PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AKTIVA TETAP TERHADAP PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection Sumelap Tasikmalaya)
Oleh :
ARI TRISNAWANDI NPM. 093403076
(Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi) H. Maman Suherman, SE., MM.,Ak. R. Neneng Rina A, SE., MM. (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi)
ABSTRAK Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap Terhadap Produktivitas Produksi”. Penulis melakukan penelitian pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya. Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1). Untuk mengetahui biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya (2). Untuk megetahui produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya (3). Untuk mengetahui pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya. Penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedang penelitian kepustakaan dilakukan melalui berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk pengujian hipotesis penulis menggunakan analisis koefisien korelasi, dan koefisien determinasi. Dari hasil perhitungan yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap produktivitas produksi. Disarankan agar perusahaan melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap secara konsisten, agar produktivitas produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Kata Kunci : Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap, Produktivitas
ABSTRACT
In a thesis entitled "The Effect of Maintenance and Repair Costs Against Productivity Production Fixed Assets". The author conducted research on Corporate Embroidery Collection Fahmi Tasikmalaya. The purpose of this study are: (1). To find out the cost of maintenance and repairs of fixed assets on the Company Embroidery Collection Fahmi Tasikmalaya (2). To determine the productivity of the production company Fahmi Embroidery Collection Tasikmalaya (3). To determine the effect of the cost of maintenance and repair of fixed assets on the Company's manufacturing productivity Fahmi Embroidery Collection Tasikmalaya. This study the authors use the case study method. The data was collected through field research and library research. Fieldwork was conducted through observation, interviews, and documentation. Library research is being conducted through a variety of literature dealing with the problem under study. To test the hypothesis the authors use the correlation coefficient analysis, and coefficient of determination. From the results of calculations by the author can be concluded that the cost of maintenance and repair of fixed assets have a significant effect on the productivity of the production. It is recommended that the company implement the maintenance and repair of fixed assets is consistent, so that the productivity of production produced in accordance with the company expected.
Keywords: Maintenance and Repair Costs Fixed Assets, Production Productivity.
1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk memenuhi produk yang dipesan Perusahaan Bordir Fahmi Collection sering terjadi keterlambatan yang diakibatkan dari berbagai kendala dalam mesinmesin produksi, baik gangguan yang diakibatkan oleh operator maupun kerusakan yang terjadi pada mesin yang membutuhkan service,penggantian komponen, maupun hanya memerlukan penyetelan saja. Hal tersebut diakibatkan oleh keausan pada mesin tersebut dikarenakan mesin tersebut digunakan secara menerus selama 24.jam dan sering terabaikannya pemeliharaan pada mesin tersebut, sehingga mengalami kerusakan yang berat. Agar mesin-mesin produksi tersebut berjalan dengan baik pihak manajemen telah menetapkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (mesin produksi) untuk menjamin kelancaaran proses produksi. Penetapan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (mesin produksi) yang dilaksanakan Perusahaan Bordir Fahmi Collection pada dasarnya sama dengan tujuan penetapan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan lain, yaitu mempertahankan kapasitas produksi sehingga produktivitas produksi yang ditetapkan perusahaan bisa tercapai. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection? 2. Bagaimana Produktivitas Produksi pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection? 3. Bagaimana pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap produktivitas produksi pada perusahaan bordir fahmi collection. 1.3. Kerangka Pemikiran Untuk memenuhi permintaan komponen terhadap suatu produk yang dihasilkan perusahaan dituntut untuk mampu memperoduksi semaksimal mungkin, untuk itu perlu dilakukan tindakan penting diantaranya dengan mempertahankan kapasitas produksi dan memelihara faktor-faktor yang sering digunakan, salah satunya alat-alat produksi. Alat-alat produksi ini digunakan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan produk yang direncanakan. Untuk menjaga kelangsungan kegiatan produksinya agar dapat berjalan lancar, maka perusahaan akan selalu berusaha agar alat-alat produksinya dapat terus dipergunakan. Dalam usahanya untuk dapat menggunakan terus alat-alat tersebut dan agar kontinuitas produksi dapat terjamin maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memelihara dan memperbaiki aktiva agar berada dalam kondisi operasi yang baik (Zaki Baridwan, 2000 : 245).
