1
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 1
2
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE (IOC) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 8 PAGUAYAMAN
Nurcin Yasin, Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd*, Asmun W. Wantu S.Pd, M.SC**
ABSTRAK Adapun permasalahan dari penelitian tindakan kelas ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran Inside-outside circle (IOC) dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas VIIIB SMP Negeri 8 Paguyaman? Untuk itu, pemecahan masalah yang dapat ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Inside-outside circle (IOC) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkat dengan baik. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap proses pembelajaran, disamping dapat memberikan rujukan bagi guru lainnya dalam upaya perbaikan proses pembelajaran. Adapun kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa Melalui Model Pembelajarn Inside-outside circle (IOC) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaan (PKn) di Kelas VIIIB SMP Negeri 8 Paguyaman ” terbukti” dan dapat diterima. Kata Kunci : Aktivitas Belajar Siswa, Model Pembelajaran Inside-outside circle (IOC), Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 2
3
Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan bangsa. Karakter suatu bangsa dibangun melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan ini pula yang menjadi penentu masa depan anak-anak bangsa. Bukan itu saja pendidikan mempunyai peran yang penting dalam pembangunan negara Indonesia kedepannya. Bangsa indonesia menyadari makna penting pendidikan dalam membangun sumber daya manusia yang handal. Michael Rutz (Dalam Rianth Nugroho 2008 : 20) Bahwa pendidikan berawal dari fakta bahwa manusia mempunyai kekurangan. Pendidikan merupakan jawaban untuk membuat manusia menjadi lengkap. Dikatakan Rutz sebagai berikut : Karena setiap pribadi memiliki defisit maka pendidikan adalah suatu proses kompensatoris yang dapat membantu anak didik untuk sedapatdapatnya menutupi defisit tersebut. Pemahaman Rutz sebangun dengan P.J Hills, yang mengemukakan pendidikan sebagai proses belajar yang ditujukan untuk membangun menusia dengan pengetahuan dan keterampilan. Selain pentingnya pendidikan yang di kemukakan oleh Michael Rutz di atas pendidikan juga menjadi tolak ukur dari tingkah laku seseorang dalam hidup bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nanang Fattah (Dalam Abdul Rahmat 2010:12-13) menjelaskan bahwa pendidikan adalah: (a) Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup (b) Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada penagruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Tujuan dari suatu proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan hasil belajar. Jadi hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai suatu peningkatan hasil belajar adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil belajar siswa itu sendiri. Memang benar bahwa suatu hasil belajar *Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 3
4
tidak akan diperoleh tanpa suatu usaha yang bermakna, untuk itu dalam proses pembelajaran guru harus mampu dapat mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Skripsi, Bakri Potabuga : 2013 : 2) Berdasarkan urian diatas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui medel pembelajaran Inside - outside Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar) Pada mata pelajaran PKn di kelas VIIIB SMP N 8 Paguyaman “. Dari Uraian latar belakang dan rumusan masalah yang dijelaskan diatas maka tujuan daripada penelitian
adalah untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan model pembelajara Inside-outside Circle dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn d kelas VIIIB SMP N 8 Paguyama Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting karena akan menyebabkan interaksi yang baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Karena dengan begitu kelas akan terasa menyenangkan, dan dengan situasi dan keadaan yang seperti itu akan mudah bagi siswa untuk mengingat setiap materi yang disampaikan . Moh Usman (2007 : 21-22) mengemukakan pentingnya aktivitas siswa dalam pembelajaran ini, menurut beliau aktivitas belajar siswa telah dilakukan oleh John Dewey sebagai tokoh pendidikan melalui proyeknya dengan semboyan learning by doing artinya untuk mempelajari sesuatu itu tidak hanya mendengar dan membaca melainkan harus aktif. Belajar merupakan proses atau tahap yang dilakukan oleh setiap manusia untuk memperoleh perubahan tingkah laku atau sikap. Hal tersebut dikemukakan oleh Sri Rumini dkk (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain 2010 : 59) Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku, yang mana perilaku hasil belajar tersebut relatif menetap, baik perilaku yang dapa diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati *Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 4
5
secara langsung yang terjadi pada individu sebagaisebuah hasil latihan dan pengalaman sebagai dampak interaksi antar individu dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar merupakan proses pengetahuan yang diperoleh dari luar diri dengan sistem indra yang membawa informasi keotak Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu bannyak untuk disebutkan satu per satu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian : (1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu (a) Faktor-faktor nonsosial dan (b) Faktor-faktor sosial (2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu; (a) Faktor-faktor fisiologis, dan (b) Faktor-faktor Psikologis Model Pembelajaran Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran bukan hanya berbicara cara belajar saja melainkan seluruh desain pembelajaran yang telah tersusun secara sistematis dan sebagai pedoman bagi para pengajar untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Model pembelajaran Inside-outside circle (IOC) Agus Suprijono 2010 (dalam Ngalimun 2013:97) Teknik mengajar lingkaran kecil dan lingkaran besar (Inside-Outside Circle ) yang merupakan
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 5
6
dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP negeri 8 Paguyaman. Adapun sisiwa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VIII B, yang berjumlah 26 orang yang tediri dari 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Langkah-langkah yang digunaka yaitu 1. Variabel penelitian (Variabel input, variable proses dan variable output) 2. Prosedur penelitian yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan tindakan, pamantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi, dan tahap akhir 3. Tekhnik pengumpulan data 4. Tekhnik analisis data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Fokus permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalu model pembelajaran Inside-outside circle pada mata pelajaran PKn. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus 2 dilaksanakan setelah hasil yang diperoleh dari pembelajran siklus 1 belum mencapai target yang diharapkan. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan dengan waktu 2x40 menit.
