1
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AL-MULK TERHADAP RESPON KOGNITIF PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 01 BANTUL YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: YURIKA CHENDY RUSIANTO 20120320025
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
2
3
Pengaruh Terapi Murottal Surat Al-Mulk Terhadap Respon Kognitif pada Anak Autis di SLBN 01 Bantul Yogyakarta Yurika Chendy Rusianto1, Romdzati2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY Intisari Gangguan perkembangan kompleks yang biasanya terjadi pada anak autis meliputi gangguan respon kognitif, komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Rata-rata 6 dari 1000 orang di dunia penyandang autisme. Oleh karena itu diperlukan suatu terapi baru untuk meningkatkan perkembangan pada anak autis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi murottal surat Al-Mulk terhadap respon kognitif pada anak autis. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan pendekatan one group pra-post test design.Subyek penelitian ini adalah siswa autis di SLBN 01 Bantul Yogyakarta usia sekolah dan usia remaja sebanyak 12 anak, diberikan terapi sebanyak 10 kali berturut-turut. Penelitian dilakukan pada bulan juni 2016. Respon kognitif diukur dengan Autism Treatment Evaluation Checklist (ATEC). Analisa data menggunakan uji beda paired rapid T test untuk mengetahui perbedaan skor ATEC respon kognitif pretest dan posttest. Penelitian ini didapatkan bahwa dari 12 responden rerata skor ATEC respon kognitif sebelum (21,58) dan sesudah (22,92). Hasil uji beda skor ATEC sebelum dan sesudah pemberian terapi murottal p=0,128 (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan respon kognitif yang signifikan setelah pemberian terapi murottal sebanyak 10 kali. Kata kunci:Autis, Respon Kognitif, Terapi Murottal.
4
The Influence of therapyMurottal Surah Al - Mulk Against Cognitive Response an Autistic Children in SLBN 01 Bantul, Yogyakarta Yurika Chendy Rusianto1, Romdzati2 1 Student of Nursing Academic University Muhammadiyah Yogyakarta 2 Lecturer of Nursing Academic University Muhammadiyah Yogyakarta Abstract Complex developmental disorder that usually occurs in children with autism include disorders of cognitive response, communication, social interaction and behavior. On average 6 from 1000 people in the world with autism. Therefore we need a new therapy to improve growth in children with autism. This study aims to determine whether there is influence murottal therapy surah Al-Mulk against cognitive response in children with autism. This type of research is pre experiment with the approach of one-group pre-post test design. The subjects of this study were students with autism in SLBN 01 Bantul Yogyakarta school age and adolescence as many as 12 children, therapy is given as many as 10 times in a row . The study was conducted in June 2016 . Cognitive responses measured by the Autism Treatment Evaluation Checklist (ATEC). Analysis of data using different test rapid paired T test to determine differences in cognitive response ATEC score pretest and posttest. This study found that the mean score of 12 respondents ATEC cognitive responses before (21:58) and after (22.92). ATEC results of different test scores before and after therapy murottal p = 0.128 (p> 0.05). It can be concluded that there is no significant difference in cognitive response after therapy murottal 10 times. Keywords: Autism, Cognitive Response, Murottal therapy
5
Berdasarkan data yang didapat
PENDAHULUAN Gangguan
perkembangan
tahun ke tahun angka prevalensi
kompleks yang biasanya terjadi pada
autisme meningkat, maka berbanding
anak autis meliputi gangguan respon
lurus dengan penurunan kecerdasan
kognitif, komunikasi, interaksi sosial,
anak karena sulit konsentrasi saat
dan
belajar, dan hal sangat merugikan
perilaku.Autisme
adalah
gangguan perkembangan kompleks
bagi anak itu sendiri.
yang gejalanya harus sudah muncul
sebagai salah satu tenaga kesehatan
sebelum anak berusia 3 tahun1.Tahun
mempunyai peranan penting dalam
2011
mengatasi masalah tersebut dengan
tercatat
35
juta
orang
penyandang autisme di dunia, rata-
memberikan
rata 6 dari 1000 orang di dunia
keperawatan
penyandang autisme United Nations
asuhan keperawatan secara holistik.
Educational, Scientific and Cultural
Asuhan keperawatan secara holistik
Organization.Maret 2013, Amerika
dapat
Serikat
adanya
positif pada anak autis. Intervensi
peningkatan prevalensi menjadi 1:50
yang diberikan kepada anak autis
dalam
bertujuan untuk mengurangi gejala
melaporkan,
kurun
waktu
setahun
inovasi
Perawat
dengan
mendukung
intervensi memberikan
perkembangan
terakhir2.Dari data yang diperoleh
gangguan perilaku4.
pada
terdapat
merupakan salah satu terapi yang
peningkatan jumlah penderita autis di
cukup efektif untuk meningkatkan
DIY yang mencapai 3-4% tiap
perkembangan
tahun3.
karena
tahun
2001-2010
selain
Terapi musik
pada
anak
musik
autis, dapat
6
menciptakan
suasana
yang
dan pikiran.Terapi musik ini juga
musik
mampu
merupakan terapi yang murah dan
meningkatkan pertumbuhan sel otak
tidak menimbulkan efek samping.
anak karena musik dapat merangsang
Oleh kerena itu perlu dilakukan
pertumbuhan
penelitian
menyenangkan,
sel
otak
sehingga
membuat anak rileks dan senang
untuk
mengetahui
pengaruh musik murottal.
yang merupakan emosi yang positif, emosi positif inilah yang membuat
METODE
fungsi berfikir seseorang menjadi maksimal Music Therapy dalam5.
penelitian
ini
termasuk
penelitian pra eksperimen dengan
Terapi dengan alunan bacaan
pendekatan one group pra-post test
murottal dapat dijadikan alternatif
design. Rancangan one group pra-
terapi baru, sebagai terapi relaksasi
post
bahkan lebih
mengungkapkan
baik
dibandingkan
test
design
adalah
hubungan
sebab
dengan terapi musik lainnya karena
akibat dengan cara melibatkan satu
dapat
kelompok subjek.Kelompok subjek
delta
diobservasi
stimulan memunculkan
Al-Qur’an gelombang
sebelum
dilakukan
sebesar 63,11%6. Gelombang delta
intervensi, kemudian diobservasi lagi
yaitu gelombang yang mempunyai
setelah
amplitudo yang besar dan frekuensi
dilakukan di Sekolah Luar Biasa
yang rendah dibawah 4 hz, di
Negeri
hasilkan oleh otak ketika orang
Yogyakarta.
tertidur atau fase istirahat bagi tubuh
penelitian ini adalah siswa autis di
intervensi7.
(SLBN)
Penelitian
01
Populasi
Bantul dalam
7
SLBN
01
Bantul
yaitu
16
beragama
Islam,
dan
bersedia
siswa.Teknik sampling atau cara
menjadi responden.kriteria eksklusi:
pengambilan sampel yang digunakan
tidak bisa atau menolak melakukan
dalam penelitian ini yaitu dengan
terapi murottal, non muslim dan
Total sampling, teknik menentukan
gangguan pendengaran.
sampel bila semua anggota populasi
Alat terapi, terdiri dari: Audio
sampel8.Siswa
murottal anak surat Al-Mulk dari
digunakan yang
sebagai
digunakan
sebagai
sampel
Muhammad Taha Al Junayd dan
penelitian adalah anak autis yang
speaker.Durasi
berjumlah
12
yang
Al-Mulk adalah selama 09 menit 45
memenuhi
kriteria
dan
detik. Perubahan respon kognitif
eksklusi. Kriteria inklusi: mengikuti
akan diukur dengan menggunakan
kegiatan belajardi sekolah, siswa-
form Lembar kuisioner ATEC dari
siswi SD-SMP, pendengaran normal,
Autism Research Instituate.
responden inklusi
pembacaan
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Karakteristik responden di SLB N 01 Bantul Yogyakarta berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan Karakteristik 1. Usia Usia sekolah (6-12 tahun) Usia remaja (13-18 tahun) Jumlah 2. JenisKelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 3. Tingkat pendidikan SD SMP Jumlah
Jumlah
%
8 4 12
66,7 33,3 100
8 4 12
66,7 33,3 100
7 5 12
58,3 41,7 100
surah
8
Berdasarkan
pada
tabel
diatas,
karakteristik responden berdasarkan
banyak SD yaitu 7 orang (58,3%), SMP 5 orang (41,7%).
usia paling banyak usia sekolah yaitu
Berdasarkan
tabel
2
8 orang (66,7%) dan usia pubertas
menunjukan bahwa responden yang
sebanyak
mengikuti terapi 10 kali hanya 1
4
orang
(33,3%).
Karakteristik responden berdasarkan
siswa (8,3%).
jenis kelamin yaitu laki-laki 8 orang
responden mengikuti terapi 8 kali
(66,7%) dan perempuan 4 orang
yaitu 3 siswa (25%).
(33,3%).Karakteristik
responden
yang mengikuti terapi 2 kali, terapi
pendidikan
3 kali, terapi 5 kali, dan terapi 7
berdasarkan
tingkat
paling
kali
masing
Paling banyak
masing
Responden
2
siswa
(16,7%). Tabel 2 Data rerata hasil pre-test dan post-test respon kognitif anak autis dengan intensitas terapi. Intensitas terapi n Mean Persentase (%) Terapi 2 kali Terapi 3 kali Terapi 5 kali Terapi 7 kali Terapi 8 kali Terapi 10 kali Total Sig
2 2 2 2 3 1 12
16,7 16,7 16,7 16,7 25,0 8,3 100
pre-test
post-test
17,0 24,5 25,5 14,5 26,3 17,0 21,58
17,5 26,5 25,5 18,0 27,7 17,0 22,92 0,128
Tabel 3 Hasil uji statistik respon kognitif anak autis pre-test-post-test kelompok intervensi terapi murottal Karakteristik Pre-test Intervensi Post-test
N 12 12
Mean 21,58 22,92
P 0,128
Perlakuan terapi murottal surat
sebanyak 10 kali memberikan hasil
Al-Mulk diberikan kepada anak autis
berupa tidak ada perbaikan bermakna
9
pada respon kognitif yang diukur
yang terjadi pada usia 12 tahun
dengan kuisoner ATEC. Tabel 3
menandakan
menunjukkan
pertengahan9.
bahwa
anak
autis
akhir
dari
masa
mengalami peningkatan skor ATEC
Pada tabel 1 mengenai jenis
yang tidak signifikan setelah diberi
kelamin pada kelompok intervensi
perlakuan.
statistik
terhadap
ditemukan bahwa responden paling
dan
post-test
banyak adalah laki-laki sebanyak 8
menunjukan bahwa tidak terdapat
anak (66,7%) dan responden yang
pebedaan
berjenis
mean
Uji
pre-test
bermakna
respon
kognitif
(p=0,128).
yang
kelamin
perempuan
Hal
ini
berjumlah 4 anak (33,3%). Anak
tidak
ada
laki-laki yang mengalami autisme
pengaruh terapi murottal terhadap
berjumlah lebih banyak dari anak
respon kognitif anak autis di SLBN
perempuan. Hal ini karena anak laki-
01 Bantul.
laki
menunjukkan
bahwa
lebih
hormone
tabel
1
umur
sekolah
sementara
lebih
banyak
memproduksi estrogen.
responden yang paling banyak adalah usia
6-12
tahun,
memproduksi
testoteron
perempuan
PEMBAHASAN Berdasarkan
banyak
Tingkat
pendidikan
paling
yaitu
banyak adalah SD, yaitu sebanyak 7
Pada
orang (58,3%). Tingkat pendidikan
negara maju, periode usia sekolah ini
SD terbanyak dikarenakan orang tua
dimulai saat anak memasuki sekolah
mulai
dasar pada usia 6 tahun.
merupakan hal yang penting bagi
sebanyak 8 anak (66,7%).
Pubertas
menyadari
pendidikan
10
anak autis. Pada saat anak mencapai
dasarnya, semakin tinggi skor ATEC
usia
maka
(domain
telah
semakin sedikit masalah pada anak
delapan
perkembangan
tahun otak
anak
mencapai 80% hingga pada usia 18
respon
maka
autis.
tahun mencapai 100%10.
Hasil
Dalam penelitian ini rerata
kognitif),
uji
Paired
T-Test
kemampuan respon kognitif pre-test
nilai skor ATEC respon kognitif
dan
pada responden memiliki rata-rata
intervensi menujukan bahwa nilai
nilai pre-test sejumlah 21,58 dan
probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar
setelah dilakukan post-test sejumlah
0,12 (P>0,05). Hal ini menunjukkan
22,92
bahwa tidak terdapat pengaruh terapi
mengalami
peningkatan
namun tidak signifikan. menunjukkan
bahwa
Hal ini pemberian
terapi murottal pada respon kognitif anak autis mengalami peningkatan.
post-test
pada
kelompok
murottal terhadap interaksi sosial anak autis di SLB N 01 Bantul. Terapi murottal kurang cukup mempengaruhi respon kognitif pada
Hasil observasi menunjukkan
anak autis, hal ini dikarenakan
bahwa kemampuan respon kognitif
banyaknya hal yang mempengaruhi
pada anak autis mengalami sedikit
keberhasilan terapi pada anak autis,
peningkatan.
antara lain:
cenderung
Hal ini karena anak masih
belum
bisa
Dalam
penelitian
ini
tidak
dikendalikan secara emosional dan
terdapat data yang menunjukkan
sangat susah menerima perintah dan
tingkat atau derajat gangguan autis
mematuhi
pemerintah11.
Pada
pada siswa autis di SLBN 01 Bantul.
11
Penelitian yang dilakukan Minropa13,
oleh
mengungkapkan persentase
saudara atau pengasuh.
Salain itu
yang tidak mengalami kemajuan
orangtua
mengajak
paling tinggi pada responden yang
responden pulang sebelum terapi
mengalami autis derajat berat yaitu
selesai,
76,8%.
statistik
lembar persetujuan. Pengalaman ahli
nilai p=0,005 maka
menyatakan bahwa orangtua yang
dapat disimpulkan ada hubungan
melaksanakan terapi secara intensif
yang signifikan antara derajat autis
kepada anaknya akan memperoleh
dengan kemajuan terapi.
Semakin
hasil yang sangat memuaskan karena
maka
anak menunjukkan kemajuan terapi
Hasil
menunjukan
ringan
gangguan
terapi
uji
autis
kemajuan terapi akan cepat tercapai. Dukungan
tua
atau
melainkan
wali
padahal
sudah
oleh
mengisi
yang sangat pesat11.
yang
Usia semua anak autis di
memegang peranan penting dalam
SLBN 1 Bantul yaitu diatas 5 tahun.
kemajuan terapi anak autis. Karena
Usia antara 2-5 tahun adalah usia
orang tua adalah orang yang paling
yang sangat ideal untuk memulai
kenal dan terdekat dengan anak.
menangani
Kebersamaan orang tua lebih banyak
Prinsip penanganan sedini mungkin
dengan anak dibandingkan dengan
lebih baik dari pada intervensi yang
kebersamaan terapis. Waktu anak di
terlambat.
tempat terapi hanya selama 12 menit
terhadap perkembangan anak yang
sehari.
mengalami
Waktu
orang
orangtua
pemberian
terapi
beberapa responden tidak didampingi
anak
dengan
auits.
Penanganan secara dini
gangguan
sangat
menguntungkan. Anatomi otak usia
12
3
tahun
masih
sehingga
bersifat
masih
plastik dapat
dikembangakan13.
dilakukan nilai
p=0,031
menunjukan
maka
dapat
disimpulkan ada hubungan yang
Intensitas terapi pada penelitian ini hanya 2 jam dalam 10 hari,
signifikan antara intensitas terapi dengan kemajuan terapi.
dengan durasi terapi 09 menit 45 detik.
Minropa13
Dalam pemberian terapi
Sebagian besar dari anak autis yang
menjadi
penelitian
terapi, hanya 1 responden (8,3%)
dengan
yang mengikuti terapi penuh 10 kali.
menirukan kata-kata yang di ucapkan
Kemudian 3 responden (25%) yang
terapis atau guru dan mengulang
mengikut terapi 8 kali. Responden
kata-kata yang sama. Hal ini sejalan
yang mengikuti terapi 2 kali, terapi 3
dengan penelitian yang dilakukan
kali, terapi 5 kali, dan terapi 7 kali
oleh kustiani dua puluh persen
masing masing 2 siswa (16,7%). Hal
penyandang autisme tidak mampu
ini sejalan dengan penelitian yang
bicara seumur hidup, sedangkan
Minropa13
berbicara
mereka
hanya
yaitu
sisanya memililki kemampuan bicara
yang
tidak
dengan kefasihan yang berbeda-beda.
mengalami kemajuan lebih
tinggi
persentase
oleh
lancar,
dapat
pada
murottal terdapat variasi intensitas
dilakukan
tidak
responden
terapi
KESIMPULAN
pada pelaksanaan terapi yang tidak
Dari
intens yaitu 56,3% dibandingkan
dilakukan
pelaksanaan terapi yang intens yaitu
kesimpulan sebagai berikut:
21,1%. Hasil
uji
statistik
yang
penelitian
yang
diperoleh
telah
beberapa
13
1.
Data demografi menunjukkan
SARAN
hasil, mayoritas responden usia
1.
sekolah
(6-12
tahun),jenis
Menjadi
kelamin mayoritas laki-laki, dan
berharga
dan
pengetahuan
mayoritas
pendidikan
Sekolah Dasar (SD). 2.
Peneliti
Berdasarkan
hasil
rerata
ATEC
skor
menambah tentang
anak
autis
dan
distribusi
khususnya untuk meningkatkan
Respon
respon kognitif anak autis di
Bantul pre-test (21,58) dan post-
Sekolah Khusus Autis. 2.
Bagi ilmu keperawatan
test (22,92), hal ini menunjukkan hanya
Dapat
sedikit
menjadikan
referensi bagi perawat terutama
peningkatan. 3.
dan
pelaksanaan
kognitif anak autis di SLBN 01
bahwa
pengalaman
pada perawat anak.
Berdasarkan hasil uji paired-T-
3.
Bagi institusi pendidikan
test menunjukkan bahwa respon
Dapat digunakan sebagai
kognitif Pre-test dan post-test
acuan
menunjukkan
probilitas
pembelajaran dalam pemberian
Sig. (2-tailed) sebesar 0,128
terapi pada anak autis khususnya
(p>0,05). Hal ini menunjukkan
pada penerapan terapi murottal.
bahwa
nilai
nilai
tersebut
terdapat pengaruh.
tidak
4.
dan
sebagai
materi
Peneliti selanjutnya a.
Hasil penelitian ini dapat digunakan dasar
sebagai
untuk
data
penelitian
14
selanjutnya memungkinkan jumlah lebih
jika
pengaruh
dengan
terhadap
responden banyak
yang
agar
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut
mengenai
pengaruh
terapi
murottal
terhadap
respon
kognitif
anak autis dengan jumlah sampel yang lebih banyak, menggunakan
kelompok
kontrol dan lama terapi yang lebih lama. c.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut
mengenai
pengaruh
terapi
murottal
terhadap
respon
kognitif
anak autis dengan tingkat gangguan anak autis dan usia yang sama. d.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut
murottal anak-anak
berkebutuhan khusus lain.
hasil
tercapai lebih optimal. b.
terapi
mengenai
DAFTAR PUSTAKA 1. Yayasan Autisme Indonesia, (2015). Diakses 26 Oktober 2015, darihttp://autisme.or.id/istilahistilah/autisme-masa-kanak/ 2. Center for Disease Control and Prevention (2014). Community Report on Autisme from the Autism and Development Disabilities Monitoring Network. Diakses 6 juni 2015, dari http://www.cdc.gov/ncbdd/autis m/states/comm_report_autism_2 014.pdf 3. Jogja Autism Care. (n.d.). BAB 2 Tinjauan Autisme dan Pusat Terapi Anak Autis Diakses 13 November 2015, dari http://www.ejournal.uajy.ac.id/3342/3/2TA12 506.pdf 4. Veskariyanti, G. (2012). Terapi Autis Paling Efektif. Yogyakarta: Pustaka Anggrek. 5. Handayani, R., Fajarsari,D., Asih, T.R.D., Rohmah, N. (2014). Pengaruh Terapi Murottal Al- Qur’an untuk Penurunan dan Kecemasan pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif. Jurnal Kebidanan. 5(2). Diakses pada http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.p hp/Prada/article/view/98 Pada tanggal 7 juni 2015.
15
6.
Abdurrachman, A., Perdana S., Andhika S. (2008). Murottal Al Qur’an Alternatif Terapi Suara Baru dalam Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. Lampung: Universitas Lampung, diakses pada tanggal 12 juni 2015. 7. Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 8. Raharjo. S. (2013). Teori Sampel dan Sampling Penelitian. Diakses 22 November 2015, dari http://www.konsistensi.com/201 3/04/teori-sampel-dan-samplingpenelitian.html. 9. Potter, P.A& Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan (7th ed). Jakarta: Salemba Medika 10. Permono, H. (2013). Peran Orangtua Dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini. Universitas Persada Indonesia, Jakarta. Diakses 06 Agustus 2016, dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id
11. 12.
13.
14.
15.
/bitstream/handle/11617/3994/02 .pdf?sequence=1. Priyatna. 2010. Amazing Autism. Jakarta:Gramedia Autism Research Institute. Studies Confirm Validity of ATEC Report. http://www.autism.com/ind_atec _report. Diakses pada tanggal 30 Juni 2015. Minropa, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terapi Anak Autis di Kota Padang. Thesis, Universitas Andalas, Padang. Hadis, abdul. (2006). Pendidikan anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung : Alfa Beta. Kustiani, R. (2010). Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Terapi Perilaku Terhadap Pada Penyandang Autisme Anak, Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.