1
PENDAHULUAN
A. Pengantar Manajemen Keuangan Manajemen keuangan suatu penerapan fungsi-fungsi manajerial (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian) dalam pengelolaan perusahaan / organisasi yang mana bidang kegiatannya dengan cara bagaimana mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dan bagaimana cara menggunakan dana tersebut seefektif dan seefisien mungkin. Fungsi utama manajemen keuangan adalah untuk mencari pendanaan dan kegiatan menggunakan dana tersebut. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
B. Laporan Keuangan Neraca adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menunjukkan posisi aktiva (kekayaan) dan passiva (hutang dan modal) pada saat tertentu lazimnya satu tahun.
2
NERACA PT. ……………………. Per 31 Desembner 20… Aktiva Lancar terdiri atas :
Hutang terdiri atas :
-
Kas
Rp. …………..
Hutang Lancar
-
Efek
Rp. …………..
-
Hutang Dagang
Rp. …………..
-
Persediaan Barang
Rp. …………..
-
Hutang Pajak
Rp. …………..
-
Perlengkapan
Rp. …………..
-
Hutang Gaji
Rp. …………..
-
Dibayar Dimuka
Rp. …………..
Jumlah Hutang Lancar
Rp. …………..
Jumlah Aktiva Lancar
Rp. ………….. Hutang Jangka Panjang
Aktiva Tetap terdiri atas :
-
Hutang Bank.
Rp. …………..
Obligasi
Rp. …………..
-
Tanah
Rp. …………..
-
-
Peralatan
Rp. …………..
Jumlah Hutang Jk. Panjang
-
Akum. Peny. Peralatan
Rp. …………..
-
Mesin
Rp. …………..
Modal Sendiri
-
Akum. Peny. Mesin
Rp. …………..
-
Saham / Pemilik
Rp. …………..
-
Gedung
Rp. …………..
-
Laba Ditahan
Rp. …………..
-
Akum. Peny. Gedung
Rp. …………..
Jumlah Modal Sendiri
Rp. …………..
TOTAL PASSIVA
Rp. …………..
Jumlah Aktiva Tetap
Rp. …………..
Rp. …………..
Aktiva Lain-lain -
Godwiil
Rp. …………..
-
Hak Paten
Rp. …………..
Jumlah Aktiva Lain-lain
Rp. …………..
TOTAL AKTIVA
Rp. …………..
3
LAPORAN RUGI LABA PT. ……………………….. Per 31 Desember 20…
Penjualan -
Hasil Penjualan ……………………………………………..
Rp. ………………
-
Diskon/pengembalian Penjualan …………………………
Rp. ………………
Penjualan Bersih ………………………………………………………….
Rp ……………….
Harga Pokok -
Persediaan Awal Barang ……………………………….….
Rp. ………………
-
Pembelian ……………………………………………………
Rp. ………………
Harga Pokok Barang Siap Dijual ………………………..………
Rp. ………………
Persediaan Akhir …………………………………………………
Rp. ………………
Harga Pokok Barang Yang Dijual ………………………………
Rp. ………………
Laba Kotor ………………………………………………………..
Rp. ………………
Biaya-biaya -
Biaya Operasional ………………………………………….
Rp. ………………
-
Biaya Pemasaran …………………………………………..
Rp. ………………
-
Biaya Adiministrasi dan Umum ……………………………
Rp. ………………
-
Biaya Lain-lain ………………………………………………
Rp. ………………
Total Biaya ………………………………………………………..
Rp. ………………
Laba Sebelum Bunga & Pajak (EBIT) ………………………….
Rp. ………………
Biaya Bunga / Pendapatan Bunga ……………………………..
Rp. ………………
Laba Sebelum Pajak (EBT) …………………………………….
Rp. ………………
Pajak ………………………………………………………………
Rp. ………………
LABA BERSIH (EAT) …………………………………………….
Rp. ………………
Keterangan : EBIT : Earning Before Interest and Tax EBT
: Earning Before Tax
EAT
: Earning After Tax
4
Soal : Berikut ini disajikan laporan keuangan PT. BUANA SAKTI periode 31 Desember 2005 sebagai berikut : -
Peralatan
Rp. 30.000.000,-
-
Persediaan
Rp. 60.500.000,-
-
Hutang Gaji
Rp. 17.000.000,-
-
Gedung
Rp. 86.000.000,-
-
Pajak 30 %
Rp. 25.800.000,-
-
Biaya Usaha Lainnya
Rp. 12.000.000,-
-
Obligasi
Rp. 65.000.000,-
-
Piutang
Rp. 15.000.000,-
-
Hutang Niaga
Rp. 21.000.000,-
-
Laba Ditahan
Rp. 53.000.000,-
-
Biaya Pemasaran
Rp. 23.000.000,-
-
Tanah
Rp. 50.000.000,-
-
Hutang Pajak
Rp.
-
Hutang Bank 3 Th. Bunga 10 % Per Th. Rp.111.000.000,-
-
Biaya Bunga 10 %
Rp. 11.000.000,-
-
Saham
Rp.200.000.000,-
-
Efek
Rp. 35.000.000,-
-
Hutang Jk. Panjang Yang Jatuh Tempo
Rp.
-
Hasil Pnjualan Bersih
Rp.880.000.000,-
-
Biaya Administrasi dan Umum
Rp. 35.000.000,-
-
Harga Pokok Penjualan
Rp.710.000.000,-
-
Kas
Rp. 25.000.000,-
-
Mesin
Rp.156.000.000,-
5.000.000,-
6.000.000,-
Berdasarkan data di atas saudara diminta untuk menyusun kembali Laporan Keuangan Neraca dan Rugi Laba PT. ASAL JADI dengan mengikuti format yang benar.
5
MODAL DALAM PERUSAHAAN A. Pengertian Modal Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor modal mempunyai arti yang lebih penting. Pengertian modal yang klasik bersifat physical oriaented yaitu modal sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memprodusir lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical oriented dimana pengertian modal lebih ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan mamakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal. Barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan. Apabila kita melihat neraca suatu perusahaan maka keseluruhan aktiva menggambarkan modal kongkret dan keseluruhan pasiva menggambarkan modal abstrak. Modal kongkret ini selalu menunjukan bentuknya oleh karena itu modal ini sering dikatakan dengan modal aktif sedangkan modal abstrak menujukkan sumber dana yang ada dalam perusahaan oleh karena itu sering pula dikatakan dengan modal pasif. Modal aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk dari dana yang ditanamkan oleh perusahaan. Sedangkan pengertian modal pasif adalah modal yang tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber darimana dana tersebut diperoleh.
B. Pembagian Modal Aktif Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau kekayaan suatu perusahaan dapat dibedakan antara aktiva lancar (Current Assets) dan aktiva tetap (Fixed assets). Aktiva lancar ialah aktiva yang habis dalam satu kali perputaran proses produksi (dalam jangka pendek umumnya kurang dari satu tahun). Aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang habisnya lebih dari satu kali perputaran proses produksi (lebih dari satu tahun). Perbandingan atau perimbangan antara kedua aktiva tersebut akan menentukan struktur kekayaan.
6
Struktur kekayaan ini bisa dinyatakan dalam artian basolut maupun dalam artian relatif. Misalnya : suatu perusahaan mempunyai aktiva lancar sebesar Rp. 800 juta dan aktiva tetapnya sebesar Rp. 1.200 juta maka dalam artian absolut struktur kekayaannya adalah 8 : 12 sedangkan menurut pengertian relatif struktur kekayaannya adalah 40% : 60%.
C. Pembagian Modal Pasif Apabila kita melihat kepada asalnya, maka modal pasif itu dapat dibedakan antara “Modal Sendiri” dan “Modal Asing”. Modal sendiri sering disebut modal badan usaha yaitu modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (misalnya : laba ditahan dan modal saham). Sedangkan modal asing atau sering disebut pula modal kreditur adalah modal yang berasal dari kreditur, yang ini merupakan hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) bagi perusahaan yang bersangkutan. Perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri dalam suatu perusahaan akan membentuk struktur finansiil. Struktur finansiil ini bisa juga dinyatakan dalam artian basolut maupun dalam artian relatif. Misalnya ; suatu perusahaan mempunyai modal asing sebesar Rp. 500 juta dan modal sendirinya sebesar Rp. 1.500 juta maka dalam artian absolut struktur kekayaannya adalah 5 : 15 sedangkan menurut pengertian relatif struktur kekayaannya adalah 25% : 75%. Selain membentuk sturktur finansiil, modal pasif pun akan membentuk suatu Struktur Modal. Struktur Modal adalah perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dalam hubungannya antara struktur kekayaan dengan struktur finansiil, kita mengenal adanya pedoman atau aturan struktur finansiil yang konservatif, baik yang vertikal maupun yang horizontal. Aturan struktur finansiil konservatif yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal sendiri, yang menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Keadaan ini menggambarkan bahwa keuangan perusahaan yang sehat pertama-tama harus dibangun atas dasar modal sendiri.
7
Adapun aturan struktur finansiil konservatif yang horizontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aktiva tetap plus persediaan besi dilain pihak. Aturan tersebut mengharuskan bahwa keseluruhan aktiva tetap dan persediaan besi harus sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri.
D. Sumber dana / Modal
8
KINERJA PERUSAHAAN A. Likuiditas Likuiditas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
finansialnya (jangka pendek) yang segera harus dipenuhi. Likuiditas badan usaha dapat diketahui dari neraca pada suatu saat antara lain dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (current assets) di suatu pihak dengan hutang lancar (current Liabilities), di lain pihak. Hasil perbandingan tersebut apa yang disebut Current Ratio. Contoh : NERACA PT. LANGGENG JAYA Per 31 Desember 2005 Aktiva Lancar
Hutang Lancar
-
Kas ………………………………. Rp. 5.000,-
-
Hutang Dagang ……………………….. Rp. 4.000,-
-
Efek ……………………………… Rp. 2.000,-
-
Hutang Pajak …………………………. Rp. 1.000,-
-
Piutang ………………………….. Rp. 2.000,-
-
Hutang Gaji …………………………… Rp. 1.000,-
-
Persediaan Barang ………………. Rp. 3.000,-
Jumlah Hutang Lancar ……..………………. Rp. 6.000,-
Total Aktiva Lancar
……………….. Rp.12.000,Jumlah Hutang Jk. Panjang ………………… Rp. 14.000,-
Aktiva Tetap
Total Hutang ……………………………….. Rp. 20.000,-
-
Tanah …………………………… Rp. 4.000,-
-
Peralatan ………………………..
-
Mesin ……………………………. Rp. 10.000,-
-
Saham …………..………………………. Rp. 16.000,-
-
Gedung ………………………….
-
Laba Ditahan ………………………….. Rp.
Rp . 8.000,-
Rp. 6.000,-
Modal Sendiri
4.000,-
Total Aktiva Tetap ………………….. Rp. 28.000,-
Jumlah Modal Sendiri ……………………….. Rp. 20.000,-
Total Aktiva …………………………. Rp. 40.000,-
Total pasiva …………………………………. Rp. 40.000,-
Berdasarkan laporan neraca tersebut, maka besarnya likuiditas perusahaan dengan menggunakan current ratio adalah sebesar 200 %.
9
12.000 CR
=
= 2 atau 200 % 6.000
Hal ini berarti setiap hutang lancar sebesar Rp. 1,- harus dijamin dengan aktiva lancar Rp. 2,-
Apabila dalam mengukur tingkat lukuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan jalan sebagai beriktu : 1. Menambah jumlah aktiva lancar, sedangkan jumlah hutang lancarnya tidak berubah (tetap). 2. Mengurangi jumlah hutang lancar, sedangkan jumlah aktiva lancarnya tidak berubah (tetap). 3. Mengurangi jumlah hutang lancar bersama-sama dengan mengurangi jumlah aktiva lancarnya. Usaha mempertinggi tingkat current ratio suatu perusahaan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : 1. Mengurangi Jumlah Aktiva Lancar. Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan kenaikan aktiva lancar, dilakukan dengan dua cara : a. Menjual Aktiva Tetap, untuk menambah Aktiva Lancar. Contoh : PT. LANGGENG JAYA NERACA
Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap ……………………..… Rp. 28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……..… Rp. 14.000,Modal Sendiri …………………..Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 %
10
Apabila sebagian aktiva tetap dijual seharga Rp. 4.000,- maka sekarang aktiva tetap berkurang dengan jumlah tersebut dan aktiva lancarnya bertambah menjadi Rp. 16.000,-. Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 2,67 atau 267 %.
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 16.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.24.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 16.000/6.000 = 2,67 atau 267 %
b. Menambah Modal Sendiri, untuk menambah Aktiva Lancar. Contoh : PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 %
Apabila mendapat tambahan modal sendiri sebesar Rp. 4.000,- maka sekarang modal sendiri baerubah menjadi Rp. 24.000,- dan aktiva lancarnya bertambah menjadi Rp. 16.000,-. Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 2,67 atau 267 %.
