KAJIAN KARAKTER OSEANOGRAFI SAMUDRA HlNDlA BAGIAN TlMUR DENGAN MENGGUNAKAN MULTl SENSOR ClTRA SATELIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASlL TANGKAPAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus)
Oleh: JONSON LUMBAN GAOL
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2003
ABSTRACT J o w n Lurnban Gad. Assessment of the Eastern Indian Ocean -nographic CRaracWis+ics Derived From Multi S e m r Satelite Imagery and tts Retationship With $he 8ikeye Tuna (K9unnus Ohsus) Catch (Advisory committee: 8unar. P. Pasaribu as chairman; Djisman Manurung, Vincwiiius P. Sitegar, lnrjta Jaya and Sam Wouthuyren as members. The Eastern Indian Ocean region (4%-16% and 10fioE-1200E)has long been considered as an important area for pelagic fisheries in general and tuna fisheries in particular. The productive pelagic %herbs in this area are sustained tfirough enhanced biological production due to seasonal coastal upwelling during the southeast monsoon. In 1982183 the extraotdinary El Miflu occurred, and since then h e scientist's interest to its impacts on marine ecosystem has grawn rapidly especially in Pacific b a n . They concluded that dimate variability plays an important rob on community compositiun, species abundance and distribution, recruitmen! lwd, and tropics structure. Meanwhile, me study mweming El Nib impad to fish resouras in tnolian Ocean is still
M o r n conducted. Due to unique geographic location, the rwion further e x p e t i e n ~strong influence of dimatic phenomena such as El RliM through the indomian fhroughflaw and recent discovered Indian b a n Dipcle Mode (lODM) events in the Indian Ocean. Hwevw, there is very IiW information about the impact of such phenomena on the marine living rcwaurms of the region. 'Tfie present imrestigatian is dm& at understanding the variability (spatio-temporal) of oceanographic characteristics of Eastern Indian Ocaan during Monsoon, El NiAa and the IODM event 1997-1999 and assessing their impact on tuna catcherbiIity. The study area is divided into five aceanographic provinces. A thrm+year (1997199) time series of provincial weakly averaged Chlorophyll-a (Chba), sea surface temperature (SST) and sea surface high JSSH) anomaly as derived xespectivety from SeaWiFS satellite, NUAA-AVHRR Pathfinder global data set, NOAA-AWRR-UPAN grwnd station, and Colorado Center for Askdynamics Research (CCAR) data set are used in this investigation. A fifteen years (1984-19W) hydragraphic data is derived from Word Ocean Data center. Tuna fish catch data is derived from the Perikanmn Samadra Besar Corporation Umited (Corp. M.) logbooks of ftshing vessels operated south off Java waters. The SST time series indicated that the molest period with maximum anomalies occurred during July-September 1997. SSH data afsa show the maximum negativa anomaly during this time. Warmest period is noticed during Februaiy-March 1998 in Arahru Sea and southeast off tomb& Strait PhytopiarWan b i m that followed the coolest p W wilh yarkedly high cowmfmtion of Chba (31.5 rng rn? off South Java and southeast off LS, are characterized by intense upwelling. Such extremes correspond well with the duration of intense phase of IODM and El Ni?lo. Sequential occurrence of anomalous wind velocity, SSH, SST and Chba during late-1997 and early-f 998 are consistent witR evolutionary pamn of the IOOM evenf and tbe El Nina went as reported by previous investigators. Totai tuna catch and annual mean tuns hook rate were highest during 1997 and h e s t during 1999. Sin= shallow tlrerrnacline can increase fhe catch rate using longline gear, increased catchability of tuna during El NiAollQDM 1997'198 can be attributed to the development of shall owe^ thewnodim depth due to IODM-induced strong upwing.Occurrence of themar fronts around upwelling area might also Rave contributed to increase tuna catchability by providing suitable ambient temperature and feeding ground for tuna.
SURAT PERMYATAM Saya menyatakan sebermar-benarnya bahwa segala pernyataan dabm Disertasi yang iaerjudut: Kajian Karakter Oseanagrafi Samudra Hindia 8agian "I?mur
Dengan Menggunahn Multi Sensor C&a Sablit Dan Hubungannya Dengan Htlsil Tongkapan Tuna Mata Besar (Thunnus oksus), merupakan gagasan atau hadl penelitian saya sendiri, dengan pmbirnbin$komisi pembimbing, kecusli
dengan jelas clitunjukkan rujukannya.
yaw
Disertasi ini beturn pernah diajukan untuk
rnemperufeh geIar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Sernua data dan informasi yang digunakan blah dinyatakan secara jehs
dan dapat diperiksa kebenarannya.
JQNSON LUMBAN GAOL 98512 1n"Ki.
Kajian Karairter Oseanografi Samudra
Hindia Bagian Timur Dengan Menggunakan Multi Sensor Citra Satelit dan Hubungannya Dengan Hasit Tangkapan Tuna Mata h s a r (Thunnus abesus); di
bawah birnbingan Prof. Dr. Ir. Banar. P. Pasaribu, M.Sc.,sebagai ketua, Dr. Ir, Djisrnan Manurung, M,Sc.; Dr. lr, Vincentius P. Siregar; DEA; Dr. Ir. lndra Jaya, M.Sc. dan Dr. fr.
Sam Wauthuyzen, M.Sc., masing-masing sebagai anggota.
Sarnudra Hindia bagian Timur (SHBT) menrpakan perairan yang unik irarena sebagai penghubung antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik,
Kandisi
oseanografi di wilayah perairan ini dipengsruhi oleh sistern angin musan, Anrs Lintas Indonesia (ARLINDU), perubahan iklim global seperti El NiAo dan lndian Ocean
Dip&
Mode (IODM), h n g a n dernikian variabitis karakter oseanografi di SHBT
sangat tinggi.
Samudra Hindia Bagian Timur dikenal juga sebagai perairan yang kaya akan surnbrdaya ikan baik ikan demersal maupun pelagis seperti jenis Tuna Mata k s a r (TMB). Tingginya variabifitas karakter oseanagtafi di SHBT akan mernpenganrhi
keberadaan sumkrdaya hayati taut.
Pengaruh yang terjadi dapat bersifat p i t i f
maupun negatif. Katena itu pedu dikaji variabititas kamkter oseanografi di SHBT yang brhubungan dengan perubahan ruang dan waktu serta penganrhnyatemadap
kebradaan surnkrdaya hayati laut sehingga pengelofaannya dapat dilakukiin
secara optimal dan lestari. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) M n g b j i variasi
icaramr
aseanografi SHBT yang berhubungan dsngan perubahan nrang dan waMu, seprti suhu, anarnali tinggi paras hut FPL) dan konsentrasi klorofil dari brfsagai settaror
satelit, 2 ) Mengkaji hubungan suhu pemukaan hut (SPL) dari citra sate& dengan suhu di lapisan temaklin yang merupakan fishing layer dari TMB, 3) M s ~ w i
hubungan anomali TPL dari satelit dengan fishing layer TMB, 4) M e ~ k a j i kelirnpahan konsentrasi klorufil dan hubungannya dengan hasil tangkapan TMB, 5)
Mengandisis hasil tangkapan tuna pad8 saat El NiAo, lODM dan Non El Nib, dm 6 ) Mengkaji daerah patensial penangkapan TMB di SHBT brdasatbn klrtor
oseanografi.
Bahan yang digunahn dalam penefitian adalah citra satelit NOAA-AVHRR tahun 1990 -3 999, Eitra UCTS tahun 1997, citra SeaWiFS tahun f997-1999 dan citFa TOPEXIPosaidon 1997-3 999.
Di sarnplng data satelit, digunakan juga dab
hidrqrafi hasif pngukuran lapangan mulai tahutl 1984 -.f999 yang diperolefi dad
basis data Wudd Owan Data (WUD). Data harian hasif tangkapan tuna selama tatrun 1997-1999 dipemleh dad Iogbook PT. Perikanaxl Samodra Besar (PSB) yang brpangkalan di Benaa Bali. Data tangkapan ikan Lernunt tahun 4997-1999 diperoleh dari Dinas Perikanan di Jawa "Fimur. Lokasi penelitian di SHBT berada pada pasisi koordinat 0 8 ' ~ s 16% dan 1Q ~ ~ B T ZO'BT, -P Secara spasial tokasi penelitian dibagi menjadi 5 wiiayah berdasarkan karakten'stik massa air yang ditemukan di SHBT pada saat penetitian Intemafbna/ fndian Ocean Expedition tahun 1962-1965 (IlOE, 1966) yakni: daarah Upwelling-4 (UWIj, UpweIIing-2 (UW2), daerah yang dipengawhi Laut Arafuru (AS!) dan daerah yang dipengaruhi oleh ANS Kafufistiwa Setatan (South Equatorial Curent/SEC) dibagi menjadi 2 yakni: 5EC1 dan SEC2. Khusus untuk wilsyah UW2
-
yang rnanrpakan lakasi upwelling yang intensif, dibagi fagi menjadi 6 wilayah, yakni: UW2j, UW22, UW23, UW24, UW25 dan UW2e.
Masing-masing distribusi spasial dari suhu, konsentrasi klorofil, TPL dan hasil tangkapan tuna dianalisis berdasarkan pembagian wifayah tersebut.
Data
hidrografi seperti suhu diofah untuk mengmatisis sebaran horizontal, vertikal dan
mefintang suhu perairan. Data salinitas dan kandungan oksigen terlatut diolah untuk menganalis distribusi %cam harizontal untuk m u s h barat dan musim timur. Variasi fakor-faktor oseanografi (suhu, anornsli TPL dan klarofil) dianalisb dengan rnetoda deret wairtu (time wries anafysis). Untuk metihat hubungan antam
dua faktar dilakukan analisis mgresi tinier sederhana dan karelasi silang. Hasil tangkapan tuna yang dinyabkan dafam huok rate (HR) dihmpilkan dalam sebaran spasial disiarn grid 1' x lo lintsang dan bujur dan distribusi HR dipetahn dengan faktur-fakor aseanagrafi. Uji beda nibi tengah anbra rerata bufanan SPt dari citra satelit dengan SPL in sifu di SHBT tidak b e m a nyater, dengan rerata prbedaan 0.Q8'C. Hasil ini
menunjukkan bahwa mrata bulanan SPL dad citra satelit cukup akutat. SManghn
pertsedaan pengukufan SPL dari citra harian dengan SPL in situ harian sebesar 0.18°C. nngginya prbedaan SPL harian ini disebabkan penganrh atmosfer seperti
penutupan awan dan uap air, sedangbn pada Eitra rerata bulanan bfiadinya perata-rataan SPL dapat mengelirninasi pengaruh atmasfer, Analisis speMml menunjukkan variasi SPL di sernua wifayah penefitkn, signifikan terjadi pada periude 52 rninggu yang mempakan mpresentasi dari
variabilitas suhu dalarn skala musim (seasonaf).Sebagaimana diketahui bhwa sistem angin muson sangat mempenganrhi fluktuasi SPL di St-fBT. Hal ini juga
tsffihat dari nilai koherensi antara kernpatan angin dan SPL yang sangat tinggi di SHBT di mana perubahan kernpatan angin diikuti perubahan SPL. Ssmakin tinggi kecepatan angin, S P i sernakin rendah. Pada umurnnya SPL pada psriade rnusim bamt lebih tinggi dari musim timur. Sekitar bulan Maret-April SPt di UW2-SEC bbih tinggi dibandingkan di wilayah lainnya, sedangkan pada bulan Napember hingga Desemkr SPL di wilayah
ASt lebih tinggi dibandingkan witayah lainnya.
Pada periade musirn timur sekitar
bulan Mei-Juni ieQadiperubahan SPL yang lebih =pat
di wilayah UW-SEC2 dan
ASI. Hal ini disebabkan proses upwef/jngyang terjadi di sekitar wilayah UW2 dan
SEC2. Suhu pemukadxn faut pada kejadian EI Ni30 1990/91 dan 1994 yang
tergolong El NiAo brkekuatan sedang, lsbih rendah dibandingkan dengan tahun Non-E1 NHo. Sebaliknya terjadi pada saat El Niao f 997198 dan f 992 (tergaiong EI Nifio krkekuatan tinggi), SPL justnr lsbih tinggi dari SPL pada saat Non €I Nina. Korelasi yang positif terdapat antara suuthem osc11I~trbn index (SOI) dan SPL tahun 1982 dan 1998 yang rnenunjukan bahwa sernakin kuat El Nifia, ssrnakin tinggi SPL. Tingginya SPL, pada saat kejadian El Nifia yang brgolang berkakuatan tinggi bhubungan dengan melernahnya keepatan angin dan iamanya periods El Nifio. €1 Nifio 1997/4998 mmpunyai periude yang febih lama dibandingkan El Nifia hhun sebelumnya.
Suhu prmukaan laut pada saat kejadian lODM tahun 1997 bbih mndah dibandingkan dengan SPL pacia saat kejadian El NiBo dan Nun El NiiTo.
Suhu
pmukaan but yang cukup mndah pada mat IQDM Mususnya pada priocie musirn timur terlihat di semua wilayah. Rendshnya SPL pada saat kejadian 10M ini brhubungan dengan anornali positif k-patan angin yang menyebetMan terjadinya upweiIing yang sangat intensif di wilayah SHBT, seperti dlaparkan panstiti
sehlurnnya.
