1 NATURAL B, Vol. 2, No. 2, Oktober 2013
Analisis Pengaruh Penyinaran Sinar Gamma terhadap Kadar Insulin Pankreas Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Buah Pare (M. charantia) Pada Mencit yang Dibebani Glukosa Zulkarnain 1)*, Johan A. E. Noor 2), Unggul P Juswono 2) 1)
Program Studi Magister Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang 2) Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang Diterima 08 Agustus 2013, direvisi 16 Oktober 2013
ABSTRAK Sinar gamma merupakan radiasi pengion yang dapat memicu terjadinya kerusakan sel bahkan kematian sel. Kerusakan sel akibat radiasi berkaitan erat dengan radikal bebas yang dihasilkan ketika radiasi berinteraksi dengan sel. Mekanisme pertahanan sel terhadap radikal bebas melibatkan suatu senyawa aktif yang disebut antioksidan yang dapat menetralkan dan menangkap radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek radiasi gamma dan mengkaji efek pemberian ekstrak M. charantia terhadap ketahanan organ pankreas dalam memproduksi insulin. Sebanyak 180 ekor mencit jantan digunakan dalam penelitian ini dan dibagi menjadi 4 kelompok : kontrol negatif (K-), radiasi non ekstrak (R-), kontrol positif (K+) dan radiasi plus ekstrak (R+). Ekstrak buah pare diberikan peroral dengan dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, 800 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB. Proses radiasi dilakukan secara fraksinasi dengan 100 rad per fraksi mulai dari 100 rad, 200 rad, 300 rad, 400 rad dan 500 rad. Pengukuran kadar insulin dilakukan dengan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian radiasi mampu menurunkan kadar insulin dengan penurunan seiring dengan penambahan dosis radiasi yang diberikan. Pemberian ekstrak M. charantia mampu menekan penurunan dan mempertahankan kadar insulin. Kata kunci : radiasi gamma, kadar insulin, ekstrak M. charantina. ABSTRACT Gamma rays are ionizing radiation causes cells damage. Cells damage was caused by radiation related to free radicals as a product when the interaction was happened. The cell defense mechanisms against free radicals involves an active compound called antioxidant that can neutralize it. The objectives of this research were to analyze effects of gamma radiation and to investigate the effects of M. charantia extract giving on the pancreas resistance in producing insulin. One hundred eighty mice were used in this research. They were divided into four group: negatif control (K-), radiation non extract (R-), positif control (K+) and radiation with extract (R+). The Mice were treated with 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, 800 mg/kg BB, and 1000 mg/kg BB. Exposure of gamma rays is given fractionally for five days with 100 rad per fraction ranging from 100 rad, 200 rad, 300 rad, 400 rad and 500 rad per treatment. Insulin levels was measured by ELISA. The results showed that radiation exposure reduced the insulin levels, increase in radiation dose causes increasing of reduction of insulin levels. The giving of M. charantia extract reduced of reduction of insulin levels and also maintained the insulin levels. Keywords : Gamma Radiation, Insulin level, M.charantia Extract
--------------------*Corresponding author : E-mail:
[email protected]
104 Zulkarnain, dkk : Analisis Pengaruh Penyinaran Sinar Gamma terhadap Kadar Insulin Pankreas Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Buah Pare (M. charantia) pada Mencit yang Dibebani Glukosa
