ANALISIS POLA DAN FAK -FAKTOR YANG MEM CURAHAN I(ERJA, P PATAN DAN PENGEL RUMAH TANGGA KARYAWAN PERKEBUNAN (Studi Kasus di Kebun Dolok Ilir, PTP Nusantara IV-Wilayah I, Sumatera Utara)
oleh EVA SUSANNA PURBA A. 290172
PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAI\! FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997
RINGKASAN EVA SUSANNA PURBA. Analisis Pola dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan Kerja, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Karyawan Perkebunan: Studi Kasus di Kebun Dololc Ilir, PTP Nusantara IV-Wilayah I, Sumatera Utara (Di bawah bimbingan BONAR M. SINAGA). Salah satu tantangan pokok pembangunan jangka panjang ( P P ) I1 adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, dimana keluarga merupakan unit terkecil. Setiap rumah tangga mempunyai strategi untuk memaksimumkan lcepuasannya dari lconsumsi barang, jasa dan waktu luang. Dalam ha1 ini, rumah tangga bertindak sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen dan dihadapkan pada kendala produksi, pendapatan dan waktu. Oleh karena itu, mengetahui bagaimana kondisi dan strategi rumah tangga penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) pola curahan kerja, pendapatan (termasuk kredit), dan pengeluaran (konsumsi, investasi dan tabungan) rumah tangga karyawan perkebunan, baik secara keseluruhan (KHT+PRB) maupun secara terpisah terhadap karyawan harian tetap (KHT) dan pegawai rendah bulanan (PRB) dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumah tangga karyawan perkebunan. Data populasi dikumpulkan dengan teknik survei sampel (sample survey), dan untuk memperoleh sarnpel digunakan probabzlity sample dengan unit elementer rumah tangga.
Sampel ditarik dari populasi yang telah dikelompokkan terlebih
dahulu (restricted sample), yaitu dengan stratz9ed cluster sample. Pola curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran dianalisis secara kuantitatif dengan deskriptif tabulasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan kerja,
pendapatan dan pengeluaran dianalisis dengan model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan, yang terdiri dari tiga model, yaitu model rumah tangga karyawan perkebunan (KHT+PRB), model rumah tangga KHT dan model rumah tangga PRB. Hasil identifikasi model menunjukkan bahwa setiap persamaan yang terdapat pada ketiga model adalah over identified.
Oleh karena itu, metode
pendugaan model yang digunakan adalah two stage least square (2SLS) yang diolah dengan program SAS prosedur SYSLIN.
Rumah tangga KHT mencurahkan waktu kerja untuk tiga jenis pekerjaan, yaitu karyawan perkebunan; non-karyawan perkebunan dan bekerja di rumah tangga. Curahan kerja tertinggi adalah bekerja sebagai karyawan perkebunan yaitu 73.96 persen, disusul curahan kerja non-karyawan perkebunan 19.57 persen dan curahan kerja di rumah tangga 6.85 persen. Curahan kerja karyawan perkebunan bagi rumah tangga PRB juga merupakan alokasi tertinggi yaitu65.14 persen, lcemud~anuntuk non-karyawan perkebunan 28.85 persen dan terendah untuk bekerja di rumah tangga, yaitu 6.01 persen. Curahan kerja karyawan perkebunan rumah tangga PRB secara statistik lebih rendah daripada rumah tangga KHT, tetapi lebih tinggi untuk curahan kerja non-karyawan perkebunan. Pendapatan karyawan perkebunan memberilcan kontr~busiterbesar terhadap pendapatan total rumah tangga, yaitu 83.63 persen dan 75.77 persen masing-masing bagi rumah tangga KHT dan PRB. Pendapatan karyawan rumah tangga PRB lebih tinggi dan nyata secara statistik daripada rumah tangga IWT.
Pendapatan
non-karyawan perkebunan memberikan kontribusi 8.18 persen bagi rumah tangga KHT (lebih rendah dibandingkan mmah tangga PRB) dan 14.88 persen untuk rumah tangga PRB, sedangkan pendapatan dari rumah tangga berkontribusi 1.68 persen (KHT) dan 1.44 persen (PRB) terhadap pendapatan total rumah tangga. Konsumsi rumah tangga PRB secara statistik nyata lebih tinggi daripada rumah tangga KHT, baik konsumsi pangan maupun konsumsi non-pangan.
Konsumsi rumah tangga PRB mencapai 4 177 960 rupiah per tahun, sedangkan konsumsi rumah tangga KHT adalah 3 114 613 rupiah per tahun. Rumah tangga PRB melakukan investasi yang lebih besar secaar statistik dibandingkan rumah tangga KHT, baik investasi produksi maupun investasi pendidikan. Rumah tangga KHT maupun PRB melakukan investasi pendidikan (KHT = 289 573 rupiah per tahun dan PRB
= 489
567 rupiah per tahun) yang lebih
besar daripada investasi produksi (KHT = 189 000 rupiah per tahun d m PRB
= 278
333 rupiah per tahun). Baik rumah tangga KHT maupun rumah tangga PRB, cenderung menyukai tabungan dalam bentuk arisan, karena adanya keterikatan dan hubungan kekerabatan. Tabungan rumah tangga PRB (1 276 667 rupiah per tahun) lebih tinggi dan nyata secara statistik daripada mmah tangga IWT (766 667 rupiah pcr tahun).