PERENCANAAN IMPLEMENTASI METODE JUST IN TIME (JIT) BERDASARKAN PENJADWALAN WAKTU DENGAN METODE CPM DAN PERT PENGERJAAN GEDUNG FOODCOURT PACET (Studi pada CV An-Nur Malang) Oleh: Guntur Arta Kusuma Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected] Dosen Pembimbing Yusuf Risanto, SE.,MM. ABSTRACT The aim of this study is to plan purchasing material requirement by Just In Time while building project Foodcourt Pacet Mojokerto regency by CV An-Nur as contractor. Just In time as a method is considered by scheduling of building this project that used Critical Path Methods(CPM) and Project Evaluation Review Technique (PERT) to analyse the activity that makes a critical path during the building process. The method used in this research is a case study that refers to the opinion of Uma Sekaran. The data used are secondary data obtained from CV An-Nur as a contractor. Data used include Budget Plan, Labor Wage Data, Data Contractual and Material.Hasil Price Data from this study indicate activities that are on the critical path, among others, Job Preparation, Reinforced Concrete Works Floor 1 and 2, Floor Spouse Employment 2, job roof, Work sky - sky 2nd floor, Electrical Work floors 1 and 2, Paintwork floors 1 and 2, Pavingstone Couples, Couples Grassblock, Wildlife Works, Works Signageboard. With time probability calculations optimistic, pessimistic, and most likely on the critical path can be resolved faster or slower 1.25 days. By scheduling the work with both methods, can be made a day completion target to determine the volume of purchases per day. Keywords: Critical Path Methods, Project Evaluation Review Technique, and Just In Time ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pembelian material secara Just In Time dalam pembangunan proyek Foodcourt Pacet Mojokerto yang dilaksanakan oleh CV An-Nur sebagai kontraktor pelaksana. Metode Just In Time ini disesuaikan dengan penjadwalan pengerjaan proyek dengan metode Critical Path Methods dan Project Evaluation Review Technique untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dalam jalur kritis. Metode yang digunakan adalah studi kasus yang mengacu pada pendapat Uma Sekaran. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang didapat dari CV An-Nur sebagai kontraktor pelaksana. Data yang digunakan antara lain Rencana Anggaran Biaya, Data Upah Tenaga Kerja, Data Kontraktual, dan Data Harga Material.Hasil dari penelitian ini menunjukkan kegiatan yang berada di jalur kritis antara lain yaitu Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 1 dan 2, Pekerjaan Pasangan Lantai 2, Pekerjaan Atap, Pekerjaan Langit – langit lantai 2, Pekerjaan Listrik lantai 1 dan 2, Pekerjaan Pengecatan lantai 1 dan 2, Pasangan Pavingstone, Pasangan Grassblock, Pekerjaan Taman, Pekerjaan Signageboard. Perhitungan probabilitas waktu optimistis, pesimis, dan paling mungkin pada lintasan kritis dapat terselesaikan lebih cepat atau lebih lambat 1,25 hari. Selanjunya dapat dibuat target penyelesaian perhari untuk menentukan volume pembelian perhari.
Kata Kunci : Critical Path Methods, Project Evaluation Review Technique, dan Just In Time
Pembangunan infrasturktur fisik maupun
PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara
nonfisik
yang
dilakukan
di
daerah
berkembang terus berupaya melakukan
diharapkan mampu menyerap tenaga kerja
pertumbuhan ekonomi nasioal. Tahun
sebesar-besarnya
2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia
mampu memeratakan tingkat pendapatan
tercatat tumbuh sebesar 5,1% (Badan
masyarakat di daerah.
yang
ada,
sehingga
Pusat Statistik, 2014), sehingga tercatat
Kabupaten Mojokerto adalah salah
sebagai salah satu negara anggota G-20.
satu kabupaten di Jawa Timur yang
Pembangunan ekonomi juga terus digenjot
memiliki potensi di bidang industri dan
oleh pemerintah pusat dengan menaikkan
wisata. Kabupaten ini terus membangun
anggaran belanja barang dan modal yang
infrastruktur
semakin meningkat dari tahun 2007-2014.
seluruh potensi yang dimiliki. Kabupaten
Data yang disajikan oleh Badan Pusat
Mojokerto memiliki cukup banyak pabrik
Statistik menunjukkan bahwa pemerintah
dan pertambangan sebagai salah satu
pusat
penyangga
serius dalam menjaga stabilitas
dalam
kawasan
industri
Surabaya
salah satu negara dengan pertumbuhan
pariwisata, Mojokerto kaya akan situs
ekonomi terbesar ketiga setelah Republik
peninggalan Kerajaan Majapahit di masa
Rakyat Tiongkok dan India.
silam. Tahun 2014, Pemerintah Mojokerto menganggarkan
sekitarnya.
dalam
Di
Kota
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai
Pembangunan infrastruktur merupakan
dan
mengembangkan
bidang
pembangunan
salah satu sektor penting yang berperan
Proyek Gedung Foodcourt Pacet sebesar
dalam upaya pertumbuhan ekonomi yang
Rp 2.650.000.000,- sebagai lahan untuk
disertai dengan pemerataan pendapatan di
masyarakat berusaha dibidang kuliner
daerah. Pemerintah daerah baik provinsi
karena selama ini daerah pacet sangat
maupun kabupaten/kotamadya diharapkan
ramai dikunjungi wisatawan.
mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi di
daerahnya
masing-masing
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dengan
Kabupaten Mojokerto menunjuk CV. An-
adanya otonomi daerah. Anggaran yang
Nur untuk mengerjakan proyek fisik
dikeluarkan oleh pemerintah pusat kepada
gedung foodcourt Pacet yang telah selesai
pemerintah
terus
dikerjakan dan diserahterimakan pada
mengalami peningkatan dari data yang
bulan Desember 2014. CV An-Nur sebagai
disajikan oleh Badan Pusat Statistik.
kontraktor pelaksana pengerjaan proyek
daerah
pun
juga
telah mengikuti segala prosedur yang telah
pekerjaan yang akan dikerjakan pada hari
ditetapkan
itu. Tidak efisien mengingat adanya waktu
dalam
kontrak.
Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
tunggu
Mojokerto
berkas
pengerjaan proyek, sehingga diperlukan
perencanaan serta spesifikasi gedung yang
penjadwalan pengerjaan proyek yang tepat
telah dibuat oleh konsultan perencana yang
agar pembelian material dapat terjadwal.
telah ditunjuk oleh pihak dinas, oleh
Adanya
karena itu CV An-Nur sebagai kontraktor
diharapkan
pelaksana harus mematuhi seluruh isi
sehingga tidak menyisakan waktu tunggu
kontrak kerja dalam pengerjaan proyek
bagi
bangunan fisik.
mengerjakkan setiap detail jenis pekerjaan.
telah
memberikan
bagi
pekerja
bangunan
saat
pembelian
yang
terjadwal
dapat
mencapai
efisiensi
pekerja
bangunan
dalam
Perencanaan persediaan bahan material
Penjadwalan membantu dalam pengerjaan
bagi CV An-Nur memberikan masalah
proyek agar selesai sesuai kontrak kerja,
baru yaitu memerlukan adanya gudang
dengan kata lain penggunaan metode JIT
penyimpanan yang tidak dimiliki pihak
akan lebih efisien jika adanya penjadwalan
kontraktor
pengerjaan proyek.
pelaksana.
diketahui
bersama
bahwa
Sebagaimana persediaan
Berkaitan
dengan
penjadwalan
material tidak dapat diletakkan di lokasi
pengerjaan proyek terdapat metode agar
pengerjaan proyek karena sangat beresiko
mampu mencapai hasil yang optimal.
akan
Menurut
keamanannya.
Adanya
banyak
Ir
Iman,
Soeharto
(1999)
kendala dalam pengerjaan proyek, maka
diperlukkan sebuah jaringan kerja dari
selama ini CV An-Nur menggunakan
komponen
metode Just In-Time untuk perencanaan
kemudian memberikan angka kurun waktu
persediaan material. Metode ini digunakan
proyek
oleh CV An-Nur, karena CV ini tidak
Jaringan kerja menjadi sebuah acuan untuk
memiliki
dikaji
gedung
untuk
penyimpanan
lingkup
proyek
masing-masing
secara analitis.
sehingga
komponen.
Jaringan kerja
material. CV An-Nur tidak mungkin
tersebut menghasilkan metode Critical
menyewa gedung untuk keperluan ini
Path Method (CPM) atau metode jalur
karena biaya masih relatif tinggi. Kendati
kritis untuk mengetahui letak kegiatan
demikian, metode JIT memiliki beberapa
yang akan diselesaikan dengan lambat dan
kekurangan
cepat. Metode lain yang dapat digunakan
ketika
digunakan
dalam
pengerjaan Proyek Foodcourt Pacet. Penggunaan
metode
JIT
untuk mengukur ketidakpastian yang akan dalam
pembelian material menyesuaikan jenis
dihadapi
adalah
Program
Evaluation
Review Technic (PERT). Kedua metode ini
diharapkan mampu memberikan rentang
proyek yang disebut juga tiga kendala (
waktu yang dibutuhkan.
triple constrain ). Tiga hal tersebut adalah
Metode CPM dan PERT ini nantinya mampu memberikan sebuah data tentang
besar biaya yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi.
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh pekerja. Dengan kata lain, kedua
Perencanaan
metode ini mampu memberikan sebuah
Kerja
gambaran setiap detail pekerjaan serta kebutuhan
akan
sumberdaya
Waktu
Menurut
dan
Jaringan
Soeharto,
Iman
dalam
(1999:235), pengelola proyek selalu ingin
penyelesainnya. Hal ini menjadi sebuah
mencari metode yang dapat meningkatkan
acuan bagi kontraktor untuk menyediakan
kualitas perencanaan waktu dan jadwal
setiap kebutuhan material dari hari ke hari.
untuk menghadapi jumlah kegiatan dan
Sehingga kedua metode akan sangat
kompleksitas
membantu
merencanakan
bertambah, sehingga digunakan metode
pembelian material secara terperinci dari
Kurva S, bagan balok (bar chart) dan
hari ke hari. Penggunaan metode CPM dan
analisis jaringan kerja (network analysis).
PERT
Metode bagan balok dan analisis jaringan
dalam
ini
akan
perencanaan
mampu
sistem
mendukung
persediaan
proyek
yang
cenderung
yang
kerja mampu menyajikan perencanaan dan
dilakukan dengan cara JIT yang selama ini
pengendalian, khususnya jadwal kegiatan
dilakukan CV An-Nur selaku kontraktor
proyek secara sistematis dan analitis.
pelaksana.
Kurva S Kurva S merupakan salah satu metode
TINJAUAN PUSTAKA
perencanaan pengendalian biaya yang
Konsep Manajemen Proyek Menurut Suharto (1999:2) kegiatan
sangat lazim digunakan pada suatu proyek.
proyek merupakan aktifitas sementara
Kurva S merupakan gambaran diagram
yang berlangsung dalam jangka waktu
persen kumulatif biaya yang diplot pada
terbatas, dengan alokasi sumber daya
suatu sumbu koordinat dimana sumbu
tertentu
untuk
absis (X) menyatakan waktu sepanjang
menghasilkan produk atau deliverable
masa proyek tersebut. Pada Diagram
yang kriteria mutunya telah digariskan
Kurva S, dapat diketahui pengeluaran
dengan jelas. Mencapai tujuan proyek
biaya yang dikeluarkan per satuan waktu,
terdapat parameter yang didalamnya ada
pengeluaran biaya kumulatif per satuan
parameter penting bagi penyelenggara
waktu
dan
dimaksudkan
proyek yang juga diasosiasikan sasaran
dan
progress
pekerjaan
yang
didasarkan pada volume yang dihasilkan
proyek,
kegiatan-kegiatan
dilapangan.
bersifat kritis dalam hubungannya dengan
Metode Bagan Balok (Bar Chart)
penyelesaian
proyek,
mana
apabila
yang
terjadi
Metode bagan balok diperkenalkan
keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan
oleh H. L. Gantt pada tahun 1917,
tertentu, bagaimana pengaruhnya terhadap
dianggap belum pernah ada prosedur yang
sasaran jadwal penyelesaian proyek secara
sistematis
aspek
menyeluruh.
perencanaan dan pengendalian proyek.
Jaringan
dan
analitis
dalam
kerja
berguna
untuk
Bagan balok disusun dengan maksut
menyusun urutan kegiatan proyek yang
mengidentifikasi unsur waktu dan urutan
memiliki
dalam merencanakan suatu kegiatan yang
dengan hubungan ketergantungan yang
terdiri
kompleks,
dari
waktu
mulai,
waktu
penyelesaian,dan pada saat pelaporan.
proyek
Bagan balok seringkali dipakai untuk
sejumlah
besar
membuat
yang
perkiraan jadwal
paling
mengusahakan
komponen
ekonomis,
fluktuasi
minimal
menyusun jadwal induk suatu proyek,
penggunaan
tergantung dari macam proyek. Jadwal
jaringan
induk umumnya terdiri dari 20 sampai 50
pemakaiaanya adalah metode jalur kritis
milestone.
Milestone
(Crtical Path Method - CPM) dan evaluasi
Kemajuan
(TK)
atau
event
kerja
daya.
yang
Analisis
amat
luas
yang
dan review proyek (Project Evaluation
mempunyai fungsi kunci dilihat dari
and Review - PERT) yang nantinya akan
pencapaian keberhasilan proyek dari segi
dibahas
jadwal. TK menandai waktu mulai atau
merupakan metode yang dianggap mampu
akhir dari suatu kegiatan penting, yang bila
menyuguhkan
terlambat
menentukan urutan dan kurun waktu
akan
adalah
Tonggak
sumber
dan
mempunyai
dampak
negatif yang cukup besar. Analisis
Jaringan
lebih
lanjut.
teknik
Jaringan
dasar
kerja
dalam
kegiatan unsur proyek, dan pada giliran
Kerja
(Network
selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu
Analysis) Jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah penyempurnaan metode bagan
penyelesaian
proyek
secara
keseluruhan. Crtical Path Method (CPM)
balok dari segi penyusunan jadwal, karena
Menurut Iman, Soeharto (1999:254),
dapat memberi jawaban atas pertanyaan-
metode Critical Path Method (CPM) yang
pertanyaan yang belum terpecahkan oleh
dikenal dengan jalur kritis adalah jalur
metode tersebut seperti berapa lama
yang
perkiraan
komponen kegiatan dengan jumlah waktu
kurun
waktu
penyelesaian
memiliki
rangkaian
komponen-
terlama dan menunjukkan kurun waktu
Tiga perkiraan ini kemudian digunakan
penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi
untuk memperkirakan rata – rata dan
jalur kritis kritis terdiri dari kegiatan
varians distribusi beta dengan perhitungan
rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari
:
kegiatan pertama sampai pada kegiatan
(Rata – rata waktu yang diperkirakan) :
terakhir proyek. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur
t= Varians :
ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya
terlambat
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
Kadang-kadang
[
akan
dijumpai
]
Menurut Santosa, Budi (2013:76), semakin besar nilai v, semakin kecil t bisa
lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan
dipercaya,
kerja.
