LAPORAN STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN CKD (CRONIK KIDNEY DISEASE) STADIUM V + HIPERTENSI DI RUANG ILMU PENYAKIT DALAM (IPD) 24B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
OLEH : M. SADLI UMASANGAJI NIM : 09254
MAHASISWA JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE JURUSAN GIZI 2012
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN CKD (CRONIK KIDNEY DISEASE) STADIUM V + HIPERTENSI DI RUANG ILMU PENYAKIT DALAM (IPD) 24B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Telah disetujui pada 27 Februari 2012
Clinical Supervisor
Juhartini, S.Gz NIP 19780527 200501 2 002
Clinical Instructor
Endang Seyaningsih, SST NIP : 19710816 20072010
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan laporan studi kasus ini dengan penuh kemudahan sehingga penulis
dapat
menyelesaikan
laporan
studi
kasus
dengan
judul
“Penatalaksanaan Diet Pada Pasien CKD Stadium V + Hipertensi di Ruang 24 B IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang”. Laporan ini berisi tentang semua kegiatan asuhan gizi dirawat inap perawatan penyakit dalam di RSU Dr Saiful Anwar Malang, mulai dari menginventarisasi data subjektif dan objektif, pengkajian data dasar pasien, identifikasi masalah gizi sampai merencanakan asuhan terapi gizi tersebut serta melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi pada pasien. Dalam penyelesaian laporan studi kasus ini telah banyak berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Kartini M. Ali, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate. 2. Direktur RSU Dr Saiful Anwar Malang. 3. Pudir I, Pudir II, dan Pudir III Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate. 4. Kepala Instalasi Gizi RSU Dr Saiful Anwar Malang. 5. Ibu Rugaya M. Pandawa, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Gizi 6. Ibu Nizmawaty Amra, S.SiT, M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Gizi yang telah
memberikan
bimbingan,
saran,
serta
dukungan
selama
melakukan kajian studi kasus. 7. Ibu Juhartini, S.Gz sebagai Supervisor Klinik untuk manajemen asuhan gizi klinik yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta
iii
dukungan selama melakukan kajian studi kasus di Ruang 24 B IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang. 8. Ibu Dyah Febriyanti, S.Gz, sebagai Supervisor Klinik untuk manajemen asuhan gizi klinik yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta dukungan selama melakukan kajian studi kasus di Ruang 24 B IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang. 9. Ibu Endang Seyaningsih, SST selaku Instruktur Klinik yang telah banyak
memberikan
bimbingan,
saran
dan
dukungan
selama
melakukan studi kasus di Ruang 24 B IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang. 10. Para ahli gizi RSU Dr Saiful Anwar Malang yang telah banyak membantu dalam melaksanakan studi kasus. 11. Para dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Ternate yang telah banyak
memberikan
bimbingan,
saran
dan
dukungan
selama
melakukan studi kasus. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktek serta penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan studi kasus ini dan dengan penuh harapan semoga laporan ini dapat memberi manfaat.
Malang, Januari 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................
ii
KATA PENGANTAR ...........................................................
iii
DAFTAR ISI .......................................................................
v
DAFTAR TABEL ..................................................................
vii
DAFTAR GRAFIK ...............................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................
ix
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................
1
A. Latar Belakang ........................................................
1
B. Tujuan ....................................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................
3
A. Gambaran Umum Penyakit Ginjal Kronik ...................
3
B. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik .....
6
BAB III. PERENCANAAN ASUHAN GIZI ..........................
8
BAB IV. HASIL MONITORING EVALUASI ........................
12
BAB V. PEMBAHASAN......................................................
15
A. Rencana Terapi Diet ................................................
15
B. Hasil Monitoring Skrining Gizi....................................
15
1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi................................
16
2. Perkembangan Pengukuran Antropometri ..............
19
3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia....................
19
4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik .........................
21
C. Hasil Motivasi Diet Melalui Konsultasi Gizi ..................
21
1. Deskripsi Pemahaman Diet Pasien.........................
21
2. Observasi Sisa Makanan Pasien ............................
22
D. Evaluasi Asuhan Gizi ................................................
22
1. Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi .......................
22
v
2. Rencana Tindak Lanjut .........................................
22
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................
23
A.Kesimpulan ..............................................................
23
B. Saran ......................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................
25
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi Pasien Penyakit Ginjak Kronik dengan Hemodialisa dan CAPD
7
2. Tabel 2. Perkembangan Pengukuran Antropometri
19
3. Table 3. Perkembangan Pemeriksaan Laboraturium
20
4. Tabel 4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik Klinis
21
vii
DAFTAR GRAFIK 1. Grafik 1. Asupan Energi ................................................................ 16 2. Grafik 2. Asupan Protein ............................................................... 17 3. Grafik 3. Asupan Lemak ................................................................ 18 4. Grafik 4. Asupan Karbohidrat......................................................... 18
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Recall Menu Sehari (Pra Pengamatan) 2. Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari pertama) 3. Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari Kedua) 4. Menu Perencanaan 5. Skirining Gizi 6. Catatan Harian
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia
darah
(dan
lingkungan
dalam
tubuh)
dengan
mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila kedua ginjal karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomelurus diikuti dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air diekskresikan keluar tubuh dalam urine melalui sistem pengumpul urine (Price, 2005). Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negaranegara yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal. Sebagian besar negara-negara yang sedang
berkembang ini jarang memiliki registrasi
nasional untuk penyakit ginjal (Anonim, 2009). Indonesia sendiri belum ada data yang lengkap di bidang penyakit ginjal, namun di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000 kasus baru dalam setahun. Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS), ditemukan peningkatkannya insiden dan prevalensi gagal ginjal kronik. Prevalensi dari penyakit ginjal kronik secara umum didefinisikan sebagai penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang irreversible, dan memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan penyakit ginjal stadium akhir atau terminal. Sekarang ditemukan lebih dari
1
300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat (Anonim, 2009). Rahardjo (1996) mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit ginjal kronik terus meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10 % setiap tahun. Saat ini belum ada penelitian epidemiologi tentang prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia. Dari data di beberapa pusat nefrologi di Indonesia diperkirakan insidens dan prevalensi penyakit ginjal kronik masing-masing berkisar 100 - 150/ 1 juta penduduk dan 200 - 250/ 1 juta penduduk (Anonim, 2009). Pengobatan penyakit ginjal kronik dapat menjadi dua tahap. Tahap pertama terdiri dari tindakan konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. Tahap kedua pengobatan dimulai ketika tindakan konservatif tidak lagi efektif dalam mempertahankan kehidupan (Price, 2005). B. Tujuan 1. Tujuan Umum Merencanakan dan melakukan manajemen asuhan gizi klinik pada pasien secara individual di rumah sakit. 2. Tujuan Khusus a. Menginventarisasi data subyektif dan obyektif pasien. a. Mengkaji data dasar, menganalisis tingkat resiko gizi dan menentukan permasalahan gizi. b. Merencanakan asuhan gizi pasien. c.