PENDAHULUAN Penggunaan radiasi sinar gamma telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern. Dalam aplikasinya sebagai radioterapi, sinar gamma dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan bagi penderita kanker. Di sisi lain, sinar gamma yang merupakan radiasi ionisasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia dengan DNA, protein dan lipid sebagai sasaran yang paling sensitif dan sebagai konsekuensinya adalah kerusakan bahkan kematian pada sel normal selain dari sel kanker sebagai target utama penyinaran. Kerusakan biologis pada sel normal merupakan bentuk efek samping yang dijumpai pada semua kasus terapi radiasi. Pada beberapa kasus penderita kanker yang mendapat pengobatan radiasi seperti kanker lambung dan kanker kolon, penyinaran selain mengenai organ sasaran, juga melewati organ pankreas dimana sekitar 40% organ pankreas masuk kedalam lapangan penyinaran. Organ pankreas merupakan salah satu organ yang sangat sensitif terhadap paparan radiasi sinar gamma [1]. Terkenanya pankreas oleh radiasi gamma dapat mengakibatkan fibrosis pankreas dengan sklerosis vaskuler, degenerasi saraf [2] dan nekrosis pada sel beta pankreas sehingga menyebabkan produksi dan sekresi insulin dari sel tersebut berkurang dan mengalami penurunan [3]. Kerusakan biologis akibat radiasi ini adalah melalui pembentukan radikal bebas akibat ionisasi sinar gamma yang akan menyerang materi biologis sel [4]. Terkait dengan keberadaan radikal bebas ini, maka diperlukan suatu senyawa radioprotektif berupa antioksidan guna menghalau atau melawan efek samping akibat paparan radiasi. Kini pemanfaatan antioksidan dari tanaman tradisional atau herbal banyak diminati masyarakat. Salah satunya adalah buah pare (M. charantia). Pare merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis. Beberapa potensi dari buah pare dilaporkan sebagai antioksidan, anti diabetik, anti kanker, anti obesitas, antibiotik, anti fertilitas, anti bakterial, anti mikrobial, anti inflamantori, efek hipoglikemik, efek sitotoksik,
immunostimulant, dll [5,6]. Buah pare mengandung senyawa flavonoid, saponin, karantin, polipeptida-P, momordisin, kukurbitasin, dll [7,8]. Penelitian tentang buah pare sebagai tanaman obat tradisional untuk pengobatan berbagai jenis penyakit sudah banyak dilakukan dan dilaporkan [9-12]. Namun, penelitian mengenai potensi buah pare dalam radiasi ionisasi belum pernah dilaporkan. METODE PENELITIAN Waktu dan tempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai Januari 2013, bertempat di Laboratorium Ilmu Faal Fakultas Kedokteran UB, Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang yang meliputi Laboratorium Biosistem dan Laboratorium Fisiologi Hewan, serta di Instalasi Radiologi RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Persiapan hewan coba. Pada penelitian ini digunakan 180 ekor mencit jantan strain Balb/c, umur 2 bulan dengan berat badan ratarata 25 gram yang diperoleh dari Laboratorium Biosistem Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang. Mencit tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu K(tanpa radiasi dan ekstrak), R- (radiasi tanpa ekstrak), K+ (tanpa radiasi diberi ekstrak) dan R+ (radiasi dan diberi ekstrak). Pada perlakuan dengan radiasi diberikan lima variasi dosis radiasi yaitu 100 rad, 200 rad, 300 rad, 400 rad dan 500 rad, sedangkan pada perlakuan dengan ekstrak buah pare diberikan lima variasi dosis yaitu 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, 800 mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB. Agar memudahkan dalam proses analisis data maka kelompok yang tidak mendapatkan ekstrak buah pare yang terdiri dari kelompok K- dan R- dinyatakan dalam EP0 (non ekstrak), sedangkan kelompok yang mendapatkan perlakuan ekstrak buah pare yang terdiri dari K+ dan R+ dinyatakan dalam besar masing-masing dosis esktrak yang diberikan yaitu EP1 (ekstrak 200 mg/kg BB), EP2 (ekstrak 400 mg/kg BB), EP3 (ekstrak 600 mg/kg BB), EP4 (ekstrak 800 mg/kg BB) dan EP5 (ekstrak 1000 mg/kg BB).
