1
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA GURU TAMAN KANAKKANAK DI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2006
Oleh : MUHAMMAD EKO PURNOMO 01320052
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
2
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA GURU TAMAN KANAKKANAK DI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2006
Telah Disetujui Pada Tanggal
______________________
Dosen Pembimbing Utama
(Moch. Bachtiar, Drs., H, MM.)
3
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2006
Muhammad Eko Purnomo Moch Bachtiar
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kasihan kabupaten Bantul Yogyakarta. Guru yang mempunyai komitmen organisasi tinggi, akan menampakkan perilaku OCB yang tinggi. Sebaliknya guru yang mempunyai komitmen organisasi rendah maka tidak akan muncul perilaku OCBnya. Subjek dalam penelitian ini adalah guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kasihan tanpa ada batasan usia, jenis kelamin, status kepegawaian ataupun masa kerja. Teknik pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Skala yang digunakan pada komitmen orgamisasi adalah modifikasi dari Organizational Commitment Questionnaire (OCQ; Porter, Steers, dan Mowday 1979; dalam Riggio, 2003)dengan jumlah awal 15 kemudian dikembangkan penulis menjadi 55 aitem. Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) menggunakan skala Organizational Citizenship Behavior Questionnaire dari Podsakoff, dkk (1997) yang pernah dipakai oleh Parakrak (2006) yang pada awalnya berjumlah 40 kemudian dikembangkan menjadi 55 aitem. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik Product Moment Karl Pearson untuk menguji apakah ada hubungan antara komitmen organisasi dengan Organiszational Citizenship Behavior (OCB). Korelasi Product moment menunjukkan r = 0,570 dan p = 0,00 (p<0,05) yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB), sehingga hipotesis diterima. Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Organizational Citizenship Behavior
4
Pengantar Dewasa ini pendidikan mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah. Program pemerataan tidak hanya menekankan pada pemerataan pendidikan tetapi juga pada kualitas
pendidikan itu sendiri. Indonesia saat ini adalah wajah dari hasil
pendidikan masa lalu. Apa yang dialami bangsa saat ini merupakan hasil dari sekolah. Jika bangsa ini menjadi lebih baik berkat jasa pendidik bangsa. Guru adalah sosok panutan bagi siswa dilingkungan sekolah sehingga apa yang dikatakan dan dilakukannya akan diikuti oleh peserta didik yaitu siswa-siswa. Profesionalisme guru dalam menjalankan pekerjaannya merupakan hal penting dalam menentukan maju mundurnya suatu organisasi sekolah. Perjuangan guru dalam mengajar merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Bagi guru bukan seberapa besar benefit berupa materi yang didapatkan tetapi lebih kepada kepuasan hati ketika melihat anak didiknya ada yang berhasil menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Pengorbanannya selama berada di sekolah baik yang berhubungan dengan siswa atau orangtua wali murid sangat banyak seperti mengerjakan perkerjaan tambahan yang sebenarnya bukan bagian dari pekerjaan sebagai guru. Pengorbanan waktu bagi keluarga guna memajukan sekolah bukanlah sesuatu yang baru sehingga dengan sumberdaya minimal dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas dan berjuang menjadikan sekolahnya menjadi yang terbaik. Penelitian yang dilakukan oleh Michelle K. Duffy (2002) dari universitas Kentucky yang berjudul “Abusive supervision and subordinates’ organizational citizenship behavior” menemukan bahwa supervisor yang memperlihatkan kemampuan yang lebih kepada karyawan, akan memberikan dampak munculnya perilaku organization citizenship behavior (OCB) pada karyawannya dibandingkan dengan supervisor yang tidak memperlihatkan kemampuannya.
