PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS YANG DIBANTU MEDIA VIDEO DAN MEDIA POWERPOINT PADA SUB KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (StudiEksperimen di Kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya pada TahunAjaran 2014-2015) Lidia Canrayani, Rakatika ABSTRAK Materi sistem ekskresi pada manusia merupakan salah satu materi ilmu Biologi yang mempelajari tentang organ dan mekanisme pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh manusia. Dalam proses belajar mengajar pada materi ini, banyak guru yang masih melakukan pembelajaran yang berpusat pada guru. Selain itu terbatasnya media yang digunakan pada saat proses belajar mengajar juga menjadi faktor yang menyebabkan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. Akibatnya siswa akan menjadi tidak termotivasi untuk menerima pembelajaran, timbul kekurang aktifan siswa untuk mengembangkan ide dan gagasannya, rasa malu bertanya, serta tidak berkembangnya pemikiran siswa terhadap suatu konsep yang dipelajari.Dalam model pembelajaran kooperatif tipe pair checks ini siswa diarahkan untuk dapat bekerja sama dengan pasangannya, menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan, serta kemampuan memberi penilaian.Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan proses belajar siswa. Pada media powerpoint, siswa akan disajikan tayangantayangan berupa slide materi-materi dan gambar yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.Media powerpoint dapat membantu siswa dalam memahami materi karena materi yang disajikan merupakan ringkasan-ringkasan materi sehingga siswa dapat lebih memahami dengan mudah karena sifatnya bukan hapalan tetapi pemahaman. Sedangkan pada media video, siswa akan disajikan tayangan berupa video ilustrasi mengenai konsep yang sedang dipelajari. Dalam media video ini dapat membantu memotivasi siswa dalam menerima materi dan dapat menjelaskan suatu proses secara tepat. Permasalahan yang timbul adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep Sistem Ekskresi pada Manusia ?” Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia di kelas XI MIA SMA Negeri 6 Tasikmalaya. Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, Media Video dan media Powerpoint, Hasil Belajar, Sistem Ekskresi pada Manusia
DIFFERENCES OF THE STUDENTS ACHIEVMENT USING COOPERATIVE LEARNING TYPE PAIR CHECKSASSISTED OF VIDEO MEDIA AND POWERPOINTMEDIA ON SUB CONCEPTS HUMAN EXCRETION SYSTEM (An Experimental Study in Class XI MIA SMA Negeri 6 Tasikmalaya onAcademic Year 2014-2015)
Lidia Canrayani, Rakatika
ABSTRACT The material human excretion system is one of the materials science of biology that studies the organs and mechanisms of metabolic waste substances expenses that are no longer needed by the human body. In the learning process on this matter, many teachers are still doing a teacher-centered learning. Besides the limited media used during the learning process are also factors that cause problems in the teaching and learning activities. As a result, students will be motivated to accept the lesson, arising lack of inactivity student to develop his ideas, shame asked, and not the development of students' thinking on the concepts learned. In cooperative learning model is student directed pair of checks to be working with a partner, demanding independence and the ability of students to solve problems, as well as the ability to make an assessment. In addition to learning models, instructional media also has an important role in the success of the students' learning process. In the media powerpoint, students will be presented the shows in the form of slide material and images related to the material being studied. Powerpoint media can help students understand the material because the material presented are summaries of the material so that students can understand more easily because it is not memorizing but understanding. While the video media, students will be presented in the form of a video display illustration of the concept being studied. In this video media can help motivate students to receive materials and can explain the process appropriately. The problem that arises is "Is there a difference in student learning outcomes of the learning process using cooperative learning model checks assisted pair of video media and powerpoint media in sub-concept humansexcretion system?" The results showed that there are differences in student learning outcomes of the learning process using cooperative learning model pair checks assisted of video media and powerpoint media on sub-concept human excretory system in class XI SMA MIA 6 Tasikmalaya.
