FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN PINJAMAN (LOAN REPAYMENT) PADA KOPERASI UNIT DESA (KUD) (Studi Kasus pada Nasabah Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi)
Nita Shabella Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang 65145
[email protected]
Dosen Pembimbing: Dr. Andarwati, SE., ME ABSTRAK Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan koperasi yang didirikan di wilayah unit desa yang merupakan wilayah kerja KUD dan memiliki struktur hingga ke pusat kota sehingga perkembangannya dapat dipantau. KUD bergerak di bidang simpan pinjam, penyaluran barang-barang yang diperlukan petani, dan penyediaan sarana produksi pertanian. Dalam kaitannya dengan simpan pinjam, tentu terdapat resiko yang tidak dapat dihindari, salah satu resiko tersebut adalah terjadinya pengembalian pinjaman bermasalah. Penelitian ini dilakukan di Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pinjaman (loan repayment) pada Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode sampel yang digunakan adalah sampel acak berstrata proporsional (proportionate stratified random sampling) dengan perhitungan Slovin. Berdasarkan perhitungan Slovin didapat 89 sampel yang terdiri dari 74 sampel mewakili nasabah dengan pengembalian lancar, dan 15 sampel mewakili nasabah dengan pengembalian pinjaman bermasalah. Pengujian data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, dapat disimpulkan bahwa dari keempat variabel, hanya variabel jumlah pinjaman yang mempengaruhi pengembalian pinjaman Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. Sedangkan untuk variabel angsuran per bulan, pekerjaan, dan jangka waktu pengembalian tidak mempengaruhi pengembalian pinjaman Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. Kata kunci : pengembalian pinjaman, jumlah pinjaman, angsuran per bulan, pekerjaan, jangka waktu pengembalian
ABSTRACT Koperasi Unit Desa (KUD) is a cooperative established in the territory of the village unit cooperatives working area and having the structure up to the city center so that progress can be monitored. Cooperatives engaged in savings and loans, distribution of necessary goods farmers, and provision of agricultural inputs. In relation to savings and loans, of course there is a risk that can not be avoided, the one of the risk is troubled loan repayment. This research was conducted in Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. The aim of this study was to analyze the factors that affect loan repayment in Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. The data used in this study was secondary data. Sampling method used was proportional stratified random sample with the Slovin calculation. Based on the Slovin calculation obtained 89 samples consisting of 74 samples representing clients with current returns, and 15 samples representing clients with loan repayment problems. Testing data was using descriptive analysis and logistic regression analysis. Based on the results of the logistic regression analysis, it can be concluded that of the four variables, only amount of loan variable that affect Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. As for the installment per month, job, and the repayment period variables did not affect Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. Keywords: loan repayment, amount of loan, installment per month, job, repayment period
PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia saat ini masih dalam keadaan yang tidak seimbang. Terdapat banyak sektor yang masih perlu perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti di Indonesia masih banyak masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Perbaikan ekonomi Indonesia tentunya harus ditunjang dengan keadaan masyarakat yang sudah dapat mandiri. Kemandirian tersebut dapat ditandai dengan banyaknya usaha mikro yang dijalankan oleh masyarakat. Peran pemerintah dalam hal ini adalah memberikan penyuluhan, bantuan dana, dan penyediaan sarana dan prasarana. Namun bantuan pemerintah tersebut sering tidak merata, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan sarana dan kekurangan modal usaha. Disinilah peran penting
dari lembaga keuangan bagi masyarakat. Industri perbankan merupakan inti sistem keuangan Indonesia. Peran penting tersebut tentunya mendorong industri perbankan harus memiliki kinerja yang baik sehingga perekonomian Indonesia dapat ditingkatkan. Dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia atas Pasal 33 disebutkan bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Ditinjau dari segi kuantitas, hasil pembangunan koperasi sungguh membanggakan ditandai dengan jumlah Koperasi di Indonesia yang meningkat
pesat. Namun dalam penjelasan atas Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian juga disebutkan bahwa jika ditinjau dari segi kualitas koperasi, koperasi masih perlu diperbaiki sehingga mencapai kondisi yang diharapkan. Sebagian Koperasi belum berperan secara signifikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Menurut Mubyarto (1986 : 103) perkreditan yang dilaksanakan oleh koperasi mengalami pasang surut. Hal ini membuktikan belum baiknya organisasi koperasi desa-desa. Kredit melalui koperasi pertanian (Koperta) juga tidak begitu berhasil, karena prosedur yang dianggap terlalu berbelitbelit dan khusus untuk produksi padi dalam rangka Bimas. Kredit Koperasi dan Koperta ini kini tidak banyak terdapat lagi. Sebagai gantinya didirikan BUUD/KUD (Badan Usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa) terutama dalam membantu menyalurkan barangbarang yang diperlukan petani peserta Bimas seperti pupuk, obat pemberantasan hama dan penyakit, dan sebagainya. Sebagai organisasi yang memiliki fungsi penyaluran pinjaman, KUD harus mampu mengelola keuangan mereka dengan baik sehingga kegiatan operasionalnya tetap terjaga. Oleh sebab itu, KUD perlu melakukan pengawasan dan pembinaan pinjaman untuk meminimalisir resiko pinjaman bermasalah. Resiko yang dialami oleh kebanyakan koperasi tersebut mempengaruhi pengambalian pinjaman (loan repayment). Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo memiliki pengembalian pinjaman yang baik karena berdasarkan data pengembalian pinjaman, nasabah yang memiliki pengembalian lancar sebanyak 656
orang, dan yang memiliki pengembalian pinjaman bermasalah sebanyak 137 orang. Berdasarkan jumlah tersebut, dapat diketahui bahwa nasabah yang memiliki pengembalian pinjaman bermasalah sebesar 17.28%, persentase ini tergolong kecil. Namun untuk lebih mengoptimalkan kinerja koperasi diperlukan usaha untuk memperkecil persentase tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pinjaman, sehingga dapat diambil tindakan untuk mengatasi pengambalian pinjaman bermasalah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian pinjaman. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengembalian Pinjaman (Loan Repayment) pada Koperasi Unit Desa (KUD) (Studi Kasus pada Nasabah Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh jumlah pinjaman, angsuran per bulan, pekerjaan, dan jangka waktu pengembalian terhadap pengembalian pinjaman pada Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pengembalian pinjaman (kolektibilitas) menurut Dahlan Siamat (2005 : 358) adalah gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Sedangkan menurut M. Faisal Abdullah (2003 : 96), kolektibilas
pinjaman merupakan penggolongan pinjaman berdasarkan kategori tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh debitur. Menurut Pedoman Umum Pinjaman (PUP) Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo pada dasarnya tingkat pengembalian pinjaman terdiri dari dua golongan, yaitu pinjaman lancar dan pinjaman bermasalah. Berikut penjelasan dari masing-masing pinjaman tersebut: a) Pinjaman lancar adalah pinjaman yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. b) Pinjaman bermasalah adalah pinjaman yang mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Pinjaman bermasalah terdiri dari tiga jenis,yaitu: (1) Pinjaman kurang lancar adalah pinjaman yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang diperjanjikan. (2) Pinjaman diragukan adalah pinjaman yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. (3) Pinjaman macet adalah pinjaman yang pengembalian pokok pinjaman dan pembanyaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari 1 (satu) tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.
Kerangka Pikir Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori (explanatory research), yaitu penelitian yang bertujuan menelaah kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu (Zulganef, 2008 : 11). Sedangkan menurut Masri dan Sofyan (2006 : 5), penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan wawancara. Data yang dihimpun meliputi data sekunder yang terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel dilakukan dengan
metode acak berstrata proporsional (proportionate stratified random sampling). Menurut Sekaran (Terjemahan, 2003 : 326), pengambilan sampel acak berstrata proporsional adalah desain pengambilan sampel di mana jumlah subjek sampel yang diambil dari tiap strata proporsional dengan total jumlah elemen dalam masing-masing strata. Menurut Sekaran (Terjemahan, 2003 : 143), pengambilan sampel acak berstrata merupakan metode pengambilan sampel yang paling efisien. Metode pengambilan sampel ini merupakan pilihan yang baik ketika informasi yang berbeda-beda diperlukan terkait dengan berbagai strata dalam populasi, yang diketahui berbeda dalam parameternya. Jumlah sampel dalam penelitian ini didapat melalui perhitungan Slovin. Rumus dari perhitungan Slovin adalah: n=
(
)
di mana: n = jumlah contoh (ukuran sampel) N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan yang masih bisa ditolerir (10%) Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu kombinasi metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi logistik. Metode analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran tentang perbedaan karakteristik antara debitur yang lancar dan bermasalah dalam mengembalikan pinjamannya. Sedangkan analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen.
Persamaan regresi logistik untuk k variabel bebas menurut Imam Ghozali (2006 : 264) dapat dinyatakan sebagai berikut: Ln
= b0+b1X1+b2X2+ … + bkXk
di mana: = peluang terjadinya kejadian variabel respon (Y = 1) = peluang terjadinya kejadian variabel respon (Y = 0) b0 = konstanta b1 = koefisien variabel penduga ke1 b2 = koefisien variabel penduga ke2 bk = koefisien variabel penduga kek X1 = variabel penduga ke-1 X2 = variabel penduga ke-2 Xk = variabel penduga ke-k Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan definisi dari variabel penelitian, baik variabel dependen maupun independen. Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Analisis Deskriptif 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengembalian Pinjaman atau Kolektabilitas Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa 74 responden atau sebesar 83.1% responden memiliki pengembalian pinjaman lancar, dan 15 responden atau sebesar 16.9% responden memiliki pengembalian pinjaman bermasalah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar responden lancar dalam pengembalian pinjamannya yang berarti bahwa tingkat pengembalian pinjaman nasabah Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi tergolong dalam kondisi yang baik.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kolektabilitas Lancar Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nasabah yang memiliki pengembalian pinjaman lancar rata-rata meminjam sebesar Rp 3.000.000,00 dengan angsuran per bulan rata-rata sebesar Rp 120.000,00 dan jangka waktu pengembalian adalah jangka menengah (lebih dari satu tahun hingga tiga tahun). Pekerjaan nasabah pada umumnya adalah sebagai wiraswasta. Selain itu, nasabah dengan pengembalian pinjaman lancar umumnya meminjam sebesar Rp 400.000,00 hingga Rp 7.800.000,00
dengan angsuran per bulan dari Rp 14.000,00 hingga Rp 500.000,00. Dari kesimpulan di atas, dapat terlihat bahwa nasabah dengan pengembalian pinjaman lancar meminjam maksimum Rp 7.800.000,00. Jumlah ini masih tergolong kecil karena dengan pembayaran jangka menengah angsuran per bulan hanya berkisar antara Rp 235.000,00 hingga Rp 618.000,00, sedangkan jika dibayar dengan jangka panjang, maka angsuran per bulan akan lebih kecil lagi.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kolektabilitas Bermasalah Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nasabah dengan pengembalian pinjaman bermasalah rata-rata meminjam sebesar Rp 9.000.000,00 dengan angsuran per bulan rata-rata sebesar Rp 400.000,00 dan jangka waktu pengembalian adalah jangka menengah. Nasabah dengan pengembalian pinjaman bermasalah umumnya bekerja sebagai wiraswasta. Selain itu, jumlah pinjaman yang diambil berkisar antara Rp 4.800.000,00 hingga Rp 20.000.000,00 dengan angsuran per bulan antara Rp 144.000,00 hingga Rp 2.000.000,00.
Dari kesimpulan di atas, dapat terlihat bahwa nasabah dengan pengembalian pinjaman lancar meminjam maksimum Rp 20.000.000,00. Jumlah ini tergolong besar karena dengan pembayaran jangka menengah angsuran per bulan akan berkisar antara Rp 602.000,00 hingga Rp 1.585.000,00, namun jika dibayar dengan jangka panjang, maka angsuran per bulan akan lebih kecil lagi.
koefisien regresi sebesar -2.388. Nilai 2.388 berarti bahwa setiap satu persen peningkatan jumlah pinjaman akan menyebabkan menurunnya pengembalian pinjaman sebesar 2.388 persen. Atau dapat juga diartikan bahwa jika jumlah pinjaman nasabah bertambah 1 (satu) unit, maka kecenderungan nasabah tersebut untuk lancar dalam pengembalian pinjamannya menjadi 0.092 ( ) kali lipat lebih rendah. Interpretasi dapat juga dilakukan dengan menyatakan bahwa makin tinggi jumlah pinjaman, maka probabilitas nasabah memiliki pengembalian pinjaman lancar makin rendah.
Analisis Regresi Logistik Hasil analisis regresi logistik disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai Nagelkerke’s R Square sebesar 0.770 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 77%, sedangkan sisanya dijelakan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Selain itu, dapat juga dilihat bahwa variabel yang mempengaruhi pengembalian pinjaman pada Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi adalah jumlah pinjaman yang signifikan pada taraf = 0.05. Variabel jumlah pinjaman berpengaruh negatif terhadap pengembalian pinjaman dengan
Berdasarkan variabel signifikan yang telah diuraikan di atas, persamaan regresi logistik dapat dituliskan sebagai berikut: = 20.216 – 2.388 Jumlah Pinjaman
Ln
atau = =
(
–
x
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil studi, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Nasabah yang memiliki pengembalian pinjaman lancar pada umumnya memiliki jumlah pinjaman dan angsuran yang cukup terjangkau. Sedangkan nasabah yang memiliki pengembalian pinjaman bermasalah pada umumnya memiliki jumlah pinjaman dan angsuran per bulan yang besar. 2. Makin tinggi jumlah pinjaman, maka jangka waktu pengembalian pinjaman akan makin panjang. Jangka waktu yang panjang akan meningkatkan kemungkinan resiko gagal bayar karena dalam jangka waktu yang panjang keadaan ekonomi seseorang bisa saja berubah. Oleh karena itu, jumlah pinjaman menentukan lancar atau tidaknya seseorang dalam melakukan pengembalian pinjaman. 3. Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi memberikan nasabah kebebasan dalam menentukan jumlah angsuran yang sanggup dibayarkan tiap bulannya. Dengan angsuran per bulan yang sesuai dengan kemampuan nasabah, maka nasabah tidak merasa terbebani dalam membayar angsurannya. Oleh karena itu, angsuran per bulan tidak menentukan lancar atau tidaknya seseorang dalam melakukan pengembalian pinjaman. 4. Pekerjaan nasabah yaitu petani maupun wiraswasta memiliki kesempatan yang sama untuk mengalami pengembalian pinjaman lancar maupun bermasalah. Hal
tersebut dikarenakan kedua profesi tersebut memiliki ketidakpastian pendapatan. Oleh karena itu, pekerjaan tidak menentukan lancar atau tidaknya seseorang dalam melakukan pengembalian pinjaman. 5. Karena pekerjaan nasabah di daerah pedesaan umumnya adalah petani dan wiraswasta, maka ketidakpastian penghasilan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpastian pengembalian pijaman. Adakalanya nasabah dapat membayar tepat waktu dan adakalanya nasabah membayar melewati tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, jangka waktu pengembalian tidak menentukan lancar atau tidaknya seseorang dalam melakukan pengembalian pinjaman. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan adalah: 1. Bagi Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo Banyuwangi a) Aspek utama yang perlu dipertimbangkan secara cermat berkaitan dengan pemberian pinjaman Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo untuk mengurangi resiko pengembalian pinjaman bermasalah adalah jumlah pinjaman. b) Sebaiknya Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo tidak memberikan pinjaman yang terlalu tinggi. Meskipun terdapat jaminan pinjaman, namun jika tingkat pengembalian pinjaman bermasalah tinggi maka akan menyebabkan operasional koperasi terganggu. Untuk mencairkan suatu jaminan memerlukan prosedur dan proses yang relatif lama, sehingga
likuiditas koperasi akan terpengaruh. c) Sebaiknya Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo lebih memperhatikan histori atau riwayat angsuran debitur yang akan menambah jumlah pinjamannya. Jika riwayat angsuran debitur tergolong lancar, maka kemungkinan debitur tersebut akan lancar dalam pengembalian pinjaman untuk jumlah pinjaman baru juga lancar sehingga penambahan pinjaman dapat disetujui. Namun hal tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan nilai jaminan yang ditawarkan. d) Perlu dilakukan peningkatan pengawasan penyaluran pinjaman agar kinerja koperasi makin baik lagi. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi calon peneliti yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menambahkan variabel independen yang akan diuji. Dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dan variabel yang signifikan hanya jumlah pinjaman. Oleh karena itu, masih banyak variabel yang dapat diuji untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel tersebut dengan pengembalian pinjaman. Selain itu, penelitian juga dapat dilakukan di lembaga keuangan lain yang belum pernah diteliti sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Alla
Asmara, 2007, Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Ekonomi Produktif Masyarakat dan Peran Lembaga Keuangan pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Indramayu, Jurnal
Manajemen Agribisnis, 4, 1 Maret 2007, hal 22-31. Anonimous, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 02/Per/M. KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia, 2012, Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012. Anonimous, Pedoman Umum Pinjaman (PUP) Unit Simpan Pinjam KUD Dwitunggal Tampo, 2012, Banyuwangi: Surat Keputusan Pengurus KUD Dwitunggal Tampo. Anonimous, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 2009, Jakarta: Permata Press. Anonimous, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, 2012, Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212. Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik Jilid II, LP3ES, Jakarta. Dahlan
Siamat, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi 5, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Ellen, Stephanie, 2010, Slovin Formula Sampling Techniques, (Online), (http://www.ehow.com/way_547 5547_slovins-formula-sampingtechnique .html, diakses 24 April 2014).
Imam Ghozali, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2014, Data Koperasi, (Online), (http://www.depkop.go.id/index. php?option= com_phocadownload&view=sec tion&id=16:datakoperasi&Itemid=93, diakses 20 April 2014. M. Abula, Otitolaiye, J. O., Ibitoye, S. J., and Orebiyi, J. S., 2013, Repayment Performance of Rural Farmers Loan Beneficiaries of Microfinance Bank in Kogi, Nigeria (20052010), International Journal of Farming and Allied Science (IJFAS), 2, 5 February 2013, 104-110. M. Faisal Abdullah, 2003, Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank), UMM Press, Malang. M.
Nafarin, 2007, Penganggaran Perusahaan Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 2006, Metode Penelitian Survey Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta. Mubyarto, 1986, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta. Muhammad Saifur Rohman, 2014, Koperasi, Makalah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Probolinggo.
Panca
Marga,
Muhammad Yuliawan, 2012, Lambang Baru Koperasi Indonesia, (Online), (http://amriawan.blogspot.com/2 012/05/lambang-baru-koperasiindonesia. html, diakses 10 Februari 2014). Nitin Bhatt and Shui-Yan Tang, 2002, Determinants of Repayment in Microcredit: Evidence from Programs in the United States, International Journal of Urban Regional Research, 26, 2 June 2002, 360-376. Pandji
Anoraga, 2003, Dinamika Koperasi Cetakan Keempat, Rineka Cipta, Jakarta.
Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko, 2002, Koperasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. Reeve, James M., Warren, Carl S., Duchac, Jonathan E., Ersa Tri Wahyuni, Gatot Soepriyanto, Amir Abadi Jusuf, dan Chaerul D. Djakman, 2008, Pengantar Akuntansi-Adaptasi Indonesia 1, Terjemahan oleh Damayanti Dian, 2009, Salemba Empat, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A., 2007, Perilaku Organisasi Buku 1 Edisi 12, Terjemahan oleh Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid, 2009, Salemba Empat, Jakarta. Ross,
Stephen Randolph
A., Westerfield, W., dan Jordan,
Bradford D., 2008, Pengantar Keuangan Perusahaan 2 ed. 8, Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto, Rafika Yuniasih & Christine, 2009, Salemba Empat, Jakarta. Sebastian, 2012, Reportase Perkembangan Koperasi di Indonesia, (Online), (http://gabrielsebastian100.blogs pot.com/2012/10/reportaseperkembangan -koperasidi.html, diakses 11 Maret 2014). Sekaran, Uma, 2003, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 1, Terjemahan oleh Kwan Men Yon, 2009, Salemba Empat, Jakarta. Sekaran, Uma, 2003, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 2, Terjemahan oleh Kwan Men Yon, 2006, Salemba Empat, Jakarta. Suraya Hanim Mokhtar, Nartea, Gilbert, and Gan, Christopher, 2012, Determinants of Microcredit Loans Repayment Problem among Microfinance Borrowers in Malaysia, International Journal of Business and Social Research (IJBSR), 2, 7 December 2012, 33-45. Uyanto, Stanislaus S., 2009, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Graha Ilmu, Yogyakarta. Zulganef, 2008, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.