11
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 16.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 24.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 44.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 44.000,-
Current Ratio = 16.000/6.000 = 2,67 atau 267 %
c. Mendapatkan tambahan hutang jangka panjang, untuk menambah aktiva lancar. PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 %
Apabila mendapat tambahan hutang jangka panjang sebesar Rp. 4.000,- maka sekarang hutang jangka panjang berubah menjadi Rp. 18.000,- dan aktiva lancarnya bertambah menjadi Rp. 16.000,-. Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 2,67 atau 267 %.
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 16.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 18.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 44.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 44.000,-
Current Ratio = 16.000/6.000 = 2,67 atau 267 %
12
2. Mengurangi Jumlah Hutang Lancar Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan turunnya atau berkurangnya hutang lanar, dilakukan dengan cara : a. Menjual aktiva tetap, untuk membayar hutang lancar. Contoh : PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……..… Rp. 14.000,Modal Sendiri …………………. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 %
Apabila sebagian aktiva tetap dijual seharga Rp. 2.000,- dan hasil penjualan tersebut dipakai untuk membayar hutang lancarnya, maka sekarang aktiva tetap berkurang dengan jumlah tersebut dan hutang lancarnya pun berkurang menjadi Rp. 4.000,-. Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 3 atau 300%
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
4.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.26.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 38.000,-
Current Ratio = 12.000/4.000 = 3 atau 300 %
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 38.000,-
13
b. Mendapat tambahan modal sendiri, untuk membayar sebagian hutang lancar. Contoh : PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 % Apabila mendapat tambahan modal sendiri sebesar Rp. 2.000,- dan digunakan untuk membayar hutang lancarnya, maka sekarang modal sendiri berubah menjadi Rp. 22.000,- dan hutang lancarnya berkurang menjadi Rp. 4.000,- Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 3 atau 300%
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
4.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 22.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/4.000 = 3 atau 300 %
c. Mendapat tambahan hutang jangka panjang untuk membayar sebagian hutang lancar. Contoh : PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
14
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 %
Apabila mendapat tambahan hutang jangka panjang sebesar Rp. 2.000,- dan digunakan untuk membayar hutang lancarnya, maka sekarang hutang jangka panjang berubah menjadi Rp. 16.000,- dan hutang lancarnya berkurang menjadi Rp. 4.000,- Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 3 atau 300%
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
4.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……..… Rp. 16.000,Modal Sendiri …………………. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/4.000 = 3 atau 300 %
3. Jumlah Hutang Lancar dan Aktiva Lancar dikurangi Contoh : PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 12.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
6.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 20.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 40.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 40.000,-
Current Ratio = 12.000/6.000 = 2 atau 200 %
Apabila sebagian hutang lancar sebesar Rp. 4.000,- dan digunakan untuk membayar hutang lancarnya, maka sekarang aktiva lancar berkurang menjadi Rp. 8.000,- dan hutang lancarnya berkurang menjadi Rp. 2.000,- Oleh karena itu tingkat likuiditasnya berubah menjadi 4 atau 400%
15
PT. LANGGENG JAYA NERACA Aktiva Lancar ……………………….Rp. 8.000,-
Hutang Lancar ………………… Rp.
2.000,-
Aktiva Tetap …………………………Rp.28.000,-
Hutang Jangka Panjang ……… Rp. 14.000,Modal Sendiri ………………….. Rp. 22.000,-
Jumlah Aktiva ……………………... Rp 36.000,-
Jumlah Pasiva …………………. Rp. 36.000,-
Current Ratio = 8.000/2.000 = 4 atau 400 %
B. Solvabilias Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya (jangka panjang) apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah aktiva (total assets) disuatu pihak dengan jumlah hutang (total liabikities) dilain pihak. Contoh : NERACA PT. LANGGENG JAYA Per 31 Desember 2003 Aktiva Lancar
Hutang Lancar
-
Kas ………………………………. Rp. 5.000,-
-
Hutang Dagang …………………………….. Rp. 4.000,-
-
Efek ……………………………… Rp. 2.000,-
-
Hutang Pajak ………………………………. Rp. 1.000,-
-
Piutang ………………………….. .Rp. 2.000,-
-
Hutang Gaji …………………………………. Rp. 1.000,-
-
Persediaan Barang ……………….. Rp. 3.000,-
Jumlah Hutang Lancar ………………………….. Rp.
Total Aktiva Lancar
6.000,-
…………………. Rp.12.000,Jumlah Hutang Jk. Panjang ……………………… Rp. 14.000,-
Aktiva Tetap
Total Hutang …………………………………….. Rp. 20.000,-
-
Tanah …………………………… Rp. 4.000,-
-
Peralatan ……………………….. Rp . 8.000,-
Modal Sendiri
-
Mesin ……………………………. Rp. 10.000,-
-
Saham ……………………………………….. Rp. 16.000,-
-
Gedung …………………………. Rp. 6.000,-
-
Laba Ditahan ……………………….……… Rp. 4.000,-
Total Aktiva Tetap ………………….. Rp. 28.000,-
Jumlah Modal Sendiri …………………….…….. Rp. 20.000,-
Total Aktiva …………………………. Rp. 40.000,-
Total pasiva ……………………………….……. Rp. 40.000,-
16
Berdasarkan laporan neraca tersebut, maka besarnya solvabilitas perusahaan adalah sebesar 200% 40.000 Solvabilitas
=
= 2 atau 200 % 20.000
Hal ini berarti setiap total hutang sebesar Rp. 1,00 harus dijamin oleh total aktiva Rp. 2,00
Dalam hubungan antara likuiditas dengan solvabilitas, ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan, yaitu : 1.
Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
2.
Perusahaan yang likuid dan insolvable
3.
Perusahaan solvabel tetapi illikuid
4.
Perusahaan insolvable tetapi likuid
Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan cara sebagai berikut : 1.
Menambah aktiva tanpa menambah hutang, atai menambah aktiva relatif lebih besar dari pada ytambahan hutangnya.
2.
Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva, atau mengurangi hutang relatif lebih besar dari pada berkurangnya aktiva.
C. Rentabilitas Rentabilitas
suatu
perusahaan
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas dapat diukur dengan membandingkan antara laba disatu pihak dengan aktiva dilain pihak. Dalam istilah lain rentabilitas sering dikatkan dengan earning power, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Net Operating Income Rentabilitas =
Laba Usaha =
Net Operating Assets
Aktiva Operasi
17
Contoh : Suatu
perusahaan
bekerja
dengan
jumlah
aktiva
operasi
sebesar
Rp. 200.000.000,- dan keuntungan (laba usaha) yang berasal dari operasinya perusahaan selama setahun sebesar Rp. 40.000.000,Maka rentabilitas perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : 40.000.000 Rentabilitas =
x 100 % = 20 % 200.000.000
Tinggi rendahnya rentabilitas (earning power) ditentukan oleh dua factor, yaitu : 1. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating income dengan det sales, yang mana hasil perbandingan tersebut dinyatakan dalam prosen (%). Net Operating Income Profit Margion = Net Sales
2. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Net Sales Turnover of operating assets = Net Operating Assets
Perkalian antara profit margin dengan turnover of operating assets sangat menentukan tinggi rendahnya earning power. Profit Margion
x Turnover of Operating Assets
Net Operating Income
Net Sales x
Net Sales
=
Earning Power
Net Operating Income =
Net Operating Assets
Net Operating Assets
18
Soal : Berikut ini disajikan laporan keuangan PT. NUSAHA periode 31 Desember 2003 sebagai berikut : -
Peralatan
Rp. 28.000.000,-
-
Persediaan
Rp. 48.000.000,-
-
Hutang Gaji
Rp. 19.000.000,-
-
Gedung
Rp. 75.000.000,-
-
Pajak 30 %
Rp. 22.500.000,-
-
Biaya Usaha Lainnya
Rp. 14.000.000,-
-
Obligasi
Rp. 75.000.000,-
-
Piutang
Rp. 23.000.000,-
-
Hutang Niaga
Rp. 24.000.000,-
-
Laba Ditahan
Rp. 25.000.000,-
-
Biaya Pemasaran
Rp. 17.000.000,-
-
Tanah
Rp. 60.000.000,-
-
Hutang Pajak
Rp.
-
Hutang Bank 3 Th. Bunga 10 % Per Th. Rp.125.000.000,-
-
Biaya Bunga 10 %
Rp. 12.500.000,-
-
Saham
Rp.150.000.000,-
-
Efek
Rp. 40.000.000,-
-
Hutang Jk. Panjang Yang Jatuh Tempo
Rp.
-
Hasil Pnjualan Bersih
Rp.760.000.000,-
-
Biaya Administrasi dan Umum
Rp. 26.000.000,-
-
Harga Pokok Penjualan
Rp.621.000.000,-
-
Kas
Rp. 35.000.000,-
-
Mesin
Rp.120.000.000,-
4.500.000,-
6.500.000,-
Berdasarkan data di atas saudara diminta untuk menyusun kembali Laporan Keuangan Neraca dan Rugi Laba PT. NUSAHA dengan mengikuti format yang benar.
19
Tugas : Pada akhir tahun 1999 suatu perusahaan mempunyai aktiva lancar sejumlah Rp. 900.000,- aktiva tetap 1.100.000,- hutang lancar Rp. 300.000,- hutang jangka panjang Rp. 700.000,- dan modal sendirinya Rp. 1.000.000,1. Apabila perusahaan menginginkan Current ratio 350%, maka berapakah tambahan modal sendiri untuk membeli persediaan barang ? 2. Apabila perusahaan menginginkan untuk membayar hutang lancar akan tetapi supaya current rationya tidak kurang dari 250%, maka berapakah jumlah aktiva tetap yang harus dijual ? 3. Untuk mempertahankan current ratio 400%, berapakah inventory yang harus dijual untuk melunasi hutang lancarnya ? 4. Berapakah besarnya modal sendiri yang harus ditambah untuk membeli aktiva tetap supaya current rationya 300%. 5. Apabila perusahaan menginginkan tingkat solvabilitasnya sebesar 150%, maka berapakah tambahan modal sendiri yang harus dipenuhi. 6. Perusahaan merencanakan akan membayar sebagian hutangnya yang dibiayai dari hasil penjualan aktiva tetap dan sebagian dari penambahan modal sendiri sebesar Rp. 250.000,- . Apabila perusahaan menginginkan tingkat solvabilitasnya sebesar 125%, Bepakah besarnya nilai aktiva yang harus dijual dan berapakah hutang yang sebenarnya harus dibayarkan ?
20
MODAL KERJA
A. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan baku, membayar upah gaji pegawai dan lain sebagainya. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Mengenai pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1.
Konsep Kuantitatif
2.
Konsep Kualitatif. Berdasarkan konsep kuantitatif bahwa modal kerja ini adalah dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut Modal kerja kotor (Gross Working Capital). Contoh : Kas ...................................
Rp.
75.000
Efek ..................................
Rp. 180.000
Piutang Dagang............
Rp. 150.000
Persediaan Barang.......
Rp. 120.000
Jumlah..............................
Rp. 525.000
Dari contoh tersebut maka besarnya modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah sebesar Rp. 525.000,Berdasarkan konsep kualitatif bahwa modal kerja adalah dana yang merupakan sebagian dari aktiva lancarnya yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau dana yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya.
21
Contoh : Aktiva Lancar :
Hutang Lancar :
Kas ...................................
Rp.
75.000
Hutang dagang ...Rp. 100.000,-
Efek ..................................
Rp. 180.000
Hutang gaji
Piutang Dagang............
Rp. 150.000
Hutang pajak......
Rp. 50.000,-
Persediaan Barang.......
Rp. 120.000
Jumlah...................
Rp. 200.000,-
Jumlah..............................
Rp. 525.000
.......... Rp. 50.000,-
Dari contoh tersebut maka besarnya modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebesar Rp. 325.000,- ( 525.000 - 200.000)
B. Jenis Modal Kerja Menurut W.B. Taylor modal kerja dapat digolongkan ke dalam : 1. Modal kerja permanen (permanent working capital) Yaitu jenis modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Jenis ini dapat dibedakan dalam : a. Modal kerja Primer ; yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. b. Modal kerja normal ; yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2. Modal Kerja Variabel (Variable working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-rubah sesuai dengan perubahan keadaan dan modal kerja ini dapat dibedakan antar : a. Modal kerja Musiman (seasonal working capital) ; yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-rubah disebabkan karena fluktuasi musim. b. Modal kerja Siklis (Cyclical working capital) ; yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-rubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
22
c. Modal kerja Darurat ( Emergency working capital) ; yaitu modal kerja yang besarnya berubah-rubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
C. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja Besarnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada 2 faktor yaitu : 1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja ; yaitu merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu penerimaan piutang. 2. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya ; yaitu merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.
