3.
"genda dialn 8dal/lh beberap!l isu \eknil! yang dibllhas pad! Sllat pertemIJan. Lampll"an singkat ter1o:att isu \eknit disamplliklln pada dokumen \er1ampir
Infounui 1obj!J Iooju! Perlan)'Nll seIIubungan c!eng1ll1 Inltwmilsi Teknik ini daJIiJI d~ujukan ke : BKl Statutory 0M$iQn
--
Y05 Sudarso 38-40 Jakarta, 14320 Phone
Fax EmIl
~2 21438 1899, 430 1901 . 43$ 1903. 436 1904 <62214390 1974 . SlaQbkI.co.1d
Oireklur K1nrf,kasi
Capt. Im,n SftdalltJ!!If. (!!1M
INFORMASI SINGKAT PAPA IMO SUB.COMMITTEE pN SHIP pESIGN AN P CONSTRUCTION ISPC 21 AMENDMENTS TO SOLAS CHAPTER 11·1 SUBDIVISION AND DAMAGE STABILITY REGULATIONS (AGENDA. ITEM 3) Sejak amandemen dan SOLAS Chapter II·' terkait Probabdistic Damage Stability untuk kapal penumpang dan kapal hflrang dibertakuKan pada 1 Januan 2009, peKe~aan untuk merevisi dan mempefbarui persyaratan mengElnai SubdiviSion dan Dam8g8 Stability yang terdapat pada Chapter tersebul telah dilakukan. Dan peke~aan yang telah dilakukan, usulan amandemen terMdap SOLAS Chapter II·' terka it Subdivision dan Damage Stability lelah dimasukkan, diselujui dan akan dimasukkan ke MSC 95 untuk persetujuan dan adopsi, Sementara itu, pekerjaan terkait revisi dari Subdivision Index yang dipersyaratkan ' R' untuk kapal penumpang baru, yan9 mempertimbangkan jumlah orang di atas kapal, akan membutuhkan hasil dari proyek EMSA3 dan validasina dari FSA Experts Group. O!eh karenanya, pertimbangan lebih lanjut terkait hal tersebut akan didisl<.usika pada SOC 3, SECOND GENERATION INTACT STABILITY CRITERIA (AGENDA ITEM 5) IMO saat ini sedang mengembangkan kriteria untuk Second GEIfI6ration Intact Stability, pengembangan tersebut telah dilaKukan melalui rapat antar·-sesi.
Peke~aan
Pada SOC 2, rancangan amandemen terhadap Part B dari International Coda on Intact StaMty. 2008 (2008 IS Code) terkait kapa l yang melakukan pengoperasian jarlgkar, telah disetujui dan rancangan lersebol akan dimasukkan ke MSC 95 unluk persetujuan, Sebagai tambahan, Su~Komite juga menyt!lujui, pads prinsip!1ya, raocal1gan amandeme!1 dan IS Code 2008 yang terharu, termasuk yang lerkail deflgan VulnerabilJty Crilen'a dan Standards (level' dan 2) terkait Parametric Roll, Pure Loss of Stability dan SurfRiCing I Broaching;dan yangterkait dengan akresi es pada kayu di geladak muat. Selonjulnya, Su~Komite membentuk Correspondence Group dengan tugas sebagal beriKuI untuk. 1. Memfinalisilsi rancan9afl leks untuk omondemen dori IS Code 2008 lerkait Vulnerability Criteria and Standards (level 1 dan 2) 2. Menyjapkan rallCangan leks untuk penjelasan terhadap Vulnerability Criteria 3_ Memperbaiki versJ ke~a dan Guideline untuk "direct stability assessment aM operational guideline' 4. Mempertimbangkan usulan amandemen lerhadap Part B dari IS Code 2008 yang terkail deogan operasi Towing dan Lifting 5. Melapor'Kan hasi! pekerjaon pada SOC 3
Lampiran dari Inforrna si Te kn ik No , 03/ -
2.CJ/~
DEVELOPMENT OF AMENOEMENTS TO PART B Of THE 2008 IS CODE (AGENDA ITEM 7) I. Kapal yartg beke~a di operasi anchor handling Menurul post-biennial agenda dari Agenda MSC. pada sesi ke 58 terkait "Pengembartgan amandemeo kepada part B dan tS Cocie 2008 pada operasi towing dan anchor handling', grup telah memfinalisasi draft amanoemen telkall kapal yang bekeja pada operasi anchor handling. 2. Pertimbangan Es {Icing considerations} Grup menyetujui bahwa provisi ini mencakup perizinan untuk es, apabila kapal beroperasi pada zona dimana penumpukan es mungkin te~ad i. agar diasumsikan untuk seliap kapal (tidak Cuma offshore supply 'fflssels dan fishing 'fflssels). 3. Kapal yang digunakan pada opera~ towirtg Oalam rangka m":lngembangkan amendemen part B 01 the 2008 IS Code terkait kapal yang melakukan towing operations, group mendiskusikan isu escort towing dan menyetujui bahwa isu escort towing untuk disertakan dalam Code. Namun, dK:atat bahwa meskipun sejumlah permintaan tefka~ hal tersebul namun tidak ada submisi yang ditetima dafi piIlak yang berminat. Oalam konteks ini, deiegasi Perands mengemukakan bahwa terdapat perbedaan operasional antara escort towing d<Wl tradisional towing operatiOns (termasuk harbor ooastal dan ocean lowing) dan terdapat kebutuhan untuk mengembangkan kriteria yaflQ re levan untuk mengawal. Grup juga meocatat bahwa krile!ia pengawalan 1ersedia dan grup korenpondensi dapat ditugaskan sebagai mik awal un1uk mereview kri teria yang tersedia saal ini untuk bahasan ini CLASSIFICATION OF OFFSHORE INDUSTRY VESSEL (AGENDA ITEM 9) Sub-Komite men~tui ui definisi dari Industrial Personnel adalah: Seluruh orang yang bukan merupakan penumpang atau bagian dan awak kapal atau anak kurang dari satu tahun, dan; 1. Oi transport alau akomodasikan diatas kapal dengan tujuan aklivitas industrial offshore; 2. Adalah able-bodied dao memenuhi standard medical yang sesuai; 3. Tetah mengikuti basic safety training. sesuai standar indutfi terllai t;; 4. Memiliki pemahaman yang cuku p terjail tata letak ruangan dao penanganan keselamatan kap~; 5. Oilengkapi sebelum keberangkatan dari pelabuhan (missal' melalui safety briefing):dan 5. Oileng);api dengan Alat Pengaman Oiri (APO) 5eSuai dengan fisiko untuk keselamatan personil yang mUll9kin terjadi di perjalaoan (missal: immersion 5U~) Oefinisi tersebut akan dimasukkao dalam draft MSC Circular dan akan dimasukkan ke MSC 95 untuk perselujuan.
Lampiran dari Infonnasi Teknik No: 03/ -
.2.01,r'
INTERIM GUIDELINES FOR USE OF FIBRE REINFORCED PLASTIC (FRP) ELEMENTS WITHIN SHIP STRUCTURES (AGENDA ITEM 12) Ajll ikasi SaLAS regulation 11-2117 untuk melakukan approva/elemen FRP Antara stru ktur kapal Grup memutusllan untuk tidak mendiskusikan lebih dalam terkait aplikasi SOLAS regu lation 11-2117. $eperti yang telah diinstru~slkan oelh &.ib Komite , grup membuat kep!.Jtusan bahwa interim guidelines for use of FRP elements dapat digunakan sebagai supp~ment terhadap Guidelines for the approval of alternatives and equivalents yang disediakan untuk berbagai instrument IMO (MSC.l/Ciro.1455) dan the Guidelines on alternative design and arrangements tor fire safety (MSC.1ICirc.I002) ketika menyetu)ul FRP elements untuk struktur kapal. AMENDMENTS TO THE GUIDELINES FOR EVACUATION ANALYS IS FOR NEW AND EXISTING PASSENGER SHIPS (AGENDA ITEM 14) Sehutxmgan der.gan anali sa evakuasi, gNp memutuskan untuk memulai peke~aannya dengan mengernbangkan draft amendments leriJadap SOLAS untuk melakukan analisa e~akuasi menjadi wajib untuk kapal penumpang bangunan baru. Seperti yang telah diinstruksilan oleh Sub-Committee , groop menggunakan teks amandemen SOLAS Regu lasi 11·2/13 yang diusulkan oIeh Jerman dan Belal"lda. sebagai dasar melakukan diskusi. Group mencalal bahwa draft SOLAS amaml menls mewajibkan analisa evakuasi untuk be~aku kepada: 1. Kapal Penumpang ro--ro yang dibar.gun padalsetelah tanggal yar.g regulation 11-2/13. 7.4 ber1aku 2. Kapal penumpang lainnya yang mengangkut lebih dari 36 penumpang yang dibangun padalsetatah lar1l}9al pembe!1a kuan arnandemen Sub-Komile menyetujui rancangan amandemen tertladap SOLAS regulasi 11-2113, unluk menambah persyaratan analisa evakuasi untuk semua kapal penumpang. RaflCangan amandemen tersebut akan dimasukkan ke MSC 95 untuk persetujuan dan adopsj . REVIEW OF CONDITIONS UNDER WHICH PASSENGER SHIP WATERTIGHT DOORS MAY BE OPENED DURING NAVIGATION AND DEVELOPMENT OF AMENDMENTS TO SOLAS REG ULATION 11·1122 AND MSC.I /CIRC.1380 (AGENDA ITEM 16) Amandemen terMdap SOlAS regulasi 111m, untuk mengkt
ahwa pinlu tarsebut merupakan bagi&rl jalan yang dil.a/ui oleh penumpang dan awak kapal . atau lerdapat pekeljaan di sekila( ,mIU kedap air yang mengtlalllSkan agar pi'ltu tetap terbuh Akan tetapt, pIntu tersebut harus segera d~uwp setelah penumpang atau awak kapal te!ah rnelewati pintu terse/:lI.Jt atoo pekerjaan yang dilakukan letah selesai dikeljakan.
Larnpiran dari Inforrnasi Teknik No: 03 ' - 20IS
Sebagai tambahan, draft MSC Citcular untuk RfIVisfKI Guid8t1C8 f()( Wat9lt0;tlt Doors 00 PlISSfII1f)fN Ships w1Iich I./ay Be 0pfHlfKi ooring Navigatioo, joga talah disetujui oIeIl Sub-Komite dan akan dimasukkan ke MSC 95 untuk persetujuan, Rellis; dan Guid8t1C8 tersebut akan berm,!)ada lampiran (Awandic8s), tw-hat sebilgai be!i~ut. 1. Prosedure untuk meneI1tukan dampak pjrnu kedap air yang terOOka pada kemampuan be!tah.an dan kapat penumpallg (Floatability AsS8SS/1Hltl~; 2. Standart tekn~ untlJl:; pjntu kedap air pada!tapal penumpang: 3. Bagan untuk pedoman mengijinka n pintu kedap air pada kapal penumpang untuk tetap terb!lka pada saat ber1ayar. 4. lIustrasi dan penggunaan Floatability Asssssmenr pada koodisi berbahaya yarlg tefCantum pad.a G11kJ8fIC8, AMENDMENTS TO THE 2011 ESP CODE (AGENDA ITEM 20 )
SutrKomite menyetujui rancangan amarnlemen dan ESP Code 2011 untuk mengikuti pembaru an pada lACS UR llO series, Amandemen tersebot mencakup hal-hal sebagai benkut: 1. Revisi dari prosedur untuk memasuki lUangan tertutup (enclosed space), yang rnemasukkan resolusi A.l050(27) sebagai relensi, 2. PembanJan editorial, Rancangan amandemen yang telah disetujui tersebut akan dimasukkan ke MSC 95 untuk persetu~an dan adopsi. UNIFIED INTERPRETATION TO PROVISIONS OF IMO SAFETY, SECURITY, AND ENVIRONMENTRELATED CONVENTIONS (AGENDA ITEM 21 )
SutrKomile telah menyelujui beberapa Unified Inrerprelalion dan persyaratan pada aluran wajib IMO dan akan memasukkan draft MSC Circular lerkail ke MSC 95 untuk perselujuan. Unified Interpretation tersebul mencakup, hal-hal sebagai berikut: 1. Persyaratan untuk Means of Access for InspectiOn pada SOLAS regulatiOn [[-1M 2, Oeflnisi dan Continuous Hatchways pada regulasi 36(6) dan ICl l 1966 Protocol 1988 3. Kl arifikasi lemadap keteotuan pada Cede on Noise Levels on board Ships 4, Pengaturan untuk pencegahan penyebaran panas pada ti~ k persimpangan atau ujung dari geladak danJalau pada sekal yang diatur pada SOLAS Cl'lapte< 11·2, The FSS Code, The FTPCodeand related Fire Test Procedures 5 Persyaratan Fire Integrity pada sekat ruangan ro-ror1<.endaraan pada kapal penumpaog dan kapal barang yang dialur pada SOLAS [[-219 6, Persyaratan Means of Escape pada SOlAS regulaboos [[~2113
Lampiran dar; In formasi Te kn ik No:
a~ ~
~
'21:Jlr