PELATIHAN MENENDANG DENGAN BEBAN 2 KG ENAM REPETISI DUA SET LEBIH BAIK MENINGKATKAN KEKUATAN DAN KECEPATAN TENDANGAN LURUS KE DEPAN DARI PELATIHAN MENENDANG DENGAN BEBAN 2 KG EMPAT REPETISI TIGA SET SISWI SMA NEGERI 2 KOTA KUPANG
Oleh Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*
ABSTRAK Kekuatan tendangan dan kecepatan tendangan lurus ke depan pada suatu pertandingan pencak silat masih dipertanyakan, karena dapat ditangkap atau ditepis lawan saat pertandingan.Perlu dilakukan penelitian terhadap peningkatan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan. Telah dilakukan penelitian terhadap sampel 28 orang dipilih secara acak sederhana dari siswi SMA Negeri 2 Kota Kupang ekstrakurikuler pencak silat. Sampel dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 14 orang . Kelompok I pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi dua set dan kelompok II Pelatihan dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set. Data sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan deskriptif untuk mengetahui data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji parametrik. Uji beda t-inpendent untuk menegtahui beda kelompok 1 kekuatan p=0,028 dan kelompok 2 kekuatan p=0,000 beda kedua kelompok kekuatan p=0,096 (p>0,05).Uji t-paired untuk membandingkan nilai rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan kelompok kecepatan. Hasil dengan nilai p=0,000. kedua kelompok menunjukkan sebelum perlakuan tidak berbeda bermakna. Kedua pelatihan menunjukkan ada peningkatan yang berarti. Disumpulkan bahwa pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set, pelatiha 3 kali seminggu selama 8 minggu. Kata Kunci: Pelatihan Beban 2 Kg Siswi Sekolah Menengah Atas, Tendangan Lurus Ke Depan, Kekuatan dan Kecepatan. .
RAININGKICK WITH LOAD 2 KG SIX REPS TWO BETTER SET TO INCREASE POWER AND SPEED KICK STRAIGHT AHEAD OF TRAINING COST OF 2 KGKICK WITH FOUR REPS THREE SET SMA NEGERI 2 CITY KUPANG
By Martina Dewi Lengo *, B.K Satriayasa ** N. U. Badu ** * Master of Sports Physiology University of Udayana *
ABSTRACT
Kick strength and speed kick straight ahead on a martial arts game is questionable, since it can be arrested or denied by an opponent when pertandingan.Perlu conducted research on improving the strength and speed kick straight ahead. Has conducted a study of 28 samples randomly selected from SMA Negeri 2 Kota Kupang extracurricular martial arts. The samples were divided into two groups of 14 people each. Group I kick training with a load of 2 kg two sets of four reps and group II training with a load of 2 kg three sets of four reps. Data before and after treatment were tested with descriptive to determine the normal distribution of data and homogeneous continued with parametric test. T-inpendent different test for different menegtahui strength of group 1 and group p = 0.028 p = 0.000 2 strength difference between the two groups of strength p = 0.096 (p> 0.05) .Uji t-paired to compare the average values before and after treatment group velocity. Results with p = 0.000. both groups showed no significant difference before treatment. Both the training showed no significant improvement. Disumpulkan that training kicked off with a load of 2 kg two sets of six reps better improve strength and speed kick straight to the front of the training kicked off with a load of 2 kg three sets of four reps, pelatiha 3 times a week for 8 weeks.
Keywords: 2 Kg Load Training High School Students, Kick Straight Ahead, Strength and Speed.
dengan diberikan pelatihan menggunakan
PENDAHULUAN
beban
Latar Belakang
yang
bertahap
dan
kemudian
ditingkatkan. Pencak silat adalah salah satu cabang olehraga bela diri yang banyak digemari oleh masyarakat umum
di Indonesia.
