1
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
2
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 LIMBOTO Nurhayati Djafar (1) , Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd (2) Supartin, S.Pd. M.Pd Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam EMAIL:
[email protected] ABSTRAK Nurhayati Djafar 2014. NIM. 451510168. “Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo”. Skripsi, Jurusab Fisika Program Studi Geografi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo, 2014, Pembimbing I Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Supartin. S.Pd, M.Pd. Dalam hal ini tujuan yang dimaksudkan peneliti yakni dimana untuk melihat hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Limboto . Jenis penelitian yang dignakan ini kuantitatif korelasi. Sehingga Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Limboto yang berjumlah 84 orang siswa. Sampel yang akan diambil dari penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 84 orang dengan teknik total sampling. Berdasarkan Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (kondisi sosial ekonomi orang tua) dan satu variabel terikat (Hasil belajar Siswa ). Metode pengambilan data digunakan metode angket dan metode dokumentasi. Nilai koefisien korelasi antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa ( ) sebesar . Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa adalah hubungan positif dan cukup rendah. Cukup rendahnya hubungan kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi sebesar 0,093 Penelitian maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : dengan kontribusi 9,3%. tingkat pencapaian responden tertinggi variabel status sosial ekonomi orang tua, sedangkan variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi bermasalah atau rendah, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi, Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT Nurhayati Djafar, student ID no. 451410168. “The Correlation Of Parental Socio-Economic Status and Students’ Learning Outcome at Calss XI of Social sciences, SMA Negeri 1 Limboto, Gorontalo District.’’ Skripsi, Departement of Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
3
Physics, Study Program Of Geography, Faculty Of Math and Natural Sciences Universitas Negeri Gorontalo, 2014. The Principal supervisor was Dr. Sunarty Eraku, S.Pd, M.Pd, and the co-supervisor was Supartin, S.Pd, M.Pd. This research was to describe the correlation of parental socio-economic status and students’ learning outcome at calss XI of SMA Negeri 1 Limboto. This was a correlation quantitative research. The population of tthis research were all the students in class XI of SMA Negeri 1 Limboto concist of 84 students, and the samples were all the population using total sampling teachique. The variable of this research consisted of the parental socio-economic status as the independent variable and students’ learning outcome as the dependent variable. The methods of collecting the data were by questionnaire and documentation. The result of this research showed that the correlation coefficient value between the variables (rxy) was 0.305. it indicated that there was a lot but positive correlation between the variables. The correlation was also shown by the determinant coefficient value (r2) as much as 0.093 with the contribution of 9.3%. therefore, it can be concluded that the highest value was on the variable of parental socio-economic status while the variable of students’ learning outcome was low leads to a conclusion that there was a positive and significant correlation between parental socio-economic satus and students’ learning outcome. Keywords: correlation between of socio-Economic Status, Students’ Learning Outcome. Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persainganpun semakin ketat,apalagi dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampumemajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000). Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar danmelatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajarmerupakan kegiatan yang paling pokok.
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
4
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang prosesnya berlangsung seumur hidup dan dalam pelaksanaannya dapat terwujud melalui tiga bentuk yaitu pendidikan informal , pendidikan non formal dan pendidikan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi di dalam kehidupan keluarga dimana orang tua sangat berperan dalam pembentukan watak, kepribadian serta perkembangan emosional anak.
