ANALISIS PENYELENGGARAAN EVENT OLEH PEOPLE’S ASSOCIATION SINGAPURA (STUDI KASUS: ACARA “CHINGAY 2015 SPECIAL SG50” PADA 27 28 FEBRUARI 2015 DI F1 PIT BUILDING, SINGAPURA) Noni Ruslianty Komp. Bintara 3 Blok D 35 Bekasi Barat 17136, +6281380798121,
[email protected] Dosen Pembimbing: Siti Dewi Sri Ratna Sari, S.S., M.Si.
ABSTRAK
Tujuan Penelitian, ialah mengetahui bagaimana cara People’s Association mengelola dan menyelenggarakan acara “Chingay 2015 Special SG50” di F1 Pit Building Singapura. Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini termasuk didalamnya definisi dari acara (event), pengelolaan acara (event management), dan juga bagaimana tahapan sebuah acara dapat diselenggarakan. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan penelitian studi kasus. Hasil yang dicapai adalah dalam penyelenggaraan Chingay 2015 Special SG50 ini berjalan dengan sukses dengan total 11.000 volunteer performers, 10.000 penampilan lokal, 1.000 penampilan asing dari 17 kontinen dari 14 negara/wilayah dan 196.000 penonton dalam dua hari penyelenggaraan. Simpulannya ialah dalam penyelenggaraan Chingay 2015 Special SG50 berjalan dengan sangat sukses dalam hal pengelolaan/penyelenggaraan acara. (NR) Kata Kunci: penyelenggaraan, event, People’s Association, Singapura ABSTRACT
The objective of this thesis is to find out how the event “Chingay 2015 Special SG50” at F1 Pit Building Singapore is managed and organised by People’s Association. The theoritical framework contains of definitions of event, event management, and as well as a description of how event is managed. The method of the research is the qualitative method with case study approched. The results that can be drawn from the research findings are Chingay 2015 Special SG50 was running successfully with a total of 11,000 volunteer performers, 10,000 local performers, 1,000 foreign performers from 17 performing contingents from 14 countries/territories and 196,000 spectators in two days at the grand finale. The conclusion is that in the implementation of the Chingay 2015 Special SG50 was a tremendous success in terms of managing event. (NR) Keywords: event management, People’s Association, Singapore
PENDAHULUAN Arus globalisasi turut mempengaruhi setiap negara untuk berkompetisi dengan negara lainnya dalam hal meningkatkan dan mempertahankan citra positif yang terbentuk atau dimiliki oleh negaranya tersebut. Setiap negara dewasa ini berjuang untuk mempromosikan negaranya dengan caracara kreatif yang beragam. Salah satunya menggunakan acara-acara menarik yang diadakan oleh institusi, perusahaan, komunitas maupun pelaku usaha lainnya dengan tujuan dapat membangun kesadaran, menarik atensi masyarakat baik masyarakat lokal maupun mancanegara. Acara Chingay Parade yang diadakan di F1 Pit Building, Singapura merupakan suatu perhelatan akbar yang diadakan setiap tahunnya oleh People’s Association yang merupakan suatu organisasi yang telah berhasil mengadakan acara-acara yang bertaraf nasional maupun internasional. Dikutip dari chingay.org.sg Chingay diambil dari Chinese term yaitu zhuangyi yang berarti “the art of masquerading” yang pada awalnya merupakan festival religi dimana terdapat orang-orang diatas panggung/tandu yang dipapah diatas bahu para lelaki dimana orang-orang diatas tersebut menampilkan adegan-adegan bersejarah. Chingay Parade modern dimulai pada tahun 1973 dan berkembang menjadi acara multikultural termasuk didalamnya etnis dan kebangsaan partisipan yang beragam. Chingay Parade 2015 yang diselenggarakan oleh People’s Association ini juga melibatkan performer dari negara-negara selain Singapura seperti China, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Rusia, Rwanda, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Turki dan Vietnam dengan total performer hingga lebih dari 11.000 orang dengan berbagai macam kostum dan atraksi yang tertunya sarat akan kebudayaan mereka masing-masing yang menarik dan spektakuler. Acara yang diadakan ini termasuk salah satu acara yang sangat dinantikan dan diminati karena keunikan, kemegahan dan kespektakuleran konsep acaranya untuk itu penulis tertarik mengulas acara Chingay Parade 2015 pada tanggal 27-28 Februari 2015 bertempat di F1 Pit Building Singapura yang diadakan oleh People’s Association. Kajian pustaka yang digunakan diantaranya adalah jurnal yang bejudul “A Study on Event Management. Case: Tomatkarnevalen” (Engblom, 2010) Jurnal ini menyajikan studi kasus Tomatkarnevalen yang merupakan acara lokal tahunan di Finlandia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengelola acara dan agar peneliti mengetahui lebih banyak tentang event management untuk kemungkinan karir dikedepannya. Dalam jurnal ini mempunyai benang merah terhadap penelitian yang akan peneliti lakukan karena dalam jurnal ini dideskripsikan bagaimana proses penyelenggaraan event dalam hal ini acara lokal tahunan di Finlandia yang bernama Tomatkarnevalen. Selain itu dalam jurnal “Hallmark Events: Definition, Goals and Planning Process” (Gets et.al, 2013) menjelaskan bagaimana Hallmark Events tersebut terselenggara. Bagaimana acara tersebut mempunyai peran terhadap attraction, image dan branding, dan komunitas. Jurnal ini berusaha untuk menjelaskan konsep yang penting untuk dalam penyelenggaraan suatu event. Dalam penelitian yang akan dilakukan, maka penulis akan melakukan analisa terhadap penyelenggaraan Chingay Parade yang diadakan oleh People’s Association. Bagaimana acara tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap awareness. Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana pengelolaan acara Chingay yang merupakan acara tahunan yang diadakan oleh People’s Association khususnya Chingay 2015 Special SG50 pada 27-28 Februari 2015 di F1 Pit Building, Singapura? Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan acara tahunan Chingay yang diadakan oleh People’s Association khususnya Chingay 2015 Special SG50 pada 27-28 Februari 2015 di F1 Pit Building, Singapura ini terselenggara, sehingga acara tersebut dapat terselenggara dengan sukses dan spektakuler.
METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang peneliti pakai adalah jenis penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif fokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan penelitian. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan dari setting sosial dan pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate) (lodico, Spaulding, Voegtle, dalam Emzir. 2010:2). Dalam (Kriyantono, 2006) metodologi kualitatif mempunyai ciri-ciri: a. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset merupakan instrumen pokok riset. b. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter. c. Analisis data lapangan.
d. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar. e. Tidak adanya realitas tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial. f. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data. g. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah. h. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individu-individunya. i. Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth). j. Prosedur riset yaitu empiris-rasional dan tidak berstruktur. k. Hubungan antara teori, konsep dan data: data memunculkan atau membentuk teori baru. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dimana peneliti terjun langsung ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Peneliti tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring, peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Penelitian terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru ditemukan. (Ardianto, 2011: 60). Jenis penelitian deskriptif memiliki tujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. (Kriyantono, 2006 : 69). Metode penelitian deskriptif digunakan oleh peneliti karena dalam melakukan penelitian, peneliti ingin mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada acara Chingay 2015, bagaimana People’s Association sebagai penyelenggara dapat menyelenggarakan acara tahunan bertaraf internasional yang sangat spektakuler dan berjalan dengan tertib, aman dan sukses. Metode yang peneliti gunakan adalah metode studi kasus dimana studi kasus ini merupakan tipe pendekatan penelitian yang menelaah suatu kasus secara intensif dan mendalam. Pendekatan studi kasus digunakan secara langsung dalam penelitian legal dan banyak dilakukan secara klinis. (Ardianto, 2011: 2. 64-65). Ciri-ciri pendekatan penelitian studi kasus diantaranya: a. Partikularistik, artinya studi kasus berfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. b. Deskriptif, artinya hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. c. Heuristik, artinya metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. d. Induktif, artinya studi kasus berangkat dari fakta-fakta dilapangan, kemudian menyimpulkan kedalam tataran konsep atau teori. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan data primer dan data sekunder dimana data primer merupakan Menurut Jonathan Sarwono data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan informasi ataupun data (Sarwono, 2006: 129). Salah satu metode yang digunakan adalah wawancara dimana peneliti mendapatkan empat informan yang terdiri dari informan internal dan informan eksternal. Berikut profil lengkap dari informan: Informan Internal 1. Ms ZKJ Ms ZKJ merupakan Assistant Director (Marketing & Communication) yang pada Chingay 2015 Special SG50 sebagai salah satu dari Corporate Communication Division. Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan wawancara sudah dimulai dari bulan April 2015 dan mendapatkan jawaban pertanyaan pada bulan Juni 2015. Wawancara yang dilakukan via email dengan menggunakan Bahasa Inggris. Alasan memilih Ms ZKJ sebagai Key Informant adalah karena beliau mempunyai peran yang sangat penting dalam proses penyelenggaraan baik itu dimulai dari pre-parade, media preview hingga pada saat grand finale. 2. Ms ZMS Ms ZMS merupakan warga negara Singapura dengan etnis Malay yang telah bekerja di People’s Association selama tiga tahun yang mempunyai jabatan sebagai Constituency Manager yang bertanggung jawab untuk menjangkau seluruh warga dan menyediakan platform untuk keterlibatan masyarakat kedalam daerah pemilihan. Pada Chingay 2015 Special SG50 ini beliau sebagai Liaison Officer Leader untuk kontinen Indonesia yang mempunyai tanggungjawab untuk menjaga kesejahteraan kontinen Indonesia selama di Singapura, mengurus jadwal transportasi, memesan dan mengatur pesanan makanan, memastikan jadwal ditaati secara seksama dan memastikan kontinen Indonesia harus mempunyai sesuatu unik yang harus dikerjakan. Wawancara yang dilakukan melalui email pada hari Minggu, 7 Juni 2015 dengan bahasa Inggris. Informan Eksternal 1. YGL
YGL (20 tahun) merupakan Mahasiswi Singapore Management University yang pada Chingay 2015 Special SG50 menjadi volunteer dengan posisi sebagai Liaison Officer, pada acara ini bertugas untuk menjadi tim rombongan internasional untuk mengurus respektif rombongan dengan tugas spesifik mengkoordinasi transportasi. Wawancara yang dilakukan melalui email pada Jumat, 5 Juni 2015 dengan bahasa Inggris. 2. RM RM (29 tahun) merupakan dosen di ESMOD Jakarta yang pada Chingay 2015 menjadi salah satu partisipan dari Indonesia. Wawancara dilakukan pada Sabtu, 6 Juni 2015 di Mall Kota Kasablanka, Kuningan. Pada saat wawancara kondisi kurang begitu kondusif karena pada saat yang bersamaan terdapat acara fashion show sehingga menarik massa yang cukup banyak. Selain itu peneliti juga melakukan observasi dengan datang langsung ke F1 Pit Building, Singapura. Selama seminggu peneliti berada di Singapura, sehingga peneliti dapat menyaksikan dengan jelas mulai dari proses gladi resik hingga, grand finale, night fiesta serta appreciation night khusus untuk kontinen asing yang diadakan oleh People’s Association sebagai ucapan terimakasih bagi peserta dari luar Singapura. Lalu peneliti juga menggunakan dara sekunder dimana data sekunder didapatkan website resmi maupun dokumen-dokumen lain. Studi pustaka juga merupakan suatu agenda yang sangat penting dalam melakukan suatu penelitian. Teori-teori yang menjadi landasan masalah dan subjek yang akan diteliti dapat ditemukan dalam studi pustaka. Didalam sebuah penelitian harus ada metode untuk menganalisis data didalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif definisi definisi dari metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. (Nazir, 2005:54). Dalam Sugiyono (2013), menurut Miles dan Huberman analisis data dalam penelitian kualitatif harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan harus segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis. Terdapat tiga aktivitas yang perlu dilakukan untuk menganalisis data pada penelitian kualitatif ialah dengan mengikuti langkah-langkah berikut: a. Mereduksi Data Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atas laporan yang perinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah. Bila tidak dianalisis sejak awal, akan menambah kesulitan. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Jadi, laporan lapangan sebagai bahan “mentah” disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data bila diperlukan. b. Menyajikan Data Agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks, dan charts. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Selain itu, data yang disajikan dapat dalam bentuk uraian secara natratif atau bagan. Pada setiap uraian akan berisi penjelasan atas jawaban wawancara dari beberapa informan. c. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi Sejak awalnya, peneliti berusaha mencari makna dari data yang dikumpukannya. Untuk itu, ia mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi, dari data yang diperolehnya sejak awal ia mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih tentatif, kabur, diragukan. Akan tetapi, dengan bertambahnya data, kesimpulan itu lebih grounded, selama penelitian berlangsung, kesimpulan senantiasa harus diverivikasi. Verifikasi dapat singkat dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh satu tim untuk mencapai intersubjective consensus, yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas atau confirmability. (Sugiyono: 2013) Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis data kualitatif cara yang dapat digunakan adalah dengan mereduksi data atau mengelompokkan data untuk menunjukkan hal-hal pokok yang penting. Selanjutnya, data akan disajikan dalam bentuk nararatif yang sudah diklasifikasikan atau dikelompokkan sesuai dengan teori atau jenisnya masing-masing dengan tujuan agar memudahkan dalam mereduksi data. Terakhir, ditariklah kesimpulan dari hasil data yang sudah direduksi, sehingga dapat menemukan benang merah antara teori dan kasus yang berkaitan dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, teknik keabsahan data yang dipakai adalah uji credibility selain itu triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber, yaitu memastikan data yang diperoleh dari beberapa narasumber melalui wawancara selain itu data sekunder yang peneliti dapat dari
narasumber. Data tersebut untuk kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama maupun yang berbeda dan mana yang spesifik sehingga dapat meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis maupun interpretatif dari sebuah riset.
HASIL DAN BAHASAN Penyusunan konsep acara harus disesuaikan dengan tujuan acara itu sendiri, menurut Glenn McCartney (2010) terdapat empat hal yang harus diperhatikan dalam menyusun konsep acara. Tabel Visi, Misi, Goal dan Objectives Chingay 2015 Special SG50 Memahami Visi dan Misi Menetapkan Goal dan Objective VISI: Sebuah visi akan melihat masa depan GOAL: Menyatakan tujuan dari acara dan dan menentukan apa yang diinginkan dari hal-hal yang ingin dicapai. diselenggarakannya sebuah acara. MISI: Sebuah misi akan memberikan alasan OBJECTIVE: Objektif acara harus dan fokus dari sebuah acara dan mengapa hal menentukan apa yang dihasilkan dari sebuah tersebut dibutuhkan. acara. Objektif dapat beragam mulai dari mencapai keuntungan, keterpaduan sosial, meningkatkan pariwisata atau perayaan. Sumber: Glenn McCartney: 2010 Acara Chingay 2015 Special SG50 ini mempunyai beberapa visi diantaranya: a. One People Seluruh warga Singapura tinggal bersama di satu masyarakat yang harmonis. b. Lovable and Livable City Kota dengan infrastruktur yang unggul, dan kota yang dimana warga setempat dapat mempunyai perasaan yang kuat dan bangga. c. Gracious Society Seluruh warga Singapura menunjukkan kebaikan, kehangatan, persahabatan, kedermawanan dan menghormati satu sama lain. d. Caring Community Masyarakat tinggal di sebuah tempat dimana mereka dapat menunjukkan rasa kasih sayang satu sama lain. e. Inclusive Society Tidak peduli ras, agama dan latar belakang sosial-ekonomi, setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama, hak yang sama dan tanggungjawab yang sama. f. Connected Society Warga Singapura terikat bersama melalui interaksi dan hubungan yang dekat. g. Safe and Peaceful Environment Sebuah negara yang bebas akan perang, kekerasan, bahaya dan kejahatan. Sebuah negara dimana warga Singapura merasa aman. h. Tolerant Society Setiap individu menghargai dan menghormati fakta bahwa masing-masing dari kita berbeda – dalam ras, agama dan latar belakang sosial-ekonomi– dan tinggal bersama secara harmonis. i. Nation of Boundless Opportunities Seluruh warga Singapura mempunyai hak yang tak terbatas untuk tumbuh dan berkembang. j. Empowered Youth Generasi muda mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat keputusan dan membuat perusahan didalam hidup mereka dan hidup orang lain. Selain itu misi yang dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Celebration SG (Love and Best Wishes for Singapore) Melibatkan warga Singapura untuk membuat setidaknya satu juta “We SG Flowers” menggunakan plastik bekas, setiap ‘bunga’ merepresentasikan cinta dan harapan mereka untuk Singapura pada sembari merayakan Dirgahayu Singapura yang ke-50. b. Memory SG Menampilkan parade yang membangkitkan rasa bangga dan kenangan bangsa antara warga Singapura. c. We Love SG Menampilkan parade yang membangkitkan rasa dan kenangan bangsa antara warga Singapura, menunjukan banyak penampilan dari berbagai komunitas dan negara asing untuk mengekspresikan cinta mereka terhadap Singapura. d. Hope & Dreams SG (Trees of Hope, Singapore Dreams!) Menampilkan 150 lighted trees yang cantik dan 3 tree floats raksasa yang merekah dengan
cahaya/lampu “We SG Flowers”, menampilkan 3.000 performers dengan kostum yang berkilauan dan acara grand finale untuk merayakan SG50. Goal dalam acara Chingay 2015 Special SG50 ini adalah menjadikan Chingay 2015 ini sebagai perhelatan akbar yang termegah sepanjang sejarah parade Chingay di Singapura sekaligus merayakan HUT Singapura yang ke-50. Sedangkan objektif dari acara Chingay 2015 Special SG50 ini adalah melibatkan warga Singapura secara luas dan dalam untuk merayakan SG50 dan melalui proses engagement, menyediakan kesempatan bagi para penduduk untuk membangun persahabatan dan rasa emosional satu sama lain, membangkitkan rasa komitmen dan bangga terhadap bangsa diantara penduduk dan berbagi kebahagiaan dengan merayakan SG50 dengan teman dari Singapura dan seluruh dunia (ZKJ). Setelah melihat visi, misi, goal dan objektif dari acara Chingay 2015 Special SG50, selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pengembangan konsep acara yang merupakan teori dari Glenn McCartney (2010). 