NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PROSES TURUNNY A AL-QUR' AN SECARA BERANGSUR--ANGSUR (Studi Atas Penetapan Huknm Khamr Dalam Al-Qur'an)
Oleh: EVI HERA 'VA TI
NIM: 0011017844
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 1426 H/2005 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang be1judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN OALAM PROSES TURUNNYA AL-QUR'AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR: Stu
Jakarta. 19 Februari 2005 Sidang Munaqasyah Dekan/ Pudek I/ Sckretaris Me ..angkap Anggota
!\/
/\ Prof.
~~alm\JJ Harun
."'"-!. NIP. 150 062
5~8
·"\ RQ!ITa~a, MA NIP,;AefO 231 356
\\ Penguji I
Ors. Abdul Haris, M.Ag NIP. ISO 275 608
Penguj i II
~· A. Svafi'i, M.Ag NIP. 150 268 584
KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah 111emberikan rahrnat dan hidayah-Nya dalam penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam sernoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zarnan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan karya ilmiah ini (skripsi) untuk dapat mengilasilkan karya ilmiah yang sebaik mungkin, narnun karena keterbatasan kernarnpuan yang dirniliki penulis, maka penyajian skripsi ini masih jauh dari kes':!mpurnaan. Oleh karena itu, penulis selalu berharap saran dan kritik yang rnembangun dari herbagai pihak. Penulis menyadari brrhwa selesainya penulisan skripsi ini berkat birnbingan dan bantuan dari berbagai pihak, rnaka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan dan Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Ketua' dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHdayatullah Jakarta. 3. Dosen Pembi•nbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan berharga dalarn penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas semua ilmu yang telah diajarkan kepada penulis. ). Bapak Pirnpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Stafnya, atas kemudahan yang diberikan kepada penulis dalam menggunakan buku-buku sebagai referensi. 6. lbunda dan Ayahanda, yang telah membesarkan, rnemberikan kasih sayang secara ikhlas, rnendidik, mendo'akan, dan rnencukupi kebutuhan moril dan materil penulis sejak kecil sampai sekarang dan seterusnya. Kasih sayang rnereka takkan putus sepanjang hayat. Dernikian juga kepada sernua anggota keluarga. 7. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya kelas E jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2000, yang telah be1juang bersama dengan penuh suka dan duka selama study di !campus tercinta ini, terutarna: Muly, !day, Qq, Ai, Nyai, Ndang, dan semuanya (I love You All and I'll be miss You). 8 Teman-teman Kos "Pak Zainun Kamal", terutarna: K'Vv'iwin, Heddot, Nelly, K'Tati', Yayah, dan pihak-pihak lain yang be1jasa baik secara langsung maupun tidak, yang te\ah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Jazakumullah Kbair. Akhirnya hanya kepa
yang penulis usahakan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Jakarta, 2 Februari 2005
Penulis
DAFTAR ISI halaman KATAPENGANTAR ....................................................................................... . DAFTAR ISI ....................................................................................................... BAB I
iv
PENDAHULUAN ........................................................................... . A. Latar Belakang ............................................................................ .
BAB II
BAB III
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................... .......................
5
C. Tujuan dan Manfaat Peneliiian ....................................................
5
D. Metode Penelitian ........................................................................
6
E. Sisten1atil(a Pe11ulisan ............................................................ ......
7
AL-QUR'AN DAN PENDIDIKAN ................................................
8
A. Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Qur'an ..........................................
8
1. Fungsi Al-Qur'an ..................................................................
8
2. Tujuan al-Qur'an ..................................................................
13
B. K.onsep Pendidikan Qur'ani ........................................................
18
1. Konsep Manusia Dalam Al-Qur'an ......................................
19
2. K.onsep Pendidikan Dalam Al-Qur'an ..................................
25
3. K.omponen-komponen Penting Dalam Pendidikan Qur'ani..
'.'.8
PENGHARAMAN KHAMR DALAM AL-QUllAN ...................
38
A. Pengertian K.hamr ........................................................................
38
B. Pengharaman Khamr dalam Al-Qur'an .......................................
40
BAB IV
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PENET AP AN HUKUM KHAMR SECARA BERANGSUR-ANGSUR .............
55
A. Nilai Pendidikan Keimanan Kepada Allah ... .,............................
55
B. Nilai Metodologi Pengajaran ......................................................
65
PENUTUP ................................ .......................................................
71
A. Kesimpulan ..................................................... .............................
71
B. Saran-saran ..................................................................................
72
DAFTARPUSTAKA .........................................................................................
73
BAB V
LAMP IRAN
BAB! PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menurunkan al-Qur·an kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai dengan peristi\va dan keadaan 1nasyarakat yang n1c!atar belakangi
turunnya
suatu ayat,
sesuai dengan
perkembangan adat
kebiasaan
n1asyarakat. Sebagain1ana firn1an-Nya:
)~j5 ;Jj) ,.
c.':__,<:_:, "'
~
U"lJI
~ ;f):J
,.
;8) lJ\)j
,.
''Dan al-Qur 'an lefah kami lurunkan dengan berangsur-angsur agar kwnu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan lwmi me1111runku11 bagian demi bagian". (Al lsra (l 7): I 06). 1 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan al-Qur'an dalam waktu yang berbeda-beda selama sekitar dua puluh tiga tahun dengan berangsurangsur satu ayat atau beberapa ayat sesuai dengan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat, agar Muhammad membacakan dan menjelaskan dengan perlahan-lahan. agar
manusia
dapat
memahami
dan
mengamalkannya,
dan
Allah
S WT
menurunkannya melalui malaikat Jibril bagian demi bagian secara pasti tanpa sedikit
,.
keraguan pun agar sesuai dengan ken1aslahatan dan perken1bangan 111asyarakat. ~
1 Departe1nen Aga1na Rcpublik Indonesia, Al-Qur 'an dan Te1:jen1uhn.ra, (Surabaya: CV Jc1ya Sakti. 1997), h. 440 ~ M Quraish Shihab, Ta_f~·ir Al /11ishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an. (Jakarta: Le111era Hati. 2002). Cet ke-1. Vol. 7. h.564
2
Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur untuk seluruh umat manusia. akan tetapi dimulai dengan perbaikan keadaan orang-orang Arab yang Allah SWT pilih sebagai penolong agama dan penycrunya. Kcadaan orang Arab ketika itu tcrdiri atas dua perkara, berhalaisme dalam agama dan kckacauan dalam tatanan masyarakat. Mula-mula ayat-ayat Al-Qur'an turun mengenai keimanan, setelah keimanan turnbuh dalarn hati rnereka sccara sernpurna, baru Allah SWT mernberantas penyakit-pcnyakit sosial setahap demi setahap. Utsman Najati rnengatakan: Dalam menyembuhkan kebiasaan-kcbiasaan buruk al-Qur'an rnernakai dua cara: Pertama, penundaan penyembuhan kebiasaan-kebiasaan itu. sarnpai keimanan benar-benar mapan dalam kalbu kaum muslirnin. Kedua. rnenyiapkan secara bertahap jiwa rnereka untuk melepaskan diri dari kebiasan-kebiasaan buruk. Jni dilakukan denagn rnernbentuk secara bertahap kebiasaan yang bertentangan dengan kebiasaan yang dirninla untuk melepaskan diri darinya. 3 Dari pendapat di atas, dapat diambil pemahaman balnva al-Qui" an. tidak rnelarang kebiasaan-kebiasaan buruk sekaligus, tetapi melarangnya secara bertahap. dengan rnenyiapkan keimanan mereka terlebih dahulu. Iman yang sudah kual clan rnapan akan memungkinkannya untuk digunakan sebagai dorongan kual untuk 111engga111pangkan proses 111elepaskan diri dari kebiasaan buruk yang dorninan dan mempelajari,·kebiasaan-kebiasaan baru sebagai ganti daripadanya. Oleh karena inilah rnaka kebanyakan ayat-ayat al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah. pada fase pertama dari seruan Islam, pada dasarnya baru berkenaan dengan seruan pada aqidah tauhicl."
1
:i M. Uts111an Najati, Al-Qur'an dan lh11u .li1Fa, te1:j. Ahn1ad Rofi· ·usnuini. (Bandung: Pustakn.
1997), Cet. Ke- 2, h. 206 ~ !hid.
Salah satu penyakit sosial yang menjadi kebiasaan buruk mereka adalah meminum khamr (mabuk), Mcreka sangat suka minum khamr seperti kita rnerninurn air putih. Cara yang ditempuh al-Qur'an dalam menghadapi penyakit tersebut yaitu dengan cara berangsur-angsur, tahap demi tahap dalam mensyariatkannya. Pada mulanya diperintahkan untuk menjauhinya saja secara tidak langsung. yaitu clijelaskan bahwa khamr aclalah sesuatu yang memabukan (QS.An Nah1:67). Ayat pertama ini diturunkan di Mekkah sebelum kharnr dilarang. Dan ticlak melarang. hanya menceritakan saja. Sebab orang-orang Arab sudah lama sekali
mengarnbil
khamr clari kurma clan anggur. 5 Selanjutnya Ayat-ayal khamr turun di Madinah. Pertama. dijelaskan bahwa dosanya lebih besar dari pada manfaatnya (QS. Al Baqarah:2 l 9). Kemudian minum kharnr rnulai clilarang. namun pada waktu-waktu terlentu. yaitu rnenjclang slrnlat (QS.An Nisa:43). Baru kemudian khamr diharamkan sama sekali (QS. Al Maidah:909 I), Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu I-lurairah. bahwa: Pada waktu Rasulullah SAW pertama kali datang ke Madinah. didapati penduduk kola itu suka minum khamr dan makan dari basil judi. Kernudian mereka menanyakan kepada Beliau lentang kedua ha! tersebut. Sehubungan dengan itu Allah SWT menurunkan ayal ke-219 dari surat al Baqarah tentang mereka menanyakan masalah kharnr. Mereka berkata: ''Tidak diharamkan bagi kita minum khamr, hanya saja berdosa besar"'. Oleh sebab itu. mereka meneruskan kebiasaan itu. Sehingga pada suatu ketika ada seorang sahabat Muhajirin menjadi imam dalam shalat maghrib. di clalam membaca ayat-ayal al-Qur'an ter:jadi kesalahan dikarenakan dia dalam keadaan mabuk. Sehubungan dengan ilu Allah SWT menurunkan ayat yang lcbih tcgas. yaitu ayat ke-43 dari surat an Nisa. Kemudian turun lagi yang lebih tegas dari itu.
5
Har11ka, Tc{/vir Al Azhar, juzu 13-14, (Jakarta: PT Pustaka Panji Mas. 1983 ). Cet. Kc<~. h. ~64
4
yaitu ayat ke-90-9 l dari surat al Maidah. Dengan turunnya ayat tersebut. mereka berkata: "Ya Rabb, sungguh kami akan berhenti". 6 Demikianlah al-Qu1"an turun secara berangsur-angsur dalam menclapkan hukurn khamr. Dengan rnetode
1m
al-Qur'an telah berhasil mcmbual mcreka
rneninggalkan kebiasaan buruk yang sudah membudaya itu, bahkan rnereka meninggalkannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hati. Maka bejana- bejana arak diturnpahkan dan guci-gucinya dipecahkan di sernua lcmpat. Scmua itu clilakukan karena menclengar pcrintah untuk mcnghentikannya. Bahkan arak yang acla di mulut dan belurn ditelan dirnuntahkan dari mulut ketika sedang mcreka minum. 7 Model penerapan hukum yang dernikian apabila ditinjau dari segi ilmu pendidikan, adalah merupakan rnetode yang benar dalam meyampaikan materi dengan melihat kesiapan baik secara fisik maupun psikis bagi pcserta cliclik. Sehingga tidak terjadi perasaan berat dan menolak untuk melaksanakan ketentuan-kctentuan yang ada. Berdasarkan latar belakang inilah penulis rnengangkal judul skripsi mengenai "Nilai-nilai Pendidikan da/am Proses Turunnya Al-Qur ·an secara !Jeru11gs11r-u11gs11r (Studi alas Penetapan Hukum Khamr da/am Al-Qur 'an)".
6
Jalaluddin Abdur Rah111an bin Abi Bakar as Suyuthi. Luhoahun i\luquul_/ii ·~shoahin .\'u::1111/.
(Riyadh: Maktabah Riyadh Al-HadiJsah. tth). h. 95 Sayyid Quthb, Tt?f.\·ir.fi Zhila/;/ Qur'an: Di Ba1l'oh Na11nga11 Al-~}11r'a11. tcij. /\s'ad Yasin. dkk., (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Cet. ke- I, Ji lid 4, h. 266 7
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Untuk rnernpe1jelas penulisan skirpsi tentang nilai-nilai pendidikan turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur ini, penulis membatasi dalam dua aspek, yaitu: a. Turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam menetapkan hukum khamr. b. Nilai-nilai pendidikan pada proses turun.1ya al-Qur'an :;ecara berangsur-angsur dalam menetapkan hukum khamr tersebut. 2. Perumusan Masalah Berangkat dari uraian mengenai masalah diatas tersebut, penulis merumuskan satu permasalahan dalam suatu pertanyaan: apa sajakah nilai-nilai pendidikan yang terkandung pada proses turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam rnenetapkan hukurn khamr?
C. Tujuan dan Kcgunaan Penelitian Sesuai dengan batasan masalah yang telah diuraikan di atas yang akan dicapai clalam penelitian ini adalah: a. Untuk membahas turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam menetapkan hukum khamr. b. Untuk membahas nilai-nilai pendidikan yang terkandung pada turun ny-:1 alQur'an secara berangsur-angsur dalan1 menetapkan hukurn kharnr. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai suatu bentuk kontribusi penulis bagi pengembangan khazanah keilmuan Islam, khususnya dalarn bidang
6
pendidikan. Selain dari pada itu, kegunaan penelitian ini sebagai salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk dapat meraih gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam dalam rangka penydesaian stud) dijenjang Strata l (Sl).
D. Metode Penelitian Dalam usaha mengumpulkan bahan dalam penulisan skripsi ini, penulis rnenggunakan penelitian kepustakaan (Library Researh), khususn:;a dalam menyus·.m ulasan mufassirin atas ayat-ayat yang dibahas, seperti kitab-kitab Tafsir maupun Hadits, dan kitab-kitab atau buku-buku lain yang berkaitan dengan tema pembahasan. Adapun metode pembahasan yang penulis pergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif dan analisis, yakni dengan mengumpulkan data secara
sistematis
dan
konsisten.
Kemudian
menganalisa,
menyeleksi,
dan
rnenarasikan untuk diambil kesirnpulan. Yaitu surnber-sumber tersebut dideskripsikan dan dianalisa dengan langkah menghimpun ayat-ayat al-Qur'an yang rnempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama mernbicarakan satu topik masalah dan menyusunnya berdasar k.ronologi sebab turunnya ayat-ayat terse but. Dalan{ ha! ini penulis menggunakan langkah di atas, yakni dimulai dengan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masakh penetapan hukum khamr, menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa turunnya, disertai pengetahaun mengenai latar belakang turunnya ayat (asbabun nuzul), dan melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadits, bila dipandang perlu.
7
Dalam mengambil kesimpulan, penulis menggunakan Analisis lnduktif. Dcngan metode ini penulis menganalisa masalah-masalah yang bersifat khusus dan kcmudian kcsimpulan yang bersifat umum. Adapun tehnik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku "Pedoman
l'enulisan Skripsi dan Disertasi" yang dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullab Jakarta.
E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi
1111
penulis membagi kedalam lima bab dengan
sistematika sebagai berikut: Bab I
Berisi tentang pendahuluan yang mtliputi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan clan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan.
Bab II
Berisi tentang al-Qur'an clan pencliclikan yang meliputi tentang fungsi clan tujuan pokok al-Qur'an, clan konsep pencliclikan Qur'ani.
Bab III Berisi tentang penetapan hukum khamr clalam al··Qur'an yang meliputi
' pengertian khamr clan pengharaman khamr clalam al-Qur'an. Bab IV Berisi tentang nilai-nilai penclidikan clalam penetapan h'Jkum khamr secara berangsur-angsur yang meliputi nilai-nilai pencliclikan keimanan clan nilai metoclologi pengajaran. Bab V
Berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan clan saran-saran.
BAB II AL-QUR' AN DAN PENDIDIKAN
A. Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Qur'an
1. Fungsi Al-Qur'an Sebelum clikemukakan tentang fungsi al-Qur'an, terlebih clahulu akan clijelaskan pengertian al-Qur'an itu sencliri. Al-Qur'an secara bahasa ialah "bacaan" atau "yang dibaca". Seclangkan menurut istilah syar'i ialah "Kalamullah yang diturunkan kepada N abi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf" . 1 Prof. Dr. Abdul Wahab Khalaf iebih komplit menyebutkan definisi al-Qur'an sebagai b?.rikut:
"Ka/am Allah yang diturunkan mela/ui perantaraan malaikal Jibril ke da!am qa/bu Rasulullah Saw, dengan menggunakan bahasa Arab diserlai dengan kehenaran agar dijadikan hujjaii(pengual) dalam ha! per.gakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan undang-undang bagi se/uruh ummal manusia, disamping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qur 'an dihimpun antara dua ujung yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas yang sampai kepada kita ~ecara tertib dalam bentuk tu/isan maupzm /isan dalam keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan dan . ..2 pergantzan . Allah ,SWT menurunkan al-Qur'an untuk memperbaiki keadaan umat manusia. Oleh karena itu al-Qur'an menerangkan beberapa perintah clan beberapa larangan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
1 2
S.T. Roestam. et. al., Hukum dan Syarial Islam, (Jakarta: Kalar 1 Mulia, 1992), cet. ke-2, h. 15
Abdul Wahab Khalaf, I/mu Vshu/ Fiqh, Alih Bahasa: Masdar Helmy, (Bandung: Gema Insani Press, I 997), cet. ke-2, h. 39-40
9
~01) ol~pl J,, ~~~fl:.: :S)h,; ,, ,, ,.. ,, ,.. ,,
t,>lll ,,.
:;u1 ~JI Jj..ji 0;_:; JJJI -
,,
,..
,,
ci~I ~ f~J ,,o(L\1 ~ ~) }:ci1 J~i+.i) ,,J )~1:.:.h,,, ~~~ ,, ,.. ... ,, ,.. ~ J~J ~ )~7) "-!,,.... 1_;1~ ::r-.J~ ;. ,,s'.lc C.Sl.5-' J1... jlli.U1) ~::;,,!,, ~ (;.a7) ,, (\ oV :v/JI_;>- ';JI) 0~1 ~ ~) ~ J)l t,>~I ~)!11~1) "(yaitu) orang-orang yang mengik11ti Rasul, Nabi yang ummi yang (nnmanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan lnjil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma 'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban clan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, clan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur 'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung''. (Al A'raaf: 157)3 Fungsi utama al-Qur'an rliturunkan oleh Allah SWT kepada manusia adalah sebagai petunjuk atau pedoman bagi manusia. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ,,
Jo
o
.l!l(,..JI) t..S'.4JI
.,,
..-
J
,,
Jo
,,
l
:;:, ,,
0.o,, "'o~) lf'UJ t..S:i.;,, 01<'.,.
<1 Ao
: 1 Io }-)1)
"(Beberapa hari yang diturunkan ilu ialah) bu/an Ramadhan, bu/an yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)". (Al-Baqarah: 185)4 Ayat di atas menjelaskan bahv•a al-Qur'an adalah petunjuk bagi manusia
' menyangkut tuntunan yang berkaitan dengan akidah, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda yangjelas antara yang hak dan yang batil.
3
Oepag RI. Op Cit., h. 246
4
Ibid., h. 4'.i
5
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur "an, ( Jakarta: Lentera Hati, 1999), Vol. I, h. 378
10
Al-Qur'an sebagai
kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
dijadikan sebagai pedoman bagi manusia, karena al-Qur'an aclalah kebenaran yang mutlak clan ticlak clapat diragukan lagi. Hal ini sebagaimana clijelaskan oleh Allah SWT dalam sebuah firman-Nya:
('\ : '/; /01) ~ 0~ "-) ~) Li yl3:l1 2.J.J;,, ,, ,, ,, "Kitab (al-Qur 'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang bertakwa". (Al-Baqarah: 2) 6 Ayat tersebut diperkuat oleh ayat yang lain, yang menjelaskan bahwa alQur'an memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Sebagaimana firman-Nya: ,,
:;,
,,.
,,
,,
}
:;,
0
,,,
o...
:;,
,,
,,
}g
,,
;;:,
~ 0i ~~Ldl l! ~ ~:jj\ ~'..?JI ';' ~{) r~i ~ ,~ lf~ L!l<'.;JI Iii l!~ ('\ : \ v/,lr'll) 1~ 1:,;,,_I "Sesungguhnya al-Qur 'an ini m~mberikan petunjuk kepada (ja/an) yang iebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang ·mu 'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada paha/a yang besar". (Al7 Isra: 9>' Karena itu, al-Qur'an sebagai
~edoman
hidup yang sebaik-baiknya clan yang
kebenarannya tidak diragukan lagi wajib diikuti dan dijadikan pegangan oleh manusia di clalam hidup:1ya. Banyak nilai-nilai universal dan pokok yang dikandung al-Qur'an, tetapi nilainilai itu dilengkapi lagi dengan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, yakni keterangan dan rinciannya. Misalnya tentang wujud clan keesaan Tuhan. Al-Quran
6
Depag RI, Op. cit., h. S
7
/hid, h. 425-426
11
tidak hanya rnenjelaskan dalil-dalil pernbuktiannya, tetapi juga sifat-sifat dan na111anama yang wajar disandang-Nya. 8 Al-Qur'an adalah pembeda yang bak dan yang batiL karena al-Qur'anlah yang dijadikan sebagai ukuran, kriteria untuk rnernisahkan, membedakan dan rnenentukan n1ana yang buruk dan 111ana yang salah diantara pcrbuatan n1anusia.
Selain itu, al-Qui" an juga berfungsi sebagai mukjizat terbcsar yang dibcrikan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Saw dibandingkan dcngan rnukjizat-
mukjizat lain yang cliberikan kepacla seluruh Nabi clan Rasul-Nya. Nahi Muhammad cliutus untuk seluruh urnat manusia, clirnana dan kapanpun hingga akhir zarnan. sehingga sifat misinya pun berlaku secara universal, kekaL clapat dipikirkan clan clibuktikan kebenarannya oleh aka! rnanusia clirnana dan kapanrun. Disinilah terletak hmgsi al-Qur'an sebagai mukjizat Nabi Muhammad. Al-Qur'an digunakan oleh Nabi SAW untuk rnenantang orang-orang pada masa beliau clan generasi sesuclahnya yang ticlak percaya akan kebenaran al-Qw"an sebagai firrnan Allah (bukan ciptaan Allah) dan tidak percaya akan risalah Nabi SAW clan ajaran yang dibawanya. Keindahan bahasa dan sastra al-Qur'an mencapai tingkat yang luar biasa di luar kemampuan manusia. Sejak cliturunkannya sarnpai kini ticlak clapat ditanclingi oleh siapapun. baik secara perorangan maupun dengan bekerja sama. Dengan clemikian terbuktilah kebenaran firrnan Allah SWT bcrikut ini:
8
M. Qurnish Shihab, Op. cit., h. 379
12
0l.S- '.jj ~,, J)l U,..01~~\ ,..,..
,..
1:i;, ~ 1/t; ~if~~\) ~J~I ~\ ,, ,,. ,,. ,, ,, ,,. (AA : \
u1 Jl ,..
,,
v/~l_r'~I) \~ J2-:.} ~
, ' , "Kalakanlah: 'Sesungguhnyajika manusia danjin oerkumpul un1uk mimbual yang serupa al-Qur 'an ini, niscaya mereka lidak akan dapal membual yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembanlu bagi senagianyang lain". (Al- Israa': 88) 9
Sebagaimana jumhur
kaum
muslimin
berpendapat
bahwa
al-Qur'an
:nerupakan nrnkjizat (mujizat bidzatihi). Maksudnya, al-Qur'an dengan seluruh yang ada di dalamnya termasuk struktur kalimat, balaghah, bayan (penjelasan), perundangundangan (tasyri'), berita-berita ghaib dan persoalan-persoalnn lain yang merupakan mulgizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa dengannya. 10 Adapun Masyfuk Zuhdi mengemukakan ada empat macam fungsi yang pokok pada al-Qur'an, yaitu: a. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad Saw untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul Tuhan dan bahwa al-Qur'an adalah firman Tuhan, bukan ucapan atau ciptaan Nabi Muhammad sendiri. b. Sebagai sumber segala macam aturan tentang hukum, sosial-ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral, dau sebagainya yang hams dijadikan way of life bagi seluruh umat manusia untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinxa. c. Sebagai hakim yang diberi wewenang oleh Tuhan memberikan keputusan terakhir mengenai beberapa masalah yang diperselisihkan di kalangan pemimpinpemimpin agama dari berbagai macam agama dan sekaligus sebagai korektor kepercayaan-kepercayaan yang salah di kalangan umat beragama.
9
Depag RI. Op. cit., h. 437
10
Abu Zahrah An Najd, Al-Q11r'an Dan Rahasia Angka-Angka, Terj. Agus Effendi, (Jakarta: ' Pustaka Hidayah, 1991 ), h. 17
13
d. Sebagai penguat dan yang menguatkan kebenaran adanya kitab-kitab suci yang pernah diturunkan sebelurn al-Qur'an dan kebenaran adanya para Nahi dan Rasul sebelurn Nabi Muhammad 11 Kemudian Syahminan Zaini dalarn hukunya Keivajibun Orang Beri111a11 Terhadap Al-Qur 'an, mengenai fungsi al-Qur'an antara lain menyebutkan:
a.
Untuk mernimpin rnanusia ke jalan keselamatan atau kebahagiaan (QS. Al Maaidah: 15-16). b. Untuk mempertahankan martabat manusia (QS. Al Anfaal: 55 & Al Munaafiquun: 8). c. Sebagai alat untuk menghidupkan manusia sebagai manusia (QS. Al Anfaal: 24) cl. Sebagai rahmat dari Allah (QS. Al Isra: 82 & Al An ·aam: 157). e. Sebagai pemberi penjelasan terhadap berbagai persoalan yang akan dihadapi olch manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. (QS. An Nahl: 112·1 f. Untuk memperkenalkan Allah. Dari penjelasan dan pendapat di alas dapal clisi111pulkan balm a al-Qui" an dalam kaitannya dengan Allah SWT adalah wahyu-Nya. clengan Rasulullah 111erupakan 111ukjizatnya, clan clalam kaitannya clengan umat 111anusia adalah pedo111an hidupnya. 2. Tujuan Al-Qur'an Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tereapai setelah usaha atau kegiatan itu selesai, setiap kegiatan yang telah direncanakan pasti mempunyai tujuan
' karena tanpa tujuan yang pasti biasanya tidak terarah. Tujuan diturunkannya al-Qu1"an adalah untuk menyempurnakan kompetensi manusia sebagai khalifah Allah.
11
Masjfuk Zuhdi, Penguntar (J/u111ul Qur'an ; Bagian Perta111a, (Surabaya: PT Bina lln1u. 1993), Ce1. J(e-4. h. 22-23
14
Dan manusia sebagai khalifah di bumi ini mempunyai tugas pokok, yaitu ;11ewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan. Untuk mencap.ai kemakmuran dan kebahagiaan tersebut manusia harus berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam. Karena itu al-Qur'an diturunkan Allah SWT ada'.ah untuk memperkenalkan Tuhan, manusia dan alam. a. Memperkena\kan Tuhan
Ticlak ada alternatif lain bagi manusia untuk mengenal Allah SWT kecuali melalui kitab-Nya, yaitu al-Qur'an yang telah memperkenalkan keesaan-Nya dan sifat-sifat-Nya dengan sebaik-baiknya. 13 Adanya pemahaman yang mendalam dan sebaik-baiknya tentang Tuhan itulah kehidupan manusia akan menjadi tcnteram (bahagia). Al-Qur'an menyatakan ha! 1111 :
('I A : \ '\f .1.Y)i)
y }AJI :'.(,k; ;111 f }} "
}
c
:;.
"
,,,..
;;,
~ ll\ ;111
f ~ ~-,t; ::.i::k;) 1_;.1. ~~\ 0
}}
J
"
,,
;;,
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Jngat/ah, hanya dengan mengingat Allah/ah hali menjadi tenteram ''. (Ar Ra'd: 28) 14 Sebaliknya jika manusia tidak mengenal dan mengingat Tuhan, pasti manusia
semacan~ ini akan mengalami kehidupan yang sempit. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
13
Perhatikan QS. An Nam I ayat 62-64, QS. Al Hasyr ayat 22 & 24
14
Depag RI, op. cit., h. 373
15
_,.
( \ 1 t :1 . /4
0
..
,,
,,
~
,,.
)~I ~~1 ~~ ~~) ~ ;'• -:: ;_i 0µ '-?
f
0
,.
~ ~ ;j>:,:Ol :;)
"Dan harang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami a/can menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta''. (Thaahaa: 124)'5
Selain itu jika manusia tidak mengcrti tentang Allah, maka kehidupan manusia akan ditemani dan dikuasai syetan bahkan dipimpinnya. 16 Menurut Syahminan Zaini, hal-hal yang pokok yang harus cliketahui dan climengerti tentang Allah SWT adalah: l. Acla-Nya
2. Esa-Nya 3. Sifat-sifat-Nya 4. Nama-nama-Nya 5. Akibat tidak mengerti. 17
b. Memperkenalkan Manusia Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk mcneliti tentang dirinya 18 • Untuk memahami tentang diri manusia hanya dapat dilakukan lewat al-Qur'an saja. Sebab dalam diri manusia itu ada urusan Allah yaitu rohnya. 19
15
Ibid., h. 491
16
Lihat QS. Az Zukhruf: 36 & QS. Al A'raaf: 27
17
Syahminan Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1986), Cet. Ke-I, h. 64 "Perhatikan QS. Adz Dzaariyaa:: 21 dar QS. Ar-Ruum: 8 19
Lihat QS. Al lsraa: 85
16
Manusia kebanyakan tidak mengerti bahkan ticlak menghirauLan sedikit pun kepada al-Qur'an. Karena itu mereka tidak mengerti akan dirinya, sehingga tidaklah mengherankan jika kehiclupan mereka semrawut dan dilanda bennacammacam krisis, seperti yang dialami sekarang ini. Berclasarkan itulah j ilea manusia ingin hidup makmur dan bahagia maka harus mengerti betul tentang dirinya dan sarananya adalah al-Qur'an. Hal-ha! yang pokok yang harus diketahui tentang manus1a menurut Syahminan Zaini adalah: I. Proses penciptaannya 2. Sturukturnya/ martabatnya 3. Tugas hiclupnya 4. Perlengkapan tugas hidupnya 5. Aturan tugas hidupnya 6. Pengawasnya 7. Penggoclanya 8. Pembinaanya 9. Tanggungjawabnya I 0. Tempat kembalinya 20 11. Akibat tidak mengerti c. Memperkenalkan Alam
Allah SWT memerintahkan kepacla manusia untuk mereliti alam. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang memerintahkan tentang ha!
ini dan penelitian
terhadapnya. Ada yang bersifat umum dar, ada pula yang bersifat khusus, seperti tentang unta, buah-buahan, burung dan lain-lain.
20 21
21
Ibid., h. 65
Lihat QS. Al A 'raaf: 185, QS. Al Ahqaaf: 33, dan lain-lain. Lihat pula QS. Al Ghaasyiyah: 17 (Unta), QS. Al An'aam: 99 (buah-buahan), dan QS. An Nahl: 79 (burung)
17
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada manus1a untuk menggarap alam sedemikian rupa sehingga hidup mereka menjadi makmur dan bahagia. 22 Hal-ha! yang pokok yang harus diketahui tentang Alam, antara lain: I. Proses penciptaannya
2. Hukum-hukum dasarnya 0
Pemanfaatannya
J.
4. Pemeliharaannya
5. Kesudahannya
6. Akibat tidak m<:ngerti. 23
Menurut M Quraish Shihab dari sejarah diturunkannya al-Qur'an dapat diambil kcsirnpulan bahwa al-Qur'an mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu: !. Petunj uk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalarn keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan. 2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan normanorma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupam1ya secara individual atau kolektif. 3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum denganjalan menerangkan dasar-dasar hukum yang hams diikuti oleh manusia dalam hubung=ya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, Al-Qur'an adalah petunjuk bagi selumh manusia ke jalan yang hams ditempuh demi kebahagiaan hid up di dunia dan di akhirat. 24
22
Lihat QS. Al Jumu'ah: 10
23
Syah1ninan Zaini, Loe. cit.
