IDENTIFIKASI SAGU UNGGUL ASAL JAZIRAH KENDARJ SULAWESI TENGGARA Oleh: Muhidint)
ABSTRACT Sago palm is very efficient photosynthesizing biomass with the very high productivity potential of 15-24 Uha per year, some 3 times higher than other starchy crop such as rice, corn, and wheat. Before the emergence of rice, sago (Metroxylon sogu Rottboll) was the main source of sustenance for the inhabitants of the Kendari Archipelago. Like other basic starches, sago starch is tasteless on its own and is usually flavored with other foodstuffs. Since sago contains virtually no fat or protein, it must be supplemented with foods obtained from hunting, fishing, gathering, or small gardens. Besides their starch, sago palms are also treasured for their leaves, which make fine waterproof thatched roofs. They are strong, and can be woven into bags, baskets, cages of al I sizes, or rope. Sago leaves are also utilized to make spoons and to wrap food. Sago is grown in Kendari as a smallholder crop. The production capacity of the sago palm varies from 2-5 t of dry starch4ra in the wild of cultivated plants. A clump density of 500 palms/ha allows an annually 100 plant harvested. A welltended farm can
produce l50kg starch/palm and giving a total yield of l5t/ha. Now, only 5.912 ha were under sago palm cultivation, but a total area in l99l reached 13.000 ha. To develop sago plantation need to characterize the potential of local sago plant. The research show that there are three kind of sago (molat, tuni, borowila) and three kind of promised sago landraces such as Tobimeita, Abeli and Pohara.
Key words : sago, molat, tuni, borowila
PENDAHTILUAN
Sagu merupakan salah
safu
komoditas tanaman pangan yang dapat dipergunakan sebagai sumber karbohidrat yang cukup potensial di Indonesia terutama di wilayah bagian timur dan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Disamping sebagai bahan makanan pokok, sagu juga dikonsumsi sebagai makanan pendamping seperti sagu lempeng, sinali, bagea dan lain-lain. Pada umumnya pangan tersebut diproduksi dalam skala industri kecil. Sementara sagu di daerah lain seperti diJawa Barat daunnya dimanfaatkan sebagai bahan pembuat atap. Sagu di lndonesia
umumnya masih dibudidayakan tradisional dan dapat dikatakan
secara
masih
tumbuh secara liar. Petani sagu umumnya belum melaksanakan teknik budidaya seperti pada tanaman lainnya seperti umbi-umbian atau serealia. Budidaya sagu di Indonesia
masih menuntut teknik budidaya yang lebih intensif. Luas lahan sagu di dunia pada tahun 1983 sekitar ?.2 juta ha dan 1.2 juta ha terdapat di lndonesia (sudwikatmono, l99l), dengan tingkat produksi sagu sekitar 90-325 kg/batang atau rata-rata 150 kg per batang
C'
(Flach dan Schuilling, 1989). Sementara menurut Dinas Perindustrian propinsi
Sulawesi Tenggara, Luas tanaman sagu di Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai 13.706 ha. Luas pertanaman sagu di Sulawesi Tenggara semulal mencapai 13.706 ha tetapi saat ini hanya tinggat sekitar 5.912 ha. Luasan ini dari tahun ke tahun
cenderung berkurang
akibat
adanya
pengalihan. fungsi lahan sagu ke lahan persawahan atau dibakar untuk dijadikan kebun. Penurunan luas areal ini jugu disebabkan karena pembudidayaan sagu di Sulawesi Tenggara masih bersifat ekstraktif tanpa ada upaya melakukan penanaman kembali. Akibatnya kondisi pertanaman sagu
Staf Pengajor Pada Junrsan Budidava Pertanian f-okultas pertanian I fniversitas Ilaluoleo. Kendari
o
67
menjadi rusak dan kritis. Keadaan semacam
ini apabila dibiarkan terus menerus dikhawatirkan akan mengurangi luas pertanaman sagu sehingga perlu dilakukan konservasi. Produksi sagu di Jazirah kendari pada tahun 1998 mencapai 10.653 ton (BPS Sultra, 1999). Sementara di Kabupaten Kolaka produksinya mencapai 1.387 ton ( Bappeda Kolaka, 1998). Produksi sagu di Papua manurut Flach et al., (1989\ bahwa rat,.rata satu hektar pertanaman sagu dapat menghasilkan 25 pohon masak tebang per tahun, dengan produksi rata-rata per pohon 100 kg sagu kering. Konservasi dan pembudidayaan sagu
ini dapat dilakukan dengan menggunakan sagu unggul lokal yang memiliki daya daptasi tinggi terhadap kondisi iklim dan lingkungan setempat. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan karakterisasi torhadap tlfat,rlfat ilgu unggul ar;l Jariruh Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
t
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan sifatsifat jenis dan klon sagu unggul asdl Jazirah Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Sagu unggul antard lain dicirlkan dengan tingkat produksi tepung yang tinggi, umur panen lebih pendek dan memiliki anakan produktif cukup tinggi. Sagu unggul lokal ini selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber kton untuk perbanyakan sagu secara vegetatifbaik makropropagasi maupun mikropropagasi sehingga akan diperoleh keturunan yang sifatnya sama dengan induknya. Sagu ini selanjutnya disebarkan kepada petani sagu sehingga produktivitas pertanaman sagu takyat meningkat dan diharapkan pendapatan petani sagupun meningkat.
c
sagu
sifat-sifatnya
terlebih dahulu ditentukan blok-blok lahan sagu dengan syarat: (l) pertanaman sagu
bersifat monokultur dan tumbuh (2) kondisi lingkungan
mengelompok,
bersifat relatif homogen, (3) pertanaman sagu
tumbuh teratur dan tidak banyak yang mengalami kematian, (4). Sagu bebas dari serangan hama dan penyakit, (5) berumur minimal l0 tahun, dan.(6) luas blok pertanaman minimal satu hektar.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik deskriptif, selanjutnya berdasarkan variabelvariabel pengamatan ditentukan klon-klon sagu unggul asal Jazirah Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengamatan dilakukan minimal
pohon untuk setiap blok
l0
pertanaman.
Voriobal ytng diamati moliputi:
batang
(tinggi, diameter dan ketebalan kulit), daun (bentuk, warna, panjang, duri dan tipe pelepah daun), empulur (tingkat kekerasan, kandungan tepung warna empulur), warna sagu dan jumlah anakan (kurang, sedang atau banyak). Kemudian juga usia siap panen dan produksi tepung sagu per batang. Dari data yang terkumpul akan ditentukan klon-klon unggul dengan kriteria berdasarkan umur panen, produksi sagu danjumlah anakan. Tanaman sagu diklasifikasikan sebagai tanaman unggul harapan jika usia panen tidak lebih dari I I tahun, populasi batang per rumpun lebih dari 15 batang, kadar pati empulur minimal 18 % (persen berat basah), dan produksi sagu basah minimal 200 kg per batang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PTNELITIAN Penelitian ini dilaksanakan
Kendari Sulawesi Tenggara. Tanaman
yang akan dideskripsikan
Kondisi Pertanaman Sagu di Jazirah Kendari
di
Tanaman sagu Jazirah
Kendari sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Sulawesi Tenggara yang meliputi Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka. Penelitian bersifat eksploratif pada pertanaman sagu rakyat di daerah sentra utama penghasil sagu di Jazirah ACKIPLUS, Vobame
18 Nomor
di Sulawesi Tenggara
umumnya tumbuh dan berkembang secara alami padi lahan kering lahan tadah hujan yang tergenang secara berkala dan di pinggiran sungai yang tergenang pennanen atau di rawa-rawa. Tanaman s"gu umumnyu
belum dibudidayakan secara
baik.
Masyarakat atau petani sagu biasanya hanya
0l Januai 2008, ISSN 0gi44t2t
68
2004), sekitar 65.00 % diantaranya (3.830 ha) merupakan sagu produktif, 32.50 o/o areal (1.925 ha) merupakan sagu belum produktif dan sisanya yang sebesar 2,66 o/o atau 157 ha merupakan sagu tidak produktif (Tabel l). Secara umum jenis sagu yang terdapat di Sulawesi Tenggara dibedakan menjadi dua jenis yaitu sagu yang berduri (spinny\ dan sagu yang tidak berduri (non spiny). Jenis sagu yang termasuk dalam kelompok sagu
melakukan pemanenan secara ekstraktif dan
belum terdapat upaya untuk melakukan penanaman kembali. Akibat pola pengusahaan semacam ini, luas pertanaman sagu di Sulawesi Tenggara mengalami penyusutan tajam dari semula seluas 13.706 hektar menjadi sekitar 5.912 hektar.
Penyusutan luas pertanaman sagu juga disebabkan oleh alih fungsi lahan dari pertanaman sagu ke pertanaman lain seperti persawahan, permukiman dan peruntukan
berduri antara lain
ini
Dari luas pertanaman sagu yang saat mencapai 5.912 hektar (BPS Sultra, Luas
abe
(l) salu tuni (runggt
manu\ dan sagu mtan (rzi). Sedangkan sagu yang tidak berduri antara lain (l) sagu molat (roe\ dan sagu borowila.
lainnya..
di Jazirah Kendari Sulawesi T
aman
Luas Tanaman Sagu (ha)
Kabupaten/Kota
Produktif Konawe
Belum Produktif
Tidak produktif
Total
t.794
890
57
2.741
7r8
840
44
.602
42
60
Kolaka
654
t34
Kolaka Utara
622 3.830
Konawe Selatan Kota Kendari
Total
t02 29
8t7
I
27
650
1.925
r57
5.912
€ Identifikasidan Karakteristik Sagu di Sentra Produksi Sagu ldentifikasi dan karakteristik beberapa sifat penting pertanaman sagu serta produksinya di beberapa sentra utama penghasil sagu di Jazirah Kendari seperti
pada
Tabel 2.