Mengimplementasikan rencana asuhan gizi yang telah disusun pada pasien.
d. Monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan gizi. e. Memotivasi terhadap pasien melalui konsultasi gizi.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Penyakit Ginjal Kronik 1. Definisi Penyakit ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang, dan berat (Mansjoer, 2001). Penyakit ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irevesibel yang berasal dari berbagai penyebab (Price, 2005). Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease, CKD) adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan (Wikipedia, 2012). 2. Etiologi Penyebab penyakit ginjal kronik termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes) (Doenges, 1999; 626 dalam Subianto, 2009). Penyebab penyakit ginjal kronik menurut Price, 2005, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain: a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik. b. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis. c.
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis.
d. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
3
e. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal. f.
Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
g. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal. h. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra. 3. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala penyakit ginjal kronik antara lain; (Anonim, 2011) a. Lemas b. Nafsu makan kurang c.
Mual/muntah
d. Bengkak e. Kencing berkurang f.
Gatal
g. Sesak napas h. Pucat/anemia 4. Patofisiologi Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner, 2001 : 1448 dalam Subianto, 2009).
4
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu: (Subianto, 2009) a. Stadium 1 (Penurunan Cadangan Ginjal) Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum
Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik. b. Stadium 2 (Insufisiensi Ginjal) Lebih
dari
75%
jaringan
yang
berfungsi
telah
rusak
(Glomerulo Filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melebihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri. c.
Stadium 3 (Gagal Ginjal Stadium Akhir/Uremia) Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai
glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 510 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri (Price, 1992 dalam Subianto, 2009). 5. Pencegahan Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis (Subianto, 2009). Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan) (Subianto, 2009).
5
6. Pengobatan a. Dialisis (cuci darah) b. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih) c.
Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
d. Transfusi darah e. Transplantasi ginjal (Subianto, 2009).
B. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik 1. Tujuan Diet a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memperberat kerja ginjal. b. Membantu menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah. c.
Mengurangi atau mencegah gejala sindrome uremik.
d. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit (Sulistyorini, dkk, 2007). 2. Syarat Diet a. Energi tinggi untuk mencegah katabolisme. b. Protein rendah: 0.6-0.75 gr/kg BBA berupa protein dengan nilai biologi tinggi. c. Lemak
cukup:
20-30%
dari
kebutuhan
energi
total
diutamakan lemak tidak jenuh ganda. d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total. e. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, uliguria. f.
Kalium dibatasi apabila ada hiperkalemia.
g. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C dan vitamin D.
6
h. Cairan dibatasi sebagai pengganti cairan yang keluar melalui urine, muntah, diare + 500 ml i.
Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral ((Sulistyorini, dkk, 2007).
3. Kebutuhan Zat Gizi Pada Pasien Penyakit Ginjak Kronik dengan Hemodialisa dan CAPD
Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi Pasien Penyakit Ginjak Kronik dengan Hemodialisa dan CAPD Zat Gizi
Konservatif (CKD St II-V) 35 (<60 tahun) 30-35 (>60 tahun) 0.6-0.75
Hemodialisa
CAPD
Energi (Kal/kg 35 (<60 tahun) 35 (> 60 tahun) BBI/hari) 30-35 (>60 tahun) Protein (gr/kg 1.2 1.2-1.3 BBA/hari) Lemak dari % 20-25% total energi Pasien cenderung mempunyai resiko terhadap penyakit Cardiovaskular, lebih penting pada pemilihan lemak PUFA dan MUFA, kolesterol 250-300 mg/hari Karbohidrat dari Sisa dari perhitungan protein dan lemak berkisar antara 60% total energi 70% total energi Na (mg/hari) 2000 2000 2000 Ca (mg/hari) 1200 1200-2000 1200-2000 K (mg/hari) Tergantung pada 2000-3000 3000-4000 hasil analisa elektrolit (lab) P (mg/hari) Tergantung pada 800-1000 800-1000 hasil analisa elektrolit (lab) Cairan Tidak terbatas bila (500-1000) + 1500-2000 produksi urine produksi urine (monitoring) normal (Sumber data: Sri, Utami Elis, dkk, 2011)
7
BAB III CATATAN ASUHAN GIZI RESUME PTGT (Proses Terapi Gizi Terstandar) Nama Umur
: Tn. W : 56 tahun
Jenis Kelamin Registrasi
ASSEMENT DATA DASAR 1. Diagnosa Medis CKD Stadium V 2. Keluhan Utama Mual-muntah dan nyeri pada sendi-sendi, jari-jari kaki. 3. Riwayat Penyakit Sekarang CKD Stadium V 4. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah terdiagnosa gagal ginjal sejak 3 tahun yang lalu. Hemodialisa seminggu sekali. Ada riwayat asam urat ± sudah 3 tahun.
IDENTIFIKASI MASALAH
DIAGNOSA GIZI (PES)
INTERVENSI TERAPI DIET TERAPI EDUKASI Tujuan Diet
CKD Stadium V
Mual-muntah dan nyeri pada sendi-sendi, jari-jari kaki
(NI-5.4) Penurunan kebutuhan protein disebabkan karena disfungsi ginjal ditandai dengan diagnosa medis CKD Stadium V.
:L : 1202460
Tujuan Umum Memberikan makanan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk mempertahankan kondisi pasien agar stabil. Tujuan khusus a) Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah dalam batas normal. b) Menurunkan tekanan darah pasien dalam batas normal. Syarat Diet a) Memberikan energi 1921.5 Kal. Energi untuk
Tujuan Edukasi a) Dapat menjalankan diet yang dianjurkan. b) Mengerti tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari. c) Memahami tentang susunan makanan gizi seimbang. Sasaran Pasien dan keluarga pasien Metode Konsultasi gizi Tempat Ruang 24B IPD Kamar
RENCANA MON-EV Antropometri BB TB Biokimia Hb Ureum Kreatinin Clinik Keadaan Umum Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu Dietary Energi/ hari Protein/hari Lemak/hari
8
5. Riwayat Penyakit Keluarga Ada riwayat stroke dari ayah dan ibu. 6. Skrining Gizi Antropometri BB = 56 kg, TB= 161 cm, LLA = 28 cm, Status Gizi (IMT) = BB(kg)/ TB(m)2 = 56/(1.61)2 = 56/2.56 = 21.6 (Status Gizi Normal) Laboratorium Leukosit = 6400 ml (N) (N= 3.500-10.000), Hb = 6.6 g/dl (↓) (N=11-16.5) Hematokrit = 19.5 % (↓) (N=35-50) GDS= 138 mg/dl (N) (N= <200) Ureum = 212.2 mg/dl (↑) (N= 10-50) Kreatinin = 17.49 mg/dl (↑) (N=0.7-1.5) SGOT = 25 U/I (N) N= 11-41) SGPT = 61 U/I (↑) (N= 10-41)
Hb rendah Hematokrit rendah
Ureum tinggi Kreatinin tinggi
SGPT tinggi
(NC-2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus disebabkan karena gangguan fungsi ginjal ditandai dengan ureum tinggi (212.2 mg/dl), kreatinin tinggi (17.49 mg/dl), Hb rendah (6.6 g/dl).
mencegah katabolisme. b) Memberikan protein 0.7 gr/kg BBA (39.2 gr) berupa protein dengan nilai biologi tinggi. c) Memberikan lemak 20% dari total energi (42.7 gr) diutamakan lemak tidak jenuh ganda. d) Memberikan karbohidrat 71.84% dari total energi (345.1 gr). e) Natrium dibatasi (600 mg) ditambahkan garam dapur (± ½ sdt) karena adanya hipertensi. f) Makanan diberikan dalam bentuk biasa. g) Cairan dibatasi sebagai pengganti cairan yang keluar melalui urine (24 jam), muntah, diare + 500 ml.
8B Materi a) Penjelasan tentang diet yang dianjurkan b) Penjelasan tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari. c) Penjelasan tentang susunan makanan gizi seimbang.
Karbohidrat/hari Natrium/hari Kalium/hari Edukasi a) menanyakan kembali tentang materi yang diberikan b) kepatuhan terhadap diet yang diberikan
Kebutuhan Zat Gizi BBI = TB-100-10% BBI = 161-100-10% BBI = 54.9 Kg Energi = 35 kal/kg BBI hari = 35 × 54.9 = 1921.5 kal/hari
9
Klinis Keadaan Umum = sadar Tensi = 160/90 mmHg Nadi = 84 kali/m Pernapasan = 20 kali/m Riwayat Gizi Sekarang - Mendapatkan diet rendah protein (RP) 40 gr dan rendah garam (RG) II dalam bentuk makanan biasa. - Nafsu makan pasien kurang. - Tidak ada alergi makanan. -Hasil recall menu sehari (25 Januari 2012): E= 1380.9 Kal (71.9%) P= 33.43 gr (85.3%) L= 22.91 gr (59.7%) KH= 253.3 gr (73.4%) Riwayat Gizi Dahulu Frekuensi makan 3 kali sehari. - Makanan pokok yang sering adalah nasi, dikonsumsi setiap kali makan (3 kali) dikonsumsi sebanyak 200 gr. - Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ikan, dikonsumsi ± 2 kali sehari, sebanyaknya 50 gr. - Lauk nabati yang sering
Tensi tinggi
(NI-5.4) Penurunan kebutuhan natrium disebabkan karena hipertensi ditandai dengan tekanan darah tinggi (160/90 mmHg).
Protein = 0.7 × BBA = 0.7 × 56 = 39.2 g/hari % Protein 39.2 × 4 × 100 = 1921.5 = 8.16% Lemak 1921.5 × 20% = 9 = 42.7 gr/hari
Intake makanan kurang
(NI-2.1) Kekurangan intake makanan dan minuman oral disebabkan karena adanya mual dan muntah serta nafsu makan yang kurang ditandai dengan hasil recall energi kurang (71.9%), protein kurang (85.3%), lemak kurang (59.7%), karbohidrat kurang (73.4%)
%Karbohidrat = 100% - (%protein + %lemak) = 100% - (8.16% + 20%) = 71.84% Karbohidrat 1921.5 × 71.84% = 4 = 345.1 gr/hari Cara Pemesanan Diet: Diet Rendah Protein (RP) 40 gr, Rendah Garam (RG) II.
10
dikonsumsi adalah tahu dan tempe, dikonsumsi ± 2 kali sehari, sebanyak 50 gr, dan kadang tak habis. - Sayur yang sering dikonsumsi adalah bayam (dibuat bening), wortel (dibuat sup) dikonsumsi ± 3 kali sehari, sebanyak 100 gr, dan kadang tidak habis. - Buah yang sering dikonsumsi adalah salak dikonsumsi ± 1-2 kali sehari, sebanyak 75 gr. - Kebiasaan sering minum kopi, dan makan makanan gorenggorengan. Pernah mendapatkan edukasi sebelumnya tetapi masih belum mematuhi sepenuhnya.
Kebiasaan makan yang salah; sering minum kopi, dan makan makanan goreng-gorengan
(NB-1.3) Belum siap untuk melakukan diet/perubahan pola hidup disebabkan karena kurangnya kemauan untuk berubah/memperbaiki kesalahan ditandai dengan masih mengonsumsi tahu dan tempe walaupun sudah pernah mendapatkan edukasi sebelumnya.
Sosial Ekonomi Beragama kristen, seorang swasta, mendapatkan pelayanan Jamkesda, status perkawinan sudah menikah.
