PERAN PENGURUS MASJID ARRAHMAN DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN AGAMA BAGI REMAJA DI PERUMAHAN BUMI MAS RAYA (BMR) CIKOKOL TANGERANG
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: LIANA SAKDIYAH NIM: 107052000421
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H. / 2014 M.
PERAN PENGURUS MASJID ARRAHMAN DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN AGAMA BAGI REMAJA DI PERUMAHAN BUMI MAS RAYA (BMR) CIKOKOL TANGERANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: LIANA SAKDIYAH NIM : 107052000421
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H. / 2014 M.
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Ciputat, 27 Agustus 2014
Liana Sakdiyah
iii
ABSTRAK LIANA SAKDIYAH. NIM: 107052000421 Peran Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja Di Perumahan Bumi Mas Raya (Bmr) Cikokol Tangerang DRS. MUHAMMAD LUTHFI, MA. Penelitian yang dilakukan penulis di Masjid Arrahman, adalah meneliti tentang bagaimana peran pengurus Masjid dalam memberikan bimbingan agama, dan setelah diteliti bimbingan yang diberikan oleh pengurus ini bertujuan agar para remaja mendapatkan bekal agama yang kuat, dapat membantu menghidupkan kegiatan keagamaan di Masjid Arrahman dan digunakan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan agar diridhai Allah SWT. Ini merupakan salah satu upaya penulis untuk mencoba mengetahui bagaimana peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Peran Pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang. Ada beberapa tahap yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan agama di Masjid Arrahman. Pertama kegiatan bimbingan agama dilaksanakan oleh Pengurus Masjid Arrahman. Kedua dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja yang tergabung dalam Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) sebutan bagi para remaja yang mengikuti kegiatan bimbingan agama, terbagi atas tiga jenis yaitu kegiatan yang diberi kode K1 (Kajian Ke-Ilmuan dan Ke-Islaman Pemuda), K2 (Keahlian Praktik Islam) dan K3 (Ketrampilan, Kesenian dan Kegiatan Islam). Subyek yang diteliti yaitu pengurus Masjid Arrahman dan beberapa anggota Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) yang mengikuti kegiatan bimbingan agama di Masjid Arrahman. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati, dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan sasaran penelitian menurut apa adanya. Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber data primer berupa informasi-informasi dari lapangan melalui pengamatan langsung bagaimana peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Perumahan Cikokol Tangerang, kemudian sumber data sekunder yang berupa surat kabar, buku, data-data dokumentasi Masjid dan data laporan kegiatan Masjid Arrahman Cikokol Tangerang. Untuk pengumpulan data yang digunakan ialah: metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya dengan menggunakan proses berfikir induktif yaitu dengan mengorganisasikan hasil-hasil dari pengamatan menjadi suatu rangkaian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bimbingan agama merupakan bekal penting bagi kehidupan manusia, dan kegiatan bimbingan agama sangatlah diperlukan bagi remaja karna jelas sangat bermanfaat bagi mereka. Remaja pada umumnya memiliki jiwa yang bergejolak, dan selalu ingin tampil beda, jika salah pergaulan maka akan berpengaruh buruk bagi kehidupannya. Apalagi pergaulan remaja masa kini sangat bebas, mereka sering memberontak jika pemikirannya tidak sejalan. Remaja kebanyakan selalu ingin mencoba hal-hal baru seperti, mengecat rambut berwarna-warni, merokok, nongrong, ikut balapan liar atau
iv
tawuran, jika ini dibiarkan maka masa depan remaja akan suram. Adapun hasil analisa data bahwa peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Perumahan Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang merupakan kegiatan yang sangat positif dengan tujuan, untuk menghindari kegiatan negatif yang kemungkinan dilakukan oleh para remaja pada era yang serba instant seperti sekarang ini. Kata kunci: Peran Pengurus, Bimbingan Agama, Remaja dan Masjid.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah kepada setiap ciptaanya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, inspirator kebaikan yang tiada pernah kering untuk digali. Skripsi dengan judul “Peran Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan bimbingan bagi remaja di Perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang”, tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Munculnya berbagai hambatan dan kesulitan seakan terasa ringan berkat bantuan banyak orang yang berada di sekitar penulis, baik secara langsung maupun tidak telah memberi dorongan yang berharga bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang terkait dan berperan serta dalam penyusunan skripsi ini, dan kepada yang terhormat kedua orang tua tercinta, dengan kasih sayang dan segala jasanya tiada mungkin dapat terbalas, hanya ucapan terimakasih dan bakti yang dapat penulis lakukan. Semoga, Ibu dan Bapak senantiasa sehat, bahagia, panjang umur dan dilindungi oleh Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan. MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Suparto. M. Ed. P. hD. Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
vi
3. Dra. Rini Laili Prihatini. M. Si. Selaku ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk mengarahkan dan membimbing kuliah penulis. 4. Drs. Sugiharto. MA. Selaku sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang senantiasa memberikan semangat. 5. Drs. M Lutfi. MA. Selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing dengan keikhlasan dan kesabaran. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan di Lingkungan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Segenap Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Arrahman dan anggota Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA). Terima kasih atas bantuan, kerjasama dan kebersamaannya selama penelitian. 8. Adik-adik tercinta, Asiyah Nur, Zahrotul Hasanah, dan Rifatun Aliyah, serta seluruh keluarga besar yang senantiasa mendoakan dan memberi harapan serta semangat kepada penulis. 9. Para Civitas Akademika di Lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta. 10. Kawan-kawan terbaik BPI 2007 yang akan selalu saya banggakan. Serta sahabat-sahabat angkatan 8, Unit Kegiatan Mahasiswa Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (UKM RIAK), kalian yang telah memberikan warna bahagia.
vii
Penulis hanya dapat mendo’akan semoga bantuan, arahan, bimbingan, dorongan, kebaikan dan keikhlasan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan amal baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dicatat sebagai amal kebajikan dihadapan Allah SWT.
Jakarta, 27 Agustus 2014
Penulis
Liana Sakdiyah NIM: 107052000421
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii ABSTRAK .......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................
v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................
6
1. Pembatasan Masalah ................................................
6
2. Rumusan Masalah ....................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................
7
1. Tujuan Penelitian ......................................................
7
2. Manfaat .....................................................................
7
D. Tinjauan Pustaka .................................................................
8
E. Metodologi Penelitian ..........................................................
8
1. Pendekatan dan metode Penelitian ..........................
8
2. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ..................
9
3. Subjek dan Objek Penelitian..................................... 12 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 13 BAB II.
LANDASAN TEORI A. Peran .................................................................................. 15 1. Pengertian Peran ....................................................... 15 2. Unsur-Unsur Peran .................................................. 18 B. Pengurus Masjid ................................................................ 22 a. Pengertian Pengurus ................................................. 22 b. Pengertian Masjid ..................................................... 23 c. Exsistensi Peran Pengurus ........................................ 25 d. Analisis Peran Pengurus ........................................... 26 C. Bimbingan Agama ............................................................. 27
ix
a. Pengertian Bimbingan Agama.................................. 27 b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama ..................... 28 a. Tujuan Bimbingan Agama ........................... 28 b.
Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama ........ 30
c. Metode Bimbingan ....................................... 34 D. Remaja .............................................................................. 38 1. Pengertian Remaja .................................................... 39 2. Batasan Usia Remaja ................................................ 41 3. Remaja dan Permasalahannya .................................. 43 4. Remaja dan Agama ................................................... 49
BAB III.
GAMBARAN UMUM MASJID ARRAHMAN BUMI MAS RAYA (BMR) CIKOKOL-TANGERANG A. Sejarah Berdirinya Masjid Arrahman BMR Tangerang Landasan Umum................................................................... 52 B. Fungsi Masjid Arrahman ...................................................... 57 C. Visi, Misi Dan Tujuan .......................................................... 63 D. Sarana dan Prasarana. ........................................................... 66 E. Struktur Kepengurusan .......................................................... 67
BAB IV.
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Identitas Informan. ............................................................... 82 B. Metode Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja .......................................... 88 C. Faktor Pendorong dan Penghambat Peran Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja .................................................................................. 93
BAB V.
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 95 B. Saran ..................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan agama merupakan bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan, guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Bimbingan agama secara umum ialah sebagai suatu bantuan dengan nilai-nilai keagamaan. Bimbingan agama adalah suatu proses individu melalui usahanya sendiri untuk mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan manfaaat sosial. Di masa yang semakin modern seperti sekarang ini, bimbingan agama sangatlah dibutuhkan dikalangan masyarakat. Bimbingan agama dapat membetuk motivasi berprestasi. Selain itu bimbingan agama juga dapat menekan pada penyadaran diri dan menyentuh hal paling hakiki dan fitri dalam kehidupan manusia, sehingga mereka tidak salah arah dalam meniti hidup dan justru menciptakan prestasi untuk menjalani kehidupan di masyarakat dengan baik serta mau dan mampu mempertanggung jawabkan amanah yang telah diterimanya.1 Dengan demikian, maka bimbingan agama dapat diartikan sebagai, “usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriyah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan, di masa kini dan mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang 1
Umar Santono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998) Cet. Ke-1, h. 9.
1
2
mental spiritual. Dengan maksud agar orang yang dibimbing mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah SWT.2 Agama merupakan fondasi seseorang dalam berfkir, bersikap dan bertindak. Remaja yang dibesarkan jauh dari nilai agama akan menunjukan perilaku mencampur adukan antara yang benar dan salah, yang halal dan yang haram. Tindakannya hanya melampiaskan emosi dalam diri berdasarkan keinginan sesaat. Tidak memikirkan akibat yang akan terjadi, yang penting pemenuhan kebutuhan saat ini. Remaja yang jauh dari nilai agama, jika ingin fly langsung meminum-minuman keras. Jika ingin senang-senang, langsung berbesta di tempat-tempat hiburan malam. Jika ingin menyalurkan dorongan seksual, langsung berhubungan di luar nikah dengan pasangan yang belum sah. Jika ingin melampiaskan kemarahan langsung mengajak orang lain baku hantam. Ini merupakan gambaran kelam remaja yang hidup tampa agama. Dewasa ini kata remaja mengandung makna sebagai orang yang sudah mengenal baik dan buruk. Ada orang yang berkata, remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tidak berbeda dengan kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua, di satu sisi juga menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu 2
Elfi Mu’awanah, Dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami, (Ponorogo: PT. Bumi Aksara, 2009) h. 80.
3
dimanfaatkan. Mungkin mereka berbicara tentang kelakuan atau ketidak pedulian orang dewasa terhadap kelompok mereka atau mungkin ada pula yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya makna tersendiri, yang mempunyai dunia tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja, bahwa kelompoknya adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan. Memasuki abad XXI, yang dikenal dengan era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang telekomunikasi mengakibatkan dunia tampa batas. Perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi banyak berimbas pada kalangan remaja, apalagi perubahan dan perkembangan zaman tersebut banyak diarahkan pada penyampaian teknologi informasi yang kurang memperhatikan nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat pada umumnya. Sehingga usia remaja yang sedang labil dan sedang mencari jati diri cenderung mengikuti nilai-nilai negative yang dikumpulkan oleh bebagai teknologi informasi yang ada, terutama dari segi moral atau norma yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai yang negative dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia menjadi tantangan dan, “masalah sosial menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak.3 Bimbingan Agama wajib ditanamkan kepada anak sejak kecil. Salah cara memberi bimbingan, agama hanya akan masuk ke otak dan 3
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Persada, 2003) h. 357.
4
tidak sampai tertanam di hati hingga ia tumbuh menjadi remaja. Konsekuensinya remaja tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi tidak mempunyai kendali yang kuat untuk menjauhi kemaksiatan. Contohnya seorang remaja yang taat agama suatu saat melakukan seks bebas hingga akhirnya membantu pacar melakukan aborsi, kedapatan mencuri Handpone teman, mencontek saat ulangan, menyuap guru agar mendapat nilai bagus, menyuap polisi agar tidak ditilang, kehidupannya sangat bertentangan dengan nilai agama. Hal tersebut merupakan gambaran gagalnya penanaman nilai agama pada generasi muda. Oleh karena itu akan sangat baik jika para remaja diberikan bimbingan agama agar tidak salah pergaulan. Bimbingan agama dapat dilaksanakan di Sekolah atau Masjid, dan di banyak Tempat, selain digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid juga merupakan
tempat
bimbingan
agama.
Banyak
kegiatan-kegiatan
keagamaan yang dijalankan masyarakat di dalam Masjid, khususnya kegiatan bimbingan agama bagi para remaja. Quraish Shihab membahas tentang pengertian Masjid, sebagaimana dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abi Sa’id Al-Khudri, berbunyi:“Bahwa tiap potong Tanah itu adalah Masjid”. Masjid sebagai pusat kegiatan bimbingan agama mempunyai peran yang sangat signifikan dalam proses perbaikan umat. Di zaman Rasulullah di samping berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid juga menjadi tempat yang sangat strategis dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemerintahan dan sosial kemasyarakatan. Tidak diragukan lagi, ketika
5
para pengelolanya memahami dengan baik dan benar tentang fungsinya, maka Masjid akan sangat memberikan kontribusi yang besar bagi perbaikan Umat Islam.4 Dalam Al-Qur’an juga di katakan:
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”(QS. AtTaubah:18). Penulis mencoba untuk menganalisis peran pengurus Masjid Arahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang. Latar belakang inilah yang melandasi penulis untuk mengadakan penelitian mengenai bagaimana peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Masjid Arrahman Bumi Mas Raya ( BMR ) Cikokol Tangerang. Dan materi apa sajakah yang diberikan pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja? Tujuan 4
Mohammad Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, (Jakarta: Gema Insani, 1996) h. 20.
6
penelitian berdasar dari rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. Selain itu tujuan penelitian juga untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. Sering kita lihat, masih banyak perilaku-perilaku remaja yang melanggar norma-norma sosial atau bahkan norma-norma agama. Dengan adanya fakta tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Pengurus Masjid Arrahman dalam Memberikan Bimbingan Agama bagi Remaja di Perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang”. B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penelitan, dalam hal ini penulis membatasi masalah pada, Peran Pengurus Dalam Memberikan Bimbingan Agama dan Penanaman Nilai-Nilai Agama Bagi Remaja Di Masjid Arrahman. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis memberikan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Bagaimana Peran Pengurus Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja Di Masjid Arrahman.
7
C. Tujuan Dan Manfaat Peneltian 1. Tujuan Penelitian Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk. b. Mengetahui peran pengurus masjid arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. 2. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat yang hendak diwujudkan dari penelitian yaitu secara teoritis dan secara praktis, maka manfaat yang hendak diwujudkan adalah: a. Secara teoritis adalah untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman menulis dengan konsep metodologi dalam penelitian ini, juga memberikan bagi pengembang wacana keilmuan dengan bimbingan agama sebagai wadah pendidikan, sekaligus sebagai bahan pustaka bagi penelitian selanjutnya. b. Secara praktis adalah dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang peningkatan kualitas pelayanan bimbingan agama bagi remaja di Masjid Arrahman dan menambah khasanah pengetahuan, terutama bimbingan ajaran agama Islam, serta memberi pengalaman yang tidak sedikit kepada penulis tentang
liku-liku
bimbingan agama.
peran
pengurus
dalam
memberikan
8
c. Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana komunikasi Islam dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Islam. D. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah melakukan tinjauan pustaka ke Perpustakaan yang ada di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari tinjauan yang penulis lakukan hanya menemukan adanya judul yang berkaitan dengan judul yang penulis ajukan dari segi isi materinya saja, yaitu skripsi yang berjudul “Analisis Terhadap Materi Bimbingan Agama Bagi Remaja Masjid Inayatullah Cimanggis Bogor” yang ditulis oleh Jamaludin Shidiq. Dalam skripsi ini lebih menekankan kepada materi-materi yang disampaikan “Pembinaan Akhlak Remaja”. Sedangkan judul yang penulis susun dengan judul “Peran Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja di Perumahan (BMR) Cikokol Tangerang”, belum ada yang meneliti, namun dalam penelitian ini penulis meneliti tentang bagaimana peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
9
melukis subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.5 Metode deskriptif analisis, dimana penulis menggambarkan kegiatan pengurus Masjid dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja
yang
dilaksanakan
di
Masjid
Arrahman,
kemudian
menganalisisnya. Metode deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.6 Selain itu ditunjang pula oleh data-data hasil penelitian lampangan (field research), sehingga dalam laporan hasil penelitian dapat mengungkapkan dan memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan secara apa adanya dari hasil penelitian ini.7 Bentuk tulisan ini adalah penelitian lampangan dimana penulis
melakukan
penelitian
langsung
ke
lampangan
guna
mendapatkan data yang dibutuhkan selama penulisan. Disini penulis menguraikan serta mendeskripsikan bagaimana peran-peran pengurus dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. Pendekatan kualitatif ini menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. 2. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data 5
Hadawi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), h. 63. 6 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 63. 7 Winarno S, Pengertian Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik, (Bandung: Tersito, 1989), h. 130.
10
1. Observasi Yaitu mengadakan kunjungan dan pengamatan secara langsung terhadap objek (pengurus Masjid) yang akan diteliti secara pencatatan yang sistematis, melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.8Guna memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan peran pengurus dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Masjid Arrahman. 2. Wawacara Merupakan
suatu
alat
pengumpulan
data
informasi
langsung tentang berupa jenis data wawancara, merupakan bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin mendapatkan informasi dengan seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.9 3. Dokumentasi Yaitu cara yang digunakan untuk mengambil data dari berbagai dokumen, baik merupakan pembukuan ataupun dari berbagai dokumen, ataupun yang lainnya. Dari dokumentasi tersebut nantinya penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan tertulis sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi yang terkait dengan
8
Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif Dan Kualitatifn dan R&D (Bandung: ALFABETA, 2007), Cet Ke-3, h. 266. 9 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rosda 2001), h. 180.
11
pemahaman dan pengertian pada teori yang akan digunakan selama penelitian. b. Teknis Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lampangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.10 Untuk menganalisa data, penulis menjelaskan bagaimana menjalankan peran pengurus sebagai pembimbing agama, dan menganalisa pengurus yang memberikan bimbingan agama bagi remaja. Penulis
juga
melaporkan
data
dengan
memberikan
gambaran mengenai proses bimbingan agama dalam progam penanaman kecerdasan spiritual sebagai sumber data, penulis melakukan observasi langsung dan tidak langsung, seperti wawancara dengan para pengurus dan para remaja di Masjid tersebut. Data yang diperoleh dari observasi dan wawancara akan dideskripsikan secara kualitatif dengan didukung data-data yang didapat dari berbagai dokumen, literatur serta data-data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, maka penulis 10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA 2007), Cet Ke-3, h. 244.
12
mendapatkan jawaban penelitian dengan menganalisa data berdasarkan
informasi-informasi
yang
diperoleh
dari
hasil
wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan mengacu pada kerangka teori. 3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah menjelaskan makna perilaku dengan menafsirkan apa yang orang lakukan. Atau tempat dimana bisa mendapatkan sumber data atau keterangan. Sumber data adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek utama adalah pengurus yang memberikan bimbingan agama yaitu, Bang Bayu dan Pak Maman serta para remaja Masjid Arrahman diantaranya, Endah, Riris, Septi, Rahmat, Alam, dan Dani. b. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga komponen, yaitu, place atau tempat, dimana interaksi dalam situasi sosial berlangsung, actor (pelaku) atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu, activity atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.11 Dalam penelitian ini objek penelitian penulis adalah pengurus Masjid dalam
11
memberikan
bimbingan
agama
bagi
remaja
yang
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA 2007), Cet Ke-3, h. 229.
13
dilaksanakan di Masjid Arrahman Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang. 4. Dasar Penetapan Lokasi Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Masjid Arrahman yang beralamat di Komplek Perumahan Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang Blok C1/3 15117, sedang waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal, 02 Mei 2014 sampai dengan 27 Agustus 2014. 5. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan desertasi) karya Hamid Nasuhi dan kawan-kawan yang diterbitkan oleh CEQDA (center for quality development and assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksud untuk memberikan gambaran secara ringkas tentang susunan penyusunan skripsi ini, bagian ini menjelaskan pembagian bab secara keseluruhan, disertai dengan uraian singkat tentang isi masing-masing bab tersebut. Untuk memudahkan arah pembahasan maka penulis membagi skripsi ini dalam lima bab, hal ini dimaksud agar dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Pokok-pokok masalah yang telah diuraikan di atas telah disusun menjadi sub-sub yang saling berkaitan yang terdiri dari lima bab yaitu: BAB I
: PENDAHULUAN
14
Menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan BAB II
: LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang “Peran Pengurus Masjid Arrahman dalam Memberikan Bimbingan Agama bagi Remaja di Perumahan Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang”
BAB III
: GAMBARAN UMUM MASJID ARRAHMAN Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan desain penelitian, area dan lingkup penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi,
sampel,
devisi
operasional
dan
teknik
pengumpulan data, metode pengumpulan data. BAB IV
: TEMUAN DAN ANALISIS DATA Dari hasil temuan dan analisa yang penulis dapatkan, pada bab ini penulis memuat hal-hal yang berkaitan tentang, data informan, analisis peran pembimbing dan metode pembimbing dalam memberikan bimbingan agama.
BAB V
: PENUTUP Pada bab ini membahas secara singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, hasil analisa dan pengelolahan data dan saran-saran yang ditujukan pada berbagai pihak.
BAB II LANDASAN TEORI A. Peran 1. Pengertian Peran Peran adalah keikut sertaan seseorang dalam suatu kegiatan bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Sedangkan menurut Anton M Moeliono, peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Namun menurut Soerjono peran adalah merupakan aspek dinamis dari kedudukan (satus), apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya.12 Proses sosialisasi sebagian besar tahapannya terjadi melalui belajar berperan, suatu peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang untuk menduduki suatu status tertentu, dan seseorang dapat menerima beberapa perangkat peran pada waktu yang bersamaan, serta memangku berbagai macam peran yang memungkinkan munculnya stress atau kepuasan dan prestasi. Karena prilaku peran itu adalah perilaku aktual seseorang yang memerankan suatu peran, dan yang dipengaruhi oleh perjanjian peran yang dramatis. Dimana orang itu bertindak dengan suatu usaha yang disengaja untuk menyajikan citra yang diinginkan bagi orang lain. Peran dalam Kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak, pemain makyong, perangkat tingkat 12
Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), h. 94.
15
16
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.13 Sedangkan dalam Kamus Modern, peran diartikan sesuatu yang menjadikan kegiatan atau memegang pemimpin yang utama. Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer, peran mempunyai arti orang yang dianggap sangat berpengaruh dalam kelompok masyarakat dan menyumbangkan pemikiran maupun tenaga demi satu tujuan.14 Teori peran ini merupakan sarana untuk menganalisis sistem sosial, dan peran yang dipahami sebagai aspek dinamis dari posisi sosial societally diakui. Dalam teori Biddle dan Thomas membagi istilah dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut: a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. b. Yang muncul dalam interaksi tersebut. c. Kedudukan orang-orang dan perilaku. d. Kaitan antara orang dan perilaku.15 Peran atau role merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan atau status artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukanya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 854. 14 Media Center, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Mitra Press, 2002 ), Cet. Ke-1, h. 251. 15
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali, 1984), Cet. Ke-1, h. 234.
17
tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tampa peran. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, disamping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu: a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu. c. Peran dapat dikatan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.16 Peran berdasarkan jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan beberapa macam, antara lain: a. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang disesuaikan (aktual roles). b. Peran bawaan (ascribed roles) dan peran pilihan (achieved roles). c. Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (suplementary roles). d. Peran golongan dan peran bagian. e. Peran tinggi, peran menengah, peran rendah. 16
J. Dwi Narwoko. Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 158.
18
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa peran adalah orang
yang berkedudukan dan memiliki pengaruh bagi
orang lain “Masyarakat” yang menyumbang pikiran maupun tenaga demi suatu tujuan. 2. Unsur-Unsur Peran a. Peran merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Budaya organisasi mengacu pada norma perilaku, asumsi dan keyakinan (belief) dari suatu organisasi, sementara iklim organisasi mengacu pada persepsi orang-orang dalam organisasi yang merefleksikan norma-norma, asumsi-asumsi dan keyakinan itu “organizational culture is patten of beliefs and expectation shared by the organization’s members”. Budaya organisasi adalah proses sosialisasi anggota organisasi untuk mengembangkan persepsi, nilai dan keyakinan terhadap organisasi.
17
Budaya
organisasi sebagai kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma prilaku, dan ekspektasi yang dimiliki oleh anggota organisasi. Budaya organisasi juga mencangkup keyakinan, ideologi, Bahasa, ritual, dan mitos. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa, budaya organisasi adalah keseluruhan norma, nilai, keyakinan, dan asumsi yang dimiliki oleh anggota di dalam organisasi.18 Berdasarkan peran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berkenan dengan keyakinan, asumsi, 17
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 30. 18 Siswanto, Ibid, h. 38.
19
nilai, norma-norma perilaku, ideologi, sikap, kebiasaan, dan harapan-harapan yang dimiliki oleh organisasi. Budaya organisasi adalah kepribadian organisasi yang mempengaruhi cara bertindak individu dalam organisasi.19 Fungsi Budaya organisasi adalah: Pertama, Memberikan rasa identitas kepada anggota. Kedua, memunculkan komitmen terhadap misi. Ketiga, membimbing dan membentuk standar perilaku anggota. Keempat, meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya mengandung pola eksplisit maupun implisit dari dan untuk perilaku yang dibutuhkan, dan diwujudkan dari hasil kelompok menusia secara berbeda termasuk benda-benda ciptaan manusia. Inti utama dari budaya terdiri dari ide tradisional (terus menurun dan terseleksi) dan tertanam pada nilai yang menyertai. Berangkat dari pendapat tersebut, tersirat karakteristik budaya itu meliputi: a. Mempelajari budaya diperlukan dan diwujudkan dalam belajar observasi dan pengamanan. b. Saling berbagi individu dalam kelompok, keluarga dan masyarakat saling berbagi budaya. c. Trans generasi, merupakan kumulatif dan melampaui generasi satu ke generasi lain. d. Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia. 19
James L Gibson, Jhon M Ivanichevich dan James H Donelly, Organisasi:Prilaku, Struktur, dan Proses, Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 1996), h. 50.
20
e. Adaptasi budaya didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau beradaptasi. Orientasi budaya suatu masyarakan mencerminkan interaksi dari
lima
karakteristik.
Individu
suatu
masyarakat
mengekspresikan budaya dan karakteristik melalui nilai-nilai kehidupan dan Lingkungan sekitar. Nilai kepercayaan yang berlaku umum yang didefisinikan apa yang benar dan salah atau menspesifikan preferensi umum, sebaliknya mempengaruhi sikap individu mengenai bentuk prilaku yang dipertimbangkan lebih efektif dalam situasi tertentu.20 b. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial. Kemampuan sosial yang dimaksud adalah kemampuan dalam antar hubungan dengan orang lain baik antara individu dalam kelompok, antar kelompok, atau dalam lingkungan orgaisasi yang lebih besar. Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan
di
bidang
ini
untuk
menompang
kepemimpinannya.21 Prof. J. F. Tahalele memberikan beberapa saran untuk mengembangkan kemamuan sosial kepada sekolah sebagai pemimpin pendidikan:
20
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, Teori dan Praktik dalam Bidang Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 123. 21 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 20.
21
1. Usahakan supaya tetap gembira. 2. Lihatlah, pikirlah, dan bicarakan yang baik. 3. Jangan berharap terlalu banyak kepada orang lain, tetapi apa yang kita dapat, kita sumbangkan kepada mereka. 4. Jangan mencampuri urusan pribadi orang lain, kecuali dilapori. 5. Lenyapkan perasaan gelisah. 6. Jauhkan sifat sombong, belajarlah menyesuaikan diri. 7. Kembangkan sifat murah hati. 8. Tekun beragama dan janganlah berputus asa. 9. Kembalikan sifat “lagniappe” (pemberian kecil kepada orang lain yang berdampak positif yang besar) Di samping kemampuan yang ada pada diri sendiri harus dikembangkan, apapun peran yang dijalankan sebagai pemimpin pendidikan harus mampu menempatkan diri dalam kedirian orang lain: 1. Selalu menghargai pendapat orang lain. 2. Jangan memaksakan pendapat kepada orang lain walaupun merasa benar. 3. Menegur orang lain secara halus. 4. Hindari kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain. 5. Memberikan perintah dengan Bahasa meminta, “dapatkah anda menolong saya untuk….” 6. Berbicara dengan jelas dan perlahan.
22
7. Ketika berbicara, pandanglah lawan bicara kita (tidak menengok ke kiri dan ke kanan). 8. Sewaktu orang lain berbicara, hendaklah mendengarkan dengan penuh perhatian. 9. Ketika
orang lain
berbicara,
janganlah
menyela
atau
mengalihkan pembicaraan. 10. Jika orang lain menusuk hati kita, tetap tenang dan sabar. 11. Sebaiknya jangan berbisik-bisik di depan orang lain. Jadilah pendengar yang baik. 12. Jika mengkritik, disampaikan dengan tenang, ramah, dan bijaksana. Semua pernyataan tersebut di atas kiranya dapat dijadikan acuan
dalam
menilai
diri
sendiri,
agar
pemimpin
tidak
menempatkan dirinya kurang atau lebih dari kemampuan. B. Pengurus Masjid a. Pengertian pengurus Pengurus adalah sebuah ungkapan yang artinya seseorang yang ditunjuk untuk mengurusi sesuatu atau hal. Jadi arti Pengurus adalah Anggota yang ditunjuk sebagai orang yang mengurusi kegiatan. Kata Istilah Pengurus merupakan ungkapan resmi dalam Bahasa Indonesia. Pengurus ialah seseorang yang mengurusi pekerjaan yang diamanatkan kepadanya. Kegiatan mengurus, menurut Henri Fayol, pengurus terdiri dari pada lima tugas utama yaitu: a. Merancang
23
b. Mengatur c. Memimpin d. Menyeleraskan e. Mengawal Pengurus ialah seni untuk mencapai suatu ma’lumat melalui orang lain, orang lain tersebut seringnya disebut orang bawahan. Maka dengan ini, seseorag yang sekurang-kurangnya seorang bawahan juga boleh dirujuk sebagai pengurus. Bagaimanapun, di Indonesia dan banyak Negara lain, pengurus merupakan salah satu pangkat yang lebih tinggi dari pada karyawan HRD maupun eksekutif. Maka mereka ini tidak dianggap sebagai pengurus, walaupun mereka melakukan kegiatan-kegiatan mengurus.22 dalam arti luas adalah mencakup jabatan sebagai pengurus itu sendiri, seperti jabatan sebagai birokrat, pemeriksa, dan pengawas (karena birokrat, pemeriksa, dan pengawas haruslah berasal dari jajaran pengurus). Sedangkan pengertian pengurus (dalam bahasa Inggris: administrators) dalam arti sempit, yang hanya mencakup jabatan sebagai pengurus itu sendiri. Seorang pengurus harus menghormati dan mengenal kebijakankebijakan karena mereka adalah anggota yang dikenal dan telah dipercaya dalam komunitas atau kelompok. Pengurus adalah para pengguna yang melaksanakan tugas dan tanggung-jawab tambahan secara sukarela, dalam
22
http://ms.m.wikipedia.org/wiki/pengurus. Diakses Pada Tanggal, 13 Juli 2014.
24
artian bahwa pengurus bukan seorang karyawan yang dibayar sebagai pekerja.23 b. Pengertian Masjid Kata Masjid berasal dari Bahasa Arab, adalah ismul makan (kata benda yang menujukan tempat). Kata Masjid terulang sebanyak dua puluh delapan kali di dalam Al-Quran. Dari segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-yasjudu, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari maknamakna di atas. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan Masjid, yang artinya "Tempat Bersujud". Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat Masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah semata. Karena itu Al-Quran Sural Al-Jin (72):18, misalnya, menegaskan bahwa :
23
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pengurus Diakses Pada Tanggal, 13 Juli 2014.
25
“Sesungguhnya Masjid-Masjid itu adalah milik Allah, karena itu janganlah menyembah selain Allah sesuatu pun. Rasul Saw. Bersabda: “Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir bin Abdullah)”. Kemakmuran Masjid pada intinya meliputi dua segi, yakni segi lahiriyah dan maknawiyah. Segi lahiriah menyangkut masalah pembangunan Masjid dan perawatan pembangunan beserta segala perlengkapannya. Lebih lanjut, Ibnu Umar R.A. Menceritakan Masjid Nabawi dari sisi bangunan (zhahir), “pada masa Nabi SAW, Masjid dibangun dengan batu bata, atapnya dari pelepah kurma dan tiangnya dari batang kurma. ”Para sahabat R.A. berkata bahwa sesungguhnya Nabi telah memerintahkan mereka untuk membersihkannya dan memeliharanya serta memberikan harum-haruman. Adapun segi ma’nawi meliputi semua amal qurbah, yakni amal-amal shalih yang akan mendekatkan para pelakunya kepada Allah. Termasuk di dalamnya adalah mengunjungi Masjid, lalu Itikaf (berdiam diri di Masjid untuk mengingat Allah), Ta’lim, Shalat, Dzikir, dan lainnya. Jika dikaitkan dengan amal ibadah di dunia, Masjid bukan hanya sekadar tempat sujud dan sarana penyucian. Di sini kata Masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat shalat, atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudhu, tetapi kata Masjid
26
disini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah Swt. c. Eksistensi Peran Pengurus Pengurus juga berperan sebagai guru pembimbing yang menyelenggarakan bimbingan pada kelompok (murid didik), dan sangat berkepentingan dengan mengembangkan dinamika kelompok dalam
kelompoknya
kelompoknya
itu
itu.
Bahkan
merupakan
tugas
pengembangan utama
pertama.
dinamika Tampa
berkembangnya dinamika kelompok sampai pada taraf ke efektifan tertentu, tidak dapat diharapkan kegiatan bimbingan itu akan membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Dinamika kelompok yang telah berkembang itu dapat diibaratkan sebagai kendaraan yang sudah siap pakai untuk dimuati barang tertentu yang akan dibawa ke suatu tujuan tertentu. Muatan yang dimaksud itu adalah permasalahan atau topik-topik yang akan dibahas dalam kegiatan lebih lanjut. Dalam hal “kendaraan” dan “muatan” di atas, guru pembimbing harus pandai-pandai memelihara dan menjalankan kendaraan itu serta memuatinya dengan barang-barang yang berharga tersebut diantarkan sampai ketempat tujuan, yaitu tujuan bimbingan agama.24 d. Analisis Peran Pengurus Peran merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peran yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku 24
Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok “Dasar dan Profil” (Padang: Ghalia ndonesia, 1995), h. 66.
27
dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peran sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai peran sebagai ibu, istri yang mengurus rumah tangga, karyawan, guru, atau jika seorang laki-laki sebagai kepala keluarga, polisi, pengurus Masjid dan lain-lain. Peran sosial dapat mencakup tiga hal berikut: 1. Peran meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang di masyarakat. Contoh: Sebagai seorang pengurus Masjid yang memberikan bimbingan agama harus dapat menjadi panutan dan Suri Teladan para anggotanya, karena dalam diri pengurus tersebut tersandang aturan atau norma-norma yang sesuai dengan posisinya. 2. Peran merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat. Contoh: Seorang Ulama, Guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi muridnya. 3. Peran juga dapat diikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.25 C. Bimbingan Agama a. Pengertian Bimbingan Agama Bimbingan agama sebagai suatu sistem nilai dan ajaran memiliki fungsi yang pasti dan jelas untuk pengembangan umat manusia yang lebih beradab dan sejahtera. Dalam perspektif ajaran 25
http://okayana.blogspot.com/2010/06/kelas-sosial-status-soaial-peranan.html. Diakses pada tanggal 01 Agustus 2014.
28
Sejarah, Agama apapun turun ke Dunia untuk memperbaiki moralitas manusia, dari kebiadaban menuju manusia bermoral. Karena itu ketika manusia telah jauh menyimpang dari fitrah, muncul nabi-nabi yang akan mengembalikan mereka kepada kehidupan yang fitri, cenderung kepada kebaikan, dan menjauhi segala kesesatan dan kejahatan. Dari zaman Nabi Adam sampai sekarang, penyebaran kasih sayang, keadilan, egalitarianism, dan seterusnya adalah nilai yang baik. Sebaliknya, berbuat kerusakan, mengumbar kemarahan, dan penindasan merupakan sifat yang buruk. Nilai negative yang terdapat pada perbuatan itu merupakan sifat intrinstik yang tidak akan berubah dari dulu sampai sekarang. Dalam kerangka itulah bimbingan agama diajarkan dan disebarkan. Ia hadir untuk membimbing manusia agar mereka mengetahui kebaikan, agar manusia melaksanakan dan menyadari adanya keburukan serta kejahatan, lalu menghindarinya. Di samping itu, di dalam bimbingan agama terdapat nilai-nilai transenden berupa iman, kepercayaan kepada Tuhan, dan serangkaian ibadah ritual sebagai manifestasi kepercayaan dan kepatuhan kepada Sang Pencipta. Pada dasarnya, transendensi agama khususnya Islam, bersifat fungsional bukan sekadar untuk kehidupan Akhirat yang bersifat eskatalogis murni, dan terpisah dari kehidupan sekarang. Namun, hal itu juga berfungsi praktis dan applicable untuk kehidupan di dunia. Mulai aspek yang transenden, manusia diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-nilai moral yang agama dalam situasi dan kondisi apapun karena merasa diawasi dan dibimbing oleh yang di
29
Atas sana. Manusia harus jadi Khalifah Allah di muka Bumi sebagai konkretisasi dari imannya. Dengan kapasitas kreatifnya, manusia mengkonkretkan keimanannya dengan menjadi Khalifah sebagai langkah kebijaksanaan Tuhan di bumi ini.26 Jadi nilia-nilai agama adalah universal. Pada sisi ini diperlukan pembahasan lebih dalam terhadap bimbingan agama sehingga ajarannya dapat ditangkap secara utuh, holistic, selalu hidup dan tidak beku, serta tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman sehingga tujuan agama yang mulia dapat terealisikan dalam kehidupan. Jelasnya, agama perlu dibaca secara kritis dan kreatif kontekstual. Kritis dalam arti kemampuan memilah antara ajaran pada satu sisi dan pemahaman umatnya dari masa ke masa pada sisi lain. Maka pemahaman dari generasi ke generasi harus diapresiasi, dikritisi, dan dikembangkan. Pemahaman yang tidak sesuai perlu di luruskan secara bijak. Dalam kasus Islam, pembacaan kembali berkaitan dengan cara, kata Cak Nur bagaimana orang Islam melihat dan menilai Sejarah Islam, dan bagaimana mereka melihat serta menilai perubahan dan meletakan Islam yang universal dan normative ke dalam dialog dengan realitas yang bersifat temporal dan spasial. Dengan kerangka pembacaan semacam itu, agama disikapi bukan sebagai barang mati dan bagian dari masa lalu, namun, ia dipandang sebagai sesuatu yang
26
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah , Tipologi Masjid, (Jakarta: Depag RI, 2007), h. 35.
30
hidup dengan nilai-nilai komprehensif, serta berhubungan erat antara yang transenden dan immanent. Namun, semua itu bisa terlaksana bila nilai-nilai agama dilepaskan dari segala kepentingan pribadi atau kelompok serta agama tidak dijadikan alat untuk pencapaian tujuan tertentu. Untuk keberhasilan pembacaan kembali, nilai-nilai agama perlu dibaca sebagai sumber inspirasi dan bimbingan, serta rujukan utama bagi keseluruhan prilaku dan tindakan. agama akan mampu memberikan pijakan yang pasti bagi terciptanya kehidupan yang lebih baik, lebih manusiawi, dalam suasana rukun, damai, aman, bukan kehidupan yang penuh kekerasan, koflik, dan permusuhan. Dengan demikian, penyimpangan seperti itu tidak pernah mendapat lahan sedikitpun untuk dapat hidup dan berkembang di hati umat dan kaum beragama di mana saja.27 b. Tujuan Dan Fungsi Bimbingan Agama a. Tujuan bimbingan agama Tujuan memberikan bimbingan agama ialah agar individu dapat: pertama, merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupanya di masa yang akan datang, kedua, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin: ketiga, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan 27
Penerbit Buku Kompas, Melampaui Dialog Agama, (Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, 2002), h. 136.