Klon Sagu Unggul Pilihan
Penentuan klon sagu unggul dilakukan berdasarkan kriteria (l) umur panen, (2) kadar aci sagu, (3) produksi sagu per pohon dan (4) Jumlah anakan per rumpun. Beberapa karakter klon sagu unggul lokal pilihan nampak pada Tabel3.
Berdasarkan beberapa karakter pertumbuhan dan produksi seperti pada Tabel 3, nampak bahwa bahwa pertanaman sagu di Tobimeita, Abeli dan Pohara lebih unggul dibandingkan dengan potensi produksi sagu
dari Landono dan Poli-polia.
Dengan
demikian sagu 'l'obimeita, Abeli dan pohara dapat diklasifikasikan sebagai sagu unggul lokal pilihan. Plasma nutfah sagu dari ketiga
daerah tersebut (Tobimeita, Abeli dan Pohara) sangat potensial untuk dijadikan sebagai sumber bibit dan perbanyakan sagu karena memiliki keunggulan berdasarkan karakter pertumbuhan dan produksi.
I
.,IGRIPI.{
1.1,
I.'olume l 8 Nomor
0l .lunuui
2U)8, I.l'.\'N 08t1-0t
2t
69
Karakteristik Tanaman Sagu dan Produksinya di Beberapa Sentra Penghasil Sagu
Tabel 2.
di
Jazirah Kendari
Lokasi
Landono Tobimeita Abeli
Kriteria
Pohara
Poli-
lia
I
Batang
Tinggi(m)
9.5
l0
l0
Diameter
60
60
55
9.5 55
9.5 50
Warna
Hiiau
Duri
Tidak
Hii Tidak
Hiiau Tidak
berduri
Hii Tidak berduri
berduri
berduri
Hiiau Tidak berduri
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
l9
20
20
l9
t8
Putih
Putih
Putih
> 15 l0 > 2t0
> 15 l0
>
(cm) Ketebalan
kulit
Empulur
Tingkat kekerasan
Kadar aci % Warna Jumlah anakan tahun
(kg/pohon)
I
Tabel3. Karakteristik
>
.> l5
Usia
15
l0
t0
r50
> 225
Pertumbuhan dan Produksi Sagu
di
Jazirah Kendari
No I 2
3
+
> 205
beberapa Sentra penghasil Sagu di
Lokasi
Kriteria
Landono
Tobimeita
Umur Kadar
Abeli
Pohara
20
Produksi per
pohon
r50
> 210
lu*iu
Pelestarian pertanaman
r50
KESIMPULAN dan
peningkatan produksi sagu di Sulawesi Tenggara dapat ditingkatkan melalui pola rehabilitasi pada pertanaman sagu yang selama ini hanya dipanen secara ekstraktif dan perbaikan pola pengusahaan sagu dari pola hutan menjadi pola budidaya atau semi budidaya.
4CNl>I-U.l.I,'olume
> 205
Z2S
Perbaikan Budidaya dan produksi
a
15
18
Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pengusahaan sagu di Jazirah Kendari umumnya masih bersifat ekstraktif dan ini
dimungkinkan karena pertanaman sagu yang ada umumnya masih berupa hutan sagu dan bukan merupakan sagu budidaya. pola pengusahaan sagu yang ekstraktif dan, eksploitatif dikhawatirkan akan mengancam kelestariannya sehingga perlu dilestarikan
Nomor 0l lanaai 2008, I.l.lN 0851-0t2t
70
dengan sagu klon unggul
local. Beberapa
DAFTAR PUSTAKA
klon unggul lokal yang dapat untuk
digunakan merehabilitasi tanaman sagu antara
lain yang berasal dari daerah
Bappeda
Abeli dan Pohara.
BPS Sultra.
Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini
1999.
Sclayang Pandang
Sulawesi Tenggara dalam
Angka Tahun
penulis
1998.
Badan
Pusat
Statistik Sulawesi Tenggara. Kendari
mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS yang telah rnendanai penelitian ini melalui usulan penelitian Dosen Muda Tahun 20A7
dan juga kepada Lembaga
Kolaka. 1998.
Kabupaten Kolaka. Bappeda Tongklat ll Kolaka.
Tobimeita,
Flach, M and D.L. Schuilling (1989). Revival of ancient starch crop : A review of the
agrononly of the sago palm. Agroforestry systems 7:259-281.
Penelitian
Kluwer
Universitas Haluoleo, atas segala bantuan
Academic
Publisher.
Netherland.
dan kerjasamanya.
Sudwikatmono.
199 |
.
The prospect for
developing sago industries in lndonesia. Preceeditrg for the Fourth lnternational Sagoe Simposium. Kuching. Serawak.Malaysia. p l - I 2.
H. 2000. Pengembangan Pdflgan l-okal Sulawesi Tenggara. Propirrsi
Takahashi,
Sulawesi Tcnggara Kendari.
a
o
.,1GRIPl,(1.\'.l''oltrme
tt
Nrmor
0t
lanuai 2008. t.t'.\'N 0grt_012X