Zulkarnain, dkk : Analisis Pengaruh Penyinaran Sinar Gamma terhadap Kadar Insulin Pankreas Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Buah Pare (M. charantia) pada Mencit yang Dibebani Glukosa
Pemberian ekstrak buah pare. Ekstrak buah pare dibuat menggunakan simplisia buah pare yang diekstraksi dengan pelarut air. Pemberian dosis ekstrak buah pare pada mencit dihitung berdasarkan berat badan masingmasing mencit. Ekstrak buah pare diberikan satu kali dalam sehari selama 14 hari sebelum mencit diradiasi dan pada saat mencit diradiasi dengan cara dicekokkan ke mencit menggunakan sonde lambung. Pembebanan glukosa. Larutan glukosa dibuat dengan kadar 50% dan diberikan kepada mencit dengan dosis 2 g/kg BB [13] secara oral menggunakan sonde lambung. Pemberian paparan radiasi. Paparan radiasi diberikan menggunakan pesawat Teleterapi Cobalt-60 milik RSUD Syaiful Anwar. Radiasi diberikan secara fraksinasi dengan besar dosis 100 rad per hari. Kondisi penyinaran menggunakan SSD (Source to Surface Distance) 80 cm dari permukaan dan luas lapangan penyinaran 10x10 cm2. Pemaparan radiasi ini dilakukan pada hari ke15 setelah pemberian ekstrak buah pare. Pengambilan darah. Pengambilan darah dilakukan dengan spuid dari jantung mencit. Darah di-sentrifuge pada 14000 rpm selama 15 menit dan supernatan (serum) diambil dan disimpan pada lemari es (-20oC) sampai pengukuran kadar insulin siap untuk dilakukan. Pengukuran kadar insulin. Pengukuran kadar insulin serum dari sampel darah yang telah diambil sebelumnya dilakukan dengan metode ELISA indirect setelah akhir pengamatan menggunakan mouse insulin ELISA kit dan microplate reader. Pertama mikroplate 96 well di-coating dengan serum sebanyak 100 μL/well, kemudian diinkubasikan 4°C selama 24 jam. Setelah itu dicuci dengan 0,2% PBS-Tween sebanyak 100 µL/well selama 5 menit, 3 kali, dan diblok dengan BSA grade 5 dengan konsentrasi 1% sebanyak 50 µL/well, kemudian dicuci dengan 0,2% PBS-Tween sebanyak 100 µL/well selama 5 menit, 3 kali. Selanjutnya direaksikan dengan 50 μL/well monoklonal antibodi primer, dan diinkubasikan pada suhu ruang selama 2 jam. Selanjutnya dicuci dengan 0,2% PBS-Tween sebanyak 100 µL/well selama 5
105
menit 3 kali, lalu direaksikan dengan antibodi sekunder sebanyak 50 μL/well, dan diinkubasikan pada suhu ruang selama 1 jam. Selanjutnya dicuci menggunakan 0,2% PBSTween sebanyak 100 µL/well selama 5 menit, 3 kali. Setelah itu ditambahkan enzim SA-HRP sebanyak 50 µL/well kemudian dinkubasikan pada suhu ruang selama 1 jam. Selanjutnya dicucidengan 0,2% PBS-Tween sebanyak 100 µL/well kemudian ditambahkan substrat surblue TMB sebanyak 50 μL/well, dan diinkubasikan pada suhu ruang selama 10-20 menit. Selanjutnya ditambahkan HCl 1N sebanyak 50 μL/well sebagai stop reaction, apabila warna pada masing-masing well sudah berubah menjadi kuning maka reaksi dihentikan. Hasil kadar insulin dibaca pada ELISA reader system BIO-RAD dengan panjang gelombang (λ) 450 nm. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan terhadap hewan coba diperoleh data pengamatan berupa kadar insulin serum dari tiap-tiap kelompok perlakuan, selanjutnya data-data tersebut direpresentasikan dalam bentuk grafik untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian paparan radiasi dan ekstrak buah pare terhadap kadar insulin serum sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Perbandingan kadar insulin (ng/mL) pada kelompok perlakuan akibat pemberian paparan radiasi (rad). (Keterangan : EP0 = non ekstrak, EP1= ekstrak 200 mg/kg BB, EP2 = ekstrak 400 mg/kgBB, EP3 = ekstrak 600 mg/kg BB, EP4 = ekstrak 800 mg/kg BB, EP5 = ekstrak 1000 mg/kg BB).