Dengan jumlah pengeluaran setiap harinya yang tetap, tetapi dengan makin lamanya periode perputaranya, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah makin besar. Demikian pula halnya dengan periode perputaran yang tetap, dengan semakin besarnya jumlah pengeluaran kas setiap harinya, maka kebutuhan modal kerja pun makin besar.
Contoh : Perusahaan SATRIA memproduksi produk XX yang setiap harinya sebanyak 20 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari kerja. Unsur-unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk tersebut adalah sebagai berikut : a. Bahan baku ..........
Rp. 100
b. Bahan penolong....
Rp. 25
c. Tenaga kerja..........
Rp. 75
23
Biaya administrasi setiap bulannya sebanyak Rp. 12.500. Gaji pimpinan perusahaan setiap bulannya Rp. 25.000,-. Sedangkan untuk membeli bahan mentah perusahaan memberikan uang muka kepada supplier tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah 3 hari, selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang harus disimpan dulu selama 2 hari sebelum dipasarkan. Penjualan produk dilakukan dengan kredit yang syarat pembeyarannya 5 hari sesudah barang diambil. Untuk menghadapi pengeluaranpengeluaran yang tidak terduga pimpinan perusahaan menetapkan adanya persediaan kas minimal yang besarnya Rp. 25.000,Berapakah besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk dapat membiayai operasinya secara kontinyu ?
Tugas : Suatu Perusahaan setiap bulannya memproduksi barang sebanyak 78.000 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 26 hari kerja. Biaya dibebankan untuk setiap unit produk tersebut adalah sebagai berikut : a. Bahan baku ..........
0, 5 kg. @Rp. 2.500
b. Bahan penolong....
0,25 kg. @Rp.
c. Tenaga kerja............
0,5 jam @Rp. 2.000
800
Biaya administrasi selama satu tahun sebanyak Rp. 2.500.000. Gaji pimpinan perusahaan setiap bulannya Rp. 300.000,-. Sedangkan untuk membeli bahan mentah perusahaan memberikan uang muka kepada supplier tersebut rata-rata 10 hari sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah 5 hari, selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang harus disimpan dulu selama 4 hari sebelum dipasarkan. Penjualan produk dilakukan dengan kredit yang syarat pembeyarannya 10 hari sesudah barang diambil. Untuk menghadapi pengeluaranpengeluaran yang tidak terduga pimpinan perusahaan menetapkan adanya persediaan kas minimal yang besarnya Rp. 500.000,-
24
Berapakah besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk dapat membiayai operasinya secara kontinyu ?
25
MANAJEMEN PIUTANG
A. Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Piutang Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang dapatlah disebutkan sebagai berikut : 1. Volume penjualan kredit ; makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. 2. Syarat pembayaran penjualan kredit ; Syarat penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat pembayaran penjualan kredit biasanya dinyatakan dengan term tertentu misalnya ; 2/10 net/30. Ini berarti bahwa apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, si pembeli akan mendapat potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan dan pembayaran selambatlambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan barang. 3. Ketentuan tentang pembatasan kredit ; Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atas plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plapfond yang ditetapkan bagi masing-masing pelanggan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. 4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang ; Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Kalau dilakukan secara aktif akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaannya secara pasif, akan tetapi dari besarnya investasi yang ditanamkan dalam piutang jumlahnya relatif kecil. 5. Kebiasaan membayar dari para langganan ; Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan
26
mendapatkan cash discount dan ada sebagian lainnya yang tidak menggunakan kesempatan tersebut.
B. Penilaian Resiko Kredit Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan kredit oleh langganan perlulah perusahaan mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan tersebut. Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian resiko kredit adalah dengan memperhatikan lima “C” (Five C’s) yaitu : 1. Character ; menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari langganan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. 2. Capacity ; yaitu pendapat subyektif mengenai kemampuan dari langganan. Hal ini diukur dengan rekord di waktu yang lalu dilengkapi dengan observasi fisik pada pabrik atau toko dari langganan. 3. Capital ; diukur oleh posisi keuangan perusahaan secara umum. 4. Collateral ; dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut. 5. Condition ; Menunjukkan impact (pengaruh langsung) dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan.
C. Tingkat Perputaran Piutang Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat pembayarannya. Tingkat perputaran piutang (Receivable Turnover) dapat diketahui dengan membagi julah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (Average Receivable).
27
Receivable Turnover =
Net Credit Sales ----------------------------Average Receivable
Periode terikatnya modal dalam piutang (Average collection period) atau hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan membagi tahun dalam hari dengan turnovernya.
Hari rata-rata pengumpulan piutang
=
360 hari ---------------------------Receivable Turnover
contoh : Net Credit sales Receivables : permulaan tahun Akhir tahun Average receivables Receivables Turnover Average Collection period
Tahun 1998 Rp. 100.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. ...................... ...................... kali ...................... hari
Tahun 1999 Rp. 100.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. ...................... ...................... kali ...................... hari
D. Budget Pengumpulan Piutang Dalam penyerahan kredit saat penyerahan barang atau saat penjualan tidak bersamaan waktunya dengan dengan saat penerimaan uang, oleh karena itu uang yang masuk (cash inflow) karena penjualan kredit ini harus disusun budget pengumpulan piutang (receivable collection budget).
28
Contoh : Perusahaan “A” mempunyai rencana penjualan atas dasar estimasi akhir bulan sebagai berikut : Bulan Penjualan
Hasil penjualan
Juli
Rp. 40.000
Agustus
Rp. 50.000
September
Rp. 60.000.
Oktober
Rp. 80.000
Berdasarkan pengalaman cara pembayaran para langganan adalah sebagai berikut : a. 50% dari penjualan terkumpul dalam waktu satu bulan sesudah bulan penjualan. b. 40% dari penjualan terkumpul dalam waktu dua bulan sesudah bulan penjualan. c. 10% dari penjualan terkumpul dalam waktu tiga bulan sesudah bulan penjualan. Berdasarkan data tersebut kita dapat menyusun skedul atau budget pengumpulan piutang sebagai berikut :
Waktu penjualan Juli Agustus September Oktober Jml. Piutang yang terkumpul setiap bulannya
Taksiran Penjualan Rp. 40.000 Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 80.000
Agustus
September
Oktober
Nopember
.................. .................. .................. ..................
.................. .................. .................. ..................
.................. .................. .................. ..................
.................. .................. .................. ..................
..................
..................
..................
..................
29
Tugas : Suatu Perusahaan mempunyai rencana penjualan atas dasar estimasi akhir bulan sebagai berikut : Bulan Penjualan
Hasil penjualan
Juli Agustus
Rp. 350.000 Rp. 400.000
September Rp. 600.000. Syarat pembayaran 4/20 - n/30. Berdasarkan pengalaman cara pembayaran para langganan adalah sebagai berikut : a. 50% dari penjualan setiap bulannya terkumpul dalam waktu 20 hari sesudah bulan penjualan. b. 30% dari penjualan terkumpul dalam waktu sesudah 20 hari dalam bulan yang sama, yaitu bulan kesatu sesudah bulan penjualan. c. 20% dari penjualan terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan. Berdasarkan data tersebut saudara diminta untuk menyusun skedul atau budget pengumpulan perusahaan tersebut !
30
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
A. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja dan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya inventory atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. rumus umum untuk mengetahui perputaran persediaan adalah sebagai berikut : Net Sales Inventory Turnover = --------------------------------------------Average Inventory at sales Atau Cost of Good Sold Inventory Turnover = --------------------------------------------Average Inventory at cost Jumlah hari dalam satu tahun Hari rata-rata Inventory disimpan di gudang = -----------------------------------------Inventory Turn over
31
Contoh : Inventory 01 Januari 1999 .......................... Rp. Pembelian selama 1 tahun ........................
20.000,-
Rp.
50.000
Rp. 380.000,Rp. 400.000,-
Rp. 450.000 Rp. 500.000
Inventory 31 Desember 1999 .................... Rp. 40.000,Cost of good sold .......................................... Rp. 360.000,-
Rp. 75.000 Rp. 475.000
Average inventory ........................................ Rp. ................... Inventory turnover ........................................ .................. kali
Rp. ............... ............... kali
Hari rata-rata barang disimpan ................
............... hari
.................. hari
B. Economical Order Quantity (EOQ) Economical Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya minimal, atau sering dikatakan sebagai pembelian yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal kita hanya memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli/disimpan maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebut. Biaya variabel yang dimaksud adalah : 1. Biaya
yang
berubah-rubah
sesuai
dengan
frekuensi
pesanan
dinamakan
“Procurement costs”. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya selama proses pemesanan, biaya pengiriman pesanan, biaya penerimaan barang yang dipesan, dan biaya proses pembayaran pemesanan. Procurement cost makin tinggi apabila order quantity makin kecil. 2. Biaya yang berubah-rubah sesuai dengan besarnya rata-rata inventory (average inventory) biaya ini dinamakan “Carrying costs”. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya sewa gudang, biaya pemeliharaan inventory, biaya asuransi, biaya modal, pajak dari persediaan yang ada dalam gudang dan lain-lain.
32
Economical Order Quantity terjadi pada saat biaya pemesanan = dengan biaya penyimpanan. (procurement costs = carrying costs) Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara dan antara lain yang banyak digunakan adalah dengan penggunaan rumus sebagai berikut:
EOQ = √
2xRxS ------------PxI
Keterangan : R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun S = Biaya pemesanan setiap kali pesan. P = Harga pembelia per unit yang dibayar I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan. Contoh : Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (Carrying cost) adalah 40% dari nilai average inventory. Biaya pemesanan (procurement cost) adalah Rp. 15,- setiap kali pesan. Jumlah material yang dibutuhkan selama satu tahun sebanyak 1.200 unit dengan harga pembelian Rp. 1,- per unitnya. Hitunglah Economical Order Quantity (EOQ) ! jawab : EOQ = √
---------------
=
unit
Untuk membuktikan bahwa EOQ ini merupakan jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya minimal, maka dapat dapat disusun tabel sebagai berikut :
33
Frekuansi Pembelian
1x
3x
4x
10 x
12 x
Berapa bulan sekali pesanan dilakukan Jumlah unit setiap kali pesanan Nilai Inventory Nilai Inventory Rata-rata Biaya Penyimpanan setahun 40% Biaya pemesanan setahun jumlah biaya seluruhnya
C. Reorder Point Reorder point adalah titik yang menunjukkan jumlah barang yang harus ada di gudang, sewaktu perusahaan harus mengadakan pemesanan lagi, sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Safety stock adalah batas pengaman persediaan yang harus ada dalam gudang untuk menjaga kontinuitas produksi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besarnya Reorder point adalah : 1. Penggunaan selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time). 2. Besarnya safety stock.
Contoh : Misalkan suatu perusahaan menetapkan bahwa safety stock sebesar
50 unit dan
procurement lead timenya selama 5 minggu sedangkan kebutuhan material setiap minggunya sebanyak 40 unit. Berapakah jumlah persediaan yang harus ada di gudang sewaktu perusahaan tersebut harus melakukan pemesanan lagi ?
34
Jawab : Reorder point
= safety stock + penggunaan selama lead time
Reorder point
= ...................... + ................................... = ............ unit
D. Hubungan Safety Stock, EOQ dan Reorder Point Untuk mengetahui hubungan antara safety stock, EOQ dan reorder point dapatlah dijelaskan dengan menggunakan gambar. Sebagai contoh ; misalnya EOQ = 300 unit, Safety stocknya 50 unit dan Reorder pointnya sebanyak 250 unit. Maka hubungannya dapat dijelaskan pada gambar berikut ini : Persediaan dalam unit 350
Reorder Point 250
50
Safety Stock
0
waktu lead time 5 minggu
35
Tugas : 1.
PT. SATRIA BAJA HITAM dalam proses produksi setiap harinya menggunakan bahan sebanyak 12 unit. Kebutuhan bahan dalam satu tahun sebesar 6.000 unit dengan harga bahan Rp. 100,- per unitnya. Biaya pesanan (Procurement cost) sebesar Rp. 200,- setiap kali pesan serta biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (Carrying cost) adalah 40% dari nilai Average Inventory. Sedangkan tenggang waktu selama barang dipesan (Lead time) lamanya satu minggu serta Safety Stock sebesar 100 unit. a. Hitunglah besarnya Economic Order Kuantity (EOQ) ! b. Hitunglah besarnya Reorder point ! c. Gambarkan hubungan antar EOQ, Reorder Point dan Safety Stock pada kasus di atas dengan skala yang benar !