24
M Quraish Shihab, Membumikan A/-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu da/am Kehidupan Masyarakal, (Bandung: Mizan, 1999), Cet: Ke- 22, h. 40
18
Sedangkan Yusuf Qardawi membagi tujuan al-Qur'an menjadi tujuh bagian, yaitu: I. Mcluruskan akidah dan persepsi tentang uluhiyah, risalah dan pembaiasan. 2. Menetapkan kemuliaan manusia dan hak-halmya, terutama orang-orang yang lemah. 3. Mengarahkan manusia untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah. 4. Mengajak kepada pensucianjiwa manusia. 5. Membentuk keluarga yang baik dan berbuat adil terhadap kaum wanita. 6. Membangun umat yang menjadi saksi atas seluruh manusia. 7. Mengajak ke alam manusia yang saling bahu membahu. 25 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Allah menurunkan alQur'an adalah untuk memperkenalkan Tuhan, manusia, dan alam. sekaligus mensyaratkan terjalin hubungan yang tepat antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sebagai suatu kesatuan yang p~du, guna mewujudkan 3uksesnya tugas kekhalifahan manusia.
B. Konsep Pendidikan Qurani Manusia yang baru labir dari perut ibunya masih dalam keadaan sangat iemah. tidak berdaya, dan tidak mengetabui apa-apa. 26 Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan tulus daa menjadi khalifah-Nya di muka bumi,
' anak manusia tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan, dan pengembangan sege111p potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan segala
25
Yusuf Qardhawi, Terj: Ka:hur Suhardi, Bagaimana Berinleraksi dengan Al-Qur ·an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), Cet. Ke- 3, h. 67 26
Lihat QS. An Nahl: 78
19
potensinya kc arah yang positif melalui suatu upaya yang bisa disebut sebagai altarbiyyah, al-ta 'dib, al-ta 'lim atau yang kita kenal "pendidikan".
Al-Qur'an mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk jalan yang lurus dan sebagai penjelas dari petunjuk itu sendiri, serta memberikan garis pemisah antara yang hale dan yang oatil. Dengan demikian kandungan al-Qur an dapat dijadikan sebagai materi pendidikan. Al-Qur'an menjamin bahwa segala sesuatu apapun yang berhubungan dengan manusia dan makhluk pada umumnya tidak ada yang terlewatkan di dalamnya termasuk persoalan pendidikan. 27 Sedangkan yang bertugas menyampaikan materi tersebut (pendidik) adalah ~asulullah
Saw. Allah SWT menempatkan Rasulullah Saw sebagai figur ideal
seorang pendidik28 dan Allah meminjuknya sebagai figur yang memiliki kepribadian sebagai makhluk yang sempurna. 29 Adapun metode yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik para sahabat adalah metode yang diambil dari al-Qur'an.
I. Konsep Manusia dalam Al-Qur'an
Pembahasan tentang konsep pendidikan tidak mungkin akan lepas da1i objek dan subjek pen,didikan itu sendiri, yaitu manusia. Demikian halnya dengan konsep Pendidikan Qurani, karena itu 3ebelum lebih jauh membahas tentang Pendidikan
27
Lihat QS. Al An'aam: 38 & QS, An Nahl: 89)
28
Lihat QS. Al Ahzab: 21
29
Lihat QS. Al Qalam: 4
20
Qurani, secara filosofis pembahasan kita hams diawali oleh pembicaraan tentang topik utamanya, yaitu manusia menurut pandangan al-Qur'an. AI-Qur'an secara kategorik rr:endudukkan manusia ke dalarn dua fungsi pokok yaitu sebagai 'abdullah (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi (wakil Tuhan di bumi). 30 Sebagai 'abdullah tugas utaina manusia adalah beribaclah kepada Allah SWT. Para ulama membagi malrna ibadah kepada dua pengertian. Pertama pengertian khusus, yaitu melaksanakan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara
hamba dan tuhannya yang tata aturannya telah diatur dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Kedua dalam pengertian luas, yaitu ibadah berarti segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah berupa amal shaleh. 31 Pelaksanaan fungsi manusia sebagai 'abdu/lah di atas ternyata belum cukup, rnanusia masih dituntut untuk melakukan fungsi yang lain yaitu sebagai khalifah Allah di bumi. Manusia adalah wakil atau pengganti di bumi dengan tugas menjalankan mandat yang diberikan oleh Allah kepadanya untuk membangun dunia ini sebaik-baiknya. Manda( atau tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi adalah: a.
Patuh dan tunduk kepada perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya.
30
Li hat QS. Adz Dzaariyaat: 56 ('Abdullah) & QS. Al An 'aam: 165 (Khalifah Allah)
31
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet. Ke-7, h. 7
21
b. Bertanggung jawab atas kenyataan dan kehidupan di clunia sebagai pengemban amanah Allah. 32 c.
Menerjemahkan segala sifat-sifat Allah SWT pacla perilaku kehidupan sehari-ha1·i clalam batas-batas kemanusiaannya (kemampuan manusia). 33
d. Menjadi penguasa untuk mengatur bumi dengan upaya memakmurkan dan mengelolanya untuk kesejahteraan masyarakat. 34 Manusia tercliri clari dua substansi materi dan immateri. 35 Manusia yang t.::rdiri dari clua substansi itu telah dilengkapi clengan alat-alat potensi clan potensipotensi dasar atau clisebut fitrah. 36 Alat-alat potensial manusia menurut Ahdul Fattah Jalal tercliri dari: l ) Alat peraba clan pencium
2) Daya pendengaran 3) Daya penglihatan
4) Akal atau daya berfikir 37 5) Kalbu atau claya rasa. 32
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Fi/osofis dan Kerangka Dasar Operasiona/isasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), Cet. Ke-I, h. 61 33
Hasan Langgulung., Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995); Cet. Ke-3, h. 6 "Muhammad Iqbal, Membangun kembali Pikiran da/am Islam, (Jakarta,: Tinta Mas, I 966), Cet. Ke- l, h. ke-I6 35
Harun Nasution, Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran, (Bandung: Mizan, 1995), cet. Ke-1,h.37 36
Tim Dasen IAIN Sunan AmpeI, Dasar-dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1996), h. 37 37
Ibid., h. 38
22
Di sampmg dilengkapi dengan alat-alat potensial tersebut, manusia JUga dilengkapi dengan fitrah.
Pem~.knaan
fitrah dalam pengertian umum sering dipahami
sc:bagai potensi bc:rcorak keagamaan. 38 Pengertian demikian dipahami clari firman Allah berikut ini:
;,~1
211; .11 ~~ ~~ ~ ~ ~GI :,Ll j1 11 o~ L0~ ~~ 21P-) ~\i (\ · :\ · fo)I) 0~ ~ ;rGI ;s-f ~j ~I "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah ata.1) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah ini. Tidak ada perubahan pada fi1rah Allah. (ilulah) agwna yang lurus; telapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ''. (QS. Ar Ruum: 30)39 Sedangkan penafsiran lebih lengkap mengenai potensi fitrah tersebut
dijelaskan oleh lbnu Taimiyah. Menurutnya fitrah manusia mempunyai dua jenis yaitu fitrah a/-Munazzalah dan fitrah al-Garizah. Fitrah Al-Munazzalah merupakan iitrah yang masuk pada cliri manusia berupa petunjuk al-Qur'an dan hadist. Aclapun Eitrah Al-Gharizah merupakan fitrah intern clalam cliri manusia. 40 Fitrah Al-Garizah mempunyai tiga claya kekuatan. Pertama, claya intelek yaitu potensi dasar untuk memungkinkan manusia kepacla membedakan yang baik clan yang buruk, benar clan salah, clan bisa mengantarkan manusia kepacla ma 'rifatullah". Kedua, claya ofensif merupakan potensi clasar manusia sehingga dengan potensi ini mampu mengincluksi obyek-obyck yang menyenangkan dan berguna. Ketiga, daya '" Tobroni dan Syamsul Arifin, Islam Plura/isme Budaya dan Po/itik: Rejleksi Teo/ogi untuk Aksi dalam Keberagamaan dan Pendidikan, (Yogyakarta: S!PRES, 1994), cet. Ke-4, h. 150 39
Depag RL, h, Op. cit. 645
'° Juhaya S. Praja, Epistomo/ogi Ibnu Tai1111yah", Ulumul Qur'an II, h.7
23
defensif yaitu potensi dasar yang dapat menghindarkan manusia dari perbuatan yang akan merugikan dirinya. 41 Kemampuan manusia dalam menjalankan fungsinya baik sebagai 'abdullah maupun khalifah, sehingga mencapai kualitas insan (kehidupan manusia yang lebih bermakna secara etik, moral, intelektual dan kultural), secara langsung dipengaruhi oleh potensi fitrah ini. Sebaliknya pengingkaran terhadap potensi tersebut akan mengakibatkan manusia berada pada kualitas yang paling buruk42 atau paling tidak hanya sampai pada kualitas basyar (Mahkluk yang sekedar ada, walaupun mengalami proses pertumbuhan namun sekedar rangkaian evolusi biologis mekanistik). 43 Semua potensi manusia tidak akan terwujud serta merta pada saat penciptaannya. Murtadha Mutahari menyebutkan bahwa manusia makhluk potensial. Sebagai makhluk potensial, manusia tergerak menurut kesanggupannya di bawah bimbingan kekuatan dalam dirinya dan ketentuan eksternal. Oleh karena itu muncul sebuah pertanyaan bagaimana agar manusia itu menjadi manusia? Atau dengan pertanyaan lain, bagaimana caranya agar manusia dapat secara optimal menjalankan peran-perannya sebagai konsekuansi dari potensipotensi yang ctiberikan Tuhan kepadanya?
41
Ibid
42
Lihat QS. Al Thin: 5
43
Tobroni dan Sya1nsul Arifin, op. cit., n. 157
24
Manusia
akan
mampu
menjalankan
peranannya secara optimal jika
kepadanya diberikan bekal pendidikan dan pelatihan secara efektif dan efesien. 44 Jika potensi
itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakna dalam
keb.idupannya, oleh karena itu perlu dikembangkan. Dan pengembangan itu senantiasa dilakukan melalui pendidikan. Trnri Nativisme daP Empirisme yang dipertemukan oleh Kerschenteiner melalui teori konvergensinya, telah ikut membuktikan bahwa manusia itu adalah makhluk yang dapat dididik dan dapat mendidik. Demikian pula John Locke dengan teori ·,-abularasa, mengakui bahwa manusia lahir itu dalam keadaan bersih bagaikan secarik kertas kosong yang belum ditulis apa-apa. Kendatipun teori John Locke ini berbeda dalam implikasinya dengan konsep fitrah dalam al-Qur'an, akan tetapi dari satu sisi memi liki kesamaan yaitu bahwa manusia itu dapat dikembangkan baik ke arah positif maupun ke arah yang negatif. Berkenaan dengan itu Rasulullah bersabda:
LJ .. I Lr"°
(~ 3 <.fJ6'.,l\ ol3J) ...;~_ 31 .._;\~ 31 ..;b fr.! 01 oly.li op l "Dari Abu Huraiarah ra. Dari Nabi Muhammad Sa,v beliau bersabda: Setiap anak yang di/ahirkan itu da/am keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya/ah yang menjadikan anak itu yahudi, nasrani, atau majusi. (HR. Bukhori Muslim)
45
"' H.M. Chobib Thoha, (ed), Reformulusi Fi/safat Islam, (Yogyakarta, Pusaka Pe\ajar, 1996), cet. [(e- I, h. 162 45
Ahmad Al Hasyimi Bek, Mukhtarul Ahadit,; Nabawiyah, (Mesir: Al- Bakhiratul Kubra, 1951), h. 156
25
Dari penjelasa•1 diatas dapat disimpulkan bahwa manusia membutuhkan pendidikan untuk rrenegakkan kehidupannya melalui pengembangan potensi-potensi dirinya dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai 'abduliah dan khalifatullah.
2. Konsep Pendidikan da!am Al-Qur'an Ada tiga istilah yang digunakan oleh para ahli pendidikan Islam dal«m mengartikan pendidikan, yaitu Ta '/im, Ta 'dib, dan Tarbiyah. Bila merujuk pada istilah al-Qur' an, tampaknya kata yang paling tepat untuk mengartikulasikan makna pendidikan aclalah istilah "Tarbiyah". 46 Jika kita merjuk pacla kamus bahasa Arab, maka kita akan menemukan kata untuk istilah tarbiyah (penclidikan) clan menganclung mai
rabiya-yarbaa; yang berarti tumbuh dan menjadi besar atau menjadi clewasa. Ketiga: 0
kata tarbiyah berasal dari kata rabba-yarabhu; yang berarti memperbaiki, mengatur, mengurus, atau mendidik. Kata 1pbba yang biasa di terjemahkar, dengan makna Tuha:1, juga berasal clari kata dasar tersebut. Dalan1 ha! ini kata rabb yang berarti Tuhan, juga mempunyai arti yang sama dengan kata tarbiyah, yaitu: "menyampaikan sesuatu kepada keaclaannya
46
Syahidin, Me1ode Pendidikan Qurani: Teori dan Ap/ikasi, (Jakarta: Misaka Galiza, 1999), cct. IZc-1, h. 9
26
yang
sempurna
secara
bertahap
dan
berangsur-angsur
sampai
mencapai
kesempurnaan". 47 Mengambil penge1iian dari makna dasar dan kata-kata dasar tarbiyah tersebut, maka istilah tarbiyah yang ekuivalen dengan istilah pendidikan, mempunyai pengertian sebagai "usaha atau proses untuk menumbuhkembangkan potensi bawaan atau fitrah anak secara berangsur-angsur dan bertahap sampai mencapai tingkat 1
.(esempurnaannya dan mampu melaksanakan fungsi dan tugas-tugas hidup dengan
sebaik-baiknya". Ditinjau dari segi kamus bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat awalan 'pe' dan akhiran 'an'. Didik artinya pelihara, latihan, ajaran, dan pimpinan. 4 ~ Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan hahwa pendidikan aclalah pemeliharaan dan pengajaran &tau bimbingan yang diberikan kepada anak didik dalam rangka mencari tujuan hidupnya. Maka, pengertian pendidikan qur'ani dapat didefinisikan sebagai "suatu upaya manusia dalam memelihara, mengajar, atau rnembimbing anak didik mencapai tujuan hidupnya, yaitu menjadi manusia yang sempurna sesuai petunjuk al Qur'an cla As Sunnah". Secara 'konsepsional seluruh upaya pendidikan tidak terlepas dari tiga prinsip dasar yang tidak bisa dilepaskan satu sama lai11nya, yaitu lanclasan untuk berpijak,
" Tim Dasen IAIN Sunan Ampcl-Malang., Dasar-dasar Pendidikan Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1996), Cet. ke-l, h . •ii;
WJS. Poerwa
27
tujuan yang hendak dicapai, dan pelaksanaan yang harus ditempuh. Ketiga aspek tersebut dilakukan secara konsisten, terpadu, dan berkesinambungan. Karena objek dan subjek pendidikan itu adalah manusia, maka yang dimaksud dengan landasan Pendidikan Qur'ani ini berangkat dari konsepsi manusia menurut alQur'an, yaitu rnakhluk ciptaan Allah yang di bekali dengan potensi yang lengkap. Sedangkan tujuan Pendidikan Qurani identik dengan tujuan hidup manusia menurut al-Qur'an, yaitu mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yakni manusia yang sempurna. Pelaksanaan pendidikan Qur'ani merupakan aspek ketiga dari konsepsi pendidikan Qurani. Pada prinsipnya, pelaksanaan
Pendidikan Qurani mempola pada perilaku
Nabi Muhammad Saw dalam membina keluarga dan para sahabatnya, karena segala apa yang dilakukan oleh Nabi merupakan manipestasi dari kandungan al-Qur'an. Namun demikian clalam pelaksanaan yang sangat teknis, Nabi memberikan peluang kepada para pengikutnya untuk mengembangkan earn sendiri selama cara tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh Nabi sendiri. Dari definisi di atas dapat dikembangkan maknanya, bahwa kon~epsi Pendidikan Qur'ani adalah suatu usaha yang dilakukan baik oleh perorangan atau kelompok, informal maupun mel.embaga, dalam rangka mempersiapkan suatu generasi yang memiliki kepribadian muslim yang paripuma (insan kamil), dengan figur idealnya adalah Nabi Muhammad Saw.
28
3. Kornponen-Kornponen Penting Dalarn Pendidikan Qur'ani Ada beberapa komponen penting dalam Pendidikan Qurani yang dapat dikaji dari ayat-ayat al-Qur'an. Komponen-komponen tersebut diantaranya masalah tujuan pendidikan, peserta didik, materi pendidikan, pcndidik, dan metode pendidikan.
a.
Tujuan Pcudidikan Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dnlam al-Qur'an
adalah beribadah kepada Allah dalam pengercian yang luas, meliputi masalahrnasalah ritual dan sosial, d.:ngan maksud untuk melaksanakan tugas kekhalifahan, ynitu memakmurkan bumi
diatas hukum-hukum Allah. Rurnusan ini didasarkan
firman Allah berikut ini:
:o
\I c:..>\!)..UI) 0 J'..W,, ~1 ;:_,.,.;)'\) 0=}1 ~ G) ,, ,, ,.
