e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KSU TUNAS MUDA TAHUN 2015 BERDASARKAN Permen M.KUKM NO. 14/Per/M. KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Pada Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng)
¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Tahun Buku 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No, 14/Per/M.KUKM/XII/2009 yang menyangkut penilaian aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jadi diri koperasi. Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif Kuantitatif. Data Sekunder berasal dari Laporan Keuangan Pertanggungjawaban Rapat Anggota Koperasi. Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Data dianalisis melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam pada Koperasi Tunas muda Desa Gitigit berada pada kategori Cukup Sehat. Hal ini dapat dilihat skor total yang diperoleh adalah sebesar 70,10, Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009, jika skor yang didapat sama dengan atau lebih besar dari 60 sampai lebih kecil dari 80 (60 ≤ x < 80) mendapatkan predikat “Cukup Sehat”. Kata Kunci: Tingkat Kesehatan, Unit Simpan Pinjam Abstract
This study was aimed at finding out the health level of Saving and Lending Unit of KSU Tunas Muda in fiscal year 2015 based on the Regulation of the State Minister of Cooperative and Micro and Medium Sized Businesses of the Republic of Indonesia No. 14/Per/MKUKM/XII/2009 related to evaluation of capitalization, productive asset, management, efficiency, liquidity, autonomy and cooperative identity. This study was a descriptive quantitative research. The secondary data came from financial report in the cooperative members accountability meeting. While, the primary data derived from interviews obtained through a structured interview based on the Regulation of the Minister of Cooperatives and Micro and Medium Sized Business of The Republic of Indonesia in 2009 used to determine the level of health of Savings and Loans Unit KSU Tunas Muda in terms of its management and to enhance the results of this study.The data were analyzed with qualitative and quantitative approach based on the Regulation of the State Minister
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)
of Cooperative and Micro and Medium Sized Businesses of the Republic of Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. The results showed that the health level of the Saving and Lending Unit of Koperasi Tunas Muda Desa Gitgit falls into Healthy Enough category. This can be seen from the total score obtained, that is, 70.10. Based on the Regulation of the State Minister of Cooperative and Micro and Medium Sized Businesses No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009, if the scored obtained is the same as or higher than 60 up to lower than 80 (60≤ x< 80) then the cooperative will get citation “ healthy enough”. Keywords: health level, savings and lending unit.
PENDAHULUAN Koperasi sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat. Definisi koperasi di Indonesia, dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.Koperasiberfungsi sebagai wadah untuk mengorganisi rpendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki anggota koperasi (PSAK No.27, 2007). Pembangunan koperasi yang merupakan perwujudan ke arah amanat konstitusi bangsa Indonesia, yaitu pada UndangUndang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) yaitu perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan koperasi adalah bangunan usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud. Oleh karena itu, koperasi diharapkan memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Koperasi lahir dengan dilatarbelakangi oleh bagaimana caranya agar masyarakat yang berada di papan
bawah, seperti kaum buruh, petani, pengrajin, dan sebagainya tidak banyak dirugikan akibat diberlakukannya sistem kapitalisme. Koperasi Serba Usaha Tunas Muda yang selanjutnya KSU Tunas Muda adalah Koperasi Serba Usaha yang berada Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Koperasi ini merupakan satu-satunya koperasi yang beroperasi di Desa Gitgit yang didirikan secara resmi pada tahun 2000. Sebagai salah satu Koperasi Serba Usaha yang sudah berdiri lama dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat Desa Gitgit dengan memberikan pelayanan yang terbaik, terbaik dari sisi kualitas, pelayanan yang memuaskan dan memberikan manfaat yang optimal. KSU ini memiliki unit Usaha Simpan Pinjam dan unit Usaha Peternakan. Kedua Unit Kegiatan Koperasi Serba Usaha Tunas Muda yang telah