Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI TEOREMA PHYTAGORAS SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 16 BANDA ACEH Niwati1
Abstrak
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research), yang dilaksanakan tiga siklus dengan materi teorema phytagoras. Tujuan penelitian ini adalah meningkatan hasil belajar matematika melalui Model Pembelajaran Reciprocal teaching yang diawali dengan perencanaan (plan), tindakan pengamatan, dan refleksi. P e n e l i t i a n i n i dilaksanakan di lokasi di SMP Negeri 16 Banda Aceh yang subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 16 Banda Aceh tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa seluruhnya 28 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui lembar observasi dan tes hasil belajar. Hasil penelitian dengan metode Reciprocal teaching menunjukkan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar matematika yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada siklus I ke siklus II dan siklus III yaitu 25% siklus I menjadi 50 % siklus II dan 82,14 % pada siklus III. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII- 1 SMP Negeri 16 Banda Aceh pada materi Teorema Pythagoras tercapai dengan diterapkan model pembelajaran reciprocal teaching. Kata Kunci : Hasil belajar,Reciprocal teaching
1
Niwati, Guru SMP Negeri 16 Banda Aceh
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 97
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran…
PENDAHULUAN
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
A. Latar Belakang Masalah
matematika, khususnya pada materi teorema
Matematika merupakan ilmu universal
phytagoras
mendasari
teknologi
memperihatinkan, padahal tingkat penguasaan
modern, mempunyai peran penting dalam
matematika sangat penting sebagai alat untuk
berbagai disiplin dan mengembangkan daya
mengembanhkan
pikir manusia. Oleh karena itu, matematika
teknologi.
yang
perkembangan
merupakan bidang studi yang dipelajari oleh
,
Gejala
ini
ilmu
sungguh
pengetahuan
dan
Hal yang menjadi hambatan selama ini
semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan
dalam
juga perguruan tinggi.
disebabkan kurang dikemasnnya pembelajaran
Rendahnya
mutu
pembelajar
matematika
adalah
pendidikan
matematika dengan pendekatan yang menarik,
matematika di Indonesia dapat tergambar dari
menantang dan menyenangkan. Para guru
kompleksnya permasalahan yang muncul atau
sering kali menyampaikan materi apa adanya
ditemukan di lapangan. Hal ini banyak
(konvensional),
menarik
mengajar
perhatian
belajar
pihak
pendidikan
dan
kurang menarik minat para siswa, yang
pemerintah untuk melakukan upaya-upaya
mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak
perbaikan. Upaya-upaya perbaikan sebagai
memuaskan.
bentuk
pemerhati
reformasi
pendidikan
banyak
dilakukan
kualitas
pendidikan
untuk
membosankan
dan
matematika
Di sisi lain juga ada kecenderungan
meningkatkan
bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran
matematika
seperti
pengadaan buku ajar yang sesuai, penataran guru-guru matematika, perbaikan kurikulum dan pengadaan sarana pendukung lainnya. Namun pada kenyataannya, rata-rata prestasi hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 16 Banda Aceh
cenderung
proses
beberapa
termasuk
dari
sehingga
masih tergolong
rendah, terbukti dari tes awal diperoleh tingkat
matematika masih rendah, setidaknya ada 3 indikator yang menunjukkan hal ini: 1. Siswa kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat orang lain 2. Siswa kurang memiliki kemampuan dalam merumuskan gagasan sendiri 3. Siswa
belum
terbiasa
bersaing
pendapat
dengan
pengembangan
ilmu
ketuntasan belajar siswa dengan hasil nilai
menyampaikan
rata-rata siswa sebesar 25 % dari 28 orang, 7
teman yang lain.
orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
Tingkat
Hal ini menunjukkan ada kendala dalam
pengetahuan dan teknologi yang dicapai oleh
pembelajaran matematika di SMP Negeri 16
suatu bangsa biasanya dipakai sebagai tolak
Banda Aceh. Berdasarkan hasil pengamatan,
ukur kemajuan bangsa itu. Dengan kata lain
diperoleh fakta yang menunjukan kurangnya
kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 98
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… kemampuan sumber daya manusia dalam
konsep dari rumus tersebut sebagai hasil dari
menguasai
memecahkan
proses berpikir mereka setelah siswa melihat
masalah diatas maka perlu dicarikan solusinya
beberapa contoh soal, yang dapat digunakan
sehingga
perlu
dalam menyelesaikan soal-soal pada materi
melakukan suatu penelitian tindakan kelas
teorema phytagoras , mengulanginya dan
yang bertujuan untuk menerapkan pendekatan
memprediksi kemungkinan soal yang lebih
Reciprocal Teaching dalam pembelajaran,
sulit yang akan diberikan guru diwaktu-waktu
guna meningkatkan pemahaman siswa tentang
selanjutnya.
teorema phytagoras, melibatkan siswa secara
B. Rumusan Masalah
IPTEK.
oleh
Untuk
peneliti
dipandang
aktif dalam pembelajaran, dan mendorong
Menanggapi serta mencermati uraian
pembelajaran mandiri yang berpusat pada
latar belakang masalah, masalah penelitian
siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
tindakan kelas dirumuskan sebagai berikut:
selama ini kenyataan dilapangan menunjukkan
1.
bahwa
belajar siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 16
teorema
phytagoras
hanya
Bagaimana upaya meningkatkan hasil
disampaikan dengan cara langsung yaitu
Banda
diberikan
Pythagoras?
sejumlah
mengerjakan
rumus,
sejumlah
lalu
soal
siswa dengan
menggunakan rumus-rumus tersebut. Reciprocal Teaching adalah suatu
2.
Aceh
pada
materi
Teorema
Apakah hasil belajar siswa kelas VIII-1
SMP Negeri 16 Banda Aceh pada materi Teorema
Pythagoras
dapat
ditingkatkan
pendekatan pembelajaran yang menerapkan
melalui metode pembelajaran reciprocal
empat strategi pemahaman mandiri, yaitu
teaching?
menyimpulkan
C. Tujuan Penelitian
bahan
pertanyaan
ajar,
dan
menyusun
menyelesaikannya,
Sesuai dengan uraian pada latar belakang
menjelaskan kembali pengetahuan yang telah
dan pada perumusan masalah, maka tujuan
diperolehnya,
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
kemudian
memprediksikan
pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang
berikut:
disodorkan kepada siswa. Manfaatnya adalah
1.
dapat meningkatkan antusias siswa dalam
VIII-1 SMP Negeri 16 Banda Aceh untuk
pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif
belajar mata pelajaran Matematika
berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya
materi Teorema Pythagoras melalui metode
dengan baik sehingga penguasaan konsep
pembelajaran reciprocal teching.
suatu materi pokok bahasan matematika dapat
2. Meningkatkan
dicapai.
kelas
siswa
Meningkatkan
VIII-1
prestasi SMP
belajar
pada
siswa
Negeri 16 Banda
Aceh
tidak
melalui metode pembelajaran reciprocal
akan
menghafalkan
materi
siswa kelas
Diharapkan dengan pendekatan ini hanya
pada
aktivitas
sejumlah rumus-rumus pada materi teorema
teaching .
phytagoras, tetapi juga memahami konsep-
D. Manfaat Penelitian
ISSN 2086 – 1397
Teorema
Pythagoras
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 99
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… Penelitian ini diharapkan bermanfaat
hasil dari praktek dan latihan. Hal ini seperti
bagi siswa, guru, sekolah dan semua pihak
dikemukakan dalam Djamarah (2002: 11)
yang peduli terhadap dunia pendidikan di
bahwa
Indonesia.
perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya
a.
Bagi
Siswa,
meningkatkan
diharapkan
adalah
proses
perubahan
dapat
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah
mengenai
laku. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2)
dengan model pembelajaran
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
pengalaman
pembelajaran
belajar
aktif reciprocal teaching..
proses yang dilakukan untuk memperoleh
b.
Bagi Guru, agar dapat digunakan
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
untuk memperbaiki pembelajaran khususnya
keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri
bagi guru SMP dengan menggunakan model
dalam interaksi dengan lingkungannya.
pembelajaran aktif reciprocal teaching. c.
Bagi
memberikan
Sekolah, sumbangan
penelitian dalam
Dalam
uraian
di
atas
dapat
ini
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
rangka
perubahan tingkah laku yang dilakukan secara
perbaikan metode pembelajaran matematika
sadar,
dan peningkatan kualitas tenaga pengajar
pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
maupun peserta didik.
lingkungannya. Jadi hasil dari belajar adalah
d.
Bagi
Penulis,
dapat
mendapatkan
pengalaman langsung dalam penerapan model pembelajaran
reciprocal
teaching
bersifat
permanen
sebagai
hasil
adanya perubahan tingkah laku. Proses Belajar Mengajar Matematika
dan
Belajar dan mengajar adalah dua
mengetahui kelebihan serta kekurangan dari
kegiatan yang tunggal tetapi memiliki makna
pembelajaran ini.
yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu
LANDASAN TEORI
perubahan tingkah laku karena hasil dari
1.
Pengertian Belajar
pengalaman
Kimble dalam Simanjuntak (1993:
mengajar
yang adalah
diperoleh kegiatan
sedangkan menyediakan
222) menjelaskan belajar adalah perubahan
kondisi yang merangsang serta mengarahkan
yang relatif menetap dalam potensi tingkah
kegiatan belajar siswa untuk memperoleh
laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
dengan
termasuk
yang dapat membawa perubahan tingkah laku.
kematangan,
Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dalam
kelelahan atau kerusakan pada susunan syaraf
Djamarah (2002: 45) bahwa mengajar pada
atau dengan kata lain bahwa mengetahui dan
hakekatnya adalah suatu proses yaitu proses
memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang
dalam diri seseorang yang belajar.
ada di sekitar anak didik sehingga dapat
Adapun dalam Sudjana (1991: 5) belajar
menumbuhkan dan mendorong anak didik
adalah perubahan yang relatif permanen dalam
melakukan bimbingan atau bantuan kepada
suatu kecenderungan tingkah laku sebagai
anak didik dalam melakukan proses belajar
penguatan
perubahan-perubahan
ISSN 2086 – 1397
dan
tidak
karena
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 100
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… mengajar.
Definisi ini menunjukkan bahwa yang
Nasution dalam Syah (2002: 182) mengemukakan
bahwa
pada
belajar. Sedangkan guru hanya membimbing,
hakekatnya adalah suatu proses yakni proses
menunjukkan jalan dengan memperhitungkan
mengatur, mengorganisasikan lingkungannya
kepribadian siswa. Kesempatan untuk berbuat
sebaik-baiknya
dan aktif berpikir lebih banyak diberikan
dan
mengajar
aktif adalah siswa, yang mengalami proses
menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Matematika sendiri berasal dari bahasa
kepada siswa (Slameto,1995: 30). Hamalik
(2001:
44)
mengemukakan
adalah
menyampaikan
latin ‘manhenern’ atau ‘mathema’ yang berarti
bahwa
belajar
dipelajari,
pengetahuan kepada siswa didik atau murid
sedangkan dalam bahasa Belanda disebut
sekolah. Rooijakers (199: 1) mendefinisikan
‘wiskunde’ atau ilmu pasti yang kesemuanya
mengajar sebagai Penyampaian pengetahuan
berkaitan dengan penalaran. Jadi matematika
kepada siswa dan harus terjadi suatu proses
itu memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi
yaitu proses belajar. Jadi, mengajar tidak
dengan baik, penalaran yang jelas dan
hanya menyampaikan bahan pelajaran, tetapi
sistematis, terstruktur yang berkaitan antara
yang
konsep yang kuat (Diknas, 2005: 215).
bantuan dan bimbingan kepada siswa dalam
1.
Dari berbagai pendapat tersebut diatas
aktivitas belajarnya. Matematika berasal dari
maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar
bahasa latin ”manhenern” atau ”mathema”
mengajar matematika merupakan suatu proses
yang berarti belajar atau hal yang harus
belajar yang dilakukan dengan sadar dan
dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda
terarah dimana individu belajar matematika
disebut ”wiskunde” atau ilmu pasti yang
dengan tujuan untuk melatih cara berfikir dan
berkaitan dengan penalaran.
atau
bernalar
hal
yang
serta
memecahkan
harus
melatih
masalah
kemampuan
Proses
Belajar
Mengajar Matematika
mengajar
lebih
penting
adalah
memberikan
Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan
pemusatan
pemikiran
untuk
mengingat dan mengenal kembali semua
Mengajar merupakan usaha guru untuk
aturan-aturan yang ada yang harus dipenuhi
menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur
untuk
lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi
(Hamzah, 2000:60).
interaksi antara murid dengan lingkungan,
menguasai
Menurut
materi
Hudoyo
yang dipelajari
(1988:
3)
bahwa
termasuk guru, alat pelajaran, dan sebagainya
matematika itu berkenaan dengan ide-ide
yang disebut proses belajar, sehingga tercapai
(gagasan-gagasan),
tujuan
ditentukan.
