Teori kendali Oleh: Ari suparwanto
Minggu Ke-1 Permasalahan oleh : Ari Suparwanto
Permasalahan Diberikan sistem dan sinyal referensi. Masalah kendali adalah menentukan sinyal kendali sehingga output sistem sedekat mungkin dengan sinyal referensi. Sinyal kendali yang bergantung pada respon sistem disebut kendali feedback atau kendali loop tertutup. Untuk mendapatkan kendali yang baik, sinyal kendali feedback didesain sebagai fungsi dari state dan sinyal referensi
Permasalahan Masalah kendali yang dibahas : 1. Pole Assignment Menentukan kendali feedback sedemikian hingga akar-akar dari polinomial karakteristik dari sistem feedback dapat dipilih sebarang. 2. Stabilisasi Menentukan kendali feedback sedemikian hingga akar-akar dari polinomial karakteristik dari sistem feedback berada di sebelah kiri bidang kompleks.
Permasalahan 3. State Estimator atau State Observer Menentukan sistem bantuan yang inputnya adalah input dan output dari sistem sebenarnya dan outputnya adalah aproksimasi dari state sistem sebenarnya 4. Decoupling Menentukan kompensator sehingga sistem tercouple menjadi sistem terdecouple
Permasalahan 5. Kendali Optimal Diberikan sistem dengan input đ˘ â đ . Tentukan fungsi đ˘ â đ sedemikian hingga fungsi cost yang diberikan minimal.
Minggu Ke-2 Pole Assigment dan Stabilisasi oleh : Ari Suparwanto
Pole Assigment dan Stabilisasi Ekuivalensi Sistem Diberikan sistem đĽ = đ´đĽ + đľđ˘ đŚ = đśđĽ + đˇđ˘
Misalkan đĽ = đđĽ, dengan đ matriks nonsingular.
(1)
Pole Assigment dan Stabilisasi Sistem đĽ = đ´đĽ + đľ đ˘ đŚ = đś đĽ + đˇđ˘
dengan
(2)
đ´ = đđ´đ;1 , đľ = đđľ, đś = đśđ;1 , đˇ = đˇ
disebut sistem ekuivalen dari sistem (1).
Pole Assigment dan Stabilisasi Kasus Sistem Terkendali Sifat. Sistem (1) terkendali jika dan hanya jika sistem (2) terkendali.
Kasus Single Variabel Misalkan polinomial karakteristik dari matriks đ´ pada sistem (1) adalah â đ = det đđź â đ´ = đđ + đź1 đđ;1 + ⯠+ đźđ;1 đ + đźđ
Pole Assigment dan Stabilisasi Bentuk Kanonik Teorema. Jika sistem (1) single variabel dan terkendali, maka ia ekuivalen dengan sistem 0 1 0 ⯠0 0 0 0 0 1 ⯠0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⯠đĽ= đĽ+ đ˘ ⎠⎠⎠⎠⎠⎠⯠0 1 0 0 0 0 âđźđ âđźđ;1 âđźđ;2 ⯠âđź2 âđź1 1 đŚ = đ˝đ đ˝đ;1 đ˝đ;2 ⯠đ˝2 đ˝1 dengan đź1 , đź2 , ⯠, đźđ adalah koefisien dari polinomial karakteristik dari đ´.
Pole Assigment dan Stabilisasi Contoh. Transformasikan sistem terkendali variabel 1 2 0 2 đĽ = 1 â1 1 đĽ + 1 đ˘ 0 2 0 1 Ke bentuk kanoniknya.
single
Minggu Ke-3 Pole Assigment dan Stabilisasi oleh : Ari Suparwanto
Pole Assigment dan Stabilisasi State Feedback Dengan mengganti đ˘ pada sistem (1) dengan đ + đžđĽ, maka diperoleh sistem feedback đĽ = đ´ + đľđž đĽ + đľđ đŚ = đś + đˇđž đĽ + đˇđ
(3)
Teorema. Sistem feedback (3) terkendali jika dan hanya jika sistem (1) terkendali.
Pole Assigment dan Stabilisasi Teorema berikut menyatakan bahwa kendali feedback dapat digunakan untuk mengendalikan eigenvalue dari sistem. Teorema. Jika sistem (1) terkendali, maka dengan kendali feedback đ˘ = đ + đžđĽ , nilai-nilai eigen dari đ´ + đľđž dapat ditentukan sebarang.
