PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLES NON EXAMPLES Studi ini dengan Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015
Oleh : 1
Isty Rarassanty , Sumardi 2, Irvan Permana3 ABSTRAK Isty Rarassanty, NPM. 037109263. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Materi Kenampakan Alam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Examples Non Examples di Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Pakuan Bogor. 2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan kolaborator. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi kenampakan alam pada siswa kelas IV melalui model pembelajaran kooperatif Examples Non Examples. Obyek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 kelas IV yang terdiri dari 23 siswa, dengan komposisi 13 siswa perempuan, dan 10 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siklus pertama kualitas pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai sebesar 78,48 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 92,72, sedangkan hasil observasi perilaku siswa menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas siswa dengan memperoleh nilai rata-rata pada siklus pertama yaitu 72 dan pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 88. Begitu pula dengan ketuntasan hasil belajar siklus pertama memperoleh nilai sebesar 60,57%, dan hasil belajar siklus kedua memperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 91,30%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Selain itu model pembelajaran kooperatif Examples Non Examples dapat meningkatkan kedisiplinan, kerjasama, dan keberanian siswa dalam proses pembelajaran.
Kata kunci : Kooperatif Examples Non Examples, Ilmu Pengetahuan Sosial, Hasil Belajar.
1
Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK Dosen Program studi Pendididkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK 3 Dosen Program studi Pendididkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK 2
1
2
ABSTRACT Isty Rarassanty , NPM . 037109263. Improved Learning Outcomes Subjects Social Sciences In Natural Appearance Matter Through Cooperative Learning Model Application Examples Examples of Non State Primary School East Cilendek 2 District of West Bogor . Thesis Studies Program Elementary School Teacher . The Faculty Pendidikan.Universitas Pakuan Bogor . 2014 . This research is a classroom action research , conducted in collaboration between researchers and collaborators . The purpose of this research is to improve learning outcomes subjects of Social Sciences material natural features in the fourth grade students through cooperative learning model Examples Non- Examples . Object of this research is the State Primary School students Cilendek East 2 class IV consisting of 23 students , with the composition of 13 girls and 10 boys . This research was conducted in the first semester of the school year 2014/2015 . The results showed that the average value of the results of study subjects of Social Sciences in the first cycle of the quality of teaching practices to obtain a value of 78.48 and the second cycle increased to 92.72 , while the observation of the behavior of the students showed an increase in activity with the students gain the average value of the first cycle is 72 and in the second cycle to obtain an average value of 88. Similarly, the first cycle of the thoroughness of learning outcomes gained in value by 60.57 % , and the second cycle of learning outcomes gained mastery learning outcomes at 91.30 % . Based on the results of this study concluded that cooperative learning model Non Examples Examples can improve learning outcomes of fourth grade students at State Primary School East Cilendek 2 District of West Bogor . In addition, cooperative learning model Non Examples Examples can improve discipline , cooperation , and courage of students in the learning process . Keywords : Cooperative Examples Non Examples , Social Science , Learning Outcomes .
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, januari 2015
3
Pendahuluan Proses pendidikan tentunya terikat erat dengan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dimana suatu pembelajaran yang sedang berlangsung terjadi interaksi antara guru dengan siswa dalam upaya mengantarkan anak didik menuju ke arah yang lebih baik. Dalam pencapaian tersebut diperlu suatu strategi pembelajaran, perencanaan dan tindakan yang tepat mengenai proses kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sehingga potensi dan tingkat keberhasilan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai. Berdasarkan data obyektif yang dilakukan di kelas IV (empat) Semester satu Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor menunjukan bahwa proses pembelajaran di kelas selama ini yang terjadi cenderung menggunakan komunikasi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari guru kearah siswa, sehingga siswa menjadi kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti berbagi gagasan dan pengalaman, bertanggungj awab terhadap tugas, kemauan menerima pendapat yang lebih baik, dan bertanya. Selain itu, berdasarkan hasil data guru diketahui bahwa hasil belajar mereka menurun. Hal tersebut telihat dari 23 siswa hanya 7 atau 30,43 siswa yang mencapai KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan sisanya 16 atau 60,57 siswa yang tidak mencapai nilai KKM. Adapun nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 71. Hal yang menjadi penyebab masalah di atas yakni Kegiatan pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, guru dalam menyajikan materi pembelajaran tidak memberikan contoh yang menarik, guru kurang menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif, siswa tidak konsentrasi saat kegiatan pembelajaran, siswa dan guru kurang komunikatif dalam pembelajaran, guru belum mengembangkan alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPS Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena ketidaktepatan penerapan model pembelajaran yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep materi, khususnya pada materi Kenampakan Alam. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan kooperatif dan hasil belajar siswa
baik secara individual maupun klasikal. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples. Model pembelajaran ini mempunyai gagasan agar siswa mempunyai konsep dasar dari materi yang diberikan. Model Examples Non Examples ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut, yaitu Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui media pembelajaran/OHP, guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis gambar., Melalui diskusi kelompok 3-4 orang, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas, Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulan. Kajian Teoretik 1.
Hasil Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan belajar, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan Sudjana (2009:22) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Artinya seorang siswa akan terlihat kemampuan yang dimiliknya setelah ia melakukan pembelajaran, siswa yang belum belajar tidak akan terlihat kemampuan belajarnya. Hasil belajar meruapakan suatu proses usaha sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Slameto (2010:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungan”. Hasil belajar adalah suatu interaksi tindak belajar dan mengajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Artinya, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, januari 2015
4
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapain tujuan pengajaran. 2.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat disemua jenjang pendidikan termasuk di Sekolah Dasar bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Aktivitas manusia yang berkaitan dalam hubungan dan interaksinya dengan aspek keruangan atau geografis. IImu Pengetahuan Sosial merupakan disiplin ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk kepentingan pendidikan. Sebagaimana dijelaskan Supriatna (2007:3) fokus kajian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kehidupan manusia dengan sejumlah aktivitas sosialnya.” Materi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang kemudian diorganisasi, disederhanakan untuk kepentingan pendidikan. Dengan demikian pengembangan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada setiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial dalam persekolahan mempunyai empat tingkatan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang diutarakan Somantri yang dikutip oleh Sapriya (2006:11-12) “mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat empat tujuan pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial di tingkat persekolahan, yaitu : 1) Mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosisl lainnya. 2) Menumbuhkan warga negara yang baik. 3) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus dapat menampung para siswa untuk studi lanjutan ke Universitas maupun yang akan terjun langsung pada kehidupan masyarakat.
4) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah lautan yang lebih luas dari daratannya. Wilayah Indonesia terdapat di daerah iklim tropis, pemandangan alam di Indonesia. Selain itu juga ada kenampakan buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk kepentingan tertentu. Kenampakan alam yang nampak dibumi memiliki keindahan dan manfaat yang banyak bagi manusia begitu pula terdapat dampak negatif apabila manusia tidak bisa menjaga lingkungan sekitar. Kenampakan alam merupakan kenampakan yang dilihat disekitar kita yang ada di bumi dan lingkungan sekitar. Hal ini dijelaskan Hisnu (2008:24) menjelaskan bahwa “Kenampakan adalah sifat atau keadaan tampak, keadaan yang dapat dilihat.” Yang dimaksud dengan alam adalah segala yang ada disekitar kita, semua yang ada diatas bumi, dilingkungan sekitar dan sebagainya. Kenampakan alam adalah berbagai bentukan muka bumi yang terjadi secara alamiah. Kenampakan alam terdiri dari dua bagian pokok yakni kenampakan alam berupa dataran dan kenampakan alam berupa perairan. 3.
Kooperatif Examples Non Examples
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara berkelompok dengan membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan cara kerjasama antar siswa sehingga dalam pembelajaran dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Dijelaskan Sutardi (2007:55) bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan cara kerjasama antar siswa, selain dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreatifitas siswa juga merupakan nilai sosial. Model pembelajaran Kooperatif Examples Non Examples ialah model pembelajaran yang mempersiapkan gambar, diagram, maupun tabel. Sejalan dengan apa yang dijelaskan Ngalimun (2013:176) model pembelajaran Examples Non Examples adalah model
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, januari 2015
5
pembelajaran yang mempersiapkan gambar ,diagram, tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar di tempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok dengan sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi dan refleksi. Pernyataan Trianto tersebut diungkapkan kembali oleh Suprijono (2009:125) yang memiliki pendapat mengenai langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Examples Non Examples, antara lain : 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk meperhiatikan atau menganalisis gambar. 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan. Metodologi Penelitian Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas melalui rancangan sebagai berikut: 1.
2.
Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada awal / semeter ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yaitu pada bulan Oktober 2014.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggart (1998) yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu: penerapan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, empat tahapan tersebut merupakan satu siklus.
