NASKAH PUBLIKASI APLIKASI KONSEP ERGONOMI PADA FASILITAS KERJA BAKSO DI CAKRA GAJAH MUNGKUR CABANG 1 CIPUNAGARA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh: REZKY NUR PRASETYO D 600.110.040
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
APLIKASI KONSEP ERGONOMI PADA FASILITAS KERJA BAKSO DI CAKRA GAJAH MUNGKUR CABANG 1 CIPUNAGARA 1
Rezky Nur Prasetyo IndahPratiwi, 3Suranto 123 Jurusan Teknik Industri UMS
[email protected] Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta Telp. (0271) 717417 ext 237 2
ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan di usaha bakso Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara, penelitian dilakukan untuk menguji tingkat resiko kerja yang terjadi pada operator poduksi bakso yang dilakukan dengan cara manual dan kondisi fasilitas kerja yang masih sederhana yang menimbulkan banyak keluhan-keluhan kerja pada bagian tubuh operator. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perbaikan desain fasilitas kerja dan relayout fasilitas kerja untuk mengurangi resiko keluhan yang ditimbulkan oleh operator produksi bakso dan menghasilkan alat bantu sesuai dengan konsep ergonomi. Penelitian dilakukan terhadap sepuluh operator produksi yang dijadikan responden penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuisioner NBM, studi literatur. Manfaat penelitian dihasilkan database keluhan postur kerja sehingga didapat perbaikan terhadap desain fasilitas kerja dan relayout fasilitas kerja. Metode yang digunakan yaitu NBM (Nordic Body Map) untuk mencari jenis keluhan pada responden dengan menyebarkan kuisiomer NBM, JSI (Job Strain Index) mengukur resiko kerja pada bagian tangan dengan melakukan observasi perhitungan pada bagian pencetakan dan bagian pengirisan, ARC (Activity Relationship Charts) melihat kedekatan antar fasilitas kerja, dan Antropometri yang digunakan untuk melakukan perbaikan desain fasilitas kerja. Output yang dihasilkan yaitu dari data NBM dihasilkan banyak keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator yang dapat memicu terjadinya resiko kerja, Perhitungan JSI menunjukkan bahwa kegiatan penecetakan dan pengirisan yang dilakukan secara manual beresiko dengan nilai JSI > 7, aplikasi perbaikan desain dan relayout fasilitas kerja dapat mengurangi resiko kerja dan meningkatkan performa kerja operator produksi pencetakan bakso. Kata Kunci : Resiko Kerja, Relayout Fasilitas Kerja, JSI, NBM, Usaha Bakso.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Usaha bakso Gajah Mungkur cabang 1 Cipunagara, Subang, Jawa Barat memproduksi bakso dengan cara manual dan beresiko menimbulkan resiko kerja yang jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan resiko kerja yang fatal. Survey departemen kesehatan RI profil masalah kesehatan tahun 2005 menunjukkan sekitar 40.5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12 Kabupaten/Kota di Indonesia, umumnya
2.
berupa gangguan MSDs (16%), kardivaskuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%) dan gangguan THT (1.5%) (Sumber data: APMISO INDONESIA). Perbaikan yang akan dilakukan dari analisis postur dengan menggunakan metode NBM, Analisis resiko kerja pada bagian tangan dengan JSI, analisis Relayout dengan menggunakan ARC dan data antropometri untuk acuan pembaharuan desain fasilitas kerja sesuai dengan konsep ergonomi. Output yang diharapkanadalah perbaikan dan perancangan desain baru terhadap fasilitas kerja produksi dan perancangan alat bantu untuk mengurangi resiko kerja percetakan bakso dan dapat meningkatkan produktivitas. Tujuan a. Untuk mengetahui gambaran keluhan musculosketal disorder (MSDs) pada pekerja pencetakan bakso Gajah Mungkur. b. Untuk mengetahui konsep penataan ulang layout fasilitas kerja produksi pembuatan bakso Gajah Mungkur. c. Melakukan rancangan desain fasilitas kerja termasuk perbaikan tata letak fasilitas kerja untuk meminimalkan keluhan musculosketal dan peningkatan produktivitas.