1. Generation of Event Ideas Acara yang diadakan oleh People’s Association sangat beragam Chingay Parade merupakan salah satu acara tahunan yang sangat sukses yang mampu menarik hari para pengunjung baik lokal maupun internasional. Menurut Glenn McCartney (2010), event pada dasarnya merupakan suatu perkumpulan orang untuk merayakan sesuatu yang bersifat pribadi atau umum, ritual atau pengingatan. Event telah menjadi fitur utama dari kampanye politik dan bisnis. Event digunakan sebagai alat pemasaran untuk menciptakan kesadaran dan daya tarik yang lebih besar atau instan melalui iklan, kampanye dan saluran komunikasi. Pada awalnya acara Chingay Parade ini merupakan sebuah acara yang diadaptasi dari kebudayaan masyarakat Tionghoa dimana mereka merayakan parade untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Acara Chingay ini juga diadakan tidak hanya di Singapura melainkan dibeberapa negara seperti Cina dan Malaysia untuk kemudian diadaptasi oleh Singapura. Pada acara Chingay 2015 Special SG50 kali ini menjadi lebih spesial karena sekaligus merayakan HUT Singapura yang ke-50 dengan tema “We Love SG” atau “SG50”. Selain itu melibatkan dan berkolaborasi dengan stakeholders yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam membuat konsep ide acara. Sebagai parade masyarakat Singapura, acara dan keterlibatan kegiatan ini dirancang dan dikelola dengan sangat hati-hati oleh People’s Association dimana acara Chingay 2015 Special SG50 ini melibatkan orang-orang dari sega usia dan latar belakang. Seperti yang diutarakan oleh Ms ZKJ “upaya yang ditanamkan untuk melibatkan para pemuda di Singapura antara lain pada tahun ketiga, Chingay 2015 National Education Programme (NEP) untuk sekitar 67.000 siswa dari 70 sekolah yang dilakukan dari Januari hingga Maret 2015. Selama periode ini tim dari People’s Association Youth Movement mengunjungi sekolah-sekolah untuk melakukan pembicaraan dan kegiatan/permainan interaktif dengan tujuan membantu siswa belajar mengenai nilai yang penting untuk Singapura.” –ZKJ. Nilai-nilai tersebut yang ditanamkan kepada siswa juga berdasarkan tema Chingay Parade pada tahun 2015 ini yaitu “We Love SG” (dan “Hopes and Dreams SG”) dan semangat Singapura yang ingin ditunjukkan oleh People’s Association yaitu “One People, One Nation, One Singapore” dan “Multi-ethnic and cultural unity”. Selain itu juga, 73 sekolah memilih untuk mengirim sekitar 10.000 siswa untuk menghadiri Chingay 2015 Special SG50 NE Show yang diadakan pada 14 Februari 2015 di F1 Pit Building, Singapura. Feedback menunjukkan bahwasanya Kepala Sekolah sangat senang People’s Association memberikan pembelajaran mengenai nilai-nilai tersebut melalui kesempatan dalam sesi keterlibatan dan Chingay 2015 Special SG50 NE Show untuk siswa mereka.“The Youth Aspirations for Singapore” CEP, yang dipimpin oleh Working Panel dipelopori oleh People’s Association Youth Movement (PAYM) yang terdiri dari perwakilan serikat mahasiswa dari NUS (National University of Singapore), NTU (Nanyang Technological University), Nanyang Polytechnic, ITE Central dan perwakilan mahasiswa dari sekolah menengah atas dan sekolah menengah bawah, serta perwakilan dari Departemen Pendidikan) dan melalui “Chingay Youth Aspirations for Singapore” Mobile App (C’YAA), total 70.000 pemuda terutama siswa dibawah 25 tahun datang meramaikan untuk berbagi harapan dan impian mereka untuk masa depan Singapura. “di antara mereka, sekitar 30.000 anak Singapura mengambil bagian dalam pemungutan suara dari 10 nilai/visi yang mereka anggap penting untuk membangun masa depan Singapura yang lebih baik.” –ZKJ Untuk itu, dalam Chingay 2015 Special SG50 dengan tema “We Love SG” ini, People’s Association telah berhasil untuk melibatkan dan berkolaborasi dengan stakeholders yang tepat. 2. Objective Setting Dalam menentukan tujuan tentu disesuaikan dengan keseluruhan pengembangan acara Chingay Parade yang telah berjalan secara bertahun-tahun, maka dari itu pada tahun 2015 ini
menurut Ms ZKJ yakni “melibatkan warga Singapura secara luas dan mendalam unruk merayakan SG50 dan melalui proses keterlibatan, memberikan kesempatan bagi warga untuk membangun persahabatan dan memperkuat emosional satu dengan yang lain.” –ZKJ. Acara Chingay 2015 Special SG50 ini melibatkan hampir 10.000 warga yang ikut berpartisipasi dalam parade yang diadakan selama dua hari di F1 Pit Building, Singapura ini. Dengan melibatkan warga Singapura diharapkan dapat membangun persahabatan dan mengikat tali silahturahmi diantara warga Singapura tersebut. “membangkitkan rasa komitmen dan kebanggaan terhadap bangsa dikalangan warna Negara kita (Singapura)” –ZKJ Tentu saja dengan dengan terselenggaranya acara yang sangat spektakuler, berjalan dengan tertib, apik dan menarik dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi warganya. Dengan tersirat nilai-nilai kebudayaan yang kaya dan beragam acara Chingay Parade ini memberikan sentuhan khusus yang mempesona, terlebih lagi kebudayaan yang ditawarkan tidak hanya terbatas dari Singapura saja melainkan dari berbagai belahan dunia. “berbagi kebahagiaan kami dengan perayaan SG50 bersama teman-teman dari Singapura dan seluruh dunia.” –ZKJ 3. Screening Process Dalam tahap ini dibuatlah suatu konsep acara yang lebih menarik daripada acara Chingay tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2015 ini merupakan Chingay Parade yang termegah yang pernah ada dalam sepanjang sejarah dimana perayaan Chingay Parade 2015 ini merupakan perayaan yang diadakan berbulan-bulan lamanya