Adapun gambar siklus pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Awal
Perencanaan tindakan I
siklus I Pelaksana an tindakan I
Observasi
Refleksi / evaluasi
Siklus II Perencanaan tindakan 2
Pelaksanaan tindakan 2
Observasi 2
Refleksi / evaluasi 2
Hasil Penelitian
Model Kemmis dan Taggart (1998) Hasil Penelitian dan Pembahasan Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus 1 dan siklus II hingga mencapai kriteria keberhasilan penelitian ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 75%. 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Prasiklus Ketercapaian Nilai Hasil Belajar. Tabel 1 Ketuntasan Jumlah Persentase No Hasil Belajar Siswa 1 Tuntas 7 30,43% 2 BelumTuntas 16 60,57% Jumlah 23 100% Tabel 1. menunjukkan ketuntasan nilai hasil tes awal belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas hanya 7 orang atau 30,43%.Sedangkan 23 atau 60,57% orang masih di bawah KKM = 71. 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Materi Kenampakan alam pada siklus I. Tabel 2 Ketuntasan Jumlah Persentase No Hasil Belajar Siswa 1 Tuntas 14 60,87% 2 Belum Tuntas 9 39,13% Jumlah 23 100%
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, januari 2015
6
Tabel 2 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siklus I secara klasikal belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas hanya 14 orang atau 60,87%.Sedangkan 9 orang atau 39,13% belum mencapai KKM = 71. Bila dibandingkan dengan hasil prasiklus dapat dikatakan mengalami peningkatan. 3.
a.
Hasil tes awal dari jumlah 23 siswa, nilai rata-rata yang diperoleh ini adalah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar hanya mencapai 30,43%. b.
Tabel 3 Jumlah Siswa 21 2
Jumlah
Persentase 91,30% 8,70%
23
100%
Tabel 3 menunjukkan ketuntasan nilai hasil belajar siklus II secara klasikal telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas mencapai 23 orang atau 91,30%. Sedangkan 2 orang atau 8,70% belum mencapai KKM = 71. Ini menunjukan peningkatan hasil belajar sebesar 30,43% bila dibandingkan dengan siklus I. PEMBAHASAN Hasil penelitian dibahas pada setiap siklus, untuk memperjelas maka dapat disajikan sesuai dengan tabel di bawah ini. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II Keterangan
Hasil Siklus Aspek yang diteliti Kualitas pembelajaran
I Nilai
II Makna
78,48% Berkualitas
Perubahan perilaku yang nampak pada siswa Ketuntasan hasil belajar
72%
Nilai rata-rata
68,26
Baik
Nilai
Sangat Baik
60,87%Belum Tuntas 91,30% Tuntas Cukup Baik
80,17
c.
Pembahasan Hasil Siklus II Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus II yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran nilai rata-rata 92,72 meningkat menjadi 14,24 dengan interpretasi sangat berkualitas. Perubahan perilaku siswa kelas IV nilai rata-rata 88 meningkat menjadi 16 dengan interpretasi sangat baik. Hasil belajar meningkat 30,43% menjadi 91,30% atau sebanyak 21 siswa mencapai KKM dan 8,70 atau sebanyak 2 siswa belum mencapai KKM 71 dan nilai rata-rata yang diperoleh 80,17. Ini menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar materi Kenampakan alam pada siswa kelas IV telah mencapai indikator keberhasilan minimal yaitu 75% .
Makna
92,72% Sangat Berkualitas 88%
Pembahasan Hasil Siklus I Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 68,26 dengan interpretasi berkualitas. Perubahan perilaku siswa kelas IV memperoleh nilai rata-rata 72 dengan interpretasi baik. Hasil belajar dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa atau 60,87% dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa atau 39,13% dan nilai rata- rata yang diperoleh 68,26.
Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Materi sumber daya alam pada siklus II.
Ketuntasan No Hasil Belajar 1 Tuntas 2 Belum Tuntas
Pembahasan Hasil Prasiklus
Sangat Baik
Meningkat 14,24% Meningkat 16%
Meningkat 30.43 % Meningkat 11,91%
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pada materi Kenampakan alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cilendek Timur 2 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, januari 2015
7
DAFTAR PUSTAKA Dimyati,
Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Bogor 2006 2009, kemudian tahun 2009 melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor.
Hisnu, Tantya. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Aswada Pressindo. Sapriya. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2009. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya Supriatna, Nana. 2007. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI Press. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sutardi, Didi. 2007. Pembaharuan dalam PMB di SD. Bandung: UPI Press Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Isty Rarassanty, Lahir di Bogor pada tanggal 10 April 1991, Agama Islam, anak kedua dari pasangan Bapak Endang Setiawan dan Ibu Asmaningrat. Tinggal di Cilendek Timur Rt/Rw 02/03 Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Pendidikan formal yang ditempuh di SDN Cilendek Timur 2 pada tahun 1997 - 2003 , Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 12 Bogor pada tahun 2003 - 2006,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, januari 2015