106 Zulkarnain, dkk : Analisis Pengaruh Penyinaran Sinar Gamma terhadap Kadar Insulin Pankreas Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Buah Pare (M. charantia) pada Mencit yang Dibebani Glukosa
Gambar 1 menunjukkan bahwa radiasi dapat mempengaruhi sel β pankreas dengan adanya penurunan kadar insulin, dimana penurunannya seiring dengan penambahan dosis radiasi. Dosis radiasi 100 rad mampu menurunkan kadar insulin bila dibandingkan dengan kontrol dan menjadi signifikan pada rentang dosis tinggi yang mendekati dosis letal sel terhadap radiasi. Pada kelompok yang diberi ekstrak memiliki rata-rata kadar insulin serum yang lebih banyak bila dibandingkan dengan kelompok non ekstrak, bahkan penurunan kadar insulin setelah diberi ekstrak buah pare lebih kecil jika dibandingkan dengan sebelum diberi ekstrak.
Gambar 2. Perbandingan kadar insulin (ng/mL) pada kelompok perlakuan akibat pemberian ekstrak buah pare (mg/kg BB).
Gambar 2 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah pare dapat menekan penurunan dan mempertahankan kadar insulin akibat paparan radiasi. Dosis ekstrak buah pare 200 mg/kg BB mampu menekan penurunan dan mempertahankan kadar insulin bila dibandingkan dengan kontrol dan menjadi signifikan pada rentang dosis yang tinggi. Pada kelompok yang diberi paparan radiasi memiliki rata-rata kadar insulin serum yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi paparan radiasi. Pengaruh radiasi terhadap kadar insulin. Penurunan kadar insulin akibat paparan radiasi diduga terjadi akibat adanya interaksi radikal bebas dengan sel β pankreas. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada sel β pankreas yang berakibat produksi dan sekresi insulin dari sel tersebut berkurang
sehingga kadar insulin menurun. Interaksi radiasi pengion dengan sel dapat menyebabkan terjadinya kerusakan bahkan kematian pada sel. Sebelum sel mengalami kerusakan bahkan kematian akibat terkena paparan radiasi pengionterjadi proses radiolisis sel yang menyebabkan eksitasi dan ionisasi molekul atau atom penyusun materi biologis sel akibat absorbsi energi radiasi pengion [14,15]. Proses radiolisis sel tersebut memicu pembentukan radikal bebas seperti radikal hidroksil (OH*), radikal hidrogen (H*) dan radikal hidrogen peroksida (H2O2), akibat adanya reaksi antar molekul-molekul yang bersifat reaktif [16,17]. Radikal bebas yang terbentuk akan menyerang dan membahayakan komponen-komponen penting penyusun sel terutama tiga jenis senyawa yang penting untuk mempertahankan integritas sel, yaitu polyunsaturated fatty acid (PUFA) yang merupakan penyusun membran sel, protein yang berfungsi untuk pembentukan energi dan penyokong aktivitas sel serta DNA yang membentuk kromoson di dalam nukleus (inti sel) [17,18]. Diantara senyawa radikal bebas, radikal hidroksil merupakan senyawa yang paling berbahaya karena reaktifitasnya sangat tinggi. Interaksi radikal hidroksil pada PUFA dapat memicu reaksi peroksida lipid [19] yang berakibat terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai senyawa yang bersifat toksik terhadap sel seperti aldehida dan hidrokarbon yang jika bereaksi dengan sel dapat menyebabkan kerusakan parah membran sel sehingga membahayakan kehidupan sel [20]. Interaksi radikal hidroksil pada protein dapat menyebabkan kerusakan asam-asam amino penyusun protein yang mengandung gugusan sulfidril (SH) terutama asam amino sistein, dimana gugusan SH inisangat peka terhadap serangan radikal hidroksil karena dapat memicu pembentukan ikatan disulfida (S-S-) yang dapat menimbulkan ikatan intra atau antar molekul protein tersebut sehingga kehilangan fungsi biologisnya termasuk enzimenzim akan kehilangan aktivitasnya [21]. Interaksi radikal hidroksil pada DNA dapat mengakibatkan terputusnya ikatan hidrogen antar basa DNA [22] dan terputusnya untai DNA meliputi putusnya salah satu untai DNA (single strand break), atau putusnya kedua untai DNA (double strand breaks) sehingga DNA tidak dapat melakukan proses replikasi [22,23].
