TRIAL APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE SCRIPT ON THE CONCEPT OF COOPERATIVE DIVERSITY IN THE LIVING CLASS VII SMP CITY STATE 4 TASIKMALAYA
Neng Rahmawati Ulfah, Rakatika
Abstract Diversity of living things is the subject matter of natural science that studies the characteristics of living things, classification of living things and the organization of life. This material is considered difficult by most students because teachers still use the lecture method that still dominate the class and the students are less active and have less courage in expressing opinions. Therefore, as an important element of executive education that a teacher should be able to follow the developments in the world of education such as the use of strategies, models, methods, approaches, and instructional media. Directly affect a teacher, foster and develop the ability of learners especially learners who tend to be shy. In addition, to be able to organize effective teaching and learning activities that a teacher must have the ability to attract the interest of students in order to improve learning outcomes of students in the material diversity of living things. One way is to use cooperative learning model cooperative script. The model where the students work in pairs and take turns verbally mengihtisarkan, the parts of the material being studied, which is expected to enable, enhance motivation, and spirit of learners in particular learning learners who tend to be shy.
Keywords: plantet question, learning outcomes, diversity of living things.
1
UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA TASIKMALAYA
Neng Rahmawati Ulfah, Rakatika
Abstrak Keanekaragaman makhluk hidup merupakan materi pelajaran ilmu pengetahuan alam yang mempelajari mengenai ciri-ciri makhluk hidup,klasifikasi makhluk hidup dan organisasi kehidupan. Materi ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah sehingga masih mendominasi kelas dan peserta didik kurang aktif serta kurang memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu, sebagai unsur pelaksana pendidikan yang terpenting seorang guru harus mampu mengikuti perkembangan pada dunia pendidikan seperti penggunaan strategi, model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran. Secara langsung seorang guru mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan peserta didik khususnya peserta didik yang cenderung pemalu. Selain itu, untuk dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang efektif seorang guru harus memiliki kemampuan untuk menarik minat peserta didik supaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman makhluk hidup. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script. Pada model ini dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengihtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari, sehingga diharapkan dapat mengaktifkan, meningkatkan motivasi, serta menambah semangat peserta didik dalam belajar khususnya peserta didik yang cenderung pemalu. Kata kunci: plantet question, hasil belajar, keanekaragaman makhluk hidup.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam hidup dan kehidupan, oleh karena itu pendidikan sangat berpengaruh dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana dalam meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia. Berbagai upaya perbaikan mutu dan kualitas dibidang pendidikan terus dilakukan baik dalam hal pengembangan kurikulum, tenaga pengajar, buku, fasilitas pendidikan berupa sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran dan kemajuan pendidikan. Upaya pendidikan pada masa sekarang ini mengutamakan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi biologi. Dalam hal ini peranan guru dituntut lebih
2
memiliki pengetahuan luas tentang metode-metode dan pendekatan-pendekatan untuk diterapkan dalam melaksanakan profesinya. Sehingga peserta didik dapat mengetahui, memahami, terampil, dan mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam masalah kehidupan. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang mengajar di SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya, bahwa peserta didik di sana kurang optimal dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan tidak semua peserta didik mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75, sedangkan rata-rata kelas hanya mencapai 63. Kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran dan jarangnya guru dalam menggunakan model pembelajaran. Guru sebagai pasilitator pembelajaran, tugas utamanya adalah memudahkan belajar peserta didik. Oleh karena itu, para guru dalam pembelajaran harus berusaha semaksimal mungkin, agar peserta didik belajar lebih terarah, lebih lancar, lebih mudah, dan berkualitas. Pembelajaran yang efektif antara lain ditandai dengan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran agar dapat berjalan dan mendapatkan hasil secara maksimal, hendaklah pembelajaran itu dilaksanakan secara sistematis dan sistematik. Sistematis artinya pembelajaran itu dilaksanakan melalui tahap demi tahap secara teratur dan terencana, sedangkan sistematik adalah bahwa pembelajaran tersebut dilaksanakan secara utuh dan bulat dengan mempertimbangkan berbagai komponen yang terlibat. Namun pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah masih dihadapkan pada masalah mutu proses belajar mengajar. Proses pembelajaran saat ini kebanyakan masih belum menunjukan hasil yang memuaskan. Disaat guru menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang telah disampaikan, guru harus berusaha menemukan letak kelemahan tersebut. Keharusan tersebut merupakan modal dasar dari keberhasilan pembelajaran. Di sini peran guru ditantang untuk mencari jalan keluar agar permasalahan tersebut segera teratasi. Solusi yang dirasa tepat adalah ketepatan pemilihan model pembelajaran. Untuk memecahkan masalah di atas, guru sebagai faktor utama keberhasilan pembelajaran dituntut untuk dapat memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi belajar peserta didik, dan melibatkan semua peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi peserta didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script, supaya dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab peserta didik untuk memahami persoalan dan menyelesaikannya secara berkelompok. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “apakah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script cocok diterapkan pada proses pembelajaran 3