LANDASAN TEORI 1. Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspekaspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, rekayasa teknik, manajemen maupun desain/perancangan (Nurmianto: 2004). Konsep ergonomi adalah penyesuaian antara manusia dengan lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk memberikan kenyaman kerja terhadap operator kerja. 2. Antropometri Antropometrimerupakan suatu ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok (Wignjosoebroto: 2000). Penggunaan antropometriadalah menghasilkan database postur tubuh manusia saat melakukan aktivitas kerja terhadap lingkungan kerjanya dengan keadaan yang nyaman ataupun tidak nyaman. Antruopometri dapat digunakan sebagai alat untuk: a. Perancangan Stasiun Kerja Pada stasiun kerja selain terdapat manusia sebagai pekerja, terdapat pula elemen-elemen lainnya seperti material (dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi), peralatan pembantu, mesin dan elemen lainnya (Wignjosoebroto: 2000). Perancangan stasiun kerja digunakan pula data-data yang didapat dari data postur tubuh ukuran manusia yang beraktivitas pada pekerjaan yang sedang diteliti untuk mencari database ukuran antropometri yang dijadikan patokan untuk merancangan stasiun kerja. b. Musculosketal Disorder (MSDs)
3.
4.
Musculosketal disorder (MSDs) adalah cidera atau penyakit pada sistem syaraf atau jaringan seperti otot, tendon, tulang sendi, tulang rawan ataupun pembuluh darah. Rasa sakit akibat MSDs dapat digambarkan seperti kaku, tidak fleksibel, panas/terbakar, kesemutan, mati rasa, dingin dan rasa tidak nyaman (Tarwaka: 2004). Salah satu penyebab timbulnya MSDs adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dan fasilitas kerja mengakibatkan beberapa kondisi pekerjaan yang dilakukan secara berlebih yang dapat menimbulkan keluhan-keluhan pada bagian otot. Analisis NBM (Nordic Body Map) NBM (Nordic Body Map)adalah salah satu metode biomekanika yang mengukur rasa keluhan sakit pada tubuh yang dikenal dengan MSDs (Kroemer: 2001). Data keluhan didapat dari kuisioner standar NBM yang berisi 27 keluhan pada bagian badan. NBM diukur dengan melakukan penyebaran kuisioner terhadap operator kerja yang bekerja dalam keadaan lingkungan yang kurang baik sehingga didapat data keluhan pada baagian tubuh mana saja pekerja menglami keluhan kelelahan dan rasa sakit selama melakukan aktivitas pekerjaannya. Hasil dari NBM dapat dijadikan acuan untuk menetukan lingkungan pekerjaan yang ergonomi atau tidak dan dapat dijadikan landasan untuk membuat perubahan perbikan terhadap fasilitas kerja sesui dengan analisi postur dan data dimensi operator untuk meningkatkan kualitas kerja dan mengurangi resiko kerja yang tidak diharapakan, yang jika didiamkan dalam jangka waktu yang lama akan berbahaya. JSI (Jon Strain Index) Job Strain Index merupakan metode untuk mengevaluasi tingkatan resiko dari sebuah pekerjaan yang dapat menyebabkan cedera pada bagian atas yaitu tangan, lengan atas, atau siku (distal upper extremety) (Garg: 1995). Terdapat beberapa perhitungan elemen didalam perhitungan JSI yaitu: a. Intensitas penggunaan tenaga ( Intensity of Exertion/IE). Menunjukkan banyaknya penggunaan tenaga selama proses pekerjaan berlangsung dalam satu siklus waktu pekerjaan. b. Durasi penggunaan tenaga ( Duration of Exertion/DE). Menunjukkan banyaknya quantitas tenaga yang dikeluarkan selama proses pekerjaan berlangsung dalam satu siklus waktu pekerjaan. c. Jumlah usaha permenit (Efforts per Minute/ME). Menunjukkan banyaknya usