uodmO)l tmp .Jl?){e18Asem ·~ lf8l~~ tnroJB){ 'snflltU tm[Sf.gq tll! l1mS seqeq tmqnqu1;)({ snms mnn(llr.>~d ·ss61 unqeJ. 01 ·oN 8uepun-Suepun UB80:>p resnd tf81~mOO 11~10 !JBqlll;))f inq~!P 8ut1qes seqeq U8qn(ll?l~ snnns S86J utlqel sped se1~f ~!l 8UEA u:esl?[S·tmSBJB mcuq lle!J)D~)I 'ssqeq UB8uriep.JOO uep (uod aa.lj) seqeq tmqnqgfocl ~'"l?M.e){ !B~q:)S tnn{
eAedj') we1ep OOOl unua 1 LE: 'ON
nn ueeuesa~e1ad
•µ;nA
Yusri, Pelakasanaan UU No. 37 Tahun 2000 dalam Upaya Menlr.gkalkan lnvestasi
pengusaha, salah satu kendala yang dihadapi investor antuk meJakukan usahanya di Sabang pada saat pemberlakuan Kapet adalah karena kuatnya kendali pemerintah pusat dalam proses perizinan (SKH Serambi Indonesia, 1 September 2000). Pe)aku bisnis yang ingin membangun dan mengembangkan usaha di kawasan Kapet Sabang harus berurusan dengan pusat, Hal ini tentu saja memakan biaya, tenaga dan waktu yang relatif lama Keberadaan-Kapet belum membuahkan basil yang diharapkan, terntama bagi masyarakat Sabang clan masyarakat Aceh pad.a umunmya. Setelah UU Pelabuhan Bebas Sabang berlaku hampir satu tahun temyata belum membawa pengaruh yang berarti terhadap peningkatan investasi dan perdagangan di kawasan tersebut. Untuk itu kiranya diperlukan suatu penelitian dengan memfokuskan pada permasalahan sebagai beri.kut: 1)
Bagaimakah pelaksanaan UU No. 37 Tahun 2001 dalam upaya meningkatkan pelabuhan bebas Sabang.
2) Hambatan-hambatan undang tersebut.
apa saja yang ditemukan
3) Upaya apa sajakah yang perlu ditempuh terse but.
dalam pelaksanaan
Undang-
untuk mengarasi hambatan-hambatan
B. nNJAUAN PUSTAKA Dalam
upaya mengembangkan
dan meningkatkan
investasi
di Indonesia,
pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan sejak tahun 1961 sampai dengan sekarang. Kebijaksanaan tersebnt dituangkan dalam undang-undang, Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya. Diantara peraturan yang terkait dengan kegiatan.l!'>,investasi adalah: 1. Undang-Undang No. 1Tahllll1967
tentang Penanaman Modal Asing;
2.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman M~
Dalam Negeri
3.
Pe:ratunm Pemerintah No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing,
4.
Keputusan Menteri Investasi!Ketua BPKM No. 21/SK/1998 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan dan Fasilitas Serta Perizinan Modal dalam Negeri tententu kepada Gubemur Kepada Daerah.
Selain ketentuan pokok di atas masih banyak lagi peraturan Jain yang bersifat tehnis yang lebih Janjut diatur dalam Keppres, Keputusan Menteri dan keputusan pejabat lainnya yang bertujuan untuk menentukan arah dan kebijakan pemerintah 278
KANUN No. 32 Edisi Agustus 2002
6LZ
O.Df!W em:x>s 8ueA ~8tmiep.iM !S'?S!~II ~lS!S µep )(Dlm>q oquruww '(9~£ :s66l) OUOlO"e!J~ AUO.L ·v ltuml3UI <seq~ uejueatq>.iM tmSl?Ml?)I
'(S :P661
~f~ treW.I::I} !IDOUO)(::> !SBSffe.!::>q!I epu)Jl:)1 8tmi{ tmll8Wee>'f !SH)UO'( uep ue8tmpun-8tmpun.md tm.ml~ ~lS!SUO)( 'tnmfllq wµsed::>)f 8huepl? µllantl:)m J01SMtJ! ll')(8UI 't?!~aopuy ::>)( )lllSem ~se JO~AtJ! Sagpdu::>m )ftllun ·µwms e~aopuy ll?dep ){l?P!l uep IIDl(~ 1ID(C>p lll)l8M merep 8tm...\ lOpPS 8tmp!q·8m?p!q umrep tm)('elln3!P ~ 't?~aopuy pnouo)fe> mnnUJueqWC)d
fl?POW lpJO UeJ(BU8S)fBJW
·.IOP(35twp 1e~JOO(ll:)W
){TUUil JUU11$){'eW ~
tmyllmjUBWHJ
Q{JC)d
~~u
meieP nap 8U!se
fE?POtII ~m uMqeq ueqare ~~tu qa1:>1 ill!SV ll?J)OW llElII8081J:)
'lredW!{Clm 8tmA tll8(1? tre'Bhq::>l{
'oooz unqeJ. LE ·oN 8wpan-8wpuf1 umiep .IlllETI> qu1::>1 8us..\ euem!s3eq35 ~ueq11s seqoq ue8~.c>d uep seqe>q wqnqe1:;,d m?SlfMID[ Uil?J8P ~ 8Auqnm{35 m~.&)1 q8M{!A\ 'WO~J. Il8[Dd nep !Sl?N llllftld ~1g nl?Illd '( opuo11 nelllq~ µep !J!P~l ~ueqes traSsMl?)I ·tm-OL6 I anl(8l Jl?.M8 epsd µI;:)de>s 'seq~
wqrtql?{e>d
U1?p seqoq tieiJU8~JOO
Ut?S8M8)1
!J>-efOOW
UID{~l!P
!JUq(U:;)){
IJ8Pl 5tm.IIDf~ eSnf ~m?qss Ut?S8Mln£ ~g ll!8PS ·(µod ~) seq~a: U88uemrplC)d u-ep seqe>g U8lplql?[Cld snnns Ut?e)JtlqW~ ~'I !lJdums (LaclV)I) np-edle>J. !UIOU0)(3 ul?S8.M8)I
~a
Ul?S8Me)I ~®s 'mU:)llC)l U8S8Amf !P ~~AU! ~u~m
trap ue~ueq(U:;)~tmm '{tUun snsnqx uq.nm{~)flp 5aeA: qmuµ;tm>d epe 1nq~JC)l U8Tl}U:;)l~'I atJ!dW8S !G "!Sl3DIOJ!q ID(l?f 'l~P~~Ul
tre){ef!q::i}{
ed~~
tlre(l?p
!Se.isa.-.u1 ue)fle)f6u!U3~ e.<ed{) weiep ooot un4e 1 L'i "ON nn uee~l3d
'µsnA
Yusei, Pe!akasanaan UU No. 37 Tahun 2000 dalam Upaya Meningkatkan lnvestasl
menguntungkan 'konsumen secara individual. Namun secara makro, perdagangan bebas akan berpotensi mengurangi cadangan devisa negara. Sistem perdagangan bebas telah menjadi trend da1am peta perdagangan internasional. Hal ini ditandai dengan kehadiran pasar tunggal Eropa (Uni Eropa), di kawasan Eropa, Selain di benua Eropa, Afrika dan Amerika, di Benua Asia, khususnya Asia Teoggara juga telah lahir kawasan perdagangan bebas yang disebut dengan ASEAN Free Trade Area (AFf A). AFf A yang lahir pada tanggal 1 Januari 1993 clan ditandatangani oleh semua negara di kawasan Asia Tenggara sepakat, bahwa dalam kegiatan perdagangan intemasional (impor-expor) tidak boleh ada lagi pembatasan-pembatasan atau pengenaan tarif bea masuk dan tarif impor (A Tony Prasetiantono, 1995: 356). Kesepakan tersebut mulai berlaku efektif pada tahun 2003, dan wajib dihormati dan dilaksanakan oleh selutuh negara-negara yang bergabung dalam organisasi ASEAN. Walaupun implikasi dari pemberlakuan zona perdagangan bebas tersebut belum tentu mengnntungkan Indonesia, terutama dalam memenangkan persaingan global. Namun senang tidak senang, suka tidak suka hal tersebut tidak dapat dihindari dan barus dilakasanakan oleh semua negara anggota Untuk meningkatkan investasi swasta di daerah, T. A. Hamid (1999:25) agar pemerintah perlu menempuh langkah-langkah antara lain; meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur), kualitas SOM, kualitas kelembagaan, partisipasi sektor swasta dan kepatian hukum. Tanpa adanya beberapa faktor pendulrung tersebut agaknya sulit untuk mewujudkan dan memaksimalkan pembangunan dan pengembangan daerah Sabang khususnya dan menyarankan
Aceh umumnya. Lahirnya UU No. 37 Tahuo 2000 memberi kesempatan seluas-Iuasnya bagi investor asing dan domestik untuk menanamkan modalnya terutama di kawasan Sabang dan sekitamya. Undang-undang tersebut memberi kemudahan kepada investor dalam menjalankan kegiatan usaha di berbagai bidang, seperti perikanan, parawisata, industri, transportasi dan perdagangan. Investor yang menjalankan usaha di Sabang ak.an mcndapatkan kemudahan dalam me)akukan kegiaran usahanya diantaranya pembebasan bea masuk barang impor, bebas cukai etas pemasukan barang (Keputusan Menkeu No. 358/KMK.08/2001, pengurangan PPN dan lain-lain.
Kawasan Sabang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas selama 70 tahun. Untuk menjalankan kegiatan investasi dan perdagangan di kawasan ini, maka pemerintah telah membentuk Dewan Kawasan Sabang (DKS) dan 280
KANUN No. 32 Edisi Agustus 2002
I8Z
·8tm(l8$ saqoq trnqnqBf<>d lreSl?MB'f !P mnlumrnp~ nap ~S<>AU'f tm8trnqw<>8U;)d tre8-oop l~tmAm)lU rflDf~ emeJtu<>J 'BAusnsntp( aped !SlnsgAUJ lllID{tlH trep &-
dspt?l{.Ql llraJtreW
-'HtII:!pl?)(V
!snq~UO)l
'z
·qm~~d trnp 1e)fM?Aswi UEltllum U138ugp nmsos 8treqes cmseM.q ~treqmg8~m aep BJ01g8~m :srruun 111
tre91J:>lldd lBBJtreW ·q "JWPJ:) tmfl?!i<>
-8trnpuo
uqnfelll:Jm
~rgd
.ra~
qnd~1~
ure(l?p Ul?)[Tluml!P 8u:e.\'.
B.{edn tI.refl?P
oooz
npod 81mi\ e.\-edn-Bi\Bdn UIDfSBI<>fu<>w (£ ~Uod ~..g uest?J\'\B)l re8l?q~ 8wqBS tmn?qmeq-trn1equrel{ !SIDf'!l!:JU:>p~ugw (z
!81mqes
ln?Sl?A\B)I
un~.t l£ 'ON 8cmpun-8tmpun
!P ~Sl?lS<>AO! ~~m utratmS)fl?pd !ftt{Bl<>8u:>w (1 : )Jtlllln Ul?)(mfeJ!P
!lf! U13!l!f<>Ugd
·3
xvnrru
1?
trB!:J!J<>Wd mmf n.t NVIJJ'13N3d J, VV .!1.NVW NVQ
"(000l/l£ "ON M 9 IBS1?d) ·seq~ treqncp:f<>d ~q<>S
1nq~1 tmseMB){ !S8UtlJ
m:i8ugp ~ 8tmql?s USSBMB'f !P ueun8ueqwgd trep UB8tmqum8mxf 'mrn[op8m>d tnP{l?tnmfBl<>tO )flllun se8~q S)ldH BmJm>nms ·s)ldH tnm?!8g)f ~Joo'{8u:<>m !Sl?t.W~m 'BU!qm<>w 'tnnum UIDft?f!q<>)J mnycfu}:>ugm ~tmU<>~M aep uep
SB~fll
!l?AundtmlUI S)la !~I
•(S)ldg) 8traql?s
UBSBMB)I
t.re'P.1{1?Stl~U~d trepeg
ue){le)f6uluai~ ekdn we1ep OOOl unqe 1 Lf, 'ON nn ueeuese)fefad '1-1sn;.
Yusrl, Pelakasanaan UU No. 37 Tahun 2000 dalam Upaya Meningkatkan lnvestasi
D. METODE PENELITIAN Dilihat dari aspek metodelogi, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hal ini tanpak dari tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mencari dan menjelaskan sejumlah data atu informasi tertentu yang berbubungan dengan peningkatan investasi dan perdagangan di kawasan pelabuhan bebas Sabang, sehubungan telah diberlakukannya UU No. 37 Tahun 2000. 1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilalrukan di Kota Sabang. Dipilihnya kota tersebut sebagai lokasi penelitian atas pertimbangan bahwa Sabang telab ditetapkan kembali sebagai kawasan perdagangan clan pelabuhan bebas. 2. Populasi clan Sampel Penelitian Berdasarkan lingkup masalab yang diteliti, maka yang menjadi populasi penelitian adalah Pemda Kota Sabang, Dewan Kawasan Sabang, Badan Pengelolaan Kawasan Sabang (BPKS), Dinas Parawisata, Deperindag, Bappeda, BPKMD dan
para Pengusaha,
Dari jumlah populasi di atas, dipilih beberapa orang untuk dijadikan sampel penelitian, Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Untuk itu sampel dalam penelitian ini adalah Walikota Sabang, Ketua DKS, Ketua BPKS, Kepala Dinas Parawisata, Kepala BPKMD, Direktur PT Guna Trust dan Direktur PT Asia Multi Usaha Sabang. Untuk melengkapi data juga diambil beberapa orang sebagai infonnan penelitian yaitu; dua orang tokoh masyarakat, seorang pengurus LSM, Camat Sukakarya dan Ketua Bappeda Sabang. 3. Tehiiik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dilakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder dengan menelaah sejumlab literatur yang terkait dengan pennasalahan penelitian. Sedangkan penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data primer yang ditempuh melalui wawancara terstruktur dengan responden dan infonnan penelitian. 4. Tebnik Pengolahan dan Analisis data ini tehnik pengolahan data dilakukan dengan kualitatif. Langkah pertama dilakukan adalah katagorisasi dan inventarisasi data yang diperlukan sesuai dengan masalah penelitian. Kemudian dilakukan reduksi data, dimana data yang telah disusun menmut topik semakin diperkecil fokusnya pada hal-hal yang dinilai penting, kemudian data tersebut diolah dan dikonstruksikan secara naratif. Da1am penelitiao
menggunakan pendekatan
282
KANUN No. 32 Edlsl Agustus 2002.
£8Z
·(~lm8~ d·~l ueeµ;){OO !)ITT!tll;w nmpq 5ue.m}(~ !2dams 8ue,.\ rinf ){ShDBq Ul?)flfeg ·(~~) 8~ usp qnmq ~d!S ~~N !2Ml?~d !'fJSlJq;s !s;JOi
81m,{ BM.!f 000.00I t{!q~1 'OOOZ 1lnq:el tm8n;p !2dams S86I anqm µep tll!'BA 'unqm S 1 t?WBI;s tm~p ueS~a ·(666 I )P,lS!MS) l?M!f £LS. l7Z fB88tf!.l 8t.m..IIDpS 81mqes )fnpnpm>d mqeorp ssqeq ouqnqe100 St\P?lS q:e1~~s ·ss6I unq:eJ.. 01 ·oN 8uepun -Su:epun aa8o;p 'S861 nnqul ueq:e8u:w00!}) seqoq ue8~.IOO mrp seqoq Ul!qnqer~d snms mqaouam resnd qul~mxi ){Sf;s snsarp tmmnam esep 81 !UJe!Pm>m 8ue..< 8u:eqes )(llpnpuoo !se1ndod -ehm[e)fllS nap :et\:eflnfllS u:ett?a:n?OO)I werep .mq~1 5trn.< l'!M!f 000.SC:l lflq;[ l{~IO nmqrp 8traqeS 'seq;q mrqnqe100 eAu:e.\Ef esem l?pt?d
·q~v t{mep !P ~ouo'I~ mrqnq~
trn5ueq~8U3d d~ql:)l resoq uadersq ued~U3w
eptmrag l?!PtI!H tmq:el~tm>d esem 'lt?f~ seqeq 8aBqm:>~ qe1;l 8a:e1". tfBAefl."A utI)(l?d~m 'n:ea:ep
u:eqnq:e1~ ues:eMq !28eq;s mrp nemd :emn 'Pffi!ID~m
-ewn
Fll! "B!s~uopui ~pnwes usp lnf'Bl'BW JeI;s tm8m>p ues:e'lBq.mq 8a:e.<
8ueq:es
·8unun.8~ !'Jc:fums l!)fllq~ % zs a:ep J!)fllql:)q% SE '8tmqmor~8mq tre.m1gp % O I 'q:epo;J ue.m1:ep % £ mret\ cxm~q 8ae,.\ t{l?Al?£!M ~odo1 ~m ~ ZW){ £SI et\OSOOf 8a:e..\ n:e(lld 'JnUl!J. mfng 9£,(;(;0S6·ZO,£IOS6 trap :emn 81Je1trn sz. tsoso- .. sz. 9t<>SO !s!sod sped :ep:e.mq ~teums n:ernd iarsq 8mfn !P ~I~ 8creq:es s~oo8 ~s ·µa~fau llmJ ;}{ tmp µep es:ef nap 8uemq )fflS'l?m .mnr;'I 8neqm8 nnnd !1?8:eq;s e~J ~fells ~cres 8traqes ~
i?..\umnwn q~v :eM;mµs1 q:e~ea nap dusnsnlpt 8usq:es 118seM.tnf !P nnonoxa trsqnqnnurad ~~m :ei<Edil unrr:ep re~1od reilcres 8"tmqes 08'{tlP"f>Q'I 'oooz trnqeJ,. l£ 'ON M ue8u;p tnn(t{ID{IDl!P tm!l)O~)( 8ue..\ 000(; tm(fe.L Z ·oN RcWd !Til'BiaW 8aeq:es seqoq usqnqer~ !['BQtmJ'{ e.
iiaeqes seq~a u:eqnqe(~d mnmn aan?qw:e.o
·1
NVSVHV9J\l:id NVONVIll'13:N3d 1ISVH "l
Yusrl, Pelakasanaan UU No. 37 Tah!.!n 2000 dalam Upaya Meningkafkan lnvestasi
a.
Pelaksanaan Undang-Undang No. 37 Tahun 2000 di Kawasan Pelabuban Bebas Sabang
Setelah mengalami berbagai pasang surut selama lebih kurang seratus tahun yang lalu, Sabang kini mulai memberikan harapan barn terutama bagi pelaku bisnis yang akan menjalankan kegiatan usaha di Sabang. Secercah harapan kembali terbuka sejak dikeluarkannya Perpu No.' 2 Tahun 2000 yang dikukubkan dengan Undang-Undang No. 37 Tahun 2000 tentang Pelabuhan Bebas clan Perdaganngan Bebas Sabang, yang memberikan banyak kemudahan-kemudahan dalam menjalankan kegiatan usaha di Sabang. Dengan keluamya UU tersebut di atas, maka secara yuridis Sabang telah ditetapkan menjadi satu-satunya kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas di Indonesia Keluamya produk bukwn tersebut merupakan buah basil perjuangan dari berbagai pihak terutama Gubemur Aceh, H. Ramli Ridwan, yang juga mantan KP4BS, Walikota Sabang Sofyan Haroen, dan berbagai komponen masyarakat Aceh lainnya Namun sayangnya setelah UU tersebot berlaku hampir satu tahnn, aktivitas ekonomi dan perdagangan di Sabang belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Pelnang-peluang investasi yang ditawarkan di kawasan tersebut, terutama di sektor perikanan, industri, · parawisata, perdagangan dan jasa transportasi belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengusaha (investor), baik lokal maupun investor asing. Dari empat sektor unggulan tersebut, banya sektor parawisata yang memmjukkan peningkatan yang berarti, sementara di sektor unggu]an lainnya behnn banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha Sehingga peluang investasi yang ada terbuang dengan sia-sia, Di sektor parawisata Sabang merupakan tempamya para wisatawan untuk melepaskan kejenuhan dan kelelahan. Dengan keindahan alam taman tepi laut, pantai yang bersih, alami dan keindahan panoramanya, Sabang merupakan tempat yang sangat strategis untuk berekreasi bersama teman clan keluarga Dengan kondisi alam yang ind.ah tersebut membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi Sabang.
Sejak dibukanya kembali Sabang sebagai Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, peningkatan arus ke Sabang saogat mengembirakan. Sabang meningkat tajam. terutama mancanegara secara tebih jelas dapat
284
wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke pada tahun 2000. Kondisi arus wisatawan dilibat pada tabel bcrikut ini.
KANUN No. 32 Edisl Agustus 2002
WB(l?p t?.rnlU;)W:>S
unqel '{tllun
'Bfl?S
~tf!PtmqrP l~
·unqln ~
UOl
6'1)0-l BAtJ:eq llq! tmdl?~DBJ
f!stnf qeyumf '000Z
ei\arss~w ·iW)I £9~'ss e.<usen1 8tmt\ mu1 tmk'f~){ 1!mJ ~tmp ll?8tmS IJ!S"ew unt{Bl ~'l unt{Bl µep 8uuqes tmk100 q~10 tnnf! tmdlnpitM {!S"eq µl?P llflUI!Q ·~q IJ!q~I Stm.< fli>eq
q3JO.J4}(i~m
~
'{lllOll tm,{'Bf~U
8tm..\ tml!d~'f
!ffQ
usp
t{B~W
S'e~
qequ.m~tu ~~
ltl8'(
tllf 1?.11?1~~ ·[l?UIµdO 'fl?P!l P?Stms
wn1aq
'qep~ ~UES t(!S8UI
8tm.h fBPOW 'tI!tIJB~ mn[~ 8ue.( tl1lleSmmd
~nf
~llBA P.stn{ 'BAtllBQP[V 'Sl?ll?q.tal ll?80BS
J!ll?l~u e~f ID{~~m S8lmqow
°Btm~{Y.)S
mnm~d lOPJ::>S µsp UBAef~D tpJO~rP tre)f!
tmd'l?~tmuoo
~ie
eSSlJ!ll::>S 'qeptrni
8U6A W'fJ dlnploeood ll?J'B ~o8m>w
D'BJfl'Ofl!IW iusem
ndmstn eAD'E?l( ID{~~f~ 'f'BUO!SWB-Q e~ mhe{~u q~10 µw1 ~ JO~At!'! t?pl?
ei\uwnam
und
1m?f0[~8wd ·gue~s !P e..\U'[ll'Pom uqumus!Qw SUB..\ 1nsc
ue~
utxmlnm 'uuue)fJ.IOO JOP{3S rp t1l!
(f01U(}
86£'vS
I
am1~~s
t{B[tlltlf
S661
Suwo600'£
9661
8muo £ZO't
09'£S
SUW() oV9·t
cc'st
808l() t l I' £
6S'I£·
808l() 869'£
6S'9I
~08l() t~8-S£
SS'698
--
£
l66l
t
8661
s
6661
9
OOOl
z I
000t-S66I
~hrnqgs <>)I ~unfuIDf.13g~Ulf.i\ &Js~oe:>u:ewDBM~~A\ q8JWnf UBqnqwnµ3d
l J~B.L
Yutrl, Pelakasanaan UU No. 37 Tahun 2000 dalam Upaya Meningkaft
waktu yang bersamaan di daerah tingkat 11 lainnya
paling kurang basil tangkapan
ikan laut sebanyak 10.000 ton per tahun (Aceh Dalam Angka, 1999). Dengan hasil laut yang melimpah tersebut membuat nelayan Thailand nekad menjarah ikan diperairan Sabang dengan menggunakan .kapal dan alat penangkap ikan yang canggih dan moderen. Hal ini terbukti dengan tertangkapnya 34 kapal nelayan Thailand oleh Dan Lantamal l pada saat mereka sedang menjarah i.kan di perairan Sabang. Kasus tersebut telah disidangkan
di Pengadilan Negeri Sabang
yang oleb Hakim memutuskan bahwa para nelayan Thailand telah melakukan pelanggaran hukwn clan salah satu sanksinya adalah semua kapal tersebut disita untuk negara (SKH Serambi Indonesia, 15-10-2000).
Upaya menari.k investor di sektor peri.kanan tersebut telah ditempuh oleh BKPS, dan Pemda Kota Sabang. Demikian pula usaha kearah itu telah dilakukan o)eb Konsorsium Pengusaha Muda Mubaxnmadiyah, melalui kegiatan Kontak Bisnis Pengusaha Islam Asia Tenggara. Kegiatan yang diprakarsai oleb Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Aceh pada Tanggal 16-17 Apri 2001 di Sabang tersebut melahirkan kesepakatan antara beberapa pengusaha di wilayah Asia Tenggara, teiutama pengusaha Thailand, untuk secara bersama-sama menggarap potensi peri.kanan laut Sabang. Namun kesepakatan awal tersebut belum dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kontrak kerja sama, mengingat banyak hal yang belum mendukung terlaksananya
kegiatan tersebut, terutama menyangkut dengan kesiapan nelayan Sabang dan kondisi keamanan yang belum kondusifterutama di wilayah Aceh Darat.an. Sementara itu di sektor perdagangan intemasional, bai.k impor maupun ekspor, belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha di sektor perdagangan intemasional tersebut masih terbatas jumlab dan aktivitasnya.
Sejak dibuka kembali free port baru ada enam importir yang
mendaftarkan perusahaannya k~da
BPKS, sedangkan di sektor ekspor sampai
sekarang ban.ya ada dua perusahaan, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
286
KANUN No. 32 EdisJ Agustus 2002
l8Z
(I OOl ei<:m.mq
8ue,.<; ut\uuyef l?~ue1
Jodwf3udw rsdsp
Ip..IOdlII!
sms~v trZ 'S13dWO)I t{tfwru umimnqd)f
.m~ mD{~m)W
IDIS) l?)f:)~W
usp
IDf!UO.Q){<){:)
nnsnf 8ueqgs
qd{O ne~uef~l
8tm.mq-8tmmq
1e)lllll?Asm.u
't?.munds
unuew ftlpqy 'iiueqes Tm(Tld ){tldCI\{ tmS"BAUJ... umd)I JnIDUdW ·8tmqt?S lIDf'B.Ie~W resoq tre~q~ t{d{O HC>q!P ndumm tm}lt? )fepµ 1nqd8~l uqow rodurr U~.n?)f 'fl?P!l 8ueqes lE){B.m~w 'Sl?lB d){ qtf8UdUdW 't?)fl?Idq
UOlUOUOO !t?8eqds l?Auet{ qiqd{
tm8tmt'IDf 1qem~ui l{:}(O 8uei\ 't?.mdg~S
ue~umunamiw
e.i\ueq ~I!Un> Simqgs 1qg.m~--ew
!.Mp Sl?)fdq uepdS
nqom JO~
tm8Udp Ujlld
tm~Irnl'IDf
tm~Q
'JOdlII! ){Bfed nap
){tlStraI
~q uesaqeqmed edtwq
!TI-Il?I;!W 8tm.mq Ul?'P(TISBWdUI
ue~pnum)f
UlP{lBdep~w
~Ul?A ruiodun yeqtfp'l?d '(µs,{e~iew
t{tffd~8ueqgs
U'l?qnql?}~c:I) Ul?dCfBd
µep 1IDP'ue!P Suu,{ sg~q uep srn8 tm~p "Bures e..\ue8.mq mei<~1 nie1 8ue,{
~Aef!M
uapiq Bdl?Je>qdq Ufna mrp Sl?~ rodun flSl?q trsp µJdcfuS 'Simi l'l?){&Il?ASl?W ~q reBJlrnW sMuqumw )IQAtmq umjoq l?lUAW<)l 1nq~1 trePl~){ unumN ·swv .Ld qd10 e.mdeS~s
µep Sl?){dq rmpes P,qow lOd"CII! U'8ll?~d}f smd U13Pf~Q 'Il?llO!S\?~lUJ yeqO{D !t?'f
~f;)1 rodnn
ll'e'll?~;))(
'iiueqgs S13q:)q ueqnqepd uAue)(Tiq!P eum1ds (lf8row)
root 'sxas : .r3qmns
mmq I!SVtl
'i 8~0£) l!dl![d)I tnn!~u8ew )fndOcJ v uep '(; l!po~ mreJ3p~)I (l!dSV t l!PO)I ueru3pU:))I se1<1g trap Sun~J. 'llJ"D ti uap z epo~ mra.i~pua)I tml.!<1pua)I
111'~ aosy .Ld
JJllodx!!
J!l.lOdX!i
lSIU l 'lrutlf) .Ld
l!U]'.MO){SOd !511J<1dO)l .Ld f8UO!S'BUJ3lUJ ('eqOJD !l!)(:)Ulld)I J.d !J"ElS3'"J OPU!Sl!f'6W tUJl\d .Ld
J!llOOtur
[l!dO)(tf!d .Ld
J!l-(Odwr
µnzree: .!l!f'e!l ..Ld
JJlJOOWI lJl.lOOWI J!µodwr J!l!OdW[
v uep z epo"g
8u~~s
~.fl
I!!_~W.etsv .Ld
[OOZ-0004'. ~mfqBS seq;,g asqnq8[3d
O~st?Mtryf!P 8q8S0 Ufl{ ~W;)W
Q8f3J.
z (3q8J,
3m~A_ .rndaq-.todXJ' U88q8Sll.l3d ,_
Yul!~, Pelakasal'laan UU No. 37 Tahun 2000 dalam Upaya Meningkalkan lnvestast
Kondisi yang sama juga tanpak pada kegiatan ekspor barang dari pelabuhan Bebas Sabang ke luar negeri. Aktivitas ekspor melalui pelabuhan Sabang terkesan masih "pura-pura" dan hanya tm.tuk menunjukkan bahwa pelabuhan bebas Sabang telah mulai beroperasi. Hal ini terlihat dari ekspor perdana barang-barang yang diangkut dari Sabang menuju Penang dengan menggunakan KM Mucklis. Kapal yang mengangkut 900 karton mie, kecap indofood dan komoditi asli Aceh lainnya seperti pupuk magnesium, kopra, madu termasuk beberapa kg asurn sunti tersebut temyata terlambat sampai ke tujuan selama 11 hari. Jmportir menderita kerugian akibat keterlambatan kapal tersebut. Mereka menilai eksportir Aceh, khususnya, kurang profesional dalam menjalankan kegiatan bisnis internasional, Kesan yang kurang baik tersebut tentu membawa dampak buruk bagi kegiatan ekspor impor di
masa yang akan datang. 2. Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan UU No. 37 Tahun 2000 Setelah dikeluarkannya Undang-undang Pelabuhan Bebas Sabang kegiatan investasi dan perdagangan di wilayah tersebut belum menunjukkan peningkatan yang heart. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan sebelum dibukanya Sabang sebagai pelabuhan bebas. Banyak hal yang menjadi faktor pengbambat pengembangan kawasan Sabang antara lain karena kurang tersedianya inftastruktur pendukung, peraturan perizinan yang masih belum jelas, kinerja BPKS yang belwn optimal dan kondisi keamanan di wilayah daratan (hinterland) yang belum kondusif. a.
Kurang Tersedianya lnfrast:ruktm Pendukung
Sejumlah pengusaha yang diwawancarai belum begitu antusias menyambut peluang investasi dan perdagangan di kawasan pelabuhaa bebas Sabang. Mereka masih pesimis terhadap keseriusan pemerintah pusat terutama untuk membangun sarana dan prasarana yang sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan di pelabuhan bebas Sabang. Misalnya pembangunan dennaga multipurpose sepanjang 180 m oleh PT Pelindo yang dipandang sangat lambat. Pemerintah pusat clan daerah selalu menyatakan keterlambatan pem.bangunan tersebut akibat dana yang sangat terbatas untuk membangun parasarana tersebut.
Jika dilihat dari fasilitas pelabuhan yang ada sekarang, baik pelabuhan Teluk Sabang maupun
Pelabuhan
Balohan
sangat
tidak memadai untuk mendukung
kegiatan perdagangan internasional, terutama terhadap k:apal-kapal besar yang akan melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke pelabuhan tersebut. Pelabuhan teluk Sabang yang panjangnya tidak lebih 32 meter dan pelabuhan Balohan yang
288
KANUN No. 32 Edlsi Agustus 2002
68Z
zooz Slqsnly l•IP3 zt
"ON NnNYll
8ueJO~ l(e{l?S ~g ·1nq~~l tmS~~d 10l){~S !P l?qBSTI tm113f8~'1 tm)fID{e{~W )[mun tm88~ J!llOdlll! sqssn ~llefe)f ue~q3S 1unq~ur 1odlll! 8tre.mq 'fl\Sl?W ~ uesuq~mx! tf!Z! -eunmu~ w~ tnn(lJdrondd sosord -e,(mrnqwe1 req!)(V ·~{!P ~835 O(J~d fell tm~d~m (N
ID(8µ:>q 8tm..\ t!IDJwpun-8ueplllUC)d ~oop ~
0
8ueoo~M. umpdm!f~d
!TifBt~m ~UU<18S tn1!>1rM1Pf !P uqesn tm'fU8ref~m nsp UIDf!l!Pm>m 8ue..\ l?qmtS~d ~eq lfl?'{O}.lOO!P 8uu,( ~n trfZ!•U!Z! W)f..n?tlf~Sm)W )ftllUO tm8tnno~)f ~q!P S)ld8 l?M(J8q ~~m 808..\ '000l/l£ "ON M 8 fl?S11d warep 8~J 8tm.\ Jwt?Wl? creSm>p tm8mnm>µaq l?AUISOOq::is !lI! trnop:~d tml(edCII!fOO S3SOJd l?AU'IISqtmrJ
ttooz
reW OZ 'e!~UOpUJ !q~S H)IS) JBdtu:>l !P tm{B!).:>q tf!SUW 8tmql?S ssqoq U8qtlq8[;>d Ul?Sl?MID{ !P m~!l)l8 ~~ 'sxas -epecb)( ~d ue8tmm>M.;>'f ~,(ooru umpq tfBJ~mOO ·~oJUH crn"Jos 1nmm)w. ·8uucres seqoq ~ue~~d trap tmqoq8pd t!IDJauq~81JOOµTI?q lmmtJl 'efq>OO)I nrss qB(lrS tnnpdnJ;>W 000(; llnqB.L l£ ·oN M crnrrep tm}(ll?tlt1tue!P eurnn!1JS8q~ "mms1(epd uamrerod !l?8eqJ~ 13,(mnum umpq U8J) ~ treSTI.m8m>
uep l?tmS'f'eJ;>d tmJtUBJ:>d 'q
·8uequs saqeq ueqnq-e100 !fBqm~'( tm)(dnp~oow ure113p erepm:i)( mes ql?(lrS !l?Sl?q:>S °mx>JeH tm"Jos ~U8({8S tllO'f!JBA\ q~(O !Jl?Pl?S!P tnq~~l !S!PUO)l J!l'f:>J~ tmfB~ umpq Jnq~l tml{tlql?fOO fP ue8tm8ep.J.:xl tIUll?~~:>f renqmam ~(118;>J Rm~ JOdCil!-JodS)f~ ~WQWO'f l~tm8a;>m 'Btmi\ 08.reo ll?dmt ueepgµ:>)f Ill! !~)I ·efP;>S.l~l urrqoq 8tm.rnq-'Bmmq uedW'!h~w )ftllun us8uepn8J~d eueJBS lr'iinf "1! 'Bu!durns !O "Jl?S;>q lfB£Wllf to:efBp 5tr8.Ieq ~uoqw;>W usp rantnonr 8ue.\ 08.reo fBd"B){ _ -Jl?d'B){
f8eredy "trel{lllnq;l)f ~u~p !l?OS3S 'fl?P'9 l'Bacras .l~l~W 0~ 'BA003tmfued
){OlUil
~AUi
ue)!le)l&l;ua~ ekdfl weiep OOOl unqe l l£ ·oN nn ueeuese)felad •µsnA
Yusrl, Pelakasanaan UU No. 37 Tahun 2000 dalern Upaya Meningk21kan lnvestasl
importir yang telah terjun ke sektor tersebut kecewa kepada BPKS karena Mobil sedan bekas sebanyak 173 dari Singapura gagal diirnpor ke Sabang. Menurut Direktur PT Asia Multi Usaha Sabang, tertundanya impor perdana mobil sedan tersebut karena belum turunya izin pembebasan bea masuk dari Departcmen Keuangan. Sebagai dampak tertundanya impor mobil bekas tersebut, menyebabkan PT Asia Multi Usaha Sabang menderita kerugian, karena pihak importir terpaksa harus memarkirkan kenderaannya di Singapura Untuk biaya parkimya menurut direktur perusahaan Yanto, perusahaan harus rnengeluarkan biaya 8 $ Singapura per hari per unit mobil. Dengan demikian bisa dihitung berapa kerugian yang diderita oleh perosahaan tersebut (SKH, Serambi Indonesia, 26 April 2001). c, Kinerja BPKS Belum Optimal Sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UU No. 37 Tahun 2000, BPKS memiliki peran yang sangat strategis dalam melaksanakan pengelolaan, pengembangan dan pembangunan di kawasan pelabuhan bebas Sabang. Untnk melaksanakan peran tersebut kepada BPKS diberikan wewenang untuk tnembuat berbagai kebjjakan dan peraturan dalam kegiatan pengelolaan kawasan pelabuhan bebas Sabang. BPKS juga diberikan kewenangan untuk mengeluarkan peraturan dibidang tatatertib dan menyediakan fasilitas pelabuban clan lainnya, serta penetapan tarif untuk semua jasa yang berkenaan dengan kawasan Sabang (Pasal 13). Walaupun kewenangan BPK.S sangat luas dalam rangka pengembangan kawasan Sabang, namun agaknya BPKS belum mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana yang dituntut oleb kalangan dunia usaha, Melibat kinerja BPKS yang "agak lamban" dalam memajukan kawasan Sabang membuat beberapa pengusaha kecewa, terutama pengusah.a di bidang impor barang-barang dari luar negeri seperti
PT·'Asia Multi Usaha Sabang. Lambannya kinerja BPKS dalam menyiapkan berbagai peraturan/kebijakan dalam rangka mengisi free port Sabang membuat sebagian pengusaha enggan melakukan investasi dan perdagangan di kawasan Sabang. Bahkan ada yang kecewa -dengan kinerja BPKS. sehingga persoalan tersebut akhimya sampai juga kepada Gubemur Aceh. Gubernur Aceh, Abdullah Puteh, yang juga sebagai Ketua Dewan Kawasan Sabang, berang sekaligus mengancam akan mengambil alih BPKS, apabila pibak pengelola kawasan itu tidak mampu bekerja cepat untuk: memajukan Sabang, Gubernur meminta BPKS bekerja cepat, terutama terhadap impor mobil bekas yang sekarang sudah sampai ke Sabang, segera diurus agar bisa cepat masu.k ke daratan Aceh (SKH Sumatera, 10 Agustus 2001). Selain pengusaha, "masyarakat" Sabang 290
KANUN No. 32 Eclisi Agustus 2002
162:
zooz srqsn&y fS!P3 Z£ ·oN NnNY>I
lOP[l?J S)ldS 1?!'.mupf 'lretrrz~d ·~ 'lOPfl?J tf!'2(:.->S ·~~u .mn1 tmdnem µ~aau UieJ1?P 10~1\ll! )[!lfq 'io~l\U'! µup snues uemqures redepuam urnjoq !UPf l?~U!tl 'n(l?f 8Ul?A unqt?l 1UUS nod ~.IJ tresl?Mt?){ re8e~ 8tmqB$ mnnmsaJW )fef:.->S
·µ.re~ 8w,.\ lllQB)phr~tl3d w:iprnf unuour um13q 8troi\ rwouo-,p 8tmp~q !P S'elEJ'.Aµ){S µBP lBl.f!(l:.->1 !ll! 113H ·8u:eqes BAtJM)OW UID{tim\J'e(l:)ID mtmq-.mc>q ){IQun ro~l\U'! )f~m ndmew umpq mqesrai l?kdn unnrau ·~q W!q Ul?)(S!<Jt?q8tl3m m8m:>p ·~tm8 mf.JU:)p Ul?'(Tl){SJ!P qt?(31 81.IBqBS !P ~ti! newµ}:.->)[ :)(tllOn arere !sm>lod 8cmimn rsomord un~w
w
qBJUITtf um~ tmSeMlnf
l?Atm~tJ!p
tnnµeSl?d!P
)ftUUil
tle!~d
TIStJq JOdS)(a
Jl!P()WO}{
!{?8BqJ4)q
8~tl3W
w ea:re1rua1 ~nuqes
~m
rp Bqesn UBlB!~}{ tm}{fl}{B{3W ){mun llltldB~k'!S uep e~rew
'ssas
mnltl3p S)Ida e.nnas {DQW) (lJMU lIB){UcfuS:.->)f 1?pB Q1?{3l l?JBOO)I 'WNBS J!qnz lfUllilaW ·8u:eqes lmSBMB'{ l?AUJl?POW UB'{W'BtmU;)W e~q drusud 8tm,.\ 8tJ!Se (io~AU!) l?qt?sn8wad schuaqaq t?pa lUqQS.14)1 eAt?dn StnV ·ue~umd
w
~
~(l?J:.->W undnsm S!US!q )(BlUO)( 'BAnnfg){O[ •ieu~s !fl[l?{:.">UI )fll?q ·~SlQS:.->AlJ! mne~8~)1'.
){lllun l8!smllod lIBJ>
~~1aqs
8nei< uuseMB)f !'Baeq~ Suuqes cre}{!sowoJdw:.->m lm)fIDfBI!P t:[e[3l 8tm.< l!Atrdn '{BAtreg
um~ S)ldH mrp bqes t?l'~d !l{tUB8ood~m
fS!PUO}(
'sxaa
tf.}[O
·808qes seqag tmqnqe(ad U8SBA\ID{ !P Sl?l~ mnu e8nf qooy uepuep q-e.tat?p !P lffilld umjeq ~,.\ uewuma)( e!'.mupJ uep ~ 'Jill>{nllSl?.lJU! tmll?OS~ 8ll!dures !a J!SnpUO)I WTI[~
8tmA U8tmme3)I
fSfPUO)I
'P
'S)idQ epecb'f ~d 8ueuaM.aM. uequdmrr:}d µaq~w merep 13,{usnsnq){ '8tmql!S Utr){llftrtm>w weygp .. ~ quSua~s,, q!SBW fBITll!P %Im,{ 1esnd qm~mcx! de)P,s eunnrua1 's~a1 ue113osiad-trereos1:.->d -epe tre'fll!l?(Z)W 'tmqme1 S)idg eflalI!)[ eu~..1tDf l?leW·l?lem~ tm}{flq 8wqes seqeq creqnqs13d UUS'l?M"&){ mrero1~3ood WUJl?P mqequmq-mmqumq e.\\qeq !llaiitx:>w e,{tIJ!IPll? 'qooy midO ~o8'atm S)ldQ µep uesepf nad JBdlrpll:J1Il tJl?la~s ·tnq~i:.->l eqesn8uoo Ut?!~qas tmqn(a'{ depeq:mt S)ldH µt?p e..\ummxtas ai:m.< !wm.lOJU'! q~101~d~m 1?){8U1U a:reyep lOOZ smsrray ti {8~mn gped 8ueqas ~'1 l?fla'f mraunfurut Ut?)(ep1?8uaw q:.->~y
"(lOOZ StllStUJV tZ 'e!sauoptlJ ~qtm?..JZ>S H)!S) !'CI! 8treJB)(:.->S ~ lt?.OJO.r;q Ul?)(tlq reuo!S3Joid 8ue,{ ~ue..Jo tm'Su:>p !luearp S){dS: !P )(flpnp 8uu,( 8muo Bhll){SPllaq lll! 'BU:.->JlDf lp[O uep 'reurµdo umpq S){
nn ueeuese)lel
Yusri. Pelakasanaan UU No. 37 Tahun 2000 dalam Upaya Meningkalkan lnvestasi
belum pulibnya keamanan di wilayah Aceh daratan juga merupakan masalah utama yang menyebabkan belum berjalannya kegiatan ekonomi di pelabuhan bebas
Sabang. Akibat kondisi keamanan yang belum kondusif menyebabkan investor ragu-ragu dalam menjalankan kegiatannya di kawasan tersebut. Sebagai kawasan hinterland, wilayab Aceb daratan mem.iliki kedudukan yang strategis dalam mendistribusikan clan mensuplai barang-barang melalui Sabang. Namun karena kegiatan-kegiatan ekonomi, baik di sektor pertanian, perkebunan clan perikanan di wilayah Aceh daratan terganggu menyebabkan terhambatnya kegiatan investasi dan perdagangan di kawasan free port Sabang. Dengan kondisi keamanan di Aceh secara urnum belurn kondusif peluang investasi di kawasan Sabang belum dapat dimanfaatkan oleh pengusaha secara optimal. Pengusaha masih menunggu dan melihat (wait and see) perkembangan situasi politik dan keamanan di Aceh sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di Sabang. Bagaimanapun mereka tidak ingin memikul resiko sekecil apapun, khususnya yang menyangkut dengan kondisi keamanan. Berdasarkan uraian di atas kiranya dapat dipahami bahwa kegiatan investasi dan perdagangan tidak hanya tergantung pada aspek kemudahan-kemudahan dalam berinvestasi, itrfrastruktur yang memadai dan aturan yang jelas, namun yang tidak kalah pentingnya adalah terjaminnya stabilitas politik dan kemananan di kawasan Sabang dan wilayah hinterlandnya Dengan kondisi yang aman investor akan mendapat jaminan dan kepastian dalam menjalankan kegiatan usahanya, d.
Upaya Yang Perla Ditempuh Dalam Rangka Meningkatkan Investasi dan Perdagangan di Kawasan Free Port Sabang Dalam upaya mengaktifkan kembali Sabang sebagai pusat kegiatan investasi dan
perdagangan intemasional, pemerintah telah mengeluarkan UU No. 37 Tahun 2000. Dengan adanya undang-undang tersebut diharapkan akan mendorong dan meningkatkan daya tarik serta memberikan kepastian hukum kepada investor dalam menanamkan modalnya di kawasan pelabuhan bebas Sabang. Namun, setelah undang-undang tersebut dikeluarkan dalam kurun waktu
satu
tahun terakhir, ternyata kegiatan investasi dan perdagangan di kawasan tersebut 'berjalan di tempat', artinya kegiatan ekonomi belum menunjukkan kegiatan yang berarti.
Sebagaimana
pelabuhan 292
diketahni
dan perdagangan
kendala
utama
pengembangan
Sabang
sebagai
bebas, adalah karena belum tersedianya sarana dan KANUN No. 32 Edisi Agustus 2002
€6Z
\t.\trnpe UlD{U!8~~w
z~
snisnBy 1s111:1 Zt "ON NRNY>I
JOlSaAlJ! l'BZlU!Sru:>ru '8uµuad l'BatmS !'!! }'BH "2A~I U!Z!-U12! 'tnsnpin gqesn tmtf!Zµad tmlJuap lm(tim?i\Imw 'BU:Ie.l~l
trep crncra)fllad 'u'B'3tre~p~d
'rua8::>S snnup snraq 8ueqes S8q~ tm~~.md UBp wqnqe100 ueseM.'B){ e1op8imw urefl?p S)Ida l?peda)[ tmlf!Zµ.,d 8tmlQ~M tmqedurn~ 1.fBfBSlrul 'rQ! !J'Bn~)I 1?AtJ!B~q::>S nap se~>i: nod 'us8wpffi?~d
!iro
'tmqnqqoo Stirufllp~ S1?l!J!Sl?J
re~q~
un.Stmqwam P?dtrp '{TUun
fBUO~JOJd ~tn?A ef.ta'l 'Bll!lll nme JOP(ttQUO'l µe:>uaw snrsq e'3nf S)Ida 'fEtnd fll! StJ!dams !<J ~tmqes ssqeq Ul?t{tlqepd a'l uep !-WP rodnn icxID{a tm:re~a}( 8Ut0fllptmw WB(l?p m?){qll.lnqw Stm.{ l?AtnrfE?I S'elffi5'8J re~q~q ~tmq~w >lfllUTI dIDftl:) 8u-e..\ euep µe:>imw P.P£'B enr.Y.>S snrsq S){da tmp qai:;ma l!'n~~d ~! em>.IIDJ 1Pl0
. ·tmqum1 ll?Srms inq~l am~u 'lmm ueeqesruoo tp10 ~OBS)[Ul!P ~tmp;S 8w,\ tmun.Swq~d ~.m)[ -eu:re1 ~,\ tll}Jl?M merep ~un~m snrsq t(!S1?tII 8tm(}'BS ssqsq mrqnq11100 uestfMID{ tm{tlfwmw 'fDlun wdarnq shu)(l?~ 1nq~ tmqnqu1ad awn8wqur.xi mnJtmqcm>)(~ P?tIT(am llIDIIl1N ·.m,\nm s' L 1 d~ 11wp OIDJS!<J'B~m>m Ul?)j'U tnm?uad ch?l.{ln '{t\lllD. 81l8A Ol)U!f~c:I .Ld lp{O ~)[l?l!P !UlllW ~ns ll.l! ~)[ e.
~w
ueM~Q
·uecre~d !P'BflQUI t{!SBW J!snpuo}( umpq ·cfu~~I
Sue,\ mrmrnrea)f !S!J>UO)( trap aeqmer t{!sew 8tm1' S)Ida e..\xm.Jnl
wni~ Sue,\ BU\?S'fl?l~ ~
tm.JRJe~d ·~pewaw
8mi..\ mm.msrud
fSl?ISSAUI ue)lll?lj&J!uaw e~dfl weiep oooz un~e 1 L'i 'ON r,n ueevese)fefad 'i.i•nA
Yusrl, Pelakasanaan UU No. 37 T2hun 2000 dalam upaya Meningkatkan lnvestasi
jaminan dalam menjaJankan kegiatan usaha di Sabang. Dengan
kepastian hukum dan
adanya peraturan yang jelas para pengusaha dapat mempertimbangkan segala resiko yang timbul
dari
kegiatan
investasi dan perdagangan yang meraka lakukan.
Hendaknya kerugian yang dialami oleh PT AMS dalam mengimpor mobil bekas dari Singapura akibat tidak jelasnya pembebasan izin bea masuk tidak terulang kembali kepada pengusaha impor lainnya. Menyangkut
dengan mekanisme impor mobil
terang (kepastian) tanggal 21Juni2001 tentang Pemberian
dengan
keluamya
bekas
agaknya telah ada 6.tik
Surat Menperindag
No. 709/MPP/6/2001
dan Surat Menkeu No. 421/KMK/01/2001tanggal20 Keringanan Bea Masuk
Juli 2001
atas 1mpor Kenderaan Bennotor bukan
barn untuk Daerah Istimewa Aceh. Disektor perizinan ini, Kakanwil Departemen Perdagangan dan lndustri, M. Djamil menyatakan bahwa untuk mengoperasionalkan kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas Sabang secara efektif diperlukan sedikitnya 17 jenis perizinan dalam bentuk Surat Kepusan, Diantara 17 Surat Keputusan yang harus diurus oleh pengelola kawasan Sabang ant.ara lain menyangkut dengan perizinan di sektor in~ .perdagangan, perikanan, perhubungan dan parawisata. Memang sudah ada beberapa peraturan atau perizinan yang telah dikeluarkan
oleb instansi terkait dengan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas Sabang, seperti Keputusan Menteri Keuangan, Surat Keputusan Dewan Kawasan Sabang atau Surat Keputusan BPKS. Namun agaknya peraturan perizinan yang telah dikeluarkan oleb ~ansi tersebut belum menyentuh semua aspek perizinan, seperti izin usaha indnstri, izin usaha perdagangan dan tanda daftar perusahaan. Sutat
pengelolaan perizinan untuk semua jenis kegiatan investasi dan perdagangan di kawasan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas Sabang harus Demikian pula
melalui BPKS dengan sistem pelayanan sangat
efektif dalam
pengurusan setiap izin perizinan
setiap hambatan-hambatan
birokratis
dalam
usaha di kawasan pelabuhan bebas Sabang. Agar pelayanan
usaha tersebut bedangsung
perizinan yang
294
memangkas
satu atap (one top service). Sistem ini
secara
efektif,
maka
semua
wewenang
sebelumnya ada pada masing-masing lembaga/instansi untuk segera IKANUN No. 32 Edlsi Agustus2002 ·
S6Z 8fnd trepf~
zooz aqsn&y 1SfP3 z~ "ON ·wqnqe100 !P 1tlJ{8tm '1?[e-re[l? trep
ure.c
'se~'f ~
NONY>ll
'ueSuepn~~d
utm.ms ~ 'wqnql!(OO .Ml!'f:~ !P e,\nsnsntpt UB'flll~!P ~tra,\ euu.rnse.Id unp U1IB.1US lm(de!h~m ueSu;p lJBlePe ~q~){ l{IU!e8.&XI 8ueqes uod ~lJ U8S8MID{ !P' momrp.100 trap !SBlS')AU! ~~)( ~ qndtWJ!P nJJOO Sue,\ e,\edn ·Suequs secpq tmqnqu100 puD1.1a1u1l{ wsuMq 010(8dnDm Sue,\ uuerep tFY.>V qBhBflM !P ml1Jl11.l:)l 'tfl'(lld mn[~ Sue,\ tmtmMr.)'( !S!PUO){ uep [l?tnµdo umpq 8t.18h S)ldS e~un1 'mum u,(uqnmf~ umpq 8crnA ~ 8tmml~M ue~dal!IOO mJJ> tnms)(8(00 ~d '8U8
mJJ> euams e,(usut8q~1 qB(8P8 Saequs ssqaq treqnqe100 UBseM8){ !P tm8ue8gp.JOO mJJ> ~AU! 8mm100 !S!S~m ~mu UieJUP !deptnffi> 8uu,\ 8[l?Pti;){"'8}epti;)I ·8tJequs nod ~.IJ !requ:m){ ehtm'{llq!P IDmf~~ ~p UIDfclU!}'tmq!}' llelB~ll!flOO l!'pU nmjeq uritm~JOO nap tmUBJIT.lOO ·~'QStlPU! µ.i~ 'u!et VlJlml 10~ !P e~m;s ·oooz unq1n sped Suecres rmseMe){ ~'t \Uri;~umu ut?.M.t?m!-1\\ uu8unfun'f lfBfCilt\f eA.me>phr~tc)tn ue8oop !lJPtml!P 81ie,\ 'susarp 8uu,\ tre:fIDl8~ tmptnfonu;m Sue,< tnBSVde.md JOl-1~ e..(ueq n1m~)I ihmqus trnselt\ln{ !P tm8tm8BpJOO mrp !S8lS:>hU! snre tm){l~~w ndnreur unn1:>q 8ueq-es suq;g ue8ue8Bp~d uep seq:>g tmqnqe1~d 8uelm)l oooi DntfB.L l£ ·oN nn ueuues~roo eMqeq OB)lJilduzisw ~dgp IDJ8W 'Sl?lC !P uu!'Wl UIDf.msupmg
·8uuqus ssqeq mrqnql!loo !P mmi~){ ~u;m tne{UP SUIDfllpmxl emumud uup euams ~qi:>q m~tmqtwm ){Olun ~ uep J8Slld ~wOO ~pu:m nped eAIDM>tc)q BStlf S)ldS ·Screqus !P uqesn ll8J8~'1 UB~m umrep ue~q nqme lID[! nere Jl?POW mP(CDl?UJ?m)W 8~ )(llJ1Dl JOJSaAU! ~w UlE[l?P Bttml~l mnpIDf8~!P ~l !P U1Q8~;)( e101~8mm 8ueA: uepeq ~;s S)ldS e~trf)I npoo 8ueqes
~Me){
1!qestl U!Z!-lf!Z!
µ;)q!P S)ldS
tre)[.mnp8u;w '{lllun jJuetc)~i\\
~ueqes seqeq tm~hm1mpJOO ~P ssqoq uuqnqe100
tnn{m::>tmJ;)W ){'[QUO BMqeq
'nl!
·oooz:
cre~J!P
unlJB.t l£ ·oN
ues8Me)f
q>
UBlB!~fa){
e8nf OOOZ: unqB.L I 'ON ndl;d 01 JBS'Bd um[l?p
nn s
[l?Sl?d
8tmlli)M;M uu\{OOW!IOO WID{flq
we[l?J)
.resea
se[::>f ~
mrerp S)ld8
"S)ldS epecb){ t.re}{qtKIUl![!P
!~AUi ue111e){fiu!uaw ~n weiep OOOl un4e1 LC 'ON nn ueeuese)te1ad'JJ•nA
Yu•"' Pelakasanaan UU No. 37 T ahlll 2000 dalam Upaya Meningkalkan lnvestasi
kinerja BPKS perlu ditingkatkan agar kendala-kendala di bidang infrastruktur, perizinan dan lain-lain dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Selain itu, BPKS hendaknya lebih proaktif terutama dalam menarik investor untuk ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan bisnis di kawasan pelabuhan bebas Sabang.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous (2001 ), Program Pembangunan/Pengembangan Sabang; Tindak Lanjut Perpu No. 2 Tahun 2000, Banda Aceh, Pemda Aceh. , (2001), Program Pembangunan Daerah Sabang (PROPEDA) Tahun 2001-2005), Bappeda Sabang. ----, (2001), Hlmpunan Peraturan Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, Sabang, BPKS. BPS-Bappeda Kota Sabang (2000), SabangDalam Angka 1999, BPS Sabang. BPS-Bappeda Aceh (2000), Aceh Dalam Angka 1999, BPS-Bappeda Aceh. Djamaluddin dkk, (1971), Daerah' Perdagangan Bebas dengan Pelabuhan Bebas Sabang, 1970, LPFS Fakultas Ekonomi Unsyiah. Hal Hill (1991 ), Investasi Aslng dan Industrialisasi di Indonesia, Jakarta, LP3ES. Hamid, TA, Investasi Swasta dan Birokrasi Pemerintah; Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Ekonomi Unsyiah, 4 Februari 1999. ----, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Sabang clan Peluang Kerja yang Timbul, Badan Pengelola KAPET, Juli 1999. Iskandar Daoed T, "Aceh Sebagai Kawasan Potensial Dalam Perdagangan Intemasional", Maka/ah Pada Acara ForumKontak Bisnis Pengusaha Muda Asia Tenggara, Sabang, 17 April 200 I. Saifuddin, "Analisis Sumber Daya Ekonomi Potensial Kotamadya Sabang Sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)", Laporan Penelitian, Lemlit Unsyiah, 2000 296
KANUN No. 32 Edisl Agustus 2002
l6l
•••••
ueqn~I~d uap ~UB8ep~d UBS9Mtr){ 8tmill:)l
'sxaa
'2ueqes 'l/D/l»fDW '"s~o1d
oooc:
·8DB~S Sl?
reµU:)lOd ptra i
'lOOZ 'tlJ!llBS .J!qnz
· 10oz rµdy L 1 '2ueqes 'l!.m~~l. e1sv tmr[SI epnw l?~U~d S!tJS!8 )fl?lUO)I lUl?~V BJ>l?d 'LfD/l»f D}'I{ '8teS~l!md tmp !~AU} me{l?(I s~~s UBp [B'!SU:)l0d tmSl?Ml?)I ~q~s 8Uec\BS 'uoomtt m?AJOS ~~I
ue~u~
e.<edji
UA?jep ~
um1e1 L£ 'ON nn ueeu~f9d 'JKnA