kemungkinan kegiatan yang bersangkutan
Project Evaluation and Review (PERT)
selesai lebih awal atau lebih lambat
dan
semakin
tinggi
Pengertian PERT menurut Jay Heizer
daripada te. Secara sederhana semakin
& Barry Render (2005) adalah untuk
jauh selisih antara a dan b semakin besar
membagi keseluruhan proyek kedalam
distribusinya dan semakin besar peluang
kejadian dan aktivitas. Suatu kejadian
waktu actual pelaksanaan kegiatan secara
menandai mulainya atau selesainya tugas
signifikan
atau aktivitas tertentu. Suatu aktivitas di
diharapkan t. Jika semua kegiatan dalam
sisi lain adalah suatu tugas atau subproyek
proyek sudah diketahui beserta waktu yang
yang terjadi antara dua kejadian. Menurut
diharapkan t, maka umur proyek bisa
Taylor, Bernard W (2005:342), sebagai
ditentukan dari jumlah total ke dalam
alternatif dari CPM, PERT menggunakan
lintasan kritis (CPM). secara matematis
waktu aktifitas yang bersifat probabilitas.
umur proyek adalah :
berbeda
Hal ini merupakan pendekatan untuk
dari
waktu
yang
∑
memperkirakan waktu aktivitas untuk jaringan proyek.Kita menetapkan tiga
Dimana
T
adalah
waktu
yang
perkiraan waktu (three times estimates)
diharapkan dari kegiatan – kegiatan dalam
dalam jaringan PERT untuk masing-
lintasan kritis. umur proyek ini bisa
masing jaringan aktifitas.
dianggap
Threetimes
sebagai
distribusi
peluang
estimates meliputi waktu optimis, waktu
dengan suatu rata – rata. Sedangkan
pesimis, dan waktu paling mungkin.
varians dari umur proyek adalah jumlah
varians pada tiap kegiatan dilintasan kritis
studi kasus meliputi analisis mendalam
proyek, atau :
dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi yang lain, dimana
∑
sifat dan definisi masalah yang terjadi Just in Time (JIT)
adalah serupa dengan yang dialami dalam
Menurut William J. Stevenson dan Sum Chee Chuong (2014 : 343) , Just in Time
(JIT)
adalah
Jenis penelitian studi kasus sangat
sistem
relevan dengan permasalahan dan kondisi
pemrosesan yang sangat terkoordinasi
obyek penelitian. Hal ini karena data-data
dimana barang bergerak melalui sistem,
yang akan digunakan untuk penelitian
dan jasa dilakukan, tepat pada saat
sangat
dibutuhkan. Awalnya, sistem JIT ini
digunakan sebagai alat untuk memperoleh
merujuk pada gerakan material, suku
hasil
cadang, dan barang setengah jadi di dalam
permasalahan yang dihadapi oleh peneliti,
sebuah
Seiring
sehingga rumusan masalah yang telah
berjalannya waktu, cakupan JIT diperluas
disusun oleh peneliti mampu terjawab
dan istilah tersebut diasosiasikan dengan
seluruhnya.
sistem
sebuah
situasi saat ini.
produksi.
operasi ramping ( lean operations).
perencanaan
mampu
menjawab
penelitian
untuk
berbagai
ini
teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah
kendali
dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik
produksi, yang menjadikan JIT sebagai
pengumpulan data yang tidak langsung
salah satu dari dua pendekatan dasar
ditujukan pada subjek penelitian, namun
terhadap perencanaan kendali manufaktur,
melalui dokumen-dokumen yang tersedia
yang
sebelumnya.
lainnya
adalah
dan
dan
untuk
Pada
Satu aspek dari sistem JIT adalah melibatkan
relevan
perencanaan
kebutuhan material ( material requierment planning
–
MRP
).
JIT
terkadang
dilakukan rencana
Teknik untuk
kegiatan
dokumentasi
mengetahui dalam
seluruh
pengerjaan
dipandang sebagai sebuah sistem untuk
proyek. Dokumen yang akan digunakan
operasi produksi repetitif, sementara MRP
sebagai data penelitian ini adalah rencana
dianggap sebagai sebuah sistem untuk
anggaran biaya dari seluruh kegiatan
operasi berkelompok.
proyek berlangsung. Dokumen ini dinilai
METODE PENELITIAN
mewakili
Jenis penelitian yang digunakan dalam
digunakan
seluruh dalam
data
yang
penelitian
akan yang
penelitian ini adalah penelitian studi kasus.
dibutuhkan oleh peneliti. Data yang akan
Menurut Sekaran (2004 : 46) penelitian
diteliti meliputi jenis pekerjaan, biaya
langsung, biaya tidak langsung, estimasi
waktu yang paling memungkinkan dalam
waktu pengerjaan tiap aktifitas proyek,
penyelesaian proyek, sehingga dengan
waktu
logika
jadwal yang seluruhnya telah terbentuk
ketergantungan, harga bahan baku, dan
maka dapat tersusun jadwal kegiatan
upah tenaga kerja. Selanjutnya diikuti
proyek yang nantinya akan digunakan
dengan studi literatur yang relevan dengan
sebagai
permasalahan yang ada.
mengimplementasikan metode JIT.
Data
dan
biaya
yang
percepatan,
diperoleh
dari
hasil
observasi dan wawancara diolah dengan
acuan
dalam
3. Microsoft Project 2007 Microsoft
project
2007,
berfungsi
menggunakan tiga alat analisis software
menyajikan informasi dalam bentuk Bar
komputer. Alat analisis yang digunakan
Chart, alokasi resource (sumber daya),
antara lain :
leveling resource (pemerataan penggunaan
1. Microsoft Visio 2013
sumberdaya).
Microsoft sebagai
alat
Visio
2013
Alat
ini
akan
mampu
digunakan
memberikan gambaran dalam pelaksanaan
jaringan
proyek yang sesuai dengan metode CPM
penggambaran
proyek dengan metode jalur kritis. Setiap
dan PERT.
kegiatan yang telah terbagi dalam berbagi
HASIL ANALISIS
sub jenis pekerjaan akan terjadwal dalam
Perhitungan Tenaga Kerja
bentuk sebuah jaringan algoritma yang
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja
tergambar dari proses awal sampai prose
digunakan
akhir. Masukan untuk analisis ini adalah
tenaga kerja selama proyek dalam tahap
data waktu, dan jenis pekerjaan.
pengerjaan dari dimulainya sampai selesai.
2. Microsoft Excel 2013
Dalam menentukan jumlah tenaga kerja
Microsoft sebagai
Excel
penyelesaian
dalam
menentukan
jumlah
2013
digunakan
digunakan data beban tenaga kerja serta
dari
gambaran
data
perhitungan
volume.
Dengan
jaringan proyek yang telah terbentuk
pengolahan kedua data tersebut diharapkan
dengan Microsoft Visio 2013. Langkah
menghasilkan keputusan yang tepat dalam
selanjutnya adalah membentuk sebuah
penentuan jumlah tenaga kerja.
linier
programming
diselesaikan
yang
menggunakan
akan
Perhitungan
kebutuhan
kerja
Microsoft
menggunakan rumus beban beban tenaga
Excel 2013 untuk mendapatkan hasil
dikali dengan volume dari setiap jenis
optimal. Selanjutnya dengan terbentuknya
pekerjaan. Rekapitulasi beban tenaga kerja
sebuah metode CPM, alat digunakan untuk
dan volume setiap jenis pekerjaan di dapat
menyusun bentuk PERT untuk mengetahui
dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1 Rekapitulasi Beban Tenaga dan
hari tenaga kerja per-orang dengan target
Volume
penyelesaian hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 1 menjelaskan bahwa beban tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan berbeda – beda dengan volume yang
Tabel 3 Jumlah Kebutuhan Tenaga
beragam. Untuk mengetahui kebutuhan
Kerja
hari yang mampu diselesaikan oleh satu orang dengan menggunakan rumus beban tenaga kerja dengan satuan orang,hari dikali dengan volume masing-masing jenis pekerjaan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 Kebutuhan Penyelesaian Setiap 1 Orang Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja (hari/1 orang) Lt 1&2 Kepala Tukang Pekerja Tukang
Jenis Pekerjaan
Mandor
1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Beton Bertulang 3. Pekerjaan Pasangan 4. pekerjaan Pintu dan Jendela 5. Pekerjaan Atap 6. Pekerjaan Langit-langit 7. Pekerjaan Lantai dan dinding 8. Pekerjaan Sanitasi 9. Pekerjaan Pengecatan 10. Pekerjaan Paving Stone Rata-Rata Beban Tenaga Kerja Kebutuhan Tenaga Kerja
Dari
279.93
35.85
358.46
6940.52
61.45 260.99
82.91 221.38
271.29 2284.93
788.14 5301.04
4.73 33.02 45.42
25.12 33.02 117.17
235.47 316.01 1171.69
218.28 660.32 829.40
240.46 43.21 32.80
296.38 68.88 106.91
2963.76 668.30 954.33
4898.59 536.28 360.75
-
-
8.25
10.00
111.33
109.73
923.25
2054.33
1
1
11
24
hasil
pengolahan
dengan
Microsoft Excel 2013 dalam Tabel 3 diatas, menyajikan kebutuhan tenaga kerja Tabel 2 menjelaskan jumlah hari yang dibutuhkan tenaga kerja dalam setiap jenis pekerjaan. Dari hasil perhitungan diatas, belum menggambarkan jumlah kebutuhan tenaga kerja dalam menyelesaikan seluruh kegiatan proyek dari awal dimulai sampai proyek
selesai.
Sehingga
untuk
mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga kerja dari proses awal sampai selesai adalah dengan membagi jumlah kebutuhan
secara keseluruhan. Dengan rata mencari rata – rata dari jumlah hari yang dapat diselesaikan oleh 1 orang pekerja seluruh jenis pekerjaan. Dari rata- rata tersebut kemudian dibagi dengan jumlah hari dari target
proyek
perhitungan
terselesaikan.
tersebut,
maka
Dari proyek
terselesakan 86 dengan menggunakan jumlah tenaga kerja 1 orang mandor, 1
orang Kepala Tukang, 11 orang Kepala
dimulai sampai selesai. Sehingga pekerja
Tukang, dan 24 Pekerja.
di lapangan mengetahui langkah – langkah
Logika Ketergantungan Pekerjaan
dalam membangun gedung dari awal
Data logika ketergantungan pekerjaan
sampai gedung berdiri.
merupakan logika ketergantungan dalam
Penjadwalan
penyelesaian setiap pekerjaan, memiliki
Normal
predecessor sebelum
suksesi
melanjutkan
selanjutnya. pekerjaan
atau
ke
Logika dalam
pekerjaan
Proyek
Penjadwalan
Pada
proyek
Kondisi
pada
kondisi
pekerjaan
normal merupakan gambaran susunan
ketergantungan
waktu setiap kegiatan dari dimulai sampai
menyusun
jadwal
proyek terselesaikan berdasarkan urutan
pengerjaan proyek menggunakan Software
logika
Mirosoft
logika
kegiatan. Jadwal kegiatan proyek dan
ketergantungan pekerjaan dalam proyek
logika ketergantungan kerja menjadi aspek
foodcourt Pacet pada Tabel 4.
yang
Project
2007.
Data
Tabel 4 Logika Ketergantungan Kode
Jenis Pekerjaan
Predecessor
S T U V W
Logika merupakan
A B C D E F G H B A J K L M N O P Q
sebuah
akan
diolah
Project
menggunakan
2007,
kemudian
memudahkan dalam penjadwalan lebih detail dalam pengalokasian sumber daya, baik tenaga kerja maupun material bahan baku. Hasil dari analisis Kurva S kemudian diolah dengan jadwal kegiatan dan logika ketergantungan
dasar
pekerjaan
dengan
menggunakan Microsoft Project 2007, selanjutnya menghasilkan sebuah diagram
A R T U V
ketergantungan satu
dalam
jenis
menghasilkan sebuah Gantt – Chart untuk
Lantai 1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Beton Bertulang pekerjaan Pasangan Pekerjaan Pintu dan Jendela Pekerjaan Lantai Pekerjaan Langit-langit Pekerjaan sanitasi Pekerjaan Listrik Pekerjaan pengecatan Lantai 2 Pekerjaan Beton Bertulang Pekerjaan Pasangan Pekerjaan Atap Pekerjaan Pintu dan Jendela Pekerjaan Sanitasi Pekerjaan Langit-Langit Pekerjaan Lantai Pekerjaan listrik Pekerjaan pengecatan PEKERJAAN FASUM Pekerjaan Aspal Pasangan Pavingstone Pasangan grassblock Pekerjaan Taman Pekerjaan Signageboard
salah
yang
Microsoft
PEKERJAAN GEDUNG AA A B C D E F G H I AB J K L M N O P Q R
menentukan
setiap
penjadwalan proyek, sehingga kedua data ini
Pekerjaan
ketergantungan
Gantt – Chart yang tersaji pada Gambar 1 menjelaskan
jadwal
kegiatan
dalam
diatas
kondisi normal. Selanjutnya diagram ini
dalam
digunakan dalam penyusunan jaringan
penyusunan jadwal kegiatan proyek dalam menyusun urutan pekerjaan dari awal
kerja pada kondisi normal. Gambar 1 Penjadwalan Kegiatan Proyek
untuk mencapai target penyelesaian waktu proyek. Diagram kemudian
–
Gantt digunakan
Chart untuk
tersebut membuat
sebuah jaringan kerja (network) dalam bentuk
flowchart
pada
Gambar
4.4
mengenai pelaksanaan proyek tersebut. Tujuan
dari
penyusunan
flowchart
/
diagram alir ini adalah untuk menyajikan sebuah tahapan – tahapan pengerjaan Gambar penjadwalan proyek diatas menjelaskan
bagaiamana
susunan
proyek dari satu kegiatan ke kegiatan berikutnya
dengan
mempertimbangkan
pengerjaan proyek dari awal sampai
waktu tercepat kapan sebuah proyek dapat
selesai. Dalam proses pengerjaan proyek
dimulai serta waktu terlambat sebuah
tersebut, terdapat beberapa jenis pekerjaan
proyek dapat dikerjakan.
bersamaan.
Jaringan kerja ini kemudian digunakan
Sehingga tenaga kerja dalam penyelesaian
sebagai sebagai alat dalam menganalisis
jenis pekerjaan menjadi terbagi. Untuk itu
kegiatan yang merupakan kegiatan kritis.
kemudian diperlukan sebuah jaringan kerja
Setelah kegiatan kritis diketahui, maka
agar mengetahui penyelesaian setiap jenis
urutan – urutan dari kegiatan kritis tersebut
pekerjaan
membentuk sebuah jalur kritis
yang
dilakukan
Jaringan
secara
Kerja
Pada
Kondisi
durasi
dari
pengolahan
Microsoft
kritis ini yang menentukan dapat selesai
Project 2007 menghasilkan diagram Gantt
sesuai jadwal
–
foodcourt pacet ini .
Chart
yang
memvisualisasikan
bagaimana susunan proyek dilaksanakn berdasarkan logika ketergantungan kerja dari
penyelesaian
sebuah proyek, sehingga menganalisa jalur
Normal Hasil
menggambarkan
yang
dimulainya
dilaksanakan
sampai
sebuah proyek telah selesai dikerjakkan. Diagram ini berfungsi untuk memudahkan dalam perencanaan aktifitas – aktifitas yang harus dilaksankan secara berurutan
atau tidaknya proyek
Gambar 2 Layout Diagram Alir Proyek
PEMBAHASAN Analisis Jalur Kritis Pada Kondisi Normal Perhitugan critical path secara sistematis
Jalur kritis atau yang dikenal dengan
dengan menggunakan hitungan maju dan
critical path menggambarkan rentang
mundur dengan memperhatikan aktifitas
waktu sebuah proyek dapat diselesaikan,
kosong
sehingga
yang
dihitung
dengan
pelaksanaannya
harus
dapat
menggunakan rumus total float (TF) yaitu
diselesaikan secepatnya atau setidaknya
:
dapat tepat waktu. Diketahuinya kegiatan TF = LSj (Latest Start) – ESi (Earliest
mana yang membentuk jalur kritis yang
Start) – D (Duration)
ada di dalam sebuah proyek, maka akan
Dimana :
membantu bagi menejer proyek tersebut
LS : waktu mulai paling akhir
untuk menyusun sebuah rencana belanja
ES : waktu mulai paling awal
persediaan material kegiatan kritis, agar
D : durasi
tidak
menghambat
Gambar 3 menggambarkan kegiatan –
proyek tepat waktu.
