan
oleh
fiskus
agar
tidak
dikenakan sanksi.
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang
perpajakan,
sebagai
2. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat,
Berdasarkan uraian diatas, untuk
Pepajakan
Output,
Kriteria,
Konsekuen) Dalam
penelitian
ini
khususnya
besarnya angsuran dalam tahun
mengenai bagaimana suatu perusahaan
pajak berjalan sebagai variabel
menentukan besarnya Pajak Penghasilan
dependen (Y).
dalam hal ini PPh Pasal 25 yang harus dilaporkan
dan
disetorkan
kepada
pemerintah, maka peneliti mengambil judul:
“Analisis
Perlakuan
Pajak
B. Teknik dan Pendekatan Penelitian 1. Tehnik Penelitian Adapun
teknik
atau
metode yang digunakan dalam
Penghasilan Pasal 25 pada Wajib Pajak
penelitian
ini
adalah
expost
Badan untuk Menentukan Angsuran
facto. Menurut Sugiyono (2008:
Pajak dalam Tahun Pajak Berjalan pada
9) “metode expost facto adalah
CV. Jawa Dwipa”.
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menurut
II. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian
kebelakang untuk mengetahui
Variabel penelitian adalah” objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik
perhatian
suatu
penelitian” (Arikunto, 2006: 99). Variabel
dalam
peneltian
ini
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kejadian tersebut”. 2. Pendekatan Penelitian Adapun penelitian
dapat
pendekatan dibedakan
meliputi:
menjadi dua jenis (Kuncoro
1. Variabel Independen (Pengaruh,
2009: 124) yaitu:
Bebas, Stimulus, Prediktor)
a. Pendekatan Kualitatif b. Pendekatan Kuantitatif
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pendekatan
penelitian
laporan laba rugi tahun 2011-2014
yang digunakan untuk penelitian
karena dari CV. Jawa Dwipa
ini adalah pendekatan kuantitatif,
laporan laba rugi tahun 2011-2014
yaitu jenis pendekatan yang
telah disediakan dan dijadikan
dapat diukur dan dihitung berupa
sebagai dasar penghitungan PPh
besarnya angsuran yang harus
Pasal 25.
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
3. Tehnik Sampling
Badan pada tahun berjalan (PPh Pasal 25).
Teknik
sampling
yang
digunakan dalam penelitian ini
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat
dengan
teknik
purposive
menggunakan sampling.
ini
Menurut Sugiyono (2009: 120)
Dwipa
“purposive sampling adalah teknik
Bono
pengambilan sampel yang tidak
Cluwok, Kecamatan Boyolangu,
memberikan peluang/kesempatan
Kabupaten
sama bagi tiap unsur atau anggota
berada
di
terletak
penelitian
adalah
CV.
di
Jawa
Jln.
Raya
Tulungagung,
Jawa
Timur.
populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
2. Waktu Penelitian Adapun penelitian yang diperlukan peneliti yaitu terhitung mulai bulan November-Februari
E. Instrumen
Penelitian
dan
teknik
Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
2014/2015.
Menurut Arikunto (2006: 225) “instrumen penelitian adalah
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
alat yang dapat digunakan untuk ini
mengumpulkan data”. Instrumen
populasi yang digunakan adalah
yang digunakan dalam penelitian
laporan laba rugi CV. Jawa Dwipa
ini
tahun 1995-2014 yang digunakan
dokumentasi.
sebagai dasar penghitungan PPh
a. Dokumentasi
Dalam
penelitian
adalah
Pasal 25.
Menurut
2. Sampel
(2009:
Dalam sampel
wawancara
yang
penelitian diambil
ini adalah
154)
dan
Sugiyono dokumentasi
adalah, “Dokumentasi adalah suatu
laporan
tertulis
dan
laporan laba rugi CV. Jawa Dwipa
peristiwa yang isinya terdiri
tahun 2011-2014. Penulis memilih
atas penjelasan dan pemikiran
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
terhadap peristiwa dan ditulis
utama
dengan
mendapatkan
sengaja
menyimpan
untuk
data
merumuskan
dan
keterangan
mengenai peristiwa tersebut”. Data seperti:
yang
dimaksud
laporan
komersil
keuangan perusahaan,
penghitungan PPh Pasal 25,
dari
penelitian
adalah
data”.
Adapun
langkah-langkah
pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara/interview 1) Persiapan 2) Pelaksanaan b. Dokumentasi
penyetoran dan pelaporan PPh
1) Mengumpulkan data
Pasal 25 serta pencatatan PPh
2) Menyusun data
Pasal 25 pada tahun 2012-
3) Mengevaluasi data
2015.
F. Teknik Analisis Data
b. Wawancara
Penelitian
Menurut
Arikunto
penelitian
di
ini
merupakan
mana
dalam
(2006: 155) “wawancara adalah
menganalisis data penelitian akan
sebuah dialog yang dilakukan
menggunakan
oleh
deskriptif
pewawancara
memperoleh
untuk
informasi
dari
wawancara”.
analisis
komparatif,
yaitu
membandingkan penghitungan PPh Pasal 25 yang telah di hitung oleh
Wawancara dimaksud
teknik
yaitu
dengan
direktur
Dwipa
yaitu
yang
perusahaan dalam hal ini adalah CV.
berdialog
Jawa Dwipa dengan penghitungan
CV
Jawa
PPh pasal 25 berdasarkan hasil
dengan
analisis penulis yang sesuai dengan
menanyakan berbagai macam
peraturan perpajakan terbaru. Teknik
pertanyaan
analisis data yang digunakan untuk
mengenai
penghitungan, pelaporan dan
menganalisa data yaitu dengan cara:
pencatatan pajak penghasilan
a. Melakukan koreksi fiskal atas
yang telah dilakukan CV. Jawa
laporan keuangan komersil CV.
Dwipa.
Jawa
2. Teknik Pengumpumpulan Data Menurut Sugiyono (2009:
Dwipa
sesuai
dengan
Peraturan Perpajakan yang baru b. Melakukan
penghitungan
PPh
401) “teknik pengumpulan data
Pasal 25 pada CV. Jawa Dwipa
adalah langkah yang paling utama
sesuai
dalam penelitian, karena tujuan
Perpajakan yang baru
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
dengan
Peraturan
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
c. Menanyakan
pelaporan,
penyetoran, dan pencatatan PPh
a. Penghitungan PPh Pasal 25 menurut CV.Jawa Dwipa
Pasal 25 yang telah dilakukan oleh CV. Jawa Dwipa
Berdasarkan
hasil
penghitungan PPh Pasal 25
d. Melakukan dan memberitahukan
dapat diketahui bahwa dalam
mengenai pelaporan, penyetoran,
perlakuan penghitungan dan
dan pencatatan PPh Pasal 25 yang
pembayaran
sesuai
menurut
dengan
Peraturan
Perpajakan yang baru.
untuk
PPh
CV.
Pasal
Jawa
menentukan
25
Dwipa besarnya
Rumus untuk Menghitung
pajak angsuran tahun 2012,
besarnya angsuran pajak dalam
2013 dan 2015, CV. Jawa
tahun berjalan (PPh Pasal 25)
Dwipa termasuk dalam kondisi
yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak yang biasa-biasa
Wajib Pajak Badan.
saja. Artinya CV. Jawa Dwipa
PPh menurut SPT Tahunan tahun lalu
Rp.xxx
Pengurangan/Kredit pajak: PPh pasal 22 Rp.xxx
mengalami
kerugian,
tidak mendapatkan SKP pada tahun pajak berjalan, tidak ada perubahan kondisi usaha, tidak ada penghasilan Wajib Pajak
PPh pasal 23 Rp.xxx
yang tidak teratur serta dalam
PPh pasal 24 Rp.xxx Total Kredit pajak
tidak
(Rp. xxx)
Dasar Penghitungan
Rp.xxx
Angsuran Angsuran Pajak (PPh Pasal 25) = Dasar penghitungan angsuran : 12 (Banyaknya bulan dalam tahun pajak berjalan).
pembayaran,
dan
pelaporan
pajak tidak terjadi masalah karena Wajib Pajak selalu tepat waktu dalam hal pembayaran dan melaporkan pajaknya. Dalam pajak
angsuran
penghitungan CV.
Jawa
Dwipa melakukan pemotongan (PPh 23) atas jasa servis mesin
III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Hasil Penelitian
25
menggunakan laporan
keuangan
1. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal
dan
untuk
menentukan
komersial.
