1
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA NEGATIVE MOODS DENGAN INTENSI MENUNDA TUGAS-TUGAS AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Oleh : AKHMAD DARMAWAN ARIBOWO SUKARTI
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
2
NASKAH PULIKASI HUBUNGAN ANTARA NEGATIVE MOODS DENGAN INTENSI MENUNDA TUGAS-TUGAS AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Telah disetujui Pada Tanggal
-----------------------------------
Dosen Pembimbing Utama
(Dr. Sukarti)
3
HUBUNGAN ANTARA NEGATIVE MOODS DENGAN INTENSI MENUNDA TUGAS-TUGAS AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Akhmad Darmawan Aribowo Sukarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara negative mood dengan intensi menunda tugas-tugas akademik mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Islam Indonesia. Variabel bebas adalah negative moods dan variabel tergantung adalah intensi menunda tugas-tugas akademik. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara negative moods dengan Intensi menunda tugas-tugas akademik. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Adapun skala negative moods yang digunakan dalam penelitian ini adalah diadaptasi dari Tama (2005) yang selanjutnya dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada skala POMS (Profile Of The Mood States) dari McNair. Aspek-aspek tersebut adalah, tension-anxiety, depression-dejection, anger hostility, vigor-activity, fatigue-inertia, confussion-bewilderment. Untuk skala intensi menunda tugas-tugas akademik disusun sendiri oleh penulis dengan mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Schouwenberg (Ferrari, 1995). Aspek-aspek tersebut, yaitu ; penundaan untuk memulai tugas, kelambanan dalam menyelesaikan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan pelaksanaan, melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih menyenangkan. Teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik korelasi product moment dari pearson. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara negative moods dan intensi menunda tugas-tugas akademik dengan rxy =0,286 dengan p = 0,004; p< 0,01. jadi hipotesis yang dibangun diterima. Kata kunci : Negative Moods, Intensi Menunda Tugas-tugas Akademik
4
Pengantar Berkaitan dengan manusia yang berkualitas, salah satu indikator sumber daya manusia yang berkualitas adalah disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi (Ervinawati, 1999). Seseorang dikatakan mempunyai kualitas sumber daya manusia yang tinggi jika orang tersebut dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan adanya kedisiplinan, kreativitas, maupun etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Sikap disiplin merupakan sikap yang harus ditingkatkan karena memberi manfaat dan sumbangan yang besar apalagi pada negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Dalam dunia mahasiswa, sikap kedisiplinan maupun etos kerja untuk mengerjakan tugas-tugas akademiknya terkadang tidak dimiliki oleh sebagian besar mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang menunda-nunda untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya
bahkan
ada
yang
sama
sekali
tidak
mengerjakannya Intensi menunda untuk mengerjakan tugas-tugas akademik merupakan salah satu permasalahan yang sering dialami oleh mahasiswa. Seorang mahasiswa yang memiliki intensi melakukan penundaan terhadap suatu pekerjaan, beranggapan bahwa yang dilakukan tersebut akan memperoleh hasil yang jauh lebih baik jika dibandingkan pekerjaan tersebut dilakukan pada saat itu juga. Niat atau intensi menunda tugas-tugas akademik banyak dilakukan oleh mahasiswa. Ini terbukti dari banyaknya mahasiswa yang pada akhirnya benarbenar menunda pekerjaannya. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia adalah 1279 orang mahasiswa.