31
kerjanya: keempat, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk : 1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya, 2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, 3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, 4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri, 5. Menggunakan kemampuan untuk kepentingannya dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, 6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, dan 7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya secara tepat, teratur dan optimal. Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir. a. Tujuan bimbingan yang terkait dengan aspek pribadisosial individu adalah sebagai berikut: 1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
32
pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sikap toleransi teradap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. 4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis 5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. 6. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. 7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. 8. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. 9. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (Human relation
ship),
yang
diwujudkan
dalam
bentuk
33
hubungan persahabatan, persaudaraan, atau Silaturahmi dengan sesama manusia. 10. Memiliki kemamuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. 11. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. b. Tujuan bimbingan yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut: 1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang pisitif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar,
mempunyai
perhatian
terhadap
semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogamkan. 2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. 3. Mempunyai ketrampilan atau teknik belajar yang efektif,
seperti
menggunakan
keterampilan
kamus,
membaca
mencatat
pelajaran,
buku, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian. 4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
34
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas. 5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk meghadapi ujian.28 b. Fungsi Bimbingan Agama 1. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan
potensi
dirinya
secara
optimal,
dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. 2. Preventif, yaitu upaya pembimbing agama untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. 3. Melalui fungsi ini, pembimbing memberikan bimbingan agama kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok.
Beberapa
masalah
yang
perlu
diinformasikan kepada para siswa dalam mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya 28
Syamsu Yusuf, L.N dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 15.
35
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obat terlarang, drop out, dan pergaulan bebas. 4. Pengembangan, yaitu pembimbing agama senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Pembimbing dan personel Sekolah,
Masjid
atau
Yayasan
lainnya,
bekerjasama
merumuskan dan melaksanakan progam bimbingan agama, secara
sistematis
dan
berkesinambungan
dalam
upaya
membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan agama yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home-home, dan karya wisata. 5. Perbaikan (penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan agama yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah pendekatan bimbingan agama, dan remedial teaching. 6. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan agama dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakulikuler, Jurusan atau progam studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya.
Dalam
melaksanakan
fungsi
ini,
36
pembimbing perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikannya. 7. Adaptasi, pendidikan,
yaitu
berfungsi
khususnya
membantu pembimbing
para
pelaksana
agama,
untuk
megadaptasikan progam pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai individu, pembimbing dapat membantu para guru atau dosen dalam memperlakukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi pelajaran, maupun mengadaptasikan dalam bimbingan agama sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu. 8. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap progam pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.29 c. Metode Bimbingan Agama Adalah Brewer, yang mengemukakan bahwa konsep bimbingan agama identik dengan pendidikan yaitu melalui bukunya “Education as Guidance” yang dipublikasikan Tahun 1932. Dia menyelesaikan studinya di Universitas Harvard. Pada tahun1916-1917 dia mengajar di Harvard, kemudian pada tahun 1918 pergi ke Los Angeles dan 29
Syamsu Yusuf, L. N dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 20.
37
mengajar di Universitas California, pada mata kuliah bimbingan jabatan dan pendidikan keagamaan. Pada tahun 1919 dia kembali ke Harvard untuk mengajar dan menjadi direktur “Bereau of Vocational Guidance. ”Dia mengorganisasikan kursus-kursus reguler untuk mempersiapkan pembimbing-pembimbing handal. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan para siswa (peserta didik) agar mampu melakukan aktivitas-aktivitas kehidupan yang bermakna, melalui pengetahuan dan kebijakan. Dia mengemukakan beberapa kriteria bimbingan agama sebagai berikut. a. Individu
dibimbing
dalam
upaya
memecahkan
masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau meraih tujuan. b. Seseorang yang dibimbing, biasanya berdasarkan permintaan atau inisiatifnya c. Bimbingan agama bersifat penuh keikhlasan, simpatik, bersahabat dan pemahaman yang dalam terhadap agama. d. Pembimbing harus memiliki pengalaman, pengetahuan, dan kebijakan. e. Individu yang di bimbing secara progesif menerima bimbingan agama, dan mengambil keputusannya sendiri dalam mengamalkan ilmu agamanya kepada masyarakat. f. Bimbingan agama memberikan bantuan kepada individu agar dapat membimbing diri sendiri secara lebih baik.30
30
Syamsul Yusuf, Landasan Bimbingan Dan Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 47.
38
D. Remaja Kesatuan perilaku yang sama yang dijumpai sebelumnya dalam beragam tahapan, ditemukan antara usia 11-12 tahun dan 14-15 tahun, ketika subjek berhasil membebaskan dirinya dari yang konkret dan dalam menemukan realitas di dalam suatu kelompok kemungkinan transformasi. Peminggiran fundamental akhir ini, yang terjadi di akhir masa anak-anak, bersiap untuk memasuki masa remaja yang karakteristik pokoknya adalah pembebasan yang serupa dari yang konkret untuk menuju pada kencenderungan ketertarikan yang berorientasi kearah non-masa kini dan masa depan ideal-ideal besar dan permulaan teori-teori, serta waktu adaptasi masa sekarang dengan realitas. Impuls efektif dan sosial masa remaja ini sering digambarkan, tetapi tidak selalu dimengerti bahwa implus ini bergantung pada transformasi penalaran yang memungkinkan penanganan hipotesis dan pemikiran dengan mengidahkan dari observasi konkret dan masa sekarang.31 Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidak wajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidak selarasan, gangguan emosi dan gangguan prilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi ada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang tejadi
dalam diri remaja, mereka juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak31
Jean Piaget dan Barbel Inhelder, Psikologi Anak (New York: Basic Books Inc, 1969), Cet. Ke-1, h. 150-151.
39
kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai, kepuasan, kebahagiaan dan penerimaan
dari lingkungan. 32
Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya. 1. Pengertian Remaja Puberitas merupakan masa ketika terjadi perubahan tertentu yang paling drastis dalam perkembangan individu. Sebelumnya anak tidak pernah mengalami perubahan kemampuan atau kebutuhan secara fisik maupun psikologis sebesar yang terjadi pada masa pubertas ini. Remaja daharapkan untuk mulai merumuskan minat mereka dalam hal-hal tertentu misalnya pilihan karier (yang mungkin mensyaratkan pendidikan lanjut atau kebutuhan untuk mempelajari keterampilan tertentu), pernikahan, dan mengurus keluarga secara biologis maupun kultural masa remaja dipandang sebagai akhir masa kanak-kanak dan pintu masuk menuju masa dewasa. Masa ini merupakan masa yang ditandai oleh bebagai aktivitas dan perubahan besar, dan juga merupakan tahapan dimana individu mengembangkan identitas dirinya. Anak mulai memilih dan merumuskan peran tertentu dan bersiap-siap untuk memegang posisi yang dipilihnya. 32
http://sofia-psy.staff.ugm.ac.id/files/remaja_dan_permasalahannya.doc. Diakses 10 juni
2014
40
Jika perkembangan berjalan dengan baik, remaja akan mengawali tahapan ini dengan perasaan aman. Dalam empat tahapan sebelumnya, individu mendapatkan kemampuan untuk memercayai dunia, menjadi cukup otonom, mampu memprakarsai perilaku kearah tujuan yang tertentukan, dan merasa mantap hatinya hingga bisa mempraktikan keahlian tertentu. Langkah penting berikutnya adalah pengembangan rasa identitas. Disini remaja bertanya, “siapa aku?” dan ide pemikiran, atau objek “apa yang menurutku menggambarkan cara berpikirku?” jika lingkungan tidak mendukung dan remaja merasa sulit mendapatkan peran tertentu, ia mungkin akan mengembangkan identitas yang keliru, suatu kondisi yang disebut oleh Erikson sebagai kekacauan peran atau kebingungan peran (role confusion). Dunia zaman sekarang berlangsung dengan cukup kacau. Untuk itu kita bisa mengerti bila sebagian remaja menghadapi kesulitan besar dalam mendefinisikan atau mengambil peran dan keyakinan tertentu. Sebagian cendikiaan menyatakan bahwa gejolak aktivisme sosial di Amerika serikat pada akhir tahun 1960an dan awal1970-an banyak disebabkan oleh ketidak mampuan kaum muda untuk “menemukan diri mereka sendiri dan dengan demikian pada diri mereka berkembang semacam “rasa bersalah eksistensial” yakni, mereka merasa bersalah karena mereka bernasib baik sementara pihak lain dalam keadaan menderita. Menurut Erikson, kurangnya perumusan peran (kupasan
41
peran) semacam itu bisa disebabkan antara lain karena anak merasa ditekan agar merumuskan peranan tertentu pada usia dini guna menyenangkan orang tuanya, sementara ia belum berhasil merampungkan
tugas-tugas
dari
tahapan
perkembangan
sebelumnya.33 2. Batasan Usia Remaja Masa remaja dimulai dari kira-kira umur 12 tahun, bagi anak gadis dan umur 14 tahun bagi anak laki-laki dan biasanya berlangsung selama 6 sampai 9 tahun. Saat mulainya berbeda-beda, karena bersamaan dengan waktu kemasakan seksuil yang datangnya lebih cepat pada anak gadis. Diantara tiap jenis terdapat pula perbedaan individual, karna ada anak-anak yang telah mencapai kemasakan tersebut pada umur 10 tahun dan yang sangat terlambatpun ada. Untuk menentukan berakhirnya masa remajapun lebih sukar, karena pegangan yang nyata seperti perkembangan fisik tidakada. Biasanya mereka dianggap bukan remaja lagi kalau mereka telah cukup bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya dan kalau mereka telah menemukan cara-cara yang baik untuk mengatasi kecemasankecemasan terhadap diri mereka. Pada umumnya hal itu telah terjadi pada umur 18 sampai 21 tahun.34 Masa-masa remaja dibagi menjadi tiga:
33
Neil J. Salkind, Teori-Teori Perkembangan Manusia, Sejarah Kemunculan, Konsepsi Dasar, Analisis Komparatif dan Aplikasi, (New Delhi: Sage Publikation, 2004), h. 200. 34 Anna Alisjahbana, Menuju Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT Gramedia 1977), h. 54.
42
a. Remaja Awal (12-15 tahun) Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi, namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu,tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa b. Remaja Pertengahan (15-18) Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etismatika dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentang usia ini mulai timbul kemantapa pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya. c. Remaja Akhir (18-21 tahun) Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah
43
mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.35 3. Remaja dan Permasalahannya Masalah-masalah yang disebabkan oleh masa remaja rupanya makin lama makin berat. Dahulu kira-kira setengah abad tahun yang lalu para ahli hanya menyebut perubahan-perubahan fisik dan mental saja sebagai sesuatu yang menarik perhatian dari masa ini dan menyinggung sedikit tentang masalah-masalah dalam diri anak remaja itu sebagai masalah pribadi. Sesudah perang dunia ke II, masalahmasalah itu meningkat menjadi masalah keluarga, karena anak-anak dari masa itu sering menentang para orang tua mereka. Tetapi akhirakhir ini masalah tersebut telah menjadi masalah umumnya, sepeti guru, petugas-petugas keamanan dan instasi-instasi lain yang berhak mengambil tindakan apabila mereka berbuat salah. Meskipun begitu masa remaja merupakan masa kehidupan yang paling menarik. Anak-anak kecil jika menyatakan keinginannya untuk menjadi besar hanya memaksudkan besar seperti kakak-kakaknya saja dan bukanlah menjadi dewasa. Besar bagi mereka berarti banyak hal yang menarik, misalnya nonton film untuk orang dewasa, mempunyai cukup uang saku, boleh belajar mengemudi mobil dan banyak lagi yang dilarang untuk anak-anak kecil. Para orang dewasa menyatakan keinginannya menjadi remaja dengan memakai Bahasa, mode dan cara menari remaja. Mereka juga sering merenungkan kembali masa ini 35
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori - Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 32.
44
sebaai masa yang paling menyenangkan. Para remajapun merasa bahwa mereka telah menemukan hidup yang paling sempurna. Keyakinan ini diperkuat pula oleh pernyataan, bahwa pada masa remaja dipuja di film, majalah, TV dan radio, ditambah pula dengan bayak barang-barang khusus untuk para remaja di toko. Kebudayaaan remaja ini, yang diciptakan oleh orang dewasa tidak selalu mempunyai tujuan dan pengaruh yang baik, khususnya tujuan yang lebih banyak mementingkan keuntungan dari para produsen, dari pada manfaat bagi para konsumennya. Memang sebagian besar anak-anak remaja berkembang baik juga sesudah periode yang penuh kegoncangan ini, akan tetapi sikap dari para orang tua yang mengira bahwa anak-anak mereka akan berkembang baik tampa pendidikan dan bimbingan tentu salah juga, karna akhirnya yang terlibat dalam masalah yang cukup serius justru berasal dari keluarga-keluarga semacam itu. Tetapi selama ini telah timbul pula semacam pengertian, bahwa banyak orang dewasa tidak mendidik anak mereka, karena mereka tidak tau bagaimana cara mereka harus mendidik. Dan mereka tidak tau kapan dan bagaimana mereka harus bertindak karena mereka tidak mempunyai pegangan untuk suatu penilaian yang baik.36 Jika ingin melihat kehidupan remaja sekarang, sebagai orang dewasa kita dapat sesekali dapat menonton film yang menceritakan kehidupan remaja, sungguh anak remaja sekarang telah melesat jauh dari bayangan orang tua. Mereka dididik oleh lingkungan sehingga
36
Anna Alisjahbana, Menuju Kesehatan Jiwa (PT Gramedia, Jakarta: 1977), h. 52-53.
45
pemikiran, sikap, dan perilakunya tidak terjangkau oleh orang tua dan orang dewasa sehat disekitarnya. Mungkin kita sebagai orang dewasa yang sudah tau mana yang baik dan buruk berdecak heran bahkan mengelus dada jika menyaksikan film-film remaja sekarang. Dikisahkan dalam film The virgin, ada tiga remaja yang bersahabat di kota metropolitan. Mereka adalah biyan, stella dan ketie yang masih duduk di bangku SMA. Mereka diidentikan dengan kehidupan sebagai remaja kota yang akrab dengan hura-hura, nongkrong di mall, akrab dengan kehidupan malam, rebutanlawan dengan taruhan uang, nge-geng dan menjual diri demi setumpuk rupiah. Dalam sebuah adegan diperlihatkan bagaimana kedua orang sahabat ini mengantarkan sahabatnya bertransaksi menjual diri pada pria hidung belang di sebuah mal walaupun masih mengenakan seragam putih abu-abu.Mereka juga dapat dibooking di atas mobil atau di toilet sebuah mal, terkesan begitu terbiasa dan lumrah saat mereka menjalani kehidupan “miring” itu. Alur cerita mempertemukan ketiga sahabat ini dengan geng luna yang merupakan tokoh antagonis. Dalam berbagai kesempatan, kedua kelompok ini berusaha saling menghancurkan kelompok lain dengan berbagai cara. Awalnya Biyan sosok remaja putri yang culun, tidak mau melakukan
apa
yang
sahabatnya
lakukan
dan
berusaha
mempertahankan keperawanannya. Sampai terjadi sebuah peristiwa
46
saat mereka bertiga menyewa mobil mewah hanya untuk “bersaing” dengan gengLuna, akan tetapi mobil tersebut malah hilang. Dengan berbagai cara, mereka patungan mengumpulkan uang untuk mengganti mobil itu, termasuk dengan rela menjual diri. Stella dan Katie sudah lebih dulu mati-matian menjual diri demi mendapatkan uang untuk mengganti mobil.Karena dirasa tidak adil keduanya memaksa biyan untuk menanggung resiko. Kerja yang dianggap dapatmendapatkan uang banyakdalam waktu sekejap hanya menjualkeperawanannya Biyan pada seorang pria hidung belang, pergumulan hati Biyan begitu berat, antara mempertahankan keperawanan dengan “paksaan” menanggung hutang bersama. Akhirnya Biyan memutuskan mendatangi seorang Om-Om yang telah menantinya di sebuah kamar Hotel dengan diantar oleh kedua sahabatnya sendiri. Kisah dalam film tersebut menggambarkan kondiri remaja yang mudah larut dalam kelompok. Apapun yang diterapkan dalam kelompok sering kali selalu dipatuhi walaupun selalu bertentangan dengan norma yang dijalani selama ini. Sebagai contoh, peran Biyan dalam film “The virgin” yang penulis kutip kisahnya diatas. Pada awalnya mungkin merasa senang ditraktir makan atau berbelanja aneka kebutuhan, termasuk patungan untuk mendapatkan uang. Lama kelamaan akan muncul keinginan untuk membalas “kebaikan” teman tersebut dengan hal yang setimpal. Butuh uang jutaan untuk melakukan hal sebanding, setiap hari ia menyaksikan bagaimana
47
teman-temannya menjual diri sebentar, lalu mendapatkan uang banyak untuk bersenang-senang. Lambat laun, Iapun akan meniru. Awalnya hanya pemikiran, lalu diikuti dengan keyakinan, sikap dan akhirnya perilaku. Remaja yang mempunyai ikatan lemah dengan keluarga, memiliki hubungan antar anggota keluarga yang saling acuh, keluarga broken home, kurang kasih sayang orang tua, sangat bergantung pada kelompok. Pada masa remaja pengaruh kelompok sangat besar sehingga perlu upaya persiapan pembekalan orang tua sebelum anaknya masuk kedunia remaja. Ketika mereka berkelompok, yang keluar adalah bahasa serta aturan main kelompok. Dengan demikian, identitas mereka kuat sebagai anggota kelompok X atau kelompok Y, misalnya, “aku adalah anggota geng motor” parahnya, tampa pertimbangan sama sekali, remaja akan menyatu dalam kelompok hingga semua alur sikap dan perilaku mereka sama dengan apa yang dilakukan kelompok. Mereka merasa aman karena akibat dari prilaku tersebut akan diganggu bersama-sama. Beberapa sikap dan prilaku kelompok yang dapat menggiring seorang remaja hingga bertindak melenceng dari aturan, antara lain: a. Mencontoh Idola Secara Membabi Buta Remaja sangat membutuhkan pengakuan diri. Untuk mendapatkan pengakuan, ia harus mengikuti apa yang diinginkan kelompok. Biasanya kelompok remaja mempunyai idola yang identik dengan ketenaran, popularitas, bidang seni yang menonjol,
48
dan lain lain. Kelompok remaja akan mencontoh sikap dan perilaku sang idola secara membabi buta, sangking senangnya dengan sang idola, remaja terkadang menampilkan perilaku yang sangat bertentangan dengan norma masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh banyak iklan khusus remaja yang mengadakan sayembara untuk bisa makan malam dengan artis idola. Produk yang ditawarkan adalah untuk kalangan remaja putri, tapi selebritas yang ditawarkan bisa untuk dinner adalah selebritas laki-laki begitupun sebaliknya, para pengagum tidak hanya sekedar minta tanda tangan atau foto bersama, mereka ada yang berusaha untuk mencium bahkan ada yang menawarkan dirinya, sungguh, sebuah perilaku yang jauh melenceng dari ajaran agama dan adat ketimuran. b. Hura-Hura Remaja
sangat
menyukai
aktifitas
bersama
teman
sebayanya, vitalitas mereka sangat tinggi sehingga terkesan tidak mempunyai rasa lelah, mulai dari bangun tidur hingga bangun lagi, remaja mampu melakukan aktivitas walaupun tampa jeda, pasokan energi begitu besar, tampa menejemen waktu dan aktivitas, dapat membuat mereka terjebak dalam rutinitas yang sia-sia. Banyak remaja meghabiskan waktu hanya untuk nongkrong di Pinggir Jalan, di Mall atau Cafe bersama teman-teman. Remaja selalu ingin diakui keberadaannya. Mereka menyamakan diri dengan apa yang disetujui kelompok. Jika kelompok menggiringnya melakukan kegiatan positif tentu akan membantu proses tumbuh kembangnya.
49
Namun, jika yang terjadi sebaliknya remaja tidak akan kuasa menolak.
Misalnya
kelompok
mengajaknya
bergerombol
menghabiskan malam di pinggir jalan, ia pun akan menuruti, demi kebersamaan.