Penggunaan laporan keuangan komersial untuk penghitungan
besarnya angsuran pajak CV.
pajak
Jawa Dwipa
Perpajakan tidak diperbolehkan
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
menurut
Peraturan
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebab akan menghasilkan pajak
keuangan
fiskal.
Laporan
yang lebih kecil. Besarnya
keuangan
komersial
angsuran pajak (PPh Pasal 25)
laporan
keuangan
fiskal
yang telah dibayarkan oleh CV.
memiliki
perbedaan
dalam
Jawa Dwipa, yaitu:
pengakuan
pendapatan
dan
dan
Tabel 4.13
biaya, oleh karena itu Wajib
Angsuran Pajak (PPh Pasal 25)
Pajak harus melakukan koreksi
menurut CV. Jawa Dwipa
fiskal terlebih dahulu sesuai
Tahun PPh Pasal Komersial
25
dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku. Dalam hal ini
2012
Rp 6.987.840,00
2013
Rp 12.741.093,00
2014
Rp 14.688.375,00
2015
Rp 16.331.672,00
CV.
Jawa
Dwipa
melakukan terlebih
koreksi dahulu
lebih
kecil
yang
berdasarkan
menurut Peraturan Perpajakan
perpajakan.
Pasal
penghitungan 25
sehingga
daripada
angsuran
PPh
fiskal
menyebabkan pajak angsuran
b. Penghitungan PPh Pasal 25
Dalam
tidak
terdapat
pajak
dihitung peraturan
Berikut
perbandingan
ini
perlakuan
penghitungan PPh Pasal 25
perbedaan penghitungan PPh
untuk
Pasal 25 menurut perusahaan
angsuran
dan PPh Pasal 25 menurut
perusahaan dan menurut fiskus:
fiskus.
Perbedaan
menentukan pajak
besarnya menurut
tersebut
terdapat pada jumlah pajak terutang dalam satu tahun. Hal ini
dikarenakan
memakai
perusahaan
laporan
keuangan
komersial dalam penghitungan pajaknya,
sedangkan
dalam
Peraturan
Perpajakan
telah
diatur untuk laporan keuangan yang dijadikan dasar sebagai penghitungan
pajak
harus
menggunakan laporan Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 4.14 Perbandingan PPh Pasal 25 komersial dan
Pasal 25 di atas dalam cara
PPh Pasal 25 Fiskal
mengkreditkan
Pada CV. Jawa Dwipa (Dalam Rupiah) Tahun
perlakuan penghitungan PPh
PPh Pasal 25 PPh Pasal 25 Komersial Fiskal
2012
6.987.840
2013
12.741.093
14.743.458
2014
14.688.375
-
2015
16.331.672
pajak
yang
boleh dikreditkan pada PPh Pasal
25
sudah
benar.
Perusahaan
8.039.351
sudah
mengkreditkan PPh Pasal 23 atas jasa teknik yang telah dipotong dan tarifnya sudah
8.161.619
sesuai
dengan
perpajakan Berdasarkan
tabel
di
atas dapat diketahui perbedaan perlakuan penghitungan PPh
sesudah koreksi fiskal. Koreksi fiskal mengakibatkan selisih angsuran pajak karena laporan keuangan yang telah dikoreksi fiskal
menunjukkan
jumlah
angsuran yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat adanya selisih angsuran pajak (PPh Pasal 25) pada
tahun
2012
Rp
1.051.511,00, tahun 2013 Rp 2.002.365,00 dan tahun 2015 Rp
8.161.619,00.
tersebut
Selisih
terjadi
penghasilan
karena
kena
pajak
menurut komersial dan fiskal adalah berbeda. Perbedaan ini disebabkan adanya biaya-biaya yang
tidak
menurut pajak.
boleh
diakui
Dari hasil
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
yang
berlaku,
sehingga angsuran pajak pada tahun pajak berjalan akan lebih kecil.