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 6
7
Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 1. Hasil observasi pengamatan kegiatan belajar mengajar
Pertemuan Kriteria SB B C K
1
Aspek yang diamati F % 3 15 % 5 25 % 8 40 % 4 20 %
Pertemuan Kriteria
11
SB B C K
Jumlah 20 100 % Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman
Aspek yang diamati F % 5 25 % 8 40 % 6 30 % 1 5%
20
100 %
Berdasarkan table 4.4 di atas maka sebagai rekapitulasi dari pengamatan dari kegiatan belajar mengajat siklus 1 dibuatlah tabel sebagai berikut Pertemuan
Baik Sekali (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
1
15 %
25 %
40 %
20 %
11
25 %
40 %
30 %
5%
Jumlah
40 %
65 %
70 %
25 %
Rata-rata
20 %
32,5 %
35 %
12,5 %
Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningktakan aktivitas belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 rata-rata hanya mendapat presentase sangat baik 20 % dan presentase baik 32,5 %. Jadi bila digabungkan hanya mencapai 52,5 % yang masuk dalam kategori tuntas, dari hasil presentase ini belum dapat dikatakan tuntas karena masih di bawah standar rata-rata yang diinginkan. Sehingga aspekaspek pengamatan kegiatan belajar mengajar yang belum memenuhi kriteria baik akan diperbaiki dan dioptimalkan pada siklus 2.
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 7
8
2.
Aktivitas siswa siklus 1 Aspek yang diamati
Kriteria Aktif (%)
Tidak aktif (%)
Kemampuan merespon penjelasan guru pada
50 %
50 %
Kerja sama dalam kelompok
42,31 %
57,69 %
Kemampuan dalam bertanya
23,08 %
76,92 %
Mengemukakan pendapat
38,46 %
61,54 %
Disiplin
53,85 %
46,15 %
Tanggung jawab
3077 %
69,23 %
Diskusi
53,85 %
46,14 %
awal pembelajaran
Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih kurang aktif. Hal ini terlihat dari data yang di atas dimana rata-rata keseluruhan aktivitas siswa hanya sebesar 70,88%, dengan demikian maka pelaksanaan tindakan kelas belum berhasil. Karena dikatakan berhasil apabila aktivitas siswa secara keseluruhan mencapai 75% dari aspek yang diamati. 3.