11
BAB IV HASIL MONITORING EVALUASI CATATAN ASUHAN GIZI RESUME PTGT (Proses Terapi Gizi Terstandar) MONITORING-EVALUASI
Tanggal
Antorpometri
25/01/12
BB = 56 kg TB = 161 cm Status Gizi = 21.6 (Status Gizi Normal)
26/01/12
Nama Register Biokimia Nilai Normal
Ureum = 193.8 mg/dl
10-50 mg/dl
Kreatinin = 11.27 mg/dl
0.7-1.5 mg/dl
Clinik (Fisik) KU : sadar Tensi : 160/90 mmHg Nadi : 84 x/m Pernapasan = 20 x/m
KU : sadar Tensi : 130/70 mmHg Nadi : 96 x/m Pernapasan = 24 x/m
Dietary
Edukasi
E= 1308.9 Kal (71.9%) P= 33.43 gr (85.3 %) L= 22.91 gr (53.7%) KH= 253.33 gr (73.4%)
Memberi motivasi untuk meningkatkan nafsu makan.
E= 1125.8 Kal (58.6%) P= 28.33 gr (72.3%) L= 26.235 gr (61.4%) KH= 191.89 gr
Nafsu makan sedikit menurun, masih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan tidak
: Tn. S : 122919 Identifikasi Masalah Baru
Rencana Tindak Lanjut Mendapatkan diet RP 40 gr dan RG II
Mendapatkan diet RP 40 gr dan RG II
12
(55.6%)
27/01/12
BB= 56 kg Status Gizi = 21.6 (Status Gizi Normal)
KU : sadar Tensi : 140/70 mmHg Nadi : 88 x/m Pernapasan = 20 x/m
E= 1489.7 Kal (77.5%) P= 44.65 gr (113.9%) L= 28.325 gr (66.3%) KH= 262.63 gr 76.1%)
menghabiskan sayuran. Masih menjelaskan tentang baiknya mengonsumsi makan dari rumah sakit dan memberi motivasi untuk meningkatkan nafsu makan serta menjelaskan tentang kebutuhan gizinya, tentang makanan yang baik dikonsumsi dan dihindari. Nafsu makan masih menurun, masih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan tidak menghabiskan sayuran. Memberikan motivasi untuk meningkatkan nafsu makan dan
Mendapatkan diet RP 40 gr dan RG II
13
mengonsumsi makanan serta mengatur pola makan.
14
BAB V PEMBAHASAN
A. Rencana Terapi Diet Terapi diet protein rendah 40 gr dan rendah garam II diberikan ke pasien dengan diagnosa CKD stadium V dan adanya hipertensi. Pasien diberikan diet protein rendah dan rendah garam karena ini berhubungan dengan fungsi ginjal pasien yang tidak lagi berfungsi dengan baik. Diet protein rendah diberikan agar tidak memberatkan kerja ginjal dan mengurangi terjadinya pengeluaran produk sisa metabolisme (ureum dan kreatinin). Diet rendah protein yang diberikan ini diutamakan protein dengan nilai biologik tinggi yaitu protein hewani dan dibatasi protein nabatinya. Sedangkan pasien diberikan diet rendah garam karena adanya hipertensi tetapi ini juga berkaitan dengan fungsi ginjal dimana ginjal juga mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan darah. Pasien diberikan awalnya makanan dalam bentuk lunak karena adanya mual dan muntah tapi karena kondisi pasien yang sudah sedikit membaik dan keinginan pasien untuk mengonsumsi makanan dalam bentuk biasa terutama untuk makanan pokoknya pasien lebih memilih mengonsumsi nasi dibandingkan nasi tim. Jadi bentuk makanan yang diberikan dalam perencanaan terapi diet adalah makanan biasa. B. Hasil Monitoring Skrining Gizi Monitoring pasien studi kasus berlangsung mulai tanggal 25 Januari 2012
(sebagai
pra
pengamatan),
26-27
Januari
2012
(sebagai
pengamatan Hari I dan Hari II), yang meliputi monitoring terhadap asupan makan pasien (konsumsi energi dan zat-zat gizi pasien), perkembangan antropometri, perkembangan pemeriksaan laboratorium dan perkembangan fisik klinis pasien.
15
1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi Konsumsi makanan ditujukan untuk mengetahui tingkat asupan energi dan zat gizi pasien selama pengamatan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat asupan energi dan zat gizi pasien. Asupan makanan pasien didapatkan dari recall 24 jam.
Grafik 1. Asupan Energi
Asupan Energi Energi (Kal/Hari)
2500 2000 1500
1921,5
1921,5
1921,5 1489,7
1380,9 1125,8
1000
Asupan Kebutuhan
500 0 Pra Pengamatan
Hari I
Hari II
Recall 24 Jam
Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan energi pasien masih belum mencapai kebutuhan. Pada hasil recall menu sehari energi pasien pra pengamatan 1380.9 Kal (71.9%), hari I 1125.8 Kal (58.6%), hari II 1489.7 (77.5%). Asupan energi masih belum mencapai kebutuhan karena pasien mengalami mual dan muntah serta nafsu makan pasien yang menurun.
16
Grafik 2. Asupan Protein
Protein (gr/hari)
Asupan Protein 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
39,2 33,43
39,2
44,65 39,2
28,33 Asupan Kebutuhan
Pra Pengamatan
Hari I
Hari II
Recall 24 Jam
Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan protein pada hasil recall menu sehari pasien pada pra pengamatan masih mencapai kebutuhan 33.43 gr (85.3%). Pada pengamatan hari I belum mencapai kebutuhan yaitu 28.33 gr (72.3%). Ini disebabkan karena nafsu makan pasien yang masih kurang sehingga konsumsi makanan pasien yang tidak habis. Sedangkan pada pengamatan hari II hasil recall menu sehari melebihi dari standar kebutuhan yaitu 44.65 gr (113.65%). Ini disebabkan karena pasien mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit dimana ada lauk hewaninya sedangkan kebutuhan protein pasien dibatasi (protein rendah) sehingga melebihi kebutuhan protein.