hubungan-hubungan yang diatur secara logik
Adapun definisi lain di negara-negara yang
sehingga matematika itu berkaitan dengan
sudah maju mengatakan bahwa mengajar
konsep-konsep abstrak. Karena matematika
adalah bimbingan kepada siswa dalam proses
berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi
belajar.
simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan
pelajaran
ISSN 2086 – 1397
yang
telah
struktur-struktur
dan
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 101
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… penalarannya deduktif, maka konsep-konsep
disodorkan
matematika harus dipahami lebih dahulu
(http://digilib.upi.edu/).
sebelum manipulasi simbol-simbol itu.
kepada
siswa
Palincsar (1986) describes the concept of
Materi matematika disusun secara teratur
reciprocal
teaching:
Reciprocal
teaching
dalam urutan yang logis (hirarkis) dalam arti
refers to an instructional activity that takes
bahwa
akan
place in the form of a dialogue between
merupakan prasyarat bagi topik berikutnya.
teachers and students regarding segments of
Karena itu untuk mempelajari suatu topik
text. The dialogue is structured by the use of
matematika yang baru pengalaman belajar
four
yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi
generating, clarifying, and predicting. The
terjadinya proses belajar matematika tersebut.
teacher and students take turns assuming the
Karena kehirarkisan matematika, Hudoyo
role of teacher in leading this dialogue
(1988:
(http://www.ncrel.org).
suatu
4)
matematika
topik
matematika
menyatakan yang
bahwa
belajar
terputus-putus
strategies:
summarizing,
question
akan
Konsep di atas, menjelaskan tentang
mengganggu terjadinya proses belajar. Ini
penerapan empat strategi pemahaman dalam
berarti bahwa belajar matematika akan terjadi
pendekatan
dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan
merangkum (meringkas) atau menyimpulkan,
secara kontinu.
menyusun dan menyelesaikan, menjelaskan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
kembali,
Reciprocal
dan
Teaching
memprediksi
yaitu:
pertanyaan.
bahwa proses belajar mengajar matematika
Menurut Palincsar dan Brown seperti yang
adalah
dikutip oleh Slavin (1997) bahwa strategi
proses
belajar
mengajar
yang
melibatkan guru dan siswa, dimana perubahan
reciprocal
tingkah laku siswa diarahkan pada pemahaman
konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-
konsep matematika yang mengantarkan siswa
prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan
berpikir secara sistematis, dan guru dalam
keterampilan metakognitif melalui pengajaran,
mengajar harus pandai mencari pendekatan
dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan
pembelajaran yang tepat sehingga dapat
keterampilan membaca pada siswa yang
membantu siswa dalam aktivitas belajarnya.
berkemampuan rendah. Reciprocal
3.Pendekatan Reciprocal Teaching Reciprocal
teaching
pendekatan
adalah prosedur
pengajaran atau pendekatan yang dirancang
pendekatan pembelajaran yang menerapkan
untuk mengajarkan kepada siswa tentang
empat strategi pemahaman mandiri, yaitu
strategi-strategi kognitif serta untuk membantu
menyimpulkan
menyusun
siswa memahami bacaan dengan baik Dengan
menyelesaikannya,
menggunakan pendekatan reciprocal teaching
menjelaskan kembali pengetahuan yang telah
siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan
diperolehnya,
memprediksikan
pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum
pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang
bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi
ISSN 2086 – 1397
bahan dan
kemudian
adalah
adalah
suatu
pertanyaan
Teaching
teaching
ajar,
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 102
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-
terlebih dahulu Kuadrat dan akar kuadrat dari
istilah yang sulit dipahami.
suatu
Untuk
mempelajari
bilangan,
dengan
menggunakan
:
strategi-strategi
menghitung, memperkirakan, dengan tabel
tersebut guru dan siswa membaca bahan
matematika maupun dengan kalkulator. Luas
pelajaran yang ditugaskan di dalam kelompok
daerah
kecil, guru memodelkan empat keterampilan
luas
tersebut di atas (Nur, 2004). Dari uraian di
maupun
atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
petak pada kertas berpetak.
Reciprocal
Teaching
merupakan
persegi,
daerah
strategi
persegi
panjang,
dan
segitiga, menggunakan rumus
dengan
Untuk
menghitung
membuktikan
banyaknya
Teorema
dalam pembelajaran yang menekankan pada
Pythagoras diperlukan gambar segitiga siku-
pemahaman mandiri siswa, sehingga dapat
siku. Untuk setiap siku-siku selalu berlaku :
meningkatkan penguasaan konsep matematika.
