PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SPLDV MELALUI MODEL KOLABORATIF METODE TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VIII C SMP N 1 MUNGKID SEMESTER GASAL TAHUN 2013/2014
Diajukan untuk mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015
Oleh Nama
: Siti Nurjanah
SMP Negeri 1 Mungkid Jl. Raya Blabak, (0293) 782139, Magelang - 56551 `TAHUN 2015
i
ii
iii
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................
v
DAFTAR TABEL..............................................................................
vi
ABSTRAK.........................................................................................
vii
PENDAHULUAN.............................................................................
1
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN....................
7
METODE PENELITIAN..................................................................
5
HASIL PENELITIAN ......................................................................
8
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN...........................................
14
PENUTUP..........................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
18
LAMPIRAN........................................................................................
19
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Pembelajaran pada kondisi awal .......................................
8
2.
Proses Pembelajaran dengan Model Kolaboratif...............
9
3.
Proses Pembelajaran dengan Model Kolaboratif Metode Tutor Sebaya.....................................................................
v
11
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
1.
Hasil Belajar Matematika Siklus 1..........................
9
2.
Rekapitulasi Kemandirian Belajar Siklus 1..............
10
3.
Hasil Belajar Matematika Siklus 2...........................
12
4.
Rekapitulasi Kemandirian Belajar Siklus 1..............
13
vi
Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Materi SPLDV dengan Model Kolaboratif Metode Tutor Sebaya bagi Siswa Kelas VIII C SMP N 1 Mungkid Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014 Siti Nurjanah*)
[email protected]
Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran, seberapa banyak peningkatan kemandirian belajar, perubahan perilaku peserta didik dengan pembelajaran kolaboratif metode tutor sebaya siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid. PTK ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Terjadi perubahan perilaku kemandirian dari aspek sikap ketergantungan pada orang lain, tanggungjawab, disiplin, inisiatif sendiri, percaya diri, dan kontrol diri. Nilai kemandirian pada siklus 1 dan siklus dua meningkat. Hasil belajar siklus 1, 25 (78,125%) siswa tuntas dan 7(21,875%) siswa tidak tuntas, pada siklus 2, 27(84,375%) siswa tuntas 5(15,625%) siswa tidak tuntas. Rata-rata kelas 81,25 pada siklus 1 dan 85,31 pada siklus 2. Kata kunci: kemandirian belajar, model kolaboratif , metode tutor sebaya
vii
PENDAHULUAN Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor
penting dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi akademik yang lebih dibandingkan dengan siswa yang kemandirian belajarnya rendah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa rendah, hal tersebut dapat dilihat dari kebiasaan siswa mencari bocoran soal ujian, menyontek, membolos, terlambat datang ke sekolah, dan tidak betah belajar lama. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar rendah yang berakibat prestasi belajar rendah. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran matematika materi SPLDV pada siswa kelas VIII C semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 rendah. Dari 32 siswa 21 tuntas dan mendapat nilai diatas KKM,11 siswa tidak tuntas dan mendapat nilai di bawah KKM. Hargis (dalam Hidayati dan Listyani, 2009: 2) menyatakan individu yang memiliki kemandirian tinggi cenderung lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi diri dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur waktu belajar secara efisien dan memperoleh skor yang tinggi dalam sains. Dalam proses pendidikan siswa dituntut untuk belajar secara mandiri. Johnson (2011: 152) menyatakan bahwa belajar mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan satu orang atau kelompok untuk mencapai tujuan. Hal yang terpenting dalam belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga
siswa tidak tergantung pada
guru/pendidik, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar. Kemampuan belajar secara mandiri menjadi lebih diperlukan oleh siswa dalam menghadapi tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan deskripsi tersebut maka diperlukan kegiatan pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kemandirian belajar
siswa kelas VIII C
semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Salah satu pembelajaran yang inovatif adalahmodel kolaboratif metode tutor sebaya. Melalui pembelajaran dengan 1
model kolaboratif metode tutor sebaya diharapkan kemandirian dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII C meningkat. Rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: (1)bagaimana proses
pembelajaran matematika materi SPLDV dengan model kolaboratifmetode tutor sebaya bagi siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014; (2)seberapa peningkatan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 (3) bagaimana perubahan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian
yaitu: (1) mendeskripsi proses pembelajaran
matematika materi SPLDV dengan model kolaboratifmetode tutor sebaya bagi siswa kelas VIII C semestergasal tahun pelajaran 2013/2014, (2) mendeskripsi peningkatan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014, (3) mengidentifikasi perubahan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Manfaat penelitian bagi siswa dapat menigkatkan kemandirian belajar melalui kerjasama dalam kelompok dan tutor sebaya, bagi peneliti ini diharapkan dapat dijadikan panduan guru
dalam melaksakan pembelajaran matematika
dengan memanfaatkan model kolaboratifmetode tutor sebaya,bagi sekolah dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar melalui pembelajaran model kolaboratif metode tutor sebaya.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kemandirian Belajar Chen (2007: 11) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah tindakan yang diprakarsai sendiri
untuk
suatu
menetapkan tujuan dan mengatur
belajarnya sendiri, mengawasi belajarnya sendiri, mengatur fisik dan sosial untuk mencapai tujuan. Desmita (2009 : 185) menyatakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara
2
bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan malu dan keragu-raguan. Rusman (2010: 359) menyatakan bahwa kemandirian belajar siswa merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas, tanggungjawab dan motivasi yang ada dalam diri siswa sendiri. Dari beberapa teori tentang kemandirian dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran,perasaan dan tindakan fisik, serta sosialdalam melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan.
Model Kolaboratif Panitz (dalam Woolfolk, 2009: 256) “menyatakan bahwa model kolaboratif merupakan falsafah tentang bagaimana berhubungan dengan orang bagaimana belajar dan bekerja”. Gokhale (http://www.google.com buning pap.staf uns.acid/file/kolaboratif)
mendefinisikan “bahwa model collaborativ learning
mengacu pada metode pengajaran dimana siswa dalam satu kelompok yang bervariasi kecakapannya bekerjasama dalam kelompok kecil yang mengarah pada tujuan bersama” Mocean, L, at al ( 2010: 74) menyatakan kolaboratif adalah sebuah metode belajar mengajar yang mana siswa bekerja bersama untuk mengeksplorasi pertanyaan yang penting atau membuat projek yang bermakna”. Pendapat hampir sama dikemukakan Roschelle dan Teasley (dalam Zurita, 2005: 1) “pembelajaran kolaboratif dapat digambarkan sebagai kesepakatan bersama dalam kelompok kecil untuk mengkoordinasikan pemecahan masalah mereka”. Dalam pembelajaran tersebut terdapat elemen-elemen yang merupakan ciri pokok pembelajaran model kolaboratif yaitu adanya saling ketergantungan yang positif, akuntabilitas
individual,
memajukan
interaksi
tatap
muka,
penggunaan
keterampilan model kolaboratif yang sesuai dan adanya proses kelompok. Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa inti pembelajaran model kolaboratif adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil, antar anggota kelompok saling belajar dan membelajarkan diri untuk mencapai tujuan bersama, keberhasilan individu adalah
3
keberhasilan kelompok atau sebaliknya, dan diharapkan terlaksananya peran tutor beserta tutee dalam tiap kelompok.
Metode Tutor Sebaya Suherman (2003: 277) mengemukakan tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada
teman-teman
sekelasnya
di
sekolah.