,,
"Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku "(QS. 51: 56) 49
'I• _All) ... ~ '-'°~\JI .} J_yb,. u,il ;;SJ~ 2-l!) J~ ~1) "',,
('i. :
,,
,.
,,
0
..
~
/
...
...
M
,,,.
,..
,,
,,
/
0
)
,,
,,
/
0
,.
"Jngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesunguhnya Aku 50 hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.. "(QS. 2: 30) b. Pcserta Didik Bila kita menyimak isyarat al-Qur'an, bahwa konsep peserta didik ialah segenap makhluk jika pendidiknya (al-Murabbiy) adalah Allah. Namun, yang dimaksud peserta didik dalam konteks pendidikan di sini adalah segenap manusia. 49
Depag RI, Op. cit., h. 862
50
Ibid., h. I 3
29
AI-Qur'an menguraikan manusin menjadi empat unsur51 , yaitu1) Unsur Fisik atau Jisim Mengenai hal ini Allah SWT berfirman:
"(Nabi mereka) berkata: Sesungguhnya Allah memi/ihnya rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa .."(QS. 2: 247). 52
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menajdikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, mendengar perkataan mereka, mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar .. "(QS. 63:4) 53 Kedua ayat ini mengisyaratkan pandangan totalitas tentang manusia, sehingga kesempurnaan fisik saja tidak cukup baginya sebelum diikuti oleh kesalehan hati dan ilmu yang luas. Unsur fisik perlu mendapatkan perhatian yang besar karena merupakan alat untuk menjalankan tugas k.;manusiaan. 2) Unsur Akal Di antara kemampuan akal yang dituntut untuk dikembangkan adalah dapat memahami' perintah agama, mengatur kehidupan dunia, menimbulkan peradaban, membedakan yang baik dan yang buruk, dan memahami timggung jawab terhadap amanat Allah. Ada lebih dari 300 ayat al-Qur'an yang mengajak kita untuk 51
Syahidin, op. cit., h. 14
52
Depag RI., Op. cit., h. 60
53
Depag RI, op. cit., h. 936
30
menggunakan aka! dan mendorongnya kepada usaha memahami ma'na yang hak, baik dan proporsional. 54 Akal sebagaimana kita ketahui adalah merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Ia sangat berperan sekali dalam gerak dan langkah manusia sebagai pengontrol. Disinilah Alla!-. memberikan potensi kepada manusia berupa akal, yang membutuhkan perkembangan dan pertumbuhannya. Energi inilah yang tercipta melalui usaha pendidikan, maka sudah selayaknyalah akal dididik guna menemukan potensinya yang sangat besar itu. Dan 11-Qur'an mengecam bagi siapa saja yang tidak memperhatikan dan peduli terhadap potensi aka! bahkan menganggapnya seperti binatang yang
lebih bodoh dari binatang
bodoh lainnya. 55 3) Unsur Qolb Disamping sebagai alat yang penting untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, qolb juga merupakan tcmpat takwa yang sebenarnya, sesuai dengan sabda Nabi Saw: (~ o\JJ)
.o)..l...p
JI),;:,\)\.;_,,\_,,,<.>~\
'Takwa itu di sini, sambil ia menunjukkan ke arah dadanya." Kata Qolb terambil dari kata yang bermakna membalik karena sermg ia berbolak balik, sekali senang sekali susab, sekali setuju dan sekali menolak. Qolb
54
Ali Al-Ju1nbulati Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Dh·asatun Muqaaranatun fi/-Tarbiyati/ !s!amiyah, alih bahasa Prof., Dr., H.M. Arifin M.Ed., (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), eel. Ke-1, h. 52 55
Lihat QS. Al Anfal: 22
31
berpotensi untuk tidak konsisten. Al-Qur'an pun menggarnbarkan demikian, aca yang baik, ada pula sebaliknya. 56 Banyak kata "qolb" disebutkan dalam al-Qur'an, ha! ini cukup menjadi alasan betapa pentingnya peran qolb itu. Diantara ayat yang menyebutkan kata "qolb" adalah sebagai berikut: QS. Al Hajj ayat 46, QS. Al An'aam ayat 25
"Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah ha ti yang di dalam dada ' . (QS. 22:46)5 7
"Dan dicmtara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal kami telah meletakkan tutupan di atas hati mere/ca (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatcm di telinganya .." (QS. 6: 25) 58
4) Unsur Ruh Ruh merupakan unsur penting yang ada pada diri manusia. 59 Penjelasan adanya unsur ruh ini antara lain terdapat dalam firman Allah berikut:
56
M Quraih Shihab, Wal-vasan A/-Quran: Tafi:ir Maudhu '/ atas Pe!bagai Persoalan (Bandung: M izan, 200 I), Cet. Ke- I 2, h. 288 57
Depag RI, op. cit., h. 5 I 9
58
Ibid., h. I90
59
Lihat QS. As Sajdah: 7-9
U111al,
32
"Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannuya, dan telah kutiupakn kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendak/ah kamu kepadanya bersujud"(QS. 15: 29) 60 Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia mempunyai ruh. Apakah ruh itu? Kita tidak tahu secara persis, yang kita ketahui ruh adalah bagian dari kita. Allah telah menyatakan bahwa manusia tidak akan mampu mengetahui hakekat ruh. 61 Dari keempat unsur yang ada pada diri manusia tersebut, masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Akan tetapi, semua itu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi manusia. Keutuhan dari semua unsur, baik dari segi
ma~erinya
maupun segi fungsinya, merupakan
identitas kemanusiaan.
c.
Pendidik
Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk menyampaikan misi kerasulan, dan
diantara
tugas
kerasulannya
adalah
menyempurnakan
akhlak.
Dalam
melaksanakan tugasnya tersebut, Rasulullah mampu mengembangkan semua aspek kepribadian para sahabat. Dalam kontek pendidikan, beliau bi;rtindak sebagai pendidik ulung yang mampu menghasilkan suatu generasi pilihan sepanjang sejarah peradaban manusia. Para sahabat merupakan prototipe hasil pendidikan Rasulullah. Menurut Hasan Langgulung, Muhammad Saw merupakan sosok pendidik agung yang menjadi rujukan bagi pendidikan Islam. Sebagai indikator dari kcberhasilan beliau sebagai pendidik agung tersebut adalah keberhasilan beliau
60
Depag RI, op. cit., h. 393
61
Lihat QS. Al lsraa: 85
mendidik, membimbing serta menggembleng para sahabat beliau hingga menjadi manusia yang telah teruji kemuliaan akhlaknya. 62 Keberhasilan Rasulullah dalam mendidik para sahab1t karena beliau memiliki wawasan yang luas dan sikap serta perilaku yang terpuji. Sikap dan perilaku yang dimiliki Rasulullah, antara lain63 :
1) Sikap lkhlas (QS. Al Mudatstsir: 6). 2) Sikap Adil (QS. Al Syuuraa: 15). 3) Sikap Sabar (QS. Al lnsaan: 24). 4) Sikap Tawakal 5) Sikap Qona'ah
cl. Materi Pendidikan
Ada empat hal pokok yang perlu dijadikan materi pendidikan clalam usaha membina semua unsur kemanusiaan pada setiap aspek kehidupannya, yaitu 1man, iI mu, amal, clan akhlak. 64 Iman merupakan sumber akhlak yang mulia. Akhlak menuntun manusia kepada kebenaran yang merupakan hakikat ilmu, clan ilmu menuntun manusia beramal saleh.
62
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Jslarn, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), cet.
63
Syahidin, op. cit., h. 18-21
64
Ibid
34
Masing-masing unsur diatas mernpakan suatu kesatuan yang utuh karena semuanya saling terkait bagaikan sebatang pohon yang berbuah dengan lebatnya. Iman bagaikan akarnya, ilmu bagaikan batangnya, amal dan akhlak bak buahnya. Keempat unsur di atas, dapat ditelusuri sebagai berikut: I) Iman dalam Al-Qur' an Iman yang dimaksud adalah pengakuan akan kebenaran yang iisertai kemantapan pikiran dan perasaan. Iman tersebut berisi iman kepada Allah, iman kepada hal-hal gaib, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari akhir, clan iman kepada kitab Allah. Mnsing-masing unsur clari materi keimanan itu saling berkaitan cral, yang bermuara kepada iman kepacla aclanya Allah dan keesaannya clalam segala ha!. 2) Ilmu clalam Al-Qur'an Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa yang menjadikan manusia (Adam) lebih mulia claripada malaikat adalah karena ilmu yang diberikan Allah kepacla Adam. 65 Dan bahwa hanya orang yang berilmu yang dapat lebih tinggi taqwanya kepada Allah 66 , karena mereka mengetahui dan memaharni tanda-tanda kebesaran clan keagu~gan Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur'an maupun yang terlihat dalam alam semesta. Mereka merenungkan, memikirkan dan dapat memahami
65
Lihat QS. Al Baqarnh: 31
66
Lihat QS. Faatir:28
35
perumpamaan-perumpamaan dalam al-Qur'an dan menarik kesimpulan yang benar dan berfaedah dari pad2.nya. 67 Ilmu-ilrnu yang diisyaratkan dalarn al-Qur'an untuk dipelajari selain ilrnuilrnu keagamaan adalah: a.
llmu Kedokteran (QS. 23: 12-18)
b. IlnmKejiwaan(QS.17: 11,QS. 70: 19) c.
Ilrnu Fisika (QS. 57: 25)
d. Ilmu Geografi ( QS. 99: 1-2) e. Ilmu Falak (QS. 36: 37-40), dan lain-lain. 68 3) Akhlak dalam Al-Qur'an Salah satu misi penting yang diemban Rasulullah Ice dunia ini adalah menyempurr,akan akhlak rnanusia, sebagaimana sabdanya: "Sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia." Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup ini. Apabila beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya pertama yang berkatian dengan hubungan antara hamba dengan Tuhan-Nya, maka akhlak pertama kali berkaitan dengan ht;bungan muamalah manusia dengan manusia yang lainnya, baik secara individu maupun kolektif. Tetapi pcrlu diingat bahwa akhlak tidak terbatas pada hubungan antara manusia d.,ngan manusia lainnya. Tetapi melebihi itu, juga
67
Lihat QS. Al Ankabut: 43
68
Syahidin, op. cit., h. 22
36
mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini.
69
Malah n:elampaui itu yaitu mengatur hubungan antara hamba
dengan Tuhannya. 70 4) Amal Saleh dalam Al-Qur'an Al-Qur'an sangat mendorong manusia untuk beramal saleh. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menyatakan pentingnya amal shaleh dalam kehidupan manusia71 • Amal saleh merupakan manifestasi dari pengakuan seorang mukmin akan kebenaran iman, ilmu, dan akhlak. Ketiga aspek tersebut hanya akan berarti bila dibarengi dengan amalan yang nyata sebagai bukti pengakuannya. Tidak semua perbuatan baik manusia dapat disebut amal saleh. Perbuatan baik dapat dilakukan oleh siapa saja dengan rnotivasi yang bermacam-macam, yang penting dalam pandangan manusia perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang menguntu.1gkan orang lain, sedang amal saleh tidak demikian. Amal saleh dapat didefinisikan sebagai perbuatan baik yang dilakukan oleh orang beriman dengan penuh keikhlasan, semata-mata ingin ridho Allah. Jadi, setiap amal saleh dapat disebut sebagai
perbua~an
baik, sedangkan tidak setiap perbuatan baik dapat
disebut amal saleh.
69
Oman Muhammad Al Tumy Al Syaibani, Falso/ah Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 312 70
Lihat QS. Luqman: 18-19 dan 147
71
Lihat QS. Al Kahfi: 110, QS. At Taubah: 105 dan QS. Ali lnlfan: 195
37
Dari keempat materi didik dalam al-Qur'an diatas, tampak bahwa Pendidikan Qurani tidak hanya berhenti pada kegiatan menghapal dan mengkaji, tetapi harus sampai pada tingkat pengamalan al-Qur'an dalam kehidupan yang merupakan perpaduan keempat materi didik di atas.
e. Metodc Mctode mcrupcikan salah satu komponen pendidikan yang cukup penting untuk diperhatikan. Pcnyampaian materi dalam a1ii penamaan nilai-nilai pendidikan sering gaga] karena cara yang digunakannya kurang tepat. Penguasaan guru terhadap materi pendidikan belum cukup untuk dijadikan titik tolak keberhasilan suatu proses belajar mengajar, karena proses bertujuan untuk mencerdaskan sang murid terhadap materi pelajaran, maka guru dituntut untuk meniPgkatkan kemampuannya. Bertolak dari pemahaman tentang konsep pendidikan dalam pe1spektif alQur'an, maka metode pendidikan Qurani merupakan suatu bagian penting dalam melaksanakan upaya pendidikan. Al-Qur'an telah menawarkan sejumlah cara dalam menyampaikap nilai-nilai pendidihn, baik dalam aspek pengembangan aka!, perasaan, keterampilan, maupun aspek-aspek kemanusiaan lainnya. Dalam al-Qur'an dapat ditemukan berbagai metode pendidikan yang sangat !'
menyentuh pnasaan, mendidik jiwa dan mea1bangkitkan semangat. Metode tersebut mampu menggugah puluhan ribu kaum mukminin untuk membuka hati umat manusia agar dapat menerima petunjuk Ilahi.
,_.,»"''
BAB III
PENGHARAMAN ICT-IAMR DALAM AL-QUR' AN
A. Pengertian Khamr
Kata khamr ( .f" ) menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khamara -- yakhmuru - khamran, yang artinya menutupi. 1 Sedangkan menurut ulama, ada perbedaan pendapat mengenai makna dan hakekat kharnr, yaitu: Menurut kelornpok ulama bermadzhab Hanafi, khamr adalah minuman memabukkan yang terbuat dari anggur. Adapun minuman lain seperti yang terbuat dari kurma atau gandum dan lain-lain yang berpotensi memabukkan, maka ia tidak dinarnai khamar, tetapi nabiiz. Mereka berpendapat, bahwa yang haram baik sedikit atau banyak adalah yang terbuat dari anggur, yakni khamr. ·Sedang nabiiz tidak haram kalau sedikit. Ia baru haram l~alau banyak. 2 Hal senada juga diungkapkan oleh ulama Kuffah, apa yang disebut nab .. iz bukanlah khari1r. Dan apa yang disebut khamr hanyalah yang dibuat dari perasan anggur. 3 1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1972), h. 121
2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur'an, (Jakarta: l,cntera Hati, 2000), V. 1, h. 436-437 3 M. Ali Ash Shabuni, Tafsir Ayat-a:;at Hukum dalam Al Qur'an, terj. Saleh Mahfoed, (13andung: Al Maarif, 1994), Cet. ke-1, h. 491
39
Sedangkan menurut mayoritas ulama segala sesuatu yang memabukkan, apapu'.l bahan mentahnya. Minuman yang berpotensi memabukkan bila dir.1inum dengan kadar normal oleh seorang normal, maka minuman itu adalah khamr sehingga haram hukum meminumnya, baik diminum banyak maupun sedikit serta baik ketika ia diminum memabukkan secara faktual atau tidak. 4 Ini berdasar pada sabda Rasul SAW: "Setiap yang memabukkan adalah
khamr, dan seliap khamr adalah haram. "(HR. Muslim dari lbn Umar) dan "Segala yang memabukkan bi/a diminum dalam kadar yang banyak, J'taka kadarnya yang sedikitpun hm«1m. "(HR. lbn Majah melalui Jabir ibn Abdillah). 5 Hal senada juga diungkapkan oleh Didin Hafidhuddin dalam tafsirnya, bahwa khamr adalah setiap minuman yang memabukkan, apa saja namanya. Ukuran memabukkan di sini adalah ketika pertama diminum memabukkan. Sebab kalau ukuran memabukkannya berdasarkan banyaknya, ini relatif, karena bisa jadi ada orang yang meminum kha111r sa111pai iima botol tidak mabuk karena sudah biasa. Jadi bukan banyaknya yangjadi ukuran. 6 Dari kesimpulan pendapat di atas penulis simpulkan bah.wa ada dua perbedaan pcndapat mcn'genai hakekat khamr. Pertama, apa yang disebut khamr itu hanya yang tcrbuat dari anggur saja. Kedua, khamr ialah segala sesuatu yang memabukkan apapun bahan mentahnya, terbuat dari anggur, gandum, kurma dan lain-lain. 4
M. Quraish Shihab, Loe.cit.
5
!bid., V. 3, 2001, h. 177.
6
Did in 1-lafidhuddin, Tafsir Al Hijri, (Jakarta: Logos Wacana llmu, 2000), Cet. ke-1, h. 19.5.
40
Dari perbedaan pendapat di atas penulis cenderung pada pendapat kedua, bahwa apa yang dinamakan dengan khamr tidak hany'1 yang terbuat dari anggur saja. Apapun bahan mentahnya dan apapun namanya, jika ia berp·)(ensi mernabukkan, rnaka haram hukumnya baik sedikit maupun banyak.
B. Penghanur,an Khamr dalam Al-Qur'an Akal adalah suatu kenikmatan paling besar yang diberikan Allah SWT kepada rnanusia, yang rnembuatnya lebih mulia daripada hewan. Dengan aka! sehat, manusia dapat membedakan antara yang baik dan buruk. 0 leh karena itu agama Islam mernerintahkan supaya semua orang memeliharnnya. Salah satu cara memeEhara aka! adalah menjauhi khamr. Sebagaimana khamr rnenurut bahasa menutupi, orang yang suka minum khamr tertutup aka! sehatnya, tertutup kesadarannya, dan menghancurkan akalnya. 7 Oleh karena itu Allah SWT 1i1engharamkan khamr, yang disebut ummul khabaaits, yaitu induk dari segala yang keji. Karena itu khamr adalah ;;ebab dari segala yang buruk. An-Nasai meriwayatkan dari Utsman bin Affan ra. bahwa
ia
berkata:
'".fauhilah khamr, karena ia ada/ah induk dari segala yang keji". 8 Perhatian al Qur'an mengenai sesuatu yang memabukan (khamr) sudah dirnulai sejak di Mekkah. Kemudian dilanjutkan di Madinah sampai khamr benarbenar dihararnkan 7
secara total.
Ibid., h. 193.
'M. Ali Ash Shabuni, op.cit., h. 486.
Untuk lebih jelasnya bagairnana al-Qur'an
41
mengharamkan khamr secara bertahap adalah sebagaimana yang akan penulis jelaskan di bawah ini. Pcriodc Mekkah
Allah SWT menurunkan ayat mengenai masalah khamr dalam empat ayat. Satu di antaranya turun di Mekkah, yaitu firman-Nya:
\";.i i:':J ,,.
::iJ) rs'
- ""
J)
I'.' .:;_
~jJJ I~ ~
0)Ll
yG:.~l~J J:>jl ...:.;\~ , ,
,
,
<./')
'
("\V :\"\/~I) L.l~
"Dan dari buah kurma dan anggur, kamu /mat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. "(QS. 16: 67)9 Ayat di atas menegaskan bahwa kurma dan anggur dapat dijadikan dua ha! yang berbeda, yaitu minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Me1)1ang demikianlah realitas pada saat itu, dari kurma dan anggur orang .. orang Arab membuat minuman yang memabukkan (sakaran) disamping menjadikannya sesuatu yang tidak memabukkan, seperti sale kurma dan anggur, sari buah, dan lain-lain. Kata sakaran (
1.f---i )terambil dari kata sakira-yaskaru ( ~ - .f---i )yakni
menutup. Kata sakaran pada ayat di atas dipahami dalam arti memabukkan atau sej enis minurrfan yang memabukkan. 10 Pada kali ini Allah SWT belum menetapkan keharaman khamr, tetapi telah mengisyaratkan bahwa sakaran (khan1r) adalah sesuatu yang tidak baik. Menurut M.
9
Depag RI, h. 412.
"M. Quraish Shihab, op.cit., V. 7, 2002, h. 277-278.
42
Quraish Shihab Allah SWT mengisyaratkannya melalui pemisahan dengan kata ( J )
wa!dan antara sakaran dengan ( \.:_;,.. Uj) ) rizqan hasanahlrezeki yang baik. Kata dan berfungsi menggabung dua hal yang berbeda. Ini berarti antara sakaran dan rezeki yang baik terdapat perbedaan, dan kalau salah satunya telah dinyatakan baik maka yang dipisahkan oleh kata dan adalah sesuatuyang tidak baik. 11 Menurut menyebutkan
Muhammad
Mutawally
Sya'rawi,
pada
saat
Allah
SWT
1.f-.. I memabukkan, ayat berlanjut terns tanpa memberikan tambahan
di belakang kata ini. Namun ketika disebutkan kata \; jJ /rezeki, Allah SWT telah menyifatinya dengan \.:_;,.. /baik. Hal ini mengandung makna bahwa sejak awal Allah SWT
telah
menyikapi
mempergunakan
khamr
khamr dari
ini
dengan
buah-buahan,
pernyataan mereka
bahwa
telah
orang
yang
menyelewengkan
kedudukannya dari \.:_;,.. 1.9 j) lrezeki yang baik. 12 Menurut Hamka dalam tafsirnya, bahwa korma dan anggur bisa menimbulkan minuman keras yang membuat mabuk, merusak aka!, tetapi bisa juga menjadi rezeki yang baik. Cuma bergantung kepada kepandaian mamisia dan niatnya. Sebagaimana "tenaga atom;' di zaman sekarang ini, bisa menjadi alat pemusnah dan bisa pula menjadi alat untuk memajukan kehidupan dan kemakmuran manusia. Tepat sekali ujung ayat "Sesungguhnya pada yang demikian, suatu tanda bagi kaum yang mau
II
Ibid.
" M Mutawalli Sya'rawi, Al- Qur'an; Terjemah Ta/sir Sya'rawi, terj. Tim te1je111ah Safir Al Azhar, (Jakarta: Dula Azhar, 2004), Cet. ke-1,jilid l, h. 693
43
menggunakan akal". 13 Bahwa sesungguhnya kedua ha! itu menjadi tanda bagi orang yang mau berpikir, yang mau menggunakan aka! sehatnya dalam menentukan pilihan, untuk memilih sesuatu yang baik dan meninggalkan sesuatu yang merusak. 14 Isyarat al-Qur'an mengenai khamr (sakaran) di atas merupakan sentuhan dari jauh bagi hati orang muslim yang baru lahir (baru muslim). Sedangkan adat kebiasaan dan tradisi minum khamr lebih mendalam bagi mereka dari pada sentuhan sepintas dari jauh itu. Sehingga, setelah turun ayat di atas diantara mereka masih banyak yang tetap melakukan kebiasaan tersebut. M Quraish Shihab mengatakan: "Ayat di atas adalah isyarat pertama lagi sepintas tentang keburukan minuman memabukkan (khamr), yang kemudian mengnndang sebagian umat Islam ketika itu menjauhi khamr, walaupun oleh ayat di atas belum secara tegas diharamkan".
15
Periode Madinah
Sedangkan di Madinah, mengenai khamr dimulai dengan ayat berikut:
'·
•
o,..
·'
,..
,..
o
,,
0.
,..
,..
o
oJ
i·. • ,..
o
o. \ (
o 0
:.
r-"-' ,..
('I' \
}.--
2J5Y.it..;if ,..
i1 . -
°' :'I 0_;)I)
...
"Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan Judi, katakanlah: 'Pada keduanya ilu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bafi manusia, tetapi dosa kedu'anya lebih besar daripada manfatnya. "(QS. 2." 219) 1
13
Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Fustaka Panji Mas, 1983), Cet. ke-2, juzu 13-14, h. 263.
14
Didin Hafidhuddin, Op. cit., h. 193
i;
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 278.
16
Depag JU, op.cit., h. 53.
44
Kebiasaan mmum khamr (mabuk) tidak hanya dilakukan oleh penduduk Mekkah, penduduk Madinah juga sangat suka minum khamr disamping ri1ain judi. Ayat di atas turun berkenaan dengan pertanyaan mereka terhadap khamr dan ju di. Pada waktu pertama kali memasuki kota Madinah didapati penduduk kota itu suka minum khamr dan makan hasil judi. Kemudian mereka menanyakan kepada Rasulullah tentang kesukaan dan mata pencaharian mereka tersebut. Sehubungan dengan itu Allah SWT menurunkan ayat di atas dengan menjelaskan bahwa khamr mengandung dosa besar dan beberapa manfaat bag1 manusia, tetapi dosanya lebih besar dari pada manfaatnya. Khamr mengandung dosa besar karena banyak madharatnya, y1itu dapat merusak aka!, fisik, dan harta. Khamr dapat menghilangkan fongsi aka!, yaitu orang yang mabuk tertutup akalnya, sehingga ia tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Khamr juga merusak kesehatan, yang menimbulkan berbagai penyakit, seperti rusaknya maidah, menimbulkan kelemahan pada keturunan, dan 'Iain-lain. 17 Selain itu khamr juga dapat menghabiskan harta, karena khamr menimbulkan ketagihan. Seseorang yang ketagihan minum khamr akan membeli khamr dengan harga berapapun asalkan ketagihannya terpenuhi. Pada ayat di atas dijelaskan pula bahwa khamr ada manfaatnya bagi manus·a. Menurut Al Tabari dalam tafsirnya, Manfaat yang dimaksud dalam ayat ini adalah manfaat keuntungan sebelum diharamkannya dan mendatangkan kenikmatan bagi 17
TM Hasbi Ash Shiddiqi, Taf,ir Ai-Qur 'an Majid, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, l 995), Cet. ke-2, Vol. l, h. 364
45
peminumnya.
18
Sebagaimana menurut Al-Qurthu1'i bahwa manfaat pada khamr ialah
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan khamr itu sendiri. Para pedagangnya mendatangkan khamr dari Syam dengan harga rendah dan menjualnya di Hijaz dengan keunt.mgan besar. Para pedagang khamr itu tidak pernah mengalami tawar menawar terhadap harga yang mereka minta, peminumnya membayar harganya dcngan mahal. 19 Manfaat yang bersifat individual, yaitu kenikmatan yang dirasakan oleh peminum khamr, sebetulnya bukanlah menunjukkan makna sebuah "manfaat". Tetapi mungkin dirasakan oleh pelakunya memang seperti itu. Perasaan orang yang mabuk seperti seolah-olah terbang (fly), atau barang kali juga ada
~'ang
dalam keadaan
mabuk ia merasa gagah dan jagoan, seolah-olah tak punya musalah, dan sebagaimana diungkapkan oleh Hasan dalam syairnya berikut ini: "',..,,
LO.Lil ~
lg:g:~ "
·'
,,
J.
J.
...
i;, 1'.J:,() IS''.J G. CS'''.'.;\',:",'' r- '"fr. .r"')
"Dan kami meminumnya, maka ia menjadikan kami laksana raja-raja, dan singasinga yang tak dapat dicegah menyongsong musuh. ·20 Manfaat-manfaat di atas tidak sebanding dengan bahaya dan kerusakan yang ditimbulkan oleh khamr, karenanya al-Qur'an menegaskan bahwa dosanya lebih
'
bcsar dari pada manfaatnya.
18
Ja'far Muhammad lbnu Jarir Al-Tabari, Jami'u al-Bayon 'an la 'wil ayi al-Qur 'an, (Beirut: IJarul fikr, 1988), h. 359 19
M. Ali Ash Shabuni, op.cit,, h. 485.
20
Ja'for M lbnu Jarir Al-Tabari, Op. cit,, h. 485-486
46
Pada ayat di atas khamr belum diharamkan secara langsung. Menurut M. Quraish Shihab isyarat kuat tentang keharamannya sudah lebih jelas, walaupun belum j uga tegas. Jawaban yang menyatakan dosanya lebih besar dari manfaatnya menunjukkan bahwa ia seharusnya dihindari, karena sesuatu yang keburuka1mya lebih banyak dari pada kebaikannya adalah sesuatu yang tercela, ')ahkan haram. 21 Sayyid Quthb mengatakan bahwa, sesuatu atau perbuatan adakalanya bukan kejahatan murni. Kebaikan itu adakalanya bercampur dengan kejelekan dan kejelekan bercampur dengan kebaikan di muka bumi ini. Akan tetapi, yang menjadi acuan penghalalan dan pengharaman itu adalah dominannya kebaikan atau kejelekan. Apabila dosa dalarn kharnr lebih besar daripada manfaatnya, hal itu menjadi ilia/ "alasan" penghararnan dan pelarangannya meskipun pengharaman dan pelarangannya tidak disebutkan secara eksplisit. 22 0rang yang mau berfikir dan ingin selamat dalam kehidupannya pasti tidak akan melakukan perbuatan itu, Untuk apa kita melakukan sesuatu yang mungkin ada sedikit manfaatnya, tetapi dibalik itu kecelakaan dan kerusakan yang jauh lebih besar akan ditimbulkannya. Oleh karena itu, dengan turunnya ayat ini sebagian kaum muslimin rneninggalkan 1drnmr, karena adanya keterangan yang menyatakan bahwa pada khamr terdapat dosa besar. Tetapi sebagian yang lain masih tetap rneminumnya, karena
21
M. Quraish Shihab, op.cit., V. I, h. 437.
Sayyid Quthb, Ta/sir fl Zhilali/ Qur'an: Di Bawah Naungan Al Qur'an, terj. As'ad Yasin, dkk., (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Jilid II, h. 108. 22
47
berpegangan pada faktor ada beberapa manfaat bagi manusia. 23 Keadaan seperti ini berlangsung hingga turun ayat berikutnya. Jbnu Munzir meriwayatkan dari Sa'id bin Jubair, ketika turun salah satu ayat dalam QS. Al Baqarah ayat 219, snatu kaum masih meminumnya, disebabkan adanya firman Allah, " .. dan beberapa manfaat bagi manusia .. ". Sedangkan kaum yang lain meninggalkannya, disebabkan firman-Nya, " .. Dosanya lebih besar..". Diantara mereka adalah Usman bin Maz'un. Keadaan ini berlangsung hingga turun salah satu ayat dalam QS. An Nisaa.
24
Setelah diisyaratkan bahwa khamr sebaiknya ditinggalkan karena banyak dosanya, barn kemudian hukum syariat tentang khamr dimulai. Tepatnya ketika terjadi peristiwa pada sahabat yang sedang melaksanakan shalat mengalami kesalahan dalam bacaan shalatnya karena mabuk. Allah SWT berfirman: ,,
}
)
,,
( H' : t/ ,L.JI) ... 0) _,.if C 1_,.'.J.:J
,,
,,
,,
,, ,,
_.
'"
_,
:P
)"
c?- 0~\5'...'... ~lj ;)(a.l1 1J.:,;J '1 1_?\ J0ll ~IL;
"Hai orang-orang yang ber!man, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. "(QS. 4: 43/ 5 Ayat di alas menegaskan bahwa Allah melarang orang-orang beriman melaksanakan shalat dalam keadaan mabuk, yakni hilang atau berkurang kesadaran akibat khamr dan semacamnya, sebagaimana te1jadi pada sementara rekan-rekan yang mabuk sehingga membaca ayat-ayat al-Qur'an dalam shalat mereka keliru tanpa
23
M. Ali Ash Shabuni, op.cit., V. I, h. 482
"Musthofa al Maraghi., Terjemah Tafsir Al Maraghi, jilid 7, h. 34 25
Depag RI, h. 125.