5
Menurut Chen (1998) dalam penelitiannya yang berjudul “The relationship between perceived organizational justice and organizational citizenship behaviors: a review of the literature” dari faktor altruism, conscientiousness, dan sportsmanship dapat meningkatkan kemampuan
karyawan sehingga bisa bekerja “lebih dari” apa yang
diharapkan bagi organisasi. Terdapat beberapa dampak positif dari perilaku psososial terhadap organisasi sekolah, seperti meningkatnya semangat guru dalam mengajar, memberikan materi tidak monoton, guru menjadi lebih kreatif dalam menyampaikan materi, dan pada akhirnya prestasi organisasi sekolah akan meningkat karena tujuan yang dicapai guru adalah tujuan organisasi bukan semata-mata tujuan individu. Moorman (Koopmann, 2005) menyatakan bahwa OCB adalah suatu bentuk pertukaran sosial (social exchange). Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pertukaran sosial tersebut ada di luar kontrak kerja formal karyawan dan perusahaan, hingga bersifat ambigum, didasari oleh kesukarelaan dan kehendak bebas, dan berupa perilaku-perilaku prososial yang dilakukan oleh karyawan. Beberapa contoh perilaku prososial yang termasuk dalam OCB adalah menolong karyawan lain dalam melaksanakan tugasnya, atau menggantikan shift karyawan lain ketika ia berhalangan hadir, dan lain-lain (Huges, dkk,1999). Morrison (1994) mengatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) dapat dikatakan sebagai kontribusi pekerja “diatas dan melampaui” dari deskripsi tugas yang ditetapkan oleh Organisasi (Parakrak, 2006). Kontribusi tersebut berwujud dalam perilaku in-role dan perilaku extra-role. Perilaku in-role yang biasanya dihubungkan dengan penghargaan ekstrinsik atau penghargaan berupa uang, maka perilaku extra-role yang diterima lebih kepada penghargaan intrinsik (Dyne dkk,1994; Morrison, 1994).
6
Perilaku extra-role ini muncul karena
perasaan
sebagai “anggota” organisasi dan
merasa puas apabila dapat melakukan “sesuatu yang lebih” kepada organisasi. Peranan OCB dalam mewujudkan pencapaian organisasi memberikan andil yang besar, karena dengan adanya extra-role behavior pada guru seperti saling membantu antar sesama, menggantikan guru saat jam mengajar, memberikan bimbingan belajar kepada siswa tanpa ada tambahan gaji, memberikan tambahan waktu guna meningkatkan mutu sekolah seperti rapat diluar jam pelajaran sekolah, datang lebih awal dan pulang lebih akhir. Pengalaman guru selama mengajar dan keterlibatannya dalam organisasi merupakan alasan untuk tetap tinggal di sebuah organisasi tersebut. Tanggung jawab guru selama menjadi bagian organisasi meyebabkan ada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi bila meningalkan organisasi yang telah menaunginya. Guru yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi dan OCB yang tinggi akan lebih mengedepankan tujuan organisasi sehingga tidak lagi mementingkan pencapaian individunya. Komitmen guru terhadap organisasi adalah salah satu faktor yang menentukan pencapaian tujuan bagi organisasi. Guru yang mempunyai komitmen organisasi akan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan penuh tanggung jawab terhadap apa yang menjadi job description. Melakukan pekerjaan sesuai dengan job description merupakan in-role behavior (Dyne dkk,1994; Morrison, 1994). Perilaku in-role merupakan salah satu cara dalam menilai prestasi yang diraih guru dengan memperoleh reward dari organisasi tempat ia bernaung. Rasa tanggung jawab dan kepemilikan terhadap organisasi akan berarti bagi guru berdedikasi tinggi dan bisa memahami visi organisasi. Dengan adanya Organizational Citizenship Behavior (OCB),
komitmen guru dapat
terwujud. Guru dapat menjalankan tugasnya dengan perasaan yang nyaman, baik saat mengajar maupaun ketika berada dilingkungan organisasi. Perasaan nyaman ini bisa
7
tumbuh dari dalam diri masing-masing individu maupun dari lingkungan sosial organisasi.
Organizational Citizenship Behavior Baron dan Greenberg (2000) mendefinisikan OCB sebagai perilaku anggota (karyawan) diluar tanggung jawab dan melebihi panggilan tugasnya. Baron dan Greenberg menyebutkan tiga karakterisrik dari OCB, yaitu: pertama, perilaku yang dimaksud melebihi tanggung jawab dan tugas-tugas formal; kedua, tidak bersifat memaksa / mengikat atau sukarela; ketiga, tidak dengan struktur formal rewards system. OCB Organ (Koopman 2005), yaitu altruism, courtsy, conscientiousness, sportmanship, dan civic Virtue. Aspek-aspek tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam penjelasan dibawah ini. 1. Altruism atau altruisme diartikan sebagai perilaku menolong. Dalam konteks ini 2. Courtesy serupa dengan altruisme, hanya saja konsep ini lebih mengacu kepada antisipasi terhadap munculnya
permasalahan dalam pekerjaan, dan membantu
mengurangi dampak buruk dari permasalahan yang telah ada. 3. Conscientiousness diartikan sebagai perilaku karyawan untuk menampilkan performansi kerja yang maksimal. 4. Sportsmanship merupakan aspek negatif dari OCB. Organ (Koopmann, 2005) menggambarkan aspek ini dalam perilaku-perilaku seperti toleran terhadap situasi yang tidak menyenangkan, tanpa komplain; atau membesar-besarkan masalahmasalah kecil. 5. Civic Virtue Civic virtu adalah perilaku memperhatikan berbagai dinamika yang terjadi di perusahaan.
8
Organ (Parakrak 2006) menambahkan dua aspek lagi, yakni cheerleading, yaitu perilaku yang membantu atau membesarkan hati rekan kerja yang mengalami masalah dengan prestasi atau perkembangan profesinya; dan peacekeeping, yaitu tindakantindakan yang menghindari dan menyelesaikan terjadinya konflik interpersonal (sebagai stabilisator dalam organisasi). Podsakoff, dkk (Parakrak 2006), meringkas ke tujuh aspek diatas menjadi empat aspek. Yaitu altruism, courtesy, cheerleading dan peacekeeping dijadikan ke dalam satu faktor yaitu helping behavior. Penggabungan ini dikarenakan keempat aspek (altruism, courtesy, cheerleading dan peacekeeping) berkaitan dengan menolong orang lain dalam hal mengatasi masalah-masalah kerja ataupun mencegah timbulnya masalah. Aspek yang digunakan menjadi empat yaitu conscientiousness, sportsmanship, civic virtue dan helping behavior. Empat aspek tersebut sudah dapat menjelaskan
keseluruhan
pengertian OCB dari Organ.
Komitmen Organisasi Mathieu dan Zajac (Sari, 2004) juga berpendapat senada, bahwa komitmen organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori besar, pertama attitudinal commitment, yang mengarah pada identifikasi karyawan terhadap organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi. kategori kedua adalah calculated atau behavioral commitment, yang dihasilkan oleh transaksi antara karyawan dan organisasi yang membuat karyawan sulit untuk meninggalkan organisasi.
9
Menurut Meyer and Allen (Luthans, 1998). Terdapat tiga aspek untuk mengukur komitmen anggota organisasi atau karyawan, yaitu: a. Affective Kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai nilai organisasi meliputi perasaan karyawan, pengalaman karyawan, keterlibatan karyawan dalam bekerja. b. Continuance Kemauan untuk berusaha sebanyak-banyaknya usaha atas nama organisasi dengan pertimbangan yang berdasarkan kerugian yang dihadapi karyawan jika ia meninggalkan pekerjaan. c. Normative Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan terhadap organisasi yaitu perasaan tanggung jawab untuk tetap tinggal di organisasi.
Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru Taman Kanak-kanak dikecamatan Kasihan tanpa ada batasan usia. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah semua guru Taman Kanak-kanak pria maupun wanita baik yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun guru wiyata bakti. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling yaitu dengan cara memberikan skala pada subjek yang memiliki karakteristik tertentu (Hadi, 2000). 1. Komitmen Organisasi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala komitmen organisasi menggunakan kuesioner baku Organizational Commitment Questionneire (OCQ) Porter, Steers, dan Mowday (Riggio, 2003), dengan disertai beberapa perubahan kalimat yang
10
disesuaikan dengan kondisi guru Taman Kanak-kanak dikecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta. Aspek yang di pakai dalam komitmen organisasi ini merujuk pada Meyer dan Allen (Luthans, 1998) meliputi : 1) Affective yaitu kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi meliputi perasaan karyawan, pengalaman karyawan, keterlibatan karyawan dalam bekerja. 2) Continuance yaitu kemauan untuk berusaha sebanyak-banyaknya usaha atas nama organisasi dengan pertimbangan yang berdasarkan kerugian yang dihadapi karyawan jika ia meninggalkan pekerjaan. 3) Normative yaitu keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan terhadap organisasi yaitu perasaan tanggung jawab untuk tetap tinggal dalam organisasi. 2. Organizational Citizenship Behavior Skala kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Organizational Citizenship Behavior Questionnaire(OCBQ) hasil modifikasi alat ukur yang pernah digunakan oleh Parakrak (2006), menggunakan metode yang dikembangkan oleh Podsakoff, dkk yaitu meringkas tujuh aspek yang dikemukakan Organ menjadi empat aspek. yaitu conscientiousness, sportsmanship, civic virtue dan helping behavior. alat ukur yang digunakan disertai perubahan kalimat dan penyesuaian beberapa aitem yang sesuai dengan situasi dan kondisi guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta.
