Nilai-Nilai Religiusitas Islam dalam Novel Tadarus Cinta Buya Pujangga Karya Akmal Nasery Basral Fitri 1, Hasnul Fikri1, Elvina A. Saibi 1 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E-mail :
[email protected] ABSTRAK The purpose of the research was to deceribe aqidah, syariah and akhlak of islam in the novel of Tadarus Cinta Buya Pujangga by Akmal Basery Basral. The teory that used according to Fajri which show about the religious of islam. This research is a quality research by using descriptive metods. The data can Be gather by: (1) reading and anderstuding the novel, (2) marking and make a short note about the novel contain religious valu of aqidah, syariah and akhlak, (3) to group the data into tabel of data. The analysis technies are: (1) clasifying the data, (2) analising the data according to carakter, plot dan background, (3) analising the data and its relation with religious value contain aqidah value, syariah and akhlak, (4) interpret relation of figures, plot dan background, with religious of figures, (5) to make research conclusion according to religious side of research. The result of data analysis are figures in the novel Tadarus Cinta Buya Pujangga by Basral contain religious with 22 points of aqidah 54 points of syariah, and 12 points of akhlak. Which shown by the figures are the iman to the god (Allah), iman to rasul Allah, iman to angel, iman to Alquran, iman to the end, and iman to qadha and qadar. The syariah value shown by the figures like shalat, discharge haji, reading Alquran, dzikir, society, and learning islam. Akhlak value which shown by figures is the value of politeness, careness, and responsibility, and nice attitude Keywords:
Volue religious, aqidah, syariah, akhlak, figures novel media untuk menampung ide, teori dan
A. Pendahuluan
sistem berpikir manusia. Sebagai karya
Semi (1988:8) mengungkapkan bahwa
kreatif, sastra harus mampu melahirkan
sastra adalah suatu bentuk dan hasil
suatu kreasi yang indah dan berusaha
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia
dan
kehidupannya
menyalurkan kebutuhan keindahan manusia.
dengan
Sedangkan Ahadiat (2007:10) menjelaskan
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
bahwa kesusastraan adalah: pengungkapkan
Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia
dan
segala
macam
fakta
segi
artistik
manifestasi
kehidupannya maka ia tidak saja merupakan
(masyarakat)
suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir tetapi juga merupakan 1
dan
imajinatif
kehidupan melalui
bahasa
sebagai manusia sebagai
medium dan mempunyai efek yang positif
sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat
terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
religius. Pada mulanya segala sastra adalah religius, agama dan religius erat kaitannya.
Secara umum, karya sastra terbagi tiga
Agama lebih menunjukan pada kelembagaan
yaitu, prosa, puisi dan drama. Prosa dalam
kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-
pengertian kesusastraan disebut fiksi naratif
hukum yang resmi. Religiusitas bersifat
yang berarti cerita rekaan atau cerita
mengatasi, lebih dalam, dan lebih luas dari
khayalan. Satu di antara karya sastra prosa
agama yang tampak formal dan resmi
adalah novel. Novel termasuk jenis karya sastra
fiksi
(Mangunwijaya dalam Ahadiat, 2007:110).
naratif.
Novel
merupakan
dari
fragmen
kehidupan
Salah satu novel yang membahas
manusia (dalam jangka yang lebih panjang)
nilai religius adalah novel Tadarus Cinta
dimana
yang
Buya Pujangga Karya Akmal Nasery Basral.
akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan
Novel ini menceritakan kisah perjalan hidup
jalan hidup antara para pelakunya (Ahadiat,
Buya Hamka. Beliau adalah seorang ulama
(2007:25).
yang berasal dari Sumatera Barat. Pikiran-
pengungkapan
terjadi
Semi
konflik-konflik
(1988:32)
pikiran Buya Hamka ini patut disimak dan
mengungkapkan
dipelajari
bahwa novel adalah suatu konsentrasi
karya
sebagai
suri
novel ini adalah Akmal Nasery Basral lahir
pemusatan kehidupan yang tegas. Selain itu, merupakan
dijadikan
teladan bagi masyarakat Indonesia. Penulis
kehidupan pada suatu saat yang tegang dan
novel
serta
di Jakarta, 28 April 1969. Pada Maret 2010,
yang
Akmal mulai menggeluti dunia kepenulisan
mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan
secara penuh. Akmal telah menghasilkan
yang lebih mendalam dan disajikan dengan
novel-novel
halus.
best-seller, dan salah satu
novelnya (sang pencerah, 2010) meraih Sebagian karya sastra mengandung
predikat Fiksi Terbaik dalam Islamic Book
nilai religius yang dilihat berdasarkan aspek
Fair Award pada tahun 2011. Akmal juga
kehidupan
beraktivitas
di
beragama dan berpedoman kepada ajaran-
Penerbitan
Indonesia (ALINIEA) Ikapi
ajaran agama tersebut. Kehadiran unsur
pusat, sebagai pengajaran mata kuliah
religius dan keagamaan dalam sastra adalah
Penulisan Fiksi (Basral, 2013). Berdasarkan
setua keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan,
uraian tersebut penulis akan melakukan
manusia
yang
hidup
antar
2
Akademi
Literasi
dan
penelitian
dengan
judul
“Nilai-Nilai
Pesan
religius
yaitu
bersifat
Religiusitas Islam dalam Novel Tadarus
keagamaan banyak ditemukan dalam karya
Cinta Buya Pujangga Karya Akmal Nasery
sastra fiksi atau dalam genre sastra yang
Basral”.
lain. Hal tersebut merupakan lahan yang
B. Kajian Teori
banyak memberikan inspirasi bagi para
Unsur-unsur yang membangun karya
penulis, khususnya penulis sastra Indonesia
sastra fiksi (novel), menurut Semi
modern. Nilai-nilai religius tersebut meliputi
(1988:35), terdiri atas struktur luar
nilai-nilai aqidah, syariah, dan akhlak.
(ekstrinsik) (intrinsik).
dan
struktur
Struktur
Fajri
dalam
bukunya
(2009:69)
adalah
menguraikan tentang nilai-nilai religius
segala macam unsur yang berada di
yang meliputi nilai aqidah, syariah, dan
luar suatu karya sastra yang ikut
akhlak seperti berikut ini:
mempengaruhi
luar
dalam
kehadiran
karya
Akidah atau keyakinan merupakan
sastra tersebut, misalnya,
faktor
landasan pokok bagi orang yang beragama.
sosial, ekonomi, kebudayaan, sosio-
Dengan keyakinan yang kuat orang akan
politik, keagamaan, dan tata nilai
bias mematuhi perintah dan meninggalkan
yang dianut masyarakat. Struktur
larangan Allah SWT. Akidah merupakan
dalam
keyakinan keagamaan yang dianut seseorang
adalah
unsur-unsur
yang
membentuk karya sastra tersebut
dan
seperti penokohan atau perwatakan,
aktivitas, sikap, pandangan, dan pegangan
tema, alur (plot), pusat pengisahan,
hidupnya. Akidah disebut juga dengan iman.
latar, dan gaya bahasa. Berdasarkan
Iman pada hakikatnya keseluruhan tingkah
beberapa definisi yang dikemukakan
laku, baik keyakinan (iktikad) ucapan
di atas,
dapat disimpulkan bahwa
maupun perbuatan. Kesempurnaan iman
novel merupakan suatu bentuk karya
seseorang ditandai dengan kokohnya dalam
sastra, lebih panjang dan lebih
meyakini rukun iman yakni: (1) iman
kompleks dibanding cerpen, yang
kepada Allah, (2) iman kepada Malaikat, (3)
menceritakan
realitas
iman pada Kitab Suci Alquran, (4) iman
kehidupan manusia melalui tokoh
kepada Rasul, (5) iman kepada hari akhirat,
yang disampaikan pengarang dengan
(6) iman kepada qada dan qadar.
tentang
menggunakan imajinasinya. 3
menjadi
landasan
segala
bentuk
Akidah tauhid sebagai kebenaran
di
dunia
dan
akhirat.