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi di
masyarakat dan pendidikan formal
adalah pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah memberikan kesempatan
kepada setiap
anak untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan dirinya, yang masih bersifat potensial sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai individu maupun sebagai warga Negara. Oleh karena itu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui
kegiatan
belajar-mengajar
yang
tidak
harus
berjenjang
dan
berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (UU RI No. 20 Tahun 2003). Kondisi yang demikian kemampuan ekonomi keluarga memegang peranan penting karena berkaitan dengan pemenuhan keluarga yang meliputi kebutuhan primer,sekunder dan tersier, di mana didalamnya termasuk kebutuhan akan pendidikan bagi anak- anaknya. Keluarga mempunyai kemampuan ekonomi rendah p
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
5
ada umumnya menyekolah- kan anak-anaknya disekolah yang mutunya lebih rendah dibanding dengan sekolah favorit. Dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada suatu jenjang pendidikan dapat dijadikan dasar sebagai indikator untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran pada jenjang sebelumnya. Dalam skala yang lebih kecil misalnya sekelompok siswa sebagai subyek belajar merupakan sesuatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan diukur dengan nilai atau angka. SMA Negeri 1 Limboto dimana sekolah ini merupakan sekolah unggulan bagi siswa-siswi yang dari berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua yang berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai kepada anak-anaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan anak. Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasipersoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. (Sanjaya, 2006 : 65) Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kondisi Sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
6
ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Kondisi sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitasekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, Geografi merupakan bidang ilmu pengetahuan, selalu melihat keseluruhan gejala dalam
ruang dengan memperhatikan secara mendalam tiap aspek dari
keseluruhan komponen. Geografi sebagai satu kesatuan studi (Unified Geography), melihat satu kesatuan alamiah dengan insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan diwilayah yang bersangkutan (Nursid Sumaatmadja, 1987). Yang dimaksud hasil belajar Geografi dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Geografi dengan melihat nilai semester ganjil pada mata pelajaran Geografi. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar, (Catharina, 2006). Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam usaha atau kegiatan menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Hasil belajar juga dapat digunakan sebagai acuan apakah siswa sudah atau belum dalam menguasai materi.
METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan februari 2014 sampai bulan juni 2014. Dimana waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan oleh seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian, yaitu dimulai dari penyusunann perencanaan sampai pada penulisan laporan hasil penelitian dengan mempertimbangkan
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
7
masalah yang akan diteliti. Maka yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Limboto Desain jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian ini ingin melihat adanya suatu kondisi sosial ekonomi orang tua.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaiamanakah hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode kuantitatif. Pada
pengolahan data dengan menggunakan
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferensial sebagai pengujian hipotesis. Analisis Statistik Deksriptif Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Data kondisi sosial ekonomi orang tua siswa diperoleh melalui kuesioner yang tersebar ke dalam 21 butir pernyataan. Skor kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), tabel distribusi frekuensi, dan histogram. Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada tabel 4.1 dan table 4.2. Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 7. Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Skor Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Statistik
Hasil
Ukuran sampel Mean Median Modus Standar deviasi
84 64,07 61,92 59,94 11,37
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
8
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa KELAS INTERVAL
Fi
F.kum
44-51 52-59 60-67 68-75 76-83 84-91 92-99 Jumlah
8 25 26 11 8 4 2 84
10% 30% 31% 13% 10% 5% 2% 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor kondisi sosial ekonomi orang tua siswa diatas dapat terlihat bahwa ada 26 orang siswa atau 31% memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sekitar rata-rata, ada 25 orang tua siswa atau 30% memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua siswa di atas rata-rata, dan 33 orang tua siswa atau 39% memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua siswa di bawah rata-rata. Jadi dapat di simpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua siswa cenderung rendah. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 4.3 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.1. Kondisi sosial ekonomi orang tua 30 Frekuensi Kumulatif (Skor)
25 20 15 10 5 0 44-51 52-59 60-67 68-75 76-83 84-91 92-99 Kelas Interval
Gambar 4.2 Histogram frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi orang tua siswa
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
9
Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar
diperoleh melalui hasil raport. Data hasil
belajar
dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), tabel distribusi frekuensi, dan histogram. Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada tabel 4.3 dan table 4.4. Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 7. Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Statistik
Hasil
Ukuran sampel Rerata skor Median Modus Standar deviasi
84 69,79 70,5 73,6 12,39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa KELAS INTERVAL 40 – 47 48 – 55 56 – 63 64 – 71 72 – 79 80 – 87 88 – 95
Jumlah
Fi
F.kum 3 14 4 20 26 12 5 84
4% 17% 5% 24% 31% 14% 6% 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa ada 20 orang siswa atau 24% memperoleh hasil belajar sekitar rata-rata, ada 43 orang siswa atau 51% memperoleh hasil belajar di atas rata-rata, dan 21 orang siswa atau 25% memperoleh hasil belajar di bawah rata-rata. Sehingga dapat di simpulkan bahwa hasil belajar siswa cenderung tinggi. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 4.4 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.2.