-.
Kedataman lapisan permuban b m m p u r (ULT) secafa temporal brvariasi mulai ciari 20 hingga 75 meter. Pada periude rnusim barat, KLT tebih dangkal dibandingkan dengan priade rnusirn tinur. pubahan arah dan kecepatan angin.
Hal ini disebabkan terjadinya
Pada saat musim timur, angin bertiup
secara mantap dari arah tenggara dsngan kecepatan yang kbih tinggi setrima lapisan permukaan tercampur menjadi Mih dalam. Pada saat iODM KLT
mengalami pendalarnan bbih awal yaau sekiar praDhan musim barat k@musim tirnur. Oistribusi rnelintanp suhu menunjukkan bahwa pada saat IQDM dan El NiAo tejadi pendangkafan lapisan temoklin di SHB1 . Hal tni jug# terlihat dari karelasi yang signiftkan antam SOI/Dipda Mods Index (DMI) dengan suhu di kedafaman termokfin, dimana samakin kuat El NiAoflODM, suhu di lapisan termoklin semakjn
rendah.
Pendangkalan lapisan tennokiln petda saat IQDM akibat terjadinya
upwelfing yarrg sangat intensif sedangkan pndangkalan tennokiln di SHBT pada
saat El N i b diperkirakan karma pada saat El MiPTo transport rnassa air dari ARLtAH"3Q lebih kecil dibandingkan kandisi normal sehingga tejadi icakasongan di
SHBT. Namun faktar-faktor penyeba b sebenamya rnasih perlu ditetiti lebih bnjut.
Pula distribusi suhu di lapisan termoktin b h e d a dengan pola SPL,
Pda
SPt labih dipengaruhi prubahan musim s a p & sistem angin muson sedangkbln pula suhu di lapisan temklin lebih dipengaruhi adanya intrusi b k r a p a janisr rnassa air ke SHBTdengan icaraktersuhu tertentu. Adanya perbedaan pata SPL dengan suhu di lapisan termoldin di SHBT, mengingatkan bahwa aplikasi citm satelit (yang hanya mengukur lapisan pemukaan) tidak bisa scam langsung diaplikasikan pada kedataman terteniu. Dalam interpretasi hams diphatikan prose? yang terjadi di iapisan pmttkaan dan di lapisan temoklin. Analisis spektwm msnrmjukkan adanya variasi konsentrasi klomfil m r a spataiat dan temporal. Variasi konsentrasi kforufil bjadi pada periude 46 rninggu yang merupakian representasi dari variasi skala rnusim (sessonao. Variasi secara temporal hanya terjadi di wilayah UW21, UW22 dan UWZ3, sedangkan di witayah
UW&, UWZ5dan UWZ8tidak terfihat adanya variasi. Pada saat musim timur kanwntrasi klorofil iebih tinggi dibandingakn dengan
mush barat. Tingginya konsentrasi klorofif pada mat musim tirnur bemubungan dengan terjadinya proses upweffingyang mengangkut zat-zata ham ke permuban
hingga mencapai mna eufatik dan mnjadi d i a yang subur untuk prtumbuhan fituplankton.
Konsentrasi klorofil pada tahun 1997 b h e d a dengan tahun 1998 dan 1999. Sekitar bulan September hingga Nupember 1997 konsentrasi kbrufil sangat tinggi
khususnya di UW21, UWZ2 dan UW&. Peningkatan ini bemubungan dengan terjadinya IOOM yang rnexlyebabkan upwe!!ing yang lebih intensif dari kanctisi normal, sehingga perairan rnenjadi lebih subur akibat zat-sat ham yang terangkat ke parmukaan. Sebaliknya tejadi pada tahun f 998, konsentrasi ktorofil pada mush tirnur jauh lebih rendah dibandingkan dengan musim timut pada saat kandisi Non El NiAa. Hal ini disebabkan Ismahnya keepatan angin sehingga upwefling yang terjadi
tidak kuat mengangkatzat-zat ham hingga ke permukaan. KoreIasi positif yang signifikan terdapat antam lODM dengan kansentrasi kforofil khususnya di U W I , UW2 dan SECI, Sedangkan €1 Nifio befkorefasi#gatif
dengan kansentrasi kiorofil secara signitikan di wilayah AS1 dan SEC2. Anamali tinggi paras taut di masing-masing wilayah menunjukkan adanya variasi yang signifiican pada pariode 78 minggu di UW1, UW2 dan AS1 sedangkan di SE1 dan SECZ variasi yang signifikan terjadi pada periode 52 rninggu. P e M e 52 minggu merepresentasikan pengaruh perubahan rnusim sedangiran period8 78
rninggu rnerepresentasikan penganrh perubahsn ikiim gbbai seperi Et Nifio dan 100M.
Tinggi paras laut pada priode rnusirn timur cendemng iebih mndah di
UW1 dan UW2. Rendahnya TPL rnempunyai koretasi yang kuat dengan kewpatan
angin, Angin secara terns-rnensnrs akan mendorong massa air di permuban
sehingga terjadi kekasongan dan pemukaan laut rnenjadi fendah. Dernikian juga
pada saat iQDM, anamafiTPL sangat rendah krtrubungan dengan anomali pasitif kecepatan angin yang terjadi di SHBT. Hal Ini juga terlihat dad korelasi ~ t i f antara DM1 dengan anornati TPE, yang signifikan khususnya di UW1, SECl dan AS]. Terlihat
adsnya trubungan antara anamali TPL dengsn penrbahan lapban
termoklin. Wilayah di mana terjadi anomali nsgatif TPL diikuti dsngan pendangkalan lapisan temakiin. Hubungan antarra anamali TPL dengan perubahan iapissn temoitlin dapat diaplihsikan untuk mengkaji daerah potensial penangkapan TM8, karena fishing layerTM8 brhubungan dengan pubahan suhu di Iapisan temwrklin. Dari ttga jenis tcarakter owanografi yang diindera dari satetit M h a t
konsistensi yang menggambarkan proses upwelfing yang terjadi di SHBT.
Pada
saat proses up~jeIihgterjadi, SPL wnderung lebih rendah clan anamali TPL jwa cenderung bernilai nagatif wrta kansentrasi klorofit menjadi lebih tinggi.
Adanya variabifitas karaMer aseanografi di SHST berpengaruh ternadsap
keberadaan TMS. Hasil tangkapan TMB yang tinggi cenderung terkonsentrasi di
wilayah dengan suhu 13.5°-14.50C pada kedataman 200 meter. Oveday antara citra kbrofil dengan hasit tangkapan TMB menunjukkan bahwa TMB terkonsentrasi di
selatan daerah upwefling yang mernpunyai irandungan Worafil yang lebih rendah. Sedangkan pada citra anomali TPL, "PMB cendentng terkonsentrasi di daerah front
antam anomafi positif dan anomali negafif. Ada indikasi yang kuat bahwa hasil tangkapan TMB lebih tinggi di wiiayah batas (fmnf) massa air pada fishing layer di mana mata pancing \u#g/ine ma&
dapat menjangkau lapisan ini (sekitat 250 meter). Daerah fmnt dan fisr"Ii~g hyer TMB di SHBT febih baik diintarpretasi dari citra anomali TPL dibandingkan dewan
citm SPL, Keberadaan TMB di sekitar witayah front antam kansentrasi klarofi;y
q
tinggi dan rendah memhn'kan indikasi bahwa wifayah ini menjadi fwdirrg gmunri
bagi TMS, karena di wilayah kansentrasi ldorufil yang tinggi kelimpahan ikan pisagis kecif seperti Lemuru juga tinggi.
Terdapat pertmiaan yang signifikan antam HR
tuna pada =st,
El
NiAo/lQDM dengan FIR pada saat Nan El Nifio. Hal ini disebabkan tejadinya
pendangkalan lapisan temuklin sehingga jumlah ma& panting long.line bbih banyak yang dapat menjangbu fishing layer TMB, Wilayah penangkapan PT. PSB terkonsentrasi di wkitar SECZ, namun
berdasarkan distribusi suhu di icedataman 200-250meter dan anomali TPL, pads waktu-walttu tertentu di wiiayah SEC1 dan AS1 juga merupahn daerah yang potensial untuk psnangbpan W B . Okh kamna itu, pengkajian zona potensid penangkapan TMB sebaiknya dibngkapi dengan me'nganalisis faktor4aktor
oseanografi khususnya dari citra satelit disarnping dengan pendebtan basis data
fangkapan.
KAJIAN KARAKTER OSEANOGFZAFI SAMUDRA HlNDtA BAGlAN TlMUR DENGAN MENGGUNAKAN MULTI SENSOR ClTRA SATELiT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HAS11 TANGKAPAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus)
Qleh: JQNSON LUMBAN GAOL
Disertasi sebagai salah s t t t syarat untuir mernperoleh gelar Doktor pada Prugram Studi Teknologi Kelautan
SEKOEAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003
Judul Diserbsi
: Kajhn Kamkter Useanografi Samudra Hindia Sagian Tirnur hngan Mnggunakan MuW Sensor C h Sateli? Dan Hubungannya k n g a n Haail Tangkapan Tuna Mats &tsar (7hunnus obesus)
Nama
: Jonsan Lurnban Gaol
NRP
: 985121
Program Studi
: Teirnologi Kelautan
l?rof.-~r.Ir. Bonar P.Pasaribu., M-Sc.) Ketua
/
(Dr. Ir. Diisman Manurung, M.Sc.) Anggo h
Anggota
(Dr. Ir. Vincentius P.Sirenar, Dm.) Anggota ,
1
Anggata
Penufis lahir di Siborong-brong, Sumatra Utara
pada tanggal 21 Juli 1966, sebagai anak pertama dari
delapan krsaudara pasangan Bapak Meyer Lumban
Gaol dan Ibu Lebora Pardede.
Pendidikan Sskolah
Oasar lulus pada tahun 1979 di SD Senter No. 3 Oolok
Sanggut. Sekolah Wnengah Pertama diikuti di 5MP Megeri 1 Dalok Sanggul dan lulus pada tahun f 982 dari
SMP Megeri 2 Balige.
Pada tahun 4985 lulus dari SMA Katolik Bintang Tirnur
Sefanjutnya penufis di terirna di institut Pertanian Bogor rnsialui jalur
Balige.
pemanggilan mahasiswa (PMDK) pa& &Run 4 985. Pada tahun 1930 panulis lulus dari Fakuttas Pen'kanan,Jurusan ?ernanfasatan Sumberdaya Perikanan denganjudut skripsi "Studl Tentang Disain Dan Konstruksi Opal Perikanan Pukat Cincin Perairan
Sibalga".
Poda tahun 1991 menjadi calon pegawai negeri sipil
di Fakubs
Peritcanan dan hingga saat ini menjadi staf pengsnjar di hhmtoriurn Penginderaan Jauh Dan Sistem lnfomasi Geogrcrfi, Departernen Perikanan dan ilmu Kelautsfiq, lnstitut Pertanian Bogar.
Pada tahun 4993 penulis rnsndapat kesempatan dad Departernan Pendidihn Masional untuk melanjutkan skidi di program pascasarjana pmgram studi Teknologi Kelautan, IPB dan lulus magisfer (5-2) tafiun 1997 dsngan judul
tesis
'Pengkajian Kualitas Perairan Utara Jawa Dengan Menggunakan Citrs
Landsat Thematic Mappep.
Tahun 1998 metanjut ke jenjang program dairtor (53)
di program studi yang =ma dengan menyeksaikan dbrtasi yang berjudul: Kajian
Kamkter Oseanagfafi Samudra Hindia Bagian Timur dengan Wnggunakan Muti
Sensor Citra Safelit dan Hubungannya dangan Hasil Tangkapan Tuna Mata Besar (Thunnus abesus).
Beberapa program pendidikan, peiatifian dan penefitian yang diikuti oleh penulis antara lain:
(1)
Program Penciidikan angkatan XIH Pengindsman Jauh untuk Surrei dan
Pemetaan Terpadu. UGM-Jogyabrta dan Bakasurtanal(3993-1 994). 2
Training on M&ne
Remote Sensing AppIication di Asian Insfitute of
TedrnoIogy, Bangkok, ta hun 1997.
(3)
Visiting L&umr
di kboratorium Physic81 Qceanogmphy Tokyo UnivetMy of
FiiS#?~W, Tokyo Japan, tahun 1999.
(4)
Penetiti di bboratoium Penginderaan Jauh School of Mahe S c M w arrd Technalogy, Takai Urrivendy, Shirnim ta hun 200 1.
Puji dan syukur kepada Tuhhan Yang Maha Pengasih, karma dengan
kemurahan dan pertalongan-Nya, penulls dapat rnengerjakan pnelitian hingga bItlki Daleirr
uexli r r u v w r l y a r r r r y a
u.vrrvumr
I.uv*,
.-,
-
..
(Thunnus obesus)", merupakan hasil pengumpulan dan pengofatran data dari bebrapa instansi.. Tulisan ini brisikan kajian variasi karakter oseanagrafi yang berhubungan
dengan pmbahan wang dan waktu serta melihat pengarufrnya terhadap hasil tangkapan Tuna Mata Besar. Data yang digunakan sebagian besar barasaf dad
citra satelit rnulti sensor dan data hidragrafi hasil pengukuran lapang yang diperoleh dari arsip Wotid Ocean Data Center, Data tangkapan ikan tuna dipsroleh dari PT.
