ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
PELATIHAN PASSING KE DINDING EMPAT REPETISI LIMA SET SELAMA ENAM MINGGU LEBIH BAIK DARIPADA PELATIHAN PASSING BERPASANGAN EMPAT REPETISI LIMA SET SELAMA ENAM MINGGU DALAM MENINGKATKAN KETEPATAN TEMBAKAN BOLA PADA SISWA PUTRA SDN 1 KEDIRI LOMBOK BARAT 2015 Oleh: I Made Karna Laksana*, I P G Adiatmika**, I W Weta*** *SD NEGERI 1 KEDIRI LOMBOK BARAT **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ***Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana
ABSTRAK Sepak bola merupakan bagian dari permainan yang bertujuan untuk berusaha memasukkan bola ke gawang lawan. Kenyataan di lapangan banyak pemain yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tembakan ke arah gawang. Sehingga perlu dibuat program latihan yang bertujuan untuk meningkatan ketepatan tembakan ke arah gawang. model pelatihan yang diberikan yaitu pelatihan passing ke dinding dan pelatihan passing berpasangan. Penelitian dilakukan dengan pre dan post test group design di SDN 1 Kediri. Jumlah sampel 24 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang, Kelompok-1 diberikan pelatihan passing ke dinding dan Kelompok-2 diberikan pelatihan passing berpasangan. Analisis deskriptif menunjukkan antropometri subjek penelitian dengan karakteristik yang sama. Hasil uji peningkatan dengan t-paired menunjukkan skor awal Kelmpok-1 12,58 dan skor ahir Kelompok-1 28,83 dengan p=0,000.dan skor awal Kelompok-2 11,25 dan skor ahir Kelompok-2 20,50 p=0,000. Hasil uji beda dengan uji t-independent menunjukkan skor awal Kelompok-1 12,58 dan skor awal Kelompok-2 11,25 dengan nilai p= 0,083 dan skor ahir Kelompok-1 28,83 dan skor akhir Kelompok2 20,50 dengan nilai p= 0,000. Dari hasil uji t-paired dan t-independent didapatkan p<0,05. Menunjukkan bahwa pelatihan ini memberikan pengaruh berbeda bermakna. Hal ini disebabkan pelatihan passing ke dinding lebih fokus dan lebih konsentrasi pada bola. Disimpulkan pelatihan passing ke dinding lebih baik daripada pelatihan passing berpasangan dalam meningkatkan ketepatan tembakan pada permainan sepak bola SD Negeri 1 Kediri. Untuk itu disarankan kepada para pelatih dan guru olahraga yang melatih cabang sepak bola untuk menerapkan pelatihan passing ke dinding dalam memberikan pelatihan. Kata Kunci: pelatihan passing ke dinding, pelatihan passing berpasangan, ketepatan tembakan.
37
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
PASSING TRAINING TO WALL FOUR REPS FIVE SET FOR SIX WEEKS TRAINING BETTER THAN PASSING PAIRS OF REPS FIVE SET FOR SIX WEEKS IN IMPROVING THE ACCURACY SHOTS ON STUDENT SON BALL SDN 1 KEDIRI WEST LOMBOK 2015 By: I Made Karna Laksana *, IPG Adiatmika **, I W Weta *** * SD WEST STATE 1 KEDIRI LOMBOK ** Master of Sports Physiology University of Udayana *** Master of Sports Physiology University of Udayana ABSTRACT Football is part of the game which is aimed at trying to put the ball into the opposing goal. Reality on the ground a lot of players who do not have the ability to make shots on goal. So that needs to be made exercise program that aims to improve the accuracy of shots on goal. training models that give the training passing into the wall and passing training in pairs. The study was conducted with pre and post test group design at SDN 1 Kediri. Number of samples 24 people were divided into two groups, each group consisting of 12 people, the Group-1 passing the training given to the wall and Group-2 passing the training given in pairs. Descriptive analysis showed anthropometric research subjects with the same characteristics. The test results increase with t-paired showed initial score Kelmpok-1 score of 12.58 and 28.83 ahir Group-1 with p = 0,000.dan initial score Group-2 score of 11.25 and 20.50 ahir Group 2 p = 0,000. Different test results with independent t-test showed initial scores 12.58 Group-1 and Group-2 initial score of 11.25, with p = 0.083 and ahir scores 28.83 Group-1 and Group-2 final score of 20.50 with the value of p = 0.000. From the results of paired t-test and tindependent obtained p <0.05. This shows that training significantly different effect. This is due to the wall passing training more focused and more concentration on the ball. Training concluded passing to the wall better than passing training in pairs in improving the accuracy of the shot in the game of football SD Negeri 1 Kediri. It is recommended to coaches and sports teachers who coached football team to implement training passing into the wall in training. Keywords: passing training to the wall, passing training in pairs, the accuracy of the shot.
38
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
dengan perolehan nilai yang tinggi,
PENDAHULUAN
dengan
arah
yang
menggunakan
Latar Belakang
baik
tenaga
dan sekecil
mungkin.
Proses pembinaan olahraga di
Ada tiga komponen utama
Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan
yang
dan perlombaan yang telah di ikuti
efisien yaitu kesegaran jasmani dan
belum
kemampuan
gerak,
memuaskan. Misalnya di pentas
penginderaan
atau
olahraga tingkat Asia, Indonesia
proses – proses perseptual.1. Untuk
masih ketinggalan jauh dari negara
itu dalam gerakan efisien diperlukan
lain meskipun dalam satu atau dua
latihan
cabang olahraga prestasi Indonesia
kontinyu dan teratur serta pemecahan
telah mencapai tingkat dunia.
masalah prestasi olahraga yang baik
menunjukan
hasil
yang
Pembinaan olahraga ini harus
mendukung
–
latihan
gerakan
yang
kemampuan sensori
yang
serta
benar,
pula.
dipahami sebagai suatu sistem yang
Hal ini disebabkan apabila
kompleks, sehingga masalah yang
dalam latihan kurang benar, tidak
terdapat di dalamnya perlu ditelaah
direncanakan
dari
luas.
dahulu maka jalannya latihan kurang
Pembinaan yang dimaksud antara
sempurna dan prestasi olahraga tidak
lain dapat dilakukan pada aspek
maksimal.
gerakan. Gerakan – gerakan dalam
olahraga
bidang
mengalami
sudut
pandang
yang
olahraga
diharapkan
terprogram
Peningkatan sepak
bola
kendala,
lebih
prestasi banyak karena
dilakukan dengan cara efisien dan
kurangnya pengembangan teori dan
teknik
Gerakan
pemanfaatan metode latihan yang
dikatakan efisien apabila gerakan –
didukung dari berbagai disiplin ilmu
gerakan yang terkoordinasi dengan
pengetahuan
baik,
kualitas
yang
benar.
dikombinasikan
menghasilkan diperlukan
gerakan untuk
untuk
serta
peningkatan
pelatihan
pembinaan
yang
olahraga. Pembinaan tersebut dapat
menyelesaikan
dicapai melalui pendekatan ilmiah
tugas tertentu, dan memanfaatkannya
39
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
terhadap ilmu – ilmu pengetahuan
dengan latihan plyometrics tersebut
yang terkait.
dapat Nossek1
meningkatkan
power,
berbagai
kekuatan, kecepatan, daya ledak serta
ilmu yang berkaitan dengan olahraga
elastisitas otot. Berkaitan dengan
antara lain adalah fisiologi latihan,
latihan kesegaran fisik umum dan
biomekanika olahraga dan pedagogi
khusus dapat dikemukakan beberapa
di
sosiologi
metode latihan fisik seperti latihan
olahraga, psikologi olahraga dan
berbeban, latihan interval, latihan
kesehatan olahraga. Sebagai pelatih
sirkuit,
seharusnya
mengetahui
Masing – masing metode latihan
memahami
pengetahuan
Menurut
bidang
olahraga,
dan
dan
tersebut
–
latihan
mempunyai
pengetahuan yang telah disebutkan.
tujuan yang berbeda.
Hal ini penting karena pengetahuan –
Pemilihan
plyometrics.
fungsi
dan
dan
penerapan
pengetahuan tersebut sebagai konsep
metode dalam pelatihan ketepatan
yang mendasari dalam penetapan
tembakan untuk pemain sepak bola
suatu program latihan fisik yang
siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok
efisien dan dapat diterapkan di dunia
Barat. agar metode yang diterapkan
pendidikan.
mampu meningkatkan penguasaan
Radcliffe2.
Peningkatan
ketepatan
tembakan
tembakan,
maka
pada
sepak bola dipengaruhi oleh kualitas
penelitian ini akan dicobakan dua
otot yang dimiliki pemain. Untuk
macam metode pelatihan Passing,
memperoleh peningkatan ketepatan
yaitu
tembakan sepak bola yang maksimal,
pelatihan Passing berpasangan.
dan
juga
dari
ke
dinding
dan
Dalam meningkatkan prestasi
tentunya diperlukan kekuatan otot tungkai
Passing
sepak
semua
bola
diperlukan
berbagai
kelompok otot yang mendukung
pertimbangan dan perhitungan serta
gerakan tembakan sepak bola. Ada
analisis yang cermat mengenai faktor
berbagai macam latihan passing yang
– faktor yang menentukan dan
dapat
menunjang
diterapkan
dalam
melatih
prestasi
sepak
bola.
kekuatan otot tungkai diantaranya
Faktor – faktor tersebut diantaranya
dengan latihan plyometrics. Karena
adalah kekuatan otot tungkai. Oleh
40
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
karena itu perlunya kekuatan otot
kaki
tungkai untuk mengetahui prestasi
ketepatan
sepak bola yang telah dilatih dengan
permainan sepakbola.
pelatihan dalam
passing prestasi
Keberhasilan
olahraga,
sehingga
mempengaruhi
tembakan
Berdasarkan
latar
dalam
belakang
perlu
masalah yang telah dikemukakan di
didukung pula oleh kekuatan dan
atas, maka penelitian ini berjudul
ketepatan. Seperti yang dikemukakan
“Pelatihan passing ke dinding empat
Yessis & Turbo3 untuk keberhasilan
repetisi
dalam prestasi olahraga, tidak hanya
minggu
kekuatan
Pelatihan passing berpasangan empat
yang diperlukan
tetapi
lima
set
lebih
baik
daripada
repetisi
percepatan. Sebagai contoh seorang
minggu
pemain bola voli atau bulutangkis,
ketepatan tembakan bola pada siswa
harus
putra SD Negeri 1 Kediri Lombok
didukung
dapat
ketepatan
meloncat
dengan
melakukan variasi smash,
Berdasarkan
atau passing bola pada permainan
permasalahan
daya ledak otot kaki merupakan yang
sepakbola.
Dari
lima set selama enam minggu dalam dapat
ketepatan
meningkatkan
ketepatan
tembakan bola siswa SD Negeri 1
permainan kedua
berikut:
passing berpasangan empat repetisi
salah satu model pelatihan yang
dalam
sebagai
minggu lebih baik daripada pelatihan
dan passing berpasangan merupakan
tembakan
belakang
empat repetisi lima set selama enam
Model pelatihan passing ke dinding
meningkatkan
latar
Apakah Pelatihan passing ke dinding
dapat
mempengaruhi kemampuan passing.
dapat
meningkatkan
masalah, maka perlu dirumuskan
sepakbola, kekuatan otot kaki atau
faktor
dalam
enam
Rumusan Masalah
Dalam melakukan tendangan
satu
selama
Barat tahun 2015”.
kecepatan yang tepat untuk dapat
salah
set
enam
dan
perlu
lima
selama
Kediri Lombok Barat?
model
pelatihan ini, model pelatihan yang manakah yang lebih berpengaruh dalam meningkatkan daya ledak otot
41
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
ditetapkan untuk
Tujuan Penelitian
sebagai
Untuk mengetahui Pengaruh pelatihan
passing
Kriteria sampel inklusi adalah: 1) Jenis kelamin laki-laki. 2) Umur
Siswa SDN 1 Kediri Lombok Barat.