Keywords: Cooperative learning type Pair Checks, Media Video, Media Powerpoint, Learning Outcomes of the Human Excretion System 1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan sektor penting bagi suatu negara. Semakin berkualitas suatu pendidikan di suatu negara, maka akan semakin maju pula negara tersebut dalam berbagai bidang serta dihasilkan juga generasi-generasi yang dapat menghadapi tantangan zaman. Dalam hal ini perlu disusun suatu pembelajaran yang dapat melatih berpikir siswa agar output dari hasil pembelajaran tidak hanya berorientasi pada nilai, namun lebih ditekankan untuk menghasilkan lulusan yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kunci mutu dari pendidikan bermuara pada kegiatan belajar mengajar. Belajar biologi sangatlah penting karena biologi berhubungandengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, biologi juga berhubungandengan banyak bidang kehidupan seperti pertanian,peternakan dan kesehatan. Pelajaran biologi berupaya untuk menciptakan individu yang dapat berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya.Berdasarkan hasil wawancara bersama guru biologi kelas XI SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya, diketahui banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengingat materipada sub konsep sistem ekskresi pada manusia. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia hanya mencapai nilai 70, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia di SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya yaitu sebesar 75. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi pada manusia yaitu penggunaan model pembelajaran yang kurang komunikatif dan tidak melibatkan siswa di dalam kelas. Selain itu terbatasnya media yang digunakan pada saat proses belajar mengajar juga menjadi faktor yang menyebabkan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru hanya menggunakan media papan tulis sebagai media pembelajaran. Akibatnya siswa akan menjadi tidak termotivasi untuk menerima pembelajaran, timbul kekurang aktifan siswa untuk mengembangkan ide dan gagasannya, rasa malu bertanya, serta tidak berkembangnya pemikiran siswa terhadap suatu konsep yang dipelajari. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya guru melakukan identifikasi terhadap kelemahan dan kelebihan model-model pembelajaran serta media pembelajaran dan mampu memilihnya secara tepat serta mengembangkan dan menerapkannya dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk menciptakan suasana belajar yang tidak hanya memusatkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, namun juga dapat melibatkan siswa untuk memiliki kemampuan kerja sama dalam mencari dan mengembangkan konsep pengetahuan maka dapat dipilih model pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang aktif. Model pembelajaran kooperatif lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa atau interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Ada banyak macam model pembelajaran kooperatif yang tersedia, namun 2
yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe pair checks. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe pair checks ini siswa diarahkan untuk dapat bekerja sama dengan pasangannya, menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan, serta kemampuan memberi penilaian. Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan proses belajar siswa. Media pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi. Terdapat banyak jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya media audio, media visual, media audio-visual dan multimedia. Berdasarkan hal tersebut penulis akan menggunakan media videodan powerpoint. Pada media powerpoint, siswa akan disajikan tayangantayangan berupa slide materi-materi dan gambar yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Sedangkan pada media video, siswa akan disajikan tayangan berupa video ilustrasi mengenai konsep yang sedang dipelajari. Berdasarkan uraian tersebut penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks yang Dibantu Media Video dan Media Powerpoint pada Sub Konsep Sistem Ekskresi pada Manusia (Studi Eksperimen di Kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya Pada Tahun Ajaran 2014-2015)”. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep Sistem Ekskresi Pada Manusia ?” Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep Sistem Ekskresi Pada Manusia. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Dapat membantu dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan tentang penerapan model dan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran Biologi. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi guru dapat memberi masukan kepada guru agar mampu memilih media dan model pembelajaran yang tepat untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien bagi siswa sehingga siswa merasakan kenyamanan pada proses pembelajaran berlangsung dan membantu mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran biologi khususnya pada sub Konsep Sistem Ekskresi Pada Manusia. 3
b. Bagi siswa dapat menanamkan paradigma pada siswa bahwa proses pembelajaran itu menyenangkan jika tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran saja dan dibantu dengan media pembelajaran agar lebih interaktif. c. Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dalam penerapan model pembelajaran serta media pembelajaran yang telah dipelajari. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen. Penelitian menggunakan dua kelas eksperimen. Metode penelitian pre-experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantumedia video dan media powerpoint. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Ekskresi Pada Manusia. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 6 kelas dari kelas XI MIA 1 sampai dengan XI MIA 6 dengan jumlah siswa sebanyak 224 siswa. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran biologi semester satu.Pengambilan sampel dengan mengunakan teknik cluster random sampling. Hasil pengambilan sampel menunjukkan kelas XI MIA 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan kelas XI MIA 4 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media powerpoint. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Shot Case Study, dimana peneliti hanya mengadakan perlakuan sekali (post test) yang diperkiran sudah memiliki pengaruh, kemudian melakukan evaluasi atau tes. Sehingga peneliti dapat membedakan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpointpada sub konsep Sistem Ekskresi pada Manusia.