Pasal 25 CV. Jawa Dwipa sebelum koreksi fiskal dan
peraturan
Namun
untuk
penghitungan PPh pada tahun 2014
ada
pembayaran dilakukan
kesalahan pajak
oleh
CV.
yang Jawa
Dwipa, ini dikarenakan CV. Jawa Dwipa belum memahami tentang Peraturan Perpajakan yang baru yakni PP Nomor 46 Tahun
2013.
kesalahpahaman
Namun tentang
penghitungan dan pembayaran PPh berdasarkan PP No 46 Tahun 2013 tidak hanya terjadi pada CV. Jawa Dwipa tetapi sebagian besar Wajib Pajak juga masih belum memahami tentang peraturan yang baru ini. Pada tahun 2014 seharusnya CV. Jawa Dwipa dikenakan simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PPh final sebesar 1% dari
besarnya angsuran pajak (PPh
omset tahun 2013 yakni Rp
Pasal
2.485.200.000,00.
karena PPh pasal 23 menjadi
Dalam
hal
25).
unsur
yang
Ini
disebabkan
penting
dalam
penghitungan angsuran pajak
mengurangi
tahun
terjadi
Pasal 25 yang harus dilaporkan
dimana
oleh wajib pajak, dalam hal ini
perusahaan
CV. Jawa Dwipa dan mulai
2015
juga
kesalahan
tarif
seharusnya mendapatkan
fasilitas
besarnya
PPh
yaitu
tahun 2014 perusahaan yang
menggunakan tarif 12.5%. Hal
omsetnya tidak melebihi Rp
disebabkan
4.800.000.000,00
oleh
peredaran
tidak
bruto perusahaan yang lebih
diberlakukan PPh Pasal 25
dari Rp 4.800.000.000,00. Jadi
dalam pembayaran pajak setiap
seharusnya
bulannya.
PPh
25
yang
dibayarkan oleh CV. Jawa
2. Pelaporan dan Penyetoran PPh
Dwipa secara berangsur untuk
Pasal
tahun
angsuran Pajak Penghasilan CV.
2012
sebesar
Rp
25
untuk
menentukan
7.935.184,00, tahun 2013 Rp
Jawa Dwipa
14.743.458,00, tahun 2015 Rp
a. Pelaporan dan Penyetoran PPh
8.161.619,00 dan untuk tahun
Pasal 25 menurut CV. Jawa
pajak 2014 dikenakan PPh final
Dwipa
sebesar Rp 3.088.250.
Waktu pelaporan dan
Perhitungan di atas juga dapat
dijabarkan
bahwa
penyetoran
PPh
Pasal
berdasarkan
perpajakan
dan
perlakuan PPh Pasal 25 untuk
yang
menentukan besarnya angsuran
perusahaan
tidak
dalam tahun pajak berjalan di
perbedaan.
Pelaporan
dapat dari penghasilan neto
penyetoran PPh Pasal 25 yang
fiskal dikalikan tarif pajaknya
dilakukan
kemudian dikurangi PPh pasal
sudah sesuai dengan ketentuan
23,
dengan
perpajakan
yang
banyaknya masa pajak dalam
Penyetoran
paling
satu tahun. Dari perhitungan ini
tanggal 15 bulan berikutnya
juga dapat dilihat bahwa PPh
dan SPT Masa disampaikan
dan
dibagi
dilakukan
25
oleh
oleh terdapat dan
perusahaan
berlaku. lambat
Pasal 23 sangat mempengaruhi Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
paling lambat 20 hari setelah
kurang tepat karena CV. Jawa
masa pajak berakhir.
Dwipa
dalam
angsuran
pajak
Pasal 25 menurut Peraturan
dibayar
hanya
Perpajakan
jumlah angsuran pajak (PPh
b. Pelaporan dan Penyetoran PPh
Berdasarkan
hasil
Pasal
25)
mencatat yang
saja.
telah
mengkredit
Perlakuan
wawancara dan dokumentasi
pencatatan PPh Pasal 25 dalam
yang dilakukan oleh peneliti,
hal pembayaran pajak setiap
waktu
dan
bulan harus jelas dan tepat agar
penyetoran PPh Pasal 25 yang
di akhir tahun pajak tidak
dilakukan
terjadi kesalahpahaman dengan
pelaporan
oleh
CV.
Jawa
Dwipa sudah sesuai dengan
fiskus
Peraturan
mengakibatkan
berlaku.