Perikanan Sarnadra Besar. Data dianalisiis dengan metoda deret waktu ftimw&s
analysis) dafam bentuk mingguan maupun butanan =lama kuwn wairtu 3 tahun yakni dad tahun 1897 hinngga 4999.
Tedaksananya studi hingga tersusunya disertasi ini tidak tertepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terirnakasih
kepada: (1)
Prof. Dr. Ir. Bonar P. Pasan'bu, M.Sc.,sebagai ketua komisi atas bimbingan
dan pengarahannya, sehingga tutisan ini dapat diselssaikan. hrnikian juga kepada Dr. Ir. Djisman Manuwng, M.Se.; Dr. Ir. Vinctantius P. Siregar, DEA;
Dr. lr. lndm Jaya, M.Sc. dan Dr. fr. Sam Wauthuyzen, MSc.,sebagai komisi pembimbing atas bimbingan dan masukan dalam penyusunan tulisan ini.
DAFTAR !S!
............................................................................................. xiv OAFTARISI .......................................................................................................-.. xrrii .............. DAFTAR TABEL .................... X~X DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... loci DAFTAA LAMPIRAN ................................. .,. ................................................. xxx DAFTAR 1STltAH DAN SINGKATAN .................................................... xrrxi KATA PENEANTAR
, . .
.
1
. . .
PENDAHULUADJ ...................................................................... 4 .1 h t a r Belakang .................................................................. 1.2 Perurnusan Masaiah ........................................................... f .3 Kerangka Pfamikiran ............................................................
1.4 Hipotesa ........................................................................... 1.5 Tujuan .............................................................................
2 . TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 2.1 Kondisi Oseanagrafr Sarnudra Hindia Bagian Timur ..................... 2.2 Penganrh El Ninodan DipdeModediSHBT ............................... 2.3 SumbeKiayaTuna dan Kundisi Qseanografi ........................... , 2.4 Aplikasi C b Sate!%Untuk Penentuan Zona Patensia! Penangkapan lkan ..............................,,..... ................................. 2.5 Pengincfeman Jauh Sistarn Termal ......................,........4.............. 2.6 Penginderaan Jauh Cahaya Tampak ( W a n CoEofl .................... 2.7. Penginderaan Jauh Aitimetri ...................... ,,............. .,.................
...
3. 8AHAN DAN METQDA ........................................................................ 3.1 Loicasi dan Waktu Penelitian...................... .................................... 3.2 8ahan dan Peralatan ...................,................. ............................... 3.3 Perolehan Data .......................... .....,, ...................................... 3.4 Pengolahan Data ..................... , . . . ........................................... 3.5 Analisis Data ...................... .,.
.....................................................
4 . DISTRIBUSISUHU PERAIRAN ........................................................... 4.1 Suhu Permuban Laut Oari Cira Satelit dan In Sib ...................... 4.2 aistribusi Suhu Permukaan Laut (SPt) ........................................... 4.2.I Distrihsi S P i Pada Saat Penrbahan Musirn ................... 4.2.2 Oistribusi Pada Saat EfNiPta dan iODM....................,... .. 4.3 aisitn'busi Vertikaf Suhu di SHBT ................................................... 4.4 Distribusi Wintang Suhu cii SHBT ................................................ 4.5 Oistribusi Hariz:ontai Suhu di Kedalaman 200 Meter .....................
Kanaf yang terdapat pada sensor satetit MOAAIAVHRR ......... Koefisien absorbsi (a, ) dari pignien (klarafil) pada berbsagai panjang gelombang (A) .................................................... Aigoritma klarofil perairan secara ernpitis dengan mnggunakan data Sea8AM ..............................
......., ....
Jenis dan sumber data yang digunakan dafarn penelitian ........ Perbandingan auhu parmukaan laut in situ dan citm satelit di SHBT ...........................................................................
SPL rerata bulanan dari satelit dan in situ di UW-1 (1992, t $96 & 4997) .....................................................................-..
SPL rerata bulanan dad citra dan in M u di SECI (1992, f 996
dan 1W7).....................................................................
Suhu dan kedalarnan lapisan tercampur €shun Nan-€#Nifia. Suhu dan kedalaman lapisan tercampur tahun El NiAo ....... Suhu dan kedalaman lapisan tercampur tahun IODM .........
Kedalarnan isuthem 15OC di UW-f dan S E E 1 pada tatrun Ef NiWa, Non El Nifio dan IODM.....................................................
Remta butanan tconsentrasi klomfil di UW1, SECI , SEC2 dan ASI pada saat IQDM tahun 1997...................................... Rerata bclanan konsenhsi k!mftl di UW-f ,SEC-1, SEC2 dan AS pada saat El Nino tahun 1998 ..................... ...... ,. .*.....,,., Rerata bulanan konsenmsi klorofil di UW-1, S E E 1 , SEC2 dan AS1 pada saat Non Einino tahun 1999 ........................ .,,. .
Jumlah dan kornposisi hasil tangkapan bna PT. PSB di Sarnudra Hindia bagian Timur pada &hun 1997 (ekor) ........... Jumlah dan kumposisi hasil tangkapan tuna PT. PSB di Samudra Hindia bagtian Timur pada tahun 1998 (&or) ...........
7.5.1
8.2.4
Jurniah dan kornposisi hasil tangkapan tuna PT. PSB di Sarnudra Hindia bagian Timur pada tahun 1999 (ekor) .,. ........
183
Kedalaman mata pancing, hasil tangkapan TMB dan suhu di kedalaman mata pancing ... ... ,.. ... ... ... ... ... .,..,.......... .,. ... ....
180
DAETAR GAMBAR
1.3.1
FaHur-faktur oseanografi yang hrhubungan dengan keberadan
W B untuk ~ngkajiandaerah zona potensial penangirapon
..,...OO..O..
9
2.1. I
NIassa air disarnudra Hindia bagian Timur hasil ekswdisi llOE ....,..
15
2.1.2
Variasi dari South Equatorial Cumnt (SEC), South Java Currant (SJC) dan Eastern Giml Cumnt (EGC) dalam 1$ m31spada seksi Selat Sunda-Shark Bay ....... ........... ......... ....... ... .... .... .... ,.... ..........
16
Sirkulasi massa air laut dan udara pada kundisi Normal dan El ,,,,. . s . . . . . , . . . . Nina ....... ... ..., ..., .,,,, ,.. . ,..*. ,. ,,.. , .
,,
18
{a) Anornali SPL (Tahun-Lintang), (b) 501dan anomali kedalaman Da% (tahun-tintang) mulai tahun 4 983 hingga 1998 pada transek Selat Sunda (Jawa) hingga Sha& Bay (Australia) .,....,....,...,......,...,
19
. -..