Windaryati
(2009:
786)
mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah teman sekelas yang pandai dan ditunjuk guru untuk membantu siswa lain yang mengalami kesulitan belajar, namun memungkinkan pula bahwa setiap siswa dapat menjadi tutor karena memiliki potensi yang dapat dikembangkan apabila mendapat tanggung jawab. Jadi berdasarkan berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran dimana siswa yang lebih pandai dari temannya, dan
ditunjuk oleh guru untuk membantu dan mengajari teman
lain yang belum bisa terhadap suatu materi.
Model Kolaboratif metode tutor sebaya Model kolaboratif metode tutor sebaya merupakan gabungan
antara
model kolaboratif dengan metode tutor sebaya. Langkah-langkah pembelajaran dengan
model
kolaboratif
metode
tutor
yaitu:(1)
penyampaian
tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa, dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan;(2) penyajian informasi lewat keterbacaan atau demonstrasi, siswa diminta membaca buku paket BSe pada materi SPLDV;(3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar yang dilakukan dengan metode tutor sebayadilanjutkan pembagian LKS pada masing-masing kelompok untuk didiskusikan bersama;(4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, tutor membantu teman dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan dan guru membimbing/membantu tutor yang mengalami kesulitan;(5) evaluasi tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil;(6) memberikan penghargaan baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembelajaran kolaboratif metode tutor sebaya guru berperan sebagai fasilitator,
4
motivator, pembimbing, moderator, dan organisator terhadap kegiatan belajar sampai konsep dikuasai siswa.
Kerangka Berpikir Sebelum
melakukan
penelitian
peneliti
dalam
menggajar
hanya
menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa pasif dalam pembelajaran yang berakibat kemandirian belajar matematika rendah. Agar kemandirian belajar matematika meningkat, maka peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan model kolaboratifmetode tutor sebaya dalam pembelajaran. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus yaitu siklus 1 dan 2, hasil refleksi siklus 1 digunakan untuk perbaikan siklus 2 dan terjadi peningkatan kemandirian belajar.
Hipotesis Tindakan Dari kajian teoridan kerangka berpikir tersebut peneliti berasumsi bahwa: `(1) pemanfaatan model kolaboratif metode tutor sebaya diduga meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika;(2) model pembelajaran kolaboratif metode tutor sebaya diduga efektif untuk merubah kemadirian belajar matematika, (3) pemanfaatan model
kolaboratif
metode
tutor sebaya
didugaefektif
meningkatkan kemandirian belajar matematika materi SPLDV bagi siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama 6bulan yang dimulai bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Januari 2014. Dipilihnya waktu untuk semua kegiatan tersebut karena masing-masing berkaitan dengan waktu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC semester gasal SMP Negeri 1 Mungkid yang beralamat di Jl. Raya Blabak-Magelang Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Subjek penelitian adalah kemandirian belajar matematika materi SPLDV bagi siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran
5
2013/2014. Sumber data penelitian adalah peserta didik yang berjumlah 32 siswa yang terdiri 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah: (1)dokumentasi yaitu dokumen pembelajaran yang berupa catatan jurnal pembelajaran, dan dokumen daftar nilai; (2) observasi yaitu pengambilan data dengan lembar observasi; (3) tes hasil belajar dengan tes tertulis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptif komparatif yaitu dengan mendeskripsikan semua temuan disertai
data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana
(persentase) dan dilanjutkan dengan refleksi. Indikator kinerja penelitian yaitu: (1) adanya peningkatan rata-rata ulangan harian dari 74 menjadi minimal 75 (sama dengan KKM);(2) perubahan perilaku siswa yang pasif menjadi aktif dalam pembelajaran matematika materi SPLDV dengan model kolaboratif metode tutor sebaya; (3) tingkat ketuntasan minimal dari yang lulus KKM 75 sebanyak 22 siswa (68,75) menjadi paling sedikit 24 siswa tuntas (75%). Prosedur tindakan penelitian berbentuk siklus, penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus hingga tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran siklus 1 dengan model kolaboratif dimulai
dengan: (1) penyampaian tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa, dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan; (2) penyajian informasi lewat keterbacaan atau demonstrasi, siswa diminta membaca buku paket pada materi SPLDV; (3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar yang masing-masing terdiri dari 4 siswa; (4) guru membagikan LKS pada masingmasing kelompok; (5) membimbing kelompok bekerja dan belajar; (5) evaluasi tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil; (6) memberikan penghargaan baik secara individu maupun kelompok. Hasil refleksi siklus 1 digunakan untuk perbaikan siklus 2, pembelajaran siklus 2 dilaksanakan dengan model kolaboratif metode tutor sebaya dimulai dengan: (1) penyampaian tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan; (2) penyajian informasi lewat keterbacaan atau demonstrasi, siswa diminta membaca buku paket pada materi SPLDV;
6
(3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar dilakukan dengan metode tutor sebaya dengan langkah: (a) diawali dengan pemilihan 8 orang tutor yang memiliki kemampuan akademik dan komunikasi tinggi; (b) memfasilitasi siswa untuk membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 4 siswa; (c) guru menunjuk tutor untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 3 siswa dan seorang tutor yang bertugas sebagai ketua kelompok; (4) guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok; (5) membimbing kelompok bekerja dan belajar; (5) evaluasi tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil; (6) memberikan penghargaan baik secara individu maupun kelompok
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada kondisi awal siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 memiliki tingkat kemandirian belajar matematika yang rendah. Kondisi demikian dapat dilihat dari 32 siswa, 8 siswa terlambat masuk kelas ketika bel tanda masuk berbunyi, 11 siswa terlambat mengumpulkan tugas yang diberikan guru, 15 siswa tidak menyiapkan buku pelajaran ketika guru sudah memulai pelajaran, tidak ada siswa yang berani bertanya, 3 siswa berani menjawab pertanyaan guru, 2 siswa berani maju untuk mengerjakan soal, 6 siswa bercerita dengan teman ketika guru menjelaskan, dan 7 siswa menyontek pekerjaan teman ketika ulangan. Rata-rata kemandirian belajar matematika 56,5 sedangkan hasil belajar matematika juga rendah. Hal ini dapat dilihat dari 32 siswa 22 siswa tuntas dan 10 siswa yang tidak tuntas, nilai tertinggi 95 nilai terendah 40 siswa, rata-rata hasil ulangan matematika 74,375 masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 75, dan ketuntasan klasikal 68,75%. Keadaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
7
Gambar 2 Siswa tidak fokus dalam KBM
Gambar 1 Siswa terlambat masuk kelas
Siswa terlambat masuk kelas
Gambar 4 Siswa menyontek pada saat UH
Gambar 3 Siswa terlihat terlambat mengumpulkan tugas terlambat
HasilPenelitian Siklus 1 Siswa terlambat masuk kelas
Proses Pembelajaran dengan Model Kolaboratif Berdasarkan permasalahan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model kolaboratif. Selanjutnya menyiapkan semua alat dan media yang dibutuhkan dalam pembelajaran yaituLKS. Tindakan siklus 1 dilaksanakan 3 pertemuan yaitu: pertemuan pertama dilakukan hari Jumat tanggal 24 Oktober 2013, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Oktober 2013, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 Nopember 2013. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
berkolaborasi dan mencatat semua aktivitas siswa serta
kejadiandalam pembelajaran.
8
Proses pembelajaran siklus 1 dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 6 presentasi hasil diskusi kelompok
Gambar 5 Gambar 1 kelompok siswa sedang diskusi
Gambar 7 Siswa menanggapi hasil diskusi dari salah satu kelompok
Gambar 8 Penghargaan kepada salah satu individu/ kelompok
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan prosedur, dan setelah pertemuan ketiga dilakukan tes untuk mengetahui hasil tindakan siklus 1.
Peningkatan Kemandirian BelajarMatematika Hasil belajar matematika materi SPLDV dengan model kolaboratif sebaya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Belajar Matematika Siklus 1 NO 1 2 3 4
URAIAN Nilai terendah Nilai tertinggi Rerata Rentang
PRESTASI 55 100 81,25 45
9
Berdasarkan Tabel 1 hasil belajar matematika materi SPLDV dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 55, dan rata-rata 81,25. Hasil belajar matematika pada siklus 1 sedikit meningkat, dari 32 siswa 25 siswa tuntas dan 7 siswa yang tidak tuntas.
Rata-rata hasil belajar matematika
meningkat dari 68,75 menjadi 81,25 dan ketuntasan klasikal menjadi 75%.
Perubahan Kemandirian Belajar Siswa Hasil pengamatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi SPLDV siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Rekapitulasi Kemandirian Belajar Siklus 1 NO
1 2 3 4 5 6 7
Menyiapkan buku pelajaran tanpa disuruh Mencatat penjelasan guru Berbicara ketika guru menjelaskan/ketika diskusi Menyontek/ mencontoh teman ketika UH/ tes Terlambat masuk kelas Terlambat mengumpulkan tugas Menjawab pertanyaan guru
JML SISWA YA TDK 23 9 21 11 5 27 4 28 7 25 9 23 7 25
8 9
Berani maju untuk mengerjakan soal
17
15
53,1
46,9
Mengerjakan soal latihan tanpa disuruh Berani bertanya
5 9
27 23
15,6 28,1
84,4 71,9
INDIKATOR
10
PERSENTAS E YA TDK 71,9 28,1 65,6 34,4 15,6 84,4 12,5 87,45 21,9 78,1 28,1 71,9 21,9 78,1
Berdasarkan Tabel 2 tampak adanya peningkatan pada beberapa indikator kemandirian belajar, siswa yang semula pasif menjadi aktif, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, serius dalam pembelajaran, tidak terlambat masuk kelas, dan tidak terlambat dalam mengumpulkan tugas.
Refleksi Siklus 1 Hasil refleksi siklus 1 digunakan sebagai acuan untuk perbaikan siklus 2. Kelemahan siklus 1 antara lain: (1) masih ada siswa yang diam saja ketika diskusi; (2) masih ada anak yang mengerjakan sendiri; (3) masih ada siswa yang hanya berbicara dengan teman saja.Kelebihan pembelajaran dengan model kolaboratifpada siklus 1 yaitu siswa lebih mudah dan leluasa dalam
10
menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Melalui pembelajaran dengan model kolaboratifdapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 dari kondisi awal yang rendah ke siklus 1 yang ratarata`kemandiriannya agak tinggi. Jumlah siswa yang mandiri meningkat dari kondisi awal yang berjumlah 17siswa (50,31%) ke siklus 1 yang berjumlah 22 siswa (68,75%) sehingga terjadi kenaikan sebesar 18,44%.
Hasil Penelitian Siklus 2 Proses Pembelajaran dengan Model KolaboratifMetode Tutor Sebaya Berdasarkan hasil refleksi siklus 1 peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model kolaboratif metode tutor sebaya. Selanjutnya menyiapkan semua alat dan media yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Tindakan siklus 2 dilaksanakan 3 pertemuan yaitu: pertemuan pertama dilakukan hari Kamis tanggal 7 Nopember 2013, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 Nopember 2013, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Nopemberi 2013. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
berkolaborasi dan
mencatat semua aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aktivitas pembelajaran siklus 2 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 10 Tutor membantu teman yang kesulitan
Gambar 9 Siswa sedang diskusi kelompok
11
Gambar 11 Guru membimbing tutor yang kesulitan
Gambar 12 Siswa presentasi hasil diskusi kelompok
Gambar 13 Pengargaan kepada individu/kelompok
Gambar 14Siswa menanggapi hasil presentasi kelompok lain dari salah satu kelompok
Pembelajaran model kolaboratif metode tutor sebaya siklus 2 dilakukan sesuai dengan prosedur dan setelah pertemuan ketiga dilakukan ulangan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang diberikan.
Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Hasil belajar matematika materi SPLDV dengan model kolaboratif metode tutor sebaya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Belajar Matematika Siklus 2 NO 1 2 3 4
URAIAN Nilai terendah Nilai tertinggi Rerata Rentang
PRESTASI 50 100 85,31 50
12
Berdasarkan Tabel 3. hasil belajar matematika materi SPLDV dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 50, dan rata-ratanya 85,75. Hasil belajar matematika pada siklus 2 meningkat, dari 32 siswa 28 siswa tuntas dan 4 siswa yang tidak tuntas. Rata-rata hasil belajar matematika pada siklus 2 meningkat dari 81,25 menjadi 85,31 dan ketuntasan klasikal menjadi 87,5%.
Perubahan Kemandirian Belajar Siswa Berdasarkan hasil
pengamatan kemandirian
belajar siswa dalam
pembelajaran matematika materi SPLDV siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Rekapitulasi Kemandirian Belajar Siklus 2 NO INDIKATOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menyiapkan buku pelajaran tanpa disuruh Mencatat penjelasan guru Menjawab pertanyaan guru Berbicara ketika guru menjelaskan/ketika diskusi Menyontek/ mencontoh teman ketika tes Terlambat mengumpulkan tugas Terlambat masuk kelas Mengerjakan soal tanpa disuruh Berani bertanya Berani presentasi/ maju mengerjakan soal
JUMLAH PERSENTASE SISWA YA TIDAK YA TIDAK 25 7 78,1 21,9 22 10 68,8 31,3 5 27 15,6 84,4 4
28
12,5
87,5
4 3 17 7 9
28 29 32 15 25 23
12,5 9,4 0 53,1 21,9 28,1
87,5 90,6 100 46,9 78,1 71,9
Berdasarkan Tabel 4 tampak adanya peningkatan pada beberapa indikator kemandirian belajar, siswa semakin aktif, sudah tidak ada yang terlambat masuk kelas,
berani
bertanya,
berani
pembelajaran, persentase siswa
mengemukakan
pendapat,
serius
dalam
terlambat dalam mengumpulkan tugas dan
menyontek mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kemandirian belajar semakin meningkat.
13
Refleksi Siklus 2 Hasil refleksi siklus 2 dengan model kolaboratif metode tutor sebaya adalah siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi, sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik dan membuat siswa
yang kurang aktif
menjadi aktif karena tidak malu lagi bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Hal ini menyebabkan peningkatkan kemandirian
belajar matematika
siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkidsemester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Pada siklus 1 kemandirian belajar siswa agak tinggi dengan rata-rata 68,75ke siklus 2 yang kemandirian belajarnya tinggi dengan rata-rata 78,125 dan meningkat sebesar 9,375. Demikian juga hasil belajar matematikapada siklus 2meningkat,dari 32 siswa 28 siswa tuntas dan 4 siswa tidak tuntas. Rata-rata hasil belajar meningkat dari 80,75 menjadi 85,31 dan ketuntasan klasikal 87,5% maka indikator kinerja tercapai.
Pembahasan Hasil Penelitian Proses pembelajaran matematika materi SPLDVdengan model kolaboratif metode tutor sebaya Pembelajaran matematika
materi SPLDV dengan model kolaboratif
metode tutor sebaya pada siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid menunjukkan aktivitas belajar siswa meningkat sehingga terjadi perubahan kemandirian belajar. Peningkatan aktivitas belajar tampak pada saat diskusi kelompok, siswa berani berpendapat, bertanya, dan berani
menyampaikan masalah yang dihadapi
sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.Peningkatan aktivitas dalam pembelajaran menyebabkan perubahan kemandirian belajar yang ditunjukkan oleh peningkatan beberapa indikator kemandirian belajar. Peningkatan terjadipada indikator tidak tergantung pada orang lain, tampak pada saat pembelajaran siswa sudah menyiapkan buku tanpa
disuruh,
mencatat
penjelasan
guru
tanpa
disuruh.
tanggungjawab tampak pada saat pembelajaran siswa
Perubahan
mengikuti dan
memperhatikan dengan serius, mengumpulkan tugas tepat waktu. Perubahan
14
disiplin ditunjukkan oleh menurunnya persentase siswa yang terlambat masuk kelas. Siswa mulai memiliki inisiatif sendiri, hal ini ditunjukkan dengan mengerjakan latihan soal tanpa disuruh dan memiliki percaya diri yang tinggi tampak pada saat diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan guru, dan presentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hargis (dalam Hidayati dan Listyani, 2009: 2) menyatakan individu yang memiliki kemandirian yang tinggi cenderung lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi diri dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu, dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur belajar dan waktu secara efisien dan memperoleh skor yang tinggi dalam sains. Berdasarkan deskripsi tersebut maka hipotesis 1 yang diajukan diterima yaitu proses pembelajaran dengan model kolaboratif metode tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika materi SPLDV, terbukti adanya
peningkatan
keaktifan,
tanggungjawab,
disiplin,
percaya
diri,
ketidaktergantungan pada orang lain, dan inisiatif sendiri.
Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Materi SPLDV Penerapan model kolaboratif metode tutor sebaya dalam dalam pembelajaran matematika materi SPLDV dapat meningkatkan kemandirian belajar. Hal ini terbukti dari analisis hasil kemandirian belajar meningkat dari kondisi awal yang rendah ke kondisi akhir yang kemandiriannya tinggi. Pembelajaran dengan model kolaboratif metode tutor sebaya membuat siswa lebih tertarik dan tidak bosan karena ada variasi dalam pembelajaran. Mereka saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah, tidak merasa enggan, rendah diri, dan malu dengan teman sebaya sehingga siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Pembelajaran siklus 1 menggunakan model kolaboratifterjadi peningkatan kemandirian dan hasil belajar namun belum sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini disebabkan karena pada saat pelaksanaan pembelajaran masih ada siswa yang diam saja, berbicara dengan teman, dansiswa mengerjakan sendiri. Maka berdasarkan refleksi siklus 1 perlu dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan siklus 2 yaitu dengan menerapkan model kolaboratif metode tutor sebaya. Pada saat
15
pelaksanaan pembelajaran terjadi diskusi kelompok yang
sangat baik yang
dipimpin oleh tutor, tutor secara antusias menjelaskan kepada teman yang belum paham, dan bantuan tutor bisa lebih optimal sehingga kemandirian dan hasil belajar matematika meningkat. Banyaknya siswa mandiri pada kondisi awal 17 siswa (50,31%), siklus 1 sebanyak 22 siswa(68,75%), 25 siswa mandiri (78,25%) pada siklus 2. Kemandirian belajar meningkat dan dari kondisi awal sampai kondisi akhir sebesar 22%. Dengan demikian hipotesis 3 diterima, yaitu pembelajaran dengan model kolaboratif metode tutor sebaya terbukti efektif meningkatkan kemandirian belajar matematika materi SPLDV bagi siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasaltahun pelajaran 2013/2014.
Perubahan Kemandirian Siswa dalam Belajar Matematika Materi SPLDV dengan Model Kolaboratif Metode Tutor Sebaya. Pemanfaatan model kolaboratif metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika yang dilakukan, tampak siswa memiliki semangat yang tinggi dan antusias dalam belajarkelompok sehingga tujuan pembelajaran tercapai yaitu peningkatan kemandirian belajar.Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson (2011: 152) menyatakan bahwa belajar mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan satu orang atau kelompok untuk mencapai tujuan. Pembelajaran
dengan model kolaboratif
metode tutor sebaya dapat melatih kemandirian belajar. Pada langkah (1) penyampaian tujuan dan memotivasi, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, merespon pertanyaan guru saat apersepsi, hal ini dapat melatih tanggungjawab, inisiatif sendiri, dan percaya diri; (2) penyajian informasi dalam bentuk bacaan atau demonstrasi, hal ini dapat melatih tanggungjawab; (3) pengorganisasian dalam kelompok belajar yang dilakukan dengan tutor sebaya, tutor memimpin pembentukan kelompok, kegiatan ini dapat melatih percaya diri, inisiatif sendiri, dan tanggungjawab; (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar dapat melatih tanggungjawab; (5) evaluasi tentang apa yang sudah dipelajari/ presentasi dapat melatih percaya diri; (6) memberikan penghargaan
16
baik secara individu maupun kelompok dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Pembelajaran model kolaboratif metode tutor sebaya dilakukan berulangulang terbukti merubah perilaku belajar siswa kelas VIII C SMP N 1 dan lebih mandiri.Dengan demikian hipotesis 2 diterima yaitu pembelajaran dengan model kolaboratif metode tutor sebaya dapat merubah kemandirian belajar matematika materi SPLDV bagi siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014.
Penutup Simpulan Simpulan
hasil
penelitian:
(1)
pembelajaran
dengan
model
kolaboratifmetode tutor sebayadapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika materi SPLDV bagi siswa kelas VIII C SMP N1 Mungkid semester gasal tahun pelajaran 2013/2014; (2) model kolaboratifmetode tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian danhasil belajar matematika materi SPLDV bagi siswa kelas VIII C SMP N 1 Mungkid semester gasaltahun pelajaran 2013/2014; (3) model kolaboratif metode tutor sebaya dapat merubah kemandirian belajar matematika dari rendah menjadi tinggi.
Saran Bagi kepala sekolah, supaya lebih memotivasi guru untuk menggunakan pembelajaran yang inovatif salah satunya dengan model kolaboratif metode tutor sebaya. Bagi peneliti, dengan menggunakan model kolaboratifmetode tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika maka kalau mengajar perlu menggunakan model kolaboratif metode tutor sebaya. Bagi sekolah hasil penelitian dapat memberikan sumbangan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di SMP N 1 Mungkid Kabupaten Magelang yaitu dapat meningkatkan hasil ulangan harian, ulangan akhir semester, dan UAS/UN maka sekolah diharapkan menyediakan semua fasilitas yang diperlukan siswa dalam pembelajaran.
17
DAFTAR PUSTAKA
Buning. 2010. Perencanaan Pembelajaran Kolaboratif. (http://www.google.com buning pap.staf uns.acid/file/kolaboratif ( diunduh, 18 Oktober 2011) Chen, C S. 2007. ”Self Regulated Learning Strategis and Achievement in an introduction to information Systems Course”. Information Technology Learning, and Performance Journal, Vol . 20 , No. 1 Hal 11-22 Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hidayati, K., dan Listyani, E. 2009. ”Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa”. Laporan Penelitian Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Johnson, E. 2011. Contextual Teaching & Learning (CTL) Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung : Kaifa Mocean, at al. 2010. Learning Intelegent Collaborative System. Economy Informatic Journal. Volume 10 No. 1. Hal 74-64. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suherman, E.et al. 2003. Srategi Pembelajaran Matematika Kontenporer (Revisi ed). Bandung. Woolfolk , A. 2008. Educational Psychologi Vol. 2: Active Learning Edition (10nd ed) Terjemahan Helly Prayitno Suecipto dan Sri Mulyani, S. 2009. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Windaryati, E S. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Matematika. Jurnal DIDAKTIKA, No . 1.Hal 284-788 Zurita, G. 2005. Dynamic Grouping in Collaborative Learning Supported by Wireless Handhelds. Educational Technology and society. Volume 8 No. 3 Hal 149-161
18
19