10 – 12 tahun. 3) Siswa kelas V dan
METODE PENELITIAN
kelas VI. 4) Indeks Massa Tubuh,
Rancangan Penelitian
kategori normal. 5) Bersedia sebagai
Penelitian ini adalah penelitian
subjek penelitian dari awal sampai
rancangan
selesai, dengan menandatangani surat
penelitian yang digunakan adalah 4.-
persetujuan
-Randomized Pre and Post Test
sampel.
Group Design
sebagai
• Kriteria sampel inklusi.
Ketepatan Tembakan Bola Pada
dengan
adalah
berikut:
berpasangan
dengan Passing ke dinding Terhadap
eksperimental
sampel
dapat dipilih
4
kesediaan
sebagai
• Kriteria sampel eksklusi.
Tempat dan Waktu Penelitian
Kriteria
sampel
eksklusi
di
adalah: 1) Ada riwayat patah tulang.
Lapangan SD Negeri 1 Kediri,
2) Berdomisili di luar Kediri dan
Lombok Barat. Waktu penelitian
sekitarnya
selama dua bulan terhitung mulai
• Kriteria drop out.
Penelitian
dilakukan
April sampai dengan bulan
Kriteria drop out adalah : 1)
Mei 2015, pada pukul 16.00 – 17.30
Subjek sakit, cedera, sehingga tidak
Wita.
bisa mengikuti pelatihan. 2) Dua kali
Populasi dan Sampel
berturut-turut
Populasi
pelatihan. 3) Menarik diri dari subjek
bulan
tidak
mengikuti
penelitian
Populasi dari penelitian ini
Besar Sampel
adalah seluruh siswa putra SD
Berdasarkan hasil penelitian
Negeri 1 Kediri Lombok Barat.
pendahuluan
Sampel
melakukan
passing
Sampel diambil dari populasi
terhadap 10 orang siswa, rerata hasil
penelitian yang memenuhi kriteria
ketepatan tembakan bola sebelum
inklusi dan eksklusi. Kriteria yang
pelatihan adalah 4,06 dengan standar
42
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
deviasi
σ
=
0,57.
Harapan
Teknik pengambilan sampel
peningkatan ketepatan menendang
dilakukan
bola setelah pelatihan sebesar 20%1.
berikut: 1) Mengadakan pemilihan
Besar sampel (n) dihitung dengan
sejumlah
menggunakan rumus Pocock4 sebagai
populasi siswa SDN Negeri 1 Kediri
berikut:
Kab. Lombok Barat berdasarkan
dengan
cara
sampel
sebagai
dari
seluruh
kriteria inklusi. 2)Jumlah sampel Keterangan :
yang
terpilih,
diseleksi
n = Jumlah sampel
berdasarkan
n = 9.85 dibulatkan menjadi 10
Mengadakan pemilihan besar sampel
kriteria
ekslusi.
lagi 3)
sebanyak 24 orang siswa secara acak
orang
sederhana dari subjek yang terpilih
= Batas kemaknaan diambil 5%
tersebut. 4) Melakukan pembagian
atau 0,05. σ = Standar deviasi = 0,57 meter
kelompok sebanyak dua kelompok
β = kekuatan (power) penelitian 0,9,
dengan masing-masing sejumlah
(β = 0,1 )
acak
(α,β).
µ2
orang.
Pembagian
kelompok dilakukan dengan cara
f (α,β) = 10,5 (dari tabel Value of f
µ1
12
kelompok
sederhana.
kelompok-1
= Rata-rata hasil ketepatan
akan
Selanjutnya menerima
tembakan bola sebelum
pelatihan passing ke dinding (jarak
pelatihan = 4,06
10,m), kelompok-2 akan menerima pelatihan passing berpasangan (jarak
= Harapan peningkatan ketepatan tembakan = 4,87
10,m).
Untuk mengantisipasi subjek
Variabel Penelitian Berdasarkan
drop out dari penelitian ini, maka
fungsi
dan
jumlah sampel untuk tiap kelompok
peranannya, variabel penelitian dapat
ditambah 20% dari jumlah n, berarti
diklasifikasikan menjadi: 1) Variabel
jumlahnya 12 orang (dua kelompok
bebas yaitu: pelatihan passing ke
x 12 orang = 24 orang).
dinding (10,m), dan pelatihan pasing berpasangan (10,m). 2) Variabel tergantung
Teknik Pengambilan Sampel
43
yaitu:
ketepatan
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
• Passing berpasangan.
tembakan. 3) Variabel kontrol yaitu:
Passing berpasangan
jenis kelamin, tinggi badan, Indeks
adalah
Massa Tubuh Variabel rambang
menendang bola ke arah lawan
yaitu: suhu lingkungan, kelembaban
dengan menggunakan salah satu kaki
relatif udara, ketinggian tempat di
yang dilakukan dengan cara terus
atas
menerus 5 menit dan istirahat 5
permukaan
laut,
arah
dan
kecepatan angin.
menit
Definisi Operasional Variabel
peserta mendapatkan kesempatan 20
cara,teste berdiri di depan bola yang
mengenai variabel yang berhubungan
berjarak 10 meter dari arah pasangan
dengan penelitian ini, maka variabel
kemudian
diartikan sebagai berikut :
Passing ke dinding kearah
• Ketepatan tembakan. Ketepatan tembakan, berarti suatu tendangan yang benar atau
menerus selama 5 menit dan istirahat
tembakan
5 menit,sehingga setiap pelatihan masing-masing
ketepatan
kesempatan 20 menit.
ketelitian.