17
Grafik 3. Asupan Lemak
Lemak (gr/hari)
Asupan Lemak 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
42,7
42,7
26,235
42,7
28,325
22,91 Asupan Kebutuhan
Pra Pengamatan
Hari I
Hari II
Recall 24 Jam
Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan lemak pada hasil recall menu sehari pasien belum mencapai kebutuhan terlihat pada pra pengamatan 22.91 gr (53.7%), pengamatan hari I 26.235 (61.4%), pengamatan hari II 28.325 (66.3%). Ini disebabkan karena nafsu makan pasien yang masih kurang dan tidak menghabiskan makanan.
Grafik 4. Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat Karbohidrat (gr/hari)
400 350
345,1
345,1
345,1
300 250
262,63
253,33
200
191,89
Asupan
150
Kebutuhan
100 50 0 Pra Pengamatan
Hari I
Hari II
Recall 24 Jam
18
Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan karbohidrat masih belum mencapai kebutuhan. Pada hari I 253.33 gr (73.4%), hari II 191.89 gr (55.6%), dan hari III 262.63 (76.1%). Ini disebabkan karena nafsu makan pasien yang masih kurang dan tidak menghabiskan makanan. 2. Perkembangan Pengukuran Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari pandang gizi, maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Tabel 2. Pengukuran Antropometri Hasil Pengukuran
Jenis Awal
Akhir
Berat Badan
56 kg
56 kg
Tinggi Badan
161 cm
161 cm
21.6
21.6
54.9 kg
54.9 kg
Pengukuran
Status Gizi (IMT) BBI
Berdasarkan tabel diatas pengukuran antropometri selama tiga hari
tidak
mengalami
perubahan.
Ini
karena
pengukuran
antropometri tidak akan terjadi perubahan dalam waktu yang singkat dan sedangkan pengamatan hanya dilakukan selama 3 hari yang relatif singkat. 3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia Penilaian biokimia merupakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Penilaian biokimia digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesimen, maka penentuan kimia
19
faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. Tabel 3. Pemeriksaan Biokimia Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
24 Januari 2012
26 Januari 2012
Ureum
10-50 mg/dl
212.2 mg/dl ( ↑)
193.8 mg/dl ( ↑)
Kreatinin
0.7-1.5 mg/dl
17.49 mg/dl ( ↑)
11.27 mg/dl ( ↑)
11.0-16.5 mg/dl
6.6 gr/dl ( ↓)
60-160 mg/dl
138 mg/dl ( N)
SGOT
11-41 U/I
25 U/I (N)
SGPT
10-11 U/I
61 U/I (↑)
Hemoglobin GDS
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium terlihat yang dilakukan pemeriksaan kembali (26 Januari 2012) adalah ureum dan kreatinin. Ureum dan kreatinin juga masih melebihi batas normal. Ureum dan kreatinin ini berkaitan dengan fungsi ginjal yang sudah tidak berfungsi dengan baik. Dimana salah satu fungsi ginjal adalah mengeluarkan produk sisa metabolisme (termasuk ureum dan kreatinin). Ini juga dapat dilihat dari hasil recall 24 jam (Protein) pada pengamatan hari I, konsumsi protein pasien rendah, belum mencapai kebutuhan sehingga terjadi penurunan nilai ureum dan kreatinin tetapi masih melebihi batas normal. Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Januari 2012 (sebelum pengamatan) menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah. Rendahnya kadar hemoglobin ini berkaitan dengan fungsi ginjal dalam membentuk eritropoeitin yang merupakan zat penting untuk sintesis eritrosit. Karena fungsi ginjal yang menurun sehingga mempengaruhi terbentuknya eritropoeitin yang menurun
20
menyebabkan gangguan sintesis eritrosit. Ini menyebabkan kadar hemoglobin menjadi rendah. 4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai status gizi. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Tabel 4. Pemeriksaan Fisik Jenis
Nilai Normal
Pemeriksaan
Pra
Hari I
Hari II
Pengamatan
Tensi
120/80 mmHg
130/70 mmHg
160/70 mmHg
140/70 mmHg
Nadi
60-100 x/m
88 x/m
84 x/m
88 x/m
RR
20-30 x/m
20 x/m
24 x/m
20 x/m
Berdasarkan tabel diatas terlihat pemeriksaan fisik pasien untuk nadi dan pernapasan masih dalam nilai normal. Hanya nilai tensi yang tidak stabil. Ini berkaitan dengan fungsi ginjal pasien yang sudah tidak berfungsi dengan baik. Karena salah satu fungsi ginjal adalah mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.
Ketika
ginjal
sudah
tidak
berfungsi
dengan
baik
mempengaruhi sekresi renin maka akan mempengaruhi tekanan darah. C.
Hasil Motivasi Diet Melalui Konsultasi Gizi 1. Deskripsi Pemahaman Diet Pasien Diberikan penjelasan tentang diet yang diberikan yaitu diet rendah protein 40 gram dan rendah gram II. Diberikan penjelasan mengenai kebutuhan zat gizi, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Dalam hal ini pasien terlihat memahami tetapi selama pengamatan pasien terlihat tidak patuh dengan diet yang diberikan. Ini terlihat dari makanan yang tidak dihabiskan dan masih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Oleh sebab itu
21
selanjutnya diberikan penjelasan ke pasien agar meningkatkan nafsu makannya dan tetap mengonsumsi makanan dari rumah sakit. 2. Observasi Sisa Makanan Pasien Observasi sisa makanan pasien hanya dilakukan saat pasien makan siang dan selebihnya makan pagi dan makan malam hanya melalui recall 24 jam. Observasi dilakukan selama pasien dirawat yaitu tanggal 25-27 Januari 2012. Selama observasi sisa makanan pasien terlihat makanan pasien masih belum dihabiskan dan masih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Ini juga terlihat dari hasil recall pasien yang masih belum mencapai kebutuhan. D.
Evaluasi Asuhan Gizi 1. Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi Yang
menjadi
indikator
keberhasilan
asuhan
gizi
selama
pengamatan studi kasus adalah diutamakan nafsu makan dan keinginan pasien untuk menghabiskan makan yang diberikan dari rumah sakit. Selain itu dilihat dari tujuan diet yaitu menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal dan menurunkan tekanan darah dalam batas normal. Selama pengamatan tidak terlalu terjadi banyak perubahan tetapi pasien dalam keadaan yang sudah membaik sehingga pasien sudah dapat keluar rumah sakit. 2. Rencana Tindak Lanjut Hanya tetap disarankan untuk melakukan diet rendah protein dan rendah garam. Dalam artiannya dapat mengonsumsikan makanan yang dapat dikonsumsi dan hindari makanan yang tidak dapat dikonsumsi.
22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan studi kasus ini adalah: 1.
Pasien didiagnosa CKD Stadium V dan diberikan diet rendah protein 40 gram dan rendah garam II.
2.
Diagnosa gizi yang ditetapkan adalah penurunan kebutuhan protein
(NI-5.4),
penurunan
kebutuhan
natrium
(NI-5.4),
kekurangan intake makanan dan minuman oral (NI-2.1), perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (NC-2.2), belum siap untuk melakukan diet (NB-1.3). 3.
Asupan
makanan
(meliputi
energi,
protein,
lemak,
dan
karbohidrat) pasien masih belum mencapai kebutuhan karena nafsu makan pasien yang masih kurang. 4.
Pengukuran antropometri selama tiga hari sama tidak mengalami perubahan.
5.
Pemeriksaan biokimia terlihat yang dilakukan pemeriksaan kembali adalah ureum dan kreatinin. Ureum dan kreatinin juga masih melebihi batas normal.
6.
Pemeriksaan fisik pasien untuk nadi dan pernapasan masih dalam nilai normal hanya nilai tensi yang tidak stabil.
7.
Pasien memiliki nafsu makan yang kurang oleh karenanya motivasi
yang
diberikan
agar
pasien
mau
meningkatkan
konsumsi makanannya. Selain itu juga diberikan motivasi ke pasien agar mengonsumsi makanan dari rumah sakit dan menghabiskan makanannya.
23
B.
Saran Saran yang diberikan berdasarkan laporan studi kasus ini adalah: 1.
Sebaiknya dalam melakukan penatalaksanaan diet untuk pasien dengan diagnosa CKD perlu diperhatikan kondisi pasien dan daya terima pasien terhadap makanan (meliputi nafsu makan, mual, muntah) agar diet yang diberikan dapat dikonsumsi pasien.
2.
Sebaiknya untuk pasien tetap termotivasi untuk mematuhi diet dan mengonsumsi makanan gizi seimbang.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009.
Gagal
Ginjal
Kronik.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/02/tugas-akhir-tentanggagal-ginjal-kronik.html diakses tanggal 25 Januari 2012. Anonim. 2009. Asuhan keperawatan dengan gagal ginjal kronik di RS Dr.
Karyadi Semarang. Anonim.
Gejala
2011.
dan
Penyebab
Gagal
Ginjal.
http://tipsku.info/gejala-dan-penyebab-gagal-ginjal/ diakses tanggal 25 Januari 2012 Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius. Price, Sylvia Anderson, Lorraine Mc Carty Wilson. Editor edisi bahasa Indonesia Huriawati Hartanto ... [et al.]. 2005. Patofisiologi : Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC Rosnelly, dkk. 2008. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses
Asuhan Gizi Terstandar. RSU Dr Saiful Anwar Kota Malang. Sri, Utami Elis, dkk. 2011. Perhitungan Kebutuhan Gizi. RSU Dr Saiful Anwar Kota Malang. Subianto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatanpasien-ggk-gagal.html diakses tanggal 25 Januari 2012 Sulistyorini, dkk. 2007. Buku Pedoman Diet. RSU Dr Saiful Anwar Kota Malang. Wikipedia.
2012.
Gagal
Ginjal
Kronis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjal_kronis diakses tanggal 25 Januari 2012
25
Recall Menu Sehari (Pra Pengamatan) Keterangan :
M. Sadli Umasangaji
Makanan Biasa
NIM : 09254
CKD St V
Semester : V
Nama : Tn. W Waktu Menu
Pagi
Sex : Bahan
Ketela pohon rebus
Ketela pohon ( Singkong )
L Umur : 56 Th. Berat ENERGI Protein (gr) LMK
HA
( gr )
(gr)
150
(MLRS)
Sub Total Snack Sub Total
Kal
Hwn
(gr)
0,45
52,05
49,5
60
1,05
0
0
45
4,5
591
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
219
0
1,8
0,45
52,05
49,5
60
1,05
0
0
45
4,5
591
0
6,75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,05 118,35
9
210
1,2
0
0,18
0
7,5
150
0
3
1,35
6
60
0,3
45 0,015
0
30,15
90
0
0
0
0
540
30
33,9
Minyak kelapa
2,5
21,75
Ayam
15
45,3
Minyak kelapa
2,5
21,75 0
(MLRS)
(mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg )
1,8
150
Mlm Nasi goreng
(SI)
0
Beras giling
662,7
Sub Total
(mg) (mg) (mg)
25/01/2012 K Chols Serat
0
Ikan segar
Snack
Tinggi : 161 cm. Tgl : Vit. A Vit. B1 Vit. C Na
0
Siang Nasi
Sub Total
(gr)
kg. Fe
219
(MLRS) Ikan goreng
Ayam goreng
Nbt
Berat : 56 Ca F
0 10,2 5,1
0
0 0,03
0
2,45
0 0,075
0
3,75
0
0 0,03
2,45
0 0,075
0
0
0
0
0
0
0
2,73
0
0
7,83 10,3
0
2,1
0
11,05 118,35 17,25
30 0,225
300 1,725
0
6,75
0
0
0
0
0
0