5
Jumlah tersebut diperoleh dari mahasiswa yang melakukan herregistrasi pada semester ganjil tahun akademi 2005/2006. Laporan tersebut menyatakan masih banyak mahasiswa angkatan lama yang masih aktif dalam perkuliahan. Total jumlah mahasiswa angkatan lama yang masih menempuh studi adalah sebanyak 627 mahasiswa yang terdiri dari angkatan 1996 sampai angakatan 2001. Masih banyaknya angkatan yang menempuh studi kemungkinan karena seringnya menunda mengerjakan tugas-tugas akademiknya seperti yang diungkapkan oleh beberapa responden seperti mahasiswa angkatan 2001 I (Inisial). I (Inisial), belum dapat mengambil mata kuliah KKN, karena jumlah SKS dan IP kumulatifnya yang belum mencukupi. Selain itu, I menyatakan bahwa dirinya sering gagal pada beberapa mata kuliah pada suatu semester, karena malas untuk mengerjakan tugas atau mengikuti ujian sehingga setiap semester harus menyisakan beberapa mata kuliah yang harus diulang. Mahasiswa tersebut menyatakan bahwa niat untuk menunda tugas-tugas akademik terjadi saat faktor negative moods dialami. Pada kondisi ini responden tersebut menyatakan tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan akademik. Hal serupa juga diungkapkan oleh IM (Inisial), seorang mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Responden tersebut menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugas akademiknya ketika keadaan fisiknya sedang berada dalam kondisi lelah. IM menyatakan bahwa kondisi lelah yang dirasakannya terjadi bukan hanya faktor fisiknya saja, selain itu karena faktor lelah terhadap aktivitas akademiknya yang menurutnya sangat padat, oleh karena itu responden tersebut akan memilih tidur dan mengistirahatkan dirinya
6
terlebih dahulu dibandingkan dengan langsung mengerjakan tugas-tugas akademiknya. Kartono (1997) seseorang yang berada dalam kondisi lelah atau lesu, pesimistis dan kurang senang terhadap sesuatu adalah indikasi bahwa seseorang tersebut sedang mengalami negative moods.Isen Isen (Quintela, 2004) menyatakan bahwa suasana hati (mood), secara teoretis dapat menjadi indikator dari tingkat keyakinan seseorang terhadap tugastugas tertentu. Seorang mahasiswa ketika berada dalam negative moods, akan merasa tidak yakin dengan kemampuanya untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dibebankan padanya. Pada saat seperti ini, akan muncul dan perasaan-perasaan takut gagal, karena mahasiswa tersebut merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam menyelesaikan tugas-tugas akademiknya. Menurut Berdasarkan pengakuan dari mahasiswa dan ditambah dengan penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa intensi untuk menunda dikaitkan dengan hal-hal yang seperti faktor kelelahan dan lesu (fatigue), adanya penolakan, rasa pesimistis, kecemasan dan menghidari hal-hal yang tidak menyenangkan. Mengenai keaslian topik, dalam kaitannya dengan variabel tergantung dari pengetahuan penulis belum ada penelitian yang membahas langsung tentang masalah
intensi
menunda
tugas-tugas
akademik
namun
peneliti
hanya
mendapatkan penelitian yang berhubungan dengan menunda yaitu penelitian tentang prokrastinasi. Penelitian yang menggunakan prokrastinasi sebagai variabel tergantung adalah penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2000), yang menggunakan prokrastinasi akademik sebagai variabel tergantung dan gaya
7
pengasuhan orang tua sebagai variabel bebas. Subjek dalam penelitian ini adalah pelajar SMU 3 Jogjakarta. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik hubungan antara gaya pengasuhan orang tua dengan prokrastinasi akademik pada remaja SMU. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2001), yang menggunakan prokrastinasi akademik sebagai variabel tergantung serta perfeksionisme sebagai variabel bebas. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dengan perfeksionisme pada mahasiswa. Berkaitan dengan variabel bebas terdapat penelitian terdahulu yang menggunakan suasana hati sebagai variabel bebas. Penelitian tentang suasana hati dilakukan oleh Tjahja (1996), yang menggunakan suasana hati sebagai variabel bebas dan kinerja perawat sebagai variabel tergantung. Subjek dalam penelitian ini adalah perawat Rumah Sakit Bethesda Jogjakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suasana hati mempunyai hubungan secara empirik dengan kinerja rumah sakit. Secara umum, tema penelitian diatas berbeda dengan tema penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara negative moods dengan intensi menunda tugas-tugas akademik mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis penelitian ini adalah teori yang digunakan dalam penelitian terdahulu, baik teori tentang negative moods
8
maupun
teori
tentang
intensi
menunda
tugas-tugas
akademik.