Syariah
Islam
merupakan landasan keyakinan bagi seorang
mencakup dua persoalan pokok:
muslim akan memiliki fungsi dan peranan
1. Ibadah khusus atau ibadah mahdlah
yang sangat besar dalam hidupnya antara
adalah bentuk ibadah langsung kepada
lain:
Allah yang tata cara pelaksanaannya
(a)
menopang
seluruh
prilaku,
membentuk dan memberi corak dan warna
telah
kehidupannya dalam hubungannya dengan
dicontohkan
makhluk lain dan hubungannya dengan
dalam ibadah khusus seorang muslim
Tuhan,
akan
tidak boleh mengurangi atau menambah-
memberikan ketenangan dan ketentraman
nambah dari apa saja yang telah
dalam pengabdian dan penyerahan dirinya
diperintahkan Allah dan dicontohkan
secara utuh kepada Zat yang Maha Besar,
oleh
(c) Iman memberikan daya dorong utama
khusus adalah thaharah, shalat, puasa,
untuk bergaul dan berbuat baik sesama
zakat dan haji.
(b)
akidah/keyakinan
manusia tanpa pamrih, (d) dengan iman seorang
muslim
akan
2.
senantiasa
diatur
dan
ditetapkan
oleh
Rasulullah
Rasulullah
contohnya
atau SAW,
ibadah
Ibadah umum atau gair mahdah atau ibadah
mu’amalah
adalah
bentuk
menghadirkan dirinya dalam pengawasan
hubungan manusia dengan manusia atau
Allah semata, (e) Akidah sebagai filter,
manusia dengan alam yang memiliki
penyaring
makna ibadah. Ibadah umum mencakup
budaya-budaya
nonislami
(sekuler).
aturan-aturan
Syariah
merupakan
bagian
dari
keperdataan,
seperti
hubungan yang menyangkut ekonomi,
kerangka dasar ajaran Islam yang tidak biasa
bisnis,
dipisahkan dari akidah. Syariah menurut
perbankkan, perkawinan, pewarisan dan
bahasa artinya jalan, aturan, ketentuan, atau
juga aturan publik seperti pidana, tata
undang-undang
Allah
SWT.
Syari’ah
Allah
kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan
pengaturan prilaku hidup manusia dalam
dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
melakukan hubungan dengan Allah, sesama
direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada
manusia
untuk
dasarnya adalah sikap yang melekat pada
mencapai keridhaan Allah yaitu keselamatan
diri seseorang secara spontan diwujudkan
alam
berisi
tata
Akhlak menurut istilah adalah daya
cara
dan
yang
utang-piutang,
negara dan lain-lain.
menurut istilah adalah aturan atau undangundang
jual-beli,
sekitarnya
4
dalam tingkah laku atau perbuatan. Berikut
dihadapinya, orang tua, anak muda, kaya
ini
atau miskin, (b) akhlak kepada ibu
adalah
bentuk-bentuk
akhlak
diantaranya:
bapak adalah berbuat baik kepada
1. Akhlak kepada Allah contohnya: (a)
keduanya dengan ucapan dan perbuatan.
beribadah
kepada
melaksanakan
Allah,
perintah
yaitu
perbuatannya
antara
lain
untuk
menyayangi dan mencintai ibu bapak
dengan
sebagai bentuk terima kasih dengan cara
perintah-Nya, (b) berdzikir kepada Allah
bertutur kata sopan dan lemah lembut,
yaitu mengingat Allah dalam berbagai
mentaati perintah, meringankan beban,
situasi dan kondisi, baik diucapkan
serta menyantuni mereka jika sudah tua
dengan mulut maupun dalam hati, (c)
dan tidak mampu lagi berusaha, (c)
berdoa kepada Allah, yaitu memohon
akhlak
apa saja kepada Allah, doa merupakan
mengembangkan kasih sayang di antara
inti ibadah, (d) tawakal kepada Allah,
anggota keluarga yang diungkapkan
yaitu berserah diri sepenuhnya kepada
dalam bentuk komunikasi.