48
sadar. Tetapi hendaklah melaksanakan shalat dengan khusyuk dan penuh kesadaran
sehingga kamu mengetahui apa yang kamu ucapkan. 26 Diriwayatkan mengenai sebab nuzul ayat di atas addah bahwa 'Abd al Rahman bin 'Auf mengundang makan Ali bin Abi Thalib dan kawan-kawannya. Dalam kenduri tersebut, konon dihidangkan pula khamr, sehingga sebagian dari mereka ada yang mabuk. Ketika tiba waktu shalat, orang-orang menyuruh Ali menjadi imam, clan pacla waktu itu konon beliau membaca surat Al Kaafiruun secara keliru, yakni membaca: "qui yaa ayyuha al-kaafiruun, a 'budu maa ta 'buduun ··. Dalam riwayat lbn Jarir dan lbn al-Mundir clari Ali, bahwasanya yang menjacli imam shalat ketika itu adalah 'Abel Rahman bin 'Auf (bukan Ali), clan shalatnya ketika itu aclalah shalat maghrib. 27 Pada kali ini Allah melatih kaum muslimin untuk menghentikan kebiasaan 1)1inum kharnr (mabuk) dengan melarangnya pada waktu-waktu tertentu,
yaitu
menjelang waktu shalat. Shalat wajib clalam sehari ada lima waktu clan kebanyakan waktunya berclekatan, hal ini mempersempit kesempatan untuk melakukan kebiasaan minum khamr (mabuk). Sekaligus menghentikan kebiasaan mabuk yang berhubungan dengan waktu'-waktu yang biasa mereka melakukannya, karena biasanya peniabuk rnerasa butuh kepada sesuatu yang memabukkan pacla waktu-waktu yang biasa melakukannya. Apabila waktu itu telah lewat secara berulang-ulang, maka hal itu
26
M. Quraish Shihab, op.cit., V. II, h. 429.
27
M. Amin Suma, Ta/sir Ahkam I, (Jakai1a: Logos, 1997), Cet. !, h. 25-26
49
sedikit demi sedikit akan menghilangkan kecanduan mereka terhadap khamr. Dan orang yang beriman tentu akan lebih mementingkan shalat daripada mabuk, karena shalat adalah tiang agama. Karenanya sebagian kaum meninggalkannya. Namun ada juga yang masih tetap melanjutkan kebiasaan itu. Mereka minum jauh sebelum waktu shalat, supaya tidak mengganggu shalat. Mereka tidak lagi 111eminumnya di siang hari tetapi meminumnya setelah shalat isya, karena jarak waktu antara shalat isya dan shalat subuh cukup panjang, sehingga kalaupun waktu itu mereka mabuk, keesokan harinya menjelang shalat subuh mereka telah sadar '8 kembali.-'
Ayat demi ayat telah Allah SWT turunkan yang berkaitan dengan khamr dan meminum khamr. Masyarakat sudah mulai menyadari bahaya-bahaya khamr, m'.mun kebiasaan orang-orang Arab untuk meminum khamr masih berlanjut walaupun sudah semakin berkurang. Masih ada kasus-kasus yang muncul berkenaan dengan efek khamr, seperti keonaran dan kekacauan yang membawa perkelahian. Allah SWT membiarkan mereka dalam keadaan seperti itu untuk beberapa masa hingga agama menjadi kuat. Dan semakin hari semakin banyak kasus y2.ng muncul berke;rnan dengan efek khamr, lalu mereka mulai menuntut untuk mendai:at ketegasan hukum khamr. Umar ra. berkata: "Ya Allah jelaskan kepada kami dengan sejelas-jelasnya tentang khan1r". Maka Allah SWT menurunkan ayat berikut:
"M. Quraish Shihab, op .cit., h. 430.
50
,..
,..
0Uo'.'"\\
f<'
_,..
,,g
rO
O
O
_.,
:;;.
J"
~ ~! (:Jj'J1) yl.'..a;'J1) ~1) ~I C~ 1):T ~~I ~14
?\ ~ ,1~1) o)(w\ ~ ~; 0\ 0~1 '.l;f- c~ .0~ rm ~~Li (°'\-a.. :o/o.JJl11) 0_,;;;.: ;JJI J~ ~)Ldl y-i=-) ~1 f~::;. ;,s-~) ?') 0
,,
"
,,
"
,,
,..
"
,,
0
,,
)
,..
,,
,..
,,
,..
,,
'
,,
"
J
"
).
,..
:;;.
,..
,..
0
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syelan ilu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum) khamr dan be1judi itu, dan menghalangi kamu dari mengiiigat Allah dan sembahyang. Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). "(QS. 5: 90-91/9
Dalam suatu riwayat dikemukakan !:>ahwa ayat di atas turun berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua suku (kabilah) kaum Anshar yang hidup damai cak pernah saling dendam dan dengki. Namun demikian, apabila mereka sedang dalam keadaan mabuk karena khamr, mereka saling mengganggu, memukul sehingga meninggalkan bekas di muka mereka, sehingga pudarlah rasa kekeluargaan mereka. Timbul rasa permusuhan dan saling menuduh bahwa suku yang lainnyalah yang mengganggunya ita. Perasaan demikianlah yang menimbulkan dendam kesumat. Mereka tidak akan berbuat seperti itu apabila mereka saling berkasih sayang. Di dalam ayat ini dilukiskan dengan jelas keberhasilan syetan dalam mengadu domba kaurn muslimin !ewat khamr. (HR. Nasa'i dan Baihaqi dari lbnu Abbas). 30
29
Depag RI, op.cit., h. 176.
30
A. Mudjab Mahali, Op. cit., h. 57
51
Dalam riwayat lain dikernukakan bahwa suatu ketika ada seorang lelaki dari kalangan sahabat Anshar 111enghiclangkan 111akanan clan 111inuman kepacla beberapa sahabat Nabi SAW yang di clalamnya teclapat khamr. Kctika itu khamr bclum diharamkan. Para sahabat clengan nikmatnya 111e111inum kha111r. sehingga cliantara mereka saling me111perolok clan saling merasa unggul atas yang lain. karena 111ereka clalam keaclaan mabuk. Para sahabat Anshar menyatakan clirinya lebih unggul clan mulia claripada orang-orang Muhajirin clan clemikian sebaliknya. Dalam keadaan ini berdirilah seorang lelaki clari kalangan Anshar mengambil ekor unta -yang sudah dikeringkan -untuk memukul hidung Sa'ad- salah seorang sahabat Muhajirinsehingga mengeluarkan clarah. Sehubungan clengan ilu sangal merugikan kaum muslimin, rnaka Allah SWT menurunkan ayat di atas sebagai ketegasan tentang larangan minum khamr sebab ha! itu merupakan perbuatan syetan yang sangat kej i. Mulai saat itu para sahabat menghentikan kebiasaan minu111 khamr clan jucli. (I IR. Baihaqi clari Abu Husain bin Bisyr dari Mush'ab bin Sa'acl clari Sa'acl). 31 Pacla ayat 90 di atas Allah SWT menegaskan bahwa sesungguhnya rnerninu111 kharnr aclalah kekejian clari aneka kekejian yang termasuk perbuatan syaitan. Syaitan adalah sesat i:lan pe111bawa kepacla kesesatan. Oleh karena itu hendaklah orang-orang Yang berirnan menjauhi perbuatan itu supaya rne111peroleh keberuntungan. Didin Hafidhucldin mengatakan, janji Allah sudah jelas, bagi siapa yang berusaha menjauhkan cliri (clan masyarakat) clari kha111r Allah SWT akan rnernberiknn
" Ibid., h. 59.
52
keberuntungan. Artinya, keberuntungan, kebahagiaan, keselamatan dan keberkahan tidak mungkin bisa dicapai tanpa m.enjauhkan diri, masyarakat serta bangsa kita dari .. 32 l(_l1a1nr ini.
Pada ayat 91 dapat dipahami bahwa yang menjadi sebab inti pengharaman khamr itu adalah: I. Menimbulkan permusuhan dan kebencian 2. Menghalangi dari mengingat Allah SWT dan sembahyang Ayat ini menegaskan bahwa sesungguhnya syaitan itu hanya bermaksud mendorong
dan
menggambarkan
kesenangan
serta
kelezatan
khamr
untuk
menimbulkan permusuhan bahkan kebencian di antara karnu melalui upayanya memperindah khamr dalam benak kamu. 33 Permusuhan dan kebencian sesungguhnya merupakan sumber malapetaka. Dari kcbcncian dan pennusuhan biasanya timbul hal-hal lain yang sifatnya merusak. Memandang orang lain bukan lagi didasari kasih sayang, melainkan didasari rasa kebencian, sepe1ii kasus pernbunuhan biasanya terjadi karena kebencian. Itulah yang menyenangkan syaitan, yaitu supaya manusia saling bermusuhan dan membenci, karena ketika' mabuk dia akan lupa diri dan tidak dapat mengendalikan diri. Di samping itu, melalui kbamr syaitan juga menghalagi dari mengingat Allah SWT dan secara khusus menghalangi shalat. Karena meminum khamr menjadikan
32
Didin Hafidhuddin, op.cit., h. 196.
33
M. Quraish Shihab, op.cit., V. III,, h. 179.
53
pelakunya tidak menyadari ucapan dan perbuatannya. Maka bahaya khamr bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga menghancurkan hubungan dengan sesama manusia
~'ang
meminum khamr.
Maka bejana-bejana arak ditumpahkan dan guci-gucinya dipecahkan di semua tempat.
Semua
itu
dilakukan
hanya
karena
menclengar
perintah
untuk
menghentikannya. Bahkan, arak yang ada di mulut dan belum ditelan dimuntahkan clari mulut
ketika
seclang mereka minum. 34
Adapun
riwayat-riwayat yang
menyebutkan adanya sekiaD orang yang masih meminum khamr setelah turunnya ayat tersebut sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkaa. 35 Pacla suatu ketika Abu Ubaidah bin Jarroh, Ubayyin bin Ka'ab, Suhail bin .Baiclha dan beberapa sahabat yang lain beracla di rurnah Abi Thalhah berpesta pora dengan meminum khamr. Tiba-Tiba ada seorang lelaki yang datang seraya berkata: 'Adakah karr\u belum mengetahui, bahwa sesungguhnya khamr telah diharamkan?'. Mereka berkata: 'Kami akan menunggu sampai clengan mendapat kej elasan clari Rasulullah SAW'. Kemuclian mereka berkata: 'Wahai Anas habiskanlah minuman
34
Sayyid Quthb, Op. cit., Jilid 4, h. 266
35
Ibid., h. 180.
BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PENETAPAl\/ HUKUM KHAMR SECARA BERANGSUR-ANGSUR
A. Nilai Pendidikan Keimanan Kepada Allah Ada hubungan vertikal yang meny1ngkut nilai keimanan kepada Allah sebagai Tuhan semesta abm, dalam proses turunnya al-Qur'an dan lebih dispesifikasikan pada proses penetapan hukum khamr. Karena tujuan diturunkannja al-Qur'an secara integral adalah dalam rangka menanamkan nilai keimanan kepada Allah secara optimal, dengan menunjukkan kemukjizatannya ditinjau dari berbagai aspek. Dan dari proses turunnya ayat-ayatnya secara implisit terkandung pula nilai pendidikan ke arah keimanan tersebut. Iman menurut bahasa adalah diam bi I dari bahasa yaitu aamana - yu 'mi nu iimaanan ( Lll<;.!- Cr' j!. -- Cr'\ ) artinya adalah beriman atau percaya. 1 Adapun iman
menurut istilah ialah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan dengan amal perbuatan". 2 Sebagaimana didefinisikan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
:r-L J 01li1J.o1\i1 JyJ :Jij ..,_Jlb ~\ J. ~ ,y- 9,1 L_;i'- ~\ J. ~ y (4>.-l.> c.r.I o\JJ) ,)\S"J~\ ~ J.--;;.J JLJ.l\ ~
J 3;J
~\ ~ :\.!_;-"-" c)~~\
1
Ahmad Warson Munawir, Kamus Munawir-Arab Indonesia, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku llmiah Pondok Pesantren Al-Munawir, 1989), h. 40 2
Zakiah Daradjat, et.al., Dasar-dasar Agama Islam; Buku Teks PAI Pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. ke-10, h. 1-10
56
"Dari Ali bin al Husein dari bapaknya, Ali bin Abi Thalib ra. Berkata: Rasulullah bersabda: "Iman itu adalah mengetahui (ma'rifat) dengan hati, mengatakan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan". (HR. lhn Majah). 3 Mclihat pengertian di atas, penulis mengambii kesimpulan bahwa iman itu adalah suatu keyakinan atau kepercayaan kuat yang tertanam dalam hati seseorang serta diungkapkan melalui ucapan kemudian dibuktikan dengirn amal perbuatan. Iman tidak cukup diyakini oleh hati saja ataupun diungkapkan melalui lisan saja melainkan hams ada ketiga-tiganya, yaitu diyakini dengan sanubari, diucapkan dcngan lisan, clan dibuktikan keyakinan itu clengan amal perbuatan. Ketiganya rnerupakan unsur yang paling saling berkaitan dan ticlak dapat dipisahkan. Kecluclukan keimanan dalam ajaran Islam aclalah paling sentral dan paling esensial, yakni oebagai dasar dalam mclaksanakan aktifitas. Artinya setiap aktifitas yang clilakukan oleh manusia beriman selalu berusaha mengikuti garis-garis yang clilcntukan Allah. Formulasi yang paling pendek dari keimanan adalah kalimat thoyibah: laa ilaaha illallah yang berarti tidak ada Tuhan selain Allah. Berangkat dari komitmen ini, berarti manusia beriman memutlakkan Allah yang satu sebagai pencipta dan menisbikan yang lainnya sebagai yang dicipta . .Juga berarti komit'men manusia kepacla Allah sebagai fokus clari rasa hormat, rasa penghambaan dan satu-satunya sumber nilai, yang dapat dijadikan inspirasi penuntun langkah hidupnya. Apa yang dikehendaki Allah akan menjacli nilai bagi manusia beriman dan ia tidak akan menerima otoritas dan petunjuk kecuali otoritas dan
3
M Fuad Abdul Baqi, Sunan Al-Hafldz Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwiny !bn Majah, (Mesir, 'Isa al-Baby, tth),jilid I, h. 26
57
pctunjuk Allah. Komitmennya kepada Allah adalah bersifat utuh, total dan kokoh serta mencakup cinta dan pengabdian, ketaatan dan kepasrahan serta berkemauan keras untuk mereuiisasikan kehendak-kehendak-Nya. Konsekuensi dari keimanan itu ialah segala sesuatu yang dikehendaki Allah akan menjadi value dan merniliki otoritas penuh sebagai dzat yang wajib dipuja. Firman Allah:
\I '...J\;)..i.l\) LlJ~,, ~l,, ~~\J ~\ :- al~·- G) ... ,, 0
( 0 '\
: 0
<..
,,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku ". 4 Akan tetapi untuk sampai kepada keimanan yang optimal, sesuai dengan nalurinya manusia memerlukan bukti-bukti yang secara rasional dapat dimengerti atau diterima. Seorang manusia yang hendak diajak mengimani kepada yang gaib, terlebih dahulu disodorkan bukti-bukti konkrit. Penggunaan aka! pikiran untuk meneliti fenomena-fenomena alam semesta dan di dalam dirinya sendiri, akan dapat membawa manusia kepada kesadaran dan kebesaran Allah. Fenomena-fenomena tersebut banyak digambarkan dengan jelas oleh al-Qur'an, baik yang menyangkut fenomena alam syahadah maupun alam gaib. Bahkan al-Qur'an yang memiliki universalitas telah melampaui sejarah manusia dalam penemuan berbagai disiplin ilmu, sehingga secara logika adahh sangat tidak mungkin apabila al-Qur'an diciptakan oleh manusia yang memiliki keterbatasan. Allah rrenjelaskan ini di dalam al-Qur'an: 4
Depag RI, op.cit, h. 862
58
...
~
,,,..,,,
,,,,.,o,,,,,,,,,,
0
};
,,g
J... 8(\ ~):, ,,.
.:Si 2.J.,:r. ~ tJ)i ;j;JI Zi ~ :.;;; ~ ~i J) Jl>'JI ,.. ,, ,, ,,. ... ,. ,,
-,
..-, ,..
car: t 1/-:.J_,,,a.;) :'i_ 6 -~ ~~JS' "'.. ,,
...
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufi1k dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur 'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. "(QS. Fusshilat/41: 53). 5 Lebih spesifik lagi adalah tentang turunnya ayat-ayat Al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam menetapkan hukum khamr. Dalam menetapkan hukumnya, al-Qur'an mendidik manusia ke arah keimanan di antaranya melalui kebijaksanaan secara berangsur-angsur tersebut. Sebab secara logika pengharaman khamr secara berangsur-angsur tidak perlu diterapkan apabJa kondisi masyarakat sudah memiliki kedewasaan dalam hal keimanan, dan aspek-aspek lainnya. Dengan kebijaksanaan tersebut, manusia diajak untuk berpikir dengan tahapan-tahapan pola pikirnya ke arah keirnanan yang optimal. Pendidikan keimanan yang terkandung dalam proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur dapat dianalisa dari beberapa indikasi berikut: I. Proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur menunjukkan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Hal ini tergambar dari penyesuaian penurunan ayatayat kham~ dengan kondisi masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan Aisyah ra.: ...
,,
yG I~!,, )
j;-
,,,,
0
,.
,,
0
0
}Ji) WI '_?~ ,,.
,,
,,.
Q,..
>,,,..,,
,,.
"'
...
0
...
...
~I ::,. o~y ~;_,. ... ,.
,,.
,..
0
>,..
(}
...
,..
,,
,, ,..
,,
0
:1}\.J .;_;JI 1;;J ') r_;? Jji J) }) (ifJI) ,j~Ji ,J) \~~\ "'
...
"
•
,,
J) t: Jji J) t:.S!... ,,.