4
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia. Tes ini berupa tes bentuk pilihan ganda dengan lima options berjumlah 40 butir soal. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi pada aspek memahami (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Kemudian dilakukan uji coba instrument penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument penelitian yang akan digunakan. Berikut ini rumus dari perhitungan validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Butir Soal N(∑xy) – (∑x)( ∑y) rxy = √
N(∑x2) – (∑x)2
2. Uji reliabilitas R11= K k-1 x
N (∑y2) – (∑y)2
Vt - ∑ pq Vt
Teknik Analisis Data Setelah data-data dari posttest dihasilkan, maka dilakukan analisis data sebagai dari eksperimen menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI MIA SMA Negeri 6 Tasikmalaya. Selain itu dilakukan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah nilai post test sudah mencapai nilai KKM atau belum. PEMBAHASAN Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran yang menuntut kerjasama sesama siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnson (Isjoni, 2013:17) “Cooperative learning adalah mengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”. Menurut Suyadi (2013:61) berpendapat bahwa: model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil (empat sampai enam 5
peserta didik) dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Menurut Suprijono, Agus (2009:58) berpendapat bahwa: untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut terdiri dari: 1. positive interdependence (saling ketergantungan positif); 2. personal responsibility (tanggung jawab perseorangan); 3. face to face promotive (interaksi promotif); 4. interpersonal skill (komunikasi antaranggota); dan 5. group processing (pemprosesan kelompok). 1.Model Pembelajaan Kooperatif Tipe Pair Checks Pair checks merupakan model pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spancer Kagan pada 1990. Langkah-langkah rinci model pair checks menurut Huda, Miftahul ( 2013: 211) adalah: a. guru menjelaskan konsep; b. siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan. setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing-masing satu peran yang berbeda yaitu sebagai pelatih dan partner; c. guru memberikan soal kepada partner; d. partner menjawab soal dan pelatih mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapatkan satu kupon dari pelatih; e. partner dan pelatih saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan partner menjadi pelatih; f. guru memberikan soal kepada partner; g. partner menjawab soal dan pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih; h. setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokan jawaban dari satu sama lain; i. guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal; j. setiap tim mengecek jawabannya; dan k. tim yang paling banyak mendapatkan kupon diberi hadiah atau reward oleh guru. Media Pembelajaran Menurut Sumiati (2007:160) “Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan,perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”. Menurut Danim, Sudarwan (1995:7) “Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau peserta dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta 6
didik”. Sedangkan menurut Schram (Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, 2009:6) “Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”. Gagne dan Briggs dalam Aryad, Azhar (2010:4) secara implisit mengatakan bahwa: media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. 1. Media Video Definisi video menurut Munadi, Yudhi (2013:154) “Video bersifat interaktif tutorial yang membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi”.Menurut Arsyad, Azhar (2010:49) “Video merupakan media yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai”. Menurut Munadi, Yudhi (2013:127) video memiliki beberapa kelebihan yaitu: a. mengatasi keterbatasan jarak dan waktu; b. video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan; c. pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat; d. pengembangan imajinasi peserta didik; e. memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik; f. sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang g. sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; h. semua peserta didik dapat belajar melalui video; i. menumbuhkan minat dan motivasi belajar; dan j. video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi. Selain itu, menurut Munadi, Yudhi (2013:127) video juga memiliki kekurangan yaitu: a. media ini terlalu menekan kepentingan materi ketimbang prosespengembangan materi tersebut; dan b. produksinya membutuhkan waktu cukup lama dan biaya yang cukup banyak. 2. Media Powerpoint Media powerpoint merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya. Dengan menggunakan powerpoint ini, guru dapat menayangkan materi yang sesuai dengan konsep yang sedang dipelajari dalam bentuk slide-slide yang akan diproyeksikan di depan kelas. 7
Menurut Munadi, Yudhi (2013:150) media powerpoint ini memiliki kelebihan diantaranya: a. mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran; b. memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi; c. memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya; dan d. mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah. Selain itu, menurut Puspita, Indri (2012:-) powerpoint juga memiliki kelemahan yaitu: a. membutuhkan keahlian yang lebih untuk dapat membuat powerpoint yang benar dan menarik; b. dibutuhkan kesabaran dan tahap demi tahap untuk menyusun dan membuat powerpoint sehingga membutuhkan waktu yang tidak sedikit; dan c. anak didik terkadang lebih memperhatikan animasi dalam powerpoint dibanding materinya. Hasil Penelitian tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks yang Dibantu Media Video dan Media Powerpoint pada Sub Konsep Sistem Ekskresi Pada Manusia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpointpada sub konsep sistem ekskresi pada manusia. Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data posttest pada sub konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di Kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Tabel 1 Rata-rata Posttest Kelas VII A dan VII B Kelas