dijalankan, unit Usaha Simpan Pinjam merupakan unit yang paling banyak menghasilkan dana dalam pendapatan koperasi. Jumlah Tabungan dan Kredit yang disalurkan cukup tinggi. Jumlah Tabungan Rp 278.230.250, Jumlah Pinjaman yang diberikan 538.824.595. Jumlah Pendapatan Unit Simpan Pinjam KSU Tunas Muda yaitu Rp 102.806.850. Sedangkan, Unit Peternakan sepenuhnya merupakan unit yang hanya meminjamkan dana kepada anggota koperasi yang mempunyai usaha peternakan dengan jumlah kredit peternakan yang disalurkan sejumlah Rp 25.400.000, dan juga unit ini memiliki pendapatan sebesar Rp 1.000.000. Untuk itu peneliti lebih tertarik mengambil unit usaha simpan pinjam. Mengingat, dengan unit usaha seperti
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)
USP sangat diharapkan bisa menambah modal usaha KSU agar berjalan secara terus menerus. Modal utama KSU “Tunas Muda” dalam menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam adalah dana dari kumpulan modal anggota koperasi. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan anggotanya, koperasi ini belum mampu memenuhi kebutuhan anggota sepenuhnya. Hal ini terjadi karena peningkatan permodalan belum seimbang dengan meningkatnya permintaan anggota. Kegiatan usaha belum maksimal dikarenakan kebutuhan modal kerja terus meningkat seiring dengan jumlah anggota yang terus meningkat. Jumlah pembayaran kredit yang dibayarkan oleh anggota koperasi tidak seimbang dengan kredit yang dikeluarkan oleh koperasi. Tahun 2015 Pembayaran Pinjaman oleh anggota Koperasi berjumlah Rp 339.265.525 dan tidak sebanding dengan kredit yang dikeluarkan oleh Koperasi sejumlah Rp 433.208.775 Jumlah pinjaman bermasalah semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan pinjaman yang berisiko dapat dilihat dari Jumlah cadangan resiko pinjaman yang mengalami peningkatan yang signifikan dari setiap tahunnya. Peningkatan Jumlah Kredit Bermasalah tertinggi pada Tahun 2015 yaitu sejumkah Rp 41.017.415. Hal ini tidak boleh berlarut-larut terjadi di unit simpan pinjam KSU Tunas Muda , karena akan menyebabkan kerugian bagi koperasi. Unit Simpan Pinjam Tunas Muda yang usahanya adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan pinjaman kepada anggota perlu dikelola secara profesional untuk meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan, dimana erat kaitannya dengan sehat usaha. Untuk mengetahui tingkat kesehatan unit usaha simpan pinjam KSU “Tunas Muda”, maka masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya dapat dengan mudah menilai kinerja serta kesehatan lembaga tersebut terutama pada USP.
Menurut Indarti (2012) diperlukan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi menjadi alat analisis untuk mengukur kinerja koperasi simpan pinjam (KSP) dan unit simpan pinjam (USP) koperasi. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menilai aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi. Berdasar latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk membahas jauh lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha Tunas Muda pada tahun buku 2015. Judul yang diajukan oleh peneliti adalah “Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam KSU Tunas Muda Tahun 2015 berdasarkan Permen M.KUMKM No. 14/Per/M. KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Pada Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng) . METODE Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif Kuantitatif yaitu sutu metode yang menggambarkan secara faktual keadaan yang sebenarnya dari variabel yang diteliti secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penilaian dilakukan dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Penilaian kesehatan pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha Tunas Muda (USP KSU Tunas Muda) maka, akan diperoleh data yang mengambarkan kondisi kesehatan USP KSU Tunas Muda, dari beberapa aspek yaitu dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi. Hasil dari penilaian akan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)