Zulkarnain, dkk : Analisis Pengaruh Penyinaran Sinar Gamma terhadap Kadar Insulin Pankreas Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Buah Pare (M. charantia) pada Mencit yang Dibebani Glukosa
Pengaruh pemberian ekstrak buah pare terhadap kadar insulin. Penurunan kadar insulin akibat paparan radiasi pada mencit dapat ditekan dan dipertahankan oleh kandungan senyawa antioksi dan flavonoid dalam ekstrak buah pare. Senyawa antioksidan flavonoid dapat menangkal radikal bebas melalui proses free radical scanvenging yaitu dengan memberikan satu atom hidrogen dari gugusnya untuk bereaksi dengan radikal bebas [12,24].
107
buah pare dengan dosis 1000 mg/kg BB merupakan dosis yang paling efektif dari lima variasi dosis yang diberikan. Semakin tinggi dosis ekstrak buah pare yang diberikan maka senyawa aktif yang terkandung di dalamnya juga semakin tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya yang telah membantu penulis selama penelitian hingga terselesainya penulisan jurnal. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3. Proses free radical scanvenging dan delokalisasi elektron pada flavonoid [25].
Flavonoid yang telah mendonasikan atom hidrogennya akan mengandung atom singlet oxygen (O*) yang bersifat radikal. Cincin benzene dalam flavonoid tergolong dalam ikatan aromatik yaitu suatu sifat kimia terkonjugasi yang memiliki ikatan jenuh (tunggal) dan tak jenuh (ganda), dimana ikatan ini akan berpindah-pindah karena sifat elektronnya yang berputar-putar didalam strukturnya. Apabila elektron yang berpindah ini berpasangan dengan singlet oxygen maka elektron tersebut akan menstabilkan sifat radikal pada singlet oxygen [25,26]. Mekanisme proses free radical scenvenging dan delokalisasi elektron pada flavanoid dapat dilihat pada Gambar 3. KESIMPULAN Radiasi sinar gamma mampu menurunkan kadar insulin dengan penurunan seiring dengan besarnya dosis radiasi yang diberikan. Pemberian ekstrak buah pare mampu menekan penurunan dan mempertahankan kadar insulin akibat terkena paparan radiasi, dimana ekstrak
[1] Qin, H.L., Lin, C.H., Zhang, X.L (2006), Evaluation of intraoperative radiotherapy for gastric carcinoma with D2 and D3 surgical resection. World J.Astroenterol, 12(43), 7033-7037. [2] Hoekstra, H.J., Restrepo, C., Kinsella, T.J., Sindelar, W.F (1988), Histopa thological effects of intraoperative radiotherapy on pancreas and adjacent tissues: a postmortem analysis, J. Surg. Oncol., 37(2), 104-108. [3] Du Toit, D.F., Heydenrych, J.J., Smit, B., Zuurmond, T., Louw, G., Laker, L., Els, D., Weideman, A., Wolfe-Coote, S., Du Toit, L.B,. et al (1987), The effect of ionizing radiation on the primate pancreas: an endocrine and morphologic study, J. Surg. Oncol., 34(1), 43-52. [4] Felberg, R.S., dan Carew, J.A (1981), Water radiolysis product and nucleotide damagein irradiated DNA. Int. J. Radiat Biol. Relat. Stud. Phys. Chem. Med., 40(1), 11-17. [5] Kumar, D.S., Sharathnath, K.V., Yogeswaran, P., Harani, A., Sudhakar, K., Sudha, P., Banji, D (2010), A medicinal potency of momordica charantia, Int. J. Pharm. Sci., 1(2), 95100. [6] Sharma, S., Tandon, S., Semwal, B., Singh, K (2011), Momordica charantia linn: a comprehensive review on bitter remedy. Journal of Pharmaceutical Research And Opinion. 1(2), 42-47.