Post test
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks yang Dibantu Media Video Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks yang Dibantu Media Powerpoint
30,04
8
31,82
Berdasarkan tabel 1. Skor rata-rata post test di kelas XI MIA 2 adalah 30,04dan rata-rata post test di kelas XI MIA 4 adalah31,82. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji normalitas kaidah pengujian hipotesis yang digunakan sebagai berikut: jika x2hitung<x2tabel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. jika x2hitung>x2tabel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video 2 2 memiliki nilai x hitung = 5,67 dan x tabel = 7,81 sedangkanmodel pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media powerpoint memiliki nilai x2hitung = 3,02 dan x2tabel = 7,81 dapat disimpulkan bahwa, data hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media powerpointkeduanya berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kaidah pengujian hipotesis : tolak H0jika Fhitung>Ftabel. Berdasarkan hasil analisis dari uji homogenitas tersebut Fhitung 1,13 dan Ftabel 1,75 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut mempunyai varians yang homogen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah terima Ho jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel.Berdasarkan hasilperhitungan uji t menunjukan bahwa nilai thitung sebesar -2,25 sedangkan ttabel sebesar -2,00 artinya tolak H0.Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh nilai thitung= 2,25 dan nilai ttabel= -2,00. Maka kesimpulan analisis yang diperoleh adalah tolak Ho, artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks yang dibantumedia video dan media powerpoint di kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya pada Sub Konsep Sistem Ekskresi pada Manusia. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks yang dibantumedia powerpoint memiliki rata-rata skor hasil belajar yang lebih tinggi yaitu 31,82 dibandingkan dengan rata-rata skor hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks yang dibantumedia video yaitu 30,04. Hal ini disebabkan karena media powerpoint ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyajikan sebuah presentasi termasuk dalam dunia pendidikan. Beberapa hal yang menjadikan media powerpoint menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran adalah media ini dapat menampilkan berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, gambar, serta animasi-animasi menarik yang dapat diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Seluruh tampilan dari powerpoint ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai waktu yang sudah ditentukan atau berjalan secara manual sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah karena siswa tidak terburu-buru waktu saat menerima materi yang disampaikan. Selain itu, media powerpoint dapat membantu siswa dalam memahami materi karena materi yang disajikan merupakan ringkasan-ringkasan materi sehingga siswa 9
dapat lebih memahami dengan mudah karena sifatnya bukan hapalan tetapi pemahaman. Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks yang dibantumedia video kurang berjalan dengan baik.Hal ini disebabkan karena pada saat video dipertunjukkan, gambar-gambar yang ada di video terus bergerak sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi atau materi yang disampaikan melalui video tersebut.Video hanya menampilkan benda berupa gambar yang bergerak, sehingga mungkin saja siswa lebih terfokus kepada ceritanya dibandingkan fokus terhadap materi yang disampaikan.Selain itu video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Dari pembahasan di atas apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam penelitian ini.Dalam hal ini guru harus bisa membangkitkan motivasi dari diri siswa agar bisa menerima dan memahami materi yang disampaikan.Sedangkan penggunaan model dan media pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyampaikan materi merupakan faktor eksternal yang sangat penting terhadap peningkatan hasil belajar siswa. PENUTUP Simpulan Berdasaran hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh simpulan: 1. bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video dan media powerpoint pada sub konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI MIA SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya; dan 2. model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media powerpoint mampu menghasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video yang diterapkan pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia dilihat dari nilai ratarata hasil belajar siswa (post test) Saran Dari hasil penelitian, maka beberapa saran perlu dikemukakan sebagai berikut: 1. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya video yang ditayangkan merupakan video buatan sendiri sehingga video yang ditampilkan jelas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta bahasan yang digunakan dapat dimengerti siswa; 2. dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks yang dibantu media video ataupun yang dibantu media powerpoint, sebaiknya guru melakukan persiapan yang matang, sehingga guru dan guru dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang maksimal untuk mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan; dan 10
3. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks yang dibantu media video ataupun yang dibantu media powerpoint pada sub konsep atau materi yang lain. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Danim, Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hernawan, Edi. 2012. Pengantar Statistika Parametrik (Untuk Penelitian Pendidikan). Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak Dipublikasikan Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumiati dan Asra 2007.Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif Learning.Yogyakarta : Pustaka Belajar. Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung : CV Wacana Prima Yamin, Martinis. (2008). Paradigma pendidikan konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Pess (GP Press). Riwayat Hidup Lidia Canrayani adalah mahasiswa angkatan 2011 pada program studi pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
11