kegiatan mana yang membentuk jalur
Perhitungan
dalam
jalur
pengerjaan
kritis
ini
kritis. Hasil yang terdapat pada Gambar 3
menunjukkan bahwa gambaran proyek
diperoleh
terselesaikan dalam waktu 81 hari. Selain
dari
perhitungan
dengan
menggunakan rumus critical path. Gambar 3 Layout Flowchart Pada Lintasan Jalur Kritis
itu terdapat jalur hampir kritis yang memiliki Total Float yang sangat keciljuga perlu
membutuhkan
pelaksanaan
yang
perhatian
karena
molor
juga
mengakibatkan
tertunda
penyelesaian
proyek. Sedangkan pada kegiatan yang
Tabel 5 menyajikan probabilitas waktu
masuk dalam kegiatan kurang kritis,
durasi pengerjaan setiap jenis pekerjaan
pelaksanaannya
memanfaatkan
dalam lintasan kritis. Diharapkan dengan
adanya waktu tunda yang terlihat dari
adanya probabilitas waktu ini pelaksana
Analisis
dilapangan mampu mengantisapasi hal –
dapat
Project
Evaluation
Review
hal
Technique (PERT) Umur proyek ditentukan seberapa jauh penyelesaian kegiatan yang berada dalam
yang
mampu
menghambat
terselesainya proyek secara tepat waktu. Perhitungan varians kegiatan pada
jalur kritis. Dalam analisis PERT, setiap
jalur
kegiatan dianalisis menjadi waktu optimis,
terselesaikan lebih cepat 1,25 hari atau
paling mungkin dan pesimis. Tabel 5
lebih lambat 1,25 hari. Dengan angka
berikut
varians tersebut maka selanjutnya perlu
menggambarkan
ketiga
kritis
pelaksanaannya
kontraktor
pelaksana
dapat
probabilitas waktu setiap jenis pekerjaan
bagi
dalam jalur kritis.adanya Free float selama
mempersiapkan
10 hari.
sumberdaya secara tepat waktu agar
seluruh
untuk
kebutuhan
penjadwalan proyek dapat berjalan sesuai metode jalur kritis (CPM) dan metode PERT Perencanaan Tabel 5 Probabilitas Waktu Node 1 2 3 9 10 13 15 16 19 21 22 23
Jenis Pekerjaan Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Beton Bertulang Lt 1 Pekerjaan Beton Bertulang Lt 2 Pekerjaan Pasangan Lt 2 Pekerjaan Atap Pekerjaan LangitLangit Lt 2 Pekerjaan Listrik Lt 1 dan Lt 2 Pekerjaan pengecatan Lt 1 dan Lt 2 Pasangan Pavingstone Pasangan Grassblock Pekerjaan Taman Pekerjaan Signageboard
Belanja
Persediaan
Material dengan metode Just In Time
Opti mis
Waktu Paling Mungkin
Pasi mis
Waktu yang Diharapk an
1
2
2
2
28
37
40
36
5
12
20
12
3
3
6
4
8
11
11
11
adanya gudang penyimpanan persediaan
1
2
2
2
material, sehingga
2
4
4
4
kritis dalam perencanaan pembeliannya
1
2
3
2
dapat selalu terpenuhi, digunakan metode
1
2
3
2
Just In Time agar jadwal pemenuhan setiap
1
2
2
2
kegiatan
1
2
3
2
2
2
2
1
(JIT) pada kegiatan kritis Perencanaan belanja persediaan sangat dibutuhkan dalam penyeleseaian setiap kegiatan
kritis.
Belanja
persediaan
dilakukan secara terjadwal karena tidak
agar setiap kegiatan
menyesuaikan
persediaan material.
pembelian
Penjadwalan belanja persediaan harus
pembelian material terlaksana dengan
menyesuaikan setiap kegiatan kritis yang
baik.
telah teridentifikasi. Selain itu, dalam node
KESIMPULAN dan SARAN
nomor kegiatan yang telah tercantum,
Kesimpulan
dapat menggambarkan urutan setiap alur belanja
jalur
penyesuaian
kritis.