Allah dan menunggu hasil pekerjaan
C. Metodologi Penelitian
menyembah-Nya
Allah
Bentuk
sesuai
atau menanti akibat dari suatu keadaan,
Taylor
rendah dan hina di hadapan Allah. sesama
dirinya
dari orang-orang dan prilaku yang diam.
sendiri
Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah
dan penerimaan terhadap apa yang syukur
yaitu
yang
tidak
bisa
metode
mengumpulkan
sikap
deskriptif data,
dan
yaitu membuat
kesimpulan laporan. Pelaksanaan metode
berterima kasih atas pemberian nikmat Allah
2007:3)
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
sebagai hasil dari pengendalian nafsu
menimpanya,
Moleong,
prosedur penelitian yang menghasilkan data
sendiri diantaranya sabar yaitu prilaku terhadap
(dalam
menyatakan penelitian kualitatif sebagai
manusia
contohnya: (a) akhlak kepada diri
seseorang
adalah
adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan
hati di hadapan Allah mengakui dirinya
kepada
keluarga
Jenis penelitian yang digunakan
(e) tawaduk kepada Allah, yaitu rendah
2. Akhlak
kepada
deskriptif
terhitung
dalam
penelitian
ini
adalah
mendeskripsikan dan menganalisis nilai-
banyaknya, tawaduk yaitu rendah hati
nilai
selalu menghargai siapa saja yang
religius
yang
tergambar
pada
penokohan, latar, dan alur dalam novel 5
Tadarus Cinta Buya Pujangga karya
Tabel 3.1
Akmal Nasery Basral. Data
dalam
penelitian
deskripsi pengarang mengandung
ini
Intrumen Pengumpulan Data Nilai Relegiusitas
adalah N
dan dialog yang
nilai-nilai
religius
Tokoh
Alur
Latar
o
Aspek Religius Akidah
Syariah
Hal akhlak
yang
terdapat dalam novel Tadarus Cinta Buya Pujangga karya Akmal Nasery Basral. Sedangkan objek penelitian ini adalah novel . Analisis data dilakukan dengan
Tadarus Cinta Buya Pujanggakarya Akmal
langkah-langkah
Nasery Basral, yang terbit pada tahun 2013
dan latar, (3) menganalisis data yang
religius Islam dalam novel Tadarus Cinta
berhubungan dengan nilai religius yang
Buya Pujangga karya Akmal Nasery Basral
meliputi nilai akidah, syariah dan akhlak, (4)
dari aspek penokohan, alur dan latar yang
menginterprestasikan
dilihat pada nilai akidah, syariah dan akhlak. data
dalam
(1)
data yang berhubungan dengan tokoh, alur,
pada penerapan nilai-nilai
Pengumpulan
berikut:
mengklasifikasikan data, (2) menganalisis
dengan tebal 375 halaman. Penelitian ini difokuskan
sebagai
hasil
analisis,
(5)
membuat kesimpulan penelitian berdasarkan
ini
analisis religiusitas yang dilihat pada aspek
penelitian ini dilakukan dalam beberapa
penokohan, alur dan latar
langkah: (1) membaca serta memahami novel Tadarus Cinta Buya Pujangga karya
Hasil dan Pembahasan
Akmal Nasery Basral(hal ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman mengenai isi
Setelah ditinjau berdasarkan data-data
novel yang akan diteliti), (2) membuat
dan
catatan atau ringkasan isi novel yang
menganalisis nilai Religiusitas Islam tokoh
berkaitan dengan nilai religiusitas, (3)
pada
mengelompokkan data yang telah terkumpul
Pujanggakarya Akmal Naseri Basral, dapat
ke dalam tabel 3.1.
diketahui bahwa pada novel tersebut tokoh
teori
novel
yang
mendukung
Tadarus
Cinta
untuk
Buya
memiliki nilai religiusitas tentang akidah,
Pengumpulan data dibantu oleh tabel
syariah, dan akhlak.