Mungkin
awalnya
hanya
bergerombol
dan
mengobrol sambil main gitar,lambat laun ulah mereka makin menyimpang, diawali dengan mengomentari lawan jenis yang lewat, menggoda, sehingga kemudian melecehkan. Jika kita mengamati kegiatan remaja masa kini. Banyak yang suka nongkrong, pesta, mejeng di mal, makan di restoran mewah, pacaran, rebutan pacar, melihat konser, mencuri, tawuran, narkoba dan pergaulan bebas dengan lawan jenis. Memang tidak semua remaja melakukan hal seperti itu, tetapi peliputan di media, baik cetak maupun elektronik menggambarkan kecendrungan perilaku remaja pada saat ini.37 4. Remaja Dan Agama Agama merupakan fondasi seseorang dalam berfikir, bersikap dan bertindak. Remaja yang dibesarkan jauh dari nilai agama akan menunjukan perilaku mencampur adukan antara yang benar dan salah, yang halal dan yang haram. Tindakannya hanya melampiaskan emosi dalam diri berdasarkan keinginan sesaat, tidak memikirkan akibat yang akan terjadi, yang penting pemenuhan kebutuhan saat ini. Remaja yang jauh dari nilai agama jika ingin fly langsung meminum-minuman
37
Nurul Chomaria, Saat Anakku Remaja, Solusi Islami Menghadapi Permasalahan Remaja, (Solo: Cetakan Tinta Mediana, 2011), h. 20-22.
50
keras. Jika ingin senang-senang, langsung berpesta di tempat-tempat hiburan malam. Jika ingin menyalurkan dorongan seksual, langsung berhubungan diluar nikah dengan pasangan yang belum sah. Jika ingin melampiaskan kemarahan langsung mengajak orang lain baku hantam. Ini merupakan gambaran kelam remaja yang hidup tampa agama. Agama wajib ditanamkan kepada anak sejak kecil. Salah cara memberi pengertian, agama hanya akan masuk ke otak dan tidak sampai tertanam di hati. Konsekuensinya, Remaja tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi tidak mempunyai kendali yang kuat untuk menjauhi kemaksiatan. Contohnya seorang remaja yang taat agama suatu saat melakukan seks bebas hingga akhirnya membantu pacar melakukan aborsi, kedapatan mencuri Handpone teman, mencontek saat ulangan, menyuap guru agar mendapat nilai bagus, menyuap polisi agar tidak ditilang, mempunyai idola selebritas asing yang kehidupannya sangat bertentangan dengan nilai Agama, dan lainlain. Hal di atas merupakan gambaran gagalnya penanaman nilai agama pada generasi muda.38 Manusia secara fitriah merupakan makhluk spiritual dan makhluk rasional, memerlukan agama sebagai kebutuhan dasar, di samping kebutuhan lain yang bersifat fisikal-kuantitatif dan rasionalsaintifik. Untuk itu agama yang terdiri dari seperangkat ajaran, nilai dan simbol, perlu dipahami secara utuh oleh umat manusia sehingga
38
Nurul Chomaria, Saat Anakku Remaja, Solusi Islami Menghadapi Permasalahan Remaja, (Solo: Cetakan Tinta Mediana, 2011), h. 51.
51
kehadirannya benar-benar fungsional bagi penyempurnaan kehidupan dalam setiap umat manusia. Pada sisi itu, pendidikan agama sebagai upaya pengenalan dan pemahaman agama, serta sebagai proses internalisasi nilai-nilai menjadi penting untuk diangkat. Pendidikan ini hendaknya menjadi perhatian kita semua, kaum pendidik, tokoh agama dan intelektual sehingga pendidikan agama bisa memunculkan keberagamaan yang bersifat pencerahan bagi umat manusia, serta menjadi rahmat bagi sekalian alam sebagai mana tujuan agama itu sendiri.39
39
Abd A’la, Melampaui Dialog Agama (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002), h. 49.
BAB III GAMBARAN UMUM MASJID ARRAHMAN DI PERUMAHAN BUMI MAS RAYA (BMR) CIKOKOLTANGERANG Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Selain itu, Masjid juga merupakan Tempat orang berkumpul dan melaksanakan shalat secara berjama’ah dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan Silaturrahmi dikalangan kaum muslimin. Masjid adalah rumah Allah SWT, tempat sujud umat Islam kepada Khaliknya. Sejak Masjid pertama (Masjid Quba) didirikan oleh Rasulullah. Fungsi Masjid tidak hanya semata-mata sebagai tempat Shalat, tetapi juga sebagai pusat pembinaan Umat Islam dalam rangka “Hablun minallah dan Hablun minannas”. A. Sejarah Berdirinya Masjid Keinginan warga Perumahan Bumi Mas Raya untuk membangun masjid sempat dihalangi oleh pihak pengembang perumahan yaitu, PT. Inter Mega Permata. Peristiwa penghentian aktivitas pembangunan Masjid nyaris menimbulkan bentrok antar warga dengan satpam perumahan Bumi Mas Raya, karna warga berupaya membongkar portal di pintu masuk perumahan tersebut, yang sengaja ditutup oleh pihak pengembang agar bahan material yang digunakan untuk pembangunan Masjid tidak bisa masuk, seperti yang diutarakan oleh Muntaha selaku Ketua Panitia Pembangunan Masjid Perumahan Bumi Mas Raya:
52
53
“Kita melihat pihak pengembang sengaja menutup pintu portal tersebut agar bahan material untuk pembangunan Masjid tidak bisa berdiri di sini, kita tinggal disini sudah bertahun-tahun bahkan ada yang sudah 10 tahun. Dan selama itu tidak ada Masjid, tidak ada Klinik, dan tidak ada Sekolah” Karna dihambat, kemudian ratusan warga yang terdiri dari pria dan wanita berusaha merusak kunci portal tersebut agar kendaraan yang membawa material bisa masuk. Melihat hal ini beberapa petugas satpam yang dibantu beberapa orang berpakaian hitam yang saat itu sengaja disewa oleh pihak pengembang berupaya menghalangi aksi tersebut. Sempat terjadi pertengkaran mulut antara warga dengan petugas keamanan. Namun aksi ini tidak sampai menimbulkan kejadian yang lebih jauh, karna tidak lama datang beberapa petugas dari Porles Metro Tangerang ke Lokasi, setelah negosiasi alot oleh pihak kepolisian, akhirnya truk yang membawa bahan bangunan tersebut diperbolehkan masuk. Sebelum Masjid dibangun untuk kegiatan Shalat jum’at, warga menumpang ke Masjid di luar Perumahan. Begitu juga untuk memakamkan warga yang meninggal harus menumpang di kampung asal. Selama Ramadhan, shalat tarawih harus keluar atau di ruko-ruko. Selama tiga tahun warga muslim Perumahan Bumi Mas Raya mengusahakan pendirian Masjid. Bahkan pada 10 Oktober 2004, Walikota Tangerang Wahidin Halim melakukan peletakan batu pertama. Namun saat itupun pengembang seperti tidak punya i’tikad baik. Karna pada saat Walikota Wahidin Halim datang, pihak pengembang tetap tidak menunjukan ketidak setujuan mereka dengan tidak hadir. Menurut site plane yang ada di atas kertas Sarana Ibadah seluas 780 m2. Tetapi yang ada di Lampangan semua menjadi Kavling aktif dan hanya Taman yang kini dipakai mendirikan Masjid oleh masyarakat.
54
Sejatinya sesuai dengan ketentuan, pengembang berkewajiban menyediakan lahan untuk fasilitas sosial dan umum berupa sarana jalan, ibadah, olah raga, taman, pendidikan dan kesehatan bagi warga penghuni Perumahan, dengan perbandingan 40:60 persen dari total luas lahan Perumahan. Seperti yang di katakan Pak Zulkarnaen selaku ketua RT yang menjabat pada saat itu: “Bertahun-tahun tidak disediakan Masjid, ingin membangun pada satu-satunya tanah kosong di Taman itu kita dilarang. Kita di tawarkan di kafling aktif, bahkan pernah pula ditawari di Tanah becek berlumpur bagian belakang yang merupakan tanah sengketa dengan masyarakat. Kita bangun di situ malah dilaporkan ke polisi kalau kita menyerobot. Yang kita tuntut hak kita! Bukan menyerobot! Pengembangnya saja yang bandel, bahkan kita mau diadu dengan masyarakat sekitar”
Masjid Arrahman yang terletak di perumahan Bumi Mas Raya dan dikelola oleh Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM). Pada tanggal 12 Juni tahun 2004 para masyarakat sekitar mengumpulkan dana untuk pembangunan Masjid, Masjid Arrahman didirikan atas prakarsa masyarakat sekitar yang tinggal di Perumahan Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang. Letak Geografis Masjid Arrahman ialah berpusat di Kota yang cukup strategis yaitu di dekat Pusat Perbelanjaan Mall Transmart Kota Tangerang, alamat Masjid tepatnya di Bumi Mas Raya Jl. MH. Thamrin Cikokol Kota Tangerang 15117, dengan luas tanah 780 m2. Berdasarkan catatan dari data-data Masjid yang ada, Masjid Arrahman ini semenjak berdirinya hingga sekarang telah mengalami beberapa kali renovasi, tercatat pada tahun 2009, Salah satu ruangan Gedung Masjid dialih fungsikan karena sudah lama kosong dan jarang digunakan lagi. Sebagai gantinya, dibangunlah ruangan (kamar untuk tempat tinggal untuk pengelola kebersihan Masjid), juga ada ruangan yang direnovasi untuk tempat untuk
55
melangsungkan pernikahan bagi umat Islam di Arrahman. Serambi depan Masjid diperluas kearah depan sehingga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Dan fungsi lain juga untuk menampung jamaah yang membludak saat hari raya, Untuk memenuhi jamaah akan air wudhu maka pada tahun 2010 tempat wudhu untuk pria dan wanita diperbaiki menjadi lebih luas dan bagus. Kemudian, agar bangunan Masjid lebih kelihatan modern ruanganruangan Masjid dipenuhi dengan jendela-jedela kaca yang indah, seperti yang tampak sekarang ini. Meskipun sebagian bangunan telah dirombak, namun bila Masjid ini dilihat dari arah belakang maka gaya arsitektur yang moderen tersebut tidak akan terlihat karena hingga sekarang bagian belakang Masjid ini belum pernah di renovasi masih asli. Bagian depan Masjid Arrahman ini berlantai dua dan mampu menampung jamaah lebih dari 2000 jamaah. Lantai bawah digunakan sebagai Ruang utama Masjid sedangkan lantai atasnya digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan keislaman. Sebagai Masjid yang berada ditengah perumahan kota maka setiap kali tiba waktu Sholat fardhu lima waktu, Masjid ini selalu di padati para jamaah yang akan menunaikan Sholat berjamaah di Masjid ini. Jamaah yang datang bukan hanya dari penduduk yang menempati perumahan Bumi Mas Raya, diantaranya dari para pegawai kantoran, karyawan, para buruh pabrik serta penduduk disekitar perumahan juga, seperti warga kampung kelapa dan kampung sembung, malahan kebanyakan jamaah yang hadir bukan hanya masyarakat Bumi Mas Raya itu sendiri.
56
Masjid Arrahman awalnya hanya digunakan untuk melaksanakan ibadah Sholat, namun seiring dengan berjalannya waktu mulai ikut berperan dalam kegiatan-kegiatan lainnya. Di antaranya adalah menyelenggarakan kegiatan bimbingan agama bagi remaja, seminar, dialog, pelatihan baik dilaksanakan oleh lembaga-lembaga internal Masjid maupun dari pihak-pihak luar. Ada beberapa fasilitas maupun pelayanan yang diberikan oleh Masjid, seperti fasilitas penyewaan Ruangan yang dapat dipakai untuk pernikahan maupun penyelenggaraan kegiatan. Ada juga layanan bimbingan Haji & Umrah, konsultasi keagamaan, baik untuk orang dewasa maupun remaja, layanan untuk zakat harta, fitrah maupun qurban, ataupun ceramah rutin setiap pekan. Sedangkan untuk kegiatan keagamaan antara lain, seperti pengajian kaum bapak setiap hari malam minggu ba’da shalat magrib hingga isya’ tiba. Untuk pengajian ibu-ibunya sendiri hari selasa malam rabu ba’da magrib hingga isya’ tiba. Sedangkan pengajian dan bimbingan agama bagi para remaja, biasanya diselenggarakan pada sabtu malam. Khusus pengajian untuk masyarakat umum diselenggarakan tidak rutin kadang seminggu sekali atau sebulan sekali. Terlebih lagi sekarang ini Masjid Arrahman sedang mempercantik diri. Interior ruang ibadah sekarang sudah jauh berbeda dibanding setahun yang lalu, begitu juga tampak fisik dari luar. Jelaslah bahwa Mesjid Arrahman terus konsisten dalam kiprahnya untuk dapat menjadi center of excellence bagi umat Islam, Insya' Allah, Masjid Arrahman akan terus berusaha untuk menjadi Masjid bagi semua golongan (Inklusif) dan berusaha untuk selalu netral dan independen.
57
B. Fungsi Masjid Arrahman Memakmurkan Masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rasulullah SAW bersabda: “barang siapa membangun untuk Allah sebuah Masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga”.40 Kemakmuran Masjid mempunyai arti yang sangat luas, yaitu penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat Ibadah mahdloh hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun ibadah muamalah hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial.41 Sebagaimana yang tersirat dalam firman Allah QS. At-Taubat ayat 18 :
40
Mustofa Budiman, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan Potensi Masjid (Solo: Ziyad Visi Media, 2007), h. 26. 41
Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid Dalam Dakwah dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa (Jogjakarta: Jurnal Ulama, 2010), h. 15.
58
Artinya: “Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, sertatetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” Berdasarkan ayat tersebut di atas bahwa makna memakmurkan masjid adalah untuk : 1. Pembinaan iman 2. Menegakkan Shalat atau pembinaan taqwa 3. Menunaikan Zakat (Infaq dan Shadaqoh) 4. Membina kebersihan jiwa, raga dan harta dan kemandirian (fungsi
kemasyarakatan).42 Dengan demikian, makna tersebut menunjukan bahwa setiap muslim memiliki tugas untuk memakmurkan Masjid dalam melakukan peran dan fungsinya, baik secara individu maupun secara Lembaga. Remaja Masjid sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah dan wadah bagi remaja muslim, diharapkan dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai lembaga kemasjidan. Sehingga aktifitas remaja Masjid yang diselenggarakan dapat memenuhi kebutuhan umat serta berlangsung secara berdaya guna (efektif) dan berhasil guna (efesien). Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain:
42
Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Ibid, h. 65.
59
a) Memakmurkan Masjid Sebagaimana telah diketahui, bahwa peran pengurus serta para remaja Masjid (KURMA) merupakan organisasi dakwah yang dipimpin dibawah pengawasan dewan kemakmuran Masjid (DKM). Karena keterikatannya
dengan
Masjid,
maka
peran
utamanya
adalah
memakmurkan Masjid. Di harapkan pengurus dan anggotanya yang aktif datang ke Masjid, untuk melaksanakan shalat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena Shalat berjamaah adalah merupakan indikator utama dalam memakmurkan Masjid. Selain itu, kedatangan masyarakat muslim ke Masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi
organisasi
untuk
melaksanakan
aktivitas
yang
telah
diprogramkan. Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan Masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya: 1. Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke Masjid menyelenggarakan kegiatan-kegiatan), menggunakan Masjid sebagai tempat pelaksanaannya. 2. Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah. 3. Pengurus menyusun piket jaga Kantor kesekretariat di Masjid. 4. Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke Masjid.
60
b) Pembinaan Remaja Muslim Remaja muslim disekitar lingkungan Masjid merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan Masjid, sekaligus juga merupakan objek dakwah (mad’u) yang paling utama. Oleh karena
itu, mereka harus
dibina secara
bertahap
dan
berkesinambungan, agar mampu beriman, berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu juga mendidik mereka untuk berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan. Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT), bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur’an, kajian buku, pelatihan (training), ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya, dan salah satunya wadah yang dibentuk oleh pengurus yang bertujuan sebagai wadah untuk dalam mencari ilmu agama bagi remaja disebut “(KURMA) Komunitas Remaja Masjid Arrahman”. Dan apa itu KURMA? Komunitas
Remaja
Masjid
Arrahman (KURMA) adalah
sekumpulan remaja yang aktif dalam kegiatan bimbingan agama dan ilmu Islam sebagai dasar pemikirannya sekaligus simpul ikatannya Masjid sebagai sarana kegiatan untuk mengembangkan potensi remaja sekitar Masjid Arrahman. c) Kaderisasi Umat Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan kader yang dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kader yang siap mengemban amanah organisasi. Pengkaderan anggota remaja Masjid
61
dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengkaderan langsung dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang terstruktur, sedang secara tidak langsung dapat dilakukan melalui kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas organisasi lainnya. Sebagai wadah generasi muda Islam, Pengurus remaja Masjid berusaha untuk mengkader anggotanya dengan membekali mereka dengan berbagai kemampuan yang memadai, baik kemampuan teknis operasional (technical skill), kemampuan mengatur orang (human skill), maupun dalam menyusun konsep (conseptional skill). Sehingga manfaat yang diperoleh dari pengkaderan tersebut dapat menjadi kaderkader (KURMA) yang “siap pakai” yaitu kader-kader yang beriman, professional, aktivis Islam yang terampil, anggota yang bermotivasi tinggi, memiliki kader yang berpengetahuan dan tingkat intelektualitas yang baik serta menghadirkan calon pemimpin yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam meneruskan misi organisasi. d) Pendukung kegiatan Pengurus Masjid Adalah kepengurusan DKM “Dewan Kemakmuran Masjid” sebagai kepengurusan yang menaungi dan memantau kegiatan KURMA. Dan kurma sebagai anak organisasi (underbouw) harus mendukung program dan kegiatan induknya (DKM) begitu pula sebaliknya. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti Shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan
62
tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat secara nyata. Secara umum, remaja dapat memberi dukungan dalam berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab pengurus Masjid, diantaranya : 1. Mempersiapkan Sarana shalat berjamaah dan shalat-shalat khusus, seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri dan Idul Adha. 2. Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri, dan Idul Adha. 3. Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan Masjid. 4. Melaksanakan pengumpulan dan pembagian Zakat. 5. Menjadi pelaksana penggalangan dana. 6. Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Pengurus Masjid dan lain sebagainya. e) Dakwah dan Sosial Komunitas
remaja Masjid Arrahman
(KURMA)
adalah
organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi remaja muslim melalui Masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun diselenggarakan oleh remaja, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya membatasi pada bidang keremajaan saja
63
tetapi juga melaksanakan aktifitas yang menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan, membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja Masjid dan mereka dapat bekerja sama dengan pengurus Masjid dalam merealisasikan kegiatan kemasyarakatan tersebut. C. Visi, Misi Dan Tujuan a. Visi (Vision) Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan, dan visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti: Imagible (dapat di bayangkan). Desirable (menarik). Feasible (realities dan dapat dicapai). Focused (jelas). Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan). Communicable (mudah dipahami). Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai:
64
a. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan b. Dasar
untuk
pemanfaatan
dan
alokasi
sumber
daya
pengendaliannya c. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture).43 Visi dibangunnya Masjid Arrahman Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang ini Adalah Sebagai Berikut: 1. Visi Masjid Arrahman: “Menjadi Insan Yang Bermanfaat Bagi Agama Dan Masyarakat Bagi Warga SekitaR Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang”. b. Misi (Mision) Misi (Mision) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist or what we belive we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta, di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan. Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk 43
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/definisi-visi-misi-dan-strategi-dan.html yang diakses pada tanggal 22 juli 2014
65
menemukan arah dan menunjukan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada Stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian Perusahaan dan ke arah mana Perusahaan akan menuju. Oleh karna itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait. Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Melakukan proses brainstroming dengan mensejajarkan beberapa kata yang menggambarkan organisasi. 2. Penyusunan prioritas dan memfokuskan pada kata-kata yang paling penting. 3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragaf
yang menggambarkan misi Perusahaan atau
Organisasi. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka. Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang bagus. Misi tersebut harus: a. Cukup luas untuk dapat ditetapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan. b. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah.
66
c. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan. d. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.44 Misi yang dipakai oleh Masjid Arrahman Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang ialah: “Membina kehidupan masyarakat yang sehat, sehingga mampu memberikan dan melestarikan nilai-nilai keislaman”. c. Tujuan Masjid Arrahman: a. Memberikan manfaat sebaik mungkin untuk peningkaan keimanan umat Islam. b. Mewujudkan masyarakat yang melestarikan nilai-nilai keislaman. D. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting yang dapat berperan dalam merencanakan,
menggunakan,dan
mengevaluasi
sekaligus
juga
dapat
menunjang proses penyelenggaraan kegiatan. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Masjid Arrahman untuk menunjang bimbingan agama bagi remaja serta masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Perpustakan, 2. Kamar mandi laki-laki dan perempuan, 3. Kantor sekertariatan, 4. Ruang khusus imam Masjid dan petugas kebersihan, 5. Ruang pelatihan untuk jamaah hari, 6.