Perpajakan CV.
melakukan
Jawa
yang Dwipa
penyetoran
PPh
Pasal 25 setiap tanggal 10 dan melaporkan SPT Masa satu
Hal
mengakibatkan
akan perubahan
jumlah PPh Pasal 25 Wajib Pajak. b. Pencatatan
PPh
Pasal
25
menurut Peraturan Perpajakan
minggu setelah masa pajak berakhir.
yang
Pencatatan
angsuran
ini
pajak (PPh Pasal 25) yang
pembayaran
dibayarkan setiap bulan lebih
PPh Pasal 25 CV. Jawa Dwipa
baiknyan
harus
setiap bulannya tidak terjadi
antara pajak angsuran yang
masalah atau tidak dikenakan
sudah dibayar dan angsuran
denda, sehingga pembayaran
pajak yang belum dibayar.
PPh setiap bulan sesuai dengan
Pada saat melaporkan PPh
penghitungan PPh Pasal 25.
Pasal
25,
dibedakan
pencatatan
yang
3. Pencatatan PPh Pasal 25 untuk
dilakukan yaitu uang muka PPh
pembayaran PPh secara berangsur
Pasal 25 (debit) dan hutang
pada CV. Jawa Dwipa
PPh Pasal 25 (kredit), saat
a. Pencatatan
PPh
Pasal
25
menurut CV. Jawa Dwipa
pelunasan yaitu hutang PPh Pasal
Dalam hal perlakuan
25
(kredit).
(debit) Namun
dan bisa
kas juga
pencatatan PPh Pasal 25 pada
untuk PPh 25 yang langsung
tahun
dibayar yaitu dengan mencatat
pajak
berjalan
yang
dilakukan CV. Jawa Dwipa Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
uang muka PPh Pasal 25 simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(debit) dan kas (kredit). Jadi
membayar PPh setiap bulannya
antara debit dan kredit harus
(PPh Pasal 25) yaitu sebesar Rp
seimbang.
8.039.351,00,
B. Kesimpulan
tahun
2013
Rp
14.743.458,00, tahun 2015 Rp
Berdasarkan perbedaan antara
8.161.619,00.
laporan keuangan komersial dengan
Dalam hal ini, PPh Pasal 23
laporan keuangan fiskal pada laporan
sangat
laba rugi CV. Jawa Dwipa tahun
terhadap besarnya angsuran PPh
2011, 2012, 2013 dan 2014 dalam
Pasal 25 yang harus dibayarkan
penentuan besarnya angsuran pajak
perusahaan sebagai pengurang PPh
dalam tahun berjalan, maka penulis
angsuran yang dibayarkan sendiri
mengambil
setiap bulannya.
kesimpulan
sebagai
berikut:
berpengaruh
signifikan
Perusahaan belum memahami
1. Perbandingan
perlakuan
penghitungan
PPh
Pasal
25
mengenai tarif PPh untuk peredaran bruto
yang
lebih
dari
Rp
menurut CV. Jawa Dwipa dan
4.800.000.000,00. Seharusnya tarif
Peraturan Perpajakan
PPh tersebut adalah 12,5% bukan
Dalam
perlakuan
25%
karena
perusahaan
penghitungan PPh Pasal 25 untuk
mendapatkan fasilitas pengurangan
menentukan besarnya angsuran
tarif, sehingga dengan ini PPh Pasal
pajak
25 yang dibayar perusahaan secara
penghasilan,
Dwipa
CV.
tidak
rekonsiliasi
Jawa
melakukan
fiskal.
berangsur akan lebih kecil.
Sehingga
Pada
terjadi perbedaan antara PPh Pasal
seharusnya
25 menurut laporan keuangan
dikenakan PPh Final 1% sesuai
komersial dan PPh Pasal 25
dengan PP Nomor 46 Tahun 2013
menurut fiskus. Perlakuan PPh
yaitu Rp 3.088.250,00 karena pada
Pasal 25 yang tidak berdasarkan
tahun sebelumnya yakni tahun 2013
laporan keuangan
akan
peredaran bruto yang dimiliki oleh
mengakibatkan jumlah PPh Pasal
CV. Jawa Dwipa kurang dari Rp
25 yang dibayarkan CV. Jawa
4.800.000.000,00. Peredaran bruto
Dwipa
kecil.
dibawah Rp 4.800.000.000,00 maka
keuangan
tidak diperlakukan membayar PPh
fiskal (koreksi fiskal) pada tahun
Pasal 25 untuk tahun pajak mulai
2012 seharusnya CV. Jawa Dwipa
tahun 2014.
akan
Berdasarkan
fiskal
lebih
laporan
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
tahun CV.
pajak Jawa
2014 Dwipa
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Perlakuan pencatatan PPh Pasal 25 menurut CV. Jawa Dwipa dan Peraturan Perpajakan
IV. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
Pecatatan yang di buat oleh CV. Jawa Dwipa sehubungan
Suatu
Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan PPh Pasal 25 kurang tepat,
3.