,,
,,
,,
Jl,, ~GI
t
1~f ;;Ji ::G ~ 5
Ibid, h. 781
59
"Sesungguhnya pertama-tama yang turun dari Al-Qur 'an ialah surat-surat dari golongan nnifashshal (surat-surar pendek), yang di dalamnya diterangkan soa/ jannah dan neraka. Setelah manusia mempunyai kesadaran tentang Islam, baru turun ayat-ayat tentang halal dan haram. Sekiranya wahyu pertama yang rurun berbunyi: 'Janganlah kamu meminum khamr ', niscaya mereka aka•1 berkata 'tidak, kami tidak akan meninggalkan khamr sama sekali '. Andaikan ayat larangan untuk minum khamr itu turun di Mekkah, yakni pada fase seruan pertama dari seruan Islam, pasti dampak yang ditirnbulkannya pada jiwa kaurn muslirnin tidaklah sama dengan darnpak ketika ayat itu diturunkan di Madinah. Ayat-ayat al-Qur'an turun secara berangsur-angsur dalarn rnengharamkan khamr karena pertimbangan kondisi, yaitu mempersiapkan kondisi lahir batin masyaralrnt yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan perhatian dan kasih rnyang Allah kepada kaum muslimin, sehingga secara logis akan menumbuhkan keimanan yang lebih kuat. 2. Kemaslahatan manusia. Al-Qur'an diturunkan kepada umat manusia sebagai petunjuk jalan hidup agar manusia dapat mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan hidup itu tidak akan terwujud kalau tidak memperhatikan komponen-komponen antara laiq keselarasan kebutuhan-kebutuhan hidup rnanusia. Menengok kepada sejarah prn Islam, faktor utama kekacauan adalah kan;na tidak adanya usaha untuk mendapatkan keselarasan hubungan antara manusia yang notabene merupakan kebutuhan hidup dan mencari kernaslahatan bersama, sepe1ti digambarkan oleh firman Allah berikut:
60
''Nabi ilu menyuruh mereka mengerjakan yang ma 'ruf dan melarang mereka dari menge1jakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yan~ baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. "(QS. Al-A 'rajl7: 157)
Akan tetapi dalam pembinaan hukumnya, al-Qur'an memperhatikan asas-asas yang sekiranya dapat mempermudah dan direalisasikan oleh umat. Perhatian terhadap asas-asas ini adalah logis, sebab yang menjadi tujuan pembentukan hukum adalah untuk kemaslahatan, maka prosesnyapuu harus memperhatikan komponen-komponen dari kemaslalrntan tersebut. Di dalam proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur, dipaparkan bagaimana proses pembentukan hukum memperhatikan kemaslahatan umat, sehingga te1jadi tahapar:-tahapan penurunan ayat disesuaikan dengan kondisi yang tentunya memiliki nilai kemaslahatan yang berbeda apabila kondisi itu semakin berubah. Asas-asas yang diperhatikan oleh al-Qur'an ialah7 : a. Tidak menyulitkan. Bahwa ditetapkannya hukum al-Qur'an kepada umat adalah dengan kemudahan-kemudahan dan disesuaikan dengan kapasitas kemampuan umat.
"Ibid, h. 246 1
Hudhari Bik, Terjemah Tarikh Tasyrik; Sejarah Pembentukan 1-/ukum Islam, Alih Bahasa oleh M Zuhri, (Indonesia: Darul lhya, I 980), h. 31
61
b. Menyedikitkan beban. Asas ini merupakan konsekuensi logis dari asas tidak menyulitkan, karena apabila terlalu banyak beban berarti akan menyulitkan umat. c. Berangsur-angsur dalam pembinaan hukum. Hal ini karena melihat adat istiadat yang sudah berjalan lama, sehingga untuk mengubahnya tidak mungkin dengan jalan sekaligus. Sehingga dengan sistem berangsur-angsur ini, akhirnya mcreka meninggalkan adat kebiasaan yang buruk itu. Ketiga asas tersebut, khususnya asas berangsur-angsur dalam pembinaan hukum direalisasikan di antaranya melalui kebijaksanaan Allah dalam mengharamkan khamr secara berangsur-angsur, yang merupakan indikasi konkrit memudahkan penerapan hukum untuk mencapai kemaslahatan umat. Relevansinya dengan nilai keimanan adalah pada tujuan akhir pembentukan hukum tersebut. Setiap manusia menghendaki suatu tatanan hukum yang dapat mendatangkan kemaslahatan hidupnya, tetapi juga sekaligus tidak memberatkan dalam pelaksanaannya. Naluri manusia tersebut mendapatkan jawaban dari tatanan hukum al-Qur'an terutama dalam proses pengharaman kharnr secara berangsurangsur yang 1'nendatangkan kemaslahatan serta dapat dijalankan dengan kemudahankemudahan yang ada di dalamnya. Hal ini secara logika dapat dikategorikan sebagai pendidikan ke arah keimanan, karena dari mekanisme tersebut sesuai dengan kebutuhan naluri manusia. Keseluruhan penjelasan ini menunjukkan kebesaran pencipta syariat yang harus diimani, yaitu Allah SWT.
62
Masalah kedua yang merupakar. indikasi ke arah keimanan, adalah perhatian al-Qur'an
terhadap
fase-fase
perkembangan jiwa manusia,
sehingga dalam
memberikan materinya disesuaikan dengan fase-fase tersebut. PerkemiJangan menurut W .S. Winkel adalah "Proses berlangsungnya perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya". 8 Misalnya pada anak didik, proses perkembangan ini sampai pada puncaknya apabila mencapai kedewasaan. Sedangkan pengertianjiwa, para ahli tidak mendefinisikan secarajelas, seperti yang dikemukakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono bahwa "Apa yang dimaksud dcngan jiwa, tidak seorangpun yang tahu dengan sesungguhnya". 9 Akan tetapi yang 1i1enjadi bahan penilaian dari keadaan jiwa adalah tingkah laku atau perbuatan, seperti yang digambarkan oleh Al-Ghazali bahwa ha! ini termasuk keajaiban perhubungan antara hati (jiwa) dan anggota, yakni nafsu dan badan. Sesungguhnya setiap sikap yang timbul di hati itu, pengaruhnya akan melimpah kepada anggota, sehingga anggota itu tidak akan bergerak, kecuali dengan gerak yang pasti sesuai dengan sifat di hati terse but. 10
'W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), Cet. ke-4, h. 16 9
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), Cet. ke-3, h. 3
'° Al-Ghazali, Keajaiban Hali, (Jakarta: Tintamas, l 984), alih bahasa: Nurhichmah, h. 157
63
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa oerkembangan jiwa pada intinya adalah berlangsungnya perubahan jiwa menuju pada kematangan, dengan mengamati tingkah laku atau perbuatan sebagai tolok ukurnya. Proses perkembangan jiwa manusia menjadi dasar dalam menentukan kebijaksanaan penurunan ayat-ayat Al-Qur'an, terrnasuk dalam proses pengharaman khamr. Hal ini merupakan konsekuensi logis, apabila memandang fase-fase jiwa manusia. Para psikolog rnemanciang fase perkembangan jiwa manusia kaitannya dengan suatu ide (ajaran) ke dalam tiga fase, seperti dikutip oleh Quraish Shihab: Bahwa tahap-tahap perkembangan kejiwaan clan alam pikiran manusia dalam menilai suatu ide pada umumnya melalui tiga fase. Fase pertama, menilai .baik buruknya suatu ide dengan ukuran yang mempunyai hubungan dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan pada panca indera yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut atas keteladanan yang diberikan oleh seseorang, clan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik bila tokoh A yang melakukan atau menyatakannya baik clan jelek bila dinyatakan jelek. Fase ketiga (fase kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide yang didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh oleh faktor ekstern yang menguatkan atau melemahkannya (materi clan pribadi). 11 Pendapat di atas menggambarkan fase-fase perkembangan jiwa manusia yang akan mewarnai persepsinya tentang sesuatu ajaran. Sejarah membuktikan bahwa pada masa pertama pembinaan masyarakat Islam, persepsi sebagian hesar umat terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dikaitkan dengan figur Rasulullah. Hal ini terbukti dalam kasus perang Uhud, sebagian kaum muslimin meninggalkan medan pertempuran 11
M. Quraish Shihab, Menibun1ikan Al-Qur'an; Fungsi ian Peranan Wahyu da/an1 Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), h. 93
64
ketika mendengar Rasulullah meninggal. Hal ini menunjukkan perkembangan jiwa sebagian umat Islam pada masa itu baru sampai pada fase kedua. Al-Qur'an menghendaki umat Islam dapat mencapai fase kedewasaan dalam menilai ajaran-ajaran al-Qur'an, yakni menyadari akan pentingnya ajaran-ajaran AlQur' an tan pa tendensi eksternal yang mempengaruhinya. Hal ini tergambar dalam ayat al-Qur'an yang menanggapi kasus perang Uhud tersebut: J
,,
,,.
,,.
,,.,,
~LlJol ~ ~\
,,
}
/
,,,,
)
J
,,
,,
,,.
.,..
;;;
J:' )\ ;:;_,\~ J~i ~)I ;? ~ ~ ~..; J;.~ ';}~ ~ C>) ,,
.\
(\ t t :1/01.r-" Ji) ::r.;81 ..:Ill
,;;
"\
,.,
,.,,.
,,
,,
t?~) ~..:Ill~ ::fa*~~'.':;:;:,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke be/akang (murtad). Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak mendatangkan madharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberikan balas.:in kepada orang-orang yang bersyukur. "(QS. Ali Imran/3: 144/ 2 Gambaran di atas merupakan tujuan optimal yang hendak dicapai oleh alQur'an ditinjau dari fase-fase perkembangan jiwa manusia, yaitu tertanamnya nilai keimanna yang dewasa, yalmi keimanan yang semata-mata datang dari jiwa, tanpa ada pengaruh-pengaruh dari luar. Kebijaksanaan Allah dengan menurunkan ayat-ayat khamr secara berangsurangsur, karena memandang pada tingkat kesiapan jiwa manusia, merupakan langkah pada yang logis. Memberantas tradisi minum khamr tidak mungkin dapat dilaksanakan sekaligus tanpa ada suatu proses dan suatu ajaran akan dapat diterima dan meresap ke dalamjiwa apabila disertai argumentasi-argumentasi logika.
12
Depag RI, op.cit, h. 99
65
Jacli pengharaman khamr yang clilakukan secara berangsur-angsur, clapat dikategorikan sebagai proses penclidikan yang bertujuan cliterimanya materi hukum yang terkanclung dalam ayat-ayat di al-Qur'an, tanpa ada paksaan atau faktor-faktor eksternal lainnya. Kesaclaraan untuk menerima hukum tersebut merup11kan fase kedewasa1n clalam meyakini suatu ide (&jaran), yaitu Al-Qur'an. Hal ini rnenunjukkan, pendidikan keirnanan yang cliterapkan clengan kebijaksanaan pengharaman khamr secara berangsur-angsur aclalah di samping materi yang disarnpaikan clapat diterima oleh aka! sehat, juga harus rnemperhatikan tahapantahapan perkembanganjiwa manusia.
B. Nilai Metoclologi Pengajaran
lstilah rnetodologi pengajaran tercliri clari dua kata, yaitu rnetodologi clan pengajaran. Metodologi ialah suatu ilmu yang membicarakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dan pengajaran ialah proses penyajian bahan pelajaran yang disajikan. 13 Dari pengertian di atas Ramayulis menclefinisikan bahwa metoclologi pengajaran berarti "Suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus I
clilalui untuk mencapai tujuan mengajar". 14 Pelaks?.naan rnetodologi pengajaran dalarn pendidikan disebut "metode mengajar". Zakiah Daradjat mendefinisikan metode mengajar sebagai "Suatu teknik 13
Ramayulis, Metodoiogi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. ke·3,
14
Ibid
h. 108
66
penyampman bahan pelajaran kepada murid". Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan baik. 15 Dari definisi ini, maka keberhasilan seo1 ang pengajar dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya tergantung dari penguasaan bahan yang akan diajarkan, namun ditentukan juga oleh penguasaan cara-cara atau teknik-teknik penyampaian bahan. Pendidik harus tahu betul dan mampu menggunakan cam atau metode yang paling efektif dan efisien, sehingga anak didik dapat menerima dan memahami dengan mudah bahan yang disampaikan. Metode-metode pengajaran yang dikenal dalam dunia pendidikan modern, sebenarnya telah dilaksanakan oleh al-Qur'an. Metode-metode yang dikenal dalam pendidikan modern tersebut antara lain: I.
Metode
ceramah,
yaitu
"Suatu cara
mengajar
yan[,
digunakan
untuk
menyampaikan informasi, penjelasan atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah". 16 Al-Qur'an dalam menetapkan hukum-hukumnya, terlebih dahulu diterangkan hakikat masalah yang sedang dibicarakan, sehingga manusia yang menjadi obyek mengerti dengan sebenar-benarnya rnasalah yang menjadi kajian A!-Qur'an tersebut, seperti dalam ayat-ayat khamr. Ayat-ayat yang pertama-tarna turun adalah lebih hersifat memberitahukan atau menginfonnasikan
15
Zakiah Daradjat, dkk., Metodoiogi Pmgajaran Agama, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke-l,h.61 16
h. 46
Madyo Ekosusilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Efflmr Publishing, l 990), Cet. ke-l,
67
tentang mmuman khamr, sehingga dengan adanya ayat-ayat 1111, manus1a mengetahui hal yang sebenarnya tentang hakekat khamr. !V!etocle tanya jawab, ''bernpa pertanyaan yang sebagian besar dilakukan okh guru clalarn rnenyarnpai kan bahan pengaj aran pad a si swa ''. 17 !VI ctode in i bi asan va dipakai untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap fakta-fakta yang clipelajari, baik yang didengar maupun yang dibacanya. Metode tanya jawab ini jarang sekali dipakai sebagai metode tersendiri, tetapi biasanya dikombinasikan dengan rnetode lain, seperti metode cerarnah. Hal ini clipakai oleh Al-Qur' an baik untuk n1c111antapkan kein1anan 1nanusia n1aupun untuk 111c11gcca111 111a11u:--ia : a11g
tidak rnau mengimani-Nya. Seperti disebutkan dalam surat Ar-Rahman: .,,_,.
,,,,_,._.,_,.F
( \ 1 : 0 0 I / ) ) jL.i,<1 L.,~~ <'JI ~Ll ,..
"
"
,..
,,.
,,
"Maka nikmar Tuhan kamu yang nwnakah yang kamu dusralwn. '{()S. ArRahman/55: J3)
Atau banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang ditutup dengan pertanyaan, setclah diterangkan pokok perrnasalalrnnya. Sebagaimana surat Hud ayat 30, ditutup dengan ayat:
"Tidakkah kamu mengambil pelujuran. "(QS. J-luudl! 1: 30)
3.