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
10
Hasil belajar siswa
30 Frekuensi kumulatif (Skor)
25 20 15 10 5 0 40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87 88-95 Kelas Interval
Gambar 4.2 Histogram frekuensi hasil belajar siswa Pengujian Hipotesis Dari hasil analisis regresi sederhana data variabel kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,362 dan konstanta a sebesar 46,833. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Sehingga diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.5. (Perhitungan disajikan pada lampiran 9). Tabel 4.5 Tabel ringkasan anava untuk regresi linier Tabel 4.5 ANAVA Untuk Regresi Linier Sederhana Sumber Variasi Total Reg.a Reg.(b/a) Sisa Tuna Cocok Galat Keterangan : dk
Dk 84 1 1 82 30 52
JK 425312 412160,19 1226,99 11924,82 5262,62 6662,2
RJK 412160,19 1226,99 145,425 175,42 128,12
8,44**
3,17
1,37ns
1,84
: Derajat Kebebasan
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
11
JK
: Jumlah Kuadrat
RJK
: Rata-rata Jumlah Kuadrat
ns
: Regresi Berbentuk linear
**
: Sangat signifikan
Dari tabel ANAVA di atas diperoleh diperoleh
= 8,44 untuk taraf
nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 82 = diperoleh = 3,17. Dengan kriteria pengujian jika signifikan, Karena
= 8,44 >
maka model regresi = 3,17, berarti persamaan regresi
adalah signifikan. Selanjutnya dari uji linieritas regresi diperoleh
= 1,37 untuk taraf
nyata α = 0,05 dk pembilang = 30 dan dk penyebut = 52 diperoleh
=
1,84. Dengan kriteria pengujian Jika Fhitung Ftabel maka model regresi berpola linear. Karena,
= 1,37 <
= 1,84, berarti persamaan regresi
berpola linear. Dari persamaan
diperoleh konstanta sebesar
yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel kondisi sosial ekonomi orang tua siswa (X), maka hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar
. Koefisien regresi
menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai kondisi
sosial ekonomi orang tua siswa akan memberikan peningkatan skor sebesar pada hasil belajar siswa (Y). Untuk uji korelasi sederhana skor kondisi sosial ekonomi orang tua (X) dengan skor hasil belajar siswa (Y) diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,305. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata berarti (signifikan) setelah dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t pada α = 0,05. Ini berarti bahwa koefisien korelasi kondisi sosial ekonomi orang tua (X) dengan hasil belajar siswa (Y) adalah sangat signifikan (análisis uji signifikansi koefisien korelasi disajikan pada lampiran 9). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua (X) dengan hasil belajar Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
12
siswa (Y), yaitu semakin tinggi tingkat kondisi sosial ekonomi orang tua, akan semakin tinggi hasil belajar siswa teruji kebenarannya. Pengaruh positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa didukung oleh koefisien determinasi ( ) sebesar 0,093. Hal ini berarti bahwa 9,3% variasi yang menjadi penyebab hasil belajar siswa dijelaskan oleh variasi kondisi sosial ekonomi orang tua (X) melalui persamaan regresi . Rangkuman hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi antara p kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa dan kontribusinya disajikan pada tabel 4.6, (serta perhitungannya disajikan pada lampiran 9) Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Kondisi sosial ekonomi orang tua (X) dengan Hasil belajar siswa (Y) N
dk
84
82
Kontribusi(%) 0.305
0,093
9,3
α = 0,05 2,90**
1,04
Keterangan: n
= Jumlah Responden = Koefisien Korelasi antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa = Koefisien Determinasi antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa
** = Koesifien Korelasi Signifikan (
= 2,90 >
= 1,04 pada α = 0,05)
PEMBAHASAN Kondisi sosial ekonomi orang tua dapat ditinjau dari segi indikator yaitu Tingkat pendidikan, jenis pekerjaan orang tua siswa, tempat tinggal dan Tingkat Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
13