Pendekatan
.2006.
Prosedur
karena CV. Jawa Dwipa hanya
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
melakukan pencatatan PPh Pasal
Gill,
O.J.
dan
Moira,
25 saja pada sisi kredit. Hal ini
Memahami
bisa
(Memanfaatkan
menyebabkan
C.
Laporan
2005.
Keuangan Informasi
kesalahpahaman dengan fiskus di
Keuangan untuk Mengendalikan
akhir tahun pajak.
Bisnis
Perlakuan
penyetoran
dan
Anda).
Cetakan
Ketiga.
Jakarta: PPM.
pelaporan PPh Pasal 25 menurut
Gosal, R.A. 2013. Analisa Perlakuan
CV. Jawa Dwipa dan Peraturan
Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal
Perpajakan
21 (Studi Kasus di PT. Samudera
Perlakuan penyetoran dan
Puranabile Abadi Bitung). Manado:
pelaporan PPh Pasal 25 yang
Jurnal
dilakukan oleh CV. Jawa Dwipa
(http://www.eap-
sudah sesuai dengan peraturan
journal.com/archive.pdf,
perpajakan yang Dalam hal ini,
tanggal 31 Oktober 2014).
PPh Pasal 23 sangat berpengaruh signifikan
terhadap
besarnya
Emba.
Hanafi,
M.M.
Cetakan
berlaku
BPFE.
yakni
paling
lambat
1.
No
3.
diakses
2004.
Manajemen
Edisi
2004/2005.
Pertama.
Yogyakarta:
Keuangan.
angsuran PPh Pasal 25 yang
Vol
tanggal 15 bulan berikutnya dan
Henryadewanti, V.O. 2011. Koreksi
penyampaian SPT Masa paling
Fiskal terhadap Laporan Keuangan
lambat 20 hari setelah masa pajak
Komersial (Studi Kasus Pada CV.
berakhir sehingga tidak terjadi
ABC).
perbedaan angsuran di tahun pajak
diterbitkan, Program Studi Diploma
berjalan.
III Perpajakan, Fakultas Ekonomi dan
Tugas
Bisnis
Akhir
Universitas
tidak
Katolik
Soegijapranata Semarang.
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 16||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(http://www.eapjournal.com/archiv
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
e.pdf, diakses tanggal 20 Desember
Empat.
2014).
Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris
Indriantoro, Nur. 2009. Metodologi Penelitian
Bisnis.
Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta. Ikatan
Akuntansi
Standar
Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan
di
Perusahaan
Pengolahan
Indonesia.
Akuntansi
2009.
Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
di
Industri Surabaya.
Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas
Makasar
26-28
(http://www.unhas.ac.id,
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Juli. diakses
tanggal 12 Desember 2014). Nazir, Muhhammad.
1998.
Metode
Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Mardiasmo. 2008. Perpajakan. Edisi Revisi 2008. Yogyakarta: Andi Offset.
Penerbit Granit. Nurmantu,
Safri.
2003.
Pengantar
Perpajakan. Edisi Kedua. Jakarta: .
2011.
Perpajakan.
Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi Offset. .
Granit. Pratama. B, Kharisma. 2013. Analisis Perhitungan PPh Badan (Studi
2012.
Perpajakan.
Kasus di PT. Raja Indo Makassar).
Edisi Revisi 2012. Yogyakarta:
Makassar:
Andi Offset.
Ekonomi Universitas Hasanuddin
Margaretha, Farah. 2004. Teori dan Aplikasi
Manajemen
Keuangan,
Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang. Jakarta: Grasindo. Muljono, Djoko. 2007. Pengantar Pajak Penghasilan.
Edisi
Pertama.
Yogyakarta: Andi Offset. .
. 2010. Panduan
Brevet Pajak: Akuntansi Pajak dan Ketentuan
Umum
Perpajakan.
Yogyakarta: Andi Offet. Muljono, Djoko dan Baruni Wijaksono. 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan.
Program
Makassar,
Sarjana
(online),
(eprints.unhas.ac.id, diakses tanggal 12 November 2014). Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus.