108 Zulkarnain, dkk : Analisis Pengaruh Penyinaran Sinar Gamma terhadap Kadar Insulin Pankreas Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Buah Pare (M. charantia) pada Mencit yang Dibebani Glukosa
[7] Dhalla, N.S., Gupta, K.C., Sastry, M.S., Maholtra, C.L. (1961), Chemical composition of the fruit of Momordica charantia linn, Indian J. Pharm., 23, 128129. [8] Harinantenaina, L., Tanaka, M., Takaoka, S., et al (2006), Momordica charantia constituents and antidiabetic screening of the isolated major compounds, Chem. Pharm. Bull., 54, 1017-1021. [9] Fernandes, N., Lagishetty, C.V., Panda, V.S., Naik, S.R (2007), An experimental evaluation of the antidietetics and antilipidemic properties of a standardized Momordica charantia fruit extract, BMC Complementary and Alternative Medicine, 7, 29. [10] Garau, C., Cummings, E., David, A.P., Singh, J (2003), Beneficial effect and mechanism of action of Momordica charantia in thetreatment of diabetes mellitus: a mini review, Int. J. Diabetes & Metabolism,11, 46-55. [11] Ahmed, I., Adeghate, E., Sharma, A.K., Pallot, D.J., Singh, J (1998), Effects of Momordica charantia fruit juice on islet morphology in the pancreas of the streptozotocin-diabetic rat, Diabetes Res. Clin. Pract., 40(16), 145-151. [12] Trisnaryan, F (2011), Pengaruh decocta buah pare (Momordica charantia linn) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa, Skripsi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. [13] Vogel, H.G (2002), Drug discovery and evaluation; pharmacological assay 2nd edition, Springer-Verlag. New York. [14] Wisnu, A.W (1996), Radioekologi, Andi Jogja, Yogyakarta.
[15] Appollinaire, T., James, K.Friel (2007), Human milk has anti-oxidant properties to protect premature infants, Current Pediatric Reviews, 3, 45-51. [16] Valko, M., Rhodes, C.J., Moncol,J., Izakovic, M., Mazur, M (2006), Free radicals, metals and antioxidants in oxidative stress-induced cancer, Chem. Biol. Interact.,160(1), 1-40. [17] Verbruggen, A (2012), Health effects of ionising radiation, K.U Lauren, USA. [18] Suryohudoyo, P (1993), Oksidan, antioksidan dan radikal bebas, Universitas Airlangga Press, Surabaya. [19] Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W (2003),Harper’s biochemistry 26th edition,Lange Medical California. [20] Drodge, W (2002), Free radicals in the physiological control of cell function, Physiol. Rev., 42, 47-95. [21] Sies, H (1991), Oxidative stress : from basic research to clinical applications, Am.J.Med., 91(3), 31-38. [22] Alatas, Z (2006), Efek pewarisan akibat radiasi pengion, Buletin ALARA, 8(2). [23] Allen, R.G., Tressini, M (2000), Oxidative stress and gene regulation, Free Radical Biol. Med., 28, 463-499. [24] Surya, Y.M (2011), Karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia serta uji aktivitas antioksidan ekstrak buah tumbuhan pare (Momordica charantia linn), Skripsi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. [25] Amic, D., D.D. Amic, et al (2003), Structure-radical scavenging activity relationships of flavonoids, Croatica Chemica Acta, 76, 55-61. [26] Bors, W., Heller, T.X., Michael, C (1990), Flavanoids as antioxidant : determination of radical-scavenging efficiencies, Method Enzymol, 186, 343355.