Pencak silat merupakan budaya bangsa Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Pencak silat telah menjadi olahraga yang dikenal luas di tingkat regional maupun internasional. dasar yakni : kuda – kuda, sikap pasang, pola langkah, belaan, hindaran, serangan, dan tangkapan. Pertandingan pencak silat menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda, keduanya saling berhadapan unsur
pembelaan
dan
serangan, yaitu menangkis, mengelak, mengena, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan tehnik dan taktik bertanding, ketahanan stamina, semangat juang, dan menggunakan kaidah bertanding.
serangan yang menggunakan kaki sebelah kiri dan kanan lintasannya ke arah perut dan dada. Tendangan lurus ke depan yang diperagakan oleh seorang atlet pencak silat dengan
Negeri 2 Kota Kupang,
pengamatan di
lapangan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang dapat dibaca atau ditepis sehingga lawan dapat mengelak bahkan dapat
dibaca
oleh
lawan
adalah
kecepatan
tendangan lurus ke depan masih dibawah standar, untuk meningkatkan tendangan lurus ke depan dapat dilakukan dengan pelatihan kecepatan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
penulis
terdorong
unrtuk
melakukan penelitian dengan judul : Pelatihan Menendang Dengan Beban 2 kg Enam Repetisi Dua Set Lebih Baik Meningkatkan Kekuatan Dan Kecepatan Tendangan
Lurus
Ke
Depan
Dari
Pelatihan Menendang Dengan Beban 2 kg
Tendangan lurus ke depan merupakan
harus
adalah siswi di Sekolah Menengah Atas
menangkap. Salah satu penyebab mudah
Pencak silat memiliki beberapa gerak
menggunakan
Salah satu kelompok atlet pencak silat
kecepatan.
Kecepatan
tendangan lurus ke depan dapat meningkat
empat repetisi Tiga Set Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:1)Apakah
pelatihan
menendang
dengan beban 2 kg enam repetisi dua set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah
Menengah
Atas
Kota
beban 2 kg enam repetisi dua set
Kupang.2)Apakah pelatihan menendang
meningkatkan kekuatan dan kecepatan
dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set
tendangan lurus ke depan siswi Sekolah
meningkatkan kekuatan dan kecepatan
Menengah
tendangan lurus ke depan siswi Sekolah
Kupang.2)Pelatihan menendang dengan
Menengah
Kota
beban 2 kg empat repetisi tiga set dapat
Kupang.3)Apakah pelatihan menendang
meningkatkan kekuatan dan kecepatan
dengan beban 2 kg enam repetisi dua set
tendangan lurus ke depan siswi Sekolah
lebih baik
meningkatkan kekuatan, dan
Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.3)
kecepatan tendangan lurus ke depan dari
Pelatihan menendang dengan beban 2 kg
pelatihan menendang dengan beban 2 kg
enam
empat repetisi tiga set siswi Sekolah
meningkatkan
Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.
tendangan lurus ke depan dari pelatihan
Atas
Negeri
2
Negeri
2
Atas
repetisi
dua
Negeri
set
kekuatan,dan
2
lebih
kota
baik
kecepatan
menendang dengan beban 2 kg empat Tujuan penelitian : 1)Untuk membuktikan pelatihan menendang dengan beban 2 kg
repetisi tiga set siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 kota Kupang.
meningkatkan kekuatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri
2
Kota
membuktikan
Kupang.
pelatihan
dengan beban 2 kg
2)
Untuk
menendang
METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian
meningkatkan
kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menangah Atas Negeri 2 Kota Kupang. 3)Untuk membuktikan pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dikenakan kepada siswi Sekolah Menengha Atas Negeri 2 Kota Kupang ekperimental Randomized pretestpost test Group Design (Pocock , 2008).
kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repatisi tiga set sisiwi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.
Hipotesis
penelitian
sebagai
berikut :1)1. Pelatihan menendang dengan
B.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
dilakukan
di
lokasi
lapangan basket Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang, 3 kali seminggu selama 8 minggu.
kembeli keposisi semula sesuai dengan
C.Populasi dan Sampel Populasi
yaitu: siswi Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang berjumlah 28 orang.1) Jenis kelamin wanita
2)Umur
16
sampai
19
tahun.3)Tinggi badan. 1,45 cm-1,55 cm.4) Kebugaran fisik kategori normal.5) Berat
volume pelatihan. Ketika kaki diayunkan ke depan posisi tungkai adalah ekstensi penuh dengan membentuk sudut kurang lebih 45º terhadap sumbu tubuh, sementara kaki kiri tetap dalam keadaan statis (Dei 2011), pada kelompok 1 gerakan ini dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali.
Badan 45 kg-50 kg. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota
Kelompok
2
gerakan
ini
dilakukan
pengulangan sebanyak 4 kali.4) Pada
Kupang.
kelompok 1 pelatihan beban ini dilakukan sebanyak 2 set, pada kelompok 2 pelatihan beban ini dilakukan sebanyak 3 set, dengan waktu
D.Tehnik Pengambilan Sampel
istirahat
1
menit.5)
Pelatihan
dilakukan sebanyak 3 kali seminggu Sampel penelitian didapat dari
selama 8 minggu.
populasi sebanyak 28 orang masing– masing kelompok berjumlah 14 orang yang
memenuhi
syarat
dengan
acak
sederhana, kelompok 1 enam repetisi dua set dan empat dan kelompo 2 empat repetisi
tiga
set.
Prosedur
perlakuan
sebagai berikut: 1)Subjek yang akan melakukan pelatihan beban posisi berdiri kaki kanan berada di belakang kaki kiri membentuk kuda- kuda depan, selanjutnya beban 2 kg diikatkan pada pergelangan kaki, kaki kanan mengangkat beban 2 kg menendang
ke
depan
secara
Analisis Data
terus
menerus.2)Kaki kanan subjek melakukan gerakan menendang ke depan kemudian
Data yang diperoleh dianalisa dengan langkah – langka sebagai berikut: Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data subjek seperti:
tinggi
badan, berat badan, indeks masa tubuh, yang datanya sudah diambil. Untuk mencari rerata, sampling value, maksimum dan minimum maka dilakukan : 1)Uji normalitas data dengan Shapiro Wilk-Test bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok perlakuan dengan kemaknaan yang digunakan p>0,05 maka data berdistribusi normal.2)Uji
homogenitas data dengan lavene´s test untuk mengetahui sebaran data yang homogen atau tidak, pada kedua kelompok
Kl 2 Setelah Perlakuan 0,940 14,000 0,420 B. Uji Homogenitas
perlakuan.3)Uji komparasi antar kedua
Untuk mengatahui varian data
kelompok sebelum dan sesudah pelatihan
kelompok 1 dan kelompok 2 maka
dengan menggunakan uji t-paired
perlu dilakukan uji homogenitas
bertujuan untuk menganilisis rerata
levene´s test, diperoleh hasil tampak
peningkatan waktu tempuh kecepatan.
pada Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Normalitas Kekuatan Sebagai menentukan
uji
Uji
prasyarat statistik
untuk
yang
Homogenitas
dengan menggunakan Shapiro Wilk Tes (data < 30) sedangkan Uji homogenitas menggunakan levene´s test, untuk semua variabel bebas dan tergantung.Tabel 1.
Kekuatan Sebelum dan Sesudah
Levene Statistic 2,441
df1 3
df2 52
P 0,075
Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan levene´s test data kedua kelompok menunjukkan
Uji Normalitas Kekuatan Sebelum Perlakuan dan Sesudah Perlakuan Kelompok I dan 2
seluruh
data
adalah
homogen. C.Beda
Rerata
Kedua
Kelompok
Kekuatan
Tests of Normality
Kl 1 Sebelum Dat Perlakuan Kl 1 Setelah Perlakuan Kl 2 Sebelum Perlakuan
Kelompok
akan
digunakan maka dilakukan Uji Normalitas
Variabel
Kedua
Mengetahui Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.
perbedaan
rerata
peningkatan kelompok kekuatan sebelum dan sesudah perlakuan digunakan uji tpaired hasil pada Tabel 3.
0,955 14,000 0,647
0,898 14,000 0,105
0,913 14,000 0,171
Uji Beda Rerata Kedua Kelompok Kekuatan Variabel Kl 1 Sebelum
N
Rerata
SB
14
42,642
13,059
P
Perlakuan
0.000
Kl 1 Sesudah Perlakuan
14
52,214
10,039
Kl 2 Sebelum Perlakuan
14
29,357
7,175
Kl 2 Sesudah Perlakuan
14
Levene Statistic 1.075
df1 3
df2 52
P 0,368
hasil uji homogenitas dengan levene´s test 0,000
data
kedua
kelompok
menunjukkan
seluruh data adalah homogen. 43,143
8,365
E. Beda Selisih Kelompok I dan Kelompok II Kecepatan Beda selisih peningkatan dua kelompok
D.Uji Normalitas Kelompok Kecepatan Uji normalitas data kelompok kecepatan dengan menggunakan uji Shapiro wilk test yang hasilnya tertera pada Tabel 4. Uji Normalitas Kelompok Kecepatan Variabel
Kl 1 Pre Dat Kecepatan Kl 1 Post Kecepatan K l 2 Pre Kecepatan Kl 2 Post Kecepatan
Shapiro-Wilk Statisti c Df 0,982
14
0,938
14
0,893
14
0,977
14
kecepatan dengan t-paire nampak pada Tabel 6. Beda Variabel N Rerata SB (detik) P Beda Kl 1 Kecepatan 14 11,548 3,108 Beda Kl 2 Kecepatan 14 3,426 1,560 8,122 0,000
P 0,98 5 0,39 8 0,09 0 0,95 7
Pembahasan A.Karateristik Subjek Penelitian dan Lingkungan Penelitian. Rentang
tinggi
badan
subjek
penelitian pada kedua kelompok sampel siswi yang dilibatkan sebagi objek peneliti
E.Uji Homogenitas Kecepatan
pada kedua kelompok pelatihan adalah
Uji Homogenitas kecepatan dengan
1,45-1,55 cm dengan rerata 1,533-1,538
menggunakan lavene´s test beda selisih
cm hal ini ada pada batas kat egori normal
kedua kelompok kekuatan memiliki
(Soetjiningsih, 1995). Indeks
perbedaan dan bermakna dapat dilihat pada Tabel 5. Uji Homogenitas Kecepatan
massa
menggambarkan status dengan
demikian
gizi
tubuh seseorang
berdasarkan
rerata
indeks massa tubuh pada kedua kelompok pelatihan menjelaskan bahwa status gizi
Kecepatan Tendangan Lurus Ke Depan.
subyek berada pada kategori normal 18,5-
Perbedaan hasil kecepatan tendangan lurus
25 kg/m2 (Adiatmika, 2002). Rata-rata
kedepan selama pelatihan 8 minggu dari
umur sampel yang dilibatkan sebagai
tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post
subjek penelitian pada kedua kelompok
Test)
dengan rerata 22,071±2,269.
didapatkan rerata waktu tempuh kecepatan
Daerah yang nyaman bagi orang Indonesia
tendangan lurus kedepan dua kelompok
untuk melakukan aktivitas pelatihan adalah
pelatihan memiliki nilai p>0,05, dengan
kelembaban relatif yang berkisar antara
demikian dapat dikatakan bahwa kedua
70-80%
kelompok pelatihan menunjukkan hasil
(Manuaba,
1998).
Dengan
yang
tertera
pada
peningkatan
dengan
pelatihan.
sehinggga terjawab hipotesis satu dan dua
Lingkungan yang nyaman akan berdampak
yakni pelatihan menendang dengan beban
mengurangi
2 kg enam repetisi dua set dan empat
beban
tempat
bagi
tubuh
dan
mengurangi pengeluaran keringat
waktu
5.6
demikian subjek penelitian sudah terbiasa lingkungan
dalam
Tabel
tempuh
repetisi tiga set dapat meningkatkan dan
berlebihan sehingga subjek dapat melakukan pelatihan dengan baik.
kecepatan tendangan lurus ke depan ektrakurikuler siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.
B.Peningkatan Kekuatan Tendangan Lurus Kedepan Sesudah Pelatihan.
Perbedaan
waktu
tendangan
lurus
Hasil kekuatan tendangan lurus kedepan
pelatihan berbeda secara bermakna dan
sebelum pelatihan pada kelompok 1, nilai
signifikan,
ratarata 42,642 dan sesudah pelatihan
disebabkan oleh pelatihan yang dilakukan
kekuatan
dan
selama 8 minggu. Berdasarkan analisis
kekuatan pada kel 2, nilai rata sebelum
data tes kekuatan dan kecepatan tendangan
pelatihan 29,351 sesudah pelatihan 43,143.
lurus kedepan pada kedua kelompok maka
Hasil menunjukkan adanya peningkatan
rerata kekuatan dan kecepatan sebelum dan
dalam hal kekuatan otot.
sesudah pelatihan diperoleh nilai p lebih
nilai
rata-rata
52,071
tempuh ke
perbedaan
kecepatan
depan
hasil
sesudah
akhir
kecil dari 0,5 (p<0,05) pada kedua C.Pengaruh Pelatihan Terhadap
kelompok perlakuan. Rerata kekuatan dan
kecepatan
tendangan
lurus
kedepan
diikuti oleh suatu periode pulih asal setelah
sebelum dan sesudah pelaitihan pada
melakukan
masing – masing kelompok terdapat
submaksimal. Secara fisiologis pelatihan
perbedaan yang bermakna. Kedua tipe
interval
pelatihan
memiliki
pengambilan oksigen maksimum (VO2
pengaruh pelatihan dalam meningkatkan
MAX) akibat adanya peningkatan densitas
kekuatan dan kecepatan tendangan lurus
atau jumlah motokondria dalam sel otot.
yang
diterapkan
aktifitas
maksimal
merangsang
atau
perbaikan
kedepan. Terjadinya peningkatan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus kedepan pada
–
masing
masing
kelompok
SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan
diakibatkan dari pelatihan yang dilakukan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
selama 8 minggu dan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dimana tubuh telah teradaptasi dengan pelatihan dan akan menghasilkan peningkatan yang berarti
maksimal
yang
teratur
motokondria
dan
melakukan
replikasi sehingga dapat mengerahkan sistem energi dominan untuk selalu siap menyediakan
energi
yang
diperlukan,
dengan
sistematis,
berkesinambungan
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1 )Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam meningkatkan kekuatan
dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.2) Pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah
(Pardjiono, 2008). Pelatihan fisik
pembahasan
repetisi dua set
(Fox,1983; Nala, 2011). Pelatihan
dan
yang dilakukan teratur akan
dan dapat
meningkatkan kemampuan fisik secara teratur (Astrand dan Radahl, 1986). Nala (2011), Metode pelatihan yang efektif meningkatkan kecepatan adalah metode pelatihan interval, karena pelatihan interval
Menengah
Atas
Negeri
2
Kota
Kupang.3)Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari Pelatihan Menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.
dalam memilih metode pelatihan yang
B. Saran Berdasarkan
simpulan
peneliti,
maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :1) Pelatihan beban 2 kg enam repetisi dua set dan empat repetisi 3 set dapat diterapkan di sekolah-sekolah dalam rangka penjaringan atlet yang potensial.2) Pelatiahan beban 2 kg enam repetisi dua set dan empat repetisi tiga set dapat
disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlit atau siswa .3) Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi tiga set dan empat repetisi tiga set dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun program pelatihan di klub-klub atau di sekolah-sekolah sebagai strategi yang lebih progresif dalam peningkatkan prestasi atlit.
dijadikan sumber pertimbangan
DAFTAR PUSTAKA 1.Adiatmika, 2002. Pengukuran Kesegaran Jasmani. Denpasar: Udayana University Press. 2. Manuaba, A.I.B. 1983. Aspek Ergonomi dalam Perencanaan Komplek Olahraga Dan Rekreasi. Naskah Lengkap Panel Diskusi Rencana Induk Gelora 3. Fox, E. L., 1984. Sport Physiologi 2 nd Edition, Philadelphia: Saunders College Publisher. Olahraga. Bandung: Fakultas`Ilmu Olahraga. . 4. Nala, 2002.
Prinsip pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Bali.
Pardjiono, 2008. Hipertropi Otot Skeletal Pada Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan.5 (2): 111-119 6..Astrand, P. O., K. Rodahl, 1986. Teks Book of Work Pysiologi. New York : Me Graw Hill Book Company.