HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN SIKAP TERHADAP KEBERSIHAN DENGAN PARTISIPASI PEDAGANG DALAM MENGELOLA SAMPAH (Studi Para Pedagang di Pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis) Oleh: Buhori H.Yus Darusman H.Rudi Priyadi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA Buhhorii @ mail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA ............................................................. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA ................................................................
ABSTRACT BUHORI. Of 2012. RELATIONSHIP BETWEEN INCOME LEVEL AND ATTITUDE OF CLEANLINESS TRADERS WITH PARTICIPATION IN MANAGING WASTE (Study On The Market Traders in Kudat District Sindangkasih). Attitude towards cleanliness traders will affect the high participation of traders in waste management so that more and better public attitude towards the cleanliness of public participation in environmental waste management, the better. Then form an attitude of awareness of environmental hygiene is the most important factor in creating a clean environment. The purpose of this study was to determine: 1) The relationship between income levels with the participation of traders in managing waste. 2) The relationship between attitudes toward cleanliness with the participation of traders in managing waste. 3) The relationship between income level and attitudes toward cleanliness with the participation of traders in managing waste. The method used in this research is analytical descriptive with quantitative approach to mendeskrifsikan and give a very deep meaning. The population in this study were traders in the market Sindangkasih and sample as many as 229 people who used as many as 58 people. Conclusions obtained in this study were: 1) There is a relationship between income levels with the participation of traders in managing waste, the magnitude of the
1
relationship 0983. Then the contribution of the level of revenue to dealer participation in waste management for 96.50% means that the higher income market traders, the higher the participation of traders in managing waste. 2) there is a relationship between attitudes toward cleanliness with the participation of traders in managing waste, the magnitude of the relationship 0966. then the contribution of income to the participation of traders in the trash a 93.40% means that the higher the trader attitude towards cleanliness, the higher the participation of traders in managing waste. 3) There is a relationship between income and attitudes toward cleanliness with the participation of traders in the amount of waste management relations 0992. then the contribution of income to the merchant's participation in waste management by 98.40% means that the higher the income the higher the merchant and trader attitudes towards cleanliness, the higher the participation of traders in waste management will increase.
2
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN SIKAP TERHADAP KEBERSIHAN DENGAN PARTISIPASI PEDAGANG DALAM MENGELOLA SAMPAH (Studi Para Pedagang di Pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis). Sikap pedagang terhadap kebersihan akan mempengaruhi tingginya partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah sehingga semakin baik sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungannya maka partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah akan semakin baik. Sikap kemudian membentuk sebuah kesadaran terhadap kebersihan lingkungan merupakan faktor terpenting dalam mewujudkan lingkungan yang bersih. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 2) Hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 3) Hubungan antara tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif agar dapat mendeskrifsikan dan memberi makna yang sangat mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang yang ada di pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis sebanyak 229 orang dan sampel yang digunakan sebanyak 58 orang. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1) Ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah, besarnya hubungan 0.983. Kemudian besarnya kontribusi dari tingkat pendapatan kepada partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sebesar 96.50% artinya semakin tinggi pendapatan pedagang pasar, semakin tinggi pula partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 2) ada hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah, besarnya hubungan 0.966. kemudian besarnya kontribusi dari tingkat pendapatan kepada partisipasi pedagang dalam mengela sampah sebesar 93.40% artinya semakin tinggi sikap pedagang terhadap kebersihan, akan semakin tinggi pula partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 3) Ada hubungan antara pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah besarnya hubungan 0.992. kemudian besarnya kontribusi dari tingkat pendapatan kepada partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sebesar 98.40% artinya semakin tinggi pendapatan pedagang dan semakin tinggi sikap pedagang terhadap kebersihan, akan semakin tinggi pula partisipasi pedagang dalam mengelola sampah akan semakin meningkat.