depan bola yang berjarak 10 meter
dilanjutkan
belakang
dengan
gerakan
sekali.
mempunyai
arti
suatu
Jadi
yang
dimaksud
dengan ketepatan tembakan adalah
kemudian
ke
tepat
tendangan yang tepat atau tendangan
Dengan cara,teste berdiri di
dinding
yang
Sedangkan ahli lain mengatakan
mendapat
kaki
ke
menit.
dinding
yang dilakukan dengan cara terus
mengayun
kaki
menendang ke arah lawan selama 5
adalah
dengan menggunakan salah satu kaki
arah
mengayun
belakang dilanjutkan dengan gerakan
• Passing ke dinding
dari
masing-masing
menit setiap pertemuan. Dengan
Untuk memberikan pengertian
menendang bola
sehingga
suatu tendangan
yang dilakukan
dengan tepat pada sasaran.lalu diberi angka sasaran 1 sampai dengan5
menendang ke dinding selama 5 menit.
44
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
Gambar 4.2 Lapangan Tes Menendang Bola (Nurhasan, 2007:163) 5 sebelum tes awal dimulai. 2) Uji
Cara mengukur ketepatan tembakan: Teste
ditugaskan
Normalitas
melakukan
gawang
berikan
angka
kesempatan
yang
sudah
1,3,5,7
melakukan
(ketepatan
tembakan) dengan Saphiro Wilk Test
tembakan dengan jarak 13 meter kearah
data
yang bertujuan untuk mengetahui
di
distribusi
dengan
data
kelompok
tembakan
perlakuan
kelompok
masing-masing 10 kali kemudian
masing-masing dari
pelatihan.
kedua Batas
kemaknaan adalah 95% (α = 0,05).
dilihat arah masuknya bola tepat
(p > 0,05 maka dikatakan data
pada angka sasaran yang nantinya
berdistribusi normal dan apabila p <
dicatat sebagai skor.
0,05
ini
berarti
data
tidak
Hasil perlakuan menendang
berdistribusi
normal).
bola ke arah gawang merupakan data
homogenitas
data
ketepatan menendang masing-masing
tembakan)
subyek penelitian.
bertujuan untuk mengetahui variasi
Uji
(ketepatan Levene
Test,
data. Batas kemaknaan atau tingkat
Analisis Data Berdasarkan
dengan
3)
data
kepercayaan yang digunakan adalah
yang
α = 0,05. (p > 0,05 maka dikatakan
diperoleh dianalisis dengan langkah-
data homogen dan apabila p < 0,05
langkah sebagai berikut: 1) Statistik
ini berarti data tidak homogen). 4)
Diskriptif untuk menganalisis umur,
Uji komparasi data (hasil tembakan
berat badan, tinggi badan, Indeks
sebelum
Massa Tubuh, yang datanya diambil
45
pelatihan)
pada
kedua
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
kelompok
perlakuan
dengan
atau Hi diterima (hipotesis penelitian
komparasi
diterima atau ada perbedaan yang
parametrik (t-independent test). Uji
signifikan). 6) Uji komparasi data
ini bertujuan untuk membandingkan
antara sebelum dan sesudah pelatihan
rerata
pada
menggunakan
uji
ketepatan
tembakan
kelompok sebelum pelatihan
masing-masing
kelompok
perlakuan dengan menggunakan uji
di
antara kedua kelompok pelatihan.
komparasi
Batas kemaknaan yang digunakan
berpasangan). Uji ini bertujuan untuk
adalah α = 0,05. (p > 0,05 maka Ho
mengetahui
diterima atau Hi ditolak (hipotesis
terhadap
penelitian ditolak atau tidak ada
pelatihan
perbedaan
kelompok
yang
signifikan
dan
parametrik
efek
hasil
(uji
dari
pelatihan
tembakan
pada
t-
setelah
masing-masing
pelatihan.
Batas
apabila p < 0,05 maka Ho ditolak
kemaknaan yang digunakan adalah
atau Hi diterima (hipotesis penelitian
α = 0,05. Jika hasilnya (p > 0,05
diterima atau ada perbedaan yang
maka Ho diterima atau Hi ditolak
signifikan). 5) Uji komparasi data
(hipotesis penelitian ditolak atau
(ketepatan
setelah
tidak ada perbedaan yang signifikan)
kelompok
dan apabila p < 0,05 maka Ho
pelatihan dengan menggunakan uji
ditolak atau Hi diterima (hipotesis
komparasi parametrik
penelitian
tembakan
perlakuan) pada kedua
(t-
independent test). Uji ini bertujuan
diterima
atau
ada
perbedaan yang signifikan).
untuk membandingkan efek dari pelatihan
terhadap
ketepatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tembakan setelah pelatihan di antara kedua
Hasil Penelitian
kelompok pelatihan. Batas
Penelitian
yang
telah
kemaknaan yang digunakan α = 0,05.
dilaksanakan
Jika hasilnya
Kabupaten Lombok Barat, selama
(p > 0,05 maka Ho
di
1
Kediri
diterima atau Hi ditolak (hipotesis
enam
penelitian ditolak atau tidak ada
rancangan eksperimental terhadap
perbedaan
dan
dua kelompok pelatihan. Subjek
apabila p < 0,05 maka Ho ditolak
penelitian berjumlah 24 orang, yang
yang
signifikan)
46
minggu
SDN
menggunakan
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
dibagi menjadi dua masing-masing dari
12
kelompok
orang.
pelatihan
dinding
dan
pada 68% sampai 80%. Kondisi
satu
lingkungan selama pelatihan dan
ke
pengukuran dapat diadaptasi oleh
passing
kelompok
pelatihan
sedangkan kelembaban relatif berada
terdiri
Kelompok
diberikan
diberikan
kelompok,
dua
anggota
passing
sampel
karena
anggota
sampel bertempat tinggal di sekitar
berpasangan
lokasi
Karakteristik Subjek Penelitian
Dengan demikian kondisi lingkungan
Karakteristik subjek penelitian
tidak
yang meliputi: umur, tinggi badan,
pelaksanaan
mempengaruhi
penelitian.
pelaksanaan
penelitian.
berat badan, Indeks Massa Tubuh sebelum
pelatihan
pada
kedua
Pengaruh Latihan Terhadap Hasil
kelompok pelatihan dapat dilihat
Ketepatan Tembakan
pada Tabel
Sebagai
Tabel memperlihatkan bahwa,
prasyarat
untuk
menentukan uji statistik yang akan
karakteristik umur, tinggi badan,
digunakan
berat badan, Indeks Massa Tubuh,
normalitas dan homogenitas data
dari kedua kelompok
hasil tembakan bola sebelum dan
memiliki
maka
dilakukan
uji
karakteristik yang sama
sesudah pelatihan. Uji normalitas
Lingkungan Penelitian
dengan menggunakan uji Saphiro
Kondisi
lingkungan
yang
Wilk, sedangkan uji homogenitas
diukur selama pelaksanaan penelitian
menggunakan Levene Test,
adalah suhu, dan kelembaban tempat
semua
penelitian..
tergantung, yang hasilnya tertera
variabel
pada Tabel 5.3.
Berdasarkan Tabel 5.2 rentang suhu berkisar antara 27,6oC – 30,0oC,
47
bebas
untuk dan
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data ketepatan tembakan Sebelum dan Sesudah Pelatihan Siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok Barat Ketepatan tembakan p . Uji Normalitas P. bola (Saphiro Wilk- Test) Homogenitas Kelompok 1 Kelompok 2 Sebelum Pelatihan 0, 552 0,248 0,943 Sesudah Pelatihan .
Berdasarkan
0, 732 hasil
0,183
uji
sesudah
0,555 pelatihan
berdistribusi
normalitas (Saphiro Wilk- Test) dan
normal dan homogen.
uji homogenitas (Levene-Test) data
Uji
ketepatan tembakan bola sebelum
tembakan bola Sebelum Pelatihan
Komparabilitas
ketepatan
Uji Komparabilitas bertujuan
dan sesudah pelatihan menunjukkan bahwa dari kedua uji tersebut pada
untuk
kedua kelompok pelatihan memiliki
ketepatan
nilai p lebih besar dari 0,05 (p >
pelatihan. Hasil analisis kemaknaan
0,05), yang berarti data ketepatan
dengan uji t-independent
tembakan bola
berpasangan), yang
sebelum
dan
membandingkan tembakan
rerata sebelum
(tidak
disajikan pada
Tabel 5.4.
,
Tabel 5.4 Rerata Ketepatan tembakan bola Pada Kedua Kelompok Pelatihan
N
Pelatihan passing ke dinding Pelatihan passing berpasangan P**
Sebelum setelah rerata±SB rerata±SB 12 12,58±1,88 28,83±2,72 12 11,25±1,71 20,50±2,11 0,083 0,000
P* 0,000 0,000
Keterangan : p* = uji t paired P**= uji t independent pelatihan di antara kedua kelompok
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa
tidak berbeda bermakna. Dengan
rerata hasil tembakan bola sebelum pelatihan pada kedua
kelompok
pelatihan memiliki nilai
p = 0,083.
demikian ketepatan tembakan bola kelompok pelatihan-1 dan pelatihan2 sebelum pelatihan sebanding.
Hal ini berarti bahwa rerata hasil ketepatan
tembakan
sebelum
48
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
Uji
Beda
Rerata
terhadap ketepatan tembakan bola
Peningkatan
Ketepatan tembakan Awal dan
sesudah pelatihan
Akhir Pelatihan
statistik
rerata
peningkatan
masing-masing
digunakan
uji
Berdasarkan dengan
kelompok
t-paired
(tidak
Uji
t-
berpasangan),
yang disajikan dalam Tabel 5.4.
ketepatan
tembakan awal dan akhir pelatihan pada
parametrik
independent
Untuk mengetahui perbedaan
digunakan uji
analisis
menggunakan
independent
test
hasil
(tidak
uji
t-
berpasangan),
(berpasangan) pada α = 0,05 yang
seperti pada Tabel 5.4 di atas,
hasilnya disajikan pada Tabel 5.4
menunjukkan bahwa rerata hasil ketepatan
Tabel 5.4 menunjukkan beda rerata
peningkatan
pelatihan
ketepatan
tembakan
sesudah
antara
kelompok
di
tembakan
sebelum dan sesudah
pelatihan passing ke dinding dan
pelatihan
pada
masing-masing
pelatihan passing berpasangan, tidak
nilai p lebih
berbeda bermakna dimana nilai p
kelompok memiliki
kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hal ini
lebih besar dari 0,05.
berarti
Pembahasan
pada
kelompok
masing-masing
terjadi
peningkatan
Kondisi Subjek
ketepatan tembakan sebelum dan
Sampel penelitian berjumlah
sesudah pelatihan secara bermakna.
24 orang yang sehat dan berasal dari
Dengan demikian pelatihan passing
siswa putra SD Negeri 1 Kediri
ke dindng dan pelatihan passing
Kabupaten Lombok Barat. Sampel
berpasangan
ini mewakili populasi target yaitu,
ketepatan
dapat meningkatkan
tembakan
bola pemain
seluruh siswa putra kelas,V dan VI. Rerata
bola siswa SDN 1 Kediri Lombok
siswa
yang
dilibatkan sebagai subjek penelitian
Barat Uji
umur
Komparabilitas
pada
ketepatan
spesialisasinya
Untuk membandingkan efek
pelatihan
khususnya
untuk
olahraga sepak bola sudah bisa
dari pelatihan passing ke dinding dan passing
kelompok
adalah 11,00 – 12,00 tahun. Pelatihan
tembakan Sesudah Pelatihan
pelatihan
kedua
berpasangan
50
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
diberikan pada anak yang berumur
berdasarkan rerata Indeks Massa
10 tahun6.
Tubuh
Rerata berat badan subjek penelitian
pelatihan menjelaskan bahwa status
kelompok
dalam kategori normal7.
4,13 kg pada
kelompok dua. Sedangkan
kedua
gizi subjek penelitian berada
adalah 31,00±4,22 kg pada kelompok satu dan 30,83 ±
pada
Rerata
Karakteristik subjek penelitian
subjek penelitian
yang meliputi : umur, berat badan,
adalah 134,67 ± 6,00 cm pada
tinggi badan, Indeks Massa Tubuh,
kelompok-1, dan 132,92 ± 4,64
pada kelompok pelatihan passing ke
cm pada kelompok-2. Tinggi badan
dinding dan passing berpasangan
dan berat badan merupakan faktor
menunjukkan
nilai
yang
homogenitas
kedua
tinggi badan
dapat
mempengaruhi
p
dari
uji
kelompok
kecepatan6. Secara sistematis dapat
pelatihan lebih besar dari 0,05 (p >
dinyatakan daya ledak
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
kekuatan
(force)
(power) =
X
kecepatan
(velocity)7.
Tinggi
badan
berhubungan
dengan
panjang
kondisi
subjek
kelompok
penelitian
kedua
pelatihan
memiliki
subjek
penelitian
karakteristik
berada dalam kondisi yang sama.
tungkai, yang juga akan berpengaruh bola8.
Sehingga
badan
badan, berat badan, Indeks Massa
ataupun panjang tungkai juga akan
Tubuh, tidak menimbulkan efek yang
berpengaruh pada daya ledak yang
berarti terhadap hasil penelitian.
selanjutnya tentu akan berpengaruh
Lingkungan Penelitian
pada
kekuatan
Dengan
tembakan
demikian
tinggi
variabel
Pelatihan
pada ketepatan tembakan bola.
umur,
tinggi
dilaksanakan
di
Rerata Indeks Massa Tubuh
lapangan Umum Kecamatan Kediri
sebagai subjek penelitian adalah
pada pukul 16.00 s/d 17.30 wita
17,08
dengan variasi suhu antara 27,6oC –
±
0,90
pada
kelompok
pelatihan satu, dan 17,58 ± 1,44 pada
30,0oC dan
kelompok dua. Indeks Massa Tubuh
berada pada 68% - 80%. Berdasarkan
menggambarkan
data kelembaban relatif
seseorang,
status
dengan
gizi
kelembaban relatif
tempat
pelatihan berlangsung masih dalam
demikian
51
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
batas nyaman. Kondisi ini akan
didapatkan data rerata hasil ketepatan
sangat
tembakan
mendukung
pelaksanaan
sebelum
pelatihan
pelatihan9, daerah yang nyaman bagi
12,58±1,88 dan sesudah pelatihan
orang Indonesia untuk melakukan
28,83±2,72
aktivitas
(pelatihan passing ke 2 (pelatihan
pelatihan
adalah
pada
pada
kelembaban relatif yang berkisar
passing
antara 70% - 80%.
ketepatan
Distribusi dan Varians Ketepatan
dinding).
tembakan
Kelompok-1
Berdasarkan
uji
berpasangan) tembakan
rerata sebelum
Sedangkan sebelum
pada pelatihan
11,25±1,71 dan sesudah pelatihan
normalitas
dengan Shapiro-Wilk Test
Kelompok-1
20,50±2,11.
dan uji
homogenitas dengan Levene Test
Berdasarkan analisis data tes
data ketepatan tembakan sebelum
hasil ketepatan tembakan antara tes
dan sesudah pelatihan, menunjukkan
awal dan tes akhir pada masing-
nilai p untuk kedua data tersebut
masing
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
menggunakan uji t – paired test (Tabel
Dengan demikan data hasil
kelompok
5.4),
dapat
dengan
disampaikan
ketepatan tembakan sebelum dan
bahwa rerata ketepatan tembakan
sesudah pelatihan kedua kelompok,
sebelum
berdistribusi normal dan homogen.
diperoleh nilai p = 0,000 pada
Data yang memiliki sebaran normal
kelompok-1,
dan homogen
kelompok-2 p = 0,000. Dengan
merupakan data
dan
setelah
sedangkan
demikian
digunakan uji parametrik10.
tembakan
Pengaruh Pelatihan passing ke
pelatihan diperoleh nilai p lebih kecil
dinding dan passing berpasangan
dari 0,05 (p < 0,05) pada kedua
Terhadap
kelompok perlakuan. Hal ini berarti
tembakan
rerata
pada
parametrik, sehingga uji selanjutnya
ketepatan
maka
pelatihan
sebelum
dan
ketepatan setelah
bahwa rerata ketepatan tembakan
bola hasil ketepatan
sebelum dan setelah pelatihan pada
tembakan selama pelatihan enam
masing-masing kelompok pelatihan
minggu dari tes awal dan tes akhir
terdapat perbedaan yang bermakna.
Berdasarkan
52
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
Dengan hasil ini, dapat dikatakan
menyatakan
bahwa kedua tipe pelatihan yang
frekuensi tiga kali seminggu adalah sesuai
diterapkan memiliki pengaruh pelatihan
dalam
pelatihan
untuk
pemula
menghasilkan
meningkatkan
dengan
dan
akan
peningkatan
yang
berarti.
ketepatan tembakan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Pelatihan yang diterapkan pada
yang dilakukan oleh Muliasari11 dari
subjek penelitian merupakan model
hasil pengujian t-test didapat t-hitung
pelatihan
plyometrik.
adalah 3,001 lebih besar dari t-tabel
Nala12,
pelatihan
sebesar 2,110 dengan taraf signifikan
merupakan
5% maka dapat dikemukakan bahwa
pelatihan yang paling efektif untuk
dengan melakukan latihan passing
meningkatkan
dapat
seperti pada pemain sepak bola.
meningkatkan
ketepatan
salah
Menurut plyometerik
satu
daya
model
ledak
otot,
tembakan bola dalam permainan
Pelatihan
sepak bola. Dengan demikian berarti
mengembangkan
hipotesis satu dan dua terbukti, yaitu
eksplosif dan kecepatan reaksi, serta
pelatihan passing ke dinding
dan
ditujukan kepada tiga kelompok otot
berpasangan
sama-sama
besar dalam tubuh yakni; kelompok
meningkatkan
ketepatan
otot tungkai dan pinggul, kelompok
passing dapat
tembakan bola.
otot
Terjadinya
peningkatan
untuk
daya
tengah
ledak
tubuh,
dan
kelompok otot dada, bahu serta
ketepatan tembakan pada masing-
lengan6.
masing kelompok diakibatkan karena pelatihan yang diterapkan
bagian
ditujukan
Pelatihan
selama
menyebabkan
yang
diterapkan
juga
terjadinya
enam minggu dengan frekuensi tiga
peningkatan terhadap kontrol otot
kali
yang
fleksor dan ekstensor anggota gerak
diberikan dalam jangka waktu 6 - 8
bawah selama tahap persiapan yang
seminggu.
minggu
menurut
Pelatihan
Nala12
akan
tepat sebelum tembakan. Hal ini
diperoleh hasil yang konstan, dimana
terjadi
tubuh
dengan
menarik (ekstensi) tungkai bawah
pelatihan tersebut. Sedangkan Fox13
pada sendi lutut. Selain itu otot
telah
teradaptasi
53
karena
dibutuhkan
untuk
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
tungkai
atas
depan
mendapat
Perbedaan
Efek dari
Pelatihan
tambahan tugas, yaitu menjaga agar
passing ke dinding Dan pasing
pada
berpasanganTerhadap Ketepatan
waktu
terjadi
pergantian
gerakan ekstensor dan fleksor harus berlangsung
secara
koordinasinya terjadi
mulus.
Jika
baik,
akan
tidak
tembakan Untuk
mengetahui
perbandingan
dari
efek
kedua
pelatihan dapat dilihat melalui uji t -
gangguan dalam kecepatan
gerak untuk berlari12. Hal ini sangat
tidak
berpasangan
menunjang pada ketepatan tembakan
test). Berdasarkan uji t - tidak
yang tepat dan kuat.
berpasangan
(Tabel
menunjukkan
Tipe gerakan pelatihan pada
(t-independent
bahwa
5.4), ketepatan
anggota gerak bawah yang dilakukan
tembakan setelah pelatihan pada
secara
kelompok satu (pelatihan passing ke
berulang-ulang,
secara
fisiologis
akan
menyebabkan
dinding)
terjadinya
proses
pembentukan
dibanding kelompok dua (pelatihan
refleks bersyarat, belajar bergerak
passing berpasangan) dengan nilai p
serta penghafalan gerak12. Sehingga
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05),
pada
dimana
saat
melakukan
tembakan
berbeda
bermakna
peningkatan
ketepatan
setelah pelatihan (tes akhir), tingkat
tembakan kelompok satu lebih besar
fleksibilitas,
dan
dari kelompok dua yakni 28,83±2,72
kecepatan kontraksi otot sudah lebih
> 20.50±2,11 . Hasil penelitian ini
besar
sebelum
juga relevan dengan penelitian oleh
pelatihan. Fleksibilitas yang tinggi
Hidayat14 yang menyatakan bahwa
pada sendi anggota gerak bawah
pelatihan
setelah pelatihan, maka tungkai atas
memberikan pengaruh lebih baik
yang diangkat saat menendang akan
dibanding
pelatihan
passing
lebih tinggi dan akhirnya akan
berpasangan
terhadap
ketepatan
memperpanjang
tembakan.
Dengan
demikian
kekuatan
otot
dibandingkan
jauhnya
hasil
passing
hipotesis
satu
pelatihan passing ke dinding dan
yang
mempengaruhi
terbukti
dinding
tendangan, dan ini merupakan salah faktor
tiga
ke
yakni
pelatihan passing berpasangan sama-
ketepatan tembakan bola.
54
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
sama
meningkatkan
ketepatan
dan
tembakan bola. Lebih
berulang-ulang
dibanding
Kelompok-2. Selain faktor di atas,
efektifnya
pelatihan
faktor
lain
yang
menyebabkan
passing ke dinding lebih baik dari
Kelompok-1 lebih efektif dibanding
pada pelatihan passing berpasangan
Kelompok-2,
dalam
penelitian
meningkatkan
ketepatan
karena pada
subjek
Kelompok-1,
tembakan bola. Menutut Pate dkk15,
melakukan gerakan passing dengan
empat
sudut
faktor
utama
yang
yang
tidak
tetap
selama
mengendalikan jalur suatu benda
pelatihan berlangsung karena mereka
yang
:
harus mengatur sendiri arah bola.
benda
Sehingga subjek Kelompok-1 akan
tersebut; sudut dimana daya dorong
teradaptasi dengan kembalinya bola
digunakan;
tersebut.
didorong
antara
lain
kecepatan yang mendorong
gravitasi
yang
Sedangkan subjek penelitian
mempengaruhi daya dorong; dan pengaruh
aerodinamika.
pada
Dengan
demikian energi atau beban
Kelompok-2,
melakukan
gerakan passing berpasangan tidak
yang
diperlukan pada pelatihan passing ke
perlu
dinding (Kelompok-1) lebih besar
pengembalian bola sudah diatur oleh
daripada
passing
pasangan passing. Sehingga subjek
berpasangan (Kelompok-2), karena
Kelompok-2 kurang dapat mencapai
fokus tendangan pelatihan
lebih
sasaran pelatihan secara maksimal.
konsentrasi
fokus
Faktor ini dapat menyebabkan beban
pelatihan Kelompok-2 lebih santai.
pelatihan Kelompok-1 lebih besar
Perbedaan pemakaian energi selama
serta
pelatihan menyebabkan Kelompok-1
spesifik atau mengkhusus
menjadi
maksimal
pelatihan
sedangkan
lebih
efektif
dibanding
mengejar
melakukan
bola,
karena
pelatihan
dibanding
Kelompok-2 dalam meningkatkan
Kelompok-2.
ketepatan tembakan.
dalam pelatihan olahraga
lebih dan
pelatihan
Salah satu prinsip menurut
pada
Nala12 adalah prinsip spesialisasi,
pelatihan Kelompok-1 menyebabkan
dimana pada prinsip ini disarankan
terjadi regangan otot paling panjang
agar pelatihan sesuai dengan bidang
Pemakaian
dinding
55
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
olahraga spesialisasinya atau lebih
berbeda
spesifik dan pemanfaatan pelatihan
regang yang mempengaruhi gerakan
secara
saat tubuh melakukan tembakan.
maksimal
untuk
mengembangkan biomotorik.
Simpulan
sudah
prinsip
Berdasarkan hasil analisis data
tersebut, dan
sehingga sasaran pelatihan dapat
enam
selama
selama
dalam meningkatkan
pelatihan
yang
berulang-ulang
selama
Barat.
dapat
saat
tes
daripada
Pelatihan
passing
repetisi
ke
lima set
pelatihan
passing
berpasangan empat repetisi lima set
akhir
selama
enam
minggu
dalam
meningkatkan ketepatan tembakan
respon motorik (penampilan) pada
bola siswa SD Negeri 1 Kediri
kelompok
Lombok Barat.
disesuaikan dengan pola sensorik
Saran
yang tersimpan, yang menyebabkan
Berdasarkan
penampilan gerakan tembakan pada kelompok
3)
selama enam minggu lebih baik
ketepatan tembakan bola, tingkat
masing-masing
minggu),
dinding empat
saraf sebagai pengalaman sensoris16.
masing-masing
enam
siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok
pelatihan akan terpola pada sistem
pada
Negeri 1 Kediri
meningkatkan ketepatan tembakan
enam minggu pada ke dua kelompok
Sehingga
dapat
berpasangan (empat repetisi lima set
ketepatan bola.
dilakukan
minggu),
Lombok Barat. 2) Pelatihan passing
efektif daripada pelatihan passing
Gerakan
enam
bola siswa SD
demikan
pelatihan passing ke dinding lebih
berpasangan
sebagai
meningkatkan ketepatan tembakan
ketepatan tembakan lebih besar dari Dengan
penelitian
dapat
dinding (empat repetisi lima set
minggu
pelatihan Kelompok-1 menghasilkan
Kelompok-2.
maka
berikut : 1) Pelatihan passing ke
ini tercermin dari hasil ketepatan setelah
pembahasan
disimpulkan
tercapai sesuai dengan harapan. Hal
tembakan
reflek
SIMPULAN DAN SARAN
demikian
Kelompok-1
menerapkan
pelajaran
komponen Dengan
pelatihan
karena
simpulan
penelitian, disarankan beberapa hal
akan
56
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
yang berkaitan dengan peningkatan
Olahraga.
Depdiknas
Badan
ketepatan tembakan : 1) Metode
Kerjasama
Perguruan
Tinggi
pelatihan passing ke dinding dapat
Negeri Indonesia Timur.
digunakan
dalam
meningkatkan
ketepatan
tembakan
6.
Bompa, T.O. 1994. Theory and
yang
Methodology of Training : The
kemampuan
Key to Athletic Performance.
subjek pelatihan. 2) Dapat dilakukan
Third Edition. Iowa : Kendall /
disesuaikan
dengan
bola
penelitian lanjutan untuk mengetahui peningkatan
ketepatan
Hunt Publishing Company.
tembakan 7.
dengan metode pelatihan passing
Adiatmika,
I
P.G.
Pengukuran
pada klub lainnya. 3) Hasil penelitian
2002.
Kesegaran
Jasmani. Denpasar : Udayana
ini dapat dijadikan pembanding bagi
University Press.
para peneliti berikutnya. 8.
Wahyudi. 2000. Tes Pengukuran
DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi
Dalam
Pendidikan
1.
Nossek, J. 2004. General Theory
Jasmani
dan
Olahraga.
of Training. Lagos: Pan Efrican
Depdiknas
Badan
Kerjasama
Press Ltd.
Perguruan
2.
Plyometrics
Training
9.
Explosive
Illinois:
Manuaba, A. I. B. 1983. Aspek Ergonomi dalam Perencanaan
Kinetics
Komplek Olahraga dan
Publisher Inc. 3.
Negeri
Indonesia Timur.
Radcliffe. J.L.; R.C. Farentinos. 1985.
Tinggi
Rekreasi. Naskah Lengkap Panel
Yessis & Turbo. 1988.
Diskusi Rencana Induk Gelora. 4.
Poccok,
S.J.
2008.
Clinical
Jakarta 21 September 1983.
Trials A Practical Approach. 10. Dahlan, S.M. 2004. Statistik
New York: A Willey Medical
Untuk Kedokteran. Jakarta: PT.
Publication.
Arkans 5.
Nurhasan. Pengukuran Pendidikan
2007. Evaluasi Jasmani
Tes 11. Muliasari. 2012
Dalam dan
57
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 4, No.1 : 37-58, April 2016
12. Nala,
N.
2002.
Pelatihan
Fisik
Denpasar:
Komite
Prinsip Olahraga. Olahraga
Nasional Indonesia Daerah Bali. 13. Fox,
E.
L.
1983.
Sport
Physiology. New York: CBS College Publishing. 14. Hidayat. I. 1986. Materi Pokok “Pengetahuan Dalam Gerak”. Jakarta: Karunia Jakarta. 15. Pate. 1994 16. Guyton, A.C., Hall, J.E. 2007. Fisiologi
Kedokteran.
(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
58