RENCANA STRATEGIS 2010 - 2014 PELAKSANAAN ROADMAP KLASTER INDUSTRI PRIORITAS DAN RENCANA KERJA 2011 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
Oleh Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 1
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
I. RENSTRA 2010-2014
2
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
ARAH PENGEMBANGAN Visi : Terwujudnya Industri Agro dan Kimia Yang Berdaya Saing Global
Misi : 1. Meningkatnya Kontribusi PDB Industri dan Pertumbuhan IAK
Berkelanjutan 2. Meningkatkan Inovasi, Teknologi dan SDM yang Tangguh 3. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
3
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
TUJUAN 1. Memperkuat struktur industri untuk meningkatkan daya saing industri agro dan kimia; 2. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia; 3. Meningkatkan penguasaan pasar di dalam negeri dan ekspor 4. Memperluas kesempatan kerja dan berusaha. 5. Menunjang ketahanan pangan
4
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
SASARAN STRATEGIS 1. Pertumbuhan PDB industri agro dan kimia sebesar 7,5%/tahun; 2. Utilisasi kapasitas produksi rata-rata industri agro dan kimia pada tahun 2014 sebesar 80%; 3. Pertumbuhan nilai ekspor produk industri agro dan kimia pada tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 8,5 %/tahun; 4. Penyerapan tenaga kerja dalam periode 2010-2014 rata-rata sekitar 90 ribu orang/tahun pada periode 2010 – 2014. 5. Nilai investasi industri agro dan kimia pada tahun 2010-2014 tumbuh rata-rata 3,0% per tahun. This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
5
ARAH KEBIJAKAN 1. Penciptaan iklim usaha yang kondusif; 2. Pengembangan keterkaitan industri baik dalam penyediaan infrastruktur, penyediaan bahan baku dan energi maupun sektor pendukung lainnya; 3. Pemanfaatan teknologi yang effisien dan ramah lingkungan; 4. Peningkatan kualitas produk industri agro dan kimia; 5. Penyebarluasan dan pemerataan pembangunan industri;
6
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
STRATEGI
1. Koordinasi dalam pemberian fasilitas/ insentif untuk pengembangan industri agro dan kimia; 2. Penerapan SNI, HACCP dan GMP serta pemasyarakatan REACH, dan Harmonisasi Standar ASEAN untuk produkproduk tertentu 3. Sinergi dalam penyediaan bahan baku dan energi untuk industri agro dan kimia; 4. Koordinasi dengan institusi Litbang dan Perguruan Tinggi untuk pengembangan produk industri AGROKIM 5. Restrukturisasi industri Industri Agro dan Kimia, khususnya Industri Pupuk, Gula dan Garam; 6. Pengembangan Industri Agro dan Kimia di daerah potensi bahan baku.
7
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
PROGRAM PRIORITAS 2010-2014 No.
Program/ kegiatan
Outcome/ Output
Indikator
Target 2014
Ket.
Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro dan Kimia
Tumbuh dan kuatnya basis pengembangan industri Agro dan Kimia
Pertumbuhan Industri Agro dan Kimia
7.5% per tahun
1
Revitalisasi Industri Pupuk
Terfasilitasinya Pembangunan pabrik pupuk
1. 2. 3.
6 pabrik 5 pabrik 20 pabrik
• Fasilitasi terbangunnya
2
Revitalisasi Industri Gula
Terfasilitasinya Pembangunan pabrik gula
Pabrik Gula
11 pabrik
Memfasilitasi dan koordinasi dalam penyediaan lahan dan pembangunan pabrik bersama dengan Deptan dan instnasi lain
3
Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleokimia di Sumatera utara, Kalimantan timur dan Riau.
Terfasilitasinya Terbentuknya kawasan industri berbasis sawit.
Kawasan
3 kawasan
Fasilitasi dan koordinasi dalam penyediaan bahan baku, riset dan penyediaan infrastruktur
Pabrik urea Pabrik NPK Pabrik Organik
pabrik pupuk oleh BUMN apabila bahan baku gas bumi dan bahan baku phosphate dan KCl tersedia. • Pembangunan pabrik pupuk organik yang didahuli dengan pemetaan potensi bahan baku
8
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
PROGRAM PRIORITAS 2010-2014 (lanjutan) No.
Program/ kegiatan
Outcome/ Output
Indikator
4
Pengembangan klaster industri berbasis migas, kondensat di Jawa Timur dan Kalimantan Timur
Terfasilitasinya Kawasan industri petrokimia
Kawasan
5
Pengembangan klaster industri barang karet
Daerah pengembangan industri karet
6
Pengembangan klaster industri kopi
Daerah pengembangan industri karet
Target 2014
Ket.
2
Fasilitasi penyediaan bahan baku dan infrastruktur
daerah
2 (sumut dan Jabar)
• Koordinasi penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan • Fasilitasi penyediaan pilot project
Daerah
1 (lampung)
• Koordinasi penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan • Fasilitasi penyediaan pilot project 9
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
PROGRAM PRIORITAS 2010-2014 (lanjutan)
No.
Program/ kegiatan
Outcome/ Output
Indikator
7
Pengembangan klaster industri furniture
Menguatnya klaster dengan terpenuhinya pasokan bahan baku furniture
Terminal kayu
8
Pengembangan klaster industri kertas
Meningkatnya utilisasi produksi industri kertas
persen
9
Pengembangan klaster industri kakao
Daerah pengembangan industri karet
Kawasan
Target 2014
7 (NAD, Jateng, Kalteng,Sulut, Sulteng, Jatim, Sultra)
Ket.
• Koordinasi penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan • Pembangunan terminal kayu
85
• Koordinasi penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan • Fasilitasi pnyediaan bahan baku melalui bantuan peralatan penyortir kertas bekas
1 (sulsel)
• Koordinasi penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan; • Fasilitasi Kajian dan bantuan peralatan pengolahan kakao kakao
10
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
PROGRAM PRIORITAS 2010-2014 (lanjutan)
No. 10
11
Program/ kegiatan
Outcome/ Output
Indikator
Pengembangan klaster industri kelapa
Utilisasi kapasitas produksi industri kelapa
Persen
Pengembangan klaster industri hasil laut
Utilisasi kapasitas produksi industri hasil laut
Persen
Target 2014
Ket.
70
• Koordinasi penguatan
kolaborasi antar pemangku kepentingan • Fasilitasi bantuan peralatan pengolah kopra putih dan peralatan untuk pembuatan minyak kelapa 80
•Koordinasi penguatan
kolaborasi antar pemangku kepentingan •Fasilitasi bantuan peralatan pengolah kopra putih dan peralatan untuk pembuatan minyak kelapa 11
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
PROGRAM PRIORITAS 2010-2014 (lanjutan) No.
Program/kegiatan
Outcome/Output
Indikator
Target 2014
12
Pengembangan klaster industri buah
Daerah pengembangan industri karet
Kawasan
13
Pengembangan klaster industri susu
Daerah pengembangan industri karet
kawasan
3
14
Pengembangan klaster industri keramik
Daerah pengembangan industri karet
Kawasan
2 (Kalbar, Jabar)
2 (Jawa Barat dan Sulsel)
Ket.
• Koordinasi
penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan • Bantuan peralatan pengolah buah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur • Koordinasi
penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan • Bantuan peralatan pengolah buah
12
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
PROGRAM PRIORITAS 2010-2014 (lanjutan)
No. 16
17
18
Program/ kegiatan
Outcome/ Output
Indikator
Pengembangan klaster industri semen
Meningkatnya kapasitas produksi
Persen
Pengembangan klaster industri garam
Berkembangnya daerah yang memproduksi garam bahan baku
Daerah
Pengembangan industri bahan bakar nabati
Peralatan industri bahan bakar nabati
Unit peralatan
Target 2014 37
Ket. • Fasilitasi dan
Koordinasi penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam pembangunan pabrik semen 6 (NTT, NTB, Sul-sel, Jabar, Jateng, Jati,)
10 (Jabar, Babel, Papua, Jateng, Jatim, Maluku, Sumut, NTB, Papua Barat)
• Fasilitasi dan
koordinasi dalam penyediaan infrastruktur serta penyediaan peralatan • Fasilitasi
penyediaan bantuan peralatan pengolah Bahan Bakar Nabati
13
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
II. Rencana Pelaksanaan Roadmap Klaster Industri Prioritas
14
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri CPO Industri Inti
Oleokimia, Biodiesel, Minyak Goreng, Margarine
Industri Pendukung
CPO & PKO Kemasan Bahan Kimia Bleaching Eart, Karbon Aktif, Mesin dan Peralatan
Industri Terkait
Pembersih Pewarna Surfactan Varnish Plasticizer Plastik Pelumas Sortening Sabun Farmasi Produk perawatan tubuh Makanan
15
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Pengolahan CPO Industri Inti Oleokimia, bio diesel, Minyak goreng , Margarine
Industri Pendukung CPO; PKO; Kemasan; Bahan Kimia; Bleaching Earth; Karbon Aktif; Mesin & Peralatan
Industri Terkait Pembersih; Tinta; Pewarna; Cat; Surfactant; Varnish; Plasticizer; Plastik; Pelumas; Shortening; Sabun; Farmasi; Kosmetik; Produk Perawatan Tubuh; Makanan Sasaran Jangka Panjang 2015 –2025 o Memperluas pengembangan produk akhir; o Terbentuknya centre of excellence industri oleokimia o Penguasaan pasar; o Pemantapan industri berwawasan lingkungan; o Terintegrasinya industri turunan kelapa sawit di Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Papua
Sasaran Jangka Menengah 2010 –2014 o Terbentuknya klaster industri pengolahan CPO dan turunannya di Sumut dan Riau; o Iklim usaha dan investasi yang kondusif
Strategi Sektor : Diversifikasi produk kearah oleokimia dan turunannya, meningkatnya jaminan pasokan CPO untuk industri dalam negeri, ekspansi ekspor. Teknologi : Adaptasi teknologi dengan lisensi dari sumber MNC dan mendorong kemampuan pengembangan indigenous R&D. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah ( 2010 – 2014) o Menjalin kerjasama di antara industri CPO dan turunannya dengan industri/institusi pendukung/terkait; o Integrasi industri pengolahan CPO dan turunannya; Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2015 – 2025) o Pengembangan industri turunan CPO ke arah industri surfaktan, industri pelumas dan biodiesel; o Diversifikasi produk oleokimia yang bernilai tambah tinggi; o Menjalin kerjasama R&D antara lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri; o Inovasi produk dan teknologi melalui peningkatan R & D; o Meningkatkan kualitas produk sesuai SNI; o Pemberian insentif bagi pelaku R&D pengembangan produk turunan kelapa o Mengembangkan industri mesin peralatan; sawit; o Mengembangkan industri bahan penolong; o Penguatan linkage antara industri kecil menengah dengan industri besar dalam o Meningkatkan kualitas SDM melalui penyusunan dan penerapan SKKNI industri kimai berbasis kelapa sawit; rangka alih teknologi; o Mendorong peran lembaga keuangan dalam penyediaan layanan kredit dan permodalan dengan suku bunga o Mendorong kegiatan penelitian pasar (marker research) guna mencari orientasi rendah; dan sasaran pasar yang baru dan berniali tambah tinggi; o Mendorong peran lembaga terkait dalam pemasaran. o Peningkatan kegiatan riset teknologi industri dan rekayasa produk kimia turunan o Promosi investasi; kelapa sawit yang terintegrasi; o Pengembangan infrastruktur; o Pemenuhan pasar di dalam negeri dan perluasan pasar ekspor; o Peningkatan koordinasi dan sinergi instansi terkait dalam penetapan kebijakan; o Penyediaan fasilitas promosi dan pemasaran; o Kebijakan insentif mendukung pengembangan industri; o Pengembangan teknologi proses yang efisien dan berwawasan lingkungan; o Penghapusan Perda yang menghambat pengembangan industri; o Penerapan manajemen penanganan Damapak Keselamatan, Keamanan, o Terbentuknya Badan Otorita Pengembangan Investasi. Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3L) di lingkungan industri kimia berbasis kelapa sawit. Unsur Penunjang Periodesasi Peningkatan Teknologi a. Inisiasi (2004 – 2009) : Pilot project untuk Mini Plant (scale-up) dari sumber indigenous teknologi, lisensi untuk produk hilir; b. Pengembangan Cepat (2010 – 2014) : Modifikasidan pengembangan teknologi mandirin melalui R&D; c. Matang (2015 – 2025) : Industry & Technology Upgrading, pengembangan biomassa dan bioteknologi.
SDM Meningkatkan kemampuan SDM dibidang oleokimia, bio teknologi dan biomassa; Meningkatkan peranan Litbang dan Perguruan Tinggi untuk meningkatkan mutu produk.
a. b.
Infrastruktur Pengembangan fasilitas pelabuhan dan tangki timbun (a.l. Papua dan Kalimantan Timur); b. Insentif kredit bagi petani sawit; c. Memberikan insentif perpajakan untuk investasi baru selama 3 tahun pertama; d. Mengenakan Pajak Ekspor CPO. a.
Pasar Meningkatkan promosi ke negara-negara Asia dan Afrika dalam rangka kerjasasama Non- Blok dan Selatan-Selatan; Memanfaatkan potensi pasar dalam negeri.
a. b.
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
16
Peta Persebaran Industri Pengolahan Kelapa Sawit
Sumut
Riau
Kaltim
Kalbar Kalteng
Papu a
Lokasi : Sumut, Riau, Kaltim, Kalbar, Kalteng, Papua. Perusahaan : PT. Bina Karya Prima (Jabar), PT. Bukit Kapur Reksa, PT. ASTRA Agro Lestari, PT. Multi Nabati Asahan, PT. Wilmar, PT. London Sumatera (Sumut), PT. Asian Agri (DKI, Sumut, Riau), PT. Salim (DKI, Sumut, Riau, Jatim), PT. Smart Corporation (DKI, Sumut, Riau, Jatim), PT. Sumi Asih (Jabar), PT. Cisadane Raya Chemical (Banten), PT. Flora Sawita (Sumut), PT. Sumi Asih (Jabar), PT. Cisadane Raya Chemical (Banten), Flora Sawita (Sumut), PT. Ecogreen, PT. Domba Mas. 17
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Furniture Industri Inti • FURNITURE KAYU/ROTAN
Industri Pendukung •
•
Mesin dan Peralatan; Industri Logam (mur, baut, dsb); TPT; Lem, plastik, karet dan Industri Bahan Kimia
Industri Terkait • • • •
Kayu Gergajian; Kayu lapis; Papan Partikel; Block-board; MDF; Kertas (packing) dan sebagainya
18
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Furniture Industri Inti
Industri Pendukung
Industri Terkait
FURNITURE KAYU/ROTAN
Mesin dan Peralatan; Industri Logam (mur, baut, dsb); TPT; Lem, plastik, karet dan Kayu Gergajian; Kayu lapis; Papan Partikel; Block-board; MDF; Kertas Industri Bahan Kimia (packing) dan sebagainya
Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
Sasaran Jangka Panjang (2015-2025) Adanya keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan bahan baku; Terwujudnya pengelolaan hutan dan industri yang ramah lingkungan; Meningkatnya kemampuan finishing produk furniture; Meningkatnya kemandirian dalam teknologi proses dan permesinan pengolahan kayu hilir; Adanya kemandirian di bidang desain menjadikan terjadinya penguatan basis industri furniture pada posisi World Class Industry.
Meningkatnya pasokan bahan baku kayu dari HTI dan penggunaan bahan baku alternatif eks perkebunan/pertanian; Meningkatnya efisiensi pemanfaatan bahan baku kayu solid dan panel kayu; Banyaknya varian desain furniture yang telah diaplikasikan; Meningkatnya ekspor produk-produk furniture; Meningkatnya kerjasama antar sektor terkait dalam rangka pengembangan industri furniture demi terciptanya perluasan kesemapatan kerja, peningkatan devisa dan peningkatan nilai tambah.
Strategi
Sektor : Peningkatan daya saing dengan konsep industri yang sehat, berkelanjutan, ramah lingkungan dan menguasai pasar global. Teknologi : Pencitraan desain yang berwawasan lingkungan seiring dengan perkembangan teknologi . Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014)
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2015-2025)
Percepatan realisasi penanaman HTI/HR & pemanfaatn bahan baku alternatif; Memaksimalkan penggunaan bahan baku dari hutan tanaman melalui penerapan SFM dan bahan baku alternatif; Mendorong percepatan fasilitasi pembangunan Terminal dan Sub-terminal kayu/rotan di daerah-daerah sentra industri; Mendorong berkembangnya industri rancang bangun dan perekayasaan permesinan Menidorong realisasi kerjasama antara daerah penghasil bahan baku dengan daerah industri kayu hilir; produsen furniture ; Memberikan insentif dalam rangka inovasi teknologi dan pengembangan desain; Penyempurnaan pengaturan tata-niaga kayu/rotan dalam rangka menjamin pemenuhan Meningkatkan kerjasama bilateral dan multilateral untuk mendukung pemasaran produkkebutuhan bahan baku di dalam negeri; produk furniture, termasuk ikut berpartisipasi dalam berbagai even pameran furniture Kemudahan memperoleh pinjaman lunak sebagai modal denagn bunga rendah; bergengsi di luar negeri; Pengembangan jaringan pasar global melalui pemanfaatn kerjasama dengan perusahaanperusahaan MNC. Unsur Penunjang
Periodisasi Peningkatan Teknologi :
Pasar :
SDM :
Inisiasi (2010-2014) : Pengembangan teknologi rancang bangun dan perekayasaan permesinan industr hilir pengolahan kayu/rotan berdasarkan atas produk yang dihasilkan, termasuk peyediaan suku cadang. Pematangan (2015-2025) : Industry Upgrading.
Pengembangan pasar ekspor.
Pelatihan SDM furniture bidang desain dan finishing; Meningkatkan peran Lembaga Litbang (Pemerintah/Swasta); Peningkatan kemampuan kompetensi SDM Furniture bidang Desain dan Proses Produksi.
Infrastruktur : Pembangunan jalan, pelabuhan dan sumber daya listrik di daerah sentra-sentra Industri Furniture. 19
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Furniture
NAD
Sumut Riau
Kaltim
Kep. Riau
Sulut Kalbar
Sumbar
Gorontalo
Jambi
Kalteng
Babel Bengkulu
Sulteng
Kalsel
Sumsel
Sulsel Lampung
Sultra Papua
DKI Jakarta Banten Jabar
Jateng
Jatim
DI Yogya
Indikasi Lokasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Sentra : NAD(9), Sumut(20), Sumbar(11), Riau(2), Jambi(1), Bengkulu(5), Sumsel(3), Lampung(6), DKI (13), Jabar(37), Jateng(54), DIY(20), Jatim(43), Bali(13), NTB(29), NTT(23), Kalbar(4), Kalsel(22), Kalteng(9), Kaltim(8), Sulsel(19), Sulteng(8), Sultra(13),Sulut(10), Maluku(12), Papua(5) Jumlah Sentra : 399 Perusahaan : Hadinata Brothers /Ligna (Jatim), Cahaya Sakti Furintraco/(Olimpic Group (Jabar), Victor Indah Prima (DKI), Panca Eka Group (Riau) 20
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Karet dan Barang Karet Industri Inti • Industri barangbarang karet
Industri Pendukung • • • • •
Karet alam Karet sintetis Bahan kimia (filler) Karbon black Permesinan
Industri Terkait • Industri otomotif
21
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Karet dan Barang Karet Industri Inti Pendukung Kerangka Pengembangan Industri Karet danIndustri Barang Karet
Industri Terkait
Industri Barang-barang Karet
Karet Alam; Karet Sintetis; Bahan Kimia ( Industri Otomotif Filler), Karbon Black, Permesinan Sasaran Jangka Menengah ( 2010-2014) Sasaran Jangka Panjang ( 2010 – 2025)
Peningkatan produktivitas karet alam sehingga mencapai 3,5 ton dengan pertumbuhan sekitar 4 % rata-tara pertahun Peningkatan kualitas SDM di Industri Barang-barang Karet Peningkatan Investasi baru dan Perluasan usaha Industri barangbarang Karet Pengembangan Industri barang-barang karet dalam negeri sebagai substitusi Impor.
-
Meningkatnya produksi karet alam menjadi 4 juta ton/tahn Berkembangnya berbagai jenis produk barang-barang karet Meningkatnya penggunaan karet alam dalam negeri dari 16 % (2010) menjadi 20 % (2020).
-
Strategi Sektor : Peningkatan produktifitas dan kualitas karet alam untuk menunjang pasokan bahan baku industri barang-barang karet Peningkatan produksi produk barang-barang karet guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri melalui diversivikasi produk , peningkatan nilai tambah , peningkatan kandungan lokal (bahan baku/penolong, peralatan pbarik, jasa teknik dan konstruksi, jasa pendukung produksi. Teknologi : Meningkatkan litbang teknologi industri, pengembangan dan diversifikasi teknologi tradisional keteknologi maju. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah ( 2010– 2014) Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2010 – 2025) -
-
Melanjutkan pembinaan petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas bahan olah karet melalui replanting dan perluasan lahan. Pengembangan Industri barang karet melalui promosi investasi dan fasilitas untuk pengembangan modal dibidang usaha tertentu dan atau daerah tertentu (PP No. 1 tahun 2007) Unsur Penunjang
Periode Peningkatan Teknologi a.Inisiasi : - Restrukturisasi dan optimalisasi pabrik-pabrik yang masih menggunakan teknologi lama b. Pengembangan cepat : - Mendorong R& D dalam pengembangan ban dengan kebisingan rendah ( Road Noise emission - Memproduksi jenis ban radial dengan berbagai ukuran - Memproduksi sarung tangan karet medical grade Pasar : - Membangun daya saing terhadap industri barang-barang karet - Meningkatkan volume dan pasar ekspor - Membangun citra menggunakan produk dalam negeri - Membangun dan memproduksikan merk lokal dipasar Internasional
-
-
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyediaan bahan baku karet alam Mendorong Pengembangan industri barang-barang karet
SDM : Meningkatkan kemampuan SDM di Bidang industri pengolahan karet dan barang-barang karet Penyusunan standar kompetensi kerja industri pengolahan karet dan barang-barang karet
Infrastruktur : - Meningkatkan peran Litbang dan perguruan tinggi - Membangun sarana prasarana jalan dari lokasi bahan baku - Pengembangan kemampuan balai-balai karet
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
22
Persebaran Industri karet dan Barang Karet Sumut PT.Latexindo Tobaperkasa, PT.WRP Buana Multicorporation, PT.Gotong Royong Jaya, PT.Medisafe Technologies, PT.Shamrock Manufacturing Co, PT.Intan Hevea Industry, PT.Indo Rubber Industry, PT.Healthcare Glovindo
Banten PT.Saptindo Surgica
Jabar PT. Arista Latindo
Jatim PT.Abergumi Medical, PT.Deltawaru Rubber Industry
23
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Keramik Industri Inti Industri keramik
Industri Pendukung
Industri Terkait
Mesin dan peralatan Industri bahan Bahan kimia (glazur, bangunan Engineering ceramic pigmen) Gas bumi Komponen kelistrikan Pemurnian bahan baku (tanah liat, kaolin, pasir silika, feldspar, batu kapur)
24
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Keramik Industri Inti Industri Keramik
Industri Pendukung
Industri Terkait
Mesin dan Peralatan; Bahan Kimia (glazur dan Pigmen); Gas Bumi; Pemurnian Bahan Baku (Tanah Liat, Kaolin, Pasir Silika, Feldspar, Batu Kapur)
Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2015) 1. 2. 3. 4. 5.
Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd (2009); Tercapainya tingkat utilisasi rata-rata diatas 90 persen; Meningkatnya nilai ekspor daru USD. 222 juta (2006) menjadi USD. 250 juta (2009); Tersusun dan diterapkannya Standar Nasional (SNI) secara wajib untuk keramik ubin dan saniter. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat.
Bahan Bangunan; Engineering Ceramic; Komponen Kelistrikan Sasaran Jangka Menengah (2015-2020) 1. Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd 2. Tercapainya tingkat utilitas rata-rata diatas 90% 3. Meningkatnya nilai ekspor dari US.$.222 juta menjadi US.$.250 juta 4. Tersusun dan diterapkannya SNI secara wajib untuk keramik ubin dan saniter 5. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat Sasaran Jangka Panjang (2020 – 2025) 1. Menguatnya struktur industri keramik mulai dari penyediaan bahan baku hingga produk jadi; 2. Tingginya daya saing industri keramik nasional di pasar domestik dan ekspor. 3. Tersedianya industri bahan baku keramik yang sesuai dengan kebutuhan.
Strategi Sektor : Mendukung pasokan pengadaan bahan baku dan energi, pengembangan industri bahan penolong, mengoptimalkan penguasaan pasar dalam negeri, perlindungan yang wajar dari impor keramik. Teknologi : Pengembangan dan diversifikasi teknologi tradisional ke penggunaan otomatisasi.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2015)
1. 2. 3. 4. 5.
Memenuhi pasokan gas sesuai kebutuhan industri keramik nasional; Meningkatkan kualitas produk keramik melalui SNI; Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti di daerah, khususnya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri; Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik; Melakukan Revitalisasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Industri Kecil dan Menengah Keramik.
Unsur Penunjang Periodesasi Peningkatan Teknologi : a. Inisiasi (2004 – 2009) : Mendorong penggantian teknologi tradisional ke teknologi modern; b. Pengembangan cepat (2010 – 2015) : Pengembangan teknologi pembakaran yang efisien dan otomatisasi tungku; c. Matang (2016 – 2025) : pengembangan kemampuan rekayasa dan permesinan. Pasar : a. Membangun daya saing terhadap keramik China; b. Meningkatkan akses & penetrasi di pasar internasional; c. Membangun dan mempromosikan merk lokal di pasar internasional; d. Meningkatkan konsumsi produk keramik dalam negeri.
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2015-2020) 1. Memenuhi pasokan gas sesuai dengan kebutuhan industri keramik nasional 2. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti didaerah, khusunya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri. 3. Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik 4. Melakukan revitalisasi unit pelayanan terpadu (UPT) industri kecil dan menengah keramik. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2020 – 2025) 1. Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi; 2. Menerapkan dan pengawasan SNI; 3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia bagi industri keramik; 4. Mengembangkan industri pemurnian dan penyiapan bahan baku; 5. Mengembangkan industri keramik bernilai tambah tinggi (advancedceramic); 6. Mengembangkan bidang desain, rekayasa dan fabrikasi pabrik keramikyang hemat energi. SDM : a. Meningkatkan kemampuan kompetensi SDM di bidang engineering ceramic melalui pendidikan dan pelatihan singkat hingga D3; b. Pelatihan sistem manajemen mutu pada industri dan bahan baku keramik. Infrastrkutur : a. Peningkatan peran litbang dan perguruan tinggi; b. Pengembangan kemampuan Balai Besar Keramik yang mampu menghasilkan rekayasa dan permesinan yang modern.
25
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Keramik
NAD
Sumut Riau
Kep. Kep. Riau Kalbar
Sumbar Jambi Bengkulu
Babel Kalsel
Sumsel
Lampung DKI Jakarta Banten Jabar
Jateng DI Yogya
Jatim Bali
NTB NTT
Lokasi Indikasi Lokasi Sentra Sentra Jumlah sentra Jumlah Sentra Perusahaan
Perusahaan
: Jawa, Luar Jawa (Jawa bagian Barat,Babel, Kalimantan : Jawa, Luar Jawa (NTB, Kalbar, NTT,Barat, Bali) Sumatera Utara). : Sumatera Utara (3), Jawa Bagian Barat (30), Kalimantan (8). (17) : Sumut, DKI Jakarta( 5), Babel (1), Kalbar (1), NTB,Barat Banten : 41. : 36 : PT. Mark Dynamic (Sumut), PT. Sibelco Lautan Mineral (Kalbar), PT. Arwana Citra Mulia Tbk. (Jawa Bagian : PT. Satyaraya Keramindo Indah (Tangerang), PT. Surya Toto (Banten), PT. Mulia Ceramic Barat), PT. Tri Marga Jaya (Jawa Bagian Barat).
(Jabar/Cikarang, Bekasi), PT. Inti Keramik Alam Asri (Tengerang), PT. Asia Victory Industri (Surabaya)
26
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Pulp dan Kertas Industri Inti Industri kertas
Industri Pendukung
Mesin dan peralatan pulp Kertas bekas Industri bahan kimia
Industri Terkait Rayon Semen Percetakan dan penerbitan Converting Pengemasan Rokok Komputer
27
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Pulp & Kertas Industri Inti
Industri Pendukung
Industri Terkait
Kertas
Mesin dan Peralatan; Industri Pulp; Kertas Bekas; Industri Bahan Kimia;
Rayon; Semen; Pencetakan dan Penerbitan; Converting; Pengemasan; Rokok; Komputer
Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
Sasaran Jangka Panjang (2010-2025) Adanya keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan bahan baku; Terwujudnya pengOperasian industri dan pengelolaan hutan yang berwawasan lingkungan; Meningkatnya peran industri permesianan nasional dalam mendukung kebutuhan mesin/peralatan proses produksi pulp dan kertas.
Meningkatnya pasokan bahan baku kayu dari HTI dan penggunaan bahan baku alternatif eks perkebunan/pertanian; Meningkatnya efisiensi pemanfaatan bahan baku industri pulp dan kertas; Meningkatnya ekspor; Minimalnya dampak lingkungan. Strategi
Sektor : Peningkatan daya saing dengan konsep industri berkelanjutan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Teknologi : Adopsi teknologi akrab lingkungan dan kemampuan R&D Indigeneous Technology. Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014)
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010-2025)
Mempercepat realisasi penanaman HTI yang sudah ada; Melakukan pengalokasian HTI baru untuk pengembangan industri pulp baru; Mengkampanyekan penggunaan bahan baku alternatif ; Memfasilitasi restrukturisasi permesinan industri pulp dan kertas; Mendorong penggunaan teknologi modern yang efisien dan ramah lingkungan; Melakukan diversifikasi produk industri kertas yang bernilai tambah tinggi (terutama kertas khusus yang selama ini masih diimpor); Mendorong perkembangan industri hilir kertas.. Peningkatan penerapan ISO 9001 : 2000, ISO 14000 dan ecolabeling.
Memaksimalkan penggunaan bahan baku dari hutan tanaman dan bahan baku non kayu. Mendorong berkembangnya industri rancang bangun dan perekayasaan mesin dan peralatan proses pulp dan kertas; Peningkatan penerapan ISO 9001 : 2000, ISO 14000 dan sertifikasi ekolabel.
Unsur Penunjang Periodisasi Peningkatan Teknologi :
SDM :
Inisiasi (2010-2014) : Pengembangan teknologi rancang bangun dan perekayasaan permesinan industr pulp dan kertas mulai dari spare parts yang sederhana;
Pelatihan ecolabeling/sistem manajemen mutu, konservasi energi dan lingkungan; Meningkatkan peran Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK); Pengembangan kemampuan SDM.
Pematangan (2016-2024) : Industry Upgrading.
Pembangunan jalan, pelabuhan dan sumber daya listrik di daerah pengembangan industri pulp dan kertas.. 28
Pasar : Pengembangan pasar ekspor.
Infrastruktur :
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Pulp dan Kertas
NAD
Sumut
Kaltim Riau Kalbar
Sumbar Jambi
Kalteng
Babel Bengkulu
Kalsel
Sumsel
Lampung
Papua
DKI Jakarta Banten Jabar
Jateng
Jatim
DI Yogya
Indikasi Lokasi
: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua
Perusahaan : Sinar Mas Group (Banten, Jabar, Jatim, Riau, Jambi), Raja Garuda Mas Group (Sumut, Riau), Pura Group (Jateng), PT. Fajar Surya Wisesa (Jabar), PT. Surabaya Agung (Jatim), PT. Surya Zig Zag (Jatim), PT. Tanjung Enim Lestari (Sumsel), PT. Kiani Kertas (Kaltim), PT. Kertas Leces (Jatim), PT. Pakerin (Jatim)
29
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Petrokimia Industri Inti Industri polimer
Industri Pendukung
Kondensate Naphta Gas alam Residu Aromatic centrer Olefin centre
Industri Terkait Produk plastik Tekstil Coating painting produk Kimia khusus Farmasi Perlengkapan otomotif Peralatan listrik Karet sintetis Serat sintetis
30
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Petrokimia
31
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
32
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Lokasi pengembangan klaster industri petrokimia
NAD
Sumut
Kaltim Riau Kalbar Kalteng Kalsel
Sumsel
Papua
DKI Jakarta Banten
Jateng
Jatim
Indikasi Lokasi: Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Perusahaan : PT. Chandra Asri (Banten), PT. Tri Polyta Indonesia (Banten), PT. TITAN (Banten), PT. Styrindo Mono Indonesia (Banten), PT.Asahimas Chemical (Banten), PT. Dow Chemical Indonesia (Banten), PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia (Banten), PT. GT Petrochem Industries (Banten), PT. Satomo Indovyl Monomer (Banten), PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (Jatim), PT. Petrokimia Gresik (Jatim), PT. Petro Widada (Jatim), PT. Aktif Indonesia Indah (Jatim) , PT. Pupuk Sriwijaya (Sumsel) , PT. Pupuk Iskandar Muda (NAD), PT. Petro Oxo Nusantara (Jatim), PT. Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) PT. Kaltim Methanol Industry (Kaltim), PT. Kaltim Pasific Amoniak (Kaltim) PT.Kaltim Parna Industri (Kaltim), PT. Indo Bharat Rayon (Jabar), PT. Pupuk Kujang (Jabar), Pertamina UP I (Sumut), Pertamina UP II (Riau), Pertamina UP III Plaju (Sumsel), Pertamina UP IV (Jateng), 33 Pertamina UP V (Balikpapan), Pertamina UP VI (Jabar), Beberapa Pabrik Adhesive Resin di Kalimantan Barat, This page was created using Nitro PDF trial software. Tengah, Selatan, dan di Propinsi Papua To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Semen Industri Inti • Industri semen
Industri Pendukung • • • • •
Mesin dan peralatan Batubara Kertas kraft (kantong) Gypsum Transportasi
Industri Terkait • Bahan bangunan
34
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kerangka Pengembangan Industri Semen Industri Inti
Industri Pendukung
Industri Terkait
Industri Semen
Mesin dan Peralatan; Batubara, Kertas Kraft, Gypsum, Transportasi
Bahan Bangunan
Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2015) 1. 2. 3. 4.
Sasaran Jangka Panjang (2015 – 2025) 1. Menguatnya struktur industri semen; 2. Tingginya daya saing industri semen nasional di pasar domestik dan ekspor; 3. Makin efisiennya penggunaan energi.
Terpenuhinya kebutuhan semen nasional; Tercapainya tingkat utilisasi rata-rata diatas 90 persen; Diterapkannya Permenperin 35/2007 tentang SNI secara wajib semen; Peningkatan efisiensi penggunaan energi. Strategi
Sektor : Mendukung upaya pemenuhan pasokan semen di seluruh tanah air pada tingkat harga yang wajar dan terjangkau. Teknologi : Pengembangan teknologi proses produksi yang efisien. Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2015) 1. 2. 3. 4. 5.
Menjamin pemenuhan kebutuhan nasional; Menerapkan secara konsisten Permenperin no. 35/2007 tentang SNI Wajib Semen; Melakukan kerjasama dengan NEDO dalam pembanguan Waste Heat Recovery Power Generation di PT. Semen Padang; Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan produsen semen dalam rangka pengembangan industri inti di daerah; Mempromosikan investasi industri semen di luar Jawa khususnya Papua Barat.
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2015 – 2025) 1. Melanjutkan program efisiensi dan diversifikasi energi; 2. Menerapkan dan pengawasan SNI sesuai dengan Permenperin no. 35/2007; 3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia bagi industri semen; 4. Mengembangkan industri semen yang berdaya saing tinggi; 5. Mengembangkan bidang desain, rekayasa dan fabrikasi pabrik semen yang hemat energi.
Unsur Penunjang Periodesasi Pembinaan : a. Periode 2004 – 2009 : Pengamanan kebutuhan semen nasional; b. Periode 2010 – 2015 : Pengembangan teknologi yang makin modern dan efisien; c. Periode 2016 – 2025 : Pengembangan kemampuan rekayasa dan permesinan. Pasar : a. Membangun daya saing guna menghadapi produk impor terutama semen dari Cina; b. Meningkatkan akses & penetrasi di pasar terutama di Kawasan Timur Indonesia;
SDM : a. Meningkatkan kemampuan kompetensi SDM di bidang rekayasa dan pabrikasi melalui pendidikan dan pelatihan singkat hingga D3; b. Melaksanakan pelatihan sistem manajemen mutu pada industri semen. Infrastruktur : a. Peningkatan peran litbang dan perguruan tinggi; b. Pengembangan kemampuan Balai Besar Semen yang mampu melakukan desain dan rekayasa peralatan semen. 35
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Semen
NAD
Sumut Sulut Maluku Utara
Sumbar
Gorontalo Kalsel Sumsel Sulsel Papua Banten NTT
Lokasi Indikasi Lokasi Perusahaan Sentra Jumlah Sentra Perusahaan
: Sumatera (Sumbar, NAD, Sumsel), Jawa (Jabar, Jateng, Jatim), Sulawesi Selatan, Kalimantan : Sumatera, Jawa, Sulawesi Selatan, NTT : PT. Indocement (Jabar) , PT. Semen Gresik (Jatim) , PT. Semen Bosowa (Sulsel) , PT. Semen : Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan Baturaja (Sumsel), PT. Semen Tonasa (Sulut), PT. Semen Padang (Sumbar), PT. Semen Kujang : 2 (Jabar), PT. Semen Cibinong (Jabar), PT. Semen Andalas Indonesia (NAD). : PT. Semen Padang (Sumatera Barat) dan PT. Semen Tonasa (Sulawesi Selatan)
36
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Hasil Laut Industri Inti • Industri pengalengan ikan • Pembekuan ikan • Pengolahan rumput laut
Industri Pendukung • • •
•
Industri peralatan Industri Pemasok bahan baku Industri penolong seperti es balok, kimia pengawet Pengemasan (kaleng tahan karat)
Industri Terkait • Industri penolong seperti es balok, kimia pengawet • Pengemasan (kaleng tahan karat)
37
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Hasil Laut Industri Inti Industri Pengalengan Ikan, Pembekuan Ikan dan Industri Pengolahan Rumput Laut
Sasaran Jangka Pendek (2010 – 2015) oTerjaminnya ketersediaan bahan baku dan penolong; oTercapainya diversifikasi produk pengolahan hasil laut; oProduk sudah mengacu pada standarisasi, seperti SNI, food safety, HACCP, GMP dan Codex; oPengembangan industri pendukung untuk kontuinitas sumber bahan penolong; oMeningkatnya utilitas kapasitas industri pengolahan hasil laut di dalam negeri; oMeningkatkan peran perguruan tinggi untuk penyediaan SDM bidang industri pengolahan hasil laut yang siap pakai; oPengembangan dan Penguatan litbang hasil laut di kawasan industri pengolahan hasil laut dalam rangka meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk. oPembatasan ekspor ikan segar dalam rangka meningkatkan pasokan bahan baku ikan segar untuk industri pengolahan ikan dalam negeri. oTerkoordinasinya interaksi jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan serta peran aktip antara pusat dan daerah, dunia usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan industri pengolahan hasil laut.
Industri Pendukung /terkait oIndustri Peralatan oIndustri Pemasok Bahan Baku seperti: Perikanan Tangkap dan Budidaya Laut oIndustri Pemasok Bahan Penolong seperti industri es balok, industri kimia (bahan pengawet), industri pengemasan (kaleng tahan karat), oIndustri perkapalan
Sasaran Jangka Panjang (2020 – 2025) oPengembangan teknologi formulasi berbasis rumput laut; oPengembangan produk formulasi berbasis rumput laut ( farmasi, kosmetik dan industri); oPengembangan industri bioteknologi berbasis hasil laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi); oPengembangan industri perikanan hemat energi dan ramah lingkungan. oTermanfaatkan air laut dalam (deep sea water) untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.
Strategi
4. 5. 6.
1.Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai dari industri pengolahan hasil laut. 2.Mengutamakan pasokan bahan baku hasil laut untuk industri pengolahan hasil laut dalam negeri. 3.Menerapkan teknologi modern untuk pengolahan hasil laut sehingga produk sesuai standarisasi, seperti SNI, Food Safety, HACCP, GMP dan Codex Memperluas penetrasi pasar dan promosi produk. Mendorong pengembangan SDM industri siap pakai khususnya di bidang manajemen mutu dan teknik produksi. Mengembangkan dan menguatkan litbang industri pengolahan hasil laut dalam rangka meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk.
38
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Pendek (2010 – 2015) oMeningkatkan pasokan bahan baku (kualitas dan kuantitas) khususnya tuna, udang dan rumput laut untuk industri pengolahan hasi laut melalui koordinasi dengan instansi terkait; oMeningkatkan kemitraan dan integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir dalam rangka meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; oMeningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk industri pengolahan hasil laut (GMP, HACCP, dan sertifikasi Halal) dan penerapan sertifikasi produk (SNI) melalui pendidikan dan pelatihan manajemen mutu dan menyusun buku panduan; oMeningkatkan kemampuan uji mutu laboratorium untuk produk hasil laut melalui bantuan alat dan bantuan teknis; oPengembangan sarana dan prasarana industri pengolahan hasil laut antara lain melalui bantuan mesin/peralatan pengolahan hasil laut ke daerah-daerah yang potensial dengan berkoordinasi dengan instansi terkait; oMeningkatkan kemampuan penyediaan mesin dan peralatan pendukung usaha pengolahan hasil laut; oMeningkatkan Sosialisasi tentang Keamanan Pangan dan Bahan Tambahan Pangan (BTP). oMeningkatkan Koordinasi interaksi dan terbentuknya jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan, serta peran aktip antara pemerintah pusat/daerah, dunia usaha, lembaga penetilian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan klaster industri pengolahan hasil laut melalui forum komunikasi; oBerkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan pencemaran limbah perikanan di sentra perikanan.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2020 – 2025) oRiset untuk pengembangan teknologi formulasi berbasis rumput laut; oMengembangkan produk formulasi berbasis rumput laut ( farmasi, kosmetik dan industri); oMengembangkan industri bioteknologi berbasis hasil laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi); oMengembangkan industri perikanan hemat energi dan ramah lingkungan melalui koordinasi dengan instansi terkait oKajian pengembangkan pemanfaatan air laut dalam (deep sea water) untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.
39
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Lokasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Laut
40
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Kopi Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2014). 1.Meningkatnya jumlah daerah kajian dan identifikasi masalah dari 3 (tiga) daerah menjadi 7 (tujuh) daerah. 2.Meningkatnya jumlah kemitraan antara petani, industri dan perdagangan kopi/stake-holders didaerah Lokus (Lampung) dari 3 (tiga) kemitraan menjadi 8 (delapan) kemitraan. 3.Meningkatnya jumlah kegiatan forum komunikasi industri pengolahan kopi, didaerah potensi kopi dari 9 menjadi 11 kali kegiatan forum. 4.Meningkatnya mutu produk pengolahan kopi melalui bantuan mesin/peralatan didaerah Lokus (Lampung) dari 10 unit menjadi 12 unit. 5.Meningkatnya keikut sertaan forum internasional pada Sidang Dewan Kopi Internasional agar dapat memanfaatkan keanggotaan Indonesia dalam ICO. 6.Tersusunnya SNI kopi dekafein dan terwujudnya revisi SNI kopi instan. 7.Terfasilitasinya kegiatan misi dagang dan promosi ekspor.
Sasaran Jangka Panjang (2015 – 2025). 1.Meningkatnya kemampuan industri pengolahan kopi yang berorientasi ekspor, dari USD 9,0 juta meningkat menjadi USD 24,20 juta tahun 2025. 1.Terbangunnya merk kopi Indonesia sesuai indikasi geografis di pasar global. 2.Berkembangnya industri pengolahan kopi dari 77 unit tahun 2007 menjadi 90 unit tahun 2025; 3.Berdirinya industri kopi non pangan/industri farmasi, sebanyak 4 (empat) unit tahun 2025. 4.Menurunnya tarif bea masuk komoditi kopi Indonesia di Uni Eropa dari 3,4 persen menjadi 0 persen.
Strategi Sektor : Diversifikasi produk pengolahan kopi, pengembangan R & D produk dan kemasan dan pengembangan ekspor. Teknologi: Penguasaan teknologi roasting yang menghasilkan roasted coffee mutu tinggi, mendorong tumbuhnya modifikasi teknologi pengolahan kopi. Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014). 1.Meningkatkan mutu dan diversifikasi produk olahan kopi; 2.Meningkatkan ekspor dan pasar domestik; 3.Meningkatkan kemitraan antara petani, industri dan perdagangan kopi/stake holders. 4.Mengamankan kepentingan Indonesia dalam forum internasional.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2015 – 2025). 1.Menerapkan GMP, HACCP dan ISO series; 2.Menerapkan SNI dalam inovasi dan diversifikasi produk pengolahan kopi Indonesia; 3.Mendorong peningkatan produksi biji kopi Arabica; 4.Mengembangkan litbang turunan kopi non-pangan; 5.Mengembangkan industri berbasis kopi pangan dan non pangan (farmasi); 6.Pendalaman struktur industri kopi; 7.Meningkatkan kompetensi SDM.
Unsur Penunjang Periodisasi Peningkatan Teknologi:: a.Inisiasi (2004 – 2009): Peningkatan kualitas biji kopi (coffee beans) sebagai produk pertanian dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi maju. b.Pengembangan cepat (2010 – 2015): Melakukan pengembangan teknologi diversifikasi produk dan teknologi desain kemasan. c.Matang (2016 – 2025): Industry & technology upgrading, memodernisasi teknik budidaya tanaman kopi untuk memperoleh produktifitas tinggi. Pasar: a.Meningkatkan akses pasar internasional melalui misi dan promosi dagang. b.Meningkatkan konsumsi domistik produk kopi olahan. c.Meningkatkan kelancaran distribusi dan pemasaran produk kopi olahan. d.Menyusun konsep pemasaran bersama anggota klaster. e.Menyederhanakan prosedur ekspor dan memfasilitasi pelaksanaan ekspor. SDM: a.Meningkatkan kemampuan R & D pada industri pengolahan kopi. b.Meningkatkan kemampuan GMP, HACCP dan ISO pada industri pengolahan kopi. c.Meningkatkan kemampuan managerial perusahaan industri pengolahan kopi. Infrastruktur: a.Membangun akses jalan, pelabuhan/terminal dan sarana transportasi dalam upaya meningkatkan kelancaran pasokan bahan baku dan distribusi produk jadi. b.Memanfaatkan seoptimal mungkin hasil R & D dari kalangan penelitian tentang perkopian.
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
41
Persebaran Industri Kopi
Lokasi pengembangan : Sumut., Lampung, Bengkulu, Jatim., Bali dan Sulsel (didasarkan atas potensi bahan baku). Sentra : Sebaran industri pengolahan kopi ternyata tidak selalu pada daerah penghasil biji kopi: Sumut. (2), Lampung (3), Jatim. (10), Bali (1), Sulsel. (3), Sumsel. (2), DKI Jakarta (4), Jabar. (6), Jateng. (2), Sulut. (3) dan daerah lain berjumlah 41 unit (usaha skala menengah). Jumlah sentra : 77 unit pengolahan kopi skala menengah dan besar. Perusahaan : PT Sari Incofood Corporation (Sumut.), PT Nestle Indonesia (Lampung), PT Aneka Coffee Industry (Jatim.), PT Santos Jaya Abadi (Jatim.), PT Gunung Mas Lestari Jaya (Banten). PT Putra Bhineka Perkasa (Bali), PT Setia Unggul Mandiri (Sulsel).
42
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Buah Industri Inti
Industri Pendukung
• Buah Olahan (Sari • Buah, Buah dalam Kaleng, Makanan • dan Minuman; •
Mesin & Peralatan; Kemasan Pendingin Bahan Kimia tambahan
Industri Terkait
• • • •
Kosmetik, Farmasi Gula Rafinasi Konsentrat Buah, Buah Kering
43
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Pengolahan Buah Industri Inti Buah Olahan (Sari Buah, Buah dalam Kaleng, Makanan dan Minuman;
Industri Pendukung Mesin & Peralatan; Kemasan; Pendingin; bahan Kimia tambahan
Sasaran Jangka Menengah 2010 – 2014 1.Meningkatnya kontinuitas pasokan bahan baku pada industri pengolahan buah; 2.Mengembangkan kerjasama dan kemitraan usaha antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan pelaku usaha industri pengolahan buah; 3.Pengembangan lokus industri pengolahan buah di Jawa Barat : pengolahan mangga, sirsak, nenas dan jambu; Sulawesi Selatan pengolahan markisa. 4.Meningkatnya diversifikasi produk buah olahan; 5.Tersusun dan terlaksananya revisi SNI sebanyak 2 (dua) komoditi.
Industri Terkait Kosmetik, Farmasi, Gula Rafinasi Konsentrat Buah, Buah Kering Sasaran Jangka Panjang 2015 –2025 1.Meningkatnya R & D produk buah olahan sebagai bahan nutrisi, kosmetik dan farmasi; 2.Peningkatan ekspor hasil industri pengolahan buah sebesar 5% pertahun; 3.Meningkatnya konsumsi produk buah olahan dalam negeri menjadi 25 kg/tahun 4.Terwujutnya HaKI pada produk buah olahan dalam rangka meningkatkan daya saing produk buah olahan;
Strategi Sektor : Pengembangan produksi buah tropis eksotis, peningkatan budidaya tanaman buah secara komersial. Teknologi : Mendorong tumbuhnya modifikasi teknologi pengolahan dan produksi buah. 1.Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014) 2.Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan bahan baku; 3.Penerapan GMP, HACCP, ISO;; 4.Penyusunan dan penerapkan SNI produk buah olahan; 5.Mengembangkan pasar domestik melalui apresiasi penggunaan produk dalam negeri. 6.Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; 7.Meningkatkan kualitas dan desain kemasan produk buah-buahan olahan. 8.Melakukan rapat koordinasi teknis di tingkat pusat dan daerah 9.Melaksanakan bimbingan teknis (technical assistance) untuk peningkatan kemampuan SDM dan pengembangan diversifikasi produk olahan.
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2015 – 2025) 1.Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan sentra produksi bahan baku; 2.Mengembangkan dan peningkatan pasar domestik dan internasional; 3.Melakukan diversifikasi buah olahan sebagai bahan pangan fungsional, kosmetik dan farmasi melalui penguatan dan pendayagunaan R & D. 4.Mengembangkan, memelihara dan meng-update media komunikasi dan diseminasi seluruh stakeholders (website, buletin dan majalah) 5.Memberikan bimbingan / pelatihan dan tata cara mendapatkan hak paten atas produk buah olahan, khususnya pada industri skala kecil dan menengah.
Unsur Penunjang Periodesasi Peningkatan Teknologi 1.Inisiasi (2010 – 2014) : Pengembangan fruit leather; 2.Pengembangan Cepat (2015 – 2019) : Modifikasi dan pengembangan teknologi pengolahan supplement dan nutrisi. 3.Matang (2020 – 2025) : Industry & Technology Upgrading. Pasar 1.Meningkatkan promosi ke negara-negara Asia dan Afrika dalam rangka kerjasasama Non Blok , Selatan -Selatan dan OKI 2.Memanfaatkan potensi pasar dalam negeri khususnya melalui pameran/festival makanan etnik berbasis buah
SDM Meningkatkan kemampuan Good Manufacturing Practices (GMP) dan ISO 9000. Infrastruktur 1.Meningkatkan peran Litbang di bidang pengolahan dan pengemasan; 2.Akreditasi lembaga-lembaga uji dan sertifikasi produk; 3.Memberikan insentif (kredit & pajak) terhadap industri yang 44 terintegrasi.
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Buah
Sumut
Kalbar SulBar
SulSel
Jabar
Lokasi Sentra Jumlah Sentra Perusahaan
Jatim
: Sumut, DKI Jaya, Jabar, Jatim, Sul Sel, Sul Bar : NAD(4), Sumut(6), Sumbar(3), Jambi(1), Bengkulu(4), Lampung(3), DKI(1), Jabar(22), Jateng(5), Jatim(2), Bali(1), NTB(3), NTT(2), Kalsel(1), Kalteng(1), Kaltim(1), Sulsel(12), Sulut(2), Maluku(2), Papua(1) : 77 : PT. Great Giant Pineapple (Lampung), PT. Riau Sakti (Riau), PT. Nira Mas Utama, PT. Bintang Dunia, PT. Makmur Sejati Internusa, PT. Hygina Cipta Dinamika Sarana, PT. Ultra Jaya, PT. Ciracasindo
45
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Hasil Tembakau Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2014) 1. Terwujudnya keseimbangan pasokan tembakau dan cengkeh sesuai dengan kebutuhan ekspor tembakau dan kebutuhan industri rokok; 2. Meningkatnya produksi rokok menjadi 240 milyar batang pada tahun 2010; 3. Meningkatnya Nilai ekspor tembakau sebesar 15 persen/tahun dari USD 397,08 juta pada tahun 2008 menjadi USD 1.056,24juta pada tahun 2015 ; 4. Meningkatnya nilai ekspor rokok dan cerutu sebesar 15 persen/tahun dari USD 401,44 juta pada tahun 2008 menjadi USD 1.067,84juta pada tahun 2015 ; 5. Meningkatnya mutu tembakau yang sesuai dengan kebutuhan industri; 6. Meningkatnya kemitraan antara produsen rokok dengan petani tembakau yang saling menguntungkan; 7. Terwujudnya UU Pengendalian Dampak Produk Tembakau yang komprehensif dan berimbang guna menciptakan kepastian usaha; 8. Kebijakan cukai yang terencana dan kondusif sesuai dengan kemampuan IHT; 9. Berkurangnya produksi dan peredaran rokok ilegal.
Sasaran Jangka Panjang (2010 – 2025) 1. Tercapainya produksi rokok menjadi 260 milyar batang pada tahun 2015 sampai dengan 2025; 2. Meningkatnya ekspor tembakau dan produk hasil tembakau khususnya ke negara-negara yang sedang berkembang, Eropa (cerutu dan tembakau), ExUni Soviet, Afrika, Amerika dan Asia. 3. Terciptanya jenis/varietas tanaman tembakau dan produk IHT yang memiliki tingkat resiko rendah terhadap kesehatan; 4. Kebijakan cukai yang terencana dan moderat; 5. Minimalisasi peredaran rokok ilegal; 6. Berkembangnya diversifikasi produk IHT.
Strategi 1. Seimbangnya kebutuhan akan pasokan tembakau dan cengkeh. 2. Peningkatan mutu dan daya saing IHT. 3. Penguasaan teknologi dalam pengembangan IHT yang berkaitan dengan pengurangan resiko kesehatan. 4. Penanganan rokok ilegal. 5. Keterlibatan IHT dalam penetapan kebijakan cukai. 6. Keterlibatan IHT dalam penyusunan RUU Pengendalian Dampak Produk Tembakau. Skala Prioritas 1. Jangka Waktu 2007-2010 : Urutan Prioritas pada aspek keseimbangan Tenaga Kerja dengan penerimaan dan Kesehatan 2. Jangka Waktu 2010-2015 : Urutan Prioritas pada aspek Penerimaan, Kesehatan dan Tenaga Kerja 3. Jangka Waktu 2015-2020 : Prioritas pada aspek Kesehatan melebihi aspek Tenaga Kerja dan Penerimaan Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014) 1. Melakukan diversifikasi penggunaan energi alternatif untuk pengeringan tembakau, revisi dan penyusunan SNI Tembakau; 2. Menangani produk rokok ilegal; 3. Membenahi struktur industri rokok; 4. Memberi insentif ekspor bagi produk tembakau dan rokok; 5. Memberlakukan kebijakan cukai yang terencana, kondusif dan moderat; 6. Menjamin keseimbangan pasokan dan kebutuhan bahan baku serta peningkatan produktifitas tembakau dan cengkeh; 7. Meningkatkan ekspor produk tembakau dan rokok. 8. Registrasi mesin sigaret linting; 9. Pengawasan mesin sigaret linting impor
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025) 1. Meningkatkan inovasi teknologi proses pengolahan tembakau; 2. Meningkatkan program kemitraan, meningkatkan mutu SDM dalam penguasaan teknologi pengolahan tembakau; 3. Mengembangkan dan diversifikasi produk industri hasil tembakau yang beresiko rendah bagi kesehatan; 4. Penerapan SNI produk tembakau dan rokok.
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
46
Unsur Penunjang Infrastruktur : Tersedianya sarana dan prasarana di sentra-sentra produksi IHT. Meningkatkan peran litbang dalam : a. Pengadaan benih unggul b. Pengembangan dan diversifikasi produk yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Peningkatan Teknologi a. Inisiasi (2007-2010) : Pengembangan dan diversifikasi produk IHT yang beresiko rendah terhadap kesehatan. b. Pengembangan (2010-2015) : Modifikasi dan Pengembangan teknologi pengolahan tembakau. c. Matang (2015-2020) : Industry & Technology Upgrading SDM : Peningkatan kemampuan SDM litbang dalam melaksanakan pengembangan dan diversifikasi produk yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Pasar : a. Membangun merek lokal di pasar internasional. b. Meningkatkan kemampuan pemasaran dan market intellegence produk IHT. c. Meningkatkan akses dan penetrasi pasar ekspor. d. Meningkatkan promosi ekspor dan fasilitasi perdagangan. Iklim Usaha : a. Kebijakan cukai yang terencana dan moderat. b. Penanganan rokok illegal untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat. c. Meningkatnya kemitraan antara produsen rokok dengan petani tembakau dan cengkeh d. Penyusunan RUU Pengendalian Dampak Tembakau yang komprehensif dan berimbang dengan melibatkan industri dan stakeholder. 47
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Pengolahan Tembakau
Sumu t Sulut
Malut
Sumbar
Lampung Jaten g
Sulsel
Maluku
Jatim
Jabar
NTB Bali
Keterangan : : Bahan Baku Utama(Tembakau) : Sumatera Utara, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB. : Industri Rokok : Sumut (PT STTC, Pagi Tobacco), Jabar (PT BAT Indonesia & pabrik rokok kecil), Jateng (PT Djarum, PT Nojorono Nojorono,, PR Sukun, PR Gentong Gotri, PR Jamu Bol, Filasta, Wikatama, PR Menara dan Industri rokok kecil lainnya). Jatim (PT Gudang Garam Tbk, PT H.M Sampoerna, PT Bentoel Prima, PT Philip Moris Indonesia, PT Gelora Jaya, PT Karya Niaga Bersama, PT Gandum dan perusahaan rokok kecil lainnya), NTB(industri rokok kecil). : Bahan Baku Pendukung (Cengkeh) : Sumbar, Lampung, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Sulut, Maluku Utara, Maluku.
48
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Pengolahan Susu Industri Inti
• Industri pengolahan susu
•
• •
Industri Pendukung
Industri Terkait
Kemasan (aluminium foil, karton, kaleng) Gula rafinasi Mesin pengolahan
• Industri pangan khusus (yoghurt, es krim, food chain, permen)
49
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Pengolahan Susu
50
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Pengolahan Susu
Jabar Jateng Jatim
Indikasi Lokasi
: Jabar, Jateng, Jatim
51
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Kelapa Industri Inti
• Industri kopra dan minyak goreng kelapa
Industri Pendukung
• • •
Bibit, pupuk, pestisida Bleaching eart, BTP, kemasan Mesin pengolahan
Industri Terkait
Desicated coconut VCO Arang tempurung Santan Sabut Tepung kelapa Bungkil
52
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Pengolahan Kelapa
Industri Pendukung Industri Inti Industri kopra dan industri minyak goreng dari minyak kelapa
-
Industri Pemasok Teknologi dan Mesin Produksi : (mesin pengolah minyak kelapa, tungku), Industri Pemasok Bahan Baku : (Bibit, pupuk, pestisida, perkebunan kelapa)
Industri Terkait Desicated Coconut, VCO, Arang Tempurung, Santan, Sabut dan Olahannya, Tepung Kelapa, Bungkil
Industri Pemasok bahan Penolong : (bleaching earth, BTP Sekuisteran, kemasan) Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2014) 1. Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; 2. Diversifikasi produk industri pengolahan kelapa; 3. Optimalisasi kapasitas industri pengolahan kelapa dalam negeri; Sasaran Jangka Panjang (2010 – 2025) 4. Meningkatkan mutu produk industri pengolahan kelapa; 1. Mengembangkan industri pengolahan kelapa non pangan; 5. Meningkatkan kerjasama internasional dalam rangka peningkatan investasi dan perdagangan; 2. Membangun pusat-pusat pengembangan industri pengolahan kelapa di sentra produksi. 6. Meningkatkan kemampuan industri mesin dan peralatan pengolah kelapa; 7. Mengembangkan teknologi pengolahan yang lebih maju dan efisien; 8. Meningkatkan kompetensi SDM. Strategi 1. Penguatan struktur industri berbasis kelapa, penciptaan iklim investasi dan usaha yang menarik insentif fiskal dan administrasi serta jaminan keamanan berusaha 2. Peningkatan utilitas kapasitas industri/perusahaan yang telah ada 3. Penciptaan lapangan usaha industri pengolahan kelapa melalui promosi investasi disentra bahan baku kelapa, melalui : Sosialisasi teknologi terpadu proses pengolahan kelapa, peningkatan pengetahuan dan kemampuan SDM, pengenalan dan penerapan GMP dan HACCP dalam rangka peningkatan mutu produk 4. Pengembangan pasar domestik : penyertaan para pengusaha pada kegiatan promosi/pameran dalam negeri dan internasional, pengembangan diversifikasi produk bernilai tambah tinggi termasuk cocochemical Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014) 1. Peningkatan jaminan pasokan bahan baku; 2. Diversifikasi produk industri pengolahan kelapa; Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025) 3. Optimalisasi kapasitas industri pengolahan kelapa dalam negeri; 1. Pengembangan industri pengolahan kelapa non pangan; 4. Peningkatan mutu produk industri pengolahan kelapa; 2. Pembangunan pusat-pusat pengembangan industri pengolahan kelapa di sentra 5. Meningkatkan kerjasama internasional dalam rangka peningkatan investasi dan perdagangan; produksi. 6. Meningkatkan kemampuan industri mesin dan peralatan pengolah kelapa; 7. Pengembangan teknologi pengolahan yang lebih maju dan efisien; 8. Meningkatkan kompetensi SDM. Unsur Penunjang Pasar: a. Membangun produk yang memiliki daya saing tinggi b. Membangun Merk Produk Industri Pengolahan Kelapa Nasional di pasar internasional c. Membangun produk dapat diminati oleh pasar dalam negeri d. Diversifikasi pasar eksport produk kelapa
SDM : a. Meningkatkan ketrampilan petani kelapa b. Meningkatkan peran litbang di bidang pengolahan dan pengemasan c. Penyediaan Balai-Balai atau Unit Pelayanan Teknis untuk pelatihan Sumber daya Manusia Bidang pengolahan kelapa
Infrastruktur : a. Pembangunan sarana pelabuhan b. Pembangunan transportasi darat
53
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Persebaran Industri Pengolahan Kelapa
Maluku Utara KalBar
Lampung
Lokasi : Riau (tepung kelapa), Lampung Barat (tepung kelapa), Kalimantan Barat (minyak kasar), Pantai Selatan Jawa (gula merah), Sulawesi Utara (minyak kelapa), Maluku Utara (kopra) Sentra : NAD(26), Sumbar(4), Riau(78), Sumsel(1), Jabar(22), Jateng(24), DIY(1), Jatim(75), Bali(20), NTB(4), Sumut (85) NTT(21), Kalse(6), Kalteng(24), Kaltim(5), Sulsel(12), Sulteng(11), Sultra(1), Papua(20), Kalbar (54), Jambi (26) Jumlah Sentra : 554 Perusahaan : PT. Pulau Sambu (Kepri), CV. AE Brathers (Riau), PT. Barco (Jabar), PT. Palco (Jabar) PT. Ikan Dorang (Jatim), PT. Vegetable Oil (Jatim), PT. Multi Nabati (Sulut), PT. Bimoli (Sulut), PT. Inimexintra (Sulut) 54
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Kakao Industri Inti
• Industri gula puti • Gula Rafinasi dan • Raw Sugar
Industri Pendukung
• • •
Bibit, pupuk, pestisida BTP(gula, sirup, susu), kemasan Mesin pengolahan
Industri Terkait
Makanan dan minuman Kembang gula Kosmetika
55
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Pengolahan Kakao
Industri Inti Industri Pendukung Industri Terkait Industri Cocoa Liquor, Cocoa Butter, Cocoa Cake Peralatan, bibit, pupuk, pestisida, perkebunan kakao, Kemasan, Industri Makanan & Minuman Berbasis Coklat dan Kembang Gula dan dan Cocoa Powder Bahan Makanan Tambahan (Gula, Sirup, Susu). Kosmetika Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2014) 1. Optimalisasi kapasitas terpasang industri kakao olahan di dalam negeri dari 40 persen menjadi 80 persen 2. Peningkatan Biji Kakao Fermentasi dari 20 persen menjadi 80 persen Sasaran Jangka Panjang (2010 – 2025) 3. Peningkatan pasokan bahan baku biji kakao fermentasi untuk industri dalam negeri 1. Terbangunnya sentra produksi baru di luar Sulawesi yaitu antara lain di 4. Meningkatnya investasi di bidang industri pengolahan cokelat Sumatera Barat dan Lampung 5. Wajib mutu biji kakao fermentasi untuk ekspor 2. Dicapainya diversifikasi produk kakao olahan 6. Pengembangan (modifikasi) teknologi pengolahan kakao 3. Berkembangnya industri pengolahan kakao secara terpadu di Indonesia 7. Peningkatan ekspor produk kakao olahan rata-rata 16 persen per tahun 8. Terjaminnya infrastruktur seperti peti kemas, energi listrik dan trasportasi 9. Deregulasi kebijakan Pemerintah Pusat Strategi 1. Penguatan struktur industri berbasis kakao, penciptaan iklim investasi dan usaha yang menarik insentif fiskal dan administrasi serta jaminan keamanan berusaha 2. Penciptaan lapangan usaha industri pengolahan kakao melalui promosi investasi disentra kakao, melalui : Sosialisasi teknologi terpadu proses pengolahan kakao, peningkatan pengetahuan dan kemampuan SDM, pengenalan dan penerapan GMP dan HACCP dalam rangka peningkatan mutu produk 3. Pengembangan pasar domestik : penyertaan para pengusaha pada kegiatan promosi/pameran dalam negeri dan internasional, pengembangan diversifikasi produk bernilai tambah tinggi termasuk kakao non pangan. Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014) 1. Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025) 2. Diversifikasi produk kakao dan coklat olahan; 1. Mengembangkan produk-produk kakao non pangan; 3. Optimalisasi kapasitas industri kakao dalam negeri; 2. Membangun pusat-pusat pengembangan industri kakao di sentra-sentra 4. Meningkatkan mutu biji kakao fermentasi; produksi; 5. Meningkatkan kerjasama internasional (pasar, teknologi, promosi dan investasi); 3. Promosi industri hilir/turunan dari produk kakao.. 6. Mengembangkan teknologi pengolahan kakao; 7. Meningkatkan kompetensi SDM. Unsur Penunjang SDM : Pasar: a. Meningkatkan ketrampilan petani kakao a. Membangun produk yang memiliki daya saing tinggi Infrastruktur : b. Meningkatkan peran litbang di bidang pengolahan dan b. Membangun Merk Produk Industri Pengolahan Kakao Nasional di a. Pembangunan sarana pelabuhan pengemasan pasar internasional b. Pembangunan transportasi darat 56 c. Penyediaan Balai-Balai atau Unit Pelayanan Teknis c. Membangun produk dapat diminati oleh pasar dalam negeri c. Penyediaan tenaga listrik bagi sentra-sentra industri kakao untuk pelatihan Sumber daya Manusia Bidang This page was created using Nitro PDF trial software. d. Diversifikasi pasar eksport produk kakao olahan pengolahan kakao To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Peta Pengembangan Industri Kakao
Sum ut
Sumb ar
Sulten g Sultr a
Lampung
Bante n
Jaba r
Jatim
Suls el
Lokasi Sentra : Banten, Jabar, Jatim, Sulteng Sulsel, Sultra, Sumut, Sumbar, Lampung Pabrik : Sumut (1), Sulsel (5), Sultra (1), Jabar (1), Banten (3), Jatim (2) Jumlah Pabrik : 13 Perusahaan : PT. Cocoa Ventures Indonesia (Sumut), PT. Davomas Abadi (Banten), PT. Cocoa Wangi Murni (Banten), PT. Bumi Tangerang (Banten), PT. Cocoa Ventures Indonesia (Banten), PT. Kakao Mas Gemilang (Banten), PT. Mas Ganda (Banten), PT. General Food Industry (Jabar), PT. Industri Kakao Utama (Sulawesi Tenggara), PT. Effem Symbio Sciences Indonesia (Sulawesi Selatan), PT. Unicom Makassar (Sulawesi Selatan), PT. Maju Bersama Kakao (Sulawesi Selatan), PT. Kopi Jaya Kakao (Sulawesi Selatan).
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Klaster Industri Gula Industri Inti
• • • • •
Industri cocoa Cocoa Liquor Cocoa Butter Cocoa Cake dan Cocoa Powder
Industri Pendukung
• • •
Bibit, pupuk, pestisida kemasan Mesin pengolahan
Industri Terkait
Makanan dan minuman Farmasi
58
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Industri Gula
Industri Inti Industri Gula Putih, Industri Gula Rafinasi dan Raw Sugar
Industri Pendukung Mesin, Peralatan, bibit, pupuk, pestisida, perkebunan dan kemasan
Sasaran Jangka Pendek (2010 – 2015) o Tercapainya swasembada gula nasional tahun 2014 (Gula Putih, Gula Kristal Rafinasi dan Raw Sugar) o Terealisasinya program revitalisasi pabrik gula melalui peningkatan mutu dan volume produksi gula putih o Meningkatnya produksi raw sugar di dalam negeri . o Memberlakukan SNI wajib Gula putih
Industri Terkait Industri Makanan ,Minuman dan Farmasi
Jangka Panjang (2020 – 2025) o Indonesia menjadi negara produsen gula yang mampu memasok kebutuhan negara-negara lain di Asia Pasifik
Strategi 1. Peningkatan utilisasi kapasitas PG dan PGR 2. Peningkatan rendemen gula melalui system pengolahan tebu yang baik (tanam,pembibitan,pemeliharaan) 3. Peningkatan efisiensi bahan baku dan energi 4. Penguatan struktur industri gula pada semua tingkat dalam rantai nilai (value chain) 5. Revitalisasi PG-PG terutama PG di Jawa 6. Meningkatkan promosi dan investasi PG-PG di luar Pulau Jawa (Papua, Sumatra, Sulawesi) 7. Pengembangan lokasi klaster :Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Pendek (2010 – 2015)
o Melanjutkan revitalisasi PG 2007 - 2009 untuk on-farm dan off farm sehingga mutu dan volume produksi GKP meningkat o Menyusun revisi GKP dan melakukan sosialisasi intensif agar PG-PG menerapkan revisi standar mutu GKP yang baru o Memberikan kuota impor raw sugar bagi industri gula rafinasi yang disesuaikan dengan kebutuhan gula rafinasi bagi industri makanan dan minuman dalam negeri o Mengarahkan investasi baru pada industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu. o Merevisi kebijakan Ketentuan Impor Gula, yang disesuaikan dengan perkembangan pergulaan nasional pada kurun waktu tersebut.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025) Indonesia menjadi negara pengekspor gula di Asia Pasifik .
Unsur Penunjang Pasar:
a. b. c.
Inisiasi (2004-2009) : Revitalisasi mesin PG, peingkatan utilisasi kapasitas, bongkar ratoon, penggunaan bibit unggul Pengembangan cepat (2010 - 2015) : Modifikasi & Pengembangan teknologi yang lebih maju (otomasisasi mesin dan peralatan) Matang (2016 -2025) : restrukturisasi mesin dan peralatan dengan teknologi mutakhir
SDM : a. Meningkatkan kemampuan SDM dibidang manajemen industri gula
Infrastruktur : a. Meningkatkan peran litbang untuk peningkatan mutu gula (SNI Wajib) dan diversifikasi pemanfaatan hasil samping b. Deregulasi dan debirokratisasi, harmonisasi dan non tarif c. Pembangunan infrastruktur dilahan-lahan tebu agar proses tebang angkut berjalan efektif dan efisien.
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
59
Persebaran Industri Gula
Lampung
Jabar Jateng Banten
Jatim
Indikasi Lokasi Sentra
: Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim : Sumut (2) , Sumsel (1), Lampung (6). Banten (4), Jabar (5), Jateng ( 6), DIY (1),Jatim (32), Sulsel (3), Gorontalo (4)..
Jumlah Sentra Perusahaan Utama
: 64 : PT. Sumber Group (Lampung), PT Gunung Madu Plnatation, (Lampung, PT RNI (Jabar), PT. Jawamanis Rafinasi (Banten), PT. Angels Produscts Banten, PT.Sentra Usaha tama Jaya (Banten), PTPN IX (Jateng), PTPN X (Jatim), PTPN XI (Jatim)
60
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
III. Rencana Kerja 2011
61
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kegiatan Pokok Ditjen Industri Agro dan Kimia 2011 No. 1.
Program Revitalisasi dan penumbuhan industri agro dan kimia
Kegiatan
Tujuan
1) Revitalisasi industri pupuk
Peningkatan kapasitas dan efisiensi pabrik pupuk
Output Fasilitasi pembangunan 6 pabrik pupuk urea
Fasilitasi pembangunan 5 pabrik pupuk NPK Pembangunan 4 pabrik pupuk organik
Lokasi Sumsel, Jabar, Jatim, Kaltim
Peran Daerah • Fasilitasi dan
turut serta dalam penyediaan inrastruktur • Koordinasi dalam penyediaan lahan untuk pembangunan pupuk organik; • Fasilitasi penyediaan bahan baku.
62
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kegiatan Pokok Ditjen Industri Agro dan Kimia 2011 No.
Program
Kegiatan
Tujuan
2) Revitalisasi industri gula
Peningkatan kapasitas dan efisiensi pabrik gula
Output
Lokasi
Fasilitasi pembangunan pabrik gula baru
Peran Daerah Fasilitasi penyediaan infrastruktur dan lahan untuk perkebunan tebu dan lokasi pabrik
Fasilitasi otomatisasi 19 pabrik gula 3) Pengembangan klaster industri berbasis pertanian oleokimia
Terfasilitasinya Terbentuknya kawasan industri berbasis CPO
Kawasan berbasis sawit
Sumut, Kaltim dan Riau
Pilot project kimia khusus konstruksi berbasis hasil samping atau limbah CPO 63
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kegiatan Pokok Ditjen Industri Agro dan Kimia 2011 No.
Program
Kegiatan
Tujuan
Output
Lokasi
Peran Daerah
4) Pengembangan Klaster Berbasis Migas, Kondensat
Berkembangny a kawasan industri petrokimia
2 kawasan
Jatim dan Kaltim
Anggota working group
5) Pengembangan Klaster industri berbasis buah
Terbentuknya kawasan industri pengolahan buah
1 Kawasan berbasis buah
Jabar dan Sulsel
Anggota working group
6) Pengembangan industri berbasis hasil laut
Terbentuknya kawasan industri berbasis hasil laut
Kawasan berbasis hasil laut
Maluku,
Anggota working group
64
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kegiatan Pokok Ditjen Industri Agro dan Kimia 2011 No.
Progra m
Kegiatan
Tujuan
Output
Lokasi
Peran Daerah
7) Pengembangan klaster industri furniture
Berkembangny a klaster industri furniture
Kajian Pembangunan di 2 lokasi terminal kayu
Sultra dan Jatim
• Menyediakan lokasi
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Jateng
Anggota working group
untuk terminal kayu
8) Pengembangan klaster industri kertas
Berkembangny a klaster kertas
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Jabar
Anggota working group
9) Pengembangan klaster industri semen dan barang dari semen
Berkembangnya klaster industri semen
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Sultra dan Jatim
Anggota working group
65
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kegiatan Pokok Ditjen Industri Agro dan Kimia 2011 No.
Program
Kegiatan
Tujuan
Output
Lokasi
Peran Daerah
10) Pengembangan klaster industri semen dan barang dari semen
Berkem-bangnya klaster industri semen
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Sultra dan Jatim
Anggota working group
11) Pengembangan klaster industri kakao
Berkem-bangnya klaster industri kakao
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Sulsel
Anggota working group
12) Pengembangan klaster industri kelapa
Berkem-bangnya klaster industri kelapa
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Lampung
Anggota working group
13) Pengembangan klaster industri karet
Berkem-bangnya klaster industri karet
Peningkatan peran kelembagaan klaster
Sumut
Anggota working group
66
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
Kegiatan Pokok Ditjen Industri Agro dan Kimia 2011 No.
Program
Kegiatan
Tujuan
Output
Lokasi
Peran Daerah
14) Pengembangan klaster industri tembakau
Berkembangnya klaster industri temabakau
Peningkatan peran kelembagaan klaster
NTB
Anggota working group
15) Pengembangan Bahan Bakar Nabati
Tersosialisasi nya pemanfaatan Bahan Bakar Alternatif
Peralatan bioethanol
Maluku, Jatim Papua
Penyediaan lahan dan bahan baku
67
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
HASIL EVALUASI 15 KLASTER INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009
Dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan 15 klaster oleh masing-masing pokja dapat disimpulkan sebagai berikut :
11 klaster telah siap dan sudah melaksanakan tahapan kolaborasi dengan baik, yaitu klaster : kelapa, furniture, tembakau, buah, keramik, semen, gula, ikan, kakao, kopi dan petrokimia. 4 klaster masih dalam tahapan diagnostik dan mobilisasi, yaitu klaster : CPO, petrokimia Kaltim, karet dan kertas.
68
This page was created using Nitro PDF trial software. To purchase, go to http://www.nitropdf.com/