termasuk dua malam parade utama di F1 Pit Building, SG50 Night Fiesta di Orchard dan empat perayaan lainnya di Heartland dalam perayaan Singapore’s Golden Jubilee. Hal ini sesuai dengan teori dalam proses penyaring terdapat hal yang harus diperhatikan yaitu bagaimana membentuk acara yang lebih menarik dan yang sangat efektif, tepat, terjangkau dan menarik target audiens. (Glenn McCartney, 2010: 148). “yang menjadi atraksi utama termasuk didalamnya lautan ‘We Love SG Flowers’ yang cantik, floats yang mempesona dan pertunjukan yang mempesona” –ZKJ Selain itu, dalam proses penyaringan yang perlu diperhatikan juga sumber daya manusia dimana seperti yang diutarakan juga oleh Ms ZKJ bahwa terdapat: “total 11.000 volunteer, 10.000 pemain lokal dan 1.000 pemain asing dari 17 kontinen dari 14 negara/wilayah.” –ZKJ 4. Concept Refining Dalam tahap ini People’s Association mengembangkan strategi kolaborasi dengan komunitas lokal dan internasional. Pada Chingay 2015 Special SG50 total 11.000 volunteer performers, diantaranya 10.000 pemain lokal dan 1.000 penampilan dari kontinen diluar Singapura yang terdiri dari 14 Negara diantaranya Cina, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Rusia, Rwanda, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Turki dan Vietnam. “dari 17 kontinen internasional dari 14 negara/wilayah dan grand finale yang berkilauan yang menyajikan 3.000 pemain dengan kostum yang menakjubkan diiringi oleh penampilan dari Asia superstar yaitu JJ Lin sebagai penghormatan kepada pendiri kami (Singapura) Bapak Lee Kuan Yew” –ZKJ Strategi kolaborasi dengan komunitas lokal dan internasional juga untuk menciptakan kerjasama tim yang bertanggungjawab dengan fungsi peran yang berbeda. Dimana atraksiatraksi yang ditunjukkan mempunyai daya tariknya masing-masing, selain itu dengan adanya kolaborasi dengan komunitas lokal dan internasional yang diantaranya yaitu Cina, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Rusia, Rwanda, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Turki dan Vietnam agar mewujudkan tujuan daripada Chingay 2015 Special SG50 yaitu menjadikan Chingay 2015 sebagai parade termegah sepanjang sejarah Chingay yang pernah ada dengan menampilkan atraksi dari 11.000 peserta (performers). 5. Implementation and Monitoring Dalam tahap ini proses pengkomersialisasi yang dilakukan oleh People’s Association diantaranya adalah dengan mengadakan pre-parade community engagement seperti yang diutarakan oleh Ms ZKJ bahwasanya terdapat tiga Community Engagement Programmes (CEPs) yang merupakan suatu strategi dari People’s Association agar dapat mencapai tujuan dari festival/parade Chingay 2015 Special SG50. Tiga program tersebut yaitu: a.The “We Love SG” Flowers Making CEP Diresmikan oleh Perdana Menteri Teck Ghee CC pada bulan April 2014 dan dengan kegiatan keterlibatan dilakukan selam Sembilan bulan di seluruh pulau, melibatkan 180 organisasi/grup dengan latar belakang yang berbeda, total 500.000 masyarakat Singapura maju untuk membuat bunga “We Love SG” dari kantong plastik bekas. Melalui pembuatan dan konstribusi dalam membuat bunga yang akan ditempatkan pada pembukaan parade
Chingay dan Night Fiesta, masyarakat Singapura beserta keluarga mereka menunjukkan cinta dan harapan mereka untuk Singapura. Di dalam proses ini, mereka juga membangun persahabatan diantara mereka karena mereka membuat bunga di CCs, tempat organisasi atau di berbagai acara komunitas. b.The “Singapore Trees of Hope” CEP Dimulai pada Juli 2014 mengarah kepada parade Chingay di bulan Februari 2015, sekitar 50.000 masyarakat Singapura, termasuk warga Negara baru dan masyarakat lokal datang bersama-sama untuk bersama membuat 150 “Singapore Trees of Hopes”, yang merupakan art trees, yang akan menjadi representatif pada finale item dari Chingay 2015 Special SG50. Pada daun dan bunga di pohon tersbut terbuat dari botol plastik bekas/lama, peserta menulis harapan dan mimpi mereka untuk masa depan Singapura. Sekitar 120 organisasi/grup ikut terlibat dalam proyek ini. c.The ”Youth Aspirations for Singapore” CEP Dipimpin oleh Panel Kerja (Working Panel) yang dipelopori oleh People’s Association Youth Movement (PAYM) yang terdiri dari perwakilan Serikat Mahasiswa dari NUS (National University of Singapore), NTU (Nanyang Technological University), Nanyang Polytechnic, ITE Central dan perwakilan mahasiswa dari sekolah menengah atas dan sekolah menengah bawah, serta perwakilan dari Departemen Pendidikan) dan melalui “Chingay Youth Aspirations for Singapore” Mobile App (C’YAA), total 70.000 pemuda terutama siswa dibawah 25 tahun datang meramaikan untuk berbagi harapan dan impian mereka untuk masa depan Singapura. Di antara mereka, sekitar 30.000 anak Singapura mengambil bagian dalam pemungutan suara dari 10 nilai/visi yang mereka anggap penting untuk membangun masa depan