121,5 0,012
0
15
52,5
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
166,5 0,207
0
52,65 292,5
9
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
360
0
6,8
0,7
78,9
6
140
0,8
0
0,12
0
5
100
0
2
Beras giling
100
Telur ayam
50
81
6,4
0
5,75
0,35
27
90
1,35
450
0,05
0
79
89
275
0
Saos tomat
15
14,7
0
0,3
0,06
3,675
1,8
2,7
0,12
282 0,014
1,65
0
0
0
0
Minyak kelapa
5
43,5
0 0,05
4,9
0
0,15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6,4 7,15
11,41 82,925 34,95
233
2,27
732 0,184
1,65
84
189
275
2
33,43
22,91 253,33 101,7
593 5,045
898,5 0,391
46,7
141,2
1073
284
11,75
0
Sub Total
499,2
Total
1380,9
0
Standar Kebutuhan
1921,5
39,2
% Kebutuhan
71,9%
85,3%
0
42,7
345,1
53,7% 73,4%
800 13%
600 99%
12 42%
500 180%
1 39%
75 62%
1000 14%
1000 107%
Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari Pertama) Keterangan :
M. Sadli Umasangaji
Makanan Lunak
NIM : 09254
CKD St V
Semester : V
Nama : Tn. W Waktu Menu
Pagi
Sex : Bahan
L Umur : 56 Th. Berat ENERGI Protein (gr) LMK
HA
( gr )
(gr)
Kal
Hwn
Nbt
(gr)
Berat : 56 Ca F
kg. Fe
Tinggi : 161 cm. Tgl : Vit. A Vit. B1 Vit. C Na
(mg) (mg) (mg)
(SI)
26/01/2012 K Chols Serat
(mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg )
(gr)
Nasi tim
Beras giling
75
270
0
5,1
0,525
59,175
4,5
105
0,6
0,09
0
3,75
75
0
1,5
Opor ayam
Ayam
20
60,4
3,64
0
5
0
2,8
40
0,3
162 0,016
0
20
70
12
0
Santan, peras tanpa air
10
32,4
0 0,42
3,43
0,56
1,4
4,5
0,19
0 0,002
0,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,64 5,52
8,955
59,735
8,7
150
1,09
162 0,108
0,2
23,75
145
12
1,5
0
Sub Total
362,8
Snack Sub Total Siang Nasi tim Ayam bumbu kecap
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,09
0
3,75
75
0
1,5
162 0,016
0
20
70
12
0 0
Beras giling
75
270
0
5,1
0,525
59,175
4,5
105
0,6
Ayam
20
60,4
3,64
0
5
0
2,8
40
0,3
Kecap
5
2,3
0 0,29
0,065
0,45
6,15
0
0
0
0
3,64 5,39
5,59
Sub Total
332,7
Snack Sub Total Kare daging
(MLRS) Teh
0
0
0
Mlm Nasi tim
0
0
0
59,625 13,45
4,8 0,285 0
0
0
0
200
25
0
0
0
0
0
0
0
0
162 0,106
0
223,8
170
12
1,5
0
150 1,185
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,525
59,175
4,5
105
0,6
0
0,09
0
3,75
75
0
1,5
Beras giling
75
270
0
5,1
Daging sapi
20
41,4
3,6
0
2,8
0
2,2
34
0,56
6 0,016
0
18,6
97,8
14
0
Santan, peras tanpa air
10
32,4
0 0,42
3,43
0,56
1,4
4,5
0,19
0 0,002
0,2
0
0
0
0
Minyak kelapa
5
43,5
0 0,05
4,9
0
0,15
0
0
0
0
0
0
0
0
Teh'
5
6,6
0 0,98
0,035
3,39 35,85 13,3
0,59
0,1048 5E-04
0
0,5
90
0
0
Gula pasir
10
36,4
0
0
0
9,4
0,5
0,1
0,01
0
0
0
0,03
0,05
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,6 6,55
11,69
72,525
44,6
157
1,95
6,1048 0,109
0,2
22,88 262,9
14
1,5
330,1 0,323
0,4
270,4 577,9
38
4,5
Sub Total Total
430,3
28,33
26,235
191,89 66,75
456 4,225
Standar Kebutuhan
1921,5
1125,8
39,2
42,7
345,1
600
% Kebutuhan
58,6%
72,3%
61,4%
55,6%
800 8%
76%
12 35%
0
500 66%
1 32%
75 1%
600 45%
1000 58%
Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari Kedua) Keterangan :
M. Sadli Umasangaji
Makanan Biasa
NIM : 09254
CKD St V
Semester : V
Nama : Tn. W Waktu Menu
Pagi
Sex : Bahan
L Umur : 56 Th. Berat ENERGI Protein (gr) LMK
HA
( gr )
(gr)
Kal
Hwn
Nbt
(gr)
Berat : Ca
56 F
kg. Fe
Tinggi : 161 cm. Tgl : Vit. A Vit. B1 Vit. C Na
(mg) (mg) (mg)
Nasi tim
Beras giling
25
90
0
1,7
1,5
35
0,2
Soto daging
Daging sapi
40
82,8
7,2
0
5,6
0
4,4
68
1,12
0
0
0
0
0
0
0
0
172,8
7,2
1,7
5,775 19,725
5,9
103
1,32
Sub Total
0,175 19,725
Snack Nasi
Beras giling
100
360
0
6,8
0,7
78,9
6
140
0,8
(MLRS) Ikan lele goreng
Ikan segar
50
56,5
8,5
0
2,25
0
10
100
0,5
Minyak kelapa
5
43,5
0 0,05
4,9
0
0,15
0
0
460
8,5 6,85
7,85
78,9 16,15
240
1,3
3,2
Sub Total Siang Madu
Madu
20
58,8
0 0,06
Apel
Apel
75
43,5
0 0,23
Selada buah
Pepaya
100
Gula pasir
10
Sub Total
Sub Total Mlm Nasi Ayam bb orem
Beras giling
100
0
1 4,5
(mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg ) 0
(gr)
0,03
0
1,25
25
0
0,5
12 0,032
0
37,2 195,6
28
0
0
0
0
12 0,062
0
0
0
0
0
0
38,45 220,6
28
0,5
0,12
0
5
100
0
2
75 0,025
0
50,25
150
0
0
0
0
0
0
0
0
75 0,145
0
0
55,25
250
0
2
0,18
0
0
0,8