Luas persegi pada hepotenusa sama dengan
5.
luas persegi pada sisi siku-sikunya. Jika BC
Uraian Materi yang terkait dengan
Penelitian.
sisi miring, AC dan BC adalah sisi siku-
Sebelum Teorema
anak
Pythagoras,
diberikan perlu
materi
diingatkan
sikunya pada segitiga ABC, maka berlaku teorema
phytagoras
:
BC2= AC2+AB2 AC2= BC2-AB2 AB2= BC2-AC2 Contoh : Untuk menghitung panjang sisi A jika diketahui B=15 cm dan C= 9 cm Maka berlaku teorema phytagoras sebagai berikut : A2= B2-C2 A2= 152-92 A2= 225-81 A2 = 144 A2= √144 A= 12 cm2 METODOLOGI PENELITIAN
perempuan dan 4 laki-laki. Penelitian ini
Lokasi dan Waktu Penelitian
berlangsung pada semester pertama Tahun
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di
Pelajaran 2010/2011. Siswa yang menjadi
SMP Negeri 16 Banda Aceh pada Kelas VIII-1
subyek penelitian memiliki karakteristik yang
yang jumlah siswanya 28 orang, terdiri dari 24
beragam, baik dari segi kemampuan, motivasi
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 103
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… maupun latar belakang pengetahuannya. Itulah
Kegiatan perencanaan pada siklus
sebabnya penulis tertarik melakukan penelitian
pertama adalah tim peneliti berkolaborasi
pada kelas tersebut.
dengan
guru
matematika
mengembangkan
yang
pembelajaran
dengan Reciprocal Teaching . Selanjutnya
Faktor yang Diselidiki Faktor-faktor
skenario
dalam
diselidiki
dalam
tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap
penelitian ini adalah sebagai berikut:
ini siswa belum terbiasa dengan Reciprocal
1. Faktor siswa yaitu dengan melihat apakah
Teaching . Masih banyak yang terlihat
dengan pendekatan Reciprocal Teaching
kebingungan
dapat meningkatkan pemahaman belajar
pertanyaan sekenanya. Beberapa siswa (
siswa
sekitar 10% ) mulai menyesuaikan diri dengan
berupa
penguasaan
teorema
dan
menjawab
pertanyaan-
cara belajar “baru” ini, tetapi masih gagal
phytagoras. 2. Faktor guru yaitu dengan melihat persiapan
dalam memberikan respon yang diinginkan.
dan pelaksanaan pembelajaran dengan
Selanjutnya kekurangan-kekurangan tersebut
pendekatan Reciprocal
menjadi bahan untuk perbaikan pada siklus ke
Teaching
yang
dilakukan guru dalam kelas.
II.
3. Faktor sumber pelajaran yaitu dengan
b. Siklus Kedua
melihat apakah sumber pembelajaran dapat mendukung
pelaksanaan
pendekatan
Pada siklus kedua dilakukan perbaikan dalam
perencanaan Suasana
dan
pelaksanaan
Reciprocal Teaching dalam pembelajaran
pembelajaran.
kompetisi
dalam
yang berlangsung.
memberikan penyelesaian masalah dalam
Pelaksanaan Penelitian
setiap kelompok mulai muncul. Setiap siswa
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga
yang berusaha mengemukakan pendapatnya
siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
diberi penghargaan dengan memberi perhatian
pelaksanaan,
refleksi.
dan meminta temannya untuk memberikan
Kegiatan pada masing-masing siklus diuraikan
pendapatnya. Suasana belajar mulai hidup dan
secara singkat berikut ini:
siswa
a. Siklus Pertama
berkelompok dan mengemukakan pendapat.
pengamatan
ISSN 2086 – 1397
dan
mulai
terbiasa
dengan
belajar
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 104
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… Pada tahap ini hasil tes
siswa meningkat
HASIL
PENELITIAN
walaupun belum merata dan dilanjutkan pada
PEMBAHASAN
siklus III.
Hasil Penelitian Tindakan
c. Siklus Ketiga
1. Hasil Penelitian Siklus I
Berdasarkan
hasil
refleksi
dari
a) Kemampuan
DAN
siswa
dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus kedua,
menyelesaikan soal test akhir siklus
maka
I
perencanaan
pembelajaran
pada
masalah lebih untuk
dan siklus
pelaksanaan ketiga
dibuat
Dari
sulit agar siswa tertantang
mengerahkan
segala
hasil
pemeriksaan
test
yang
dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran
kemampuan
ada 7 siswa dari 28 siswa ( 25 %) telah tuntas
matematiknya untuk dapat menjawab masalah
dalam memahami materi dalam pembelajaran
tersebut. Hasil tes
dengan rata-rata hasil test yang telah dicapai
matematika siswa pada
siklus ini meningkat seperti yang diharapkan.
Tabel 1 Hasil Belajar Matematika Siklus I (Nilai Tes) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama
Nilai
Ketuntasan
Al Basyir Alya Rifqah Mulya Apriani Monataria Avella Putri Aya Melisa Chairunnisah Cut Adinda Safira Dara Elsa Nabila Devia Safitri Irawan Diana Fitri Dewi Afrilidya Putri Fajrul Imam Ilham Maulana Indah Lestari Lisa Nulqari Maula Aslima Maulana Akbar Mawar Sari Mutiara Beutari Nadia Ulfa Nadila Sari Nebrina Riski Nuraini Ariska Puja Aprilia
60
Tidak Tuntas
60 65 60 60 60 60 65 60 60 65 60 60 60 60 60 60 70 55 60 65 70 55 55
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 105
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… 25 26 27 28
Putri Aprillia Putri Damaiyanti Rahmi Rahmani Riska Amalia Jumlah
Nilai rata-rata
50 65 50 60 1690
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
60,36 gambaran ada 14 siswa dari 28 siswa ( 50
2. Hasil Penelitian Siklus II dalam
%) telah tuntas dalam memahami materi
menyelesaikan soal test akhir siklus
pada pembelajaran pada siklus II dengan
II
rata-rata hasil tes yang telah dicapai 62,14.
a) Kemampuan
siswa
Dari hasil pemeriksaan test yang dilakukan
oleh
peneliti
hal tersebut dapat dilihat dari tabel hasil
diperoleh
belajar matematika siklus II di bawah ini.
Tabel 2 Hasil Belajar Matematika Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama
Nilai
Ketuntasan
Al Basyir Alya Rifqah Mulya Apriani Monataria Avella Putri Aya Melisa Chairunnisah Cut Adinda Safira Dara Elsa Nabila Devia Safitri Irawan Diana Fitri Dewi Afrilidya Putri Fajrul Imam Ilham Maulana Indah Lestari Lisa Nulqari Maula Aslima Maulana Akbar Mawar Sari Mutiara Beutari Nadia Ulfa Nadila Sari Nebrina Riski Nuraini Ariska Puja Aprilia Putri Aprillia Putri Damaiyanti Rahmi Rahmani Riska Amalia Jumlah
65
Tuntas
65 70 65 65 60 60 70 65 60 70 60 60 65 65 60 60 70 55 60 65 70 55 55 50 65 50 60 1740
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Nilai rata-rata 3. Hasil Penelitian Siklus III
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 106
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… dalam
(82,14 %) telah tuntas dalam memahami
menyelesaikan soal test akhir siklus
materi pada pembelajaran pada siklus III
III
dengan rata-rata hasil test yang telah
a) Kemampuan
siswa
Dari hasil pemeriksaan test yang dilakukan
oleh
peneliti
dicapai sebesar 73,92. Hal tersebut dapat
diperoleh
dilihat dari tabel hasil belajar matematika
gambaran ada 23 siswa dari 28 siswa
siklus
III
di
bawah
ini.
Tabel 3 Hasil Belajar Matematika Siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama
Nilai
Ketuntasan
Al Basyir Alya Rifqah Mulya Apriani Monataria Avella Putri Aya Melisa Chairunnisah Cut Adinda Safira Dara Elsa Nabila Devia Safitri Irawan Diana Fitri Dewi Afrilidya Putri Fajrul Imam Ilham Maulana Indah Lestari Lisa Nulqari Maula Aslima Maulana Akbar Mawar Sari Mutiara Beutari Nadia Ulfa Nadila Sari Nebrina Riski Nuraini Ariska Puja Aprilia Putri Aprillia Putri Damaiyanti Rahmi Rahmani Riska Amalia Jumlah
75
Tuntas
75 75 75 75 70 70 75 75 70 75 65 65 70 70 70 70 75 60 70 75 75 60 60 60 75 60 70 1960
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Nilai rata-rata
70
PembahasanHasil Penelitian
nilainya mencapai ≥ 63 sebanyak 7 siswa atau
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I
prosentasenya mencapai 25%.
a.
b.
Dari tabel hasil belajar matematika
Alternatif pemecahan masalah tentang
siklus I dari soal-soal yang telah dikerjakan,
hal-hal yang ditemukan dalam tindakan pada
siswa yang tuntas dalam pembelajaran yang
siklus I :
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 107
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran…
Memotivas isiswa yang kurang aktif
Siswa antusias sekali dalam kegiatan
dalam pembelajaran dengan jalan mendekati
pembelajaran dengan kelompoknya untuk
siswa tersebut dan menumbuhkan semangat
menemukan penyelesaian dari permasalahan
belajar
yang muncul dalam LKS, meskipun ada
mereka
agar
bisa
aktif
dalam
pembelajaran.
beberapa siswa yang tidak mengikuti kerja
Untuk
siswa
yang
pasif
penyebabnya agar siswa tersebut mempunyai semangat
untuk
mengikuti
pembelajaran
secara aktif.
kelompok (pembelajaran) secara aktif.
dicari
Waktu
pelaksanaan
kegiatan
penelitian
tindakan kelas tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Hal ini disebabkan materi
Untuk
membenarkan
hasil
yang dipelajari cukup padat dan sulit, serta
pembelajaran yang salah ditanyakan dulu pada
banyak
siswa yang lain agar dibenarkan, jika masih
penunjang materi teorema phytagoras belum
saja salah maka guru yang akan meluruskan
dipahami anak dengan baik sehingga perlu
jawaban yang salah tersebut.
pemantapan dan perlu digali kembali dari
Guru
memotivasi
siswa
untuk
siswa,
pengetahuan
juga
soa-soal
prasyarat
yang
tinggi
yang
mengungkapkan pendapatnya di depan dengan
membutuhkan
berani dan percaya diri karena hal tersebut
menyelesaikannya.
sangat diperlukan untuk siswa di masa yang
akan datang, apabila ada kegagalan guru akan
kurang aktif dalm proses pembelajaran dan
memberikan bimbingan seperlunya
responnya juga rendah.
untuk
kemampuan
rumit
sebagai
untuk
Masih ada beberapa siswa yang
kesempurnaan pendapat itu.
c.
hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan
Jika materi prasyarat siswa kurang,
Alternatif pemecahan masalah tentang
maka akan diulang lagi untuk menggali
tindakan kelas pada siklus II :
kembali
pengetahuan
prasyarat
yang
Menjelaskan kembali dan menambah
mendukung topik yang diberikan dengan tanya
latihan dengan membantu mengerjakan anak-
jawab.
anak
2.
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus
Dari tabel hasil belajar matematika
untuk
yang
telah
(berguna)
pada
siklus
kesulitan
untuk
Mendekati siswa yang tidak aktif
a.
dikerjakansiswa
masih
menyelesaikan soal-soal.
II
yang
memotivasi menjadi
betapa siswa
pentingnya
yang mengerti
II,siswa yang mengalami tuntas belajar sebesar
dengan baik pelajaran yang dipelajari.
14 siswa atau prosentasenya sebesar 50 %,ada
kenaikan sebesar 25 % dari siklusI.
pengetahuan prasyarat yang perlu digali
b.
Hal-hal
ditemukan
mengidentifikasi
seluruh
dalam
kembali dari siswa, dan memprediksi waktu
pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II
yang tepat untuk menyelesaikan suatu topik,
adalah
serta memberi sedikit bimbingan sebagai
ISSN 2086 – 1397
yang
Guru
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 108
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… pembuka jalan untuk menyelesaikan soal-soal
mendiskusikan solusi masing-masing. Karena
yang rumit pada kegiatan kerja kelompok.
siswa sangat aktif maka hal tersebut membawa
semua siswa pada diskusi kelas yang menarik.
Mendekati siswa yang kurang aktif
dan responnya juga rendah untuk diminta
b. Siswa memiliki lebih banyak kesempatan
keterangan apa yang menyebabkan siswa
untuk
tersebut seperti itu, lalu diberi motivasi untuk
keterampilan
membangkitkan semangat belajar mereka.
komprehensif. Karena banyak solusi berbeda
3.
maka semua siswa dapat memilih cara yang
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus
pengetahuan
matematiknya
dan secara
paling mereka sukai dan memunculkan ide
III a.
menggunakan
Dari tabel hasil belajar matematika
mereka sendiri untuk menyelesaikan soal.
yang telah dikerjakan siswa pada siklus III,
c. Setiap siswa dapat merespon soal dalam
siswa yang mengalami tuntas belajar sebesar
beberapa
23 siswa atau prosentasenya sebesar 82,14 %,
sendiri. Banyaknya siswa yang menjawab
ada kenaikan sebesar 32,14 % dari siklus II
benar dengan alasan yang benar semakin
dan 57,14 % dari siklus I.
meningkat.
b.
Hal-hal
yang
ditemukan
dalam
cara
berbeda
menurut
caranya
d. Pembelajaran dengan Reciprocal teaching
pelaksanaan tindakan kelas pada siklus III
memberikan
adalah :
melalui kegiatan membandingkan dan diskusi
siswa
pengalaman
bernalar
dalam
dalam kelas, sehingga siswa sangat termotivasi
kegiatan pembelajaran dengan kelompoknya
untuk memberikan alasan dari jawaban-
untuk
jawabannya kapada siswa-siswa lain. Kegiatan
Siswa
semakin
menemukan
antusias
penyelesaian
dari
permasalahan yang muncul dalam LKS, siswa
ini
terlihat aktif untuk menyelesaikan LKS yang
mengembangkan cara berpikir mereka.
telah dibagikan
a.
Berdasarkan hasil pengumpulan data
merupakan
kesempatan
untuk
Terjadi penambahan pengalaman bagi
siswa
untuk
menikmati
kesenangan
secara sederhana, maka beberapa hal yang
menemukan dan menerima persetujuan dari
terungkap dalam penelitian ini adalah:
teman sekelasnya. Karena siswa memiliki
a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam
jawaban sendiri maka siswa akan tertarik
pelajaran dan lebih mudah mengungkapkan
untuk mengetahui jawaban teman-temannya.
ide-idenya. Pembelajaran Reciprocal teaching
Dari kegiatan pembelajaran dengan
membuat suasana pembelajaran yang bebas,
Reciprocal teaching , yang telah dilakukan
responsif, dan mendukung karena banyak
dalam penelitian ini, terlihat bahwa telah
jawaban benar sehingga setiap siswa memiliki
terjadi peningkatan hasil belajar matematika
kesempatan
siswa.
untuk
memperoleh
jawaban
sendiri. Dengan demikian siswa memiliki keinginan untuk
mengetahui jawaban yang
lain, dan mereka dapat membandingkan dan ISSN 2086 – 1397
Simpulan Disimpulkan
bahwa
melalui
Model
Pembelajaran Reciprocal teaching dapat: Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 109
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran… 1. Meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII-
Saran
1 SMP Negeri 1 6 Banda Aceh untuk
Berbagai
cara
untuk
meningkatkan
belajar mata pelajaran Matematika pada
hasil belajar siswa, salah satu diantaranya
pokok
melalui
Model Pembelajaran Reciprocal
mela lu i Model Pembelajaran Reciprocal
teaching
Akan
teaching.
keberhasilan harus kita perjuangkan dengan
bahasan
Teorema
2. Meningkatkan
prestasi belajar siswa
kelas
VIII -1
SMP
Aceh
pada
pokok
Pythagoras
Pythagoras
Negeri bahasan
16 Banda Teorema
melalui Model Pembelajaran
sungguh-sungguh, tindakan maupun
tetapi
baik
segala
sesuatu
perencanaan,
pengamatan,
sehingga
apa yang akan peneliti perbaiki di kelas itu
tercapai.
Reciprocal teaching.
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 110
Niwati, Penerapan Model Pembelajaran…
Daftar Pustaka Natawijaya, Rochman. 1984. Pengajaran Remidial. Jakarta: Depdikbud Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Sunarto. 1984. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud Suyitno, Amin 2004. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah Remaja. Semarang. Sulardi. 1999. Pandai Berhitung Matematika. Suplemen Garis-Garis Besar Program Pengajaran 1999. Jakarta: PT. Erlangga. Negoro, ST. & B. Harahap. 1998. Inseklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.. . Hamzah. 2000. Pembelajaran Matematika I. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoyo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Roestiyah, N.K..1989. Didaktik Metodik. Bandung: Jemaars. Rooijakkers, A.D.. 1991. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Grasindo. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algosindo.
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 111