Singapura yang lebih baik. 6. Review and Evaluate Dalam mengulas dan mengevaluasi hasil dari Chingay 2015 Special SG50 dapat dilihat dari jumlah penonton yang hadir, komentar-komentar yang terdapat di media dan juga feedback yang diberikan oleh penonton. Untuk penonton sendiri dilansir dari data People’s Association berasal dari: Malaysia, Cina, Thailand, Indonesia, Australia, Jepang, India, USA, Filipina, UK, Korea, Italia, Taiwan dan Hong Kong. Sedangkan untuk umur dapat dikategorisasikan sebagai berikut: a. 15-19 tahun: 14% b. 20-29 tahun: 28% c. 30-39 tahun: 22% d. 40-49 tahun: 15% e. >50 tahun: 21% Menurut data yang diutarakan oleh Ms ZKJ, jumlah penonton yang hadir pada Chingay 2015 Special SG50 di F1 Pit Building dan Chingay SG50 Night Fiesta di Orchard Road adalah 196.000 penonton dalam dua malam perayaan Chingay 2015 Special SG50 di F1 Pit Building dan 182.000 penonton pada Chingay SG50 Night Fiesta di Orchard Road yang terdiri dari masyarakat Singapura dan turis. Selain itu juga, acara Chingay 2015 Special SG50 mempunyai dampak pada destinasi pariwisata di Singapura. “menurut event study Chingay 2015, survey menyatakan bahwa 42% turis datang ke Singapura khusus untuk Chingay 2015. 12% turis menyatakan mereka memperpanjang masa tinggal mereka di Singapura untuk menghadiri Chingay 2015. Jumlah turis yang menghadiri Chingay Singapura terus meningkat dari tahun ke tahun.” –ZKJ Menciptakan dan mempertahankan citra dan reputasi merupakan hal yang paling utama bagi seorang Public Relations. Membuat event dalam skala kecil maupun besar merupakan salah satu cara dari seorang Public Relations untuk dapat mempengaruhi beragam opini yang dimiliki publik. Seorang Public Relations juga harus memonitor dan mengukur hasil dari kesuksesan event yang dibuat, dapat dilihat dari tingkat kesadaran publik, sikap dan opini dari berbagai macam publik. Public Relations adalah fungsi manajemen untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan. (Cutlip: 2006) Menurut Ms ZKJ (Key Informant) feedback yang didapatkan pada acara Chingay 2015 Special SG50 diantaranya: “Media lokal dan internasional mengeluarkan berita mengenai Chingay 2015 secara positif. Selain cakupan lokal yang luas, 51 media internasional termasuk didalamnya stasiun TV, media cetak, media online dan wired-media agencies juga melaporkan berita mengenai Chingay 2015 secara positif.” –ZKJ
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yang telah dilakukan adalah Dalam acara Chingay 2015 Special SG50 ini mempunyai perkembangan yang signifikan dibanding acara Chingay 2014, dari data yang didapatkan melalui website resmi Chingay yaitu chingay.org.sg bahwasanya terdapat 8.000 Multi-Cultural Performers, penampilan dari kontinen luar Singapura diantaranya China, Indonesia, Italy, Korea dan Filipina serta 3.000 performers pada grand finale. Sedangkan pada Chingay 2015 dapat dikatakan lebih megah dan meriah dengan total 11.000 Multi-Cultural Performers serta penampilan dari kontinen di luar Singapura seperti China (Gansu, Suzhou, Tianjin, Xinjiang), India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Rusia, Rwanda (Afrika), Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Turki dan Vietnam. Jumlah penonton yang hadir pada Chingay 2015 Special SG50 di F1 Pit Building dan Chingay SG50 Night Fiesta di Orchard Road adalah 196.000 penonton dalam dua malam perayaan Chingay 2015 Special SG50 di F1 Pit Building dan 182.000 penonton pada Chingay SG50 Night Fiesta di Orchard Road yang terdiri dari masyarakat Singapura dan turis. Dalam melakukan penelitian ini, saran yang dapat peneliti berikan diantaranya adalah: Dari segi Umum: Acara Chingay 2015 Special SG50 ini merupakan suatu acara yang sangat inspiratif, edukatif, menghibur dan sarat akan budaya. Alangkah baiknya apabila terdapat event organizer di Indonesia yang dapat mengadaptasi acara tersebut sehingga di Indonesia-pun mempunyai acara yang megah dan spektakuler yang tentunya inspiratif, edukatif, menghibur dan sarat akan budaya terutama budaya Indonesia itu sendiri yang sangat beragam sehingga generasi muda tidak lupa akan kebudayaan Indonesia yang kaya. Dari segi Akademis: People’s Association mempunyai strategi komunikasi yang sangat cemerlang dalam mendorong masyarakat/komunitas/sekolah/universitas lokal untuk ikut berpartisipasi dalam acara Chingay 2015 Special SG50 ini yaitu dengan cara menanamkan rasa cinta tanah air kepada warga lokal dan melibatkan mereka dalam proses pelaksanaan/penyelenggaraan Chingay 2015 Special SG50. Dari segi Praktis: People’s Association diharapkan dapat melakukan publikasi yang luas ditahuntahun selanjutnya, khususnya di Indonesia yang notabene merupakan salah satu performer pada Grand Finale Chingay 2015 Special SG50 sehingga banyak masyarakat Indonesia yang dapat menyaksikan kespektakuleran acara tersebut.
REFERENSI Ardianto, Elvinaro. (2011). “Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung. Simbiosa Rekatama. Bungin, Burhan. (2005). “Metodologi Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya.”. Jakarta. Gramedia Widiasara Indonesia. Cozby, Paul C. (2009). “Methods in Behavioral Research” Edisi ke-9. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Cutlip. (2006). “Effective Public Relations” Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Emzir. (2010). “Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif”. Jakarta: Rajawali Pers. Jonathan, Sarwono. (2006). “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif” Yogyakarta. Graha Ilmu. Kotler, philip. (2002) “Marketing Management: Milenium Edition” New Jersey: Prentince-Hall Inc. Kriyantono, Rachmat. (2006) “Teknik Praktis Riset Komunikasi” Jakarta. Kencana -------------------------- (2008) “Public Relations Writing.” Jakarta. Kencana Prenada Media Group Kuncoro, Mudrajad. (2003) “Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi” Jakarta. Erlangga. Margono, S. (2010) “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung. Remaja Rosdakarya. McCartney, Glenn. (2010) “Event Management: An Asian Perspective” Singapore: McGraw – Hill Education Asia Moleong, Lexy. J. (2010). “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya
Mulyana, Deddy. (2005). “Ilmu Komunikasi”. Bandung. Remaja Rosda Karya. Nasution. (2003). “Metode Research” Jakarta. PT Bumi Aksara Nazir. (2003). ”Metode Penelitian” Jakarta. Ghalia Indonesia. Pudjiastuti, Wahyuni. (2010). “Special Event”. Jakarta. Elex Media Komputindo. Rumanti, Maria Assumpta. (2002). “Dasar-dasar Public Relations: Teori Praktik” Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia Ruslan, Rosady. (2002). “Peranan Marketing Public Relations.” Jakarta. PT Rajagrafindo Sugiyono. (2002). “Metode Penelitian” Bandung. Alfabeta. West, Richard. Lynn. H. Turner. (2007). “Pengantar Teori Komunikasi.” Jakarta. Salemba Humanika Wiryanto. (2008). “Pengantar Ilmu Komunikasi.”. Jakarta. Gramedia Widiasarana. Jurnal: Engblom, Susanna (2010) “A Study on Event Management Case: Tomatkarnevalen”. Evelina, Lidya Wati (2013) “Keterlibatan Event Stakeholders Pada Keberhasilan Event PR”. Getz, Donald (2012) “Hallmark Events: Definition, Goals, and Planning Process”. Nurrohim, Hassa (2009) “Efektivits Komunikasi Dalam Organisasi”. Saputro, Johan (2014) “Perencanaan Event Management Festival Kesenian Yogyakarta Sebagai Media Komunikasi Indentitas Yogyakarta”. Sumber lainnya: https://www.singapore50.sg/SG50/WhatsOn/2015/Chingay%202015.aspx (diakses pada 10 Maret 2015) The Economist Intelligence Unit’s quality-of-index.”2015 (diakses pada 10 Maret 2015) http://eresources.nlb.gov.sg/infopedia/articles/SIP_44_2004-12-27.html (diakses pada 10 Maret 2015) Lasswell. 1960 “Unsur-unsur Komunikasi” [Online] terdapat di www. Wikipedia.com diakses pada 15 Maret 2015 (Introduction to Public Relations, Session 1, Binus Maya) chingay.org.sg (diakses pada 15 Maret 2015) academia.edu (diakses pada 14 April 2015)
RIWAYAT PENULIS Noni Ruslianty lahir di kota Jakarta pada 24 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication dengan peminatan Public Relations pada tahun 2015. Penulis menjadi aktivis di HIMMARCOMM (Himpunan Mahasiswa Marketing Communication) BINUS UNIVERSITY sejak tahun 2011 dan menjabat sebagai Head of Public Relations pada periode 2013.