Penulis
menambahkan bahasan teoritis dalam penelitian ini dengan berbagai penemuan baru, sebagaimana tercantum dalam berbagai jurnal penelitian. Pada penelitian-penelitian terdahulu, variabel suasana hati (mood state), diukur dengan alat ukur yang disebut POMS (Profile Of The Mood States). Alat ukur tersebut diciptakan oleh McNair pada tahun 1971 (Robinson, 2001). Alat ukur ini dikembangkan berdasarkan enam aspek mood, yaitu : tension-anxiety, depression-dejection,
anger
hostility,
vigor-activity,
fatigue-inertia,
dan
confusion-bewilderment. Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan POMS secara langsung akan tetapi menggunakan modifikasi dari skala mood states Tama (2005), sebagai alat ukur terhadap suasana hati. Skala intensi menunda tugas-tugas akademik yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh penulis yang mengacu pada aspek-aspek dikemukakan oleh Schouwenberg (Ferrari, 1995). Aspek-aspek tersebut, yaitu penundaan untuk memulai tugas, kelambanan dalam menyelesaikan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan pelaksanaan, melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih menyenangkan. Pengertian Intensi Menunda Menurut Kartono dan Gou (1987) dalam kamus psikologi yang dimaksud dengan intensi (intention) niat adalah tujuan atau maksud untuk berbuat sesuatu. Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa intensi adalah probabilitas subjektif yang dimiliki individu tentang akan dilakukannya suatu perilaku. Dengan kalimat lain intensi adalah niat yang ada pada diri inidividu untuk
9
melakukan suatu perilaku (Ancok, 1989). Intensi adalah keperilakuan yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan (atau tidak melakasanakan) perilaku tertentu determinan awal dari perilaku sebenarnya (Prestholdt, 1987). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menunda adalah mengundurkan waktu dari rencana semula atau menangguhkan rencana kerja yang telah dibuat dalam kaitanya dengan kewajibannya yang berhubungan dengan lingkungan akademis. Desimone (Ferarri, dkk, 1995) menyatakan bahwa menunda adalah mengundurkan mengerjakan tugas atau pekerjaan pada rentang waktu tertentu dari batas yang ditetapkan. Ajzen (1988) menyatakan ada tiga hal yang mempengaruhi faktor intensi menunda tugas-tugas akademik, yaitu: sikap terhadap perilaku menunda, norma subjektif, tinggi rendahnya tingkat keyakinan akan kemampuan individu untuk mengontrol perilakunya Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa intensi menunda tugas-tugas akademik adalah suatu niat untuk melakukan penangguhan atau mengundurkan waktu pengerjaan dari rencana semula dalam kaitannya dengan kewajiban. Ciri-Ciri Menunda Tugas-tugas Akademik Menurut Schouwenburg ( Ferarri dkk, 1995). Ciri-ciri tersebut adalah : penundaan untuk memulai mengerjakan tugas, kelambanan dalam menyelesaikan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dengan pelaksanaan, melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas
10
Pengertian Negative Moods Wissman dan Ricks (Beck,1970) negative moods
adalah suasana hati
rendah (Low Mood). Suasana hati rendah atau (Low Mood) diungkapkan sebagai perasaan kelabu yang dialami oleh individu normal yang sama dalam beberapa hal dengan
kondisi
klinis
dari
depresi.
Kata-kata
yang
digunakan
untuk
menggambarkan suasana hati normal yang rendah cenderung sama dengan yang digunakan oleh orang-orang depresi yang menggambarkan perasaan mereka, seperti kelabu, sedih, tidak bahagia, hampa dan kesepian. Berdasarkan pemaparan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa negative moods adalah kondisi perasaan yang bersifat sementara, yang muncul tanpa didasari oleh sebab-sebab yang jelas dan bercirikan dengan kondisi lelah atau lesu, sedih, permusuhan, dan perasaan yang tidak menyenangkan. Aspek-aspek Moods McNair, Lorr, dan Droppleman (Sawyer, 2004) menyebutkan adanya enam komponen moods. Komponen-komponen tersebut merupakan gambaran dari berbagai bentuk kondisi afektif atau kondisi moods yang teridentifikasi. Komponen-komponen tersebut adalah: tension-anxiety, depression-dejection, anger-hostility, vigor-activity, fatigue-inertia, dan confusion-bewilderment.
11
Metode Penelitian
Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (UII). Metode Pengumpulan Data Metode pungumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, yang terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala intensi menunda tugas-tugas akademik dan skala negative moods. Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala questionare tertutup. Dengan bentuk skala semacam ini, subyek telah diberi beberapa alternatif jawaban, dan subyek diminta untuk memilih salah satunya. Alat Ukur 1. Skala Intensi Menunda Tugas-tugas Akademik Skala intensi menunda tugas-tugas akademik dalam penelitian ini disusun oleh penulis sendiri dan didasarkan pada teori yang diungkapkan oleh Schouwenburg ( Ferarri dkk, 1995) yaitu meliputi penundaan untuk mulai mengerjakan maupun menyelesaikan tugas, kelambanan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara niat dan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada untuk melakukan tugas. Validitas dan reliabilitas skala intensi menunda tugas-tugas akademik diketahui dengan melakukan uji coba terhadap skala tersebut. Hasil uji coba dengan 55 responden menunjukkan koefesien reliabilitas sebesar 0,9565. dan
12
validitas aitem yang bergerak dari 0,3359 - 0,7615. Aitem uji coba berjumlah 53 aitem yang terbagi menjadi 29 aitem favorable dan 18 aitem unfavorable. Analisis dilakukan dengan SPSS 11 for Windows menghasilkan aitem yang valid berjumlah 47 butir dan aitem yang gugur berjumlah 6 aitem. 2. Skala Negative Moods Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan alat ukur untuk memperoleh data yang akurat. Alat yang digunakan untuk mengukur negative moods dalam penelitian ini diadaptasi dari skala yang dibuat oleh Tama (2005), yang telah di modifikasi dan disesuaikan dengan topik penelitian dan didasarkan pada teori yang diungkapkan oleh McNair dkk. pada tahun 1971 (Sawyer, 2004) yaitu meliputi komponen tension-anxiety, depressiondejection,
anger-hostility,
vigor-activity,
fatigue-inertia,
dan
confusion-
bewilderment. Validitas dan reliabilitas skala negative moods ini diketahui dengan melakukan uji coba terhadap skala tersebut. Hasil uji coba dengan 55 responden menunjukkan koefesien reliabilitas sebesar 0,9548. dan validitas aitem yang bergerak dari 0,3075 - 0,8046. Aitem uji coba berjumlah 57 aitem, yang terbagi menjadi 52 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Analisis dilakukan dengan SPSS 11 for Windows menghasilkan aitem yang valid 48 butir dan aitem yang gugur 9 butir.
13
Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi product moment (r) dari Pearson. Berdasarkan teknik korelasi product moment, apabila didapatkan koefisien korelasi yang signifikan, berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sebaliknya apabila koefisien korelasi tidak signifikan, berarti tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS for Windows versi 11.0.
Hasil Penelitian Analisis data untuk mengetahui korelasi antara variabel intensi menunda tugas-tugas akademik dan variabel negative moods menggunakan korelasi product moment dari Pearson melalui program SPSS 11 for Windows. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh koefisien korelasi adalah 0,286 dengan p= 0,004 (p < 0,01). Hasil analisis menunjukkan bahwa antara negative moods dan intensi menunda tugas-tugas akademik terdapat hubungan positif yang sangat signifikan, dimana semakin tinggi negative moods seseorang maka intensi menunda tugastugas akademik akan semakin meningkat. Hipotesis penelitian ini menyatakan adanya hubungan antara negative moods dengan intensi menunda tugas-tugas akademik adalah terbukti.
14
Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel negative moods dengan variabel intensi menunda tugas-tugas akademik. Angka koefisien korelasi sebesar rxy = 0,286 dengan p= 0,004 (p<0,01) Nilai koefisien korelasi yang bertanda positif (rxy = 0,286), menunjukkan bahwa arah hubungan antara variabel negative moods dengan intensi menunda tugas adalah positif. Hal ini berarti semakin tinggi negative mood yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi tingkat intensi menunda tugas-tugas akademiknya. Sebaliknya, semakin rendah negative moods seseorang, semakin rendah pula skor intensi menunda tugas-tugas akademik individu tersebut. Friedberg
(1996)
menyatakan
bahwa
kondisi
lelah
(fatigue)
mengakibatkan turunnya produktivitas belajar ataupun aktivitas pribadi. Pada kondisi tersebut diatas kecenderungan seseorang untuk meninggalkan aktivitas akademik akan meningkat. Kelelahan (fatigue) akan menjadi masalah yang kompleks jika pada saat yang bersamaan muncul negative moods. Negative moods muncul tanpa didasari yang bercirikan dengan kondisi yang lelah atau lesu, sedih, rasa permusuhan, dan perasaan yang tidak menyenangkan (Kartono, 1997). Negative moods akan berakibat pada tiga aspek seseorang yaitu afektif, psikomotorik, kognitif. Aspek afektif akan berubah menjadi hal yang tidak menyenangkan, sehingga perasaan-perasaan yang ada pada diri seseorang akan menjadi sensitif. Aspek psikomotorik berpengaruh pada tindakan-tindakan yang menyangkut dengan fungsi tubuh seseorang. Kondisi ini seseorang akan sangat
15
malas untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang akan mempergunakan fungsi motorisnya pada hal-hal yang dirasa menyenangkan saja. Fungsi kognitif pada diri seseorang akan ikut terpengaruhi ketika negative moods muncul, sehingga seseorang kurang dapat berkonsentrasi pada suatu objek. Ketiga aspek tersebut diatas, yaitu afektif, psikomotorik, kognitif pada akhirnya akan berpengaruh terhadap sikap seseorang. Sikap tersebut muncul karena faktor kelelahan yang menyebabkan seseorang malas untuk berbuat sesuatu dan adanya kesempatan lain untuk mengerjakannya. Ajzen (1988) menyatakan bahwa kesempatan juga dapat mendorong terjadinya niat atau intensi. Selain itu adanya faktor lingkungan dari teman terdekat yang memberikan pengaruh bahwa sikap menunda atau meninggalkan aktivitas akademik adalah hal yang biasa untuk dilakukan maka niat tersebut akan menjadi lebih kuat. Ketika sikap terhadap perilaku menunda tugas dan pengaruh teman tersebut menjadi satu kesatuan yang saling berpengaruh maka keyakinan dari seseorang untuk menunda atau meninggalkan tugas akademiknya semakin kuat. Norma kategorisasi subjek pada penilitian ini menunjukkan bahwa subjek sebagian besar memiliki tingkat negative moods yang tinggi dan juga memiliki tingkat intensi menunda tugas-tugas akademik yang tinggi pula. Hal ini ditunjukkan dengan 37% subyek berada
di posisi yang tinggi pada intensi
menuda tugas-tugas akademik, serta 52% subyek berada di posisi yang tinggi pada negative moods. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi negative moods semakin tinggi pula intensi menunda tugas-tugas akademik. Hal ini disebabkan karena adanya faktor kelelahan (fatigue). Kelelahan (fatigue)
16
tersebut terjadi karena faktor kebosanan terhadap rutinitas akademik yang harus dijalani oleh mahasiswa. Kartono (1997), menyatakan bahwa kelelahan (fatigue) merupakan salah satu aspek yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi negative moods. Sumbangan efektif negative moods terhadap intensi menunda tugas-tugas akademik sebesar 8,2% sisanya adalah faktor lain yang tidak diteliti lebih lanjut oleh peneliti. Faktor lain tersebut seperti, norma subjektif dan keyakinan akan kemampuan seseorang. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan seperti alat ukur dalam penelitian yang belum sempurna sehingga masih memerlukan perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Kelemahan alat ukur dalam penelitian ini antara lain, alat ukur yang kurang fokus mengukur intensi menunda tugas-tugas akademik, selain itu jumlah pernyataan yang banyak dan panjang sehingga beberapa subjek sulit untuk mencerna maksud pernyataan tersebut.
Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dengan singkat dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu ada hubungan antara negative moods dengan intensi menunda tugas-tugas akademik adalah terbukti. Hasil kategorisasi subjek dari skala intensi menunda tugas-tugas akademik menunjukkan sebagian besar subjek penelitian berada dalam kategori tinggi dan hasil kategorisasi subjek pada skala negative moods berada dalam kategorisasi tinggi. Koefisien determinasi (r squared) variabel bebas (negative moods)
17
terhadap variabel tergantung (intensi menunda tugas-tugas akademik) sebesar 0,082. hasil tersebut menunjukkan sumbangan efektif variabel negative moods terhadap intensi menunda tugas-tugas akademik adalah 8,2%. Sedangkan sisanya sebesar 91,8% dipengaruhi faktor lain norma subjektif dan keyakinan akan kemampuan seseorang Saran Saran yang diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk Mahasiswa a. Mahasiswa dapat mengatur pola hidup yang sehat dengan cara menjaga siklus tidur dan tidak membuang waktu percuma. b. Mahasiswa seharusnya tidak menghabiskan waktunya untuk aktivitas-aktivitas yang kurang bermanfaat seperti bermain komputer, game, menyaksikan tayangan pertandingan sepakbola hingga larut malam sampai mengorbankan tugas-tugas akademik yang harus dikerjakan. 2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya a. Terdapat banyak variabel lain yang bisa dikombinasikan dengan negative moods, yaitu, motivasi, stres. b. Penelitian ini masih banyak kelemahan diantaranya tentang alat ukur yang kurang fokus mengukur intensi menunda tugas-tugas akademik serta pernyataan-pernyataan aitem dalam skala penelitian yang banyak sehingga ada beberapa subjek yang mengeluh mengenai jumlah aitem tersebut. c. Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan alat ukur yang lebih fokus mengukur intensi menunda tugas-tugas akademik serta memperbaiki
18
pernyataan-pernyataan dalam skala penelitian sehingga memaksimalkan subjek penelitian dalam mengisi skala yang diberikan. d. Pada saat pengambilan data peneliti masih menggunakan bantuan orang lain, alangkah baiknya jika penelitian selanjutnya peneliti dapat mengambil data sendiri sehingga mengetahui berbagai reaksi subjek penelitian terhadap alat ukur yang diberikan sehingga penelitian menjadi lebih sempurna. c. Mahasiswa dapat mengatur pola hidup yang sehat dengan cara menjaga siklus tidur dan tidak membuang waktu percuma. d. Mahasiswa seharusnya tidak menghabiskan waktunya untuk aktivitas-aktivitas yang kurang bermanfaat seperti bermain komputer, game, menyaksikan tayangan pertandingan sepakbola hingga larut malam sampai mengorbankan tugas-tugas akademik yang harus dikerjakan.
19
DAFTAR PUSTAKA Ancok, D. 1989. Psikologi Sosial. Yogyakarta. Andi Offset. Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Beck, A.T. 1985. Deppression Causes And Treatment. Philadelphia. University Of Pennylvania Press. Ferrari.J.R Johnson, J.L. & Mccrown, W.G.1995.Procrastination And Task Avoidance. New York : Plennum Press. Fishbein, M & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intentions, And Behaviors An Introduction to Theory And Research. California : Adison Wishley Publishing, Co. Friedberg, F.1996. Chronic Fatigue Syndrome: A New Clinical Application. Journal Of Profesional Psychology and Practice, vol : 27,p; 487-494. Hadi, S. 1990. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset. Isen. 2005. Self Eficacy In The Moods States.Artikel. www.google.com Kartono, K. & Gulo, D. 1987. Kamus Psikologi. Bandung. CV Pioner Jaya. Kartono, K. 1997. Patologi Sosial 3. Jakarta. Rajawali Press. Sawyer, T.L. 2004. The Effects of Reversing Sleep-Wake Cycles on Mood States, Sleep, and Fatigue On The Crew of The USS John C. Stennis. Theses. Naval Postgraduate School. Theses.nps.navy.mil. Wulan, R. 2000. Hubungan Antara Gaya Pengasuhan Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik Remaja SMU. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
20