Hasil belajar siklus 1
No
Kriteria
Frekuansi
Presentase
Tuntas/Tidak
1
SB
7
26,92 %
Tuntas
2
B
11
42,30 %
Tuntas
3
C
8
30,76 %
Tidak
4
K
0
0%
Tidak
26
100 %
Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman *Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 8
9
Tabel diatas menunjukkan dari 26 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melihat dari hasil belajar siswa yang tergolong dalam kriteria sangat baik (SB) adalah 7 orang (26,92 %), kriteria baik (B) adalah 11 orang (42,30 %), kriteria cukup (C) adalah 8 orang (30,76 %) dan siswa yang tergolong dalam kriteria kurang (K) adalah 0 (0%). Jadi yang dikatakan tuntas hanya mencapai 69,22%. 4. Refleksi hasil tindakan siklus 1 Refleksi hasil tindakan ini dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra setelah dilaksanakan tindakan pada subyek penelitian berupa penerapan model pembeljaran Inside-outside circle (IOC) pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Berdasarakan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa hasil ketuntasan yang diperoleh pada siklus 1 dimulai dari hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar yang mendapat kritera tuntas hanya mencapai 52,5%, kemudian aktivitas siswa hanya mencapai nilai rata-rata 70,88%, dan hasil belajar siswa hanya mencapai 69,22%. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dikatakan bahwa peningkatan aktvitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 75%, oleh karena itu tindakan dilanjutkan ke siklus 2 tanpa adanya penambahan indikator pada kegiatan guru maupun siswa. Hasil pelaksanaan Siklus 2 1.Hasil pengamatan pada kegiatan belajar mengajar
Pertemuan
1
Kriteria SB B C K
Aspek yang diamati F % 9 45 % 8 40 % 3 15 % 0 0%
Pertemuan Kriteria
11
SB B C K
Aspek yang diamati F % 10 50 % 9 45 % 1 5% 0 0%
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 9
10
Jumlah 20 100 % Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman
20
100 %
Berdasarkan tabel 4.12 maka sebagai rekapitulasi dari pengamatan dari kegiatan belajar mengajat dibuatlah tabel sebagai berikut : Pertemuan Baik Sekali (SB) Baik (B) Cukup (C) 1 45 % 40 % 15 % 11 50 % 45 % 5% Jumlah 95 % 85 % 20 % Rata-rata 47,5 % 42,5 % 10 % Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman
Kurang (K) 0% 0% 0% 0%
Berdasarkan tabel 4.12 rekapitulasi pengamatan kegiatan belajar mengajar dari 20 aspek yang diamati dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siklus 2 pertemuan1 dan pertemuan 2 yang memperoleh presentase rata-rata sangat baik (SB) adalah 47,5% dan memperoleh baik (B) adalah 42,5%. Dari data tersebut maka presentase tuntas mencapai 90%, jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar telah memenuhi ktiteria dan telah berhasil dioptimalkan pada siklus ini. 2. Aktivitas siswa siklus 2 Aspek yang diamati
Kriteria Aktif (%)
Tidak aktif (%)
Kemampuan merespon penjelasan guru pada
61,54 %
38,46 %
Kerja sama dalam kelompok
73,08 %
26,92 %
Kemampuan dalam bertanya
23,08 %
76,92 %
Mengemukakan pendapat
46,15 %
53,85 %
Disiplin
57,69 %
42,31 %
Tanggung jawab
34,61 %
65,39 %
Diskusi
69,23 %
30,77 %
awal pembelajaran
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 10
11
Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 paguyaman Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, dimana pada siklus sebelumnya hanya mencapai 70,88%. Namun dalam siklus kedua ini dari data rata-rata keseluruhan aktivitas siswa telah mencapai 76,44 %. 3. Hasil belajar siklus 2 No
Kriteria
Frekuansi
Presentase
Tuntas/Tidak
1
SB
7
26,92 %
Tuntas
2
B
14
53,85 %
Tuntas
3
C
5
19,23 %
Tidak
4
K
0
0%
Tidak
26
100 %
Sumber hasil penelitian kelas VIII B SMP Negeri 8 Paguyaman Tabel tersebut menunjukkan dari 26 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktvitas belajar siswa yang terolong dalam kriteria sangat baik (SB) adalah 7 orang (26,92%), yang tergolong dalam kriteria baik (B) adalah 14 orang (53,85%), yang tergolong dalam kriteria cukup (C) adalah 5 orang (19,23%), dan yang tergolong dalam kriteria kurang (K) adalah 0 (0%). Jadi dengan melihat data di atas maka yang tergolong dalam kategoro tuntas telah mencapai 80,77 %. 4. Refleksi siklus 2 Refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru mitra pada akhir sikus dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil yang telah dicapai dan untuk mendapatkan gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Berdasarkan hasil pengamatan hasil aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar telah mencapai 90%, begirupun denga aktivas siswa dari indikator*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 11
12