Adapun indikator Biaya Pemeliharan dan Perbaikan Alat-alat Produksi menurut Zaki Baridwan (2000:245) 1. Biaya pemakaian perlengkapan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perlengkapan yang kurang apabila mesin tersebut mengalami gangguan atau ada kekurangan pada mesin yang dimiliki perusahaan. 2. Biaya penggantian komponen biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan kerusakan pada mesin dan kerusakan pada mesin dan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut merupakan alat yang penting digunakan untuk pengoperasian proses produksi. 3. Biaya service merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar ongkos perbaikan pada mesin. 4. Biaya gangguan operasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar ongkos perbaikan mesin karena mesin tersebut digunakan untuk kegiatan operasi produksi. Menurut Muchdarsyah Sinungan (2000), “Produktivitas Produksi adalah suatu konsep universal yang bertujuan menciptakan lebih banyak barang dan jasa yang akan digunakan manusia dengan menggunakan sumber daya yang semakin terbatas”. Dalam meningkatkan produktivitas tidak akan lepas dari peralatanperalatan penunjang dalam memproduksi suatu produk, oleh karena itu adanya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk dapat menunjang kontinuitas perusahaan dalam menciptakan produk. Adapun indikator Produktivitas Produksi menurut Muchdarsyah Sinungan (2000) adalah Jumlah produk yang dihasilkan, jumlah laba kotor.
Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap (X). Indikator : Biaya pemakaian perlengkapan, biaya penggantian komponen, biaya service, biaya gagangguan operasi.
Produktivitas Produksi (Y). Indikator : Jumlah Produk Yang dihasilkan, Jumlah Laba Kotor
1.4. Metode Penelitian 1.4.1. Metode Penelitian yang Digunakan Dalam penyusunan skripsi ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptip adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2006:21). Metode studi kasus yaitu penelitian tentang suatu
objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Moh. Nazir, 2003:66). 1.4.2. Teknik Analisis Data 1. Analisis Regresi Sederhana Digunakan untuk menaksir hubungan antara variabel x dan variabel y. Rumus : Y = a + bX
(
a=
)(
i
2
Xi
)
n n
b=
Xi
Xi Yi
n
Xi 2
Xi Xi
Xi2
XiYi 2
Yi
Xi2
Sugiyono (2008:270) Keterangan : X = Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap Y = Produktivitas Produksi a = Konstanta (bilangan tetap) yaitu besarnya variabel Y apabila Variabel X= 0 b = Koefisien arah garis yang menunjukan besarnya variabel terikat Y, setiap variabel berubah satu satuan. 2.
Analisis Korelasi Suatu ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat asosiasi atau derajat keeratan antara variabel independen dan variabel dependen. Koefisien dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Derajat hubungan ini ditunjukan oleh koefisien korelasi yang dihitung dengan rumus: n
r= n
Xi2
Xi Yi Xi
Xi 2
n
Yi Yi2
Yi
2
Sugiyono (2008:248) Keterangan : r = Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y n = Ukuran Sampel X = Biaya Pemeliharaan dan Reparasi Aktiva Tetap Y = Produktivitas Produksi 3.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah pengkuadratan korelasi ( r2 ) digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2 Rumus : Kd = ( r ) x 100%
Keterangan : Kd = Koefisien determinasi ( r2 ) = koefisien korelasi dikuadratkan 4. Pengujian Hipotesis Merupakan alat untuk mengukur tingkat signifikan variabel X terhadap variable Y. Pengujian hipotesis penelitian yang akan penulis lakukan dengan prosedur: a. Penetapan hipotesis operasional Ho : = 0 :Biaya pemeliharaan dan reparasi aktiva tetap tidak berpengaruh terhadap produktivitas produksi. Ha : 0 :Biaya pemeliharaan dan reparasi aktiva tetap berpengaruh terhadap produktivitas produksi. b. Penetapan tingkat signifikansi Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan taraf nyata 5% ( = 0,05). Hai ini sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukan kedua variabel mempunyai korelasi yang cukup nyata. Dimana merupakan taraf signifikan atau tingkat kesalahan yang mungkin terjadi. c. Uji signifikansi Untuk mengetahui tingkat signifikansi atas pengaruh X terhadap Y. maka dilakukan pengujian parameter r dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesisi alternatif (Ha). Ho adalah hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel x tidak signifikan terhadap variabel y, sedangkan Ha adalah hipotesis penelitian dari peneliti yaitu prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji, dihitung dengan rumus: r n–2 t= 1- r2 Sugiyono (2008:250) Keterangan : t = nilai uji t r = nilai koefisien korelasi n – 2 = derajat kebebasan d. Kaidah Keputusan Terima Ho, jika –t ½ ≤ t hitung ≤ t ½ Tolak Ho, jika t hitung > t ½ atau t hitung < -t ½ e. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis seperti tahapan di atas, maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak ( sesuai kaidah keputusan ).
1.5. Hasil Penelitian 1.5.1 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap di Perusahaan Bordir FAHMI Collection
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap Perusahaan Bordir Fahmi Collection Periode 2006 s.d 2012 Biaya Biaya Biaya Biaya Pemakaian Penggantian Service Gangguan Perlengkapan Komponen (Rp.) Operasi (Rp.) (Rp.) (Rp.) 13.214.000 12.112.700 3.148.300 3.438.000 16.320.300 13.831.000 4.236.000 3.994.700 18.671.800 14.935.000 4.673.000 4.646.200 21.371.000 17.543.500 5.840.000 5.812.500 22.798.500 18.793.000 6.253.500 6.192.000 26.271.000 21.831.600 7.365.400 6.984.000 29.835.000 23.828.000 10.845.000 7.298.000
Total Biaya (Rp.) 31.913.000 38.382.000 42.926.000 50.567.000 54.037.000 62.452.000 71.806.000
Sumber : Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya. Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa besarnya biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada kurun waktu tahun 2006 sampai dengan 2012 adalah stabil, hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada tahun 2006 sebesar Rp.31.913.000 sebagai akibat dari kegiatan pemeliharaan mesin yang harus dilakukan secara periodik. 2. Pada tahun 2007 besarnya biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap adalah sebesar Rp.38.382.000 biaya tersebut dikeluarkan sebagai akibat dari rutinitas pemeliharaan dan adanya mesin-mesin baru yang didatangkan oleh manajemen baru untuk menambah kapasitas produksinya. 3. Pada tahun 2008 besarnya biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap adalah sebesar 42.926.000 biaya tersebut dikeluarkan sebagai akibat dari pembelian beberapa spare parts mesin dan pemeliharaan mesin. 4. Besarnya biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada tahun 2009 sebesar Rp. 50.567.000 biaya tersebut dikeluarkan sebagai akibat sebagai akibat dari pembelian onderdil mesin untuk penggantian dan peremajaan mesin 5. Pada tahun 2010 biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap sebesar Rp.54.037.000 biaya tersebut dikeluarkan sebagai kegiatan pemeliharaan mesin secara periodik dengan mengganti beberapa onderdil mesin yang telah rusak guna kelancaran proses produksi.
6.
7.
Pada tahun 2011 biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap sebesar 62.452.000 sebagai akibat dari pemeliharaan mesin –mesin yang baru dan penggantian onderdil untuk mesin bordir yang memerlukan peremajaan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada tahun 2012 sebesar 71.806.000 biaya tersebut sebagai akibat dari rutinitas pemeliharaan mesin lama dan perbaikan mesin bordir dengan melakukan pembelian spare part dan harganya pun berbeda setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.
1.5.2. Produktivitas Produksi pada Perusahaan Bordir FAHMI Collection Produktivitas Produksi Perusahaan Bordir Fahmi Collection Periode 2006 s.d 2012 Tahun Produktivitas Produksi (Unit) 2006 130.415 2007 134.790 2008 141.980 2009 158.215 2010 170.920 2011 183.100 2012 218.000 Sumber : Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa tingkat produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection selama tahun 2006 sampai dengan 2012 cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Produktivitas produksi pada tahun 2006 sebesar 130.415 unit, produksi tersebut sebagai pemenuhan pesanan dari pasar lokal dan luar pulau jawa. 2. Pada tahun 2007 besarnya produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection mengalami peningkatan menjadi 134.790 unit produksi tersebut sebagai akibat dari peningkatan pesanan dari pasar domestik. 3. Produktivitas produksi tahun 2008 pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection mengalami peningkatan menjadi 152.180 unit, produksi tersebut sebagai akibat dari adanya peningkatan pesanan dari luar pulau Jawa dan sebagian dari dalam pulau Jawa sendiri. 4. Produktivitas produksi tahun 2009 pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection mengalami peningkatan menjadi 158.215 unit produksi tersebut sebagai akibat adanya peningkatan pesanan dari pasar yang ada di puau Jawa. 5. Produktivitas produksi tahun 2010 pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection mengalami peningkatan menjadi 170.920 produkai tersebut sebagai akibat dari peningkatan permintaan pasar baik di dalam pulau Jawa maupun dari luar pulau Jawa.
6. Produktivitas produksi tahun 2011 pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection mengalami peningkatan menjadi 183.100 unit produksi tersebut sebagai akibat dari adanya perluasan pangsa pasar dan promosi ke luar negri. 7. Produktivitas produksi tahun 2012 pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection mengalami peningkatan menjadi 218.000 unit, produksi tersebut sebagai akibat dari adanya peningkatan permintaan pasar dari luar pulau Jawa dan sebagian dari pasar di pulau Jawa. Berdasarkan pada Tabel 4.2 produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir Fahmi Collection dapat dilihat bahwa produktivitas produksi dari tahun 2006 sampai tahun 2012 dapat dikatakan memenuhi target. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa keadaan perusahaan tergolong cukup baik disebabkan produktivitas produksi perusahaan yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. 1.5.3.Pengaruh Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap Terhadap Produktivitas Produksi pada Perusahaan Bordir FAHMI Collection Data Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap serta Produktivitas Produksi Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tahun 2006 s.d 2012 Tahun Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Produktivitas Produksi Aktiva Tetap (Unit) (Rp.) 2006 31.913.000 130.415 2007 38.382.000 134.790 2008 42.926.000 141.980 2009 50.567.000 158.215 2010 54.037.000 170.920 2011 62.452.000 183.100 2012 71.806.000 218.000 Sumber : Perusahaan Bordir Fahmi Collection Tasikmalaya Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program SPSS Versi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Persamaan Regresi Linier Untuk mengetahui hubungan fungsional antara biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dengan produktivitas produksi digunakan persamaan regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis yang penulis dapat diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 1,073 + 0.000040105 X. jika diumpamakan Perusahaan Bordir FAHMI Collection menetapkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (X) sebesar 10.000.000 maka jika dimasukan ke dalam persamaan regresi di atas dapat diketahui prediksi produktivitas produksi (Y) yang akan tercapai adalah sebagai berikut :
Y = 1,073 + 0.00040105 (10.000.000) Y = 1,073 + 4010,5 Y = 4011,573 Berdasarkan persamaan di atas, jika diasumsikan perusahaan menetapkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap sebesar Rp. 10.000.000 maka selisih produktivitas produksi yang akan dicapai sebesar 4011 unit. 2. Koefisien Korelasi Untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel X dan variabel Y digunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan (lampiran 1) koefisien korelasi adalah sebesar 0,973 artinya bahwa antara biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dengan produktivitas produksi mempunyai hubungan atau korelasi sebesar 0,973. Besarnya nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,973 dimana nilai tersebut mendekati 1 dan bernilai positif, ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel penelitian tersebut. 3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (variabel X) terhadap produktivitas produksi (variabel Y), penulis menggunakan pengujian koefisien determinasi. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan (lampiran 1) besarnya koefisien determinasi sebesar 0,947, ini berarti bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh terhadap produktivitas produksi sebesar 94,7 %. Sedangkan sisanya sebesar 5,3 % adalah pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti misalnya biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, permintaan konsumen, kualitas proses produksi dan lain-lain. 1.6. Simpulan Setelah melihat hasil dan pembahasan mengenai pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir FAHMI Collection maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap serta produktivitas di Perusahaan Bordir FAHMI Collection secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Perushaan Bordir FAHMI Cellection setiap tahunnya mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap untuk menjaga kontinyuitas produk secara periodik. Tujuan penetap biaya pemelihraan dan perbaikan aktiva tetap di perusahaan yaitu untuk mempertahankan kapasitas produk sehingga produktivitas produksi yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai. b. Produktivitas produksi pada Perusahaan Bordir FAHMI Collection juga setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena setiap tahun tingkat permintaan produk bordir terus mengalami peningkatan dan perusahaan juga memperluas pangsa pasar khususnya ke luar jawa. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap berpengaruh terhadap Produktivitas Produksi.
1.7 Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran bagi perusahaan, yaitu bahwa dari hasil penelitian ini terdapat perbedaan tingkat kenaikan dan beberapa penurunan dari tahun ke tahun baik itu dari biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap maupun produktivitas produksi. Diantaranya pembengkakan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap seperti yang terjadi pada Tahun 2009, 2011, 2012, kemudian penurunan produktivitas produksi yang terjadi pada Tahun 2009 dan 2011. Hal ini terjadi dikarenakan aktiva tetap mengalami banyak gangguan sehingga biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap meningkat dan produktivitas produksi yang dihasilkan tidak maksimal. Kemudian dari hasil analisis data memperlihatkan bahwa pembengkakan biaya tiap tahunnya yaitu dari kegiatan perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap. Oleh karena itu untuk menekan kenaikan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap serta menekan penurunan produktivitas produksi penulis menyarankan agar perusahaan melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap secara konsisten, efektif, dan efisien terutama dalam hal pemeliharaan. Sehingga pembengkakan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap tidak begitu besar serta penurunan produktivitas produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.