menunjukkan tingkat kesehatan koperasi yang berada pada kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat atau sangat tidak sehat, sehingga penilaian tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan guna pengembangan Koperasi Serba Usaha tunas Muda sehingga diharapkan terwujudnya pengelolaan KSU Tunas Muda yang sehat dan mantap, pengelolaan koperasi simpan pinjam yang efektif, efisien, dan professional, serta terciptanya pelayanan prima kepada anggotanya. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Sumber data untuk menilai tingkat kesehatan koperasi adalah data sekunder berasal dari laporan pertanggungjawaban pengurus yang disampaikan dalam Rapat Tahunan Anggota (RAT), khususnya laporan keuangan KSU Tunas Muda Tahun 2015. Dalam penelitian ini peneliti memilih tiga metode dalam pengumpulan data penelitian yaitu Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Teknik wawancara atau interview adalah teknik pencarian data/informasi mendalam yang diajukan kepada responden/informan dalam bentuk pertanyaan susulan setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan lisan. Langkah pertama dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara dengan Kepala Pimpinan Koperasi Serba Usaha “TUNAS MUDA”, Bendahara Koperasi, Pengawas Koperasi, Mitra Kerja Koperasi, serta anggota Koperasi. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, dimana peneliti akan mengajukan pertanyaan dengan Langkah pertama dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara dengan Kepala Pimpinan Koperasi Serba Usaha “TUNAS MUDA”, Bendahara Koperasi, Pengawas Koperasi, Mitra Kerja Koperasi, serta anggota Koperasi. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, dimana peneliti akan mengajukan pertanyaan dengan berpedoman pada
Permen K.UKM Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Teknik Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan secara luas dan rinci tentang masalah-masalah yang dihadapi karena data observasi berupa deskripsi yang factual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, dan sistem sosial, serta konteks tempat kegiatan itu terjadi. Teknik Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan masalah yang akan diteliti yaitu berupa laporan keuangan Koperasi Serba Usaha tahun 2015. Menurut Meleong (1996:161) dalam Hikmat (2011:83) menyatakan bahwa dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat berupa foto-foto kegiatan lapangan, laporan keuangan Koperasi Serba Usaha “TUNAS MUDA”, Rencana Kerja, Struktur Organisasi, dan dokumen lainnya baik secara lisan maupun tertulis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang digunakan dalam menilai aspek manajemen yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Analisis Data yang digunakan berpedoman pada Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Penilaian Meliputi aspek Permodalan Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan serta Jati Diri Koperasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan dianasisis berpedoman pada Permen M.KUKM No 14/Per/M.KUKM/XII/2009 untuk menilai aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta Jatidiri Koperasi. Hasil Penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x Tahun xxxxx) Tabel 1. Hasil skor Penilaian Tingkat Kesehatan USP KSU Tunas Muda Tahun 2015 No Aspek Skor 1 PERMODALAN 3,00 a. Rasio Modal Sediri terhadap Total aset 6,00 b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko 3,00 c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri 2 KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman 7,50 diberikan 4,00 b. Rasio Resiko Pinjaman bermasalah terhadap Pinjaman diberikan 5,00 c.Rasio Cadangan Resiko terhadap Pinjaman bermasalah 5,00 d.Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan 3 MANAJEMEN 2,50 a.Manajemen Umum 2,50 b.Manajemen Kelembagaan 1,80 c.Manajemen Permodalan 2,10 d.Manajemen Aktiva 1,20 e.Manajemen Likuiditas 4 EFISIENSI 4,00 a. Rasio Beban Operasi Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto 1,00 b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor 1,50 c.Rasio Efisiensi Pelayanan 5
6
7
LIKUIDITAS a. Rasio Kas b. Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima KEMANDIRIAN DAN PERTUMBUHAN a. Rentabilitas Asset b. Rentabilitas Modal Sendiri c. Kemandirian Operasional Pelayanan JATI DIRI KOPERASI a. Rasio Partisipasi Bruto b. Rasio PEA Jumlah Skor dan Penetapan Tingkat Kesehatan
2,50 3,75 0,75 3,00 0 7,00 3,00 70,10 Cukup Sehat (60≤x<80)
(Sumber: Data Sekunder yang telah diolah) Pembahasan 1.PERMODALAN a. Rasio Modal Sendiri Aspek permodalan USP pada KSU Tunas Muda, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa pada tahun 2015, rasio diperoleh sebesar 38,73 % memperoleh nilai 50 dan dikalikan dengan bobot 6% sehingga memperoleh skor 3,00. Berdasarkan Standar yang ditetapkan oleh Menteri KUKM sebesar 6,00, hal ini menunjukan bahwa skor yang
diperoleh untuk rasio modal sendiri terhadap total asset belum memenuhi standar yang ditetapkan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa koperasi belum mampu mengoptimalkan modalnya terlihat dimana total asset lebih besar dibandingkan modal sendiri. b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko Perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang diberikan 5
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x Tahun xxxxx) beresiko pada USP KSU Tunas Muda memperoleh rasio 828 %. Rasio ini berada pada rentang >100 %, memperoleh nilai 100 selanjutnya dikalikan dengan bobot 6% sehingga memperoleh skor 6,00. Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Menteri KUKM sebesar 6,00 hal ini menunjukan rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang diberikan beresiko memenuhi standar yang ditetapkan dan kondisi tersebut menunjukkan bahwa modal sendiri yang lebih besar dibandingkan pinjaman yang diberikan beresiko, sudah mampu untuk menutup pinjaman beresiko. c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Perhitungan rasio kecukupan modal sendiri pada USP KSU Tunas Muda memperoleh rasio 90%, rasio ini berada pada rentang >8 , memperoleh nilai 100 dikalikan dengan bobot 3% sehingga memperoleh skor 3,00. Berdasarkan Standar yang ditetapkan oleh Menteri KUKM sebesar 3,0 hal ini menunjukan rasio kecukupan modal sendiri memenuhi Standar yang ditetapkan dan kondisi tersebut menunjukan bahwa koperasi mengandalkan pinjaman sebagai sumber pendapatan dan tidak menggunakan seluruh potensi modalnya untuk meningkatkan profitabalitas.
membantu anggotannya untuk keberlangsungan usahanya. b. Rasio Risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan Perhitungan Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan KSU Tunas Muda Tahun 2015, dari hasil perhitungan rasio yang diperoleh yaitu rasio menunjukkan 7,54 %, rasio ini berada pada rentangan 0 < x ≤ 10 memperoleh nilai 80 dikalikan dengan bobot 5% sehingga memperoleh skor 4,00 artinya bahwa ada pinjaman yang bermasalah (kurang lancar, diragukan, dan atau macet). Padahal standar yang di tetapkan oleh Menteri KUKM adalah 5,0 hal ini menunjukan rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan belum memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan belum memiliki kualitas pemberian pinjaman yang baik. Dengan demikian perlu adanya peraturan yang lebih tegas dan persyaratan yang lebih jelas ketika nasabah mengajukan pinjaman harus disesuaikan dengan agunan yang memadai. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir risiko kerugian. c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman bermasalah Perhitungan rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah pada USP KSU Tunas Muda diperoleh rasio 100% terletak pada rentang 90 < x ≤ 100 , memperoleh nilai 100 dikalikan dengan bobot 5% sehingga memperoleh skor 5,00. Berdasarkan standar yang di telah tetapkan Menteri KUKM adalah 5,0, hal ini menunjukan rasio cadangan resiko terhadap pinjaman yang bermasalah memenuhi standar yang ditetapkan. Koperasi telah mampu untuk menutupi apabila ada risiko pinjaman bermasalah, maka dengan semakin sedikit jumlah pinjaman bermasalah, maka semakin bagus. d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan Perhitungan rasio pinjaman beresiko terhadap pinjaman yang diberikan memperoleh rasio 6,47% yang
2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan Perhitungan Rasio volume pinjaman anggota terhadap total volume pinjaman yang diberikan pada USP KSU Tunas Muda diperoleh rasio 61%, rasio ini berada pada rentang 50 < x < 75 memperoleh nilai 75 dikalikan dekan bobot 100% sehingga memperoleh skor 7,50. Berdasarkan standar yang di tetapkan oleh menteri KUKM sebesar 10,0 berarti rasio volume pinjaman anggota terhadap total volume pinjaman belum mampu memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa volume pinjaman kepada anggota terhadap volume pinjaman yang diberikan dinilai kurang baik, karena dalam hal proses penyaluran kredit pihak koperasi belum secara maksimal berusaha untuk 6
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x Tahun xxxxx) terletak pada rentangan < 21, mendapatkan nilai 100 dikalikan bobot 5% sehingga memperoleh skor 5,00. Beradasarkan standar yang ditetapkan oleh Menteri KUKM adalah 5,0 hal ini menunjukan rasio pinjaman beresiko terhadap pinjaman yang diberikan sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi ini menunjukkan bahwa Semakin kecil pinjaman yang berisiko dibandingkan dengan pinjaman yang diberikan menunjukkan koperasi akan lebih mudah mengatasi pinjaman yang bermasalah, baik pinjaman yang diberikan yang kurang lancar, pinjaman yang diberikan yang diragukan, dan pinjaman yang diberikan yang macet.
meningkat sejumlah 5 % dari yang diharapkan meningkat 10% belum dicapai oleh Manajemen, Tingkat Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus dan simpanan berjangka koperasi hanya meningkat 4 % dari Tahun sebelumnya. d. Jumlah Jawaban Ya pada Manajemen Aktiva sejumlah 7 Pertanyaan dengan Jumlah Skor 2,10. Manajemen Aktiva menunujukkan bahwa dalam memberikan pinjaman, koperasi belum optimal menjalankan prinsip kehati-hatian untuk memberikan pinjaman kepada Koperasi. Permohonan Pinjaman pada Koperasi tidak melewati Tahap analisis kelayakan pinjaman 5C secara keseluruhan. Terdapat beberapa pinjaman yang berisiko, daftar buku laporan pinjaman masih bersifat sederhana, dan keputusan untuk memberikan pinjaman tidak dilakukan keputusan dari komite. e. Jumlah Jawaban Ya pada Manajemen Likuiditas sejumlah 2 Pertanyaan dengan Skor 1.20. Hal ini menunjukkan bahwa dalam manajemen likuiditas, KSU Tunas Muda tidak memiliki kebijaksanaan tertulis mengenai pengendalian likuiditasnya.
3. Manajemen Berdasarkan Wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala Koperasi KSU Tunas Muda dan Kofirmasi dari Pengurus Koperasi, bahwa dari 5 aspek penilaian Manajemen yang terdiri dari Manajemen Umum, Manajemen Kelembagaan, Manajemen Permodalan, Manajemen Aktiva, dan Manajemen Likuiditas menunjukkan informasi sebagai berikut. a. Jumlah Jawaban Ya pada Manajemen Likuiditas sejumlah 10 pertanyaan dengan Jumlah skor 2,50. Masalah yang dihadapi Manajemen Umum yaitu Koperasi masih belum memiliki rencana Jangka Panjang, diharapkan bagi Koperasi selain membuat rencana jangka pendek, juga perlu koperasi untuk membuat rencana Jangka panjang minimal 3 Tahun. b. Jumlah Jawaban Ya pada Manajemen Kelembagaan sejumlah 5 pertanyaan dengan Jumlah Skor 2,50. Kegiatan operasional Koperasi masih terdapat rangkapan jabatan karena minimnya jumlah pengurus yang hanya berjumlah 3 orang. Diharapkan bagi manajemen Koperasi untuk merekrut Karyawan guna menciptakan efektivitas kerja dalam Koperasi. c. Jumlah Jawaban Ya pada Manajemen Peromodalan sejumlah 3 pertanyaan dengan Jumlah Skor 1,80. Perhitungan terhadap modal sendiri, pertumbuhan modal sendiri dari tahun sebelumnya
4. Efisiensi a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto Perhitungan Rasio beban operasional anggota terhadap partisipasi bruto memperoleh rasio 53 % yang terletak pada rentangan 0 ≤ x < 90, memperoleh nilai 100 dikalikan dengan bobo 4% sehingga memperoleh skor 4,00. Berdasarkan standar yang di tetapkan Menteri KUKM sebesar 4,00 hal ini menunjukan bahwa rasio beban operasional terhadap partisipasi bruto memenuhi standar yang di tetapkan. Kondisi ini menunjukkan bahwa rasio beban operasional anggota terhadap partisipasi bruto termasuk dalam kategori sangat baik, karena kemampuan partisipasi bruto pada KSU ini sudah mampu untuk menutupi beban operasional anggota yang ada.
7
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x Tahun xxxxx) b. Rasio Beban Usaha Usaha terhadap SHU Kotor Perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU kotor, memperoleh rasio 291% yang berada pada rentangan >80 memperoleh nilai 25 dikalikan dengan bobot 4% sehingga memperoleh skor 1,00. Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Menteri KUKM sebesar 4,00 hal ini menunjukan bahwa rasio beban usaha terhadap SHU kotor masih belum memenuhi standar yang di tetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa rasio beban usaha terhadap SHU kotor termasuk dalam kurang baik, karena SHU kotor pada KSU ini belum mampu untuk menutupi beban usaha yang ada . c. Rasio Efisiensi Pelayanan Rasio efisiensi pelayanan memperoleh rasio 7,85 % yang terletak pada rentangan 5 < x ≤ 10 memperoleh nilai 75 dikalikan dengan bobot 2% sehingga memperoleh skor 1,50. Berdasarkan standar yang di tetapkan oleh Menteri KUKM sebesar 2,00 hal ini menunjukan bahwa biaya karyawan terhadap volume pinjaman belum memenuhi standar yang di tetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa KSU ini cukup efisien dalam hal pengelolaan biaya karyawan terhadap volume pinjaman yang diberikan KSU sendiri, karena pihak KSU telah melakukan usaha pencapaian keuntungan dan memperhatikan berbagai kendala yang ditentukan dalam keputusan rapat anggota dengan memperkecil biaya karyawan serendah mungkin.
Kondisi tersebut berhubungan dengan masih terdapat masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan jumlah alat alat pembayaran yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap Dana yang diterima Perhitungan untuk rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima pada USP KSU Tunas Muda memperoleh rasio 75,64 % yang terletak pada rentangan 70 ≤ x < 80 memperoleh nilai 75 dikalikan dengan boobot 5% sehingga memperoleh skor 3,75. Berdasarkan menteri KUKM standar yang ditetapkan sebesar 5,00 hal ini menunjukan bahwa rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima masih belum memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa KSU belum optimal dalam hal pemberian pinjaman kepada anggotanya dengan memanfaatkan dana yang diterima KSU . 6. Kemandirian dan Pertumbuhan a. Rentabilitas Asset Rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset pada USP KSU Tunas Muda memperoleh rasio 4,10% yang terletak pada rentangan ≤ 5 memperoleh nilai 25 dikalikan dengan bobot 3% sehingga memperoleh skor 0,75. Berdasarkan Peraturan Menteri yang di tetapkan oleh KUKM sebesar 3,00 hal ini menunjukan bahwa rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset belum memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkaan bahwa kemampuan aset KSU untuk menghasilkan pendapatan masih belum optimal. Hal ini disebabkan karena peningkatan dan penurunan SHU sebelum pajak belum sebanding dengan peningkatan total aset KSU.
5. Likuiditas a. Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar memperoleh rasio 64,58% yang terletak pada rentangan >20, memperoleh nilai 25 dikalikan dengan bobot 10% sehingga memperoleh skor 2,50. Berdasarkan standar yang ditetapkan Menteri KUKM sebesar 10 hal ini menunjukan bahwa rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar, belum memenuhi standar yang di tetapkan. 8
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x Tahun xxxxx) b. Rentabilitas Modal Sendiri Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal sendiri pada USP KSU Tunas Muda memperoleh rasio 5,50% yang terletak pada rentangan ≥ 5 memperoleh nilai 100 selanjutnya dikalikan dengan bobot 3% sehingga memperoleh skor 3,00. Berdasarkan Peraturan Menteri yang di tetapkan oleh KUKM sebesar 3,00 hal ini menunjukan bahwa rasio SHU bagian anggota terhadap modal sendiri sudah memenuhi standar yang di tetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan KSU untuk mengelola modal sendiri yang tersedia untuk menghasilkan SHU bagian anggota sudah mampu dikatakan optimal. c. Kemandirian Operasional Pelayanan Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan memperoleh rasio 34,29% yang terletak pada rentangan ≤ 100 memperoleh nilai 0 dikalikan dengan bobot 4% sehingga memperoleh skor 0. Berdasarkan Peraturan Menteri yang ditetapkan oleh KUKM sebesar 4,00 hal ini menunjukan bahwa rasio SHU kotor terhadap beban perkoperasian dan beban usaha belum memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa koperasi memiliki kinerja yang belum optimal dan Partisipasi Netto/SHU Kotor bemum mampu mencukupi untuk menutup beban usaha dan beban perkoperasian.
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio PEA (promosi ekonomi anggota) terhadap simpanan pokok dan simpanan wajib pada USP KSU Tunas Muda memperoleh rasio 49% yang terletak pada rentangan > 10 sehingga memperoleh nilai 100 dengan skor 3,00. Berdasarkan standar yang di tetapkan KUKM untuk rasio PEA terhadap simpanan pokok dan simpanan wajib sebesar 3,00, hal ini menunjukan bahwa rasio PEA terhadap simpanan pokok dan simpanan wajib memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa KSU sudah mampu untuk memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok serta simpanan wajib. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan perhitungan secara keseluruhan kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Tahun 2015 adalah Cukup Sehat dengan hasil skor 70,10 dari keseluruhan skor 100. Ketujuh aspek meliputi: Dinilai dari aspek permodalan kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit tahun 2015 adalah termasuk cukup sehat dengan hasil skor 12,00 dari keseluruhan skor 15. Dinilai dari aspek kualitas aktiva produktif kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Tahun 2015 adalah termasuk sehat dengan hasil skor 21,50 dari keseluruhan skor 25. Dinilai dari aspek manajemen Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit adalah termasuk cukup sehat dengan hasil skor 10,10 dari keseluruhan skor 15. Dinilai dari aspek efisiensi kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Tahun2105 adalah termasuk cukup sehat dengan hasil skor 6,50 dari keseluruhan skor 10. Dinilai dari aspek likuiditas kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Tahun 2015 adalah termasuk cukup sehat dengan hasil skor 6,25 dari keseluruhan skor 15. Dinilai dari aspek kemandirian dan pertumbuhan kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Tahun 2015 adalah termasuk kurang
7. Jatidiri Koperasi a. Rasio Partisipasi Bruto Berdasarkan perhitungan Rasio partisipasi bruto diperoleh rasio 99,86% yang terletak pada rentangan ≥75 memperoleh nilai 100 dikalikan dengan bobot 7% sehingga memperoleh skor 7,00. Berdasarkan standar yang ditetapkan KUKM untuk rasio partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto dan pendapatan sebesar 7,00, hal ini menunjukan bahwa rasio partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto dan pendapatan memenuhi standar yang ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam melayani anggotanya sangat baik.
9
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x Tahun xxxxx) sehat dengan hasil skor 3,75 dari keseluruhan skor 10. Dinilai dari aspek jatidiri koperasi kinerja Koperasi Serba Usaha Tunas Muda Desa Gitgit Tahun 2015 adalah termasuk sehat dengan hasil skor 10,00 dari keseluruhan skor 10.
Pinjam dan Unit Pinjam Koperasi Republik
Saran Bagi Koperasi Hendaknya KSU Tunas Muda mampu meningkatkan perolehan SHU sebelum pajak dengan memaksimalkan pendapatan melalui partisipasi anggota dalam kegiatan simpan pinjam dan diperlukan perekrutan karyawan pada Koperasi ini agar tidak lagi terjadi rangkap Jabatan sehingga dapat mengakibatkan Kinerja Koperasi tidak maksimal Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan dalam menganalisis kinerja koperasi tidak hanya menggunakan satu alat analisis melainkan dengan menggunakan kombinasi analisis kinerja keuangan yang dapat diketahui secara mendalam terhadap kinerja yang dicapai oleh koperasi.
PSAK
Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
No 27 Tahun 2007 Akuntansi Koperasi
Sugiyono. 2011. Metode Kombinasi (Mixed Bandung: Alfabeta
Tentang
Penelitian Methods).
Republik Indonesia. 2012. UU No 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
DAFTAR PUSTAKA
Hikmat, DR. Mahi M. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta:Graha Ilmu Munir,.M, Indarti,.I 2012, “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011”,Naskah Publikasi, Fakultas Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala, Semarang. Republik
Simpan
Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan 10