2.2.1
2.2-2
22.3 2.3.1
. . . ...
. .. ..... . . ....
.*a*.e...
,..
....,...,....,.,.;,.. .,, Tuna Mata Besar (Thmnus obesus) .......................,.."..... ,......... ... Proses perkembangan Mian W a n DIjode Mode
*.
2.3-2 Distrfbusi kedalaman bothem IOQ-15OC dari 40°LS409LU pada
21 23
bujur ? 80' 0Tdan jurniah hasii tangkapan 7"MB .................,... . , , .,..,
25
2.3.3
l tustrasi (a) tipa bngIine dangiral dan (b) longline dalam ....,....,.....,..,
25
2-3.4
Pergemkan veFtikal TMB pada wakh siang dan malam
2A.1
Ovaday antara hasil tangkapan harian Albakar dan pigmen fiplanktun dari citra satelit di Central Catimia pada tanggaf 20 Agustus t 989. ........,....,.,...,. ,...,,.,., . , . , ~ ~ . . . . ...,................. .... , , .
28
Oveday antam hasil tangkapan Albakor dan tinggi paras lalit di Samudra Pasifik tanggal 3 November 1998 ....,...,.... ..........,... .,.......
29
2.5.1
Kurva mdiansi spektml objeir pada khagai suhu .............* ..............
30
2-5-2
Pstlgukuran suhu permuban taut dsngan wnmr inframerah t e m f
32
2.6-1 Signal yang diterirna sensor ocean color dari perairan ...........,..........
35
2.4-2
2.6.2
.,..,.,...,,.....,
..
Kwfisien absotbsi speictral untuk air jernih menurut Marel 4974, untuk krofil-a pada konsentmsi 10 pgd dan substansi icuning pada konsentrasi 1 mfirnenunrt Sathyendranath ...... ... ... ,.. ...... ...... .
...
26
36
Geornetri pengamatan satelit altimeter ................. .......-..., ................
Lokasi dan pembagian wila yah penelitlan ............. ........................... Distribusi stasiun data hidrografi dari basis data WOD f 1984 -1999) Jurntafi stasiun data hidmgmfi (suhu) berdasarkan butan (1984t9ss) .....* ........+. *.* ....*.* ................. * ................................... **..*..* ,,+........ Jurnhh stasiun data hidrografi (suhu) berdasarkan tahun (1984isas) ................. * ............. * ............* ........ * .......* ..............* .....................
Southern Uscii/atiunfndex dan tahun kejadian El Niiio (1986-1999) Dip&
Mode Index dan ta hun kejadian IQDM (1986- I999) ..............
Oistribusi Suhu Pemukaan taut harian yang diproses dari sensor NOAA-AVHRR (1998). ........... ..................... ............... ...........
lfustrasi pengatuh atmosfer clan perubahan siang dan malam terhadap perubahan suhu pmukaan laut ........................................ Hubungan antara SPL dari Cira NOAA-AVHRR dan SPL in situ (Agustus September 1989). ................... ......... .,...... ....... ,.....
-
.
.
Distribusi Suhu Pemukaan Laut rerata defapan hari (8 had pertarna sarnpai 8 hati ka 24) tiahun 1997,.....,...,....... ... ...... ... ... . Oistribusi Suhu Pemukaan Laut rerata detapan hari (8 hari ke 25 sampJ 8 hari ke 46)tahun 1997........,........................... ....,......
Hubungan antara re& dan SECI ...... ...... ...
SPL citra bulanan dan SPL. in situ di UWI
............ ............... ......... ...... ......... ... .."....
FLuMuasi suhu permuban laut rerata mingguan dari citra satetit di wilayah UW1. UW2, SEC1, SEC2 dan ASI tahun 1997-1999 ......... SpeMntm energi suhu permukaan taut di (a) UW1, (b) UW2, (c) SECl, (d) SEC2 dan (e) AS! .............................. ......... ....,....... FluMuasi kecepatan angin rerata mingguan dari citra satelit di wiiayah W 1 , UW2, SECf , SEC2 dan ASI tahun 1997-1999.
SpeMrurn snergi kewpatan angin di fa) UWt, (b) UW2, (c) SEC1, {d) SECZ dan @>AS4... ...,............................... .,.,,.......,.......... Cross spectrum antam kecepatan angin dan suhu permukaan laut di (a) UW1, (b) UWZ, (c) SEC1, (d) SEC2 dan fd)ASI ...................
8eda fase s p e k m antara kernpatan angin dan suhu permukaan taut di (a) UW1, (b) UW2, (c) SEC1, (d) SEC2 dan (d) ASI .............
Pala anrs di Samudra dipengaruhi sistern angin rnusan pada . . Hindia ........................................................... saat saat rnustm t~mur Sebaran horizontal mrata Suhu Pernuban Laut periude Musirn Bamt dad data hidrografi tahun ?984-3999................................ Sebaran horizontal rerata Suhu Permuban Laut Musim Psralihan I dari data hidrugrafr tahun 1984-1999 ...................................... Ssbaran horizontal rerata Suhu Psrmukaan Laut Musin?Tiimur dari data hidragraf!' tahunf 984-1998)..............................................
Ssbaran horizontal rerata Suhu Pemukaan Laut Musim Perafihan II dafi data hidrugraft tahun f 984-1999 .....................................
Distn'busi (Lintang-hari) Suhu Pemukaan Laut di (a) UW1-SEC1, UW2-SECZ (b)dan (a) AS1 ..................................................... Rerata rningguan SPL 11993-1999) dan anornalj tatrun 1997-1998
.
Distribusi Suhu Permuban b u t retata bulanan pada tahun Indian Ocean Dipole Mode (1997).....................................................
Oistribusi Suhu Pemukaan b u t retvtta bulanan pada tahun Et Nino (1998).......................................................................... Distribusi Suhu Permukaan Laut reratcl butanan pada tahun Non El Nina (1999) ...................................................................... Koretasi antara S P l dengan Dipole Anode lndex (DMI) di UW1, UW2, SEC1,SEC2 dan AS1 ................................................... Kecepatan angin bufanan di Samudra Hindia bagian timur pada saat tahun fQDW1997 ..........................................................
Korelasi antara SPL dengan Sol < O (1992 dan 4998) di UW1, UW2, SECf SECZ dan AS#....................................................
.
-
Kecepatan angin pada bulan Januari Juni di Samudra Hindia tragian Timur tahun 3998 .......................................................
Distribusi SPL (Litang-tiahun) pada bulan Januari hingga Juni di UWI -SECf dari data hidmgrafi bhun f 990-1999......................... Distribusi SPL (Linbng-tahun) pada bulan Juli -&ember di UW1-SEC1dari data hidrografi (1 99U-1999). ..............................
Distribusi vertikal (dad U-700 meter) reratw bulanan suhu {a) dari wilayah UW1 tahun Nun El MiAo, 1996 ......................................
Kedalaman Lapisan Teercampur terata bulanan di UWl tahun Nan El Nina, 1996 ....................................................................... Distribusi vertibl (dad 0-700 meter) rerata bufanan suhu (a) dari wilayah SECI tahun Nan €1 Nifio, f 996 ..................................... Kedalsman Lapisan Tercarnpur rerata bulanan di SECI tahun Non El Nino, f 998 .......................................................................
Distribusi vertikal (dari 0-700 meter) mrata bulanan suhu (a) dad wifayah UW2 tahun Non El MirSo, 4989196 ................................
Kedalaman Lapisan Temmpur rerata bulanan di UWf tahun Nan El Mino, 1989B6 .................................................................
Distribusi vertiical (dari 0-700meter) rerata bufanan suhu (a) dari wilayah SEC2 tahun Non El NiAo, 1989196 ................................. Keda!arnan Lapisan Tercampur refah bulanan di SEC2 bhun Non El Nino, 1989196 ................................................................... Oistribusi vertikal rerata bulanan suhu (dari U-700meterj di ASI tahun Nun El NiAo, 1989..........................................................
Kedalarnan Lapisan Temmpur rerata bulanan di AS1 tahun Nun Ei Nino, 1989 ............................................................................
Tumpang tindih mrata bulanan Kedalaman Lapisan Tercampur di UW1 (Non 8 Mifio, El MiAo dan IODM) .....,........................... ,.. Turnpang tinciih mrata buranan Kedaiaman Lapisan Tercampur di SECl (Nun El NiAo, El Nina dan IODM) .................,.,......,.... Tumpang tidih sebaran vertikal rerata bulanan suhu di UW1 {a) bulan Maret (b) September ..................................................... Sebaran megintang suhu di UW1-SEC1 (Januari-Juni) pada tahun (a) Nun-Elnino (b) Ef Nino dan (c) iUDM ....................... ...............
..
Sebaran mefintang suhu di UWI-SEC1{Juli-Desernbr) pada tatrun (a) Non-Efnino (b) El Nino dan (c) IODM .................... .,.....,.......,.,...*. Distribusi mrah suhu di kedafarnan 200 rn period@ musim barat (1984-4999) ........................................................................
Korelasi antara SO1 dan konsentrasi klorafit-a di (a) UW1, fb) UW2, (c) SEC1, (b) SEC2 dan ASI.. .................................................. Flulttuasi rerata mingguan anornali tinggi paras laut di wilayah UW1, UW2, SECI, SEC2 dan ASI (1 997-1999) ........................... Distribusi anornali tinggi psras laut mewakili bulan Januati-Juni 1997 ...................................................................................................
Distribusi anomali tinggi paras laut mewakili buian Juli-Desember
1997 ...................................................................................................
Anatisis spektral anamali tinggi paras laut di (a) UW1, (b) UW2, (c) SEC1,(d) SEC2 dan (e) AS1 tahun 1997-1999,...............................
Korelasi antara Dipute Mode Index dan anornali TPt di wilayah fa) UW4, (b) UW2, (c) SECS,(d) SEC2 dan @)AS................................
Korelasi antam Southern OsciI!atian index dan anornali TPL di witayah {a) UWl, (b) UW2, fc) SEC?,SEC2 dan ASI........,...............
Skema prubahan tinggi paras taut dan termoklin akibat gelombang Russby ............................................................................................... Anamali tinggi paras lout rerata bulanan dan sebaran metintang suhu pada bufan yang sama (Septemhr-Oktober) di UW1-SECI. Anomali tinggi paras laut mrata bulanan dan sebaran melintang suhu pada bulan yang sama (Napember-Desernber) di UW1-SECI Uomposisi hasil tangkapan ikan tuna PT. PSB tahun 1977-1991..... Disain dan ukuran pancing longline PT. Perikanan Samudra Bewr
denis Tuna Sirip Kuning (Yellowfin tuna) dan Tuna Mata Besar (Bigeye tuna) ........................................................................ Kompusisi hasil tangkapan ikan tuna PT. PSB hhun 1992dUU2 .....
Total hasil tanglrapan (ton) dan hook rate tuna PT.PSB tatrun f 1973-2000). ......................................................................... tokasi dan penornoran daerah penangkapan i h n PT. PSB............
JumIah hasil tangkapan jenis tuna tahun iODM 1897................. Frekuensi (hook rate > 0.8110 had) pada tahun IODM 1997...........
Distribusi spasial (hookrate > 0.8110 t~ari)bulan Januari-April tahun IQDM 1997.................................................................. Distribusi spasiaf (hook rate > 0.8/!0 hari) bulan Mei-Agustus tahun IODM 1997..................................................................
Distribusi spasial (hook rate tuna > 0.8/10 hari) pada bJan September-Desembet tafiun tODM (1997) .................................
Jumlah tangkapan masing-masingjanis tuna tahun El NiBo?098 ... Frekwensi (hook mi8 > 0.8110 hati) pada tahun El NiAa 1998..........
-
Distribusi spasial (hook mfe 3 0.8110 had) bulan JanuaMpril tahun . 1998.. El Nrna ....................................................................... Distribusi spasial (hook rate > 0.0110 had) bulan MeMgustus tahun El Nina 1898................................................................. Distribusi spasiaf (hookmfe > 0.811C hari) M a n SeptemberDesernber tahun El NiAo 1998.., ...............................................
Jurnlah hasit tattgkapan masingmasing knis ikan tuna tahun 1999. Frekwensi (hook rate
0.8f10 hari) pada tahun Hun El Nifio f 999.
Distribusi spasial (hook rate >0.814Ohari) bulan JanuariApril tahun Nan El NiAo 1999..................................................................
Disttibusi spasial (hook mte >0,81 f 0 had) bulatr W-Agustus tahun Nan El NiAo 1999............,...... . . , ..............................
Distribusi spasial ( h w k rate >0.8/ 4 0 had) bulan September-
Desernber tahun Non Ei Nifio1999. ....,.......,............................. FIuktuasi konsentmsi klorofil rerata bulanan dan produksi bufanan Lemt~nr(1997-4 99898) tahun 4997-1998............... , ........................... . Korelasi silang antam kansentrasi kfamf9 rerata bulanan dan produksi bufanan Lernuru (1997-1999)........................... , . , , . ......
....
Skafa waMu dad proses yang terjadinya upwelling dan sikulua hidup Lemunt......................................................................................
Koretasi silang antam konsentrasi klorofil rerata buhnan dan Hook
Rate Tuna Mata Besar... .........................................................
Turnpang tindih antara distribusi Horofil rerata mingguan dan posisi hasil tangkapan ThR0 mingguan (September-Bsernber 1997).