konsep keanekaragaman makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya?”. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup Di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. kegunaan teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan kemudahan dalam mempelajari model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. 2. kegunaan praktis a. bagi guru, diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai proses pembelajaran serta memberikan masukan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik, sehingga dapat meningkatkan proses belajar mengajar; b. bagi peserta didik, diharapkan dapat membantu meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik serta memperkaya pengalaman dengan belajar yang aktif dan kreatif; c. bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan dan menentukan kebijakan penetapan kurikulum dimasa yang akan datang; dan d. bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan model-model pembelajaran yang selama ini telah dipelajari. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pre experimental. Penelitian ini menggunakan satu kelas tanpa kelas kontrol. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script; dan 2. variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 9 kelas dengan jumlah peserta didik 363 orang. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan pada nilai rata-rata 4
raport mata pelajaran ilmu pengetahuan alam semester 1 yakni kelas VII G SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya sebanyak 42 peserta didik. Disain Penelitian Disain penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest design. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu kelas tanpa ada kelas kontrol. Sebelum dilakukan perlakuan (treatment) diadakan pengukuran pertama (pretest), kemudian dilakukan pengukuran kedua (posttest). Pola
:
Keterangan 01 X 02
: : :
01 X 02 sebelum eksperimen disebut pretest treatment yang diberikan setelah eksperimen disebut posttest
:
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, tes, dan studi literatur. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai proses pembelajaran berlangsung selama penelitian yaitu dengan menghadirkan rekan yang bernama Yuliawati Dewi sebagai observer. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan 4 option yang dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Studi literatur dilakukan sebagai upaya pengumpulan teori-teori atau materi-materi yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil kajian digunakan sebagai landasan atau acuan supaya penelitian yang dilakukan lebih terarah. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup. Bentuk tes berupa pilihan ganda dengan empat option sebanyak 40 soal. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Kemudian dilakukan uji coba instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dan realibilitas: 1. Uji validitas rxy
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
2. Uji realibilitas
5
Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh diolah dengan uji t untuk mengetahui perbedaan hasil pretest dan posttest dan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar sama atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan. PEMBAHASAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu kondisi pembelajaran yang mana setiap inividu mendukung dan didukung individu lainnya dalam pencapaian suatu tujuan. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem pembelajaran gotong royongyaitu sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didiknya untuk bekerja sama dengan sesama rekannya dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Akan tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok saja, karena dalam belajar kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompoknya. Menurut Shaw (dalam Suprijono, Agus 2011:57) “Satu ciri yang dipunyai oleh semua kelompok yaitu anggotanya saling berinteraksi, saling memengaruhi antara satu dengan yang lain ”. Pada proses pembelajaran kooperatif peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Pada proses pembelajaran kooperatif seorang guru bertindak sebagai fasilitator. Menurut Suprijono, Agus (2011:54) ”Pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentukbentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran secara berkelompok yang mana kelompok tersebut terdiri dari dua orang saja, atau juga dapat terdiri dari banyak orang. Kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script Menurut Suprijono, Agus (2011:126) “Cooperative Script merupakan metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari” . Menurut Suprijono, Agus (2011:126). Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script adalah sebagai berikut: 1. guru membagi peserta didik untuk berpasangan; 2. guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan; 6
3. guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar; 4. pembicara membacakan ringkasan selengkapnya, dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar: a. menyimak/mengoreksi/menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap; b. membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainya; 5. bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas; dan 6. kesimpulan peserta didik bersama-sama dengan guru. Menurut Lie, Anita (dalam Erviana, Fina 2008:21) Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah : 1. melatih pendengaran, ketelitian, atau kecermatan; 2. setiap peserta didik mendapat peran; dan 3. melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Sedangkan kekuranganya adalah : 1. hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu; dan 2. hanya dilakukan oleh 2 orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas 2 orang tersebut). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada proses pembelajaran pertemuan pertama, model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik aktif dalam proses pembelajaran walaupun ada beberapa peserta didik yang masih kaku dan gugup pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script merupakan hal yang baru diterapkan pada proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Namun peserta didik mampu menyerap materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan cepat karena materi ini masih mudah untuk diserap sehingga peserta didik mudah untuk memahaminya. Akan tetapi proses pembelajaran pada pertemun pertama ini belum mencapai waktu yang ditentukan. Sedangkan, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada proses pembelajaran. Pertemuan kedua, model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script lebih menarik perhatian peserta didik dibandingkan pada pertemuan pertama sehingga peserta didik lebih banyak yang aktif dibandingkan yang kaku dalam proses pembelajaran. Lalu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ke depan mempersentasikan hasil rangkuman sehingga menambah rasa percaya diri peserta didik yang terpilih. Sehingga pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada proses pembelajaran pertemuan ketiga, peserta didik mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ke depan dan menjelaskan dalam proses pembelajaran, memberikan motivasi belajar kepada peserta didik sehingga peserta didik lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran 7
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup di kelas VII G SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Hal itu ditunjukkan dengan hasil belajar siswa setelah melaksanakan proses pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script dengan nilai rata-rata sebesar 31,98 lebih besar dari hasil belajar siswa sebelum melaksanakan proses pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script sebesar 21,43.
35 30 25 20
15 10 5 0 Pretest
Posttest
Gambar 1 Diagram Nilai Rata-Rata Pretest dan posttest Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script yang menekankan peserta didik untuk bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagianbagian materi yang dipelajari. Setelah melakukan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihannya adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ke depan dan menjelaskan dalam proses pembelajaran dan memberikan motivasi belajar kepada peserta didik sehingga peserta didik lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script adalah tidak semua peserta didik ditunjuk oleh guru untuk mempersentasikan hasil rangkumannya di depan kelas dan peserta didik yang terpilih untuk ke depan masih melihat-lihat buku hasil rangkumannya. Selain kekurangan dan kelebihan, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script, diantaranya adalah: 1. sulit meyakinkan peserta didik untuk dapat menerima pertanyaan yang disiapkan oleh guru;
8
2. harus lebih banyak gambar lagi mengenai konsep keanekaragaman makhluk hidup; dan 3. membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengingat nama-nama ilmiah dari klasifikasi makhluk hidup. Dengan adanya kekurangan dan kendala tersebut, maka observer memberikan saran bagi peneliti dan pihak-pihak terkait dalam menyempurnakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script. Diantaranya guru harus lebih menguasai model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script sebelum memulai proses pembelajaran, menambahkan media pembelajaran misalnya powerpoint, memberikan LKPD untuk mengetahui daya tangkap peserta didik pada materi pembelajaran. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana disebutkan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sangatlah banyak, oleh karena itu hendaklah guru dapat memilih strategi pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan disampaikan; 2. sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, guru hendaknya senantiasa mempelajari karakteristik materi pelajaran untuk memutuskan model pembelajaran yang akan digunakan; 3. proses belajar mengajar di kelas hendaknya bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran, sehingga peserta didik tidak merasa bosen terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan; dan 4. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran Cooperative Script pada konsep atau materi yang lain. Daftar Pustaka Anonim. (2007). Ciri-ciri Mahluk Hidup. [Online]. Tersedia : http://organisasi.org/ciri-ciri-makhluk-hidup-seperti-manusia-hewan-dantumbuhan-syarat-mahluk-benda-hidup-biologi [08 Agustus 2007) Anonim.(2008). Klasifikasi Makhluk Hidup. [Online]. Tersedia : http://indonesiaindonesia.com/f/-biologi-kelas-7-klasifikasi-makhlukhidup/ Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (EdisiRevisi).Yogyakarta: PT. Rineka Cipta. Erviana, Fina. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script Pada Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup Di Kelas VII MTs AL-Hasanah 1 Pancatengah. Skripsi. Unsil. Tidak Di Publikasikan
9
Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta Sugiarto, Teguh. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar. Widaningsih, Dedeh. (2011). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Diktak kuliah. Tasikmalaya: Tidak di Publikasikan. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press Zaifbio.(2010). Ciri-ciri mahluk hidup [Online]. Tersedia: http://zaifbio.wordpress.com/2010/02/11/ciri-ciri-makhluk-hidup.[02 Nopember 2010] Riwayat Penulis Neng Rahmawati Ulfah, adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi, angkatan 2009 yang sedang pelaksanaan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (Lulus tahun 2013).
10