12
42
0
0
7,5 7,725
67,5
0,03
3,75
1,5
97,5
0
0,533
46
0
0,5
0
12,2
23
12
1,7
365
0,04
78
4
221
0
2,5
36,4
0
0
0
9,4
0,5
0,1
0,01
0
0
0
0,03
0,05
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,3 48,675
29
22,8 9,615
432,5
0,07
82,6
17,53 360,6
0
3,033
184,7
Snack
15,9
0,3 11,175
(SI)
27/01/2012 K Chols Serat
0 0,79
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
360
0
6,8
0,7
78,9
6
140
0,8
0
0,12
0
5
100
0
2
7,28
324 0,032
0
Ayam
40
120,8
0
10
0
5,6
80
0,6
0
40
140
24
(MLRS) Roti manis
Roti warna sawo matang
40
99,6
0 3,16
0,6
19,88
8
56
1
0
0,06
0
0
0
0
0
(MLRS) Keripik jagung
Jagung segar kuning
50
70
0 2,35
0,65
16,55
3
59
0,35
217,5
0,12
4
0
0
0
5
Minyak kelapa
2,5
21,75
0 0,03
2,45
0 0,075
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14,4 115,33 22,68
335
2,75
541,5 0,332
4
45
240
24
7
28,325 262,63 73,73 700,8 14,99
1061 0,609
86,6
156,2
1071
52
12,53
0
0
0
0
Sub Total
672,15
Total
1489,65
Standar Kebutuhan
1921,5
39,2
42,7
345,1
% Kebutuhan
77,5%
113,9%
66,3%
76,1%
7,28 12,3 44,65
800 9%
600
12
117% 125%
500 212%
1 61%
75 115%
600 26%
1000 107%
Perencanaan Menu Sehari Keterangan :
M. Sadli Umasangaji
Makanan Biasa
NIM : 09254
CKD St V
Semester : V
Nama : Tn. W Waktu Menu
Pagi
Sex : Bahan
L Umur : 56 Th. Berat ENERGI Protein (gr) LMK
HA
( gr )
(gr)
Kal
Hwn
Nbt
(gr)
Berat : Ca
56 F
kg. Fe
Tinggi : 161 cm. Tgl : Vit. A Vit. B1 Vit. C Na
(mg) (mg) (mg)
Nasi
Beras giling
100
360
0
6,8
0,7
78,9
6
Telur pindang
Telur ayam
25
40,5
3,2
0
2,875
0,175
13,5
Sayur orem
Labu siam
50
13
0
0,3
0,05
3,35
7
12,5
0,25
0
0
0
0
0
Sub Total Snack Madu
Madu
30
0
0
0
413,5
3,2
7,1
88,2 0
Sub Total Siang Nasi Kalio daging
Sup
Apel
88,2
Kare ayam
Pepaya
0
0
0
0
44,5 144,5 137,5
3,5
0
0
0 9
0 1,5
0,27
0
0
1,2
18
63
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0,09
0
23,85
1,5
4,8
0,27
0
0
1,2
18
63
0
0
0
0,12
0
5
100
0
2
9 0,024
0
27,9 146,7
21
0
78,9
6
140
0,8
0
3,3
51
0,84
Minyak kelapa
2,5
21,75
0 0,03
2,45
Santan, peras tanpa air
20
64,8
0 0,84
6,86
Wortel
45
18,9
0 0,54
0,135
Gambas/oyong
25
4,5
0
0 0,075
0
0
0
0
0
0
0
0
9
0,38
0 0,004
0,4
0
0
0
0
4,185 17,55 16,65
0,36
5400 0,027
2,7
31,5 110,3
0
2,25
8,25 0,225
95 0,008
2
11,08 35,35
0
0,75
1,12
2,8
0,2
0,05
1,025
4,75
0,005
4,105
0,08
0,5 18,625
7,5
18
0 0,24 0 0,38
622,55
5,4 9,02
69
0 0,75
0
18,3
34,5
18
2,55
547,5
0,06
36,4
0
0
0
9,4
0,5
0,1
0,01
0
0
0
0,03
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0,75
0
27,7
35
18,1
2,56
547,5
0,06
117
140
0,8
0
0,12
0
5
100
0
2
50 0,375
202,5
0,02
0
25
87,5
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0,005
0,5
0
0
0
0
2
208
0
1,75
1,37 0,675
0
0,55
Beras giling
100
360
0
6,8
0,7
78,9
6
25
75,5
4,55
0
6,25
0
3,5
5
43,5
0 0,05
4,9
0
0,15
81
0 1,05
8,575
1,4
Bayam
50
18
0 1,75
0,25
3,25 133,5
10
2,3
0 0,29
0,02
0,41
Minyak kelapa
2,5
21,75
0 0,03
2,45
Pepaya
200
92
0
1
Sub Total
694,05
4,55
11
Total
1923,7 1921,5
39,2
% Kebutuhan
100,1%
104,8%
0
0
0
9,85
0
0
112,5
0,05
6,25
2,5 162,5
0
0,888
5616,5 0,233
11,4
78,63 564,7
21
5,888
117
6 331,5
0
3,75
0,05
0
0
0
0
0
6,03 331,6
0
3,75
0
0
3,5 11,25 0,475
Tauge kacang ijo
Standar Kebutuhan
0,09
12,5 12,88
14,9 107,96 42,06 239,2 15,57
Ayam
41,07
1,75
0
0
72,5
105,4
25
0
4,8
0,7
Minyak kelapa
0
235 0,155
2
0
4,2
10
0
0,01
0
1,5
0
Gula pasir
9
10
100
44,5 137,5
0
6,8
150
39,5
23,85
0
Pepaya
5
0
0
5,4
5
0
0
360
125
0,12
225 0,025
0
62,1
Apel
0
(gr)
0
30
Bihun
(mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg )
0 0,09
100
Santan, peras tanpa air
Cah sayuran
26,5 197,5 1,725
Beras giling
Sub Total Mlm Nasi
0,8
45 0,675
Daging sapi
Sub Total Snack Selada buah
3,625 82,425
140
(SI)
26/01/2012 K Chols Serat
2,9
1,95
6,9
0,08
3045
0,04
40
1 0,007
1,5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
3,4
730
0,08
156
8
442
0
5
23,145 108,36 195,6 265,7
7,08
15
9,3
1942 173,5
22,44
0
41,67 42,7
0 0,075
33,5
0,65
24,4
46
350,3 300,7 725,2 27,21 345,1
800
97,6% 101,5% 38%
600
12
3978,5 0,272
198
41,37 838,2
10378
337
188,5
500
121% 227% 2076%
0,72 1 72%
75 449%
600 31%
1000 194%