......
Halaman
Lampiran 2.4.1
Gtafik auto koretasi SPL di (a) UW1, (b) UW2, (c) SECT, (6) SEC2 dan (e) AS1 ..........................................................
214
4.2.28 Remta SPL bulanan dari citm satelit NOAA-AVHRR di UW?, UW2, ASI, SECl dan SEC2 pada saat IODM (4997) .............
216
4.2.2b Rerata SPL bulanan dari citra satelit NOAA-AVHRR di UWl, UW2, ASi, SEC? dan SEC2 pada saat El Mino (1998) ...........
218
4 . 2 . 2 ~ Remta SPL bulanan dari citta satelit NOAA-AVHRR di UWt , UW2, ASI, SECl dan SEC2 pada saat Nun EI Nino (f999)
217
....
4.3.4
Disthbusi vertikal rerata bulanan suhu (a) dari 0-700 meter (b) rerata bulanan KCT pada saat Et Nino ................................
218
4.3-2 Distribusi vectbl rerata bulanan suhu (a) dari 0-700meter (b) rerata bulanan KLT pada saat IODM ..................................
223
5.2.1
Korelasi ailang antara kecepatan angin dan SPL wmta mingguan di wifayahUW2,, UWZ2,UW23,UW&, UWZ4UWZe...
226
DAFTAR ISTl4At.i DAN SINGKATAAN
: berasaf dari Bahasa Partugis (Ef = anak, NiAo = laki-iaki), kata ini pertama-tama dibrikan nelayan Pent yang pada saat datangnya arus panas di pantai Peru bertepa&n dengan had Natal (had kelahiran Yesus Kristus) pada buhn Desember. Sehingga kata El Nifio rnenmminkan proses anarnali suhu di Perairan Pasifik.
DipoIe Mode
: Terbentuknya dua kutub anornali suhu pemukaan iau4 (SPt) antam pemiran Samudra Hindia bagian Timur (SHBT) dan Peraiawn Aftika. Saat indeks dipde made positif, SPLt sangat rendah di SHBT dan SPL di Peraim Afrika sangat tinggi dan sebatiknya terjadi.
Dip& Mode lndeks
: suatu indeks antara SPL dan kernpatan angin. J i b nWi indeks positif maka tejadi dipole mode di Samudra i-lindia dengan SPL yang bbih rendah di 5HB.
Etitmphk:
: Eutrofik, perairan dengan kandungan konsentrasi Wwofil > .5Ipgll.
Fituplankton
: organisme turnbuhan yang knrkutrtn mlatif kecil, mengandung klorofil datl tet-bawa anrs di perairan.
Fmnt
: pertemuan antaw dua massa air yang b e M a brakteristihya.
Hook Rate
: jurnlah tuna yang tertangkap dahm 100 mata pancing.
Isotherm
: garis kontur yang rnenghubungkansuhu yang sama.
Klarofil
: xat hqau yang dikandung obh fitoplankton
Lapisan tercarnpur
: lapisan permukaan perairan yang mempunyai suhu yalrg homogen.
Lung line
: alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tuna, beruga pancing yang dipasang dengan jurnlah yaw banyak pada tali yang panjang.
Mesatmphic
: perairan dengan kandungan konsenhsl klarofil0.3-f .5 pgil
Ol@otrnphic
: perairan dengan kandungan konsentrasi kforofil< 0.3@I
Penginderaan jauh
Southrent Osci~la tion index (SO!)
: Ilmu dan seni untuk mendapatkan infomasi dari objek tanpa rnengadakakan kontak langsung dengan objek. : Lndeks antara perkclaan teicanan permukaan laut di Tahiti dengan Darwin. Jika indeks standar deviasi teiranan brnifainegatif maka disabut kejadian El NiAo : lapisan perairan dimana tejadi prubahan suhu terbesar clengan bsrtambahnya kedalarnan.
Temokfin
: Proses naiknya m a s s permukaan
air dari lapisan dalam ice lapisan
: Orgainisme hewan yang berukuran kecil yang hidupnya terbawa anrs di perairan.
Zooptanitton
DAFTAR StNGKATAN ACF
: Auto ComIatfon Function
AKS
:Arus Katulistpwa Selatan (South Eq~raton'aICumniYSEC)
ARLINOO
: ANS Lintas Indonesia
ASI
: Arafurv Sea /#pact (Wilayah yang dipengamhi Laut Amfura)
AVHRR
:Advanced Vety Nigh Resalufiun Radiometer
BT
: Bujur Tirnur
CCF
; C m s Correlation Function
CZCS
: Coastal Zone Cuior Scanner
DM1
: DiHe Mode hdex
DPl
: Daerah Penangkapan lkan
EGG
: Eastern Giml Current
ENSO
: El Mifia Southern OssiIIation
ERS
: European Remote Sensing
GOES
: GeostatlonafyOperatianat Envrionment Sef@f!ite
iTF
: lndonesjan Through flow
llOE
: InfernationalIndian
JARS
: Japan Association an Remom Sensing
JPL
: Jet Pmpulsian laboratmy
lQDM
: Indian Ocean Dipole Mode
KLT
: Kedalarnan tapisan Tercamgur
MC
: Local Area Covetage
UPAN
: Lembaga Antariksa dan Penarbangan Nasional
LS
: Lintang Seiatan
MBR
:maximum band renth
MCP
: Modified Cubic Polj,nomial
mais
: Modemte ReduEion Imaging Spectm Radiometer
NASA
:National Aeronautics and S p m Administration
NASDA
: National Spam Devekpmnt Agency
OCTS
: Ocean Cdor Tempemfitre Scanner
OC
: W a n ChIorophfiI
QSMi
: Owan Scanning Mu~spsctraIImager
PSB
: Perikanan Sarnodra Besaf
SIG
: SEstern lnformasi G q P a f i
SHBT
: Samudra Hindia bagian Emur
Ocean Expedition
%a BASS : Sea WFS Bio-Optical Algotithm Mini-Wokshop SeaWiFS
: Sea-viswit~gWide Fjeld-aF View
SECI
: South Equaton'aI Cumnt-l (witayah yang dipenganr hi SEC di
sekW selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah) : South EguatotiaI Cumnf-1 (wilayah yang dipengarutri SEC di
sekitar sefatan Jawa Tirnur dan Bali) SPL SJC
: South Java Current
SSH
: Sea SurFam High
TMB
: Tuna Mata Besar
TOPEX
TPL
: Tinggi Paras Laut
uw1
: 4 IpweIIitpg-l (wilayah yang dipengaruhi upwel/iit~g di sekitat selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah) : Upwe!Iing-2 (vvilayah yang dipengamhi upwelling di selcitar salatan Jawa Timur dan Bali).
WOD
: WOW Ocean Data