44
Fred R. David, Manajemen Strategis dan Konsep Edisi ke 7 (Jakarta: PT. Prenhalindo, 2002) h. 46-47.
67
Tempat parkir, 7. Dan ruang untuk acara pernikahan atau ijab qobul. Selain itu Masjid ini juga di lengkapi dengan sarana lain seperti Taman dan Area golf.45 Sedangkan struktur bangunan Masjid ini dibuat dari beton bertulang dan rangka atap juga beton dengan kubah yang sangat indah, semua material struktur dan finishingnya diusahakan menggunakan bahan Alam dengan maksud supaya umat yang menggunakan Masjid ini akan lebih dekat dengan Alam dan dapat menghayati kebesaran Sang Pencipta. E. Struktur Kepengurusan 1. DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Untuk memperlancar suatu mekanisme kerja suatu Lembaga, khususnya Masjid Arrahman sebagai suatu Lembaga maka dibentuklah struktur kepengurusan, melalui pembentukah struktur dan job description (uraian kerja) yang merupakan sesuatu yang sangat penting dan diperlukan supaya masing-masing personil pengurus mengetahui apa tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakannya. Apabila hal ini dipahami dan dilakukan dengan baik, maka akan terhindar dari tumpang tindih dalam melaksanakan tugas antara pengurus yang satu dengan yang lainnya.
45
Wawancara Pribadi dengan Imam Majid Arrahman, Ulman Sanusi Thaib, Atau Yang Akrab Disapa, Pak Maman.
68
STRUKTUR DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) ARRAHMAN 2013-2014 1. KETUA DKM
: Achmad Fauzi
2. SEKERTARIS UMUM
: Rahmad Anton
3. PERTIMBANGAN PENGURUS : H. D Sukraman H. Deden Sugandhi H. Toto Mirza Pahlevi H. Zulkarnain H. Rianto H. Teguh Wieyana Nanamg Suparta 4. IMAM DAN TAKHMIR
: Usman Sanusi Tha’ib Vacant
Dibawah ketua, sekertaris dan imam takhmir struktur dibagi menjadi empat departemen diantaranya dibagi bidang-bidang sesuai uraian pekerjaannya, antara lain: 1. DEPARTEMEN KEUANGAN a. BENDAHARA
: H. Syamsul Irham : Usman S Thaib Vacant
69
b. BIDANG USAHA DAN PENGELOLAAN DANA : Eko Suhartono Rizky Sugiharto Chairul Nurul H. Tonton Suherman 2. DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEMASYARAKATAN : Dadang Herdiana a. BIDANG PENDIDIKAN
: Hj. Paristiana Hj. Yuli Yuliani Hj. Kikie Muliani Habibah
b. BIDANG KEGIATAN KHUSUS : Agni Wicaksono Ibnu Fahmi Dwi Sapdiyanto Supriyadi Bidang Kegiatan Khusus di Bagi Dua: c. REMAJA MASJID
: M. Tambusai Addauly Satria Adi Putra
70
Andre Agustino Alif Dimas d. TAE KWONDO
:
T. M. Oemar
3. DEPARTEMEN SARANA DAN PEKERJAAN UMUM : T. M. Oemar a. BIDANG PEMELIHARAAN DAN PENGEMBANGAN : Abdul Muthalib Meidy Nur Harianto Suwarta Irfan Saim (Udin Gendut) b. SISTEM INFORMASI DAN MANAGEMEN ORGANISASI : Purwantono Iding Pardi Indra Merdiana Yuswardi Yahya 4. DEPARTEMENT SOSIAL DAN PENGEMBANGAN UMAT
71
: Muhammad Ikbal a. BIDANG IBADAH RUTIN DAN DAKWAH H. Sri Indrianta H. Asep Sarip Muharrya Syafril Chaerudin b. BIDANG HUMAS DAN KERJA SAMA ANTAR LEMBAGA : M H. Rachmadi Sutisna Dilaga H. Hanun Dasuki Hadi Supriyanto Martono c. BIDANG SOSIAL
: Sigit Purboyo Dr. Pudjo Rahasto Dicky Rf Ridwan Tc Veriospica Adha
72
Tugas pengurus harian: a. Ketua bertugas : 1. Penanggung jawab umum dan penentu kebijakan. 2. Bertanggung melakukan
jawab
terhadap
pengontrolan
pelaksanaan
terhadap
program
jalannya
dan
pelaksanaan
program. 3. Bertanggung
jawab
terhadap
jamaah
melalui
laporan
pertanggung jawaban akhir periode. 4. Bertanggung
jawab
terhadap
berlangsungnya
aktifitas
pendidikan, seperti mengelola Masjid dan Perpustakaan Masjid. 5. Bertangung jawab terhadap pembinaan keimanan dan wawasan keislaman jamaah seperti pengajian yang melibatkan seluruh kalangan jamaah dan materi yang terarah. 6. Bertanggung jawab dengan segala aktifitas peribadatan seperti sholat jamaah lima waktu, Sholat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha serta menentukan penceramah dan Khotibnya. b. Sektetaris 1. Bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja kepengurusan. 2. Bertanggung jawab terhadap ketua umum. 3. Membantu tugas sekretaris umum dan mewakilinya jika ada halangan. 4. Membantu pengurus lain secara teknis keadministrasian dan kesekretariatan dalam tugasmasing-masing. 5. Bertanggung jawab terhadap pengarsipan dan dokumentasi.
73
Departemen-Departemen: a. Departemen Keuangan 1. Membantu tugas ketua dan mewakilinya bila berhalangan hadir sesuai dengan seksinya. 2. Bertanggung jawab atas masuk dan keluarnya uang. 3. Memikirkan dan mengusahakan dana yang halal dan tidak mengikat seperti pengumpulan Zakat, Infaq, Shodaqoh serta penyewaan fasilitas Masjid. 4. Membuat laporan keuangan secara berkala untuk dipertanggung jawabkan terhadap pengurus dan jamaah. 5. Membantu tugas bendahara umum dan mewakilinya jika ada halangan. 6. Membuat kas kecil untuk mengatur dan mencatat masuk dan keluarnya uang sehari hari. 7. Melakukan pembekuan keuangan secara teknis. b. Departemen Sosial dan Pembinaan Umat 1. Bertanggung
jawab
terhadap
berlangsungnya
aktivitas
peribadatan secara teknis seperti mengontrol pelaksanaan ibaadah rutin, pengingatan khotib jum’at, penjemputan Khotib Jum’at, pelaksanaan shalat Tarawih, Idul Fitri dan Idul Adha dan sebagainya. 2. Membantu tugas ketua I dan mewakilinya bila berhalangan sesuai dengan seksinya. 3. Bertanggung jawab kepada ketua I.
74
c. Departemen Pendidikan Dan Kemasyarakatan 1. Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan remaja Masjid, baik menyangkut pengurus, pengkaderan maupun program kegiatannya. 2. Bertanggung jawab atas kegiatan bimbingan bagi remaja 3. Bertanggung jawab secara teknis dalam aktivitas layanan sosial seperti santunan yatim, fakir dan miskin, santunan kematian dll. 4. Bertanggung jawab secara teknis terhadap terjadinya hubungan yang baik dengan Lembaga yang ada di Lingkunan Masjid, lembaga sejenis atau pengurus Masjid lain dan lembaga dakwah seperti Majelis Taklim dan korps Mubaligh. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya aktifitas pendidikan, seperti mengelola Masjid dan Perpustakaan masjid. 5. Bertangung jawab terhadap pembinaan keimanan dan wawasan keislaman jamaah seperti pengajian yang melibatkan seluruh kalangan jamaah dan materi yang terarah. d. Departemen Sarana dan Pekerjaan Umum 1. Bertanggung jawab secara teknis terhadap pengembangan dan pemanfaatan fisikatau Sarana Masjid seperti penyewaan Aula dan inventaris Masjid untuk berbagai kegiatan yang baik. 2. Bertanggung jawab terhadap perawatan fisik Masjid, baik menyangkut kebersihan, kerapian, maupun keindahannya.
75
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya Fasilitas utama yang diperlukan Masjid seperi sound system, air, alat-alat kebersihan, sajadah, karpet dll. 4. Bertanggung jawab terhadap barang-barang inventaris Masjid. 2. Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) Manusia merupahkan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia, saling melengkapi dan menutupi kekurangan untuk terbentuknya kehidupan bermasyarakat yang madani. Untuk mencapai suatu tujuan, kerjasama yang kompak akan memudahkan untuk merealisasikan hal tersebut. Demikianlah organisasi Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) mengeksiskan dan menyiarkan Islam membutuhkan beberapa pemuda untuk menggerakkan. Maka dibentuklah struktur kepengurusan sebagai berikut:
76
STRUKTUR ORGANISASI KOMUNITAS REMAJA MASJID ARRAHMAN 2013-2014
Penanggung Jawab (Acmad Fauzi) KETUA DKM AR-RAHMAN
KETUA KURMA (Muhamad Tambusai Addauly)
WAKIL KETUA KURMA (FAJAR BACHREZY )
Divisi 1
Divisi 2
Divisi 3
Divisi 4
Divisi 5
Jabbar
Melda
Rafiq
Nova
Dani
Septi
Riris
Irul
Aziz
Yopi
Endah
Tya
Jaffar
Shifa
Rahmat
Mela
Dela
Etha
Annisah
Alam
Wati
DIVISI 1 ( Program dan Keuangan Organisasi) Divisi 3 ( Pengembangan Minat, Bakat dan Olahraga) Divisi 4 (Sosial Kemasyarakatan Ummat) Divisi 5 (Pengawasan Kode Etik Prilaku dan Akhlaq)
77
Maksud dan Tujuan KURMA Ialah: “Wadah untuk menghindari pergaulan negatif“. Dengan maksud memakmurkan Masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pengembangan mayarakat serta pendidikan, dengan tujuan membentuk remaja yang beriman, berilmu dan ber amal sholeh yang bertaqwa kepada ALLAH SWT. c. Visi dan Misi Kurma Visi:“Menjadikan
pemuda
yang
berkarakter,
cerdas
dan
berakhlak”. Misi: 1. Membangun pikiran dan karakter (building mind and caracter) 2. Membangun kemampuan (building skill) 3. Membangun Jiwa sosial dan tanggung jawab (building sosial and resposebility) c. Usaha Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut pihak pembimbing melakukan usaha-usaha: 1. Menyelenggarakan kegiatan peribadatan dan dakwah dalam arti kata seluas-luasnya 2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengkajian islam melalui konsultasi kajian Agama atau kegiatan mengaji Al-Quran.
78
3. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan-peningkatan pengetahuan dan kecerdasan remaja, antara lain melalui kursus atau bimbingan agama. 4. Mengadakan kerja sama dengan badan-badan lain, baik pemerintah maupun swasta atau lembaga sosial kemasyarakatan. 5. Mengelola dan memelihara Bangunan serta Sarana penunjang Masjid. 6. Mengelola dan mengembangkan Zakat dan lain-lain dana yang berasal dari Masyarakat. 7. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang sah dan halal yang tidak bertentangan dengan peraturan Pemerintah. Adapun pokok-pokok progam kegiatan Masjid Arrahman pada garis besarnya sebagai berikut. a. Managemen Pengelolaan Masjid dilakukan dengan sistim manajemen yang sehat dan baik dengan semangat musyawarah dan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga profesional (pengurus) yang melakukan tugas operasional harian atau mingguan. b. Peribadatan dan Dakwah Mengajak
partisipasi
masyarakat
islam
untuk
menyemarakkan syiar Islam, mengajak dan mendidik manusiamanusia Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT yang berkepribadian luhur serta menyadari tanggung jawabnya
79
terhadap
Agama,
Bangsa
dan
Negara
adapun
progam
peribadatan dan dakwah adalah: 1. Penyelenggaraan Shalat: -
Shalat rawatib
-
Shalat jumat
-
Shalat jenazah
-
Kegiatan Hari Raya
-
Rhamadan Nuzul Qur’an dan Idhul Fitri
-
Idhul Adha dan amaliyah qurban
2. Peringatan Hari Besar Islam: -
Tahun baru islam 1 muharram
-
Isra’ Mi’raj
-
Maulid Nabi Muhammad SAW
3. Pengajian Majlis Ta’lim -
Ceramah keagamaan
-
Kajian Tafsir dan Hadist
Demikian tugas-tugas kepengurusan Masjid Arrahman (DKM dan KURMA) yang dalam melaksanakan tugasnya pengurus saling bekerja sama dan semuanya memiliki tanggung jawab yang harus dipertanggung jawabkan kepada semua pihak dan kepadaketua umum.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Identitas Informan 1. Pengurus Yang Membimbing Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengetahui tentang identitas pengurus yang membimbing agama untuk remaja di Masjid Arrahman Cikokokl Tangerang. Pengurus yang membimbing selaku objek penelitian yang dilakukan penulis berjumlah tiga orang diantaranya, ketua DKM yang ikut mengarahkan kegiatan bimbingan, selanjutnya pembimbing yang memantau dan ikut serta memberikan nilai-nilai keagamaan yaitu Pak Maman beliau juga selaku imam Masjid Arrahman, dan terkhir adalah pembimbing mental dan keagamaan yang di panggil Bang Bayu. a. Adalah ketua DKM Masjid Arrahman. Bapak Achmad Fauzi. Beliau lahir di Jakarta 22 Desember 1966. Dan beralamat di Perumahan Bumi Mas Raya Blok C1 / 3. Beliau sudah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak, pendidikan terakhir beliau adalah, S1 di Fakultas Tecknik Elektro Universitas Indonesia, dan lulus di Tahun 1998. Beliau berprofesi sebagai Devisi Technik di salah satu Stasiun Televisi RCTI dan juga menjabat sebagai ketua dewan kemakmuran Masjid (DKM) Arrahman. Selain itu kegiatan beliau di Masjid adalah selain shalat berjamaah, beliau memimpin berbagai rapat dengan pengurus Masjid, dan juga memantau setiap
79
80
kegiatan Masjid. Termasuk kegiatan bimbingan agama yang dijalankan komutitas remaja Masjid Arrahman (KURMA). b. Imam Masjid Arrahman. Imam
Masjid. Yakni Bapak Usman
Sanusi Thaib. Lahir di Lampung, 05 Januari 1969, beralamat di Kampung Kelapa Rt/Rw. 07/05. Cikokol Tangerang, beliau sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak. Beliau berprofesi sebagai wirausaha dan sudah menjadi imam Masjid Arrahman selama 7 tahun. Pada setiap kegiatan bimbingan agama atau kajian Islami bagi bapak-bapak, ibu-ibu ataupun para remaja beliau tak pernah absen untuk memantau langsung setiap kegiatan yang diadakan. Beliau juga memiliki apresiasi tinggi dalam memantau perkembangan bimbingan agama terutama bagi pare remaja. c. Ketua Kurma. Pengurus yang juga menjabat sebagai ketua komunitas remaja Masjid Arrahman (KURMA) yakni saudara Muhammad Teambusai Addauly S. Hi, MH (Bang Bayu). Beliau lahir di Tangerang 18 Agustus 1990. Beralamat di Kp. Kelapa. Rt/Rw. 07/03 no 37 Cikokol Tangerang. Pendidikan terakhir beliau adalah S2 Universitas Syeh Yusuf
(UNIS) Tangerang Jurusan
Hukum, berprofesi sebagai Pengajar dan juga menjabat sebagai Ketua komunitas remaja Masjid Arrahman (KURMA), beliau selain pengurus, juga mengisi kajian-kajian bimbingan agama untuk para remaja serta kegiatan-kegiatan untuk remaja lainnya. Selain itu, beliau aktif dan senantiasa meluangkan waktunya untuk
81
terjun langsung membimbing dan memantau perkembangan para Komunitas remaja Masjid Arrahman (KURMA). 2. Terbimbing Setelah melakukan wawancara dengan terbimbing atau para remaja kurma, yaitu para remaja yang mengikuti dan terlibat langsung dalam kegiatan bimbingan agama, maka penulis mendapatkan identitas para remaja yang berjumlah 6 orang, adapun dibawah ini adalah nama-nama anggota yang telah penulis wawancarai diantaranya: a. Endah Setianingrum, lahir di Bogor, 27 November 1998, mengikuti dan bergabung dalam kegiatan bimbingan agama dari tahun 2013, saat masih duduk di bangku smp kelas IX, ia ingin mengikuti kegiatan di Masjid ini karna ingin mendapatkan bekal ilmu agama, dan kebetulan saat itu juga diajak oleh seorang teman yang sudah lebih dulu mengikuti kegiatan bimbingan agama, endah sendiri saat ini adalah pelajar X AK 3, SMK Negri 1 tangerang. Dan berlamat di Kampung Kelapa Indah RT/RW 02/04, setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Masjid Arrahman endah merasa ilmu keagamaannya kini bertambah, dengan kegiatan yang asyik endah senang mengkaji ilmu bersama para remaja lainnya, dan status keanggotaannya ialah: KURMA Devisi 1. b. Riris Eka Sari, lahir di Magetan, 05 November 1998, mengikuti dan bergabung dalam kegiatan bimbingan agama dari tahun 2013, mengetahui ada kegiatan serta kajian keagamaan dari teman, yang bernama Nova anggota kurma juga sudah senior, mengapa ia ingin
82
mengikuti kegiatan bimbingan agama di Masjid ini karna riris ingin ada kegiatan yang bermanfaat. Saat ini riris adalah pelajar X. IIS 4/ X. IPS 4 di SMAN 7 Tangerang, dan beralamat di Kampung Kelapa Indah RT/RW. 01/04. Ia sangat senang mendapatkan bimbingan agama di Masjid Arrahman karna itu membuat wawasan keagamaannya bertambah, selain ia juga mendapat teman-teman yang asyik dan top banget. Status keanggotaan Riris adalah: Anggota Devisi 2 di KURMA. c. Alam Rohman, lahir di Tangerang 21 November 1997, berstatus sebagai pelajar, ia sudah lama mengikuti kegiatan bimbingan agama, sempat beberapa tahun kegiatan dihentikan dan para remaja akhirnya tidak ada kegiatan, lalu mereka akhirnya nongkrong-nongkrong di pinggir jalan, yang sempat membuat anggapan jelek dari masyarakan bahwa para remaja yang biasa mengikuti bimbingan malah tidak jelas tujuannya, namun akhirnya bimbingan dan kajian agama dimulai lagi dan di prakarsai oleh bang bayu yang mengajar dengan asyik dan fun, dan bimbingan agama rutin diadakan setiap minggu, kali ini kegiatannya asik tidak melulu soal pengajian, kita belajar banyak hal, setelah ikut dalam kegiatan bimbingan agama banyak ilmu agama yang Alam dapatkan, kegiatannya asyik dan sangat bermanfaat, yang dulunya Alam tidak ada kegiatan keagamaan yang pasti, kini ada kegiatan positif yang bisa ia ikuti, Alam beralamat di Bumi Mas Raya A1 / 12 . Status keanggotaan : KURMA devisi 5.