Edisi
Ketujuh.
Jakarta:
Salemba Empat. Suandy, Erly. 2010. Perpajakan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta . 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. . 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 17||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sukma, Anting. 2006. Kepatuhan Pajak Penghasilan
Orang
Pribadi
di
Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratios,
Rasio-Rasio
Manajemen
Wilayah Kerja Kantor Pelayanan
Penting Penggerak dan Pengendali
Pajak Tebet. Tesis (online). Jakarta
Bisnis.
Terjemahan:
Pascasarjana Universitas Indonesia.
Haikal.
Edisi
Supramono
dan
Thresia
Damayanti.
2010.
Indonesia
Mekanisme
Perhitungan.
Woro
Perpajakan
Edisi
dan Pertama.
Yogyakarta. Andi Offset.
Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan
Penerimaan
Pajak: Suatu Survei di Wilayah Jawa
Timur.
Jurnal
Jakarta:
Erlangga. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2003. Perpajakan Indonesia . Jakarta: Salemba Empat.
Edisi Kesembilan. Jakarta: Salemba Empat.
Wajib Pajak dan Pengaruhnya Kinerja
Ketiga.
Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia.
Suryadi. 2006. Model Hubungan Kausal
terhadap
Salahuddin
Keuangan
.
2011.
Perpajakan
Indonesia.
Edisi
Kesepuluh.
Jakarta: Salemba Empat. Walandouw,
Patric.
2013.
Analisa
Publik, Vol.4, No.1, Hal 106,
Perhitungan dan Pelaporan PPh
(online),
Pasal 23 dan PPh Pasal 25 (Studi
(http://www.eap-
journal.com/archive.pdf,
diakses
tanggal 12 November 2014).
Kasus di CV. Mita Jaya Lestari). Manado: Jurnal Emba. Vol 1. No 3,
Suryanto & Lili. 2012. Analisis Pajak
(online),
(http://www.eap-
Penghasilan Pasal 25 Pada CV.
journal.com/archive.pdf,
Indah Utama 171. Jurnal Sekolah
tanggal 31 Oktober 2014).
Tinggi
Ilmu
(online),
Ekonomi
diakses
MDP,
Data Pokok APBN 2010-2013. (online)
(http://www.eap-
(www.anggaran.depkeu.go.id/conte
journal.com/archive.pdf,
diakses
tanggal 12 November 2014).
nt/11-0822,%20DataPokokIndonesia2006-
Sutiyono. E, Agus. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
2013_rev.pdf, diakses 16 Oktober 2014 Jam 13:41 WIB).
Kepatuhan Formal Wajib Pajak
Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-
Orang Pribadi (Studi Kasus Pada
22/PJ./2008 Tentang Tata Cara
KPP Pratama Blitar. Skripsi tidak
Pelaporan dan Pembayaran PPh
diterbitkan,
Studi
Pasal 25 pada Tahun 2008. (online)
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
(www.ortax.org/ortax/?mod=aturan
Bisnis Universitas Airlangga.
&page=show&id=14206, diakses
Program
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 18||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
tanggal 30 Januari 2015 jam 23:17
(www.ortax.org/ortax/?mod=aturan=
WIB).
show&id=14606, diakses 30 Januari
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
2015 jam 23:20 WIB)
Pajak yang Memiliki Peredaran
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (online) (hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_28_2007 .pdf, diakses tanggal 30 Januari 2015 jam 00.12 WIB).
Bruto
Undang-Undang
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari
Usaha
Yang
Diterima atau Diperoleh Wajib
Tertentu.
(online)
Republik
Indonesia
(www.dikti.go.id/files/atur/uang/PP
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Nomor46-2013.pdf, diakses tanggal
Perubahan keempat atas Undang-
2 November 2014, jam 20:08 WIB).
Undang Nomor 7 Tahun 1983
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Tentang
Nomor: SE-103/PJ/2011 Tentang
(online)
Petunjuk
(www.dikti.go.id/files/atur/uang/U
Teknis
Tata
Cara
Pajak
Penghasilan.
Penerimaan dan Pengolahan Surat
U36-2008.pdf, diakses tanggal 2
Pemberitahuan
November 2014 jam 20:10 WIB).
Tahunan
pada
Tahun 2011. (online) .
Nisfullailiyah | 11.1.01.04.0071 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 19||