Metode Analisis Data Teknik analisis yang digunakan pada peneliatian ini adalah teknik analisis korelasi Product Moment Karl Pearson. Analisis Product Moment ini dipakai untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship behavior (OCB) pada guru Taman kanak-kanak di kecamatan Kasihan kabupaten Bantul. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows.
11
Hasil Penelitian Analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment Karl pearson. Uji asumsi dan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 11.5 for windows. Berdasar skor dari skala komitmen organisasi dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang diisi oleh guru Taman Kanak-kanak, diperoleh rerata empirik dan rerata hipotetik sebagai berikut : Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian Rerata Empirik dan Hipotetik Variabel Empirik Min Maks M SD Min Komitmen 130 191 156.97 15.549 49 organisasi Organizational 62 112 90.84 10.804 28 Citizenship Behavior (OCB)
Hipotetik Maks M 196 122.5
SD 24.5
112
14
70
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa mean empirik komitmen organisasi = 156.97 diatas mean hipotetik = 122.5 dengan standar deviasi (SD) = 15.549. sedangkan mean empirik Organizational Citizenship Behavior (OCB) = 90.84 diatas mean hipotetik = 70 dengan standar deviasi (SD) = 10.804 Hasil penelitian yang diperoleh dapat dibuat suatu kategori skor guna mendapatkan informasi tentang keadaan subjek penelitian termasuk dalam kategori kelompok tinggi, sedang atau rendah pada tiap variabel penelitian. Batasan kategorisasi disusun berdasarkan satuan deviasi standard dengan memperhitungkan rentangan minimum dan maksimum teoretisnya (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini subjek digolongkan ke dalam 3 kategori diagnostik seperti tertera pada tabel 2.
12
Tabel 2. Kriteria Kategori Skala Kategori Nilai Tinggi (M+1,0 SD) < X Sedang (M-1,0 SD) < X < (M+1,0 SD) Rendah X < (M-1,0 SD) Keterangan : X : Skor sakala yang diperoleh dari subjek M : Rata-rata (mean) SD : Standar Deviasi Kriteria klasifikasi berdasarkan pada standar deviasi dan mean hipotetik dari skor komitmen organisasi dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) dapat diuraikan untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian. Pada skala komitmen organisasi rerata (M = 122,5) dan standar deviasi (SD = 24,5) diperoleh kategori sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria Kategorisasi Skala Komitmen Organisasi Kategori Nilai Jumlah Tinggi 147 < X 48 Sedang 98 < X < 147 27 Rendah X < 98 0
% 64 % 36 % -
Hasil variabel komitmen organisasi memiliki rentang 147 < X untuk kategori tinggi, 98 < X < 147 untuk kategori sedang, X < 98 untuk kategori rendah. Rerata keseluruhan subjek pada deskripsi data penelitian untuk variabel komitmen organisasi adalah 156.97 sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi penelitian ini berada pada kategori tinggi. Rumus norma kategorisasi Organizational Citizenship Behavior (OCB) sama dengan rumus kategorisasi komitmen organisasi seperti tertera pada tabel 2 diatas. Pada skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) rerata (M = 70) dan standar deviasi (SD = 14) diperoleh kategori sebagai berikut :
13
Tabel 4. Kriteria Kategorisasi Skala Organizational Citizenship Behavior Kategori Nilai Jumlah Tinggi 84 < X 57 Sedang 56 < X < 84 18 Rendah X < 56 0
Hasil masing-masing variabel
% 76 % 24 % -
yaitu Organizational Citizenship Behavior
memiliki 84 < X untuk kategori tinggi, 56 < X < 84 untuk kategori sedang, X < 56 Untuk kategori rendah. Rerata keseluruhan subjek pada deskripsi data penelitian untuk variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah 90.84 sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi penelitian ini berada pada kategori tinggi.