!V!etocle resitasi, yaitu "Cara mengajar dengan jalan guru mcnugaskan kcpada s1s\va, sts\va n1elaksanakan tugas tcrsebut kepada guru yang n1en1beri tugas'·_ ix
17
/hid
IS
Ibid, h. 48
68
Dalam
konteks
ini,
al-Qur'an memperhatikan
faktor-faktor
yang dapat
menghambat atau melancarkan dalam melaksanakan tugas tersebut. seperti tugas menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan, baru diturunkan setelah umat Islam memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan pemberian tu gas oleh al-Qur'an, tetap memperhatikan pula faktor-faktor pendukungnya. Dari realitas ini, al-Qur'an benar-benar memiliki kemukjizatan yang secara logika dapat diakui. S>.1atu pengetahuan tentang metodologi dengan segala aspeknya yang ditemukan pada masa sekarang adalah merupakan implementasi dari cara-cara al-Qur'an menetapkan hukum-hukumnya. Hal ini dijelaskan oleh Abdur Roz ..tk Naufal, bahwa: Ketika dunia bergerak kepada membuat perhukuman-perhukuman, yang demikian itu adalah dalam masa membuat undang-undang, ahli-ahli hukum dan cendekiawan berkumpul dan salir,g mempelajari, maka tiba-tiba mereka mendapati bahwa Al-Qur'an melebihi angan-angan mereka clan mendahu;ui buah pikiran mereka. 19 Namun
dari
metode-metode
tersebut
pada
intinya
a1-Qur'an
lebih
1.nenitikberatkan pada penggunaan aka! pikiran dalam memaparkan masalah. Artinya
' metode, pada intinya metode yang dipakai oleh al-Qur'an dalam dari keseluruhan menetapkan hukum-hukumnya adalah lebih bersifat analitis, yaitu melibatkan potensi aka! manusia sebagai alat penganalisa menjadi suatu kebutuhan yang diperhatikan oleh al-Qur'an. Hal ini dikuatkan oleh pendapat A. I-Iasyimi sebagai berikut: 19
h. 19
Abdur Rozaq Nofa\, Bagaimana dan Mengapa, (Jaka11a: Bulan Bintang, 1994), Cet. ke-1,
69
Dalam memberi perintah, larangan, bimbingan dan tuntunan, Al-Qur'an selalu menye1iainya dengan sebab akibat atau menyuruh meuggali sebab akibat itu, yang dalam istilah fikih terkenal dengan "Hikmatut Tasyri "', dimana dinyatakan bahwa sega\a perintah, segala larangan, segala bimbingan dan segala tuntunan lidaklah datang melulu sebagai urusan-urusan yang diwajibkan menurut agama dan keimanan, tetapi disertainya dengan peringatan atas hubungannya dengan watak pekerjaan dan apa yang lebih aula, lebih afdlol uan lebih berhak. Penggalian sebab akibat dari urusan-urusan itu, berarti mempersiapkan aka! dan memuaskannya dengan faedah-faedah dan kemaslahatan yang terkandung dalam urusan-urusan itu, ataupun kemelaratan-kemelaratan dan bahaya-bahayanya. 20 Sedangkan Quraish Shihab menggambarkan metode yang digunakan AlQur'an dengan membandingkan metode yang dipakai dalam pendidikan (agama) pada masa sekarang, adalah sebagai berikut: Bahwa Al-Qur'an menuntun pese1ia didiknya untuk menentukan kebenaran rnelalui usaha peserta didik sendiri, menuutut agar materi yang disajikan diyakini kebenarannya melalui argumentasi-argurnentasi logika, dan kisah-kisah yang dipaparkannya mengantarkan mereka kepada tujuan pendidikan dalam berbagai aspeknya, dan nasehatnya ditunjang dengan panutan. Sementara pendidikan kita, khususnya dalam bidang metodologi, seringkali sangat menitikberatkan pada hafalan, atau contoh-contoh yang dipaparkan bersifat ajaib, kiasan yang di:<emukakan dengan bahasa gersang, tidak menyentuh hati, ditambah lagi nasehat yang diberikan tic!ak ditunjang oleh panutan pemberinya. 21 Memahami pendapat-pendapat di atas, tampaknya para ahli sepakat .pada suatu masalah bahwa metode yang dipakai oleh Al-Qur'an dalam mendidik umat adalah metode "berpikir sendiri" tentang masalah-masalah yang dipaparkan oleh AlQur'an. Hal ini tampak pada penurunan ayat-ayat Al-Qur'an secara umum, juga ·pada ayat-ayat khamr. Ayat-ayat khamr mengajak manusia untuk berpikir, yakni dengan memaparkan perbandingan antara maslahat dan madharatnya yang harus melibatkan 0
A. Hasymi, Dustur Da 'wah Menurut Al-Qur'an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), Cet. ke ·I, h. ! 12-113 '
" M. Quraish Shihab, op.cit., h. 177
70
aka! sebagai alat untuk menilainya, seperti yang dikemukakan oleh A. hasymi bahwa .. Cara yang lain lagi Al-Qur'an membangun kesadaran aka! dan pikiran, yaitu dengan mcngemukakan perbandingan antara jahat dengan baik, antara kerusakan dengan kcsejahteraan. '' 22
22
A. Hasymi, op.cit., h. 115
IJAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah diuraikan tentang nil.ai-nilai pendidikan yang terkandung dalam proses penghararnan khamr secara berangsur-angsur, yang merupakan topik kajian dan analisa dalam skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Proses pengharaman khamr kaitannya dengan nilai pendidikan keimanan, adalah ditinjau dari dua analisa. Yang pertama, menyangkut hakikat proses pengharaman itu sendiri memiliki indikasi ke arah pendidikan keimanan tersebut. Yakni proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur menunjukkan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dan proses pengharaman khamr bertujuan menciptakan kemaslahatan umat. Indikasi yang kedua adalah di samping materi ayat dapat diterima oleh aka! sehat dan memiliki argumentasi-argumentasi yang kuat, dari segi penyampaiannyapun disesuaikan dengan perkembangan j iwa manusia. Fial ini akan lebih mengarahkan manusia pada nilai keimanan yang optimal. Proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur juga menunjukkan metode al-Qur'an dalam menyampaikan materi ayat, sehingga dapat diterima oleh umat tanpa rasa berat. Metode pengajaran yang dikenal pada sistem pengajaran sekarang, sebenamya sudah diterapkan oleh al-Qur'an, seperti metode ceramah,
72
tanya jawab, dan metode resitasi. Namun pada intinya metode yang diterapkan alQur'an pada umumnya dan pada ayat-ayat pengharaman kha nr pada khususnya, lebih bersifat analitis, yakni selalu melibatkan akal pikiran manusia untuk menganalisa materi ayat.
B. SARAN-SARAN Setelah penulis meng211alisa dan mengkaji topik m1, maka penulis 111g111 memberikan saran-saran sebagai berikut: I. Hendaknya umat Islam selalu memiliki antusiasme di dalam mempelajari dan menghayati ayat-ayat al-Qur'an, karena di dalamny . 1 termuat banyak hikmah, khususnya dalam bidang pendidikan. 2. Hendaknya para pendidik muslim selalu mengacu kepada konsepsi al-Qur'an dalam menyampaikan pelajaran. Terutama lebih bersifat analitis, yailu melibatkan potensi akal peserta didik sebagai alat penganalisa dalam mernaparkan masalah. Sehingga dapat menghasilkan generasi muslim yang berkualitas. 3. Untuk para Intelektual Muslim, hendaknya diupayakan untuk menggali lebih lanjut ayat-ayat a!-Qur'an, khususnya masalah ayat-ayat khamr kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan secara ilmiah dan lebih konfrehensif. Hal untuk membuktikan nilai superioritas al-Qur'an.
1111
DAFT AR PUST AKA
Baqi al-, M. Fuad Abdul, Sunan Al Hafidz Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Al Qazwiny lbn Majah, Mesir: 'Isa Al Baby, tth Bek, Ahmad Hasyim , Mukhtarul Ahadits Nabawiyah, Mesir: Al Bakhiratul Kubra, 1951 Bile, Hudnari, Terjemah Tarikh Tasyrik; Sejarah Pembentukan Hukum Islam, Alih Bahasa oleh M Zuhri, Indonesia: Dami Ihya, 1980 Daradjat, Zakiah dkk, et.al., Dasar-Dasar Agama Islam; Bul:u Teks PAl Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet. ke-10
_ _ _, Metodologi Pengajaran Agama, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. ke-1 Depag RI., Al Qur 'an Dan Terjemahnya, Surabaya: CV Jaya Sakti, 1997 Ekosusilo, Madyo, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Publishing, 1990, Cet. ke-1 Ghazali al-, Keajaiban Hati, Alih Bahasa oleh Nurhichmah, Jakarta: Tinta Mas, 1984 Hafifuddin, Di din, Al Qur 'an: Te1jemah Taj~ir Sya 'rawz, Tim Terjemah Safir Al Azhar, Jakarta: Duta Azhar, 2004, Cet. ke-1 Hainka, Tafi;ir Al Azhar, Jakarta: PT Pustaka Panji Mas, 1983, Cet. ke-2
_ _ _, Ta/sir Al Azhar, Jakarta: Pustaka Panji, 1983, Cet. ke-3 '.-lasymi, A., Dustur Da 'wah Menurut Al Qur 'an, Jakarta: Bulan Bintang, 1974, Cet. ke-1 Iqbal, Muhammad, Membangun Kembali Pemikiran Islam, Jakarta: Tinta Mas, 1996, Cet. ke-l Khalaf, Abdul Wahab, Jlmu Ushul Fiqh, Alih Bahasa oleh Masdar Helmy, Bandung: Gema Insani Press, I 997, Cet. ke-2
74
Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pcndidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1988, Cet. ke-2 --~·
Manusia dan Pendidikan, Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995, Cet. ke-3
Mahali, A. Mudjab, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al Qur 'an, Jakarta: Kalam Mulia, 1989, Cet. ke-1 Maraghi al-, f\l1111ad Musthafa, Te1jemah Tafsir Al Marag11i, Semarang: CV Toha Putra, 1993, Cet. ke-2 Muhaimin, dan Mujib, Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosa.fl d,m Kerangka Dasar Operasionalisasinya, bandung: Trigenda Karya, 1993, Cet. Ke-1 Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Munawir: Arab-Indonesia, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiyah Pondok Pesantren Al Munawir, 1989 Najati, M. Utsman., Al Qur'an Dan !!mu Jiwa, te1j. Ahmad Rofi' 'Utsman, Bandung: Pustaka, 1997, Cet. ke-2 Najd an-, Abu Zahra, Al Qur'an dan Rahasia Angka-angka, terj. Agus Effendi, Jakarta: pustaka Hidayah, 1997, Ctt. ke-2 · Nasution, Harun, Prof., DR., Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran, Bandung: Mizan, 1995, Cet. ke-1 Nofal, Abdur Razaq, Ir., Bagaimana Dan Mengapa, Jakarta: Bulan Bintang, 1994, Cet, ke-1 l'oerwadarminta, WJS., Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1979 l'raja, Juhaya S., Epistemologi Ibnu Taimiyah, Ulumul Qur'an II Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur 'an: Di Bawah Naungan Al Qur 'an, Te1j. As'ad Yasin dkk, Jakarta: Gema lnsani Press, 2000 Ramayulis, Metodologi Pengajaran· Agama Islam, Jakarta: Kalarn Mulia, 2001, Cet. ke-3
75
Roestam, S.T., et. al., Hukum Dan Syariat Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1992, Cet. ke-2 Sarwono, Sarlito Wirawan, Penganfa,· Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1983, Cet. ke-3 Shabuni ash-, M Ali, Taftir Ayat-ayat Hukum Dalam Al Qur 'an, te1j. Saleh Mahfoed, Bandung: Al Maarif, 1994, Cet. ke-1 Shiddieqi ash-, T.M. Hasbi, Kuliah Ibadah, Jakarta: Bulan Bimang, 1991, Cet. ke-7 ___ , Tafsir Al Qur 'an A1ajid, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1995, Cet, ke-2 Shihab, M. Quraish, Membumikan Al Qur 'an: Fungsi Dan f'erwwn Wahyu Dah1111 Kehidupan Ma.1yarakat, Bandung: Mizan, 1992 Shihab, M. Quraish, Ta/sir Al Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur 'an, Jakarta: Lcntera Hati, 2002 Suma, M. Amin., Tefsir Ahkam I, Jakarta: Logos, 1997, Cet. ke-1 Syahidin, Met ode Pendidikan Qur 'ani: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Misaka Galiza, 1999, Cet. kc-! Syaibani al, Oman Muhammad Al Tumy, Falsafah Pendidikan Islam, Alih Bahasa oleh Hasan Langgvlung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979 Thoha, H.M. Cho bib, Reformulasi Filsafat Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996 Tim Dosen !All~ Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya Aditama, 1996 _ _ _, Dasar-dasar Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Aditama, 1996, Cet. ke-1 Tobroni, dan Arifin, Syamsul, Islam Pluralisme Budaya Dan Politik: Rejleksi teologi Untuk Aksi Dalam keberagamaan Dan Pendidikan, Yogyakarta: SIPRES, 1994, Cet. ke-4 Tuwaanisi at-, Ali Al Jumbulati Abdul Futuh, Dirasatun Muqaaranatun FilTar/Jiyatil Jslamiyah, Alih Bahasa oleh Prof. Dr. H.M. Arifin, M.Ed., Jakaiia: Rineka Cipta, 1994, Cet. ke-1
76
Winkel, W.S., M.Sc, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indenosia, 1996 Yunus, Mahmud., Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1972 Zaini, Syahminan., Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986, Cet. ke-1 Zuhdi. Masjfuk, Prof., Drs., Pengantar U/umu/ Qur'an; Bagian Pertama, Surabaya: PT Bina llmu, 1993, Cet. ke-4
)]_
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
/
FAKULTAS ILMU TA.RB!YAH DAN KEGURUAN Tdp. : (62·2 I J 744;\'.!lH, 740 I 925. Fax.(62·2 I j 74029112 r.H.Juanda Nomu, 95, Ciputat 154 J 2, [ndon¢sia
Email : uinjk11fl}cal.>i.n.;1.id
Nomor: ET/PP.02.2/. /J[ I 200 'j
··---1
Jakarta, ... !.?.X'.~r.7.~ .. ?~?. ! .............. .
Lamp. : Abstraksi /Outline Hal : BIMBlNGAN SKR1PSI Kcpada Yth. 1. .. ~~~ ~ .. ~: .. ~:{.~~-~~~.! .. ~1.J:~
... ' ..... .
2............................................. .
Dasen Fak. llmu Tarbiyah & Kcguman \JIN SyarifHidayatullah .Tak;uta. Assalann1 1alai/...11n1
-~vr.
'I-Vb,
Dengan ini diharnpkan kesediaan Saudara untuk menjadi Fcmbimhing I/Jl (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa, Nam a
: .. J!tY.~ .. li.~J.::1:1.\'fP: t.~ ............................... ..
NIM
0011017344 ................. , ............ .
.Turusan I Semester : .. ~~R.~~.·~.~.~'.1.. !:~.~~?..! ~?:~.~. / .~~.~~..... . Juctut skripsi : ...J:lliM::l!.~ll.-.~ .li;;~w.l?.~Mi!. l?!#.f\ ..~¥<~.~s.r~VA .. rmw1w.~!\
........
AL-QUR AN SECARA »ERANGSUN-ANGSUR ......................................................................................................... 1
.....' ......................... ' .........·.................................... ' ..... ' ................. .. Judttl tersebut telah disetujui oleh Jumsan yang bersangkutan pada tanggal ......... . 12 Ma ret 2004 . . . .. . . . . . . . . .. . . . .. ... . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . dengan abstra.ks1 I outline sebagaunana terJamp1r.
Bimbingan shipsi ini diliarapkan selcsai dalam wak;u 6 (enam) bulan, yakni sampai 12 3eptcm~cr 2001 cleng111 tangg;1l .................................. .
Atas perhatian dan kescdiaan Saudara, kami ucapkan terima kasih. YVassalan1u 1alaiku111 \-Vr. i,vb.
An. Dek:m
/
DEPARTEMEN AGAl\1A UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF 1-UDA YATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp. : (62·2 I) 74433'28, 7401925, Fix.{62·2 l) 7402982 ,JulildA Non;or9.5, Cipu!.at 15411, lndocwia
ior
Enuil :
[email protected]:t.id
ET/PP.Ol. l/.X.. .... .12ooy..
Jakarta, ·!J··Ok-t.ob<>P···WG4 ........................ .
1p.
ha!
Pcrpanjangan Skripsi
Kepada Yth. 1..P.r..~..... !\...l?.Y.1!.U.'..~.. !.\,....~,1:... ...................... .. 2..........................................................................
Dosen PembimbingSkripsi Fakulta> !!mu Tarbiyah .Jan Kcguruan Univcrsitns Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Aasalan1u 1alnikun1 wr. wb.
K>mi mengharapkart keoediaan Saudara untuk mempcrpanjang waktu Bimbingan 1/11 (matcri/teknis) •) pcnulisan sKrips1 mahasiswn: Numa Nomor Pokok Jurusan
Judul Skripsi
·Ev:i-··Heeawa
.9~.1. !.~ .1:<.~ ~!!.. '.......... '.................. '.......... '...................................... '........ '..... '. .P.r.n.r\;i.rl,i.J:~~n...~e=9JP.H .. X.~1.nn1. ....................................................................... .N I LAI~ N.l L.~1 .. PJm.{D ID.I KM'!.. .I $J,,\M ...D.Al,/>.J!, .. l?.RO. fl'£.$... '.\'.V.l\ l!NI! .Y.~ .. /';.T,,~ .QU;R '3..N .. .SEC.A.Rf, .. ~BER.. J.!~ G.2tUR,,.JJ.XG5.Ul< .. ,(,,121 tu.di .. A.t.t\R.' .P.an !JJ~i t:i..<.\n
.l\enc t n;>.<1n •. Hul<.Ulll .. !OJ.mn r ...!l AJ,\\Ul .. ;,.i ~ f~\\r: .'. ;m. l................................... .
Penulisan skripsi mahasiswa tersebut telah habis batns waktu yang telah ditentukan sejak t&nggal 1~...~~P..t?.~~-'1.L~~.O.~ ................................................... dan diperpanjang sampai dengan tanggal .1.9.. J!!l.i:.!\t .....?.RR~........................................................... . Demikianlah, atas kesediaan Saucara kami ucaplam terima kasih. Wassalam. A.n. Dckan Pembantu Dekan I,
~"\~-
.vr . ~.GA.r; .. ~.
busan: ikan (sebagai laporan) 'NIP 1" ~tua Jurusnn f.Rn.9.t~!A.i:.0.!: ...~P.~~.?: .. ~.~.~~~ .................... . ahasiswn yang bersangkulan ret yang tidak perlu.
• .):11<
231 356
"'