penghasilan atau pendapatan orang tua siswa. Dengan hal ini kondisi ekonomi orang tua siswa pada umumnya pendapatan yang cukup atau tinggi akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan yang lain, akan te tapi berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah. Karena pada umumnya akan mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya hal ini dapat menurun semangat anak untuk belajar. Dengan kata lain kondisi sosial ekonomi orang tua dapat mempengaruhi besar terhadap hasil belajar yang diperoleh anak tersebut. Dalam Pembahasan hasil penelitian ini mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian yaitu hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa. Dari analisis diperoleh persamaan regresi antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa adalah Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor kondisi sosial ekonomi orang tua siswa akan diikuti oleh peningkatan skor hasil belajar sebesar 0,362 unit pada konstanta 46,833. Dengan kata lain makin tinggi tingkat kondisi sosial ekonomi orang tua siswa, makin tinggi hasil belajar siswa yang diperoleh. Karena kondisi sosial ekonomi orang tua siswa yang baik selalu berkonotasi positif, maka pada kondisi tertentu, kondisi sosial ekonomi orang tua siswa perlu ditingkatkan. Menurut Sutarno, (2012) bahwa pendidikan adalah merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Oleh karena itu keterlibatan orang tua dalam keluarga untuk membentuk dan mengembangkan watak dan pribadi
anak adalah sangat penting. Kondisi sosial
ekonomi orang tua siswa yang teratur akan meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai koefisien korelasi antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa (
) sebesar
. Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan
antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa adalah hubungan positif dan cukup rendah. Cukup rendahnya hubungan kondisi sosial
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
14
ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi
sebesar 0,093 dengan kontribusi 9,3%. Artinya ada
sebesar 9,3% variasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa, sedangkan 90,7% ditentukan oleh faktor lain, misalnya faktor eksternal seperti lingkungan, metode pembelajaran dll serta faktor internal seperti, kecemasan, depresi, motivasi dll. Dengan kata lain, hasil belajar siswa ditentukan pula oleh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa.
KESIMPULAN Kondisi ekonomi orang tua dikatakan sangat baik dalam penelitian ini dengan kaitannya kondisi tempat tinggal, bahwa keluarga di sekitar tempat tinggal responden yang rumahnya terbuat dari bambu dan jenis lantainya masih dari tanah tidak ada. Sebagian besar responden memiliki jenis tempat tinggal sudah permanen dan lantainya sudah dikeramik dan tegel bahkan ukuran rumah yang dimiliki sudah termasuk luas. Keadaan sosial ekonomi yang rendah dapat menghambat ataupun mendorong siswa dalam belajar, dan sebaliknya keadaan sosial budaya yang tinggi dapat menciptakan siswa semangat untuk belajar di sekolah. Dengan hasil pengujian hipotesis penelitian, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa (
) sebesar
. Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kondisi
sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa adalah hubungan positif dan cukup rendah. Cukup rendahnya hubungan kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi sebesar 0,093 dengan kontribusi 9,3%. Artinya ada sebesar 9,3% variasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa, sedangkan 90,7% ditentukan oleh faktor lain, misalnya faktor eksternal seperti lingkungan, metode pembelajaran
dll serta faktor internal seperti, kecemasan,
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd
15
depresi, motivasi dll. Dengan kata lain, hasil belajar siswa ditentukan pula oleh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa.
Saran Berdasarkan hasil, kesimpulan hasil penelitian di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut. Kepada Guru Sebaiknya guru IPS bisa memotivasi siswa dalam hal meningkatkan hasil belajar tanpa harus terpengaruh dengan kondisi sosial ekonomi orang tua. Bagi Siswa Sebaiknya siswa meningkatkan hasil belajarnya dan diharapkan sekolah dapat memperhatikan terutama masalah pendidikan, memberikan beasiswa atau program orang tua asuh yang bersedia membantu biaya pendidikan anak tersebut. Karena kondisi sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dapat dikatakan kebutuhan anak untuk pendidikan dapat tercukupi dan dalam hal ini tingkat pendapatannya selalu berusaha untuk dapat meningkatkan pendapatannya, misalnya dengan menari adanya penghasilan/pendapatan sampingan lain agar pemenuhan kebutuhan pendidikan anaknya dapat tercukupi sehingga dapat memotivasi anak untuk lebih meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani, 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: BumiAksara. Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendiikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu Sugiyono, 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sunarto (2010), ‘’Lingkungan tempat tinggal. Bandung; Remaja Rosda karya
Nurhayati Djafar, 451410168, Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas MIPA, Dr. Sunarty Eraku, S.Pd. M.Pd , Supartin S.Pd. M.Pd