Uji Asumsi Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik one sample Kolmogorov Smirnov, dengan menguji skor total dari masing-masing skala. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Variabel Komitmen Organisasi Organizational Citizenship Behavior
Skor KS-Z 1.038 0.659
p 0.232 0.778
Kategori Normal Normal
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel komitmen organisasi mempunyai skor KS-Z = 1.038 dengan p = 0.232 (p > 0.05) sehingga data masuk dalam kategori normal. Organizational Citizenship Behavior mempunyai KS-Z = 0.659 dengan p = 0.778 (p > 0.05) sehingga data dalam kategori normal.
14
Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan pada variabel komitmen organisasi dan Organizational Citizenship Behavior. hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Hasil Uji Linearitas Variabel Komitmen Organissi Organizational Citizenship Behavior
F 32.269
p 0.000
Kategori Linier
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara variabel komitmen organisasi dan Organizational Citizenship Behavior mempunyai nilai F = 32.269 dengan p = 0.000 (p < 0.05) sehingga data dapat dikatakan linier.
Uji Hipotesis Uji Hipotesis analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Product Moment Pearson. Hasil data yang telah diolah menggunakan korelasi Product Moment Pearson menunjukkan r = 0.570 dan p = 0.00 (p < 0.05) dengan demikian hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior pada guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kasihan kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2006.
15
Pembahasan
Analisis data untuk menguji hipotesis didapatkan hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior pada guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kasihan kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2006. Hipotesis tersebut dapat dikatakan diterima karena nilai r = 0.570 dan p = 0.00 (p<0.05). Adanya hubungan positif antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior pada guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kasihan senada dengan pernyataan Moorman (Koopmann, 2005) menyatakan bahwa OCB adalah bentuk pertukaran sosial (social axchange). Pertukaran social tersebut ada diluar kontrak kerja formal karyawan dan perusahaan, hingga bersifat ambigum,didasari oleh kesukarelaan dan kehendak bebas, dan berupa perilaku-perilaku pro sosial yang dilakukan karyawan. Terdapat beberapa dampak positif dari OCB kepada perusahaan, seperti meningkatnya produktifitas karyawan, penggunaan sumber daya perusahaan untuk hal-hal yang lebih produktif, adanya koordinasi berbagai aktivitas kerja oleh karyawan, baik dalam satu bagian maupun lintas bagian; meningkatnya kemampuan organisasi dalam menarik dan mengikat karyawan terbaik, mempertahankan stabilitas performansi perusahaan, dan memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan (Lagomarsino dan Cardona, 2003). Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan Organizational citizenship behavior(OCB). Hasil penelitian yang penulis lakukan senada dengan Baron dan Greenberg (2000) bahwa Organizational citizenship behavior(OCB) dipengaruhi oleh sikap karyawan terhadap organisasi, seperti komitmen pada organisasi (organizational commitment). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
16
Organizational Citizenship Behavior adalah persepsi atas dukungan organisasi (Moorman, dkk, 1998; Wayne, dkk, 1997; Liden, dkk, 1996), Kualias hubungan atasan dan bawahan (Liden, dkk, 1996; Wayne, dkk, 1997). Masa kerja Sommers, dkk (1996), Kepuasan kerja McKinzie, dkk (1998), jenis kelamin Puble (dalam lovell, dkk, 1999), kepribadian dan keadaan jiwa / suasana hati /mood (George dan Brief, 1992), keadilan Prosedural (Schappe, 1998 dan Moorman ,1998), pertukaran sosial (Dyne, dkk, 1994), kepemimpinan transformasional (Miner,1992). Menurut
Greenberg dan Robert (Sulistiana, 2004) orang yang mempunyai
komitmen pada organisasi akan berperilaku berbeda ditempat kerja dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki komitmen. Adanya komitmen ini berdampak positif bagi perusahaan karena karyawan yang mempunyai komitmen akan ikut merasa memiliki organisasi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai personal yang dimilikinya. Bagi guru Taman Kanak-kanak mengerjakan sesuatu lebih daripada deskripsi kerja bukanlah merupakan hal yang baru. Pengorbanan guru selama berada di lingkungan Taman Kanak-kanak baik yang berhubungan dengan siswa maupun dengan wali murid merupakan bagian dari dinamika sebagai pendidik. Pengoorbanan wkatu, tenaga dan perasaan dalam memberikan kemampuan maksimal. Perilaku pro sosial ini dibagi menjadi dua yaitu perilaku in-role dan extra-role. Perilaku in-role yang biasanya dihubungkan dengan penghargaan ekstrinsik atau penghargaan berupa uang, maka perilaku extra-role yang diterima lebih kepada penghargaan intrinsik (Dyne dkk,1994; Morrison, 1994). Perilaku extra-role ini muncul karena perasaan sebagai “anggota” organisasi dan merasa puas apabila dapat melakukan “sesuatu yang lebih” kepada organisasi.
17
Melakukan pekerjaan sesuai dengan job description merupakan in-role behavior (Dyne dkk,1994; Morrison, 1994). Perilaku in-role seperti mendidik, melatih dan mengajar merupakan tanggung jawab pokok dari seorang guru. Rasa tanggung jawab ini dapat diwujudkan karena adanya komitmen kepada orang lain dalam bentuk perilaku seperti adanya komunikasi yang baik antar rekan kerja sesama guru, kepala sekolah maupun dengan pengurus yayasan; Rasa puas yang dirasakan guru dengan bekerja di Taman Kanak-kanak tempatnya bekerja; berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mengajar, bersedia dikirim untuk mengikuti pelatihan; ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan yang harus dilakukan. Perilaku komitmen organisasi guru yang nampak di atas mengakibatkan munculnya perilaku Organizational Citizenship Behavior pada guru Taman Kanak-kanak. perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) atau extrarole behavior guru diwujudkan dengan bersedia membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan, menggantikan pekerjaan rekan kerja yang tidak masuk, menghormati hak-hak orang lain, berfikir positif dalam memandang setiap masalah yang terjadi di tempat kerja, berani mengoreksi kebijakan sekolah, membaca dan memperhatikan pengumuman, berusaha mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi di Taman Kanak-kanak. Wadah organisasi guru Taman Kanak-kanak seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diadakan 2 minggu sekali, Ikatan Guru Taman Kanak-kanak IndonesiaPersatuan guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Guru yang mengajar di yayasan Aisyiyah ada Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Atfal (IGABA) yang diadakan setiap 2 bulan sekali. Bagi guru yang belum berstatus sebagai pegawai negeri maka ada Paguyuban guru Wiyata Bakti (PGWB) yang diadakan setiap 2 bulan sekali. Kegiatan organisasi ini secara umum bertujuan agar meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik, melatih dan mengajar. Pertemuan juga
18
memberikan penghargaan berupa mengumumkan sekolah yang mempunyai prestasi baik akademik maupun non akademik. Adanya mengumumkan secara periodik pada saat pertemuan berlangsung diharapkan setiap Taman Kanak-kanak berpacu agar bisa menjadi yang terbaik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Baron, Robert A dan Jerald Greenberg. 2000. Behavior in Organizations: Understanding and Manging Human Side of work, 7th ed., Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Chen. 1998. The Relationship Between Percieved Organizational Justice and Organizational Citizenship Behaviors: A Review of The Literature. Journal of Applied Psychology, vol. 90. No.4, 740-748.
Duffy, Michele, K. 2002. Abusive Supervision and Subordinates Organizational Citizenship Behavior. Journal of Applied Psychology, vol. 87. No 6, 1068 – 1076.
Dyne,L.V., Graham, J.W., & Dienesch,R.M.1994. Organizational Citizenship Behavior : Construct Redefinition, Measurement, and Validation. Academy of Management Journal,vol.37 (4): 765-802.
Hadi, S. 2000. Statistik. Jilid 2. Yogyakarta : Andi.
Koopmann. 2005. The Relationship Between Perceived Orgnizational Justice and Organizational Citizenship Behavior. A Review of the Literature. Luthans, F. 1998. Organizational behavior. 8th edition. Boston: Mass McGraw-Hill.
Morrison, E, W.1994. Role Definitions and Organozational Citizenship Behavior : The Importance of The Employee's Perspective. Academy of Management Journal, vol.37 (4) : 1543-1567.
Parakrak. 2006. Organizational Citizenship Behavior Ditinjau dari Kecerdasan Emosi dan Kontrak Psikologis pada Karyawan R.S. Stella Maris Makasar. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Riggio, Ronal, E.. 2003. Introduction to Industrial/Organizational Psychology 4th edition. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice-Hall.
20
Sari, I, R. 2004. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional dengan Variabel Demografi sebagai Identifying Variable. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Sulistiana, A. 2004. Pengaruh Tingkat Transformasionalitas Kepemimpinan Atasan dan Kecerdasan Emosi terhadap Komitmen Organisasional Karyawan. Skripsi (Tidak Diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.