Oleh Ir. Kgs. Abdul Kodir, M.Si Budi Raharjo, S.Tp.,M.Si I.K.W. Edi, SP
LATAR BELAKANG Koridor Sumatera adalah produsen karet terbesar di Indonesia, menghasilkan ± 65 % dari produksi karet nasional
Sumatera Selatan memiliki luas areal karet 1.195.111 ha dengan produksi tertinggi diantara provinsi lainnya di Indonesia (≥ 20% dari Produksi Nasional), namun provitasnya masih rendah (rata-rata 0,63 ton/ha/th).
Cara Penanganan dan Kualitas bokar rakyat masih rendah,
PERMASALAHAN •
KUALITAS BOKAR RENDAH – NILAI Po dan PRI, serta KKK rendah – KOTOR, bercampur tatal, kotoran lain – Berwarna kecoklatan / Hitam dan berbau tak sedap
•
PEMANFAATAN HASIL LITBANG BELUM MAKSIMAL – Cara Penanganan yang salah (direndam, dicampur kotoran) – Penggunaan koagulum seadanya – Sistem penjualan bokar yang tidak menguntungkan (menilai KKK bokar hanya berdasar visual)
– Penerapan teknologi hasil litbang belum merata dan konsisten
METODOLOGI • • • •
LOKUS FOKUS METODE R.LINGKUP
: Banyuasin, Sumatera Selatan : Pertanian, mengkaji kegiatan pengolahan bokar rakyat. : Survey dan Uji Adaptasi : » » » » » »
Koordinasi dan Sinkronisasi Survey, pengumpulan data sekunder dan primer Pengujian dan Pengamatan Mutu Teknis Bokar Pembuatan Demplot Pengolahan Bokar Bersih Sosialisasi dan Pelatihan Menyusun Konsep Rekomendasi Kebijakan
SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAAN-PROGRAM
•
Kerangka Sinergi Koordinasi – Dengan Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan : Kerjasama Program Bansos Sarana Pengolahan Bokar bagi Gapoktan – Dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Banyuasin : Kerjasama Program Bimbingan Teknis Pengolahan Bokar Bersih sesuai standar – Pabrik Karet Remah (PT.Badja Baru) : Kerjasama Pemasaran Bokar Petani – Pabrik Deorub : Kerjasama produksi dan penggunaan deorub – Gabungan Kelompok dan Kelompok Tani Karet : Demplot, Sosialisasi dan Pelatihan Teknis Pengolahan Bokar – Pedagang / pengumpul : Kerjasama Pelelangan Penjualan Bokar
•
Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi – Adanya pertemuan koordinasi dan sinkronisasi di Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 24 April 2012 yang dihadiri oleh Forum Bersama (Forbes) Perkebunan Karet Provinsi Sumatera Selatan, dihadiri oleh Tim Peneliti, Kepala Dinas Perkebunan, Para Pakar (dari Unsri, Gapkindo dan dari Balai Penelitian Sembawa) – Terealisasinya Bansos Disbun Prov.Sumsel dan Bintek Disbun Kabupaten Banyuasin – Teraelisasinya Demplot – Diterimanya Bokar petani ke pabrik
PEMANFAATAN HASIL •
Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa – Medukung Perencanaan Program Pembinaan Pengolahan Bokar Bersih, Perkembangan Industri Hilir Perkaretan, Strategi peningkatan pendapatan asli daerah serta peningkatan pendapatan petani melalui Proses Industri yang menggunakan bahan baku karet. – Pembuatan Modul Pelatihan-Pemberdayaan Masyarakat – Melakukan pertemuan pelatihan dan sosialisasi – Menyusun Petunjuk Teknis Pengolahan Bokar – Menyusun makalah untuk publikasi hasil penelitian dan penerbitan Jurnal
•
Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa – Tersebar luasnya publikasi pengolahan bokar bersih – Petani karet rakyat menerapkan pengolahan bokar bersih sesuai standard.
•
Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa – Menyebarluaskan hasil Litbangyasa dalam bentuk jurnal, prosiding, juknis, leaflet, buletin dll – Mensosialisasikan hasil Libangyasa dalam kegiatan workshop, temu lapang, pelatihan, demplot, pertemuan dll
POTENSI PENGEMBANGAN KEDEPAN • Perlunya Program Pembinaan Intensif dari Instansi terkait yang bersinergi sehingga pengolahan bokar bersih dapat benar-benar terwujud • Adanya pengawalan teknologi yang terusmenerus berkesinambungan oleh Lembaga Litbang terkait (BPTP Sumsel) • Perlu dukungan dana yang cukup
FOTO-FOTO KEGIATAN
Survey data di lokasi petani
Pengujian Koagulum
Sosialisasi Hasil Pengujian Pelatihan & Bimbingan
PENUTUP A. Kesimpulan • Ditinjau dari tahapan pelaksanaan kegiatan dan anggaran maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan penelitian sudah sesuai dengan rencana • Dari hasil pelaksanaan survey telah diperoleh data dan diketahui bahwa sebagian besar petani karet di lokasi penelitian belum menerapkan cara pengolahan bokar sesuai standar pengolahan bokar bersih. Setelah dilakukan uji coba pengolahan bokar bersih di lokasi petani dan dengan menggunakan bahan penggumpal lateks yang dianjurkan (deorub), petani baru menyadari bahwa teknologi hasil litbang yang diterapkan akan benar-benar memperoleh manfaat. Olehkarena itu setelah dilakukan sosialisasi hasil litbang, kemudian dilakukan pelatihan dan bimbingan teknis tentang pengolahan bokar bersih dengan menggunakan bahan penggumpal lateks “deorub” maka petani baru dapat menerima dan mau menerapkan teknologi hasil litbang tersebut. B. Saran • Untuk Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan perlu pembinaan dan pengawalan teknologi yang terus menerus hingga benar-benar terwujud pengolahan bokar bersih sesuai standar. • Perlu dukungan kebijakan yang komitmen dan dukungan dana / anggaran dari instansi terkait (Dinas Perkebunan Kabupaten dan Provinsi, BPTP Sumatera Selatan) yang bersinergi dengan Gapkindo serta pelaku bisnis karet lainya • Untuk pengembangan hasil litbang yang telah dihasilkan ini yaitu dalam bentuk program difusi teknologi agar hasil litbang ini dapat lebih cepat tersebar dimanfaatkan oleh petani karet lainnya, maka masih diperlukan Dukungan Program Ristek.