dengan
Diperlukan
volume
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
setiap
1. Hasil analisis menggunakan Microsoft
kegiatan agar metode Just in Time dapat
Project 2007 dari data beban tenaga
terbentuk. Lebih jelas dapat dilihat pada
kerja menggunakan SNI 2007 dengan
Tabel 6 dibawah ini
menggunakan
37
tenaga
kerja,
Tabel 6 Kebutuhan Material per
penyelesaian proyek mulai dari 0%
Volume Pada Kegiatan Kritis
sampai 100% memakan waktu selama
Node
Durasi
1
2
2
31
3
12
9
6
10
11
13
2
15
4
16
3
17
4
19
3
21
2
Jenis Pekerjaan Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Beton Bertulang Lt 1 Pekerjaan Beton Bertulang Lt 2 Pekerjaan Pasangan Lt 2
Volume
Satuan
Kebutuhan per hari (volume : durasi)
289.08
m3
145
131.486
m3
4
12.282
m3
1
1344
m2
224
2358.3
m2
214
kemudian diolah untuk membentuk
754
m2
377
layout jarigan kerja untuk menganalisis
123
titik
31
jalur
1150
m2
383
perhitungan maju untuk menghitung
2129.5
m2
532
Earliest Start dan perhitungan mundur
45
m2
15
45
m2
23
Pekerjaan Atap Pekerjaan Langit-Langit Lt 2 Pekerjaan Listrik Lt 1 dan Lt 2 Pekerjaan pengecatan Lt 1 Pekerjaan pengecatan Lt 2 Pasangan Pavingstone Pasangan Grassblock
aman
material
dalam kontrak selama 86 hari atau 4 bulan hari kerja. 2. Hasil analisis Microsoft Project 2010
dan
yang
cukup
menghasilkan Gantt – Chart untuk
kritis
dengan
menggunakan
untuk menghitung Latest Start.
Karena gedung utama telah berdiri dan relatif
83 hari dari waktu yag disediakan
menyimpan
3. Hasil perhitungan Float Time, maka dapat
disimpulkan
yang
termasuk
dibutuhkan
dalam
dalam jalur kritis adalah kegiatan
pekerjaan
sampai
Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Beton
proyek selesai dikerjakan. Pada kegiatan
Bertulang Lt 1, Pekerjaan Beton
fasum yang merupakan aktivitas finishing,
Bertulang Lt 2, Pekerjaan Pasangan Lt
maka pelaksana dilapangan harus segera
2, Pekerjaan Atap, Pekerjaan Langit-
mempersiapkan seluruh material yang
Langit Lt 2, Pekerjaan Listrik Lt 1 dan
dibutuhkan
penyelesaian,
Lt 2, Pekerjaan pengecatan Lt 1 dan Lt
mengingat kegiatan ini cepat terselesaikan
2, Pasangan Pavingstone, Pasangan
penyelesaian
setiap
dalam
apabila metode Just In Time dalam
Grassblock,
Pekerjaan
Taman,
Pekerjaan Signageboard.
pengerjaan beton bertulang memakan waktu yang cukup lama.
4. Dengan metode PERT, perhitungan
3. Tim proyek perlu mengukur tingkat
probabilitas waktu optimis, pesimis,
efektifitas dalam penggunaan tenaga
dan paling mungkin maka pengerjaan
kerja dalam target penyelesaian waktu
pada lintasan kritis selesai lebih cepat
setiap
atau lebih lambat 1,25 hari.
meminimalisir penyelesaian yang tidak
5. Implementasi
sistem
jenis
pekerjaan
untuk
pembelian
tepat waktu, terutama pada jalur kritis
material pada jalur kritis berdasarkan
agar penyelesaian proyek selesai pada
volume dari tiap – tiap jenis pekerjaan
tepat waktu tanpa perlu menambah jam
yang berada dalam lintasan jalur kritis,
kerja
dapat dibuat target
penambahan biaya.
Saran
penelitian selanjutnya adalah: 1. Mengingat besarnya jumlah tenaga yang
digunakan
dalam
pelaksanaan proyek foodcourt Pacet oleh CV. An-Nur dan nilai proyek yang cukup besar, sebaiknya tim proyek
membuat
perencanaan
pembelanjaan material dari hari per hari sebagai evaluasi permasalahan yang telah dihadapi dalam pengerjaan proyek
foodcourt
Pacet
dalam
pengerjaan proyek yang berikutnya. 2. Sebaiknya tim proyek membandingkan efisiensi perhitungan harga tenaga kerja dan material dengan pembelian beton cetak tanpa memakan waktu lama dalam pembuatannnya sebagai acuan dalam pengerjaan pekerjaan beton bertulang pada proyek
untuk
menekan
DAFTAR PUSTAKA
Saran yang dapat diberikan untuk
kerja
lembur
yang
berikutnya,
proyek – karena
Chuong, Sum Chee; Stevenson, William J. 2014. Manajemen Operasi: Perspektif Asia. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Dyan Saputro, Bagus Cahyono. 2007. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Just In Time untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Miwon Indonesia, Gresik) . Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Jay, Heizer. 2010. Manajemen Operasi: Operation Management. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Kusuma, hendra. 2002. Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 1. Yogyakarta: Andi. Santosa, Budi. 2013. Manajemen Proyek (Konsep & Implementasi). Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Suharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek (dari Konseptual sampai Operasional): Konsep, Studi Kelayakan dan Jaringan Kerja. Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Syafirianto, Yan. 2007. Evaluasi Penjadwalan pada Pengerjaan Proyek Dermaga Nusa Penida Bali dengan Metode Critical Path Method (CPM) di PT. PP (Persero) Surabaya . Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Taylor, Bernard W. (2005). Sains Manajemen. Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat