HOME
DONASI
Budidaya Jamur
FORUM JAMUR
Gallery
GALLERY JAMUR
Hama dan Penyakit
KONTAK KAMI
Jamur Konsumsi
Jamurku
PASANG IKLAN
Masakan Jamur
PRODUK KAMI
TENTANG SAYA
Mengenal Jamur
Panen dan Pasca Panen
ARCHIVE FOR THE BUDIDAYA JAMUR CATEGORY
Nutrisi Jamur Posted by admin on May 27, 2009 | 2 Comments Sebagaimana makhluk hidup lainnya, jamur pun membutuhkan nutrisi untuk bisa tumbuh gagah, cantik, dan sehat.. he…kayak orang saja. Dalam pembuatan media jamur digunakan bahan - bahan sebagai berikut : • Grajen kayu yang mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstakrktif, dan abu. Sebagai media utama grajen kayu juga harus ditambah bahan lain untuk melengkap kandungan unsur - unsur yang dibutuhkan oleh jamur antara lain : • Bekatul yang kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur. • Kapur berfungsi mengontrol pH, selain itu kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang/akar jamur agar tidak muda rontok. •
Gips (CaSO4) dapat memperkokoh struktus suatu bahan campuran.
Seiring dengan berjalannya pembudidayaan biasanya setelah pemanenan yang ke 4 jamur yang tumbuh akan lebih kecil dari panen-panen sebelumnya. Hal ini dikarenakan nutrisi yang ada dimedia sudah berkurang karenasudah dimakan kakak - kakak jamur yang tumbuh di awal pembudidayaan. Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menambahkan nutrisi dari luar, dikarenakan jamur sudah kondang menjadi tanaman organik, maka sebisa mungkin jangan menggunakan pupuk buatan yang mengandung bahan kimia. Namun jika ingin menggunakan pupuk buatan pabrik ya tidak apa-apa yang penting sesuai aturan, gunakan pupuk yang kandungan Na nya tinggi. Nutrisi jamur alami yang bisa kita gunakan antara lain : •
Air Kelapa Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pertumbuhan jamur. Tags:Budidaya Jamur, Jamur Tiram, Nutrisi Jamur
Filed Under: Budidaya Jamur
Contoh Rak Untuk Jamur Tiram / Kuping Posted by admin on April 10, 2009 | 9 Comments Penetaan rak pada jamur tiram ada 2 macam yaitu : penataan baglog berdiri dan penataan baglog tidur. Baglog berdiri : Penataan baglog berdiri sangat cocok dilakukan jika di daerah yang dingin. Namun kurang cocok jika daerahnya panas karena penataan baglog berdiri mengakibatkan penguapan yang tinggi. Untuk baglog berdiri rak yang digunakan seperti gambar di bawah ini :
Pembibitan
Ukuran rak menyesuaikan ukuran kumbung, ukuran di atas saya asumsikan ukuran kumbung 3 m x 7 m sehingga dalam satu kumbung ada 3 rak.
Foto sebenarnya
Baglog Tidur Penataan baglog tidur bisa dilakukan di daerah panas maupun dingin. Penataan seperti tidak memakan tempat juga tidak banyak memakan biaya dalam pembuatan rak. Penataan baglog ditata rebah(tidur) di atas rak dengan posisi satu baris tutupnya menghadap ke jalan, dan baris berikutnya tutup menghadap ke sebaliknya, dan seterusnya.
gambar dari : http://kebunjamur.wordpress.com
gambar dari : http://kebunjamur.wordpress.com Tags:rak jamur
Filed Under: Budidaya Jamur
Peluang Pasar Internasional Posted by admin on April 1, 2009 | 7 Comments Tradisi mengonsumsi jamur sudah berjalan sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Hampir seluruh penduduk di berbagai belahan bumi ini pernah merasakan nikmatnya masakan yang berasal dari jamur. Bahkan, masyarakat di negara maju sudah mewajibkan untuk mencantumkan jamur di dalam daftar belanja bulanan mereka. Dengan demikian, kondisi ini menciptakan pasar internasional yang cukup besar.
Jamur Tiram Abu-abu hasil budidaya Kami Walaupun Indonesia termasuk terlambat ikut bermain di pasar jamur internasional karena baru mulai melakukan ekspor pada dekade 1970-an, peranannya sebagai pemasok jamur sudah mendapat pengakuan dari sesama negara produsen jamur konsumsi. Pada masa kejayaannya, sebuah perusahaan jamur di Wonosobo, jawa Tengah, pernah tercatat sebagai produsen jamur terbesar di Asia Tenggara. Hampir sebagian besar produksi mereka diekspor ke Amerika Serikat, Kanada,TimurTengah, dan Jepang. Kapanlagi.com - Pasar jamur dunia sangat besar, namun Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi hanya mampu memasok 0,9% saja dari pasar dunia, angka tersebut sangat kecil jika dibanding dengan China yang memasok 33,2% Pasar jamur dunia. “Produksi jamur Indonesia sudah rendah, volumenya juga terus menurun, padahal kalau dikembangkan jamur ini sangat potensial bagi perekonomian Indonesia,” kata Dirjen Hortikultura Deptan, Dr Ahmad Dimyati MS dalam Workshop tentang Pengembangan Produk dan Industri Jamur Pangan Indonesia di Jakarta, Senin (1/8). Ia mengatakan, jika pada 2000 volume ekspor jamur Indonesia mencapai 29,33 juta ton pada 2003 justru menurun menjadi 16,1 juta ton, demikian pula nilai ekspornya pada 2000 mencapai US$3,66 juta, namun 2003 hanya US$1,72 juta. Sebaliknya volume impor yang pada 2000 hanya 1,47 juta ton dengan nilai US$0,39 juta, pada 2003 volume impornya naik menjadi 1,54 juta ton dengan nilai US$0,68 juta. Menurut Dirjen, ini patut disayangkan karena berarti nilai konsumsi dunia yang semakin besar tidak bisa dipasok oleh potensi dalam negeri yang semakin ‘melempem’, sebaliknya pasar domestik yang meningkat makin dikuasai oleh jamur impor. Ahmad mengatakan, budidaya jamur sebenarnya relatif mudah, waktu panennya cepat, apalagi lahan di Indonesia juga sangat tersedia, karena itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan perlu dikembangkan. Dikatakan, ketidakberdayaan industri jamur nasional disebabkan berbagai hal seperti produsen benih yang terbatas, tidak adanya standarisasi dan jaminan kualitas bibit, teknologi produksi yang belum dibakukan, tempat pembiakan jamur yang kurang higienis serta penanganan pasca panen yang sederhana.
Selain itu, terbatasnya permodalan petani, bank yang belum mendukung serta prosedur yang berbelit, sehingga penjualannya dikuasai tengkulak. Penyebab lain tidak tersedianya profil atau informasi komoditas yang menyeluruh yang dapat dimanfaatkan para pelaku bisnis jamur. Karena itu, produksi jamur Indonesia memerlukan penataan dari mulai rantai pemasok hingga ke gerai domestik dan luar negeri, peningkatan kerjasama dan koordinasi, peningkatan ketrampilan SDM, penelitian dan transfer teknologi, memfasilitasi kemitraan petani dan pengusaha sampai eksportir, hingga permodalan. Sementara itu, Deputi bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Dr Wahono Sumaryono mengatakan, target ke depan volume dan nilai produksi jamur Indonesia harus naik. Ada dua jenis pasar jamur yang akan dikembangkan, yakni pasar jamur untuk pangan dan jamur untuk farmasi. “Kasarnya, misalnya ditargetkan untuk ke pangan 70% dan farmasi 30%, karena pasar jamur untuk pangan jauh lebih besar meski nilainya rendah, sementara pasar farmasi kecil meski nilainya tinggi,” katanya. Dari 15 jenis jamur yang telah dibudayakan dunia, jamur pangan yang cocok dibudidayakan di Indonesia antara lain jamur merang dan jamur kayu, sedangkan jamur untuk farmasi adalah dari spesies schyzophilosis dan spesies lentinus. “Manfaat dari jamur-jamuran rata-rata sebagai ‘imunomodulatorillah’ atau perangsang meningkatnya daya tahan tubuh, karena itu selain sebagai pangan juga diharapkan sebagai obatobatan atau suplemen,” kata Wahono. Tags:Pasar Internasional, Peluang
Filed Under: Budidaya Jamur
Peluang Pasar Domestik Posted by admin on April 1, 2009 | No Comments Penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 200 juta, merupakan pasar yang sangat besar untuk pemasaran jamur konsumsi. Terlebih lagi, jika budaya mengonsumsi jamur bisa dikembangkan seperti di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah sangat menggemari masakan dari jamur. Menurut data yang dibuat BPS (Badan Pusat Statistik), konsumsi sayur masyarakat Indonesia pada tahun 2002 tercatat sebesar 30,8 kg/kapita/tahun. Badan kesehatan dunia (FAO) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa konsumsi sayur masyarakat Indonesia belum separuhnya dari rekomendasi FAO. Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih sangat terbuka lebar. Namun, mengingat harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan sayuran lain, pasaran jamur konsumsi di Indonesia masih terfokus di kota-kota besar dengan konsumen tertentu. Permintaaan jamur konsumsi biasanya datang dari rumah makan, hotel-hotel berbintang, rumah makan vegetarian, dan restoran kelas atas yang menyediakan menu olahan jamur.
Gambar jamur panen periode ke 3 tanggal 2 April 2009 Beratnya 200 gram (2 ons) Sementara itu, di Bandung, seorang pengusaha katering skala menengah membutuhkan sedikitnya 200 kg jamur/minggu. Jika di Bandung terdapat minimum 10 katering skala menengah seperti ini, kebutuhan jamur mencapai 2.000 kg /minggu. Kebutuhan tersebut baru untuk memenuhi permintaan jamur segar. Padahal jamur konsumsi tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji seperti keripik atau abon. Produk-produk tersebut selain meningkatkan nilai tambah juga merupakan perluasan pemasaran untuk menjaring lebih banyak konsumen. Tags:Peluang Pasar
Filed Under: Budidaya Jamur
Budi Daya Jamur Menguntungkan Posted by admin on March 31, 2009 | No Comments Lama-kelamaaan, kegiatan pembudidayaan jamur konsumsi menciptakan sebuah pekerjaan baru di bidang pertanian yang selama ini belum dikenal masyarakat petani di Indonesia. Membudidayakan jamur konsumsi, khususnya jamur kuping, tiram, dan jamur merang, mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan dan nilai jual ketiga jamur tersebut. Selain itu, budi daya jamur kuping, tiram,
dan jamur merang memiliki beberapa keuntungan komparatif dibandingkan dengan budi daya tanaman sayur komersial lainnya. Keuntungan itu meliputi aspek ketersediaan bibit, media tanam, lokasi dan luas lahan untuk pembudidayaan, serta harga jual yang tinggi. Berikut ini penjelasannya. 1. Bibit atau biakan murni ketiga jamur ini mudah didapatkan di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gajah Mada (UGM), telah menyediakannya. Satu bo¬tol biakan murni sudah bisa digunakan untuk budi daya jamur skala kecil menengah. 2. Media tanam ketiga jamur ini mudah didapat dengan harga yang murah karena hanya memanfaatkan lim¬bah pertanian, seperti serbuk gergaji dan jerami. Selain itu, dengan suhu hidup yang tidak terlalu rendah, budi dayanya dapat dilakukan di sebagian besar tempat di Indonesia yang umumnya bersuhu hangat. 3. Usaha budi daya ketiga jamur ini juga tidak memerlukan tempat yang terlalu luas. Dengan kumbung berukuran 24