2. PT. MUTIARA INDAH menerapkan jam kerja selama atu tahun sebanyak 300 hari kerja. Setiap harinya memproduksi 50 unit produk barang jadi, sedangkan kebutuhan bahan baku per unit barang jadi sebanyak 0.7 ton bahan dengan harga bahan Rp. 7.500,- per ton. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (carrying cost) adalah 40% dari nilai Average Inventory serta mengeluarkan biaya pemesanan (procurement cost) sebesar Rp. 500.000,- setiap akli pesan. Sedangkan tenggang waktu selama barang dipesan (Lead time) lamanya 4 hari serta Safety Stock 5 kali kebutuhan bahan setiap harinya. a. Hitunglah besarnya Economic Order Kuantity (EOQ) ! b. Hitunglah besarnya Safety Stock. c. Hitunglah besarnya Reorder point ! d. Gambarkan hubungan antar EOQ, Reorder Point dan Safety Stock pada kasus di atas dengan skala yang benar !
36
MANAJEMEN KAS
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bias dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas syang memadai, tidak terlalu banyak (agar keuantungan tidak berkurang terlalu besar) dan tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga mengganggu likuiditas perusahaan).
A. Motif memiliki Uang Kas Menurut john Maynard Keynes menyatakan, bahwa ada tiga motif untuk memiliki uang kas yaitu : 1.
Motif transaksi
2.
Motif berjaga-jaga
3.
Motif spekulasi
Motif transaksi berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya baik transaksi yang regular maupun yang tidak regular. Adanya cash yang cukup untuk menutup transaksi-transaksi tersebut akan memungkinkan perusahaan melunasi kewajibannya pada waktu jatuh tempo.
Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidk terduga. Seandainya semuapemasukan dan pengeluaran kas bias diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah. Motif berjaga-jaga ini nampak dalam kebijakan penentuan saldo kas minimal.
37
Motif spekulasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginfestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid biasanya bisnis investasi yang dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingka bunga diperkirakan turun, maka perusahaan akan merubah kas yang dimilikinya menjadi saham, dengan harapan harga saham akan naik apabila memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan turun. Motif spekulasi merupakan komponen yang paling kecil dari preferensi perusahaan akan likuiditas, sedangkan motif transakai dan berjaga-jaga merupakan alasan-alasan utama mengapa perusahaan memiliki uang kas.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal Karena kas merupakan unsure modal kerja yang paling likuid maka semakin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti makin tinggi penjualan, biaya administrasi dan umum, pembayaran bunga, dividen, pajak, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran lainnya. Manfaat budget kas untuk dapat mengetahui: 1. kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasinya perusahaan 2. Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas. 3. Saat-saat kapan kredit itu dibayar.
Tahapan dalam penyusunan budget cash adalah: 1. Tahapan pertama, Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan. Pada tahap ini diketahui surplus atau defisit. Contoh :
38
Perusahaan ABC Budget Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Untuk operasional selama 6 bulan tahuhn 1999 (dalam ribuan rupiah)
Uraian
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Estimasi Penerimaan Hasil Penjualan tunai
400
500
730
960
800
900
Penaagihan piutang
400
500
650
760
660
670
Penerimaaan Lainnya
200
200
220
180
140
124
1.000
1.200
1.600
1.900
1.600
1.694
Pembelian Bahan Baku
600
600
500
550
600
600
Pembayaran upah
250
250
200
250
250
300
Biaya Penjualan
200
300
200
200
250
230
Biaya Adm & Umum
350
350
400
400
400
420
Pemabayaran pajak
0
0
100
0
0
0
Jumlah pengeluaran
1.400
1.500
1.400
1.400
1.500
1.550
Surplus (Defisit)
(400)
(300)
200
500
100
144
Jumlah penerimaan
Estimasi Pengeluaran
2. Tahap kedua,Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Dan Estimasi pembayararan pinjaman dan bunga.
Untuk menyusun tahap kedua pada contoh diatas ini diperlukan data sebagai berikut: a. Estimasi saldo kas pada awal bulan Januari Rp. 100.000, b. Persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp. 50. 000 ,c. pinjaman dari bank “X” diterima pada permulaan bulan dan pembayaran bunga dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran kembali hutang dilakukan pada
39
permulaan bulan. Bunga bank ditetapkan sebesar 2% perbulan. Dari data tersebut berarti kredit yang diminta dari bank adalah sebagai berikut:: (defisit) + ( besi kas) – ( saldo awal ) + ( biaya bunga ) untuk bunga januari besarnya pinjaman dari bank minimal sebesar Rp 400.000 + Rp. 50.000 + Rp. 100.000 + 2% x+ = x, x = Rp. 357. 143,- pembuktian : Saldo awal bulan januari ………………………..
Rp. 100.000
Terima pinjaman dari bank……………………….
Rp. 357. 143 (+)
Jumlah kas ……………………………………..
Rp. 457.143
Untuk menutup defisit
Rp. 400.000
Biaya bunga 2 % x Rp. 357.143 =
Rp.
7.143
Jumlah …………………………………………… Rp. 407.143 Saldo kas pada akhir bulan
(-)
Rp. 50.000
Misalkan pinjaman bulan Januari sebesar Rp. 360.000,- bulan Februari sebesar Rp. 330.000,- dan pembayaran kembali kredit dilakukan pada awal bulan April sebesar rp. 200.000,- dan sisanya sebesar Rp. 490.000,- dibayar pada permulaan bulan Mei.
40
Perusahaan ABC Skedul Penerimaan dan Pembayaran bunga (dalam ribuan rupiah) Uraian
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Saldo kas awal bulam
100
52.8
69
225.2
545.2
155.4
Terima kredit awal bulan
360
330
0
0
0
0
0
0
0
-200
-490
0
460
382.8
69
55.2
55.4
155.4
Surplus (defisit)
-400
300
200
500
500
144
Biaya bunga akhir bulan
-7.2
-13.8
-13.8
-9.8
0
0
Saldo kas akhir bulann
52.8
69
225.2
545.4
155.4
299.4
690
490
0
0
Membayar kredit Kas tersedia aal bulan
Pinjaman komulatif awal bln
360
690
3. Tahap kedua, Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan budget kas yang final. Hal ini merupakan gabungan dari transaksi operaional dan transaksi finansial yang
menggambarkan
keseluruhan.
estimasi
penerimaan
dan
pengeluaran
kas
41
Perusahaan ABC Budget Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Untuk operasional selama 6 bulan tahuhn 1999 (dalam ribuan rupiah)
Uraian
Jan
Peb
Saldo kas awal bulan
100
52.8
Mar
Apr
Mei
Jun
69
255.2
545.4
155.4
Estimasi Penerimaan Hasil Penjualan tunai
400
500
730
960
800
900
Penagihan piutang
400
500
650
760
660
670
Penerimaan kredit bank
360
330
0
0
0
0
Penerimaaan Lainnya
200
200
220
180
140
124
Jumlah penerimaan
1.360
1.530
1.600
1.900
1.600
1.694
Jumlah kas keseluruhan
1.460 1.582.8
1.339 2.155.2
2145.4 1.849.4
Estimasi Pengeluaran Pembelian Bahan Baku
600
600
500
550
600
600
Pembayaran upah
250
250
200
250
250
300
Biaya Penjualan
200
300
200
200
250
230
Biaya Adm & Umum
350
350
400
400
400
420
Pembayaran bunga
7.2
13.8
13.8
9.8
0
0
Pembayaran pajak
0
0
100
0
0
0
Pengembalian utang bank
0
0
0
200
490
0
1.407.2 1.513.8 1.413.8 1.609.8
1.990
1.550
155.4
299.4
Jumlah pengeluaran Surplus (Defisit)
52.8
69
255.2
545.4
42
EFEK-EFEK DAN BURSA
Efek-efek atau financial securities adalah bukti pemilikan atau bukti tuntutan kreditur terhadap suatu perusahaan. Biasanya efek-efek ini mudah dipindahtangankan. Oleh sebab itu efek-efek juga merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan. Pada dasarnya kita bedakan dua jenis efek-efek, yaitu : 1. Efek Penyertaan Hutang (Debt Security). Efek penyertaan hutang terjadi bilamana perusahaan meminjam uang. Perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar kembali jumlah uang yang dipinjamkannya di masa yang akan datang pada saat jatuh temponya. Selain itu secara berkala perusahaan diwajibkan untuk membayar bunga sebagai imbalan paemakaian uang si kreditur. 2. Efek Penyertaan Pemilikan (Equity security). Efek penyertaan pemilikan merupakan bukti bahwa pemegangnya adalah pemilik atau turut serta dalam pemilikan perusahaan. Orang-orang yang membeli atau memegang efek penyertaan pemilikan mempunyai hak dan kondisi yang berbeda dari pada kreditur perusahaan. Hak-hak pemilikan biasanya disetujui di muka dan dicantumkan di dalam akta pendirian perusahaan.
A. OBLIGASI Obligasi adalah efek yang merupakan janji untuk membayar dalam jangka panjang dengan prosentase bungan tertentu, tetapi dapat dilunaskan secara berkala, misalnya dengan jalan undian setahun sekali. Nomor-nomor obligasi yang kena undian biasanya dilunaskan dengan suaatu premi undian, karena pemilik nomor tersebut kehilangan kesempatan utnuk memperoleh bunga tetap secara berkala dan harus mencari sarana penanaman lain untuk uangnya.
43
Aturan-aturan pelunasan tersebut, persentase bunga, caara pembayaran bunga dan sebagainya harus dicantumkan dalam prosfektus pengeluaran yang sebenarnya merupakan perjanjian antara perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut dengan para pemegang obligasi. Beberapa ciri yang mungkin kita jumpai dalam obligasi adalah : 1. Obligasi dengan atau tanpa jaminan (secured or unsecured bonds). Obligsi mungkin dikeluarkan tanpa jaminan tertentu dari perusahaan. Satu-satunya jaminan adalah kelayakan kredit perusahaan. Di Amerika Serikat obligsi semacam ini disebut Debenture. Walaupun obligsi semacam ini tidak dijaminkan dengan aktiva tertentu, pemegangnya memounyai hak tuntutan terhadap perusahaan seluruhnya bilamana pokok pinjaman dan bunganya tidak dibayar. Obligasi mungkin juga dijaminkan dengan efek-efek (saham-saham, obligasi) milik perusahaan yang disimpan pada suatu badan perwalian (trustee). Obligasi semacam ini disebut colleteral trust bonds. Obligasi mungkin juga dikeluarkan dengan jaminan berupa alat-alat besar milik perusahaan seperti mesin-mesin, lok kereta api, bahkan bangunan pabrik. Dalam hal ini bukti hak milik atas barang-barang tersebut disimpan oleh suatu badan perwalian. Obligasi demikian dieknal dengan equipment trust bonds. 2. Singking Fund dan Amortisasi. Seperti telah dijelaskan di atas obligsi dapat dilunaskan pada suatu tanggal jatuh tempo tertentu, tetapi juga dapat dilunaskan secara angsuran. Bilamana pada waktu pengeluaran obligasi dicantumkan ketentuan bahwa perusahaan diwajibkan untuk menyisihkan sejumlah uang untuk pelunasan obligasi tersebut nanti pada tanggal jatuh temponya, dikatakan bahwa perusahaan tersebut diwajibkan utnuk membentuk suatu singking fund untuk pelunasan obligasi. (cadangan pelunasan obligasi). Penyisihan uang secara berkala untuk keperluan angsuran pembayaran hutang (pinjaman obligsi atau bentuk hutang jangka panjang) dinamakan amortisasi.
44
Sinking fund tersebut biasanya diserahkan kepada suatu badan perwalian, sedangkan bentuk obligasi seperti ini dinaamakan sinking fund bond. 3. Pemegang Obligsi. Obligasi dapat dikeluarkan atas tunjuk. Dalam hal ini pemegang obligasi dianggap sebagai pemilik obligasi, seperti juga selembar uang sepuluh ribuan menjadi pemilik pemegangnya. Obligasi ini sangat mudah diperdagangkan (higly negotiable), karena sangat mudah dipindah tangankan atau dijual kepada pihak ketiga. Obligasi atas nama menuntut bahwa perusahaan membuat suatu daftar nama para pemegang obligasi. Obligasi atas nama kurang amudah dipindah tangankan atau dijual, akan tetapi memberikan jaminan kamanan dari bahaya pencuruan bagi para pemiliknya. Pada obligasi dilampirkan : 1. Kupon-kupon, yakni bukti untuk menerima pembayaran bunga pada tanggaltanggl jatuh tempo yang telah ditentukan. 2. Talon, yakni bukti untuk memperoleh lembaran kupon-kupon yang lama telah habis pakai. Untuk menerima bunga, pemegang obligasi menyerahkan kupon kepada agen perusahaan biasanya suatu bank.
Obligasi- obligasi khusus 1. Income bonds. Bunga obligasi tidak perlu dibayar bilamana laba perusahaan tidak cukup untuk menutup pembayaran bunga. Income bonds biasanya dikeluarkan pada waktu reorganisasi perusahaan yang perlu dilakukan karena kesulitan keuangan yang dihadapinya. 2. Convertible bonds. Pemegangnya mempunyai hak untuk mengkonversikan (menukarkan) obligsinya dengan saham setelah membayar suatu jumlah tertentu.
45
3. Collabel bonds. Perusahaan mempunyai hak untuk melunaskan obligasi dengan suaatu harga tertentu lebih cepat dari tanggal jatuh temponya.
B. SAHAM PREFEREN Walaupun saham preferen termasuk efek penyertaan pemilikan (equity security), saham preferen mempunyai ciri yang merupakan gabungan dari hutang dan modal sendiri (debt and equity). Ciri saham preferen yang penting adalah : 1. Hak utama atas deviden. Pemegang saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu (hak preferen) untuk menerima deviden. Dengan kata lain pemegang saham preferen harus menerima devidem mereka terlebih dahulu sebelum deviden kepada para pemegang saham biasa dapaat dibayarkan. 2. Hak utama atas aktiva perusahaan. Dalam hal likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan sesudah kriditur biasa, tetapi sebelum pemegang saham biasa. Mereka berhak menerima pembayaran, maksimum sebesar nilai nominal saham preferen, sesudah para kreditur perusahaan termasuk para pemegang obligasi, dilunaskan. 3. Penghasilan tetap. Penghasilan bagi para pemegang saham preferen umumnya berupa jumlah yang tetap. Misalnya saham preferen 10 % memberikan hak kepada para pemegangnya untuk menerima deviden sebesar 10 % dari nilai nominalnya tiap tahun. Kadangkadang saham preferen juga turut serta dalam pembagian laba. Dalam hal ini disamping penghasilan tetap yang dijamin, para pemegang saham preferen juga mempunyai kemungkinan untuk menerima penghasilan tambahan dari bagian dalam laba.
46
4. Jangka waktu yang tidak terbatas Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas akan tetapi dapat saja pengeluaran saham preferen dilakukan dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham-saham preferen tersebut dengan suatu harga tertentu seperti halnya dengan callable bonds. 5. Tidak punya hak suara. Umumnya para pemegang saham preferen tidak mempunyi hak suara dalam rapat umum para pemegang saham. Kalaupun hak suara diberikan, biasanya dibatasi pada hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan manajemen perusahaan. 6. Saham preferaen komulatif. Dalam hal ini yang tidak terbayar kepada para pemegang saham preferen tetap, menjadi hutang perusahaan dan harus dibayar dalam tahun-tahun berikutnya bilamana perusahaan memperoleh laba yang mencukupi. Perlu diperhatikan bahwa tunggakan-tunggakan kepada para pemegang saham preferen tersebut harus dilunaskan perusahaan terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa dapat menerima deviden.
C. SAHAM BIASA Saham biasa adalah efek peryataan pemilikan suatu perseroan terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta dalam pembagian laba dalam bentuk deviden, hanya bilamana perusahaan memperoleh laba. Dalam hal likuidasi, pemegang saham biasa baru akan menerima pembayaran yang besar kemungkinan tidak akan penuh, sesudah semua pihak yang mempunyai kepentingan dan tuntutan terhadap perusahaan seprti kreditur, pemegang obligsi, pemegang saham preferen dan sebagainya dilunasi. Karena pemegang saham biasa hanya berhak menerima pembayaran dari jumlah yang masih tersisa, mereka sering disebut Residual Owner. Sebaliknya, para pemegang saham biasa mempunyi hak suara dalam rapat umum para pemegang saham mengenal hal-hal yang menyangkut kebijakan pokok perusahaan. Selain itu para pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih anggota Dewan
47
Direksi, Anggota Dewan Komisaris, memeriksa buku-buku perusahaan dengan perantaraan suatu kantor akuntan, mengesahkan laporan tahunan dan mengambil keputusan-keputusan pokok lainnya. Para pemegang saham biasa, mempunyi hak menerima deviden sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar Perserouan Terbatas. Deviden dapat dibayar dalam bentuk : 1.
Deviden tunai atau cash devidends. Dalam hal ini deviden yang dinyatakan dapat dibagikan, dibayarkan secara tunai kepada pemegang saham.
2.
Deviden saham atau stock dividends. Ini terjadi bilamana deviden dibayarkan dalam bentuk tambahan saham atas dasar persentase. Misalnya stock deviden 5 % berarti bahwa seorang yang memiliki saham 20 lembar, berhak menerima satu saham tambahan.
48
TIME VALUE OF MONEY A. Time Preference Time preference merupakan suatu preferensi waktu (skala waktu) yang menyatakan bahwa sejumlah sumber yang tersedia saat ini untuk dinikmati lebih disenangi orang dari pada sejumlah yang sama tetapi baru tersedia dalam beberapa tahun yang akan datang. Pemikiran tersebut secara ekonomi didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut : 1. Alasan inflasi, yaitu dengan adanya tingkat inflasi akan apat menurunkan nilai uang. 2. Alasan konsumsi, yaitu bahwa dengan uang yang sama, apabila dikonsumsikan akan memberikan
tingkat
kenikmatan
yang
lebih
dibandingakn
dengan
jika
dikonsumsikan di masa yang akan datang. 3. Alasan risiko penyimpanan, yaitu bahwa dengan adanya risiko yang tidak diketahui di waktu yang akan datan, maka praktis nilai uang di masa yang akan datang memerlukan jumlah yang cukup besar.
Dalam konsep perekonomian di mana time preference menghasilkan tingkat bunga yang positif, maka selama iniwaktu dari uang akan tetap memerlukan konsep “bunga majemuk” dan nilai sekarang Dengan memberlakukan tingkat bunga maka hubungannya dapat dilihaat pada gambar berikut :
Compounding
Present Value (PV)
Period -------------------------
Discounting
Future Value (FV)
49
B. Anuity (Angsuran) Yang dimaksud dengan anuity adalah jumlah yang dibayar atau jumlah yang diterima secara berturut-turut dari suatu periode yang ada. Mengenai anuity memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Jumlah angsurannya sama (equal payments). 2. Jarak periode angsurannya sama (equal period between payments). 3. Angsuran pertama pada akhir periode pertama.
C. Compounding Jenis formulanya adalah sebagai berikut : 1. Compounding Factor (future value) F
n
= P ( 1+i)
2. Compounding Fun Factor per annum. (1 +i)
n -1
F = A 1 3. Sinking Fund Factor 1 A = F (1 +i)
n –1
D. Discounting Jenis formulanya adalah sebagai berikut : 1. Discount Factor 1 P = F (1 +i)
n
50
2. Present Value of Anuity Factor (1 +i)
n -1
P = A i ( 1 + I)
n
3. Capital Recovery Factor n i ( 1 + I) P = A n -1 (1 +i) Contoh-contoh : 1. Tuan Ali meminjam uang sebanyak Rp. 4.000,- selama empat tahu, dengan tingkat bunga yang berlaku adalah 18 % per tahun. Berapakah uang yang harus dikembalikan pada empat tahun yang akan datang ? 2. Perusahaan INDAH harus membayar hohorarium atau fee kepada konsultan sebanyak Rp. 1000,- ssetiap akhir tahun, selama lima tahun secara berturut-turut. Jumlah fee tersebut tidak dibayarkan pada akhir setiap tahun tetapi dibayarkan pada akhir kelima sekaligus dengan telah memperhitungkan tingkat bunga yang berlaku sebesar 15 % per tahun utnuk pembayaran yang ditahan. Dengan demikian, berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut pada akhir tahun kelima ? 3. Rusman ingin mengumpulkan sebanyak Rp. 1.000.000,- untuk membeli sepeda motor bila dia telah pensiun nanti. Menurut edaran yang telah diberikan kepadanya bahwa dia akan pensiun setelah empat tahun lagi dari sekarang. yAng menjadi persoalan berapa jumlah yang harus dikumpulkan setiap akhir tahun jika diketahui tingkat bunga 12 % per tahun ? 4. Budi telah diketahui oleh ayahnya, bahwa pada waktu lulus sarjana empat tahun yang akan datang dia berhak menerima uang sebesar Rp. 300.000,- dari sebuah yayasan sosial. Oleh karena budi pada saat sekarang sangat memerlukan uang tersebut, maka budi akan mengambil meskipun harus diperhitungkan bunganya sebesar 16 % setiap tahun. Budi menanyakan kepada ayahnya berapa uang yang akan diterimanya sekarang ?
51
5. Dodo harus membayar uang asuransi sebanyak Rp. 50.000,- setiap akhir tahun secara berturut-turut selama lima tahun. Dodo telah setuju bahwa dia akan membayar jumlah keseluruhan termassuk bungannya 15 % per tahun. Dengan demikian berapa jumlah yang harus disediakan Dodo pada saat sekarang. 6. Tuan Tanu menyerahkan uang kepada Bank X untuk pendidikan anaknya selama 6 tahun, sebesar Rp. 80.000, - jika bank memperhitungkan bunga sebesar 12 % setahun berapa jumlah yang sama yang dapat diterima anaknya setiap akhir tahunnya.
52
53
CAPITAL BUDGETING Anggaran penanaman modal atau capital budgeting mencakup keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang manfaatnya serta kembalinya dana tersebut diperkirakan meliputi waktunya lebih dari satu tahun. Termasuk dalam pengeluaran dana untuk proyek advertensi ajngka panjang penelitian dan pengembangan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan melakukan investasi modal adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh jangka panjang. 2. Penjadualan (timing) selesainya proyek investasi. 3. Kualitas benda modal. 4. Pemupukan dana. 5. Kemampuan bersaing. Langkah-langkah pengaturan investasi modal yang efektif adalah sebagai berikut : 1. Adanya asal-usul investasi. 2. Estimasi arus kas dari asal usul tersebut. 3. Evaluasi arus kas. 4. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kreteria tertentu. 5. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah dilaksanakan.
A. Usulan investasi Ada beberapa cara dalam menggolongkan asal usul investasi. Salah satu penggolongan usul investasi dilaksanakan menurut kategori di bawah ini : 1. Investasi penggantian. 2. Investasi penambahan kapasitas. 3. Investasi penambahan jenis produk baru. 4. Investasiinvestasi lain-lain.
54
B. Arus Kas (cash flow). Masalah dalam penaksiran arus kas (cash flow) bukan hanya menyangkut akurasi taksiran, tetepi juga perlu memehami arus kas yang relevan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhaatikan hal-hal berikut ini : 1. Taksiran arus kas atas dasar setelah pajak. 2. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. 3. Taksiran arus kas yang timbul karena investasi. 4. Jangan memasukkan sunk cost (biaya yang sudah terjadi sehingga tidak merubah karena keputusan yang kita ambil).
Sering kali untuk menaksir arus kas yang dipergunakan taksiran rugi laba sesuai dengan prinsip akuntansi dan kemuadian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas .
Penjualan
Menurut Akuntansi Rp. 2.000 juta
Penjelasan
Arus Kas
Kas masuk
Rp. 2.000 juta
Biaya-biaya: - Yang sifatnya tunai - Penyusutan
Rp. 1.000 juta Rp. 500 juta
Kas keluar
Rp. 1.000 juta
Laba operasi Pajak 30 %
Rp Rp
500 juta 150 juta
Kas keluar
Rp.
150 juta
Laba setelah pajak
Rp
350 juta
Kas masuk bersih
Rp.
850 juta
Kas masuk bersih (cash in flow / proceed) = laba setelah pajak + penyusutan
C. Evaluasi Arus Kas Evaluasi atau penilaian adalah masalah pengukuran atau perbandingan pilihanpilihan dalam hal ini perbandingan antara probability proyek investasi tersebut dengan biaya modal (cost of capital). Biaya modal dapat diukur berdasarkan sumber-sumbernya. Seperti diketahui sumber-sumber dana perusahaan terdiri atas modal sendiri atau equity yakni modal yang
55
disediakan oleh para pemegang saham dan modal luar atau debt yakni modal yang dipinjamkan para kreditur perusahaan. Untuk pemakaian kedua jenis modal tersebut perusahaan harus membayar biayabiaya. Bagi para pemegang saham biaya modal tersebut adalah bagian laba atau deviden sedangkan biaya modal yang dipinjam dari luar berbentuk bunga. Bilamana kita asumsikan bahwa sumber dana yang tersedia bagi suatu perusahaan terdiri atas: 70 % modal para pemegang saham dan deviden rata-rata 15 % 30 % hutang pinjaman jangka panjang ke pihak luar dan bunga 6 % Maka dapat dihitung biaya modal rata-rata sebagai berikut : % Modal
% Biaya
Eguity
0,7
15
Hutang
0,3
6
Rata-rata tertimbang 10,5 1,8 12,3
Dari bagian tersebut kita melihat bahwa pool modal tersedia dengan biaya rata-rata sebesar 12,3 %.
D. Metode Penilaian Proyek Investasi Suatu investasi dikatakan menguntungkan ( profitable) kalau investasi tersebut bias membuat menjadi kaya. Dengan kata lain, kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan investasi. Ada berbagai metode penilaian proyek investasi atau metode untuk menyusunn rangking usul-usul investasi, antara lain: 1. Payback period, yaitu menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal yang ditanam.
56
2. Net present value ( NPV ) , yaitu perhitungan nilai tunai arus kas dari investasi modal dimasa yang akan datang dengan mempergunakan suatu tingkat suku bunga tertentu, kemudian dibandingkan dengan nilai investasi semula yang dilakukan. 3. Internal rate of rotum (IRR), yaitu perhitungan nilai tunai arus kas dari investasi modal dimasa yang akan datang untuk mencari tingkat profitability investasi yang dilakukan. Tingkat profitability tersebut adalah tingkat bunga yang bila dipergunakan untuk investasi yang dilakukan akan memberikan arus uang yang diperkirakan. 4. Profitability indeks (PI), yaitu menunjukkan perbandingan antara PV kas masuk dengan kas keluar. 5. Average rete of return. Metode ini menggunakan angka keuntungan menuurut akuntansi lain dibandingkan dengan rata-rata nilai investasi.
Contoh : 1. Nyonya Sabar merencanakan untuk membeli kendaraan penumpang jenis angkutan kota untuk disewakan. Harga kendaraan “on the road” adalah Rp. 10.000.000,-. Umur kendaraan tersebut ditaksir 5 tahun dan akan disusutkan secara streight line dengan nilai residu nol. Hasil sewa ahunan diperkirakan Rp. 7.00.000,- biaya bahan bakar, gaji sopir dan pemeliharaan ditksir Rp. 30.00.000,setahun. Pajak yang harus dibbayar adalah 40 %. Bila tingkat suku bunga umum adalah 10 % hitunglah : a. Pay back period ! b. Net Present Value (NPV) ! c. Internal Rate of Return (IRR). 2. Tuan Ahmad merencanakan membuka usaha dalam bidang perdagangan khusus bahan pokok beras. Untuk itu dia menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 20.000.000,-. Investasi sebesar itu dia keluarkan untuk membeli sebuah took dengan harga Rp. 10.000.000,- diperkirakan umur ekonomisnya 5 tahun tanpa nilai residu dan sebagian lagi dari dananya untuk modal kerja. Adapun perkiraan usaha selama 5 tahun adalah sebaga berikut :
57
Tahun Hasil Penjualan ke 1 Rp. 15.000.000
Harga Pokok Produk Rp. 11.000.000
Biaya Operasi Selain Penyusutan Rp. 1.000.000
2
Rp. 20.000.000
Rp. 14.000.000
Rp. 1.500.000
3
Rp. 29.000.000
Rp.19.000.000
Rp. 2.000.000
4
Rp. 35.000.000
Rp. 24.000.000.
Rp. 3.000.000
5
Rp. 45.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 3.500.000
Pajak setiap tahunnya adalah 10 % dan Biaya modal 20 % setahun. Berdasarkan data diatas apakah usulan rencana membuka usaha perdagangan tersebut di tolah atau diterima ? 3. PT. PERKASA merencanakan membuat pabrik baru dalam rangka perluasan usahanya. Untuk keperluan tersebut perusahaan mananamkan investasi
sebesar
Rp. 100 milyar. Yang mana sumber dana tersebut berasal dari: a. Modal para pemegang saham sebesar 60 % dengan deviden rata-rata
25 %.
b. Hutang pinjaman jangka panjang ke pihak luar sebesar 40 % dengan bunga 20 % per tahun. Pendapatan yang diproleh sebesar 40 milyar per tahun sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya adalah 30 milyar (sudah termasuk penyusutan 5 milyar per tahun. Pajak perseroan 30 % per tahun Umur ekonomis usaha tersebut diperkirakan selama 15 tahun. Berdasarkan keterangan di atas, apakah usulan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan ? Gunakan NPV, IRR, dan Provitability indeks sebagai alat perhitungannya !
58
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Analisa ratio adalah suatu teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan berbagai posa dalam neraca atau laporan rugi laba baik secara individu maupun kombinasi dari kedua bentuk laporan tersebut. Sehingga bisa diketahui bentuk hubungan dari laporan-laporan tersebut. Sedaangkan tujuan dari analisa ratio adalah untuk mengukur tingkat : 1. Likuiditas. Yaitu untuk mengukur bagaimana kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 2. Solvabilitas. Yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Rentabilitas. Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilan laba selama periode tertentu. 4. Stabilitas Usaha. Yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil.
Diantara alat-alat analisis keuangan selalu digunakan untuk mengukur kelemahan atau kekuatan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang keuangan, adalah analisis ratio (fiancial ratio analysis). Ratio merupakan alat yang dinyatakan dalam relatif atau absolud untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan yang lain dari suatu finansial. Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia meliputi :
59
1. Balance sheet atau neraca yang menunjukkan posisi finansial perusahaan pada suatu sat. 2. Income statement yang merupakan laporan operasi selama periode tertentu.
A. Kegunaan Analisis Rasio Analisis Rasio tidak hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah caalon invesator atau kreditur. Bagi pimpinan perusahaan dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan diperoleh informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi dan kekuatan yang dimiliki di bidang finansial, sehingga dapaat ditentukan cara-cara mengatasinya. Sedangkan bagi calon investor atau kreditur, dapat dijadikan pegangan apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan dan apakah wajar untuk memberikan kredit perusahaan yang bersangkutan ataukah tidak.
B. Macam-macam Rasio Rasio-rasio finansial diklasifiaksikan dalam empat yaitu : 1. Rasio lukuiditas atau liquidity ratio, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek (short term debtz). 2. Ratio leverage atau rasio yang menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan yang dimiliki perusahaan utnuk membayar hutang bila suatu saat dilikuidasikan atau dengan arti lain mengukur seberapa jauh perusahaan difinansiir oleh pihak luar (kreditur). 3. Rasio aktivitas atau activity ratio, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia untuk tercermin dalam perputaran modalnya. 4. Profitability ratio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
60
Macam ratio satu dan dua sering juga disebut sebagai balance sheet ratio atau ratio neraca. Macam rasio ketiga dikenal pula dengan istilah interstatement ratio. Sedangkan macam rasio yang keempat adalah income statement rasio. Rasio yang tergolong dalam masing-masing golongan rasio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Liquidity ratio. Aktiva Lancar a. Current Ratio = Hutang Lancar Aktiva Lancar - Persediaan b. Quick Ratio = Hutang Lancar Kas + Efek c. Cash ratio = Hutang Lancar 2. Leverage Ratio. Hutang Lancar + Hutang Jk. Panjang Total Debt To Equity Ratio
= Equity atau Modal Sendiri Hutang Jk. Panjang
Long Term Debt To Equity Ratio = Modal Sendiri
Total Debt To Assets Ratio
Hutang Lancar = Total Aktiva
3. Activity Ratio Penjualan Bersih Total Assets Turnover
= Total Aktiva Operasi Penjualan Kredit
Receivable Turnover
= Rata-rata Piutang
61
360 hari Average Collection Period = Tingkat Perputaran Piutang Harga Pokok Penjualan Total Assets Turnover
= Rata-rata Persediaan
4. Profitability Ratio Laba Kotor Gross Profit Margin
= Penjualan Bersih Laba Bersih
Net Profit Margin
= Penjualan Bersih Laba Usaha
Earning Power
= Total Aktiva Laba Bersih
Net Earning Power
= Total Aktiva Laba Bersih
Return On Equity
= Modal Sendiri Laba Bersih
Return On Assets
= Total Aktiva
C. Teknik Evaluasi Untuk evaluasi tingkat kesehatan dan kinerja perlu data pembanding : 1. Rata-rata Industri (Index). 2. Data Historis Perusahaan.
62
Unsur Rasio Kelompok Likuiditas Kelompok Solvabilitas Kelompok Aktivitas Kelompok Rentabilitas
Rasio Saat ini 2.0 0.8 10x 7%
Data Historis 2.2 0.7 9x 6%
Evaluasi K K B B
Rata-rata Index 1.8 0.9 12x 5%
Evaluasi B B K B
Contoh soal : NERACA PT. ALDO Per 31 Desember 2003 (dalam ribuan rupiah)
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
-
Kas ………………………………. Rp. 5.000,-
-
Hutang Dagang ……………………….. Rp. 4.000,-
-
Efek ……………………………… Rp. 2.000,-
-
Hutang Pajak …………………………. Rp. 1.000,-
-
Piutang ………………………….. Rp. 2.000,-
-
Hutang Gaji …………………………… Rp. 1.000,-
-
Persediaan Barang ………………. Rp. 3.000,-
Jumlah Hutang Lancar ……..………………. Rp. 6.000,-
Total Aktiva Lancar
……………….. Rp.12.000,Jumlah Hutang Jk. Panjang ………………… Rp. 14.000,-
Aktiva Tetap
Total Hutang ……………………………….. Rp. 20.000,-
-
Tanah …………………………… Rp. 4.000,-
-
Peralatan ………………………..
-
Mesin ……………………………. Rp. 8.000,-
-
Saham …………..………………………. Rp. 16.000,-
-
Gedung ………………………….
-
Laba Ditahan ………………………….. Rp.
Rp . 8.000,-
Rp. 5.000,-
Total Aktiva Tetap ………………….. Rp. 25.000,-
Modal Sendiri
4.000,-
Jumlah Modal Sendiri ……………………….. Rp. 20.000,-
Aktiva lain-lain ……………………… Rp. 3.000,Total Aktiva …………………………. Rp. 40.000,-
Total pasiva …………………………………. Rp. 40.000,-
Piutang tahun lalu Rp. 1.000.000,- dan penjualan kredit sebesar 60 % Persediaan barang tahun lalu Rp. 1.000.000,-
63
LAPORAN RUGI LABA PT. ALDO Per 31 Desember 2003
Penjualan -
Hasil Penjualan ……………………………………………..
Rp. 51.000
-
Diskon/pengembalian Penjualan …………………………
Rp. 1.000
Penjualan Bersih ………………………………………………………….
Rp 50.000
Harga Pokok -
Persediaan Awal Barang ……………………………….….
Rp.
-
Pembelian ……………………………………………………
Rp. 45.000
1.000
Harga Pokok Barang Siap Dijual ………………………..………
Rp. 46.000
Persediaan Akhir …………………………………………………
Rp.
3.000
Harga Pokok Barang Yang Dijual ………………………………
Rp. 43.000
Laba Kotor ………………………………………………………..
Rp.
7.000
Total Biaya ………………………………………………………..
Rp.
7.000
Total Biaya ………………………………………………………..
Rp.
3.000
Laba Sebelum Bunga & Pajak (EBIT) ………………………….
Rp.
4.000
Biaya Bunga / Pendapatan Bunga ……………………………..
Rp.
1.000
Laba Sebelum Pajak (EBT) …………………………………….
Rp.
3.000
Biaya-biaya -
Biaya Operasional ………………………………………….
Rp. 1.000
-
Biaya Pemasaran …………………………………………..
Rp. 2.000
-
Biaya Adiministrasi dan Umum ……………………………
Rp. 4.000
-
Biaya Lain-lain ………………………………………………
Rp.
0
Pajak ………………………………………………………………
Rp.
500
LABA BERSIH (EAT) …………………………………………….
Rp.
2.500
Berdasarkan data tersebut saudara diminta : a. Menghitung rasio keuangan PT. ALDO b. Berikan komentar tentang evaluasi umum kondisi keuangan PT. ALDO
64
Jawab : 1. Liquidity ratio. …………….. a. Current Ratio = …………….. …………….. b. Quick Ratio = …………….. …………….. c. Cash ratio = …………….. 2. Leverage Ratio. …………….. Total Debt To Equity Ratio
= …………….. ……………..
Long Term Debt To Equity Ratio = ……………..
Total Debt To Assets Ratio
…………….. = ……………..
3. Activity Ratio …………….. Total Assets Turnover
= …………….. ……………..
Receivable Turnover
= …………….. ……………..
Average Collection Period = ……………..
65
…………….. Total Assets Turnover
= ……………..
4. Profitability Ratio …………….. Gross Profit Margin
= …………….. ……………..
Net Profit Margin
= …………….. ……………..
Earning Power
= …………….. ……………..
Net Earning Power
= …………….. ……………..
Return On Equity
= …………….. ……………..
Return On Assets
= ……………..
Evaluasi Unsur Rasio Current ratio Quick ratio Total Assets to Total Debt Return on Assets Time interest Earned Ratio Inventory Turnover Net profit margin Return on Equity Average collecation period
Rasio Saat ini 2.0 0.8 10x 7%
Data Historis 2.2 0.7 9x 6%
Evaluasi K K B B
Rata-rata Index 1.8 0.9 12x 5%
Evaluasi B B K B
66
Soal 2 : Koperasi Adil Makmur adalah produsen bahan bangunan Batako, yang hasil produksinya digunakan oleh para kontraktor bangunan dan developer. Daerah pemasaran Koperasi Adil Makmur meliputi Cianjur dan Sukabumi. Pada bulan Januari 1997 koperasi menarik pinjaman jangka panjang 5 (tahun) sebesar Rp. 500 juta dari BRI dengan bung 18 % per tahun. Pada tahun 1998 kondisi perekonomian sendang lesu, penjualan rumah BTN dan RSS menurun lebih dari 30 % dibandingkan tahun lalu. Penurunan di sektir properti berdampak langsung terhadap Koperasi Adil Makmur. Penjualan selama 2 bulan pertama tahun ini menurun 25 %, namun pengurus berkeyakinan bahwa penurunan penjualan
tidak akan berlanjut mengingat kualitas
produk yang baik serta situasi yang cukup sulit, koperasi bermaksud meminjam kredit modal kerja dari BRI guna membiayai produksi sebesar Rp. 200 juta. Perlu ditambahkan bahwa pengurus koperasi dikenal jujur dan selalu membayar pinjamannya tepaat waktu. Tabel berikut ini berupa neraca dan rugi laba : Rugi/laba – tahun 1997- dalam jutaan rupiah
Penjualan
Rp. 5.000,- 90 %-nya kredit
Harga Pokok Penjualan Biaya Adm & Prnjualan Laba Bersih Operasi Biaya Bunga Pajak Laba Bersih
Rp. 1.500,Rp. 500,Rp. 3.000,Rp. 150,Rp. 855,Rp. 1.995,-
Neraca – per 31/12/1997 – dalam jutaan rupiah Aktiva
Passiva
Kas
Rp.
100,-
Hutang Dagang
Rp.
600,-
Piutang Dagang
Rp.
700,-
Hutang Wesel
Rp.
500,-
Persediaan
Rp. 1.600,-
Hutang Bank
Rp.
400,-
67
Aktiva Tetap
Rp. 1.800,- Modal Sendiri Rp. 4.200,-
Rp. 2.700,-
Rp. 4.200,-
Persediaan barang dagangan tahun lalu Rp. 1.100,- juta Rasio keuangan penting sebagai berikut :
Rasio tahun 1995
Rata-2 industri
Current Ratio
2.9
2.0
Quick Ratio
1.8
1.3
Inventory Turnover
3.9 x
3.4 x
Eveage collection period
38 hari
62 hari
Return on equity
12 %
14 %
7%
6.5 %
Gross profit margin
10 %
11.2 %
Return on assets
6.5 %
5.5 %
Net Profit margin
Berdasarkan data tersebut di atas saudara diminta : 1. Menghitung raasio keuangan koperasi dan komentar umum kondisi keuangannya. 2. Memberikan rekomendasi kaepada Direksi BRI, apakah menolak atau memberikan kredit?
68
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Salah satu tanggung jawab bagi bendaharawan (treasure) perusahaan adalah mengatur sumber dana. Tugasnya tidak saja memastikan tersedianya kas untuk kebutuhan jangka pendek misalnya pembayaran gaji dan upah, membayar tagihan akan tetapi juga merencanakan kebutuhan dana jangka panjang. Untuk memperlancar pertumbuhan perusahaan melalui ekspansi ataupun akuisisi (pembelian perusahaan lain). Alat yang digunakan untuk menganalisis adalah sumber dan penggunaan dana yang disusun dari perhitungan dua neraca yatiu neraca awal periode dan akhir periode. Walaupun laporan sumber dan pengunaan dana bisa disusun untuk berbagai periode (satu minggu, bulan atau triwulan) pembahasan akan ditekankan pada laporan tahunan. Dalam menganalisis sumber dan penggunaan dana kita bedakan ke dalam dua pengertian dana yaitu dana dalam artian kas dan dana dalam artian modal kerja.
A. Dana dalam artian kas. Adapun sumber dana dalam artian ka terdiri atas : 1. Pengurangan aktiva selain kas. 2. Kenaikan hutang (lancar dan jangka panjang) 3. Kenaikan modal sendiri. 4. Kenaikan laba ditahan. 5. Kenaikan cadangan penyusutan. Sedangkan penggunaan dana dalam artian ka terdiri atas : 1. Kenaikan aktiva selain kas. 2. Penurunan hutang (lancar dan jangka panjang) 3. Penurunan modal sendiri. 4. Kerugian.
69
Langkah-langkah analisis sumber dan pengeluaran kas adalah : 1. Menyusun perubahan kas. a. Jika aktiva naik, maka kenaikannya disimpan di debet. b. Jika pasiva naik, maka kenaikannya disimpan dikrdit. c. Jika aktiva turun, maka penurunannya disimpan dikrdit. d. Jika pasiva turun, maka penurunannya disimpan didebet. 2. Menyusun laporan sumber dan penggunaan kas (berdasarkan laporan perubahan neraca). a. Perubahan disebelah kredit ditulis sebagai sumber. b. Perubahan disebelah debet ditulis sebagai penggunaan. Contoh :
Pos Neraca
31/12/02
31/12/03
Kas/bank Piutang Persediaan Mesin Peralatan Gedung
300 2.700 4.000 3.500 2.000 4.500 17.000
450 2.800 3.650 3.300 2.500 4.100 16.800
Hutang dagang Hutang biaya Hutang obligasi Hutang bank Modal sendiri Laba ditahan
400 600 2.500 3.000 9.000 1.500 17.000
450 500 2.400 2.800 9.000 1.650 16.800
Perubahan Debet Kredit
70
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT. LANGGENG JAYA SUMBER Persediaan Mesin Gedung Hutagn Dagang Laba Ditahan Jumlah Sumber
PENGGUNAAN Piutang Peralatan Hutang Biaya Hutang Obligasi Hutang Bank Jumlah Penggunaan
B. Dana dalam artian modal kerja Modal kerja netto = aktiva lancar – hutang lancar Adapun sumber dalam artian modal kerja terdiri atas : 1. Penurunan aktiva tetap. 2. Kenaikan hutang jangka panjang 3. Kenaikan modal sendiri. 4. Kenaikan laba bersih (laba ditahan). Adapun penggunaan dana dalam artian modal kerja terdiri atas : 1. Kenaikan aktiva tetap. 2. Penurunan hutang jangka panjang 3. Penurunan modal sendiri. 4. Kerugian.
Langkah-langkah analisis sumber dan pengeluaran modal kerja adalah : 1. Menyusun perubahan mkodal kerja. a. Jika aktiva lancar naik, maka modal kerjanya naik. b. Jika aktiva lancar turun, maka modal kerjanya turun. c. Jika hutang lancar naik, maka modal kerjanya turun. d. Jika hutang lancar turun, maka modal kerjanya naik.
71
3. Menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja (berdasarkan laporan perubahan neraca). Contoh :
Pos Neraca Kas/bank
31/12/02
31/12/03
Piutang Persediaan Jumlah aktiva lancar
300 2.700 4.000 7.000
450 2.800 3.650 6.900
Hutang dagang Hutang biaya Jumlah hutang lancar
400 600 1.000
450 500 950
Modal kerja netto
6.000
5.950
Perubahan Debet Kredit
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. LANGGENG JAYA SUMBER Mesin Gedung Laba Ditahan Penurunan modal krj Jumlah Sumber
PENGGUNAAN Peralatan Hutang Obligasi Hutang Bank Jumlah Penggunaan
72
Tugas : Susunlah Laporan sumber dan penggunaan dana baik dalam artian kas maupun modal kerja.
Pos Neraca
31/12/02
31/12/03
Kas/bank Efek Piutang Persediaan barang Tanah Peralatan Mesin Gedung
3.000 1.500 1.500 4.000 6.000 3.000 9.000 11.000 39.000
5.000 2.000 2.000 3.000 6.000 4.000 8.000 10.000 40.000
Hutang dagang Hutang biaya Hutang pajak Hutang bank Modal sendiri Laba ditahan
3.000 2.000 500 12.000 15.000 6.500 39.000
4.000 1.000 1.000 14.000 16.000 4.000 40.000
Perubahan Debet Kredit
73
ANALYSIS BREAK EVEN POINT (TITIK IMPAS) A. Pengertian Dasar Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Titik Impas merupakan suatu titik dimna perusahaan tidak memperoleh laba ataupun mendertia rugi. Dalam mengadakan analisis break even digunakan asumsi dasar sebagai berikut: 1. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap. 2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proposional dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. 3. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. Ini berarti biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. 4. Harga jual per unitnya tidak berubah selama periode yang dianalisis 5. Perusahaan hanya memprodusir satu macam produk. Apabila diprodusir lebih dari satu produk, perimbangan hasil penjualan antara masing-masing produk atau sales mixnya adalah tetap konstan.
B. Perhitungan Break Even Point untuk satu Jenis produk yang dihasilkan Perhitungan Break Even Point untuk satu Jenis produk dapat dirumuskan sebagai berikut :
74
BEP dinyatakan dalam unit produk : FC BEP (dlm unit) = -----------P - V
FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit
BEP dinyatakan dalam Rupiah : FC BEP (dlm Rupiah) = -------------1 - P/V
FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit
Contoh : Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp. 300.000. Biaya variabel per unitnya Rp. 40,- sedangkan harga jual per unitnya Rp. 100,- dan kapasitas produksi maksimal 10.000 unit. Hitunglah BEP baik dalam unit maupun dalam rupiah ! BEP dinyatakan dalam unit produk : Rp................ BEP (dlm unit) = --------------------------------Rp................ - Rp................
= ................... unit
BEP dinyatakan dalam Rupiah : Rp................ BEP (dlm Rupiah) = --------------------------------- = Rp.................... 1 - (Rp............/Rp...........)
75
Grafiknya : Rp. 1.000 Laba BEP 500
Rugi 0 5000
10.000 unit
C. Margin of Safety Margin of safety merupakan anka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan (budget sales) dengan penjualan pada break even.
Margin of Safety = Budget Sales - Penjualan BEP Budget Sales - Penjualan BEP Margin of Safety Ratio (MSR) = ----------------------------------------Budget Sales
D. Contribution Margin. Contribution Margin merupakan angka yang menunjukkan selisih antara harga jual dengan biaya variabel. Contribution Margin = Harga jual - Biaya Variabel Harga jual - Biaya Variabel Contribution Margin Ratio (CMR) = --------------------------------------Harga jual
76
Perkalian antara Margin of safety ratio dengan contribution margin ratio akan menghasilkan laba yang diperoleh. % Laba = MSR x CMR
E. Titik impas multi produk. Sejauh ini, pembahasan mengenai hubungan biaya, volume dan laba didasarkan pada total biaya dan total hasil penjualan. Akan tetapi jauh lebih bermanfaat jika kita menyelidiki hubungan ini untuk setiap produk secara tersendiri. Pemisahan biaya dan penjualan per produk tampaknya tidak praktis khususnya bila diproduksi ratusan jenis produk kecil. Dalam keadaan demikian dianjurkan untuk memperkecil keanekaragaman jenis produk ini menjadi beberapa jenis produk utama. Guna menentukan biaya produk yang lebih baik dalam rangka perencanaan dan pengendalian banyak perusahaan telah mendepartemenisasi keluaran pabriknya yang tersebar. Dengan pegnelompokan smacam ini, kontribusi yang diberikan setiap produk atau kelompok produk kepada total margin kontribusi dapat diukur secara memuaskan.
Rumus BEP multi produk : F BEP (Rp/$)
= -----------------------------------∑ (1 – V/S) . Wi
Keterangan: F = biaya tetap per periode V = baiay variable per unit S = harga jual per unit Wi = persentase penjualan produk I terhadap total rupiah penjualan ∑ (1 – V/S) . Wi = kontribusi tertimbang
77
Contoh : diketahui hasil penjualan dan biaya sebagai berikut : Jenis Produk A B C D E F
Biaya Variabel Per unit ($) 7.000 4.600 4.000 4.500 2.900 2.600
Harga Jual Per unit 11.000 7.500 6.000 7.500 5.000 4.000
Volume Penjualan (unit per tahun) 4.200 7.000 8.000 4.800 6.000 3.000
Apabila biaya tetap per bulan sebesar $ 5.000.000, tentukan BEP 1 tahun Jawab : Jenis
Biaya
Harga
Produk
Variabel
Jual
Per unit
Per unit
V
S
CMR
1– V/S
Volume
Hasil
Proporsi
kontribusitte
Penjual
Penjual
thd total
rtimbang
(ut per th)
(rb per th)
penjualan
Q
PxQ
Wi
(1-V/S).Wi
A
7.000
11.000
0.36
4.200
46.200
0.206
0.075
B
4.600
7.500
0.39
7.000
52.500
0.234
0.090
C
4.000
6.000
0.33
8.000
48.000
0.214
0.071
D
4.500
7.500
0.4
4.800
36.000
0.160
0.064
E
2.900
5.000
0.42
6.000
30.000
0.134
0.056
F
2.600
4.000
0.35
3.000
12.000
0.052
0.019
224.700
Biaya tetap per tahun = 12 x $ 5.000.000 = $ 60.000.000
BEP (Rp/$)
F = -----------------------------------∑ (1 – V/S) . Wi
BEP (Rp/$)
$ 60.000.000 = -----------------------------------0.375 = $ 160.000
1
0.0375
78
Untuk mengetahui hasil penjualan masiang-masing produk pada saat BEP, maka BEP (Rp/$) dikalikan proporsi terhadaptotal penjualan (Wi). Produk A = $ 160.000.000 x 0.206 = $ 32.960.000 Produk B = $ 160.000.000 x 0.234 = $ 37.440.000 Produk C = $ 160.000.000 x 0.214 = $ 34.240.000 Produk D = $ 160.000.000 x 0.160 = $ 25.600.000 Produk E = $ 160.000.000 x 0.134 = $ 21.440.000 Produk F = $ 160.000.000 x 0.052 = $ 8.320.000
79
Soal-soal tipe I I. Jelaskan istilah-istilah di bawah ini : 1. Manajemen Keuangan 2. Rentabilitas 3. Struktur Kekayaan 4. Struktur Modal. 5. Pengunaan Dana. 6. EOQ 7. Capital Bugeting 8. Obligasi. 9. Payback Period 10. Cost of Capital II. Pilih salah satu dari dua soal berikut ini ! 1. Tual Husen hendak membeli sebuah mobil baru, dengan harga tunai sebasar Rp. 120.000,-. Sedangkan dia hendak membelinya dengan cara kredit yaitu dengan uang mukanya sebesar Rp. 20.000.000,- dan sisanya diangsur selama 36 bulan. Apabila tingkat suku bunga yang berlaku diperhitungkan sebesar 18 % per tahun, maka berapakah besarnya angsuran yagn harus dibayar oleh Tuan Husen setiap akhir bulannya. 2. Data dari sebagian laporan keuangan perusahaan INDAH di akhir tahun 2000 adalah sebagai berikut : Aktiva Lancar Rp. 219.712.500,Aktiva Tetap Rp. 325.000.000,Hutang Lancar Rp. 125.000.000,Hutang Jangka Panjang Rp. 250.000.000,Modal Sendiri Rp. 269.162.500,Hasil Penjualan Rp.1.089.425.000,Harga Pokok Penjualan Rp. 800.000.000,Macam-macam Biaya Operasional Rp. 71.540.000,Berdasarkan data tersebut hitunglah : a. Turnover operating assets (perputaran aktiva operasi). b. Profit magin ratio. c. Rentabilitas ekonomi.
80
III. Tuan abar hendak menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 160.000.000,- sebaian dari dana tersebut dibelikan mesin seharga Rp. 60.000.000,- yang umur ekonomisnya 5 tahun tanpa nilai residu dan sisanya merupakan modal kerja. Diperkirakan hasil penjualan setiap tahunnya diperoleh Rp. 110.000.000,- dengan total biaya termasuk biaya penyusutan Rp. 70.000.000,- setiap tahunnya. Pajak yang harus dibayar 15 %. Apabila modal dibebankan 20 % per tahun apakah usulan investasi Tuan Sabar diterima atau ditolak ? Gunakan Payback Period, NPV, IRR dan Provitability Indesx sebagai alat analisisnya).
81
Soal-soal tipe I I. Jelaskan istilah-istilah di bawah ini : 1. Likuiditas 2. Rentabilitas Ekonomi 3. Struktur Kekayaan. 4. Sumber Dana. 5. Gross Working Capital. 6. Saham Preferen 7. Internal Rate of Return 8. Capital Bugeting 9. Discount Faktor 10. EOQ
II.Pilih salah satu dari dua soal berikut ini ! 1. Dalam satu tahun PT. DULJADOL beroperasi selama 300 hari kerja, sedangkan setiap hari kerjanya menggunakan bahan baku 62.5 ton, harga bahan baku setiap tonnya adalah Rp. 50.000,- biaya pemesanan (procurement cost) sebesar 750.000,- untuk setiap kali pesannya dan biaya penyimpanan di gudang sebesr besar 25 % dari nilai average inventory. Safety stock yang dipertahankan sebesar 50 ton sedangkan tenggang waktu selama barang dipesan (lead time) lamanya 6 hari kerja. Berdasarkan data tersebut di atas saudara diminta menghitung: a. Berapakan jumlah Economics Order Quantity (EOQ). b. Berapakah jumlah Reorder Point. 2. PT. LISTRON memproduksi barang mainan yang setiap harinya sebanyal 2.500 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja 25 hari kerja. Unsur-unsur biaya yang dibebankan untuk setiap hari produk tersebut adalah sebagai berikut : a. Bahan baku Rp. 10.000,b. Bahan penolong Rp. 2.500,c. Tenaga kerja Rp. 7.500,d. Biaya administrasi dan umum Rp. 7.500,Sedangkan untuk membeli bahan baku perusahaan memberikan uang muka kepada supplier tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan baku diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut 3 hari, selanjutnya atas
82
pertimbangan kualitas barang harus disimpan dahulu selama 2 hari sebelum dipasarkan penjualan produk dilakukan dengan kredit yang syarat pembayarannya 5 hari sesudah barang diambil. Untuk enghadapi pengeluaranpengeluaran yang tidak terduga pimpinan perusahaan menetapkan adanya kas minimal yang besarnya Rp. 45.000.000,Berdasarkan data trsebut di atas berapakah jumlah modal kerja yagn dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk membiayai operasinya secara kontinyu? II. H. Badrun hendak membuka uaha baru dibidang perdagangan. Dana yang diinvestasi untuk usaha tersebut senilai 90 juta diperkirakan usaha tersebut selama 5 tahun. Laba bersih setelah pajak yang diterma setiap tahunnya seebsar 24 juta, sdangkan biaya penyuysutan setiap tahunnya Rp. 2 juta dan pajak 15 %. Seandainya tingkat suku bunga yang berlaku 10 % maka hitungalah : 1. Payback Period. 2. NPV. 3. Provitability Index 4. IRR 5. Apakah usulan tersebut diterima atau ditolak
83
Soal-soal tipe III I. Jelaskan istilah-istilah di bawah ini : 1. Manajemen Keuangan 2. Likuiditas 3. Likuidasi 4. Solvabilitas 5. Rentabilitas 6. Rentabilitas Ekonomi 7. Struktur Modal Sendiri 8. Earning Power 9. Struktur Kekayaan 10. Struktur Keuangan 11. Struktur Modal 12. Modal Intern 13. Modal Ekstern 14. Sumber Dana 15. Penggunaan Dana 16. Gross Working Capital. 17. Net Working Capital. 18. Working Capital. Consep 19. Seasonal Working Capital. 20. Siclical Working Capital. 21. Emergency Working Capital. 22. Optimalisasi modal 23. Rekapitalisasi 24. EOQ. 25. Reorder Point 26. Capital Bugeting 27. Safety Stock 28. Obligasi
84
29. Reorganisasi 30. Ekspansi 31. Saham Preferen 32. NPV 33. Payback Period 34. Internal Rate of Return 35. Profitability Index 36. Discount Factor 37. Cos of Capital
II. Dalam satu tahun PT. DULJADOL beroperasi selama 300 hari kerja, sedangkan setiap hari kerjanya menggunakan bahan baku 62.5 ton, harga bahan baku setiap tonnya adalah Rp. 50.000,- biaya pemesanan (procurement cost) sebesar 750.000,untuk setiap kali pesannya dan biaya penyimpanan di gudang sebesr besar 25 % dari nilai average inventory. Safety stock yang dipertahankan sebesar 50 ton sedangkan tenggang waktu selama barang dipesan (lead time) lamanya 6 hari kerja. Berdasarkan data tersebut di atas saudara diminta menghitung: a. Berapakan jumlah Economics Order Quantity (EOQ) b. Berapakah jumlah Reorder Point. III. Pada akhir tahun 2000 PT. SENTOSA mempunyai total aktiva sebesar Rp. 544.712.500,-, sebagian di antaranya merupakan aktiva tetap senilai Rp. 325.000.000,- sisanya maerupakan aktiva lancar. Dan hutang lancar yang dimilikinya sebesar Rp. 125.550.000,- hutsng jangka panjang seesar Rp. 150.000.000,- serta modal sendiri sebesar Rp. 269.162.500,-. Apabila perusahaan menginginkan current ratio 250 %, maka berapa inventory yang harus dijual untuk membayar sebagian hutang lancarnya. IV. Tuan Husen hendak membeli sebuah mobil baru dengan harga tunai Rp. 120.000.000,- sedangkan dia hendak membelinya dengan cara kredit yaiatu dengan uang muka 20.000.000,- dan sisanya diangsur selama 36 bulan. Apabila tingkaat bunga yang berlaku diperhitungkan sebear 18 % per tahun, maka berapakah besarnya angsuran yang harus dibayar oleh Tuan Husen setiap akhir bulannya ? V. PT. LISTRON memproduksi produk mainan yang setiap harinya sebanyak 2.500 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari kerja. Unsur-unsur biaya yang dibebankan utnuk setiap produk tersebut adalah sebagai berikut : a. Bahan Baku Rp. 10.000,b. Bahan Penolong Rp. 2.500,c. Tenaga Kerja Rp. 7.500,d. Biaya Adm & Umum Rp. 7.500,-
85
Sedangkan untuk membeli bahan baku perusahaan memberikan uang muka kepada supplier tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan baku diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah 3 hari, selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang harus disimpan 2 hari sebelum dipasarkan. Penjualan produk dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 5 haari sesudah barang diambil. Untuk menghadapi pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga pimpinan perusahaan menetapkan adanya persediaan kas minimal sebesar Rp. 45.000.000,Berdasarkan data di atas berapakah besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk membiayai operasi secara kuntinyu ? VI.Dari sebagian laporan keuangan Perusahaan INDAH di akhir tahun 2000 adalah sebagai berikut : Aktiva Lancar Rp. 219.172.500,Aktiva Tetap Rp. 325.000.000,Hutang Lancar Rp. 125.000.000,Hutang Jangka Panjang Rp. 150.000.000,Modal Sendiri Rp. 269.162.500,Hasil Penjualan Rp. 1.089.425.000,Harga Pokok Penjualan Rp. 800.000.000,Macam-macam Biaya Operasional Rp. 71.540.000,Berdasarkan dataa tersebut di atas hitunglah : a. Turnover Operating Assets (Perputaran Aktiva Operasi) b. Profit Maargin Ratio c. Rentabilitas Ekonomi
86
Soal Tipe IV 1. Tuan Sabar hendak menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 160.000.000,- sebagian dari dana tersebut dibelikan mesin seharga Rp. 60.000.000,- yang umur ekonomisnya 5 tahun tanpa nilai residu dan sisanya merupakan modal kerja. Diperkirakan hasil penjualan setiap tahunnya sebesar Rp. 110.000.000,- dengan total biaya termasuk penyusutan sebesar Rp. 70.000.000,- setiap tahunnya. Pajak yang harus dibayar 15 %. Apabila biaya modal yang dibebankan 20 % per tahun, apakah usulan investasi Tuan Sabar tersebut diterima atau ditolak ? (Gunakan NPV dan Provitability Indeks sebagai alat analisisnya) 2. H. Badrun hendak membuka usaha baru di bidang perdagangan. Dana yang diinvestasikan sebesar 90 juta diperkirakan usaha tersebut selama 5 tahun. Laba bersih yang diterima setiap tahunnya sebesar 24 juta, sedangkan biaya penyusutan per tahunnya sebesar 2 juta dan pajak 15 %. Seandainya tingkat bunga yang berlaku 10 %, maka hitunglah ? a. Pay back Period b. NPV c. Provitability Index d. IRR 3. PT. PLASTICYNDO merenanakan membuka pabrik baru dalam rangka perluasan usahanya. Untuk keperluan investasi untuk usaha tersebut perusahaan menanamkan dananya sebesar Rp. 250 juta. Yang mana sumber dana tersebut berasal dari : a. Modal para pemegang saham 60 % dengan deviden rata-rata sebesar 25 % b. Hutang pinjaman jangka panjang sebesar 40 % dengan bunga 20 % per tahun. Biaya penyusutan setiap tahunnya Rp. 15 juta dan pajak 20 %. Sedangkan data-data lainnya sebagai berikut : Tahun Hasil Penjualan 1. Rp. 125.000.000,2. Rp. 150.000.000,3. Rp. 200.000.000,4. Rp. 225.000.000,5. Rp. 250.000.000,-