83
d. Nur Rahmat H, lahir di Bandung, 22 September 1998, berstatus sebagai pelajar, baginya kegiatan agama ia ikuti di Masjid Arrahman, adalah tempatnya remaja berkumpul dan mendapatkan banyak ilmu agama. Rahmat sendiri sudah lebih dulu mengikuti kegiatan yang di adakan di Masjid Arrahman, ia sudah tau lebih dulu dari kawan-kawannya yang lain, adanya kegiatan bimbingan agama ini tadinya dari biasa kumpul-kumpul bareng teman, lalu para remaja membuat kegiatan positif seperti, kajian ilmu dan agama, dan terbentuklah komunitas remaja Masjid Arrahman yang disingkat (KURMA). ia merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan agama karena banyak kegiatan yang asyik, seperti membuat kegiatan yang membuat para remaja sering bertemu dan mempererat silaturahmi, seperti futsal dan jalan-jalan bersama. Banyak yang rahmat dapat setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama seperti lebih peduli dengan orang lain, dan lebih tau bahwa tujuan hidup itu sebenarnya adalah Al-Qurannya sebagai petunjuk, dan iapun jadi mengerti apa itu organisasi isis, saat orang bingung dengan isis, disini dibahas, belajar shalat, politik, ya banyak dan ada hubungannya dengan sehari-hari dan itu sesuai dengan Al-Quran dan hadist. Rahmat sendiri beralamat di Bumi Mas Raya D3 / 01, dengan status keanggotaan DEVISI 5 KURMA. e. Umar Dani, lahir di Subang, 20 Juli 1994, berstatus sebagai Mahasiswa, Semester 5 UNPAM, beralamat di Kampungp Kelapa PLN rt/rw 03/03, Dani
sendiri sudah lama bergabung dalam
84
kegiatan bimbingan agama bagi remaja di Masjid Arrahman, pada awalnya remaja ini hanya berkumpul-kumpul di Masjid, setelah ada ajakan dari saudara Bayu untuk menbentuk dan menjadikan para remaja ini sebagai wadah kegiatan keagamaan, dani ingin mengikuti kegiatan keagamaan di Masjid Arrahman karna agar bisa memperdalam ilmu agama dan menjalin tali silaturahmi, setelah ia mengikuti kegiatan agama ia kini memiliki teman-teman yang juga senang belajar agama, dan sekarang iapun lebih gemar mengikuti kajian keagamaan ketimbang nongkrong-nongrok yang tidak mendatangkan manfaat. Status keanggotaan dani: KURMA Divisi 5 f. Septi Sulistia Rini, lahir di Tangerang, 20 September 1997, sudah satu tahun bergabung dengan kurma dari tahun 2013, mengetahui kurma dari seorang teman, Septi mengikuti kegiatan keagamaan di Masjid karna kegiatannya banyak yang positif, ia sekarang masih bertatus sebagai pelajar kelas 12 dan beralamat di jl. Kelapa Indah kelurahan. Kelapa Indah rt/rw. 03/04. Ia senang mengikuti kajian agama karna memiliki banyak teman, kini setelah mengikuti bimbingan agama, ia jadi tau banyak hal terutama di bidang agama, dan lebih senang membaca Al-Quran dan buku-buku keislaman. Dan status Keanggotaan : KURMA DEVISI 1 Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis mendapatkan data bahwa peran pengurus Masjid Arrahman ialah, pengurus senan tiasa memberikan bimbingan agama bagi para remaja terutama komunitas remaja Masjid Arrahman (KURMA) dalam hal
85
Ilmu dan agama, dengan tampa pamrih, ikhlas, serta ridha karna Lillahi Ta’ala, pengurus berkenan memberikan, bimbingan, pencerahan ataupun memberikan pengetahuan kepada para remaja agar mereka mendapat bekal agama dengan baik. B. Metode Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja
Selain mewawancarai para pengurus di Masjid Arrahman penulis juga berdialog dengan para remaja, beberapa remaja mengatakan mereka menginginkan sosok pengurus yang bisa mengajarkan bimbingan agama dengan baik dan bermanfaat bagi para remaja, karena bimbingan agama tersebut nantinya akan menjadi bekal mereka setelah dewasa. Mereka juga mengharapkan pengurus bisa menjadi pembimbing mereka yang masih jauh dari pengetahuan agama. Tidak bisa dipungkiri dalam realita saat ini remaja, khususnya di Indonesia, atau lebih dekatnya lagi di lingkungan sekitar kita baik dalam akal, mental terlebih dalam masalah moral, tidak lagi mencerminkan generasi yang baik dan kokoh. Pengaruh budaya asing, lemahnya pendidikan berlandaskan moral dan etika, pemanfaaatan kemajuan teknologi ke arah negatif, hilangnya jati diri agama, dan gaya hidup yang serba hedonis dan instan, secara tidak sadar akan menghancurkan dan melemahkan generasi masa depan.46 Pembimbing agama harus lebih peduli dengan yang dibimbing, memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya karna yang dibimbing
46
Wawancara pribadi dengan Usman Sanusi Thaib (Pak Maman). Imam Masjid Arrahman. Tangerang, Minggu, 31 Agustus 2014
86
akan meniru apa yang disampaikan oleh pembimbing. 47Bimbingan agama pada dasarnya sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, dimanapun itu, di sebuah Lembaga Organisasi atau suatu perkumpulan yang mendidekasikan dirinya sebagai salah satu penggerak bagi masyarakat agar dapat mengetahui agama lebih dalam, dan menjadikan masyarakat di Lingkungan Masjid menjadi Masyarakat Madani. Dalam hal ini pengurus Masjid Arrahman mempunyai peran dalam meningkatkan pengalaman agama dalam hal ibadah seperti menghidupkan Masjid menjadi basis pendidikan keagamaan di kalangan remaja dan meningkatkan kegiatan yang diperankan oleh pengurus Masjid Arrahman. Pengurus menerangkan, Setidaknya ada tiga faktor internal yang membuat pengajian jarang diminati khususnya bagi pemuda atau remaja. Pertama, materi pengajian didominasi oleh hal-hal yang hanya bersifat perbaikan moral dan ritual belaka, sehingga Islam hanya dipandang sebagai agama sempit, kaku dan kuno efeknya membuat masyarakat bosan. Sangat jarang pengajian di Masjid ataupun Mushola yang membahas Islam dari segi ilmu pengetahuan, ekonomi, atsronomi, hukumhukum praktis, politik, sosial, padahal Qur’an memuat begitu banyak aspek kehidupan. Kedua, metode penyampaian pengajian yang monoton dan konvensional. Kebanyakan ulama, ustadz dan kyai memakai metode oral (hanya lisan) dalam menyampaikan materi agama sehingga ketika penyampaiannya tidak sedikit jamaah yang menurun antusiasnya bahkan tertidur. Padahal sudah banyak instrument yang bisa digunakan untuk 47
Wawancara pribadi dengan Alam Rohman. Anggota Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA), Tangerang, Kamis, 21 Agustus 2014.
87
mengefekktifkan antusiasme jamaah seperti papan tulis dan projector dengan program power point dan sebagainya. Ketiga, kurang menariknya pengumuman yang diberikan kepada jamaah sehingga terbentuklah mindset negatif bahwa pengajian yang akan diselenggarakan akan monoton. Berdasarkan hal-hal di atas, Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) mencoba mengadakan inovasi baik dalam materi, metode dan penyampaian informasi dalam setiap agenda-agenda yang akan dilakukan sehingga Islam menjadi menarik untuk didalami dan dipraktekkan. Dalam proses bimbingan keagamaan, pengurus membagi kegiatan menjadi 3 kelompok k1, k2, dan k3, tentunya, kegiatan-kegiatan yang diperuntukkan bagi para remaja yang di sebut dengan “KURMA” (komunitas remaja Masjid Arrahman) ialah kegiatan-kegiatan keagamaan yang dibimbing langsung oleh pengurus keremajaan yang bernama Muhammad Teambusai Addauly S. Hi. Mh, atau yang akrab disapa dengan Bang Bayu, beliau tidak hanya mengajarkan kegiatan mengkaji agama saja, sebagai bimbingan agama namun beliau juga membimbing para remaja dengan kegiatan yang dikemas dengan sangat fun, yaitu membahas topik-topik yang ada hubungannya dengan Al-Quran dan hadist, dan juga berita masa kini yang dibalut dengan keagamaan yang begitu apik. Ada tiga kegiatan yang diadakan Kurma, diantaranya: 1. K1: Kajian : yaitu mengkaji tentang keilmuan islam, diantaranya Aqidah Ahlak, fiqih, tauhid, dan juga kajian tentang politik, ekonomi, hukum
88
2. K2: Keahlian: keterampilan dalam ibadah (Qiraah, Tahfid, MC, Pelajaran Shalat, Khutbah, Tahlil, Ceraman dan Debad 3. K3: kegiatan keislaman : hari besar dll Kegiatan bimbingan agama rutin diadakan pada malam minggu ba’da isya. Agenda yang dibahas kebanyakan diambil dari kegiatan K1 dan K2. Untuk membimbing para remaja agar menuju perubahan yang lebih baik, para pengurus harus bisa menjadi motivator. Sekreatif apapun program yang mereka buat bila tidak dimotivasi program itu tidak akan berjalan.Dengan demikian mereka adalah motivator dan sekaligus fasilitator.Karena di samping mereka harus memotivasi para remaja agar hadir dalam acara pengajian itu juga harus memfasilitasi jalannya kegiatan itu. Kehidupan dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang begitu canggih, perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat, sehingga menuntut kita untuk lebih giat lagi dalam mencari ilmu dan informasi. Meskipun perkembangan ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan cukup pesat diberbagai bidang disiplin ilmu, kita tidak boleh mengesampingkan ilmu pengetahuan agama, karena sesuatu yang dapat membentuk kepribadian yang baik bagi manusia adalah agama. Agama adalah faktor yang paling kuat untuk membentuk moral manusia sebagai mahluk sosial yang suka bermasyarakat. Agama merupakan petunjuk kepada jalan yang lurus, yaitu “Siratal Mustaqim” dengan petunjuk itulah dapat menghilangkan keraguan di
89
hati nurani Manusia, sehingga memanusiakan hidup secara wajar, sejalan dan sesuai dengan Alam sekitar.48 Dengan berbagai dinamika yang dihadapi itulah, pengurus Masjid Arrahman tidak pernah lelah dalam memberikan bimbingan agama dengan sebaik-baiknya bagi remaja, dalam hal ini bimbingan agama yang dilakukan pengurus Masjid Arrahman pada masa sekarang lebih kreatif, supaya bisa menjadi motivasi bagi remaja untuk mengamalkan sesuatu yang lebih baik kepada masyarakat. Pengurus Masjid maupun remaja memiliki gairah atau semangat untuk memakmurkan Masjid dengan kegiatan bimbingan agama rutin yang sifatnya kajian (pengajian), membahas fiqih, belajar al-Qur’an, Hadist, dan lain sebagainya. Agar lebih menghidupkan Masjid pengurus memberikan bimbingan agama dengan sangat apik, variatif, dan asik, pengurus serta para angota remaja yang mengikuti bimbingan agama berusaha mengajak remaja lain di sekitar perumahan untuk mengikuti atau berpartisipasi di dalamnya sehingga remaja menjadi termotivasi dengan kegiatan-kegiatan yang diadakan di Masjid dan berharap pemahaman agama para remaja lebih kopeten.49 Peran pengurus Masjid yang maksimal di dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Lingkungan Masjid Arrahman merupakan langkah supaya remaja yang mengikuti bimbingan agama menjadi contoh yang baik bagi remaja yang lain supaya ada 48
Zakiyah Drajat, Peranan Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), h.
160.
49
Wawancara pribadi dengan Endah Setianingrum. Anggota Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA), Tangerang, Selasa, 19 Agustus 2014.
90
ketertarikan remaja lain untuk menjadi bagian dari penggerak kegiatan-kegiatan yang diadakan sehingga terbentuk basis di Masjid tersebut dan dijadikan sebagai pertemuan serta kegiatan-kegiatan yang positif dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja agar dapat mengerti lebih mendalam tentang pemahaman agama.50 C. Faktor Pendorong dan Penghambat Peran Pengurus Masjid Arrahman Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja Setiap organisasi maupun Lembaga memiliki kekurangan dan kelebihan dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Begitu halnya dengan Peran Pengurus Masjid Arrahman Cikokol Tangerang, sebagai organisasi pemberdayaan remaja dan pemakmuran Masjid, khususnya Masjid Arrahman, tentunya memiliki faktor pendorong dan penghambat dalam menjalankan perannya. Kelancaran suatu kegiatan di samping ditentukan oleh faktor tenaga, faktor sumber daya manusia, juga oleh faktor dana, fasilitas dan alat pelengkap yang diperlukan serta pengelolaan yang baik. a. Faktor pendorong peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja: 1. Sumber dana yang dimiliki komunitas remaja Masjid Arrahman berasal dari: pertama, dana stimulan dari Dewan Kemakmuran Masjid Arrahman, meskipun jumlahnya tidak banyak. Kedua, kerjasama dari pihak sponsor. Ketiga, infaq sukarela dari anggota, dan dana tidak mengikat. 50
Wawancara pribadi dengan Muhammad Teambusai Addauly. Ketua Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA), Tangerang, Jum’at, 23 Agustus 2014.
91
2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan agama sangat didukung seluruh fasilitas yang ada di Masjid Arrahman Cikokol Tangerang, hal ini dapat menjadi sebuah kekuatan sekaligus pendorong aktivitas pengurus dalam menjalankan peranannya. 3. Latar belakang anggota Komunitas Remaja Masjid Arrahman sangat beragam, mulai dari pelajar SMP hingga mahasiswa, sehingga berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia dan dinamisasi bimbingan agama berjalan dengan baik. 4. Semangat pengurus dan anggota yang mengikuti bimbingan agama, cukup luar biasa dalam memakmurkan Masjid Arrahman di Perumahan Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang, dan menjadi modal dasar untuk pengembangan peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama. b. Faktor penghambat peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja: Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan peran pengurus Masjid Arrahman, tidak sempurna seratus persen. Tentunya ada beberapa faktor penghambat di dalamnya, sebagai berikut: 1. Kesibukan sebagian pengurus Masjid Arrahman yang masih disibukkan dengan kegiatan di luar seperti bekerja, berdagang dan lain sebagainya, menjadi faktor hambatan terhadap pelaksanaan bimbingan agama bagi remaja.
92
2. Semangat para remaja tidak menentu. Banyak hal yang melatar belakangi diantaranya; fokus pelajaran sekolah, kegiatan di luar bimbingan agama, membantu usaha orang tua, slek dengan teman, dan lain sebagainya. 3. Aktivitas bimbingan agama bukan menjadi kegiatan primer. Akibatnya ketika ada kegiatan bimbingan agama terkadang bertabrakan dengan aktivitas diluar. Hal ini dapat dipahami karna para remaja mempunyai kegiatan pokok. 4. Kekurangan pengisi materi K1 dan K2. Kurangnya komunikasi dengan pihak DKM. Oleh karenanya tidak ada pembimbing khusus yang ditentukan oleh DKM. 5. Belum terpenuhinya alat penunjang kegiatan seperti proyektor, alat marawis, qasidah. Kurang disiplin anggota terhadap iuran mingguan. Kurang solidaritas dan integritas dalam organisasi. Kurang kreatifitas dan inisiatif kegiatan dari anggota. Belum terdesain dengan baik bulletin jumat KURMA. Selain itu kurma juga memiliki tantangan tersendiri dalam memberikan bimbingan agama yang baik untuk para remaja diantaranya ialah: a. Merekrut lebih banyak pemuda untuk bergabung dengan KURMA b. Mengadakan kerjasama dengan pemuda dalam organisasi lain disekitar Komplek Bumi Mas Raya, Kampung Kelapa dan Kampung Sembung.
93
c. Memantapkan sokongan dana organisasi baik dari Kas Anggota maupun Tromol Jum’at. d. Memaksimalkan kegiatan yang sudah berjalan baik dari segi frekuensi waktu dan jenis kegiatan. e. Belum termaksimalkannya penggunaan ruangan khusus KURMA.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan tentang “Peran Pengurus Masjid Arrahman dalam Memberikan Bimbingan Agama bagi Remaja di Perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol Tangerang”, dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
a. Bimbingan agama melalui metode k1, k2 dan k3 sudah evektif untuk para remaja, dan para remajapun sangat antusias mengikuti kegiatan bimbingan agama, pembimbing yang memberikan bimbinganpun memberikan materi-materi yang menarik, dan tidak pernah lupa memberikan bekal-bekal dan ilmu keagamaan untuk para remaja, yang lebih menarik lagi saat akan memberikan kajian keagamaan, pembimbing selalu membuat materi-materi kejutan pada kajian yang akan dilaksanakan, karenanya remaja selalu senamg dan tidak pernah merasa bosan dengan materi yang disampaikan oleh pembimbing, cara penyampaian pembimbingpun tidak monoton, kadang diselingi dengan senda gurau dan cerita-cerita yang lucu sehingga remaja merasa belajar agama itu menyenangkan dan tidak membuat bosan. b. Pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama sangat disukai oleh para remaja, pemberian nilai-nilai agama dalam metode k1, k2 dan k3 sangat tepat dan bermakna, karna penyampaian bimbingan agama yang menarik dan menyenangkan, para remaja tidak pernah bosan mengikuti kajian yang diberikan, bahkan remaja tidak
94
96
segan-segan mengamalkan langsung apa yang mereka dapat dari mengikuti kegiatan bimbingan agama kepada masyarakat sekitar, menurut para remaja yang dibimbing, pengurus memiliki kedudukan dan peran yang strategis dalam rangka memperdayakan dan menanamkan nilai-nilai agama bagi remaja. Hal ini dapat dilihat dari berberapa perannya, antara lain; pertama, melakukan pembinaan generasi muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua, melakukan proses kaderisasi anggota. Ketiga, membantu kegiatankegiatan keagamaan yang diadakan Masjid Arrahman. Keempat, melaksanakan aktifitas dakwah dan sosial. Kelima, berpartisipasi dalam setiap kegiatan memakmurkan Masjid. Keenam, sebagai pusat informasi dan bimbingan remaja. c. Tantangan pengurus dalam menjalankan perannya akan dipengaruhi
berbagai hal, antara lain Pertama, modernitas dan globalisasi yang membawa nilai-nilai baru dapat mempengaruhi perilaku remaja, moralitas dan ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Modernisasi misalnya, berdampak pada sikap individualisme dan persaingan ketat dalam mempertahankan hidup, yang pada sikap tertentu mempengaruhi sistem hubungan sosial. Tantangan kedua, untuk melaksanakan semua kegiatannya dalam bimbingan agama, hanya memiliki sumber dana yang terbatas, sehingga berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan bimbingan agama bagi remaja. Tantangan ketiga, karena kesibukan sebagian pengurus dari masing-masing bidang, kurangnya koordinasi antar pengurus, dan kurangnya keaktifan para
97
pengurus
di
masing-masing bidang, dapat
berpengaruh pada
pelaksanaan bimbingan agama bagi remaja. B. Saran-Saran Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, mungkin ada yang kurang atau terlupakan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikaji ulang yang tentunya lebih teliti, kritis dan lebih mendetail guna menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat. Perbedaan pandangan dijadikan sebuah rahmat, bukan dijadikan sebagai pemicu konflik. Ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan untuk kemajuan dan eksistensi Pengurus Masjid Arrahman (DKM)
dan (KURMA)
kedepan sebagai berikut: a. Hendaknya bimbingan agama melalui k1, k2 dan k3 dijalankan lebih evektif lagi untuk para remaja, remaja sudah sangat antusias mengikuti kegiatan bimbingan agama, oleh karna itu dalam memberikan bimbingan hendaknya pengurus memberikan materi yang lebih menarik lagi dan kaya akan kajian-kajian keagamaan. b. Dalam dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja, pengurus hendaknya melakukan pembagian tugas (job description) yang jelas, dengan menempatkan posisi pengurus dan anggota sesuai bidangnya, dapat mengurangi terjadinya tumpang tindih tugas dan kewajibannya sehingga kegiatan bimbingan agama dapat dilaksanakan secara baik, sesuai denganyang diharapkan.
98
c. Hendaknya pengurus Masjid Arrahman (DKM) lebih peduli pada perkembangan remaja, khususnya KURMA, dan supaya mendukung penuh aktifitas kurma dan memfasilitasi kegiatan KURMA dengan baik serta senantiasa membantu segala kebutuhannya dalam mengadakan kegiatan bimbingan agama, agar supaya visi dan misi KURMA kedepan tetap terealisasi dengan baik. d. Menjalin networking (kerjasama) dengan berbagai pihak. Masjid Agrrahman Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang sebagai land mark (penanda) sebagai Masjid yang Hidup aktivitas keagamaannya, secara tidak langsung orang yang berkecimpung di dalamnya juga memiliki pengaruh. Kita bisa bertemu dengan orang-orang berpengaruh yang bekerja sama di dalamnya, mulai dari mahasiswa, birokrat, dokter, pengusaha, jurnalis, ulama, aktivis, dan lain-lain. e. Hendaknya pengurus Masjid Arrahman memberikan kegiatan bimbingan agama dengan konsisten kepada Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA), karena KURMA adalah barometer satusatunya remaja Masjid Arrahman di Perumahan Bumi Mas Raya (BMR). Tentunya cara kinerja pengus Masjid berbeda dengan pengurus Masjid tradisional. Oleh karena itu, para pengurus Masjid dan anggota KURMA harus banyak belajar, mulai dari membaca buku panduan organisasi remaja Masjid, studi komparasi remaja Masjid dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Al-Faruq, Asadullah. Mengelola dan Memakmurkan Masjid. Solo: Pustaka Arafah, 2010. Alisjahbana, Anna. Menuju Kesehatan Jiwa. Jakarta: PT. Gramedia, 1977. A’la, Abd. Melampaui Dialog Agama. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Ayub, Mohammad. Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. Jakarta:Gema Insani, 1996. Azwar, Saefudin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Chomaria, Nurul. Saat Anakku Remaja, Solusi Islami Menghadapi Permasalahan Remaja. Solo: Cetakan Tinta Mediana, 2011. David, Fred R. Manajemen Strategis dan Konsep Edisi ke 7. Jakarta: PT. Prenhalindo, 2002. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah. Tipologi Masjid. Jakarta: Depag RI, 2007. Dwi, J Narwoko. Bagong, Suyanto. Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana, 2007. Ghufron, Su’udi. Mencari Sosok Pembinaan dalam Rangka Mewujudkan Generasi Muda Islam, Semarang: Departemen Agama, 2000. Gibson, James L. Jhon, Ivanichevich, M. dan Donelly, James H. Organisasi: Prilaku, Struktur, Proses Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1996. Harahap, Sofyan Syafri. Manajemen Masjid. Yogyakarta: PT. Pana Bakti Prima Yasa, 1996. Kamaludiningrat, Ahmad Muhsin. Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid dalam Dakwah dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa. Jogjakarta: Jurnal Ulama, 2010. Masyari, Anwar. Studi tentang Ilmu Dakwah. Surabaya: Bina Ilmu, 1981. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2009. Mu’awanah, Elfi. Hidayah, Rifa. Bimbingan Konseling Islami. Ponorogo: PT. Bumi Aksara, 2009. Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Muhtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al-Amin, 1997. Munir, M. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media Mustofa Budiman, 2007. Nawawi, Hadawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998. Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999. Prayitno. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok “Dasar dan Profil”. Padang: Ghalia Indonesia: 1995. Penerbit Buku Kompas. Melampaui Dialog Agama. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2002. Piaget, Jean Inhelder. Psikologi Anak. New York : Basic Books, 1969. Salkind, Neil J. Teori-Teori Perkembangan Manusia, Sejarah Kemunculan, Konsepsi Dasar, Analisis Komparatif dan Aplikasi. New Delhi: Sage Publikation, 2004. Santono, Umar. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998. Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori - Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005. Soetopo, Hendyat. Perilaku Organisasi, Teori dan Praktik dalam Bidang Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Soerjono, Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995. Sudirman. Problematika Dakwah Islam di Indonesia. Jakarta: Pusat Dakwah Islam Indonesia, 1972. Subagyo, Djoko. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Syuhada, Agung. Perjalanan Menuju Fitri. Solo: Tiga Serangkai, 2006. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Winarno S. Pengertian Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tersito, 1989. Yusuf, Syamsu L.N. Juntika, Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
EII
MASJID AR RAHI[AIT
DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AR RAHMAN KOMPLEK PERUMAHAN BUMIMAS RAYA CIKOKOL, TANGERANG 15117 SURAT KETERANGAN DEWAN KEMAKMURAN MASJID AR RAHMAN NOMOR: 047/DKM€K/Vlll/20{ 4
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Jabatan Alamat
:
lr. H. Achmad Fauzi
:
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ar Rahman
:
Perumahan Bumi Mas RaYa Blok C1/3 Cikokol, Tangerang 15117
Dengan ini menerangkan bahwa'
Nama Jurusan Fakultas
Liana Sakdiyah
:
Bimbingan Penyuluhan lslam
'.
llmu Dakwah dan llmu Komunikasi
:
cikokol Tangerang' guna Telah mengadakan penelitan di Masjid Ar Rahman, Bumi Mas Raya'
penulisanskripsiyangberjudul..PeranPengurustasiidArRahmandalamlllemberikan (BlulR) Cikokol' Bimbingan Agama bagi Remaja di Perumahan Bumi as Raya Tangerang". mestinya' Demikian surat Keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana
Tangerang, 31 Agustus 20'14 Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ar Rahman ! ! I ,*r..a
ACHIiAD FAU
lllll_l-=t nl,.aa ,\[E-FAq{ftr'16h1 I \6r{ E't !l ;,1 I L--_i r: 1 -, j: iii'.l'l j, -:_i-j lr J, .:*.-*; tl l!'J
FE1ffi l{ i{ft E.JB*a S; i.t rl ! . :) I -xr i Fi-l,r-L-l----,,/ !, 3 ! _: .en
*.teer t t:
I
A SEKRETARIAT: KOMPLEK BUMI MAS RAYA BLOK TELEPON: 554 8419, CIKOKOL, TANGEMNG
-:?:'ffi;;il;-^i*"iif*ioL'ro*o,*r,
15117
-
MAIL
L6r: arrahmanbmr@Pooq
Accr: o17 111 111
3
ACCT' OTZ O 333 REKENING DANA YATIM: SAI"IK SYANIAH ;AT'TOTNI'
A.N. syAMsuL rRHAM oQ DKM AR RAHMAN SYAMSUI' IRHAM OO'YTM AR RAHMAN
333 A'N'
WAWANCARA DENGAN PENGURUS MASJID ARRAHMAN Hari : Jam : 1. Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya Masjid Arrahman? Dari musyawaroh warga, karna disini bertahun-tahun tidak ada masjid, dan warga berinisiatif untuk bersama-sama membangun Masjid di perumahan BMR ini. 2. Siapakah tokoh pendiri Masjid Arrahman? Ada berapa saya tapi kurang tau persis, salah satunya pak Zulkarnaen, yang saat itu menjabat sebagai ketua pembangunan Masjid. 3. Apakah ada kerja sama dengan lembaga lain dalam kemakmuran masjid? Ada, kita juga kerja sama dengan palang merah indonesia untuk donor darah, dengan majlis ta’lim untuk mengadakan pengajian, dan lain-lain. 4. Apa tujuan organisasi DKM (dewan Kemakmuran Masjid) didirikan? Tujuannya agar kegiatan dan aktivitas Masjid ini lebih terarah, berkembang dan pengurus ini mengatur dan bertugas sesuai dengan tugas masing-masing. 5. Bagaimana kedudukan Masjid Arrahman di perumahan Bumi Mas Raya (BMR) Cikokol? Sangat strategis, ketika shalat jumat contohnya, para penduduk dan para pegawai yang bekerja di sekitar perumahan bumi mas raya ini tidak kesulitan menemukan Masjid. 6. Apa peran bapak sebagai ketua DKM? Sebagai seorang ketua tentunya banyak hal yang musti di jalankan dalam kepengurusan yang di amanahkan kepada saya, diantaranya penanggung jawab umum dan penentu kebijakan. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan melakukan pengontrolan terhadap jalannya pelaksanaan program. Serta bertanggung jawab juga terhadap jamaah melalui laporan pertanggung jawaban akhir periode. 7. Bagaimana arah kegiatan Masjid Arrahman? Untuk saat ini masih seputar pengajian dan bimbingan agama, haji, dan lain-lain. 8. Bagaimana perkembangan organisasi DKM? Sekarang agak kendur, pemantauan sedikit kurang, tapi kegiatan alhamdulilah lancar. 9. Bagaimana persyaratan keanggotaan DKM? Tidak ada kriteria khusus untuk itu yang penting bisa amanah, biasanya penentuan itu lewat rapat, kita bahas bersama-sama untuk menentukan siapa yang akan ditunjuk sebagai pengurus DKM nantinya. 10. Bagaimana sumber dana DKM? Ada donatur, dari warga, dan kotak amal. 11. Apa saja sarana dan prasarana Masjid Arrahman? Parkir, perpustakaan, dapur, tempat wudhu dan kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan, ruang diskusi, dan kantor. 12. Bagaimana peran Pengurus Masjid Arrahman sebagai Pembimbing agama di Masjid Arrahman ini? Perannya sangat baik, terutama peran pengurus yang membimbing agama untuk remaja, kegiatannya positif dan biasanya di adakan rutin setiap malam minggu. 13. Adakah sebuah yayasan yang mengelola masjid ini? Tidak ada ini dibangun oleh warga dan dikelola juga oleh warga.
Tangerang,..................2014, di Masjid Arrahman Pewawancara
(Liana Sakdiyah)
Narasumber
(Bapak Achmad Fauzi)
WAWANCARA DENGAN PENGURUS MASJID ARRAHMAN Hari : Jam : 1. Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya Masjid Arrahman? Wah dulu saat ingin dibangun warga sempat bentrok dengan pengembang perumahan, karna tidak di izinkan membangun masjid di perumahan ini, tapi Alhamdulillah terlaksana, tanah masjid ini adalah tanah wakaf, peletakan batu pertama, 10 oktober 2004 (25 sya’ban 1425 H. H).Dan Masjid baru diresmikan pada , 19 November 2005 (17 syawal 1426 H) oleh Wali Kota Tangerang : Wahidin Halim. 2. Siapakah tokoh pendiri Masjid Arrahman? Ini yang saya tau dibangun berdasarkan musyawaroh warga muslin disini. 3. Adakah sebuah yayasan yang mengelola Masjid ini? Tidak ada 4. Apa tujuan organisasi DKM (dewan Kemakmuran Masjid) didirikan? Tujuan dkm agar masjidnya tidak sepi, biar ada yang ngurus 5. Bagaimana kedudukan Masjid Arrahman di perumahan Bumi Mas Raya dalam mengadakan kegiatan agama khususnya untuk remaja? Masjid lokasinya sangat strategis, mudah dijangkau dari arah jalan manapun, dan shalat lima waktu selalu ramai. 6. Bagaimana Pembinaan remaja Masjid? Pembinaannya sangat baik 7. Apa saja sarana dan prasarana Masjid Arrahman? Ada kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan, dapur, keranda kantor, gudang untuk menyimpan alat-alat, perpustakaan dan soudsystem. 8. Bagaimana arah kegiatan Masjid Arrahman? Sekarang agak redup 9. Bagaimana perkembangan masyarakat dalam menjalankan kegiatan bimbinga agama khususnya remaja? Untuk bapak-bapaknya kadang banyak, ibi-ibunya lebih sunga ngadain kajian di rumah, bergilir gitu, tapi masih atas nama kegiatan Masjid Arrahman, remaja banyak juga ada wadahnya kalo remaja namanya kurma, remaja siapapun boleh ikut, anak-anak sedikit, pali beberapa anak-anaknya mengikuti taekondo yang di adakan Masjid Arrahman 10. Bagaimana upaya imam Masjid mengajak Masyarakat untuk ikut Shalat berjamaah? Ya lewat pengajian itu, kita selalu membahas pahala orang yang shalat berjamaah. 11. Berapa jamaah yang dapat ditampung masjid ini? Dua ribuan lebih 12. Bagaimana sumber dana DKM? Ada donatur, yaitu HJ Rianto, juga sumbangan Masyarakat serta dari kotak amal 13. Bagaimana pembinaan kurma sendiri? Ada yang mengurus, dibimbing oleh bayu, ketua kurma, kegiatannya aktif 14. Seperti apa konsep bangunan? Karna letaknya di perumahan, terlihat lebih modern. 15. Apakah ada kerja sama dengan lembaga lain dalam kemakmuran masjid? Kerja sama ada, tapi saya kurang tau. 16. Apakah bapak juga memantau kegiatan kajian untuk KURMA? Ya saya sering memantau. 17. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan bimbingan agama bagi remaja KURMA?
Kurma itu didirikan pada tahun 2010, dan kegiatannya naik turun, sempat redup lama, ya itu karna gak ada yang megang kegiatannya, pembimbingnya juga dikit dan kini dihidupkan lagi sama bayu, lalu aktif kembali pada tahun 2013 hingga sekarang, tapi sekarang harusnya sudah ada penggantinya karna bayu kan juga punya kesibukan diluar. 18. Kesan dan pesan? Sudah menjadi imam masjid selama 7 tahun perubahan pada masjid sudah banyak sekarang lebih hidup, Berharap DKM lebih peduli, dan Masjid selalu bergeliat keagamaannya, banyak warga shalat jamaah, selalu menjaga dan merawat masjid.
Pewawancara
(Liana Sakdiyah )
Narasumber
(Usman Sanusi Thaib)
WAWANCARA DENGAN PENGURUS MASJID ARRAHMAN Hari : Jam : 1. Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya wadah untuk kegiatan remaja, kurma? Adalah bimbingan agama sebagai salah satu alternatif yang dianggap bisa dijadikan solusipun nampaknya belum membuahkan hasil yang signifikan bagi pembentukan karakter remaja yang baik. Remaja justru semakin alergi dan menganggap agama sebagai suatu yang kuno dan tidak menarik lagi untuk dilaksanakan. Selain faktorfaktor eksternal, ternyata faktor internalpun menjadi kendala sehingga membuat agama dijauhi oleh remaja bahkan oleh orang dewasa. Minimnya remaja dan dewasa yang menghadiri pengajian-pengajian harusnya menjadi refleksi bagi ulama-ulama, pengurus masjid dan orang tua bahwa ada indikasi sesuatu yang harus diperbaiki dan diperbaharui dalam penyampaian agama. Jika dalam penyampaian bimbingan agamanya sudah baik dan memberikan banyak manfaat, maka remaja yang lebih suka nongrong-nongrok dan melakukan hal yang kurang penting itu bisa tergerak hatinya untuk mengikuti pengajian. Sehingga remaja terhindar dari kegiatan negative. Dari situ dibentuklah sebuah wadah yang di namai KURMA. 2. Siapakah tokoh pendiri KURMA? Saya dan Bang Fajar, beliau sebagai wakil ketua di kurma. 3. Apa tujuan organisasi KURMA didirikan? Mengajak masyarakat khususnya para remaja secara bersama-sama aktif dalam Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) agar meramaikan kegiatan Masjid dengan mengikuti bimbingan agama seperti pengajian rutin, seminar, keahlian dan kegiatan positif lainnya yang seluruh kegiatannya diadakan komunitas remaja Masjid Arrahman dan yang lebih penting lagi agar menjadi wadah untuk menghindarkan generasi muda dari pergaulan negatif. 4. Bagaimana kedudukan KURMA di Masjid Arrahman BMR CikokolTangerang? Komunitas Remaja Masjid Arrahman (KURMA) adalah sebuah organisasi yang aktif di bidang sosial dan ilmu Islam sebagai dasar pemikirannya sekaligus simpul ikatannya masjid sebagai sarana kegiatan untuk mengembangkan potensi remaja sekitar Masjid Arrahman. 5. Bagaimana Perkembangan KURMA di Masjid Arrahman BMR CikokolTangerang? Anak-anak semakin antusias, lebih aktif, masing-masing anggota kurma niat belajarnya tinggi ya karna itu tadi pengajian diberikan dengan penyesuaian kondisi remaja dengan sifat yang santai, dinamis, menarik dan menggunakan penyampaian seperti dalam dunia perguruan tinggi. namun perlu ditingkatkan lagi anggotanya, itu masih menjadi PR kami. 6. Bagaimana struktur organisasi KURMA? Pertama ketua dan wakil lalu diikuti dibawahnya devisi-devisi dan masih-masing divisi terdapat ketua devisi. 7. Apa saja kegiatan bimbingan agama untuk KURMA? Ada tiga kegiatan yang diadakan Kurma, diantaranya: 1. K1: Kajian : yaitu mengkaji tentang keilmuan islam, diantaranya Aqidah Ahlak, fiqih, tauhid, dan juga kajian tentang politik, ekonomi, hukum 2. K2: Keahlian: keterampilan dalam ibadah (Qiraah, Tahfid, MC, Pelajaran Shalat, Khutbah, Tahlil, Ceraman dan Debad.
3. K3: kegiatan keislaman : hari besar, dan lain-lain. 8. Bagaimana realisasi program kerja KURMA? Berusaha menjalankan progam K1, K2 dan K3. 9. Dari mana sumber dana KURMA? Ada dana dari organisasi DKM, dari Kas Anggota maupun Tromol Jum’at. 10. Apa saja sarana dan prasarana yang disediakan untuk bimbingan agama? Yang pasti tempat Masjid Arrahman itu sendiri, al-Qur’an papan tulis dan spidol. 11. Apa saja peran pengurus dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja khususnyaKURMA, di Masjid Arrahman ini? Peran pengurus dalam memberikan bimbingan adalah untuk menghidupkan kajian, keahlian dan kegiatan ke-Islaman dan penyaluran bakat dan potensi di Masjid Arrahman Bumi Mas Raya Cikokol Tangerang dengan inovasi dalam materi, metode dan penyampaian Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. 12. Apa faktor pendukung dan penghambat peran pengurus dalam memberikan bimbingan agama di Masjid Arrahman? Umat islam pada saat ini seperti dalam kondisi hidup segan mati tak mau, kebanyakan pengajian yang sekarang lebih ke membaca al-Quran biasa lebih ke skill, tidak ada building carakter dan cara mengajarnya lebih monoton jadi ketika ada pengajian sepi. Faktor pendukungnya: remaja selalu merasa ingin tau, lebih solider dan bersemangat tinggi, remaja selalu menghadirkan gagasan-gagasan yang unik dan lebih Fress, dan remaja suka berorganisasi Faktor penghambatnya: Pertama, kekurangan pengisi materi K1 dan K2. Kedua, kurang komunikasi dengan pihak DKM. Ketiga, belum terpenuhinya alat penunjang kegiatan seperti proyektor, alat marawis, qasidah. Keempat, kurang disiplin anggota terhadap iuran mingguan. Kelima, kurang solidaritas dan integritas dalam organisasi, kurang kreatifitas dan inisiatif kegiatan dari anggota, dan yang ke enam tidak adanya pembimbing khusus yang ditentukan oleh DKM, dan belum terdesain dengan baik di bulletin jumat KURMA. 13. Apa yang perlu ditingkatkan untuk SDM KURMA? Sumber Daya Manusia di sini ialah pola MLM, para remaja bercerita ke temanteman mereka apa dan bagaimana pengajian KURMA itu, apa saja yang dilakukan, calon anggota baru dipersilahkan merasakan bagaimana pengajian KURMA terlebih dahulu sebelum mereka menyatakan diri ingin bergabung dengan KURMA. 14. Apa saja syarat keanggotaan KURMA? Niat Lilahi Ta’ala, siapa saja boleh ikut, mulai kelas 1 SMP sampai anak kuliahan, boleh. Tangerang 15 Agustus 2014, di Masjid Arrahman Pewawancara
(Liana Sakdiyah)
Narasumber
(M. Tambusai Addauly S. H.I, M.H.)
WAWANCARA DENGAN TERBIMBING Hari : Jam
:
1. Menurut anda organisasi “KURMA” itu apa sih? Tempat mencari ilmu agama yang asyik 2. Dari mana anda tau ada kegiatan bimbingan atau kajian agama di Masjid ini? Dari teman, namanya Kak Nova anggota kurma juga sudah senior 3. Kenapa anda ingin menjadi anggota kurma Ingin ada kegiatan yang bermanfaat 4. Menurut anda apakah fasilitan yang diberikan pengurus mendukung untuk berjalannya kegiatan Agama bagi remaja? Kalo dilihat sih belum kak 5. Kenapa fasiitasnya kurang? Kurang tau, karna kurang perhatian dari DKM mungkin. 6. Apakah komunikasi sangat baik diantara para anggota, bagaimana cara anggota menjaga komunikasi dan tali silaturahmi? Cukup baik 7. Apa yang perlu ditingkatkan untuk pembimbing agama? Berharap ada pengajar tambahan yang bisa membantu Bang Bayu, karna jika Bang Bayu berhalangan tidak ada pengajar yang menggantikan lagi, kasihan juga jika selalu beliau mulu yang ngajar, kan Bang Bayu juga punya kesibukan lain, tadinya ada bang fajar yang membatu, tapi beliau sekarang sudah jarang hadir karna sibuk. 8. Apakah ada perubahan yang kamu rasakan setelah mengikuti bimbingan agama? Saya jadi sering belajar mengaji di dalam Masjid ataupun diluar lingkungan Masjid 9. Bagaimana cara penyampaian pembimbing? Tidak membosankan, tidak bikin ngantuk, enjoy. harus ada penerus baru dan beliau tidak ada back up-nya yang ngajar, tadnya pengajarnya ada dua bang bayu sama bang fajar, tapi yang lebih sering ngajar bang bayu, kadang bang fajar sih, tapi sekarang beliau sibuk jarang ngajar lagi, padahal bang fajar baik banget, beliau sekarang kerja di Jakarta, tapi kadang-kadang hadir kalo lagi di tangerang dan suka bawa oleh-oleh buat kita. 10. Tema apa saja yang di ajarkan dalam bimbingan agama?
Membahas al-quran, Hafalan, Shalat, kajian islami, politik, ngebahas remaja juga banyak kak, pokoknya disini kita ngebahas banyak hal yang bermanfaat. 11. Apakah “KURMA” memiliki kegiatan lain selain bimbingan agama? Paling kegiatan olah raga, sebenernya pengajian aja juga udah seru sih kak. 12. Hari apa dilaksanakannya bimbingan agama bagi para remaja? Sabtu malam jam 8. 13. Apa kendala anda saat menjalankan kegiatan bimbingan agama? Pernah saat kita berangkat ngaji kita sering diledek anak-anak remaja yang suka nongkrong mereka bilang “malam minggu kok ngaji” trus itu jadi agak bikin down gitu kak. 14. Apakah pengurus DKM memantau langsung kegiatan kurma? Memantau, tapi yang sering bagian bersih-bersih masjid, namanya pak udin gendut karna beliau stay disini. 15. Bagaimana tanggapan anggota mengenai kepengurusan DKM? Sepertinya kurang peduli dengan kegiatan kurma, KURMA seperti para pemain di balik layar. 16. Apakah kegiatan yang dilaksanakan menjenuhkan atau mengasikkan? Asyik, jujur aja ya kak selain asyik juga pengajarnya cerdas, pintar teman-temannya top banget. 17. Masukan kritik dan saran untuk kurma? Kritik “jangan males, makmurkan KURMA dan Masjid Arrahman” Saran “Supaya Belajar dan mengaji lilahi ta’ala jangan karna apapun”.
Tangerang, 15 Agustus 2014 di Masjid Arrahman
Pewawancara
(Liana Sakdiyah)
Narasumber
(Riris Eka Sari)
WAWANCARA DENGAN TERBIMBING Hari : Jam
:
1. Menurut anda kajian kurma itu apa sih? Tempat kumpul remaja yang banyak memberikan kegiatan positif. 2. Dari mana anda tau ada kegiatan bimbingan atau kajian agama di Masjid ini? Dari teman saya Riris. 3. Kenapa anda ingin menjadi anggota KURMA? Belajar dan mendalami ilmu agama. 4. Menurut anda apakah fasilitan yang diberikan pengurus mendukung untuk berjalannya kegiatan Agama bagi remaja? Kurang Kak. 5. Kenapa fasiitasnya kurang? Karna kurangnya perhatian dari pengurus, jadi kegiatan kita kurang berkembang. 6. Apakah komunikasi sangat baik diantara para anggota, bagaimana cara anggota menjaga komunikasi dan tali silaturahmi? Awalnya waktu baru gabung ada juga yang cuek, tapi lama-lama antar anggota dekat dan akrab dan setiap ketemu saling senyum dan silaturahmi baik, tapi pernah sebagian ada yang tiba-tiba keluar tampa kabar, mungkin karna kurang komunikasi. 7. Apa yang perlu ditingkatkan untuk Pembimbing? Pengajar materi harus ditambah, tidak hanya bang bayu atau bang fajar. 8. Apakah ada perubahan yang kamu rasakan setelah mengikuti bimbingan agama? Sekarang ilmu keagamaannya alhamdulillah jadi meningkat. 9. Tema apa saja Apa saja yang diajarkan dalam bimbingan agama? Lebih menjabarkan Al-Qur’an, Tafsir dan Hadist, pernah juga waktu itu membahas tentang Gaza dan cara menghindari organisasi isis. 10. Apakah KURMA juga memiliki kegiatan lain selain bimbingan agama? Pernah diadakan kegiatan olah raga bareng, dan belajar bahasa inggris dan sempat waktu itu kita coba terapkan bicara bahasa inggris, tapi sekarang udah gak pernah jalan lagi. 11. Bagaimana cara penyampaian pembimbing?
Para pengajar dan pembimbing Baik, Pintar, agamanya bagus, saat bang bayu mengajar kadang diselingi dengan bercanda, tidak terus menerus serius pokoknya asik, tapi harusnya ganti orang, karna beliau juga kadang sibuk, kalo kita tergantung sama beliau terus saat beliau ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan kita malah terlantar. 12. Hari apa aja dilaksanakannya bimbingan agama bagi para remaja? Malam Minggu, Jam 8. 13. Apa kendala saat menjalankan kegiatan bimbingan agama? Kalo ada masalah dengan sesama anggota kadang itu yang bikin anggota gak mau berangkat ngaji. 14. Apakah pengurus DKM memantau langsung kegiatan KURMA? Endah : jarang sih kak, tapi pernah Kadang-kadang sama pak maman, kadang-kadang ketua DKM, tapi banyak jarangnya padahal kegiatan kita cuma seminggu sekali. 15. Bagaimana tanggapan anggota mengenai kepengurusan DKM? Kalau DKM sebenernya baik banget, tapi kegiatan untuk DKM aja kak, kayak pengajian bapak-bapak, dan seminar-seminarnya, tapi kita kurma jarang diundang kalo ada kegiatan, kalo acara besar baru ngundang kita (KURMA). 16. Apakah kegiatan yang dilaksanakan menjenuhkan atau mengasikkan? Asyik banget, Cuma pengajian ini yang bikin asyik dan gak bikin ngantuk!! 17. Masukan kritik dan saran untuk kurma? Kritik “Harap anggotanya lebih peduli lagi, jangan nanti masuk-masuk tau-tau menghilang”. Saran “Bangun kurma dengan sebaik mungkin”. Tangerang, 22 Agustus 2014, di Masjid Arrahman
Pewawancara
(Liana Sakdiyah)
Narasumber
(Endah Setianingrum)
WAWANCARA DENGAN TERBIMBING Hari : Jam
:
1. Menurut anda kajian “KURMA” itu apa sih? Tempatnya remaja kumpul-kumpul dan mendapatkan banyak ilmu agama. 2. Dari mana anda tau ada kegiatan bimbingan atau kajian agama di Masjid ini? Sudah tau dari dulu, dari kumpul-kumpul bareng temen, lalu kita para remaja buat komunitas positif yaitu, komunitas remaja Masjid Arrahman yang disingkat (KURMA) yang mana kegiatannya seputar kajian agama dan bimbingan agama. 3. Kenapa anda ingin menjadi anggota kurma Karna ingin punya kegiatan positif terutama di bidang keagamaan. 4. Menurut anda apakah fasilitan yang diberikan pengurus mendukung untuk berjalannya kegiatan Agama bagi remaja? Kurang, Cuma papan tulis dan spidol aja yang dipake buat kajian 5. Kenapa fasiitasnya kurang? Kurang perhatiandari DKM 6. Apakah komunikasi sangat baik diantara para anggota, bagaimana cara anggota menjaga komunikasi dan tali silaturahmi? Baik banget biasanya kita buat kegiatan yang bikin kita sering ketemu dan mempererat silaturahmi, kayak futsal, jalan-jalan bareng kemana, tapi kalo anak perempuannya masih belum punya kegiatan lain 7. Apa yang perlu ditingkatkan untuk pembimbing agama? Sudah bagus, tapi pengajarnya bang bayu lagi-bang bayu lagi, bukanya bosen enak cara ngajarnya tapi jadi dia-dia aja gak ada lagi pengajarnya. Kita udah pada dateng, tapi tidak ada pengajarnya, jadinya ngobrol-ngobrol aja. Intinya ya kalo bisa bang bayu harus ada soalnya kalau gada beliau suasana hambar, gak seru! 8. Apakah ada perubahan yang kamu rasakan setelah mengikuti bimbingan agama? Saya jadi senang berdiskusi tentang keislaman dengan teman-teman yang lain 9. Bagaimana cara penyampaian pembimbing? Mudah diserap, dan beliau membimbing dengan asyik. 10. Tema apa saja yang di ajarkan dalam bimbingan agama?
Bisa dibilang membahas yang sedang trending topik, isis, apa itu isis, saat orang bingung dengan isis, disini dibahas, belajar shalat, politik, ya banyak dan ada hubungannya dengan kita sehari-hari dan itu sesuai dengan Al-Quran dan hadis. 11. Apakah “KURMA” memiliki kegiatan lain selain bimbingan agama? Kalau anak laki-laki ada kegiatan futsal selain pengajian, tapi kalo anak ceweknya tidak ada. 12. Hari apa dilaksanakannya bimbingan agama bagi para remaja? Cuma hari minggu aja. 13. Apa kendala anda saat menjalankan kegiatan bimbingan agama? Kendalanya ya, kadang yang bikin agak gak nyaman, mungkin orang-orang masih mandang kita jelek, soalnya sebelum kurma aktiv lagi seperti sekarang ini, anak remajanya suka nongrong-nongkrong, gitar-gitar, jadi walaupun sekarang udah berubah, tapi masih dipandang sebelah mata kegiatan kurma. 14. Apakah pengurus DKM memantau langsung kegiatan kurma? Jarang sih, tapi pernah kadang mantau juga. 15. Bagaimana tanggapan anggota mengenai kepengurusan DKM? Kurang deket, tidak ada perhatian dari DKM, pernah kita lapor kegiatan KURMA, tapi ditanggepinnya biasa aja, kita juga jarang dilibatin sama kegiatan-kegiatan DKM, kalau hari besar aja kayak, Idhul Adha potong kurman, baru kurma dilibatin. 16. Apakah kegiatan yang dilaksanakan menjenuhkan atau mengasikkan? Asyik banget, ya kembali lagi karna pengajarnya asyik. 17. Masukan kritik dan saran untuk kurma? Kritiknya tetap ngaji dan makmurkan KURMA meskipun gak ada bang bayu, sarannya kalo ngaji ajak temen-temen remaja yang lain, ajak ngaji bareng, terus majukan visi, misi KURMA.
Tangerang, 21 Agustus 2014, di Masjid Arrahman
Pewawancara
(Liana Sakdiyah)
Narasumber
(Nur Rahmat H)
WAWANCARA DENGAN TERBIMBING Hari : Jam
:
1. Menurut anda pengajian “KURMA” itu apa sih? Tempat mencari ilmu agama yang asyik 2. Dari mana anda tau ada kegiatan bimbingan atau kajian agama di Masjid ini? Dari teman, kak nova anggota kurma juga sudah senior 3. Kenapa anda ingin menjadi anggota kurma Ingin ada kegiatan yang bermanfaat 4. Menurut anda, apakah fasilitan yang diberikan pengurus mendukung untuk berjalannya kegiatan Agama bagi remaja? Kalo dilihat sih belum kak 5. Kenapa fasiitasnya kurang? Kurang tau, karna kurang perhatian dari DKM mungkin. 6. Apakah komunikasi sangat baik diantara para anggota, bagaimana cara anggota menjaga komunikasi dan tali silaturahmi? Baik dan sangat akrab 7. Apa yang perlu ditingkatkan untuk pembimbing agama? Pembimbing sudah sangat bagus, top deh! Cuman sepertinya perlu tambahan pembimbing. 8. Apakah ada perubahan yang kamu rasakan setelah mengikuti bimbingan agama? lebih selektif lagi dalam bergaul dan mencari teman, lebih rajin shalat dan mengaji 9. Bagaimana cara penyampaian pembimbing? Asyik, tidak membosankan, topiknya itu ganti-ganti jadi kita suka penasaran minggu besok topiknya apalagi. 10. Tema apa saja yang di ajarkan dalam bimbingan agama? Berkaitan politik, tentang kehidupan gitu, disangkut pautkan dengan Al-Qur’an dan Hadist, yahh banyak dan sangat bermanfaat. 11. Apakah “KURMA” memiliki kegiatan lain selain bimbingan agama? Paling kegiatan olah raga, futsal buat cowok-cowoknya
12. Hari apa dilaksanakannya bimbingan agama bagi para remaja? Malam Minggu, Jam 8. 13. Apa kendala anda saat menjalankan kegiatan bimbingan agama? Kalo lagi galau bikin malas ke ikut ngaji, trus juga masalah internal. 14. Apakah pengurus DKM memantau langsung kegiatan kurma? Memantau, biasanya Pak udin Gendut sama Pak Maman, kadang ketua DKM-nya juga mantau Pak Fauzy. 15. Bagaimana tanggapan anggota mengenai kepengurusan DKM? Kurang perhatian pada kegiatan-kegiatan yang dijalankan di Arrahman. 16. Apakah kegiatan yang dilaksanakan menjenuhkan atau mengasikkan? Rame, seru, dan asyik. 17. Masukan kritik dan saran untuk kurma? Pembimbingnya ditambah kita kekurangan pengajar, lebih peduli lagi pada kegiatan kurma, supaya kurma bisa berkembang dengan baik trus maju dan mandiri.
Tangerang, 21 Agustus 2014 di Masjid Arrahman
Pewawancara
(Liana Sakdiyah)
Narasumber
(Alam Rohman)
WAWANCARA DENGAN TERBIMBINGAN Hari : Jam
:
1. Menurut kalian pengajian “KURMA” itu apa sih? Tempat berkumpulnya kami dalam mempelajari ilmu agama 2. Dari mana anda tau ada kegiatan bimbingan atau kajian agama di Masjid ini? Pada awalnya para remaja itu hanya sekedar kumpul-kumpul di Masjid ini, setelah ada ajakan dari saudara bayu untuk menjadikan Masjid ini menjadi salah satu tempat untuk mengadakan kegiatan agama, jadi kita ikut intinya kami sudah ada sebelum pengajian kurma diadakan. 3. Kenapa kalian ingin menjadi anggota kurma Agar bisa memperdalam ilmu agama dan menjalin tali silaturrahmi 4. Menurut kalian apakah fasilitan yang diberikan pengurus mendukung untuk berjalannya kegiatan Agama bagi remaja? Untuk segi bangunan mungkin sudah mendukung, tapi kurangnya peralatan dari DKM (beberapa pihak) seringkali menghambat rencana kami dalam melakukan kegiatan keagamaan 5. Kenapa fasiitasnya kurang? Karena kurangnya perhatian dari pihak DKM 6. Apakah komunikasi sangat baik diantara para anggota, bagaimana cara anggota menjaga komunikasi dan tali silaturahmi? Alhamdilillah baik-baik saja, untuk menjaga komunikasi dan tali silaturahmi biasanya kami mencoba untuk care denga yang lain 7. Apa yang perlu ditingkatkan untuk pembimbing agama? Yang perlu ditingkatkan mungkin hanya daya motivasi para peserta didik untuk memperdalami ilmu agama 8. Apakah ada perubahan yang kamu rasakan setelah mengikuti bimbingan agama? Jadi lebih peduli dengan orang lain, berusaha untuk sering bersilaturahmi dan lebih senang belajar agama. 9. Bagaimana cara penyampaian pembimbing? Cukup baik 10. Tema apa saja yang di ajarkan dalam bimbingan agama?
Banyak ulumul hadis, ulumul Quran, fiqih muamalah, ilmu falaq, dan masih banyak lagi. 11. Apakah “KURMA” memiliki kegiatan lain selain bimbingan agama? Ada seperti futsal setiap hari minggu 12. Hari apa dilaksanakannya bimbingan agama bagi para remaja? Sabtu malam minggu 13. Apa kendala kalian saat menjalankan kegiatan bimbingan agama? Kurangnya tenaga pengajar 14. Apakah pengurus DKM memantau langsung kegiatan kurma? jarang 15. Bagaimana tanggapan anggota mengenai kepengurusan DKM? Alhamdulillah kepengurusan sudah baik 16. Apakah kegiatan yang dilaksanakan menjenuhkan atau mengasikkan? Setiap kegiatan yang dilaksanakan Alhamdulillah mengasikkan 17. Masukan kritik dan saran untuk kurma? Lebih aktif lagi dalam mengikuti kajian, tambah lagi tenaga pengajar, dan jangn bosan-bosan mengajak yang lain untuk ikut bergabung mengikuti kegiatan bimbingan dan kajian keagamaaan, kurma top deh!
Tangerang,........................2014 di Masjid Arrahman
Pewawancara
Narasumber
(Liana Sakdiyah)
(Umar Dani)
BANGUNAN MASJID
Halaman Masjid Arrahman
Papan Pengumuman Masjid Arrahman
KAJIAN MINGGUAN
Pmbimbing Kajian Mingguan Tengah Memberikan Bimbingan Agama Pada Remaja
Anggota Kurma Sedang Mengikuti Kegiatan Bimbingan Agama dengan Antusias
Kegiatan Bimbingan Agama Pada Kajian Mingguan
Praktek Shalat juga Termasuk dalam Kajian Bimbingan Agama, Remaja Kurma Mempraktekan Takbirotul Ikhrom
Pembimbing Mengarahkan Remaja Cara Ruku’ Yang Benar
Foto Bersama dengan Pengurus dan Anggota Kurma
ACARA SEMINAR YANG DIADAKAN PENGURUS KURMA
Pembicara Menjelaskan isi Materi dari Seminar
Tanya Jawab dari Remaja Putri
Para Remaja Mengikuti Acara Seminar dengan Antusias
Foto Bersama Pengurus dan Anggota Kurma dalam Seminar Keremajaan
I
llu orpr(tloleh slkappengembang yang lidak Masjig Muntah4 Se-kelds.RW 08 Masyarakat sudah berlangkali mengajak seki6r40om2.kataEfendi.:-:i:ri: pe-man mengakomod pendidan masjid. dan Sekretads RW01 Chairulmengahkan musyrwarahl tapi bos oenqtmoariq Saat dilanvakan menoenai site olane 'r\,la trnggal disini sud"h bertahun-tahun. se,akliga tahun terakhir masyarakat muslim Hoei Lan lak mau iradir dan hdnya Effendi meniatakan baf,wa secari.rinci banlGo ada yang l0lahun. Dan selama di perumahan itu mengusahakan pendirian mewakilkan pada Effendi, manaier fasosJasuni dimana letaknva .lidak nggak ad€ masiid, nggak ada klinik, nggak rnesiid. Bahkan, pada i0 oktober 2oo4 latu, .o,riLitin. Artirr;. aoa Jtsrlurirn, sel(olah,'kata duc Kata Walikota planeyand ada dialas kerlas seoerti YYarlKola Ta:tgelang la:lgelang melakukan meEKukan peletakao Menurutsile planeyano s6oertiilu sanoaiso radis.lihat kebutuh; itu sanoat sDoradis.lihat kebutuha n Untuk kegiatan untuk kegialan sharat pertamaltu. shalat Jum'at, warga batu pertamaiu. sarana ibadahietu.i iair r"t"pi. i"r"pi,
Riyanlo
itu
Muniana. Muntaha.
iilin
proyeknya.
-
peleta(ao
.
;"di iii ,itlt r"i"rji
,i
6ilffiffi;;;;;;;iil;;;r;. 6;;;;#;;;;;;;iil;; H; Begflu luga unluk memakamkan warga itkad baik lc€na pada saal Walikoh Wahi- dan hariya iaman yang kirii akan di-pakai betum saatnya] r . - . ..;., ;n: ;,i- i yang menloggal harus numpang di din Halim datang, pihak pengembang telap mendirikan masiid oleh hasyarakat. : 'Lahan kili sekitar 2tj heMiiranbaru2s xampung asal. selama Ramadhan, shalat menunjuklcn kelidaketuiuan mereka dengan 'Yihg kita iuntut hak kita! gukail - . menyeiobot! pengemoinsnyJ mer";s rierseh dibanqun, Mdsiid memanq belum larawih harus keluaratad dirukeruko. tidak h;dir. ;;;fi;;ilf::iili;a;kar,itns;i. slxap pengembang di akhir pekan lalu puluhan warga yang lerdirj dari kaum Jan lDu mendirikan lenda di lokasi
itu,
nau bangun pada sati-salunya tanah
masyarakat sekitar,'tambah
v"no i"nq
Zutkamain:
bapak kosong di hman ilu kta dilarang. Sekarang . . Sehenhra ilr Effendiyang ada di kanlcr taman kita dilawa.kan di kavling aktit, bahkan pemasaran medgatakan kalair lua! lahhn
bertanggung' iawab]" katarya.'Priirsipnya kalau niiinbirioun di situ. Odvetoper
seluju,'
tairdasnya.(Ny) : il:_i-
:l'
-
i-
nggit
' : . ., ,:, J
"
4
r
i:; rl :
':i4 r)fi ,:ffi
' '
!_ rlY