berikut:
6
novel
Dalam menginterprestasikan tokoh,
dapat dijelaskan bahwa tokoh pada novel
Tadarus Cinta Buya Pujangga karya
Jujur dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan
Akmal Nasery Basral menerapkan nilai
dengan cara mengharapkan sesuatu yang
akidah
halal, selain itu tokoh memiliki rasa
dalam
kehidupan
sehari-hari
terutama pada tokoh utama Malik dan Haji
kepedulian
Rasul. Wujud penerapan nilai akidah tokoh
menyusahkan orang lain dan memiliki rasa
terdapat iman kepada Allah, iman kepada
tanggung jawab terhadap apa yang telah
malaikat, iman kepada kitab suci Alquran,
dilakukan.
iman kepada rasul, iman kepada hari akhirat,
yang
tinggi
tidak
mau
Kesimpulan
iman kepada qada dan qadar(qadar baik dan
Berdasarkan hasil analisis data maka
qadar buruk). Selanjutnya
pada
novel
dapat disimpulkan:
Tadarus
1. Tokoh dalam novel Tadarus Cinta
Cinta Buja Pujangga tersebut terdapat nilai syariah dari tokoh
Buya
yang menggambarkan
Pujangga
karya
Basral
nilai ibadah seperti pelaksanakan shalat baik
menerapkan nilai religiusitas, yang
shalat wajib maupun shalat sunat, berhaji,
terdiri dari 22 nilai Akidah, 54 nilai
membaca Alquran, dan berdo’a kepada
syariah, dan 12 nilai akhlak. Nilai
Allah. Selain itu tokoh memiliki hubungan
akidah yang digambarkan tokoh di
sosial yang baik dengan masyarakat maupun
antaranya iman kepada Allah, iman
keluarga. Tokoh juga menerapkan
kepada Rasul Allah,
syariah yaitu
nilai
dan iman
kepada kitab suci Alquran. Nilai
memiliki semangat yang
syariah digambarkan tokoh dengan
tinggi dalam belajar agama Islam.
beribadah seperti shalat, naik Haji,
Kemudian penerapan nilai akhlak
membaca Alquran, dzikir, sosial
yang digambarkan tokoh adalah berlaku
masyarakat, dan mempelajari agama
sopan karena sebagai manusia kita harus
Islam. Selanjutnya, nilai akhlak yang
menghargai satu sama lainnya. Tokoh
digambarkan
memiliki keimanan yang tinggi, orang yang
kesopanan,
beriman pasti memiliki sikap yang baik.
7
tokoh
adalah
kepedulian,
nilai rasa
tanggungjawab dan keimanan yang
Daftar Pustaka
baik.
Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan Apresiasi Kesusastraan. Padang: Bung Hatta University Press.
2. Secara umum nilai religiusitas yang dominan ditemukan dalam novel Tadarus
Cinta
Buya
Basral, Akmal Nasery. 2013. Tadarus Cinta Buya Pujangga. Bandung: Salamadani
Pujangga
adalah nilai syariah, karena novel tersebut
banyak
Fajri, Desmal. 2009. Pendidikan Agama Islam. Padang: Universitas Bung Hatta.
menceritakan
tentang ajaran-ajaran agama yang
Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa.
dilakukan tokoh utama Buya Hamka semasa hidupnya. Ucapan Terima Kasih Penyelesaian terlepas
dari
skripsi
bantuan,
ini
bimbingan
tidak dan
petunjuk dari berbagai pihak. Oleh sebab itu , pada kesempatan ini penulis dengan hati yang tulus mengucapakan terima kasih kepada yang terhormat: (1) Dr. Hasnul Fikri, M.Pd. pembimbing I, dan Ibu Dra. Elvina A. Saibi, M.Hum. pembimbing II, (2) Ketua dan Sekretaris Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia,
Jurusan
Pendidikan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta, (3) Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta, (4) Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.
8