indikator berupa merespon pada awal pembelajaran, dalam mengemukakan pendapat, bertanya, dan beberapa indikator lainnya telah mencapai 76,44%, begitupun dengan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dimana pada siklus sebelunya hanya 69,22% namun di siklus 2 ini telah mencapai 80,77%. Dengan melihat data-data tersebut artinya targt capaian yang ditentukan oleh peneliti telah mencapai hasil yang maksimal, dengan demikian penelitian ini dikatakan berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Salah satu materi yang dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri adalah Sistem Demokrasi, yang dimana tujuannya dalam mempelajari sistem demokrasi ini siswa dapat mengetahui sejarah tentang sistem demokrasi itu sendiri dan penerapannya di negara kita Indonesia. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dalm proses pembelajaran yang dimana dalam hal ini menggunakan model pembelajaran Inside-outside circle. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena keikut aktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, hal ini sesuai yang dikatakan oleh seorang tokoh pendidikan yang dibahas pada bab 11 sebelumnya. Pada siklus 1 baik pengamatan kegiatan belajar menagajar, pengamatan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa sesuai dengan hasil analisis data belum memenuhi tujuan yang diharapkan. Dengan demikian pendekatan yang dilakukan oleh guru selaku peneliti belum berhasil dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setelah diadakan diskusi oleh guru selaku peneliti dan guru mitra maka dsepakati akan dilanjutkan ke siklus 2. Pada siklus 2 ini lebih dititik beratkan pada aspek-aspek yang dianggap memperoleh penilaian yang cukup, indikatorindikator yang belum dipahami oleh siswa agar pada pelaksanaan tindakan dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa akan meningkat sesuai harapan. Siklus 2 ini juga dilaksanakan dalam dua kali (2x) pertemuan. Selama pelaksanaan siklus 2 ini terjadi peningkatan, baik dari pengamatan kegiatan *Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 12
13
belajar mengajar, pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang diinginkan. Karena siswa sudah mengetahui dengan jelas model pembelajaran Inside-outside circle sehingga sudah tidak banyak lagi hambatan yang ditemui. Sehingga dalam diskusi maupun dalam game lingkaran kecil dan lingkaran besar siswa sudah dapat berperan dengan baik. Selain itu pula guru memberikan cara penilaian yang berbeda sekaligus memberikan reward kepada kelompok yang bisa menjawab banyak pertanyaan. Hal ini terlihat dari hasil analisis data telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, dimana pengamatan dari kegiatan belajar mengajar dari siklus 1 hanya 52,5% meningkat jadi 90% pada siklus 2, aktivitas siswa dari siklus 1 69,22% meningkat jadi 76,92% pada siklus 2, sedangkan untuk hasil belajar siswa dari siklus 1 hanya 70,88% meningkat jadi 76,44% pada siklus 2. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang mengacu pada permasalahan dan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa, adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan model pembelajaran Inside-outside circle pada kelas VIIIB SMP Negeri 8 Paguyaman. Dilihat dari data-data yang dihasilkan pada setiap siklus mengalami peningkatan, hal ini dapat diterima karena didukung dengan hasil analisis data. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini dimulai dari proses pengamatan kegiatan belajar mengajar, aktivitas belajar siswa, serta hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan indikatorindikator yang diamati pada proses kegiatan belajar mengajar, maupun aktifitas siswa masih banyak yang belum bisa dipenuhi. Bagitupun dengan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa masih dibawah standar nilai. Hasil-hasil data yang didapatkan pada siklus 1 ini masih belum mencapai hasil kriteria ketuntasan yang diinginkan. *Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 13
14
Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 ini baik itu proses pengamatan kegiatan belajar mengajar, aktifitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya indikator-indikator yang belum terpenuhi pada siklus sebelumnya telah diperbaiki dan dipenuhi semaksimal mungkin oleh peneliti. Jadi siswa semakin memahami dan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil data-data maupun nilai yang didapatkan pada siklus 2 ini telah mencapai criteria ketuntasan yang diharapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini telah dinyatakan berhasil dan tidak perl lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Peneliti dan pengamat harus mempunyai persepsi yang sama sebelum melaksanakan proses pembelajaran 2) Karena model pembelajaran Inside-outside circle (IOC) telah berhasil meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa maka diharapkan para guru untuk menerapkan model pembelajaran ini guna meningkatkan mutu pendidikan
pada
umumnya
dan
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) pada khususnya 3) Dalam memilih pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran harusnya disesuaikan dengan materi yang akan dibawakan 4) Sebaiknya menghindari model pembelajaran yang berpusat pada guru Daftar Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010 Strategi Belajar mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Ngalimun. 2013. Strategi dan model pembelajaran. Aswaja Pressindo. Banjarmasin *Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 14
15
Nugroho, Rianth. 2008. Kebijakan Pendidikan Yang Unggul. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Rahmat, Abdul. 2010. Pengantar Pendidikan. Ideas Publishing. Gorontalo Labba, Gazali. 2013. Implementasi model pembelajaran Direct Intruction untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI IPA A SMA NEGERI 2 LIMBOTO. Skripsi ujian sarjana UNG. Gorontalo.
*Nurcin Yasin, Nim :221410044,** Dr.Hj. Zulaecha Ngiu M.Pd***Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial. Page 15