Pole Assigment dan Stabilisasi Algoritma Diberikan sistem (1) terkendali dan himpunan nilai-nilai eigen đ1 , đ2 , ⯠, đđ . Tentukan kendali feedback đ˘ = đ + đžđĽ sedemikian hingga sistem feedback (3) mempunyai himpunan đ1 , đ2 , ⯠, đđ sebagai nilai-nilai eigennya. Langkah-langkah: 1. Tentukan polinomial karakteristik dari đ´ : det đ đź â đ´ = đ đ + đź1 đ đ;1 + ⯠+ đźđ;1 đ + đźđ . 2. Hitung (đ â đ1 ) đ â đ2 ⯠đ â đđ = đ đ + đź1 đ đ;1 + ⯠+ đźđ;1 đ + đźđ
Pole Assigment dan Stabilisasi 3. Tentukan đž = đźđ â đźđ đźđ;1 â đźđ;1 ⯠đź1 â đź1 . 4. Hitung đđ;đ = đ´đđ;đ;1 + đźđ đđ , untuk đ = 1,2, ⯠, đ â 1 , dengan đđ = đľ. 5. Bentuk đ = đ1 đ2 ⯠đđ . 6. Tentukan đ = đ ;1 . 7. Tentukan đž = đžđ.
Pole Assigment dan Stabilisasi Contoh. Diberikan sistem terkendali 2 1 1 đĽ= đĽ+ đ˘. â1 1 2 Tentukan vektor đ1 đ2 sedemikian hingga sistem state-feedback mempunyai -1 dan -2 sebagai eigenvaluenya. Hitunglah đ1 , đ2 secara langsung tanpa menggunakan transformasi ekuivalensi.
Pole Assigment dan Stabilisasi Contoh. Tentukan state feed-back yang mentransformasikan eigenvalue dari sistem â1 â2 â2 2 đĽ = 0 â1 1 đĽ+ 0 đ˘ 1 0 â1 1 menjadi -1, -2 dan -2.
Minggu Ke-4 Pole Assigment dan Stabilisasi oleh : Ari Suparwanto
Pole Assigment dan Stabilisasi Kasus Multi Variabel Untuk kasus ini, pada dasarnya metode atau prosedur yang digunakan sama dengan kasus untuk single variabel, yaitu mentransformasikan sistem semula ke sistem ekuivalen berbentuk kanonik dan selanjutnya menentukan kendali feedbacknya.
Pole Assigment dan Stabilisasi Bentuk Kanonik Jika sistem (1) terkendali, maka terdapat đ vektor kolom yang bebas linear pada matriks keterkendaliannya. Berikut skema yang dapat digunakan untuk memilih đ vektor kolom tersebut: Misalkan đľ = đ1 đ2 ⯠đđ . Dimulai dari vektor đ1 , dan selanjutnya ditinjau vektor đ´đ1 , đ´2 đ1 , ⯠, đ´đ1 ;1 đ1 sampai vektor đ´đ1 đ1 dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari đ1 , ⯠, đ´đ1 ;1 đ1 .
Pole Assigment dan Stabilisasi Jika đ1 = đ, maka đ1 , ⯠, đ´đ1;1 đ1 adalah đ vektor kolom yang bebas linear. Jika đ1 < đ , ditinjau đ2 , đ´đ2 , ⯠, đ´đ2;1 đ2 sampai vektor đ´đ2 đ2 dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari himpunan đ1 , ⯠, đ´đ1;1 đ1 , đ2 , ⯠, đ´đ2;1 đ2 . Jika đ1 + đ2 < đ, lanjutkan proses seperti di atas sampai diperoleh đ vektor yang bebas linear.
Pole Assigment dan Stabilisasi Ditinjau sistem dengan đ = 9 dan đ = 3 . Diasumsikan dengan skema di atas diperoleh đ1 = 3, đ2 = 2 dan đ3 = 4, maka matriks đ = đ1 đ´đ1 đ´2 đ1 đ2 đ´đ2 đ3 đ´đ3 đ´2 đ3 đ´3 đ3 nonsingular. Hitung đ;1 dan nyatakan baris-barisnya sebagai berikut:
Pole Assigment dan Stabilisasi
đ;1
đ11 đ12 đ13 đ21 = đ22 đ31 đ32 đ33 đ34
đ13 đ13 đ´ đ13 đ´2 đ22 . Bentuk matriks đ = đ22 đ´ . đ34 đ34 đ´ đ34 đ´2 đ34 đ´3
Pole Assigment dan Stabilisasi Diperoleh bektuk kanonik : 0 1 0 0 0 1 đĽ đĽ đĽ
đ´ = đđ´đ;1 = đĽ
đĽ
đĽ
đĽ 0 đĽ
đĽ
đĽ
đĽ
đĽ
đĽ 1 đĽ
đĽ
đĽ
đĽ
đĽ
đĽ
đĽ 0 0 0 đĽ
đĽ 1 0 0 đĽ
đĽ 0 1 0 đĽ
đĽ 0 0 1 đĽ
Pole Assigment dan Stabilisasi 0 0 1 0 đľ = đđľ = 0 0 0 0 0
0 0 đĽ 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 đĽ
Pole Assigment dan Stabilisasi Diambil kendali feedback đ˘ = đ + đžđĽ. Karena bentuk dari đľ, maka semua baris dari đ´ kecuali tiga baris yang ditandai dengan huruf đĽ tidak dipengaruhi oleh kendali feedback. Karena tiga baris tak nol dari đľ bebas linear, maka tiga baris dari đ´ yang ditandai dengan huruf đĽ dapat ditentukan sebarang, sehingga đž dapat dipilih sedemikian hingga đ´ + đľđž berbentuk:
Pole Assigment dan Stabilisasi 0 0 0 0 0 0 0 0 đ1
1 0 0 0 0 0 0 0 đ2
0 1 0 0 0 0 0 0 đ3
0 0 1 0 0 0 0 0 đ4
0 0 0 1 0 0 0 0 đ5
0 0 0 0 1 0 0 0 đ6
0 0 0 0 0 1 0 0 đ7
0 0 0 0 0 0 1 0 đ8
0 0 0 0 0 0 0 1 đ9
Pole Assigment dan Stabilisasi Polinomial karakteristik dari đ´ + đľđž adalah đ 9 â đ9 đ 8 â đ8 đ 7 â ⯠â đ2 đ â đ1 . Karena đđ dapat ditentukan sebarang, maka akan diperoleh hasil yang diinginkan.
Minggu Ke-5 Pole Assigment dan Stabilisasi oleh : Ari Suparwanto
Pole Assigment dan Stabilisasi Contoh. Diberikan sistem terkendali multi variabel 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 đĽ= 2 0 0 1 1 đĽ+ 1 0 đ˘ 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 â1 â2 0 1 Tentukan kendali feedback đ˘ = đžđĽ + đ sedemikian hingga nilai-nilai eigen dari sistem feedbacknya adalah -1, -2Âąđ dan -1Âą2đ.
Pole Assigment dan Stabilisasi Kasus Sistem Tak Terkendali Bentuk Kanonik Jika sistem (1) tidak terkendali, maka sistem dapat ditransformasikan ke sistem ekuivalen berbentuk: đĽ = đ´đĽ + đľ u
Pole Assigment dan Stabilisasi đ´11 đ´12 đľ dengan đ´ = , đľ = 1 dan sistem 0 đ´22 0 đĽ1 = đ´11 đĽ1 + đľ1 đ˘ terkendali. Karena bentuk dari đ´ , maka himpunan nilai eigen dari đ´ adalah gabungan dari himpunan nilai eigen dari đ´11 dan đ´22 . Dari bentuk đľ , maka matriks đ´22 tidak dipengaruhi oleh pengambilan sebarang kendali feedback berbentu đ˘ = đ + đž đĽ . Oleh karena itu semua nilai eigen dari đ´22 tidak dapat dikendalikan.
Pole Assigment dan Stabilisasi Akan tetapi, karena đ´11 , đľ1 terkendali, maka semua nilai eigen đ´11 dapat ditentukan sebarang. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa nilai eigen eigen dari (đ´ + đľđž) dapat ditentukan sebarang jika dan hanya jika himpunan nilai-nilai eigen đ´22 merupakan himpunan bagian dari nilai-nilai eigen yang ditentukan.
Pole Assigment dan Stabilisasi Contoh. Diberikan sistem tak terkendali â2 1 0 0 0 1 0 â2 0 0 0 0 đĽ= 0 0 1 1 0 đĽ + 0 đ˘. 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 Selidiki apakah sistem di atas dapat distabilkan dengan menggunakan state feedback ! Jika ya, tentukan vektor gain đ sedemikian hingga sistem closed-loopnya mempunyai eigenvalue -1, -1, -2, -2 dan 2.
Minggu Ke-6 State Estimator atau State Observer oleh : Ari Suparwanto
State Estimator atau State Observer State Estimator atau Observer adalah sistem bantuan yang inputnya adalah input dan output dari sistem sebenarnya dan outputnya adalah aproksimasi dari state sistem sebenarnya. Observer dari sistem đĽ = đ´đĽ + đľđ˘, đŚ = đśđĽ (4) diasumsikan berbentuk đ§ = đđ§ + đđ˘ + đžđŚ đĽ = đđ§ + đđ˘ + đ
đŚ dengan matriks đ, đ, đž, đ, đ dan đ
harus ditentukan.
State Estimator atau State Observer Observer harus memenuhi kondisi berikut: 1. Jika đĽ đĄ0 = đĽ(đĄ0 ) pada saat đĄ0 , maka đĽ đĄ = đĽ(đĄ) untuk đĄ ⼠đĄ0 . 2. Selisih đĽ đĄ â đĽ(đĄ) harus konvergen ke nol untuk đĄ â â terhadap kondisi awal đĽ 0 = đĽ0 , đ§ 0 = đ§0 dan kendali đ˘.
State Estimator atau State Observer Akan dikonstruksikan observer dengan đ = đź, đ = đ
= 0. Pilihan ini menghasilkan đĽ = đ§ dan state dari observer mempunyai peran sebagai aproksimasi dari state đĽ. Kondisi pertama yang harus dipenuhi oleh observer menghasilkan đ = đľ; đ = đ´ â đžđś. Jadi, observer berbentuk đĽ = đ´đĽ + đľđ˘ + đž(đŚ â đŚ) dengan đŚ = đśđĽ .
State Estimator atau State Observer Agar kondisi kedua dipenuhi oleh observer, didefinisikan đ đĄ = đĽ đĄ â đĽ đĄ maka diperoleh đ=
đ đđĄ
đĽ â đĽ = đ´ â đžđś đ.
Karena đ(đĄ) harus konvergen ke nol, maka matriks (đ´ â đžđś) harus stabil asimtotik. Dengan demikian, matriks đž harus dipilih sedemikian hingga nilai-nilai eigen dari (đ´ â đžđś) mempunyai bagian real negatif.
State Estimator atau State Observer Teorema berikut menjamin bahwa pemilihan matriks đž dapat dikerjakan apabila sitem (4) terobservasi. Teorema. Untuk sebarang polinomial đ¤ đ = đđ + đ¤đ;1 đđ;1 + ⯠+ đ¤0 terdapat matrik đž sedemikian hingga det đđź â đ´ â đśđž = đ¤(đ) jika dan hanya jika sistem (4) terobservasi
Minggu Ke-7 State Estimator atau State Observer oleh : Ari Suparwanto
State Estimator atau State Observer Berdasarkan teorema di atas dapat disusun algoritma sebagai berikut. Algoritma. 1. Tinjau sistem terkendali đ´âş , đś âş . 2. Tentukan matriks đż sedemikian hingga matriks đ´âş + đś âş đż mempunyai nilai-nilai eigen dengan bagian real negatif. 3. Tentukan đž = âđżâş .
State Estimator atau State Observer Contoh. Diberikan sistem 2 1 1 đĽ= đĽ+ đ˘ đŚ = 1 1 đĽ. â1 1 2 Tentukan pengobserver full-dimension dari sistem di atas yang error reconstructionnya konvergen ke 0 untuk đĄ â â dengan memilih nilai eigen pengobserver dari *â2 Âą 2đ+.
State Estimator atau State Observer Contoh. Diberikan sistem 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 2 đĽ = 0 1 0 1 â1 đĽ + 1 đ˘. 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 Tentukan pengobserver full-dimension dari sistem di atas yang error reconstructionnya konvergen ke 0 untuk đĄ â â.
State Estimator atau State Observer Jika sistem (4) tidak terobservasi, maka sistem dapat ditransformasikan ke sistem ekuivalen berbentuk: đĽ = đ´đĽ + đľu, đŚ = đś đĽ đ´11 0 đľ1 dengan đ´ = , đľ= , đś= đľ2 đ´21 đ´22 dan sistem đĽ1 = đ´11 đĽ1 + đľ1 đ˘ , đś1 0 đŚ = đś1 đĽ1 terobservasi.
State Estimator atau State Observer Dari bentuk đ´ dan đś , maka untuk sebarang pemilihan matriks đż, nilai-nilai eigen matriks đ´22 pada matriks đ´âş + đś âş đż tidak berubah. Akan tetapi, karena đś1 , đ´11 terobservasi, maka semua nilai eigen đ´11 dapat ditentukan sebarang. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa observer untuk sistem (4) tak terobservasi dapat ditentukan jika dan hanya jika semua nilai eigen đ´22 mempunyai bagian real yang negatif.
Mingg Ke- 8 Decoupling dengan State Feedback oleh : Ari Suparwanto
Decoupling dengan State Feedback Ditinjau sistem (4) dengan banyak input sama dengan banyak output. Matriks transfer dari sistem (4) adalah đş đ = đś đ đź â đ´ ;1 đľ. Jika state awal sistem adalah nol, maka hubungan antara input dan output dapat dinyatakan dengan đŚ1 đ = đ11 đ đ˘1 đ + đ12 đ đ˘2 đ + ⯠+ đ1đ (đ )đ˘đ (đ ) đŚ2 đ = đ21 đ đ˘1 đ + đ22 đ đ˘2 đ + ⯠+ đ2đ (đ )đ˘đ (đ ) ⎠đŚđ đ = đđ1 đ đ˘1 đ + đđ2 đ đ˘2 đ + ⯠+ đđđ (đ )đ˘đ (đ ) dengan đđđ đ elemen ke-đđ dari đş đ .
Decoupling dengan State Feedback Dari sistem persamaan di atas terlihat bahwa setiap input mengendalikan lebih dari satu output dan setiap output dikendalikan lebih dari satu input. Sistem sedemikian disebut sistem tercouple. Pada umumnya, sistem tercouple sangat sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, pada bagian ini akan ditentukan kompensator yang mengubah sistem tercouple menjadi sistem terdecouple, yaitu sistem yang setiap inputnya hanya mengendalikan satu output dan setiap outputnya hanya dikendalikan oleh satu input
Decoupling dengan State Feedback Berikut definisi sistem terdouple dalam terminologi matriks transfernya. Definisi. Sistem multivariabel dikatakan terdecouple jika matriks tranfernya adalah matriks diagonal nonsingular. Untuk menentukan kondisi pada đş (đ ) agar sistem dapat didecouplekan oleh kendali feedback, terlebih dahulu diberikan beberapa definisi yang diperlukan.
Decoupling dengan State Feedback Didefinisikan: đđ =min{selisih derajat penyebut dan pembilang dari setiap unsur pada baris ke-i dari đş (đ )}-1 dan đ¸đ = lim đ đđ:1 đşđ (đ ) đ ââ
dengan đşđ (đ ) adalah baris ke-i dari đş (đ ).
Decoupling dengan State Feedback Contoh. Diberika matriks transfer đş đ =
đ :2 đ 2 :đ :1 1 đ 2 :2đ :1
1 đ 2 :đ :2 3 đ 2 :đ :4
.
Selisih derajat penyebut dan dan pembilang dari unsur-unsur baris pertama đş đ adalah 1 dan 2, maka đ1 = 0 dan
Decoupling dengan State Feedback đ +2 1 đ¸1 = lim đ 2 = . 1 0 đ ââ đ + đ + 1 đ 2 + đ + 2 Selisih derajat penyebut dan dan pembilang dari unsur-unsur baris kedua đş đ adalah 2 dan 2, maka đ1 = 1 dan 1 3 2 đ¸2 = lim đ đ ââ đ 2 + 2đ + 1 đ 2 + đ + 4 = 1 3.
Minggu Ke-9 Decoupling dengan State Feedback oleh : Ari Suparwanto
Decoupling dengan State Feedback Diberikan kendali feedback berbentuk: đ˘ đĄ = đžđĽ + đťđ Dengan mensubstitusikan kendali feedback di atas pada sistem (4) diperoleh sistem feedback: đĽ = đ´ + đľđž đĽ + đťđ đŚ = đśđĽ Matriks transfer sistem feedback (5) adalah đşđ đ = đś đ đź â đ´ â đľđž
;1
đľđť.
(5)
Decoupling dengan State Feedback Didefinisikan: đđ =min{selisih derajat penyebut dan pembilang dari setiap unsur pada baris ke-i dari đşđ (đ )}-1 dan đ¸đ = lim đ đđ:1 đşđđ (đ ) đ ââ
dengan đşđđ (đ ) adalah baris ke-i dari đşđ (đ ).
Decoupling dengan State Feedback Teorema berikut menyatakan hubungan antara đđ dan đđ dan antara đ¸đ dan đ¸đ . Teorema. Untuk sebarang matriks đž dan matriks nonsingular đť, berlaku đđ = đđ dan đ¸đ = đ¸đ đť.
Decoupling dengan State Feedback Berdasarkan hasil pada teorema di atas dapat diturunkan karakterisasi untuk suatu sistem dapat didecouplekan atau tidak dalam teorema berikut. Teorema. Suatu sistem dengan matriks transfer đş (đ ) dapat didecouplekan oleh state feedback berbentuk đ˘ = đžđĽ + đťđ dengan đž sebarang matriks dan đť matriks nonsingular jika dan hanya jika matriks đ¸1 đ¸2 đ¸= ⎠đ¸đ nonsingular.
Minggu Ke-10 Decoupling dengan State Feedback oleh : Ari Suparwanto
Decoupling dengan State Feedback Berdasarkan teorema di atas, maka dapat disusun algorima untuk mendecouplekan sistem. Algoritma. 1. Tentukan matriks transfer đş (đ ). Jika đş (đ ) diagonal nonsingular maka sistem terdecouple. Jika tidak demikian, sistem tercouple, lanjutkan ke langkah 2. 2. Tentukan đđ dan đ¸đ untuk đ = 1,2, ⯠, đ. đ¸1 đ¸2 3. Tentukan đ¸ = ⎠. đ¸đ
Decoupling dengan State Feedback Jika matriks đ¸ singular, sistem tak dapat didecouplekan. Jika đ¸ nonsingular, sistem dapat didecouplekan, lanjutkan ke langkah 4. đś1 đ´đ1 :1 đś2 đ´đ2 :1 4. Tentukan matriks đš = ⎠đśđ đ´đđ :1 5. Tentukan kendali feedback đ˘ = đžđĽ + đťđ dengan matriks đž = âđ¸ ;1 đš dan đť = đ¸ ;1 .
Decoupling dengan State Feedback Contoh. Diberikan sistem 0 1 0 1 0 đĽ= 0 0 1 đĽ+ 0 1 đ˘ â2 â4 â3 â1 1 0 1 â1 đŚ= đĽ 1 2 1 Selidiki apakah sistem terdecouple atau tidak. Jika tidak, apakah sistem dapat didecouplekan. Jika ya, tentukan state feedback yang mendecouplekan sistem.
Kendali Optimal Masalah kendali optimal: Diberikan sistem đĽ đĄ = đ đĽ đĄ ,đ˘ đĄ yang didefinisikan pada interval waktu 0 ⤠đĄ ⤠đ, kondisi awal đĽ 0 = đĽ0 , Himpunan kendali đ˘(đĄ) â đ dan fungsi obyektif đ
đ˝ = đ(đĽ đ ) +
đ đĽ đĄ , đ˘ đĄ đđĄ 0
yang harus dimaximumkan.
Kendali Optimal Hamiltonian Untuk menyelesaikan masalah kendali optimal, cara yang dilakukan adalah dengan membentuk fungsi Obyektif yang dimodifikasi: đ
đ˝=đ˝â
đ đĄ
đ
đĽ đĄ â đ đĽ đĄ ,đ˘ đĄ
đđĄ
0
dan mendefinisikan fungsi Hamiltonian: đť đ, đĽ, đ˘ = đđ đ đĽ, đ˘ + đ(đĽ, đ˘). Dengan Hamiltonian, maka fungsi obyektif yang dimodifikasi menjadi: đ
đ˝=đ đĽ đ
đť(đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ â đ đĄ đ đĽ (đĄ) đđĄ
+ 0
Minggu Ke-11 Kendali Optimal oleh : Ari Suparwanto
Kendali Optimal Misalkan fungsi kendali đ˘(đĄ) â đ mengalami perubahan kecil menjadi đŁ(đĄ) â đ , maka diperoleh state trayektori baru đĽ đĄ + đżđĽ đĄ . Jika đżđ˝ menyatakan perubahan yang berkorespondensi pada fungsi obyektif yang dimodifikasi makadiperoleh đżđ˝ = đ đĽ đ + đżđĽ đ â đ(đĽ(đ) đ
đť đ, đĽ + đżđĽ, đŁ â đť(đ, đĽ, đ˘) â đ đĄ đ đżđĽ đđĄ
+ 0
Kendali Optimal Karena đ
đ
đđ đżđĽ đđĄ = đ đ đ đżđĽ đ â đ 0 đ đżđĽ 0 â 0
đđ đżđĽđđĄ 0
maka đżđ˝ = đ đĽ đ + đżđĽ đ + đ 0 đ đżđĽ 0
â đ(đĽ đ âđ đ
đ
đżđĽ đ
đ
đť đ, đĽ + đżđĽ, đŁ â đť đ, đĽ, đ˘ + đđ đżđĽ đđĄ
+ 0
Kendali Optimal Karena đ
đť đ, đĽ + đżđĽ, đŁ â đť(đ, đĽ, đ˘) đđĄ 0
đ
=
đťđĽ đ, đĽ, đ˘ đżđĽ + đť đ, đĽ, đŁ â đť(đ, đĽ, đ˘) đđĄ 0
maka đżđ˝ = đđĽ (đĽ đ â đ đ
đ
đżđĽ đ + đ 0 đ đżđĽ 0
đ
đ
đťđĽ (đ, đĽ, đ˘) + đđ đżđĽđđĄ +
+ 0
đť đ, đĽ, đŁ â đť(đ, đĽ, đ˘) đđĄ 0
Karena đżđĽ 0 = 0, maka suku kedua persamaan terakhir menjadi nol.
Kendali Optimal Persamaan Adjoint Pilih đ(đĄ) sebagai solusi dari persamaan diferensial adjoint: âđ đĄ = đťđĽ (đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ ) dengan kondisi akhir đ(đ)đ = đđĽ (đĽ đ ). Dari sini, maka đ
đżđ˝ =
đť đ đĄ ,đĽ đĄ ,đŁ đĄ 0
â đť(đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ ) đđĄ
Kendali Optimal Jika fungsi kendali đ˘ adalah kendali optimal, maka untuk sebarang đĄ, berlaku đť(đ đĄ , đĽ đĄ , đŁ đĄ ) ⤠đť(đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ ) untuk semua đŁ â đ. Jadi, untuk setiap đĄ, nilai đ˘(đĄ) dalam kendali optimal mempunyai sifat memaksimalkan fungsi Hamiltonian.
Kendali Optimal Prinsip Maximum Hasil di atas merupakan prinsip maksimum untuk teorema berikut. Teorema. Jika đ˘(đĄ) â đ kendali optimal dan đĽ(đĄ) menyatakan trayektori state untuk masalah kendali optimal, maka terdapat trayektori adjoint đ(đĄ) sedemikian hingga memenuhi đĽ đĄ = đ(đĽ đĄ , đ˘(đĄ) đĽ 0 = đĽ0 âđ đĄ = đ đĄ đ đđĽ (đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ + đđĽ (đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ đ(đ)đ = đđĽ (đĽ đ ) Untuk semua đĄ, 0 ⤠đĄ ⤠đ, dan đŁ â đ đť(đ đĄ , đĽ đĄ , đŁ đĄ ) ⤠đť(đ đĄ , đĽ đĄ , đ˘ đĄ ) Dengan đť adalah fungsi Hamiltonian đť đ, đĽ, đ˘ = đđ đ đĽ, đ˘ + đ(đĽ, đ˘).
Minggu Ke-12 Kendali Optimal oleh : Ari Suparwanto
Kendali Optimal Contoh. Diberikan sistem đĽ đĄ =đ˘ đĄ đĽ 0 =0 đ˘ đĄ â¤1 Maksimumkan fungsi obyektif đ˝ = đĽ(đ)
Kendali Optimal Contoh. Diberikan sistem đĽ đĄ = đ˘(đĄ) đĽ 0 =0 đĽ 0 =0 Maksimumkan fungsi obyektif đ˝=đĽ đ â
1 đ 2 đ˘(đĄ) đđĄ. 0 2
Optimisasi Linear Kuadratik Masalah Optimisasi Linear Kuadratik: (kasus time varying) Diberikan sistem đĽ đĄ = đ´ đĄ đĽ đĄ + đľ(đĄ)đ˘ đĄ yang didefinisikan pada interval waktu 0 ⤠đĄ ⤠đ, kondisi awal đĽ 0 = đĽ0 , Himpunan kendali đ˘(đĄ) â đ dan fungsi obyektif 1 đ đ˝= đĽ đĄ đ đ đĄ + đ˘ đĄ đ đ
đĄ đ˘(đĄ) đđĄ 2 0 yang harus diminimumkan.
Optimisasi Linear Kuadratik Persamaan adjoint: đ
âđ đĄ = đ đĄ đ đ´ đĄ â đĽ đĄ đ đ(đĄ) dengan kondisi akhir đ đ = 0. Fungsi Hamiltonian: đť = đ đĄ đđ´ đĄ + đ đĄ đđľ đĄ đ˘ đĄ 1 1 đ â đĽ đĄ đ đĄ đĽ đĄ â đ˘ đĄ đ đ
đĄ đ˘(đĄ) 2 2
Optimisasi Linear Kuadratik Kondisi untuk memaksimalkan Hamiltonian terhadap đ˘(đĄ) adalah đťđ˘ = 0, atau đ đĄ đđľ đĄ â đ˘ đĄ đđ
đĄ = 0 sehingga diperoleh đ˘ đĄ = đ
đĄ ;1 đľ đĄ đ đ đĄ . Jika hasil ini disubstitusikan ke sistem awal, maka diperoleh đĽ đĄ = đ´ đĄ đĽ đĄ + đľ đĄ đ
đĄ ;1 đľ đĄ đ đ đĄ đ đĄ = đ đĄ đĽ đĄ â đ´ đĄ đđ đĄ dengan kondisi đĽ 0 = đĽ0 đ đ =0
Minggu Ke-13 Kendali Optimal oleh : Ari Suparwanto
Optimisasi Linear Kuadratik Persamaan Riccati Karena sistem linear, maka đĽ(đĄ) dan đ(đĄ) bergantung pada đĽ0 , sehingga đ đĄ bergantung pada đĽ đĄ . Dari sini, akan dicoba memilih solusi berbentuk đ đĄ = âđ đĄ đĽ đĄ dengan đ đĄ matriks yang masih harus ditentukan.
Optimisasi Linear Kuadratik Dengan mensubstitusikan đ đĄ = âđ đĄ đĽ đĄ ke persamaan terakhir diperoleh đĽ đĄ = đ´ đĄ â đľ đĄ đ
đĄ ;1 đľ đĄ đ đ đĄ đĽ(đĄ) âđ đĄ đĽ đĄ â đ đĄ đĽ đĄ = đ đĄ â đ´ đĄ đ đ đĄ đĽ đĄ Kalikan ke dua ruas persamaan pertama dengan đ(đĄ) dan tambahkan ke persamaan kedua, maka diperoleh 0 = ,đ đĄ â đ đĄ đ´ đĄ + đ´ đĄ đ đ đĄ â đ đĄ đľ đĄ đ
đĄ ;1 đľ đĄ đ đ đĄ + đ(đĄ)-đĽ(đĄ). Persamaan ini dipenuhi untuk sebarang đĽ(đĄ) jika đ đĄ dipilh sedemikian memenuhi persamaan diferensial matriks âđ đĄ = đ đĄ đ´ đĄ + đ´ đĄ đ đ đĄ â đ đĄ đľ đĄ đ
đĄ ;1 đľ đĄ đ đ đĄ + đ(đĄ) Karena đ đ = 0, maka diperoleh đ đ = 0. Persamaan diferensial di atas disebut persamaan diferensial Riccati.
Optimisasi Linear Kuadratik Kasus Time Invariant Misalkan semua matriks dalam masalah optimisasi linear kuadratik adalah matriks konstan dan đ â â, maka diperoleh persamaan aljabar Riccati: 0 = đđ´ + đ´đ đ â đđľđ
;1 đľđ đ + đ. Dalam kasus ini, kendali optimalnya adalah đ˘ đĄ = âđ
đĄ ;1 đľđ đđĽ đĄ .
Optimisasi Linear Kuadratik Contoh. Diberikan sistem linear đĽ1 0 1 đĽ1 0 = + đ˘ đĽ đĽ2 0 0 2 1 đĽ1 0 = đĽ2 0 = 0 Maksimumkan fungsi obyektif 1 đ đ˝ = đĽ1 đ â đ˘ đĄ 2 đđĄ . 2 0