PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Tercatat di BEI) Oleh: Dumas Lusangaji Pembimbing: Dr. Andarwati, SE., ME.
RINGKASAN Latar belakang pada peneltitian ini bertujuan mengetahui dan menguji pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Profitabilitas baik secara simultan maupun parsial terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 sampai dengan 2011. Tujuan dari penelitian ini didasarkan pada masalah dari inkonsistensi struktur modal yang tampak pada neraca perusahaan dan berdampak pada keputusan pendanaan. Karena keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal merupakan salah satu keputusan penting bagi manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan. Sehingga perlu ditelusuri variabel apakah yang perlu untuk diperhatikan dalam kaitannya untuk membuat suatu struktur modal yang baik dan optimal. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksplanatory. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun 2005-2011. Penelitian ini menggunakan 13 sampel perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia, di mana metode yang digunakan adalah pengkriteriaan populasi. Variabel dalam penelitian ini ada dua; variabel bebas yaitu Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Profitabilitas. Serta variabel terikat yaitu Struktur Modal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil perhitungan dan uji regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian terdapat tiga variabel saja yang signifikan, yakni ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas. Serta hasil penelitian ini juga menegaskan bahwa variabel yang perlu diperhatikan sekaligus yang mempengaruhi struktur modal paling dominan adalah ukuran perusahaan. Berdasarkan temuan dan hasil penelitian, maka dalam penetapan struktur modalnya, perusahaan makanan dan minuman perlu untuk melihat variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas, terutama pada variabel ukuran perusahaannya. Kata kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Profitabilitas.
I. PENDAHULUAN Kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam pengelolaan keuangan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan dalam pencarian sumber dana (financing) dan kegiatan penggunaan dana (investment) (Mamduh, 2004:3). Manajer harus dapat mengambil keputusan untuk memilih sumber-sumber dana yang akan digunakan dan juga seberapa besar dana-dana tersebut digunakan untuk pembiayaan
perusahaan
sehingga
nantinya
dana
yang diperoleh
tidak
memberatkan perusahaan. Selain itu manajer keuangan juga harus dapat mengambil keputusan yang sesuai dalam penggunaan dana yang diperoleh agar dana tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga manajer keuangan harus dapat mengombinasikan antara keputusan-keputusan tersebut agar nantinya keputusan yang diambil dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Keputusan pemenuhan kebutuhan dana dianggap penting karena berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan maupun kesempatan berkembang bagi perusahaan. Keputusan pemenuhan kebutuhan dana berhubungan dengan pemenuhan sumber dana yang akan digunakan, penentuan perimbangan pembelanjaan yang baik, atau penentuan struktur modal yang optimal. Dalam keputusan pemenuhan kebutuhan dana tercakup berbagai perimbangan apakah perusahaan akan menggunakan sumber internal maupun sumber eksternal. Pemenuhan kebutuhan dana dari sumber internal, yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, misalnya dana yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan di dalam perusahaan,
sehingga
dapat
dikatakan
perusahaan
tersebut
melakukan
pembelanjaan dari pendanaan intern (internal financing) (Riyanto, 2001:5). Dalam konteks ini, pengertian pembelanjaan adalah dalam arti sempit, karena hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan dana. Makin besar dana intern yang berasal dari laba ditahan akan semakin memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam menghadapi kesulitan keuangan di waktu-waktu mendatang. Laba ditahan ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai cadangan untuk menghadapi kerugian yang timbul di masa datang, untuk melunasi hutang perusahaan, untuk menambah modal kerja, ataupun untuk membelanjai ekspansi perusahaan di masa datang (Riyanto, 2001:5).
Selain sumber dana dari internal, sumber dana yang lain adalah sumber eksternal, yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal pemilik atau penerbitan saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari bank (Bambang Riyanto, 2001:5). Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dengan menggunakan sumber dari luar, maka disebut dengan pembelanjaan ekstern. Penentuan alternatif sumber dana dianggap penting karena masingmasing sumber dana tersebut memiliki biaya modal yang berbeda-beda. Manajer keuangan selanjutnya diharapkan mampu menerapkan pemilihan alternatif sumber dana yang paling tepat. Dalam hal ini, perusahaan perlu mempertimbangkan apakah dananya dipenuhi dari saham, hutang, atau kombinasi keduanya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan keseimbangan yang optimal dalam menentukan struktur modalnya. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Kesalahan dalam penentuan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas. Terutama dengan adanya hutang yang sangat besar, akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan karena perusahaan harus menanggung beban tetap yang semakin besar (Bambang Riyanto, 2001:296). Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agus Budi Mulya (2008) dengan hasil penelitian menunjukkan secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara variabel struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan leverage operasi terhadap struktur modal. Dan secara parsial tidak ada satupun dari ke empat variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Tapi dari penelitian ini, ada satu variabel yang berbeda, yakni variabel leverage operasi diganti dengan variabel ukuran perusahaan. Beberapa penelitian mengenai struktur modal antara lain telah dilakukan oleh Krishnan dan Moyer (1996), dalam jurnalnya menyatakan bahwa asset structure, growth, size, tax rate, research and development expenses, risk, country, industry dan profitability secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial, hanya variabel growth dan size yang berpengruh signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian selanjutnya yang menjadi referensi adalah penelitian yang dilakukan oleh Ramlall (2009), dalam jurnalnya menyatakan bahwa secara simultan Non-Debt Tax Shield (NDTS), size, growth, profitability, tangibility of asset, likuiditas, investasi dan usia perusahaan berpengaruh signifikan terhadap leverage perusahaan. Secara parsial profitabilitas, NDTS dan growth tidak berpengaruh terhadap leverage perusahaan, tangibility of asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan likuiditas dan size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage perusahaan. Zelia dan Marcia (2009) dalam jurnalnya menyatakan bahwa secara simultan Tangibility of assets, size, profitability dan market to book (MTB) ratio berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial tangibility of assets dan size berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dan variabel profitability berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif terhadap struktur modal, sedangkan MTB tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Selain itu, Nadeem dan Wang (2011) menyatakan dalam jurnalnya bahwa secara simultan profitability, size, NDTS, tangibility, growth opportunities, earnings volatility, dan liquidity berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial profitability, liquidity, earnings volatility, dan tangibility berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif, dan Size berpengaruh signifikan dan berkorelasi positif terhadap struktur modal. Sedangkan NDTS dan growth opportunities tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan makanan dan minuman dipilih dalam penelitian ini, karena perusahaan di bidang ini merupakan perusahaan yang tergolong kuat dan mampu bertahan dalam kondisi iklim ekonomi yang sangat sulit sekalipun, seperti yang terjadi dalam periode penelitian ini, yakni pada tahun 2005 sampai dengan 2011. Selain itu, dibanding dengan industri kreatif lainnya, industri makanan dan minuman mendapat peluang yang sangat besar untuk terus bertumbuh, bahkan pada saat krisis sekalipun, industri ini terbilang mampu bertahan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Tercatat di BEI).”
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
2.
Apakah ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI?
3.
Dari variabel-variabel independen penelitian, variabel manakah yang dominan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari variabel-variabel ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel-variabel ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.
Untuk mengetahui satu variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti Sebagai sarana belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai manajemen keuangan khususnya dalam menganalisa pengaruh variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 2. Bagi Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan tentang struktur modal yang akan digunakan. 3. Bagi Investor Sebagai informasi bagi investor yang akan melakukan investasi dalam bentuk saham. 4. Bagi Akademisi Sebagai tambahan pengetahuan bagi para akademisi dalam bidang keuangan khususnya tentang struktur modal.
II. LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Keuangan dan Tujuan Perusahaan Manajemen keuangan dapat diidentifikasikan sebagai keseluruan aktifitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dalam perusahaan dan menggunakan atau mengalokasikannya (Riyanto, 2001:4). Sedangkan menurut Moeljadi (2006:9), manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien, dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh. Dengan demikian, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu keputusan investasi atau penggunaan dana, keputusan pendanaan atau mendapatkan dana, dan keputusan manajemen aktiva, termasuk mengatur pembagian keuntungan.
Definisi Pendanaan Menurut Moeljadi (2006:235), dikemukakan bahwa masalah penarikan dana dianggap manarik karena setiap dana yang digunakan pasti mempunyai biaya yang sering disebut sebagai biaya dana (cost of funds). Jika menggunakan dana yang berasal dari hutang maka akan timbul biaya bunga, tetapi jika menggunakan modal sendiri, maka masih harus dipertimbangkan opportunity cost bagi modal sendiri yang dimaksud. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal. Modal diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari hutang. Tersedianya modal yang memadai bagi perusahaan akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan modal bagi setiap perusahaan adalah penting, karena modal merupakan salah satu faktor produksi yang utama. Apabila perusahaan tidak didukung oleh tersedianya faktor produksi modal ini maka perusahaan tidak akan berjalan lancar. Permasalahannya adalah bagaimana dana atau modal tersebut diperoleh sehingga perusahaan dapat menjalankan usahanya. Menurut Bambang Riyanto (2001:4), pendanaan dalam artian yang luas yaitu keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk
mendapatkan
dana
dalam
perusahaan
dan
menggunakan
atau
mengalokasikannya. Sedangkan pendanaan dalam artian yang sempit adalah aktivitas yang hanya bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja, yang sering juga dinamakan pendanaan pasif. Menurut Bambang Riyanto (2001:4), terdapat dua fungsi pendanaan dalam perusahaan, yaitu: 1) Fungsi penggunaan dana atau pengalokasian dana (use/allocation of fund). 2) Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan (financing obtaining of funds). Pengertian Struktur Modal Berbicara tentang struktur modal, pertama-tama akan dikemukakan pengertian dari struktur modal itu sendiri. Menurut Keown et. al. (2010:148), struktur modal adalah campuran sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:22), Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Di sisi lain, Agus Sartono
(2008:225) menyatakan bahwa struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Teori Struktur Modal Modigliani-Miller (MM) Theory a. Teori MM tanpa pajak Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. b. Teori MM dengan pajak Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Trade-off Theory Menurut Brigham & Houston (2011:183), dijelaskan mengenai ringkasan teori pertukaran (trade-off theory) adalah adanya fakta bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban pengurang pajak membuat hutang menjadi lebih murah dibandingkan dengan saham biasa atau saham preferen. Secara tidak langsung, pemerintah membayar sebagian biaya hutang atau dengan kata lain hutang memberikan manfaat perlindungan pajak. Pecking Order Theory Teori ini disebut sebagai pecking order theory. Disebut sebagai pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Teori tersebut dikemukakan oleh Myers and Majluf (1984) dan Myers (1984). Dalam teori ini, perusahaan cenderung memilih penggunaan sumber-sumber pendanaan yang memiliki resiko terendah terlebih dahulu.
Struktur Modal yang Optimum Menurut Bambang Riyanto (2001:294), dengan mendasarkan pada konsep cost of capital maka struktur modal yang optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital). Menurut brigham & Houston (2011:155), struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimalkan harga saham atau nilai perusahaan dan sekaligus juga meminimumkan biaya modal rata-ratanya. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Bambang Riyanto (2001:297), variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah: (1) tingkat bunga, (2) stabilitas dari earning, (3) susunan dari aktiva, (4) kadar resiko dari aktiva, (5) besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, (6) keadaan pasar modal, (7) sifat manajemen, (8) besarnya suatu perusahaan. Sedangkan menurut Brigham & Houston (2011:188), variabelveriabel yang mempengaruhi struktur modal adalah: (1) stabilitas penjualan, (2) struktur aset, (3) leverage operation, (4) tingkat pertumbuhan, (5) profitabilitas, (6) pajak, (7) kendali, (8) sikap manajemen, (9) sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, (10) kondisi pasar, (11) kondisi internal perusahaan, (12) fleksibilitas keuangan. Dengan melihat banyaknya variabel yang bisa dijadikan pilihan dalam penelitian. Maka peneliti mengambil 4 variabel dalam penelitian ini, yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas. H1:
Ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal.
Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2011:40), perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:299) perusahaan yang lebih besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru
dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Hubungan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Brigham & Houston, 2011:188). Dengan demikian struktur aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal. Hubungan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, kecenderungan penggunaan hutang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah (Halim, 2007:92). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2011:39), perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dana yang digunakan untuk pembiayaan pertumbuhan penjualan semakin besar. Hubungan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pengertian profitabilitas menurut Agus Sartono (2008:122) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. H2:
Ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal.
Variabel Dominan yang Mempengaruhi Struktur Modal Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ramlall (2009), Zelia dan Marcia (2009), serta Nadeem dan Wang (2011), ukuran perusahaan merupakan variabel bebas yang paling dominan dalam mempengaruhi struktu modal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ukuran perusahaan diduga mempunya pengaruh yang dominan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H3:
Ukuran perusahaan merupakan variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap struktur modal.
III. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang sahamnya terdaftar di BEI pada periode pengamatan mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, yaitu sebanyak 23 perusahaan. Pengumpulan data menggunakan kriteria populasi dengan mencari sampel yang memenuhi kriteria. Berdasarkan kategori itu, maka ditemukan jumlah populasi sebanyak 13 perusahaan. Untuk lebih jelasnya telah diuraikan dalam tabel berikut: Proses Pemilihan Sampel No
Keterangan
Jumlah
1.
Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI pada periode tahun 2005-2011.
23
2.
Perusahaan makanan dan minuman yang melaporkan laporan keuangannya secara berturutturut di BEI pada periode tahun 2005-2011.
3.
Perusahaan makanan dan minuman yang mendapat laba berturut-turut dari tahun 2005 sampai tahun 2011 dan memiliki informasi lengkap terkait dengan laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kegiatan penelitian. Jumlah Sampel
18
13
13
Definisi Operasional Variabel Dependen (Y) Struktur
modal
adalah
pembelanjaan
permanen
yang
mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001:22). Rasio stuktur modal dapat dihitung dengan rumus: = Sumber: Bambang Riyanto (2001:296) Keterangan: Struktur Modalt
= Struktur modal perusahaan tahun t
Hutang Jangka Panjangt = Total hutang jangka panjang perusahaan tahun t Modal Sendirit
= Total modal sendiri perusahaan tahun t
Definisi Operasional Variabel Independen (X) Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh kecil terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001:299). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dihitung dengan rumus:
= Ln (
)
Sumber: Nadeem dan Wang (2011:124) Keterangan: SIZEt
= Ukuran perusahaan tahun t
Ln
= Natural logaritma
Total Assett
= Total aset perusahaan tahun t
Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva (Weston dan Copeland, 1995:175). Struktur aktiva dihitung dengan rumus:
Sumber: Weston dan Copeland (1995:175) Keterangan: Struktur Aktivat
= Struktur aktiva perusahaan tahun t
Aktiva Tetapt
= Total aktiva tetap perusahaan tahun t
Total Aktivat
= Total aktiva perusahaan tahun t
Pertumbuhan penjualan adalah selisih antara jumlah penjualan periode ini dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan penjualan periode sebelumnya. Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus:
Sumber: Weston dan Copeland (1995:240) Keterangan: Pertumbuhan Penjualant = Pertumbuhan penjualan tahun t Penjualant
= Total penjualan tahun t
Penjualant-1
= Total penjualan tahun sebelumnya (t-1)
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2008:122). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pendekatan aktivanya, dan dapat dihitung dengan rumus:
Sumber: Nadeem dan Wang (2011:124) Keterangan: PROFt
= Profitabilitas perusahaan tahun t
EBTt
= Laba sebelum pajak perusahaan tahun t
Total Assett
= Total aset perusahaan tahun t
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Model ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh antar variabel-variabel independen terhadap variabel dependen baik secarasimultan maupun secara parsial.Bentuk rumusan persamaaan matematis dari analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan: Y
= Struktur Modal
a
= Konstanta atau intercept
X1
= Ukuran Perusahaan
X2
= Struktur Aktiva
X3
= Pertumbuhan Penjualan
X4
= Profitabilitas
b1-b4
= Koefisien regresi masing-masing variabel bebas
e
= Faktor gangguan pada observasi i
Sumber: Sugiyono (2007:276) IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Model regresi yang digunakan akan benar-benar menyatakan hubungan yang signifikan dan representatif jika model regresi tersebut telah memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain: a. Data berdistribusi normal. Artinya, data dalam variabel (baik dependen maupun independen) yang akan digunakan dalam penelitian harus berditribusi normal. b. Non-Multikolinieritas. Artinya, tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. c. Non-Heteroskedastisitas. Artinya, varian residual dari satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, atau sering disebut homoskedastisitas. d. Non-Autokorelasi. Artinya, tidak ada korelasi antara variabel penganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS versi 16 didapatkan ringkasan seperti pada tabel berikut:
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel
Y (Struktur Modal)
Koefisien β
t-hitung
Signifikansi
Keterangan
-105.780
-2.225
.030
Signifikan
.108
3.707
.000
Signifikan
-.050
-.156
.876
Tidak Signifikan
.269
2.451
.017
Signifikan
-.963
-2.553
.013
Signifikan
X1 (Ukuran Perusahaan) X2 (Struktur Aktiva) X3 (Pertumbuhan Penjualan) X4 (Profitabilitas) Α
= 0.050
R Square
= 0.343
Adjusted R square
= 0.299
F-hitung
= 7.816
F-tabel
= 2.53
Signifikan
= 0.000
t-tabel
= 2.000
Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berperan signifikan mempengaruhi struktur modal, dan dari hasil statistik di atas ukuran perusahaan menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi struktur modal. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan perlu memperhatikan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas terutama untuk variabel ukuran perusahaan. Selain itu, perusahaan juga perlu mengetahui peranan dari masing-masing variabel independen sehingga dapat dicapai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang mengakibatkan naiknya harga saham. Harga saham yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Variabel pertama dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan mempunyai hubungan yang positif. Perusahaan makanan dan minuman mempunyai tingkat ukuran perusahaan yang tinggi. Hal ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menunjukkan kondisi keuangan perusahaan serta prospek pertumbuhan perusahaan yang baik. Meskipun dalam keadaan krisis seperti yang terjadi dalam periode penelitian, perusahaan makanan dan minuman tetap melakukan pengambilan hutang. Tetapi, hutang yang diambil bukan digunakan untuk melakukan ekspansi produk, melainkan digunakan untuk melakukan ekspansi dalam bentuk peremajaan dan penambahan mesin-mesin baru. Berdasarkan hasil penelitian dan didukung dengan fakta empiris yang ada, ukuran perusahaan menjadi variabel yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, karena dengan ukuran perusahaan yang besar, perusahaan akan mendapat banyak keuntungan, salah satunya adalah dengan kemudahan melakukan pengambilan hutang untuk mencukupi kebutuhan modalnya. Struktur aktiva terbukti secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Karena krisis yang terjadi pada masa periode penelitian, yaitu pada tahun 2008, untuk meminimalisir resiko, beberapa perusahaan makanan dan minuman lebih menguatkan sumber pendanaan dari internal serta membatasi penggunaan hutang. Hal ini didukung dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari intern (laba ditahan) terlebih dahulu. Karena sumber pendanaan intern memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan sumber pendanaan ekstern yang memiliki resiko atas bunga dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan. Pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan makanan dan minuman tergolong perusahaan yang tahan terhadap krisis. Saat sektor industri di sektor lain merasakan dampak krisis global yang terjadi pada tahun 2008, industri makanan dan minuman masih dapat bertahan. Selain itu, di saat krisis dunia melanda pun, beberapa perusahaan di sektor ini masih mampu mengasilkan laba. Beberapa perusahaan dalam sektor ini juga cenderung lebih memilih untuk melakukan ekspansi asetnya, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi agar setelah krisis berlalu, mereka dapat segera melakukan ekspansi produk.
Profitabilitas terbukti secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap struktur modal. Dalam kondisi pasar yang tidak stabil akibat dari krisis global yang melanda perekonomian dunia pada pertengahan periode penelitian, beberapa perusahaan makanan dan mi numan masih dapat menghasilkan laba secara terus menerus. Hal ini tentu akan sangat membantu bagi perusahaan dalam sektor ini dalam melakukan pemenuhan kebutuhan modalnya. Bagi perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih fleksibel dalam menentukan struktur modalnya, sehingga perusahaan tidak dihadapkan pada resiko pengambilan keputusan yang sulit dalam menentukan sumber modalnya. Perusahaan makanan dan minuman harus dapat mengelola struktur modalnya dengan baik, salah satunya dengan cara benar-benar memperhatikan variabel yang mempengaruhinya sehingga mampu memperoleh struktur modal yang optimal. Dengan struktur modal yang optimal, perusahaan makanan dan minuman dapat meminimumkan biaya modal rata-rata dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan harga saham. V. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan struktur aktiva bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal, dan secara parsial variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berperan signifikan mempengaruhi struktur modal, dan dari hasil statistik, variabel ukuran perusahaan menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi struktur modal.. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan perlu memperhatikan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas terutama variabel ukuran perusahaan. Selain itu, perusahaan juga perlu mengetahui peranan dari masing-masing variabel independen sehingga dapat dicapai struktur modal yang optimal. Seperti yang telah dilaskan di atas, struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang mengakibatkan naiknya harga saham. Harga saham yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, 2007, Manajemen Keuangan Bisnis, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Agus Budi Mulya, 2008, Analisis Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, dan Leverage Operasi Terhadap Struktur Modal, Skripsi, Program Studi Manajemen, Universitas Brawijaya, Malang. Agus Sartono, 2008, Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta. Anonymous, 2008, Indonesia Capital Market Directory, Institute for Economic and Financial Research, Jakarta. Anonymous, 2009, Indonesia Capital Market Directory, Institute for Economic and Financial Research, Jakarta. Anonymous, 2012, Indonesia Capital Market Directory, Institute for Economic and Financial Research, Jakarta. Bambang Riyanto, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat, BPFE, Yogyakarta. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F., 2011, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Salemba Empat: Jakarta. Keown, Arthur J., Martin, John D., Petty, J. William dan Schott, David F. JR., 2010, Financial Management: Principles and Application, Ninth Edition, New Jersey: Prentice-Hall. Krishnan, V. Sivarama dan Moyer, R, Charles, 1996, Determinants of Capital Structure: An Empirical Analysis of Firms in Industrialized Countries, International Research Journal of Finance and Economics. Mamduh M. Hanafi, 2004, Manajemen Keuangan, BPFE: Yogyakarta Moeljadi, 2006, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Jilid satu, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang. Nadeem Ahmed S. dan Wang Z., 2011, Determinants of capital structure: An empirical study of firms in manufacturing industry of Pakistan, International Research Journal of Managerial Finance. Ramlall, Indranaraian, 2009, Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a
Modified Pecking Order Theory, International Research Journal of Finance and Economics. Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, Cv Alfabeta, Bandung. Weston, Fred J, dan Thomas E. Copeland, 1995, Manajemen Keuangan, Edition 9th, Jilid Dua, Terjemahan oleh A. Jaka Wasana, & Kibrandoko, 1997, Binarupa Aksara, Jakarta. Zelia Maria, SS, dan Marcia Cristina, RR, 2009, Capital structure of listed Portuguese companies, Review of Accounting and Finance Vol. 8 No. 1.