3
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukannya sebagai barang buangan, yaitu sampah dan limbah. Sampah merupakan segala bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan manusia maupun binatang yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah dibuang, tidak bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi. Lingkungan yang kotor, tidak sehat dan kurang enak dilihat oleh mata pada masyarakat pedesaan masih sering dijumpai Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh perilaku warga masyarakat yang tidak baik yang tercermin dalam kebiasaan membuang limbah dan sampah disembarang tempat, serta masih adanya warga masyarakat yang belum menyediakan tempat pembuangan sampah secara permanent dan tertutup. Kondisi tersebut terjadi pula di Pasar Sindangkasih sebagai salah satu wadah perekonomian sebagian besar masyarakat. Aktivitas yang ada baik itu jual beli antara pedagang dengan pengunjung atau pembeli secara tidak langsung menyebabkan adanya timbulan sampah pada pasar tersebut tiap harinya. Timbulan sampah yang semakin hari semakin bertambah dan tidak dapat terangkut setiap harinya, pada kenyataannya akan dibebankan kepada pengelola yang bertanggung jawab akan kinerja pengelolaan sampah tersebut. Kondisi ini diindikasikan dengan adanya anggapan bahwa kurang efektif dan efisiennya sistem pengelolaan yang diterapkan oleh pihak pengelola, telah mengakibatkan kondisi pasar menjadi kotor dan menimbulkan gangguan lingkungan. Sistem pengelolaan sampah pasar pada umumnya diwenangkan kepada Dinas Pasar sebagai pengelola yang sah dari jajaran Pemerintah Daerah. Tetapi saat ini, Dinas Pasar mengalami defisit anggaran, sehingga mengharuskan Pemerintah Daerah untuk mengambil suatu langkah yang sesuai dan tepat, supaya pengelolaan sampah pasar tidak terbengkalai. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan berusaha untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut membantu dalam pengelolaan pembangunan, khususnya infrastruktur melalui organisasi masyarakat atau disebut juga dengan pemberdayaan masyarakat. Namun permasalahan yang selama ini menjadi hambatan yaitu diakibatkan oleh pedagang yang ada di Pasar tersebut, karena mereka tidak menunjukkan sikap kooperatif dan partisipasinya untuk ikut membantu mengelola sampah. Seperti masih adanya pedagang yang jarang menyapu tempat dagangannya sehingga terkesan kotor. Partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan pedagang dan sikap pedagang dalam mengelola sampah. Dengan tingkat pendapatan pedagang yang memadai maka kemungkinan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah akan semakin baik. Tingginya pendapatan pedagang akan membentuk suatu kesadaran terhadap lingkungannya. Hal ini sejalan dengan hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis terhadap para pedagang di Pasar Sindangkasih yang penulis bedakan berdasarkan tingkat pendapatannya dengan kategori pendapatan tinggi dibuktikan
4
dengan kepemilikan ruko, pendapatan sedang dengan kepemilikan kios dan pendapatan rendah yang merupakan pedagang kaki lima. Berdasarkan kategori pendapatan tersebut diketahui bahwa sikap dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah lebih baik yang memiliki pendapatan tinggi atau yang memiliki ruko dibandingkan dengan pedagang kaki lima hal ini dikarenakan pedagang yang memiliki ruko lebih sadar untuk mengelola kebersihan sementara pedagang kaki lima kurang sadar terhadap kebersihan. Tingkat kesadaran dalam pengelolaan sampah tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pandang terhadap permasalahan pengelolaan sampah sehingga hal tersebut menyebabkan sikap dan partisipasinya berbeda. Sikap pedagang terhadap kebersihan akan mempengaruhi tingginya partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah sehingga semakin baik sikap pedagang terhadap kebersihan lingkungannya maka partisipasi pedagang dalam mengelola sampah akan semakin baik. Sikap kemudian membentuk sebuah kesadaran terhadap kebersihan lingkungan merupakan faktor terpenting dalam mewujudkan lingkungan yang bersih. Banyak cara untuk menumbuhkan budaya bersih kepada masyarakat baik melalui pendidikan dan penyuluhan, maupun yang bersifat menyeluruh berupa sebuah gerakan (kerja bakti massal). Masyarakat bergerak untuk berpartisipasi apabila partisipasi itu sudah dilakukan melalui organisasi yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat dan itu semua bisa memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian setiap kegiatan/program yang dilaksanakan pihak yang terkait, tampak bahwa peran aktif masyarakat itu sangat penting untuk dapat mewujudkan tujuan bersama dalam rangka penanganan sampah di Pasar Sindangkasih. Keadaan sosial ekonomi berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, dengan keadaan sosial ekomoni yang rendah masyarakat cenderung bersikaf pasif dan menunnggu. Hal ini disebabkan karena wawasan mereka yang terbatas. Dalam memelihara kebersihan lingkungan, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dengan partisipasi lebih banyak hal yang dicapai. Dengan itu partisipasi merupakan katalisator untuk melaksanakan pemeliharaan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Huntington (2007:86) yang menyatakan bahwa “tingkat ekonomi yang lebih baik berpengaruh psoitif terhadap peningkatan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki seseorang”. Sehingga dengan demikian semakin tinggi ekonomi masyarakat, maka akan mengakibatkan semakin tinggi atau minat masyarakat untuk memelihara kesehatan lingkungan. Attitude (sikap) dapat merupakan sikap pandangan, tetapi berbeda dengan pengetahuan yang dimiliki orang. Seseorang bersikap sesuatu karena ada masukan pengetahuan tertentu. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai oleh kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu. Sikap mungkin sekali dinyatakan oleh kebiasaan tingkah laku tertentu. Misalnya kebiasaan menyekat kaki pada kesed sebelum masuk rumah, dapat dinyatakan adanya attitude mengenai kebersihan di lingkungan rumah. Namun kebiasaan bertingkah laku tertentu belum bisa disamakan dengan sikap. Azwar (1995) memberikan 5 ciri-ciri dari apa yang dinamakan Attitude atau sikap sebagai berikut :
5
1. Attitude bukan dibawa sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk sepanjang perkembangan orang tersebut. 2. Attitude itu dapat berubah-ubah. 3. Attitude itu tidak berdiri sendiri melainkan mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. 4. Objek Attitude dapat merupakan satu hal tertentu, dapat pula kumpulan dari hal-hal tersebut. 5. Attitude mempunyai segi motivasi dan perasaan. Kesediaan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan ternyata membutuhkan pengertian masyarakat. Mubyarto menyatakan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan diri sendiri. (Susanto 1985 :102) Bentuk keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan lingkungan antara lain :1.Partisipasi peorangan dan keluarga,2.Partisipasi masyarakat umum,3.Partisipasi masyarakat kelompok penyelenggara upaya kesehatan. Dari uraian di atas, maka dapat digarisbawahi bahwa sikap dalam memelihara kebersihan, perlu adanya kesadaran, tanggung jawab, serta upaya-upaya yang dilakukan melalui tindakan atau perilaku dalam menjaga budaya hidup bersih di lingkungannya. Dalam kehidupan masyarakat sebagai individu dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya sangat tergantung serta dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya. Hubungan antara lingkungan dan manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena merupakan suatu kesatuan ekosistem yang memiliki ketergantungan dan hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini kadang dapat memberikan dampak serta pengaruh, baik yang negatif ataupun yang bersifat positif. Sehingga diperlukan adanya kesadaran, serta tanggung jawab bersama sebagai upaya untuk menjaga hubungan manusia dengan lingkungan. Tingkat pendapatan seseorang akan berdampak pada semakin tinggi minat seseorang dalam memelihara kebersihan lingkungan mengingat dengan tingkat pendapatan yang semakin baik maka akan semakin sadar tentang manfaat kebersihan lingkungannya. Sementara mengenai sikap seseorang timbul sebagai akibat atau proses belajar dari apa yang terjadi di lingkungannya sehingga sikap terbentuk jika terjadi interaksi sosial yang dialami oleh individu sehingga terdapat pola hubungan antara sikap seseorang dengan partisipasi terhadap kebersihan lingkungan. Dengan melihat hal tesebut di atas, maka masalah dapat dirumuskan : 1. Adakah hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah ? 2. Adakah hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah ? 3. Adakah hubungan antara tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah?
6
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui,mengkaji,dan menganalisa tentang : 1.Hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sam pah (X1 dengan Y). 2.Hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelo la sampah (X2 dengan Y ). 3.Hubungan antara tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pe dagang dalam mengelola sampah (X1+ X2 dengan Y). II. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik bersifat korelasial, metoda ini digunakan karena masalah yang diteliti tertuju pada masalah yang ada sekarang, yaitu hubungan tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi warga pasar dalam mengelola sampah, dengan menggunakan teknik survei. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kartadinata (dalam Sofyan Hidayat, 1998: 17) bahwa “Metode survey memerlukan proses pengumpulan informasi melalui sampel penelitian”. Sedangkan menurut Surakhmad (1994: 68) bahwa “metode survey dengan analisis desktiptif memiliki ciri dipusatkan pada pemecahan masalah yang ada waktu sekarang dan aktual Pada penelitian ini ditetapkan variabel yang akan diukur, yaitu : -Variabel bebas (independent variable) dengan notasi (X) yaitu variabel yang memberikan pengaruh kepada variabel terikat. Notasi (X1) adalah tingkat pendapatan yaitu besarnya pendapatan yang diterima baik yang berasal dari pendapatan pokok atau pendapatan sampingan, biasanya diukur dalam jumlah rupiah yang diterima setiap bulan. Notasi (X2) adalah sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu. - Variabel terikat (Dependent variable) dengan Notasi (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tersebut partisipasi pedagang dalam mengelola sampah (Y) Secara sederhana variabel dalam penelitian ini adalah sbb: 1.Variabel Tingkat pendapatan (X1) , - sub variabel:Usaha dan pendapatan lainnya. - indikator: Besarnya pendapatan dalam bentuk rupiah,dan besarnya pendapatan lain yang diterima setiap bulan. 2. Variabel Sikap terhadap kebersihan (X2), - sub variabel Sikap Kognisi (pengetahuan). dengan indikator Pengetahuan terhadap lingkungan, Upaya memelihara kebersihan ling kungan,Memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan kebersihan lingkungan,Memanfa atkan kemajuan teknologi dalam melakukan pemeliharaan kebersihan. -Sub variabel; Sikap Afeksi (keyakinan) - indikator: sumber penyakit berasal dari lingkungan yang tidak bersih,untuk menjaga ke bersihan lingkungan diperlukan tempat pembuangan sampah,dalam pemeliharaan keber
7
sihan diperlukan kerja sama antar berbagai pihak. - sub variabel Sikap Konasi (tingkah laku) - indikator : Untuk menjaga kebersihan sebaiknya tidak membuang sampah sembaragan, memiliki kesadaran dalam kebersihan lingkungan,tidak menimbunan sampah sembara ngan karena depat menjadi sumber penyakit. 3. Variabel Partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah (Y) . - sub variabel: Ide. - indikator :Memiliki ide untuk membersihkan lingkungan,memberikan contoh dalam pe meliharan kebersihan, Mengajak untuk secara bergiliran dalam membersihkan lingku ngan. -Sub variabel; Tenaga. - indikator ; Ikut bergotong royong dalam pemeliharaan kebersihan, Ikut bergotong royong dalam pemeliharaan kebersihan, Berperan serta dalam membasmi lalat akibat pe numpukan sampah. -Sub variabel : Keuangan . - indikator ; membayar retribusi kebersihan secara rutin,memberikan sumbangan pada kegiatan pemeliharaan kebersihan,memberikan sumbangan kepada petugas kebersihan pengangkut sampah. -Sub variabel ; Harta Benda. -Indikator ; Keterlibatan dalam mencurahkan segenap kemampuannya dalam pelaksana an pemeliharaan kebersihan, Memberikan kontribusi dalam pelaksanaan pemeliharaan kebersihan,Keterlibatan dalam pencarian informasi tentang pengelolaan sampah. -Sub variabel ; Keahlian. - Indikator ; Keikutsertaan dalam menata lingkungan berjualan sehingga indah dipandang, memiliki keahlian dalam pemeliharaan lingkungan seperti pembuatan tempat pemuangan sampah, Memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sampah untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang yang ada di pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis yang terdiri dari pedagang yang berasal dari latar belakang yang berbeda, baik secara ekonomi, sikap dan peran sertanya dalam memelihara kebersihan. Jumlah populasi yang diambil sebanyak 229 orang. Dalam pengambilan sampel (responden) digunakan teknik stratified proportional random sampling sehingga pengambilan populasi secara acak sesuai dengan tingkat status ekonomi yang dimiliki warga pasar (tinggi, sedang, rendah),(Sugiyono,2001) Dengan demikian populasi dan sampel para pedagang yang ada di pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis dapat dihitung dengan mengambil 25 % dari jumlah populasi (25% dari 229 = 58), dengan rincian sebagai berikut: 70 1. Ruko/tinggi = 58 18 229 133 2. Kios/sedang = 58 34 229 8
26 58 7 229 Data yang dikumpulkan adalah berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada warga pasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Kuesioner tentang Tingkat Pendapatan 2. Skala sikap terhadap kebersihan 3. Kuesioner tentang Partisipasi warga pasar dalam mengelola sampah Kuesioner tersebut terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji relibilitas. . Untuk menguji validitas alat ukur yang berupa angket terlebih dahulu dicari korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan, dengan cara mengkorelasi setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Surakhmad,1994: 65),dan (Arikontoro 2009 ) Selanjutnya setelah kuesioner yang dibagikan ternyata valid maka dilanjutkan dengan melakukan uji reliabilitas.Uji validitas dan relibilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.Dari hasil uji statistik ternyata ada 30 item untuk masingmasing instrumen yang valid dan reliabel. Data yang terkumpul akan dianalisis secara statistik,yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi korelasi sederhana dan ganda dengan bantuan program SPSS secara deskriptif infersial.
3. Kaki lima/rendah
=
III.Hasil dan Pembahasan 3.1 Tingkat Pendapatan Pedagang di Pasar Sindangkasih Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai angket untuk dari 30 angket yang dibagikan kepada responden sebanyak 58 orang maka diperoleh hasil sebagai berikut : nilai tertinggi diperoleh sebesar 122 (Rp. 5000.000) dan nilai terendah sebesar 72 (10.000) dengan rentang nilai (range) sebesar 50 mean sebesar 98.67. median sebesar 1.00 dan standar deviasi diperoleh sebesar 1.34. Untuk mengetahui kategori dari data tabel 4.1, selanjutnya penulis membandingkan antara nilai rata-rata dengan skor minimum ditambah dengan standar deviasi. Kategori tingkat pendapatan pedagang di pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Pangkategorian Data Tingkat pendapatan pedagang di pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis No
Rentang skor Jika
(mean) > skor min + 4 SD
Kategori Sangat tinggi
Harga 125,76
9
Jika
(mean) > skor min + 3 SD
Jika
(mean) > skor min + 2 SD
Jika
(mean) < skor min + 2 SD
Tinggi
112,32
Cukup
98,88
Rendah
98,88
Berdasarkan data dalam Tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata Tingkat pendapatan pedagang di pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis dapat dikategorikan rendah, hal ini dikarenakan nilai mean 98.67 < 98.88. (Skor min + 2 SD ) 3.2 Sikap terhadap kebersihan Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai angket untuk sikap pedagang terhadap kebersihan dari 30 angket yang dibagikan kepada pedagang pasar Sindangkasih Kabupaten Ciamis sebanyak 58 orang maka diperoleh hasil sebagai berikut : nilai tertinggi diperoleh sebesar 121 dan nilai terendah sebesar 66 dengan rentang nilai (range) sebesar 55 mean sebesar 96.02. median sebesar 97.50 dan standar deviasi diperoleh sebesar 13.58.Dengan cara yang sama seperti pada tingkat pendapatan maka rata-rata sikap pedagang terhadap kebersihan dapat dikategorikan cukup. hal ini dikarenakan nilai mean 96.02 > 93.16. (Skor min + 2 SD) 3.3 Partisipasi Pedagang dalam Mengelola Sampah Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh bahwa partisipasi pedagang dalam mengelola sampah dari 58 orang diperoleh hasil sebagai berikut : nilai tertinggi diperoleh sebesar 124 dan nilai terendah sebesar 74 dengan rentang nilai (range) sebesar 50 mean sebesar 99.89. Median sebesar 10.10 dan standar deviasi diperoleh sebesar 13.26. Adapun kategori partisipasi pedagang dalam mengelola sampah seperti pada tingkat pendapatan dan sikap diketahui bahwa rata-rata partisipasi pedagang dalam mengelola sampah dapat dikategorikan rendah.Hal ini dikarenakan nilai mean 99.89 < 100.52. (Skor min + 2 SD) Uji Hipotesis: Sebelum dilakukan uji analisis yaitu uji normalitas dan linieritas dari hasil analisis dengan menggunaakan SPSS maka diperoleh ke tiga variable berdistribusi normal,serta regresi antara tingkat pendapatan (X1) dengan partisipasi ( Y ),sikap (X2) dengan partisipasi (Y ) serta tingkat pendapatan (X1) dan sikap terhadap kebersihan (X2) dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah ( Y ) adalah bersifat linear. 3.4.Hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Dari hasil analisis data dengan menggunakan SPSS,maka diperoleh hasil seperti pada table berikut :
10
Tabel 4.1 Hasil Analisis regresi Korelasi hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Keterangan Hasil Analisis Hubungan tingkat pendapatan 4.223 (konstanta) Partisipasi pedagang 0.970 0.983 nilai regresi () 93.538 T hitung tingkat pendapatan 15.63 F hitung tingkat pendapatan 0.983 r 0,965 r2 Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + bX1 = 4.223 + 0,970 X1. Koefesien regresi sebesar 4.223 menyatakan bahwa setiap kenaikan tingkat pendapatan sebesar 4.2223 akan menyebabkan meningkatnya partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sebesar 0,970. Apabila penulis sajikan dalam bentuk grafik maka hasil uji regresi tentang hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah adalah sebagai berikut: Y
partisipasi
25
Y= 4.223 + 0.970 X1
20 15 10
r = 0,98
5
X 0 5
10
20
Pendapatan
Grafik 4.1 Hubungan hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil F hitung untuk variabel X1 sebesar 15.63 sedangkan nilai F tabel sebesar 0,05. Maka keputusannya karena nilai F hitung 15.63 > nilai F tabel 0,05 maka Ho ditolak artinya koefesien regresi signifikan atau (X1) benar-benar memiliki hubungan secara signifikan dengan (Y). Artinya tingkat pendapatan memiliki hubungan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah, sehingga hipotesis yang 11
penulis ajukan yaitu : “ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah” dapat diterima. Adapun kontribusi tingkat pendapatan Terhadap partisipasi adalah sebesar 96,5 % ( r2=0,965 ) yang sisanya 3.5 % ditentukan oleh variabel lain. Keadaan sosial ekonomi berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat,dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah masyarakat cenderung bersikap pasif dan menunggu.Hal ini disebabkan karena wawasan mereka terbatas.Dalam memelihara kebersihan lingkungan,partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dengan partisipasi lebih banyak hal yang dicapai.Dengan itu partisipasi merupakan katalisator untuk melaksanakan pemeliharaan selanjutnya.Hal ini sesuai dengan pendapat Huntington 9 2007:86 ) yang menyatakan bahwa”tingkat ekonomi yang lebih baik berpengaruh positif terhadap peningkatan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki seseorang”.sehingga dengan demikian semaki8n tinggi ekonomi masyrakat,maka akan mengakibatkan semakin tinggi atau minat masyarakat untuk memelihara kesehatan lingkungan. 3.5.Hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Dari hasil analisis data dengan menggunakan SPSS,maka diperoleh hasilseperti table 4.2 sbb : Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Korelasi hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Keterangan Sikap (konstanta) Partisipasi nilai regresi () t hitung F hitung r r2
Hasil Analisis 9.338 0.943 0.966 28.043 786.428 0.992 0.984
Berdasarkan Tabel 4.17 tersebut, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + bX2 = 9.338 + 0.943 X2. Koefesien regresi sebesar 9.338 menyatakan bahwa setiap penambahan sikap terhadap kebersihan sebesar 9.338 akan memberikan peningkatan partisipasi pedagang sebesar 0.943. Apabila penulis sajikan dalam bentuk grafik maka hasil uji regresi tentang hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah adalah sebagai berikut:
12
Y
partisipasi
25
Y= 9.338 + 0.943 X1
20
15 10
r = 0,96
5
X
0 5
10
20
Sikap
Grafik 4.2 Hubungan hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Selanjutnya untuk menguji hipotesis maka diketahui hasil F hitung untuk variabel X2 sebesar 786.428 sedangkan nilai F tabel sebesar 0,05. Maka keputusannya karena nilai F hitung 786.428 > nilai F tabel 0,05 maka Ho ditolak artinya koefesien regresi signifikan atau (X2) benar-benar memiliki hubungan dengan (Y). Artinya sikap terhadap kebersihan berhubungan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah.Jadi kontribusi sikap terhadap kebersihan kepada partisipasi sebesar 98,4 % sedangkan sisanya 1,6 % ditentukan oleh variabel lain. Attitude ( sikap )dapat merupakan sikap pandangan.Seseorang bersikap sesuatu karena ada masukan pengetahuan tertentu.Pengetahuan mengenai suatu objek untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu sehingga berkecenderungan pada kebiasaan tingkah laku tertentu atau untuk berpartisipasi. 3.6.Hubungan antara tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. Hasil analisis melalui Program SPSS Window 11.00 diketahui hasil,seperti pada table 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Korelasi tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah Keterangan Hasil Analisis Partisipasi (konstanta) 3.181 Pendapatan 0.620 Sikap 0.370 0.628 nilai regresi () Pendapatan 13
nilai regresi () Sikap F hitung r r2
0.379 16.56 0.492 0.984
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, maka penulis ketahui hasil analisis regresi sebagai berikut. Persamaan regresi ganda : Y = a + b1X + b2X = 3.181 + 0.620 X1 + 0,370 X2 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung adalah 16.56. Dengan tingkat signifikan 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi (Y). Untuk menguji signifikansi (X1), (X2), terhadap (Y) maka digunakan rumus sebagai berikut: Jika Fhitung > Ftabel , maka signifikan Jika Fhitung < Ftabel , maka tidak signifikan Ternyata Fhitung 16.56 > Ftabel 4,080, maka signifikan Dengan demikian,Ada hubungan antara tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. Adapun kontribusi tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan kepada partisipasi dalam mengelola sampah adalah sebesar 98,4 % ( r2=0.984 ) sisanya sebesar 0.16 % ditentukan variabel lain. Tingkat pendapatan dan sikap seseorang yang timbul dari proses belajar dalam memelihara kebersihan lingkungan maka akan terjadi interaksi sosial yang dialami oleh seseorang tersebut dalam kaitannya dengan partisipasi tehadap kebersihan lingkungannya. IV.Simpulan dan Saran A.Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah.Besarnya kontribusi dari tingkat pendapatan kepada partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sebesar 96.50% artinya semakin tinggi pendapatan pedagang pasar, semakin tinggi pula partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 2. Ada hubungan antara sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah.Besarnya kontribusi dari sikap terhadap kebersihan kepada partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sebesar 93.40% artinya semakin tinggi sikap pedagang terhadap kebersihan, akan semakin tinggi pula partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 3. Ada hubungan antara pendapatan dan sikap terhadap kebersihan dengan partisipasi pedagang dalam mengelola sampah.Besarnya kontribusi dari tingkat pendapatan dan sikap terhadap kebersihan kepada partisipasi pedagang dalam mengelola sampah sebesar 98.40% artinya semakin tinggi pendapatan pedagang dan semakin tinggi sikap pedagang terhadap kebersihan, akan semakin tinggi pula partisipasi pedagang dalam mengelola sampah. 14
B.Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Perlunya perhatian pemerintah daerah terhadap para pedagang mengingat keberadaan pedagang pasar memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah melalui retribusi terminal atau pajak yang dibayarkan oleh pedagang. 2. Supaya sikap warga pasar dalam memelihara kebersihan meningkat maka harus memiliki keyakinan dan kesadaran dalam memelihara kebersihan lingkungan yang dapat menunjang kesehatan, keindahan dan kebersihan di sekitar lingkungan pasar Sindangkasih. 3. Supaya partisipasi para pedagang meningkat maka diperlukan perhatian dari pemerintah dan meningkatkan motivasi kepada para pedagang sehingga dapat meningkatkan kesadarannya dalam berperilaku yang akhirnya berdampak pada partisipasi pedagang meningkat dalam mengelola sampah. 4. Mengingat keterbatasan penulis dalam melakukan penelitan ini maka sebaiknya ada peneliti lain yang melakukan penelitian terhadap permasalahan ini sehingga diharapkan memberikan kontribusi dalam mengembangkan hasil penelitian yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. (2000). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huntington. (2001). Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Yogyakarta: Penerbit Kalam Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Surakhmad. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik,Transito, Bandung. Susanto. (1985). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta.Undang-Undang No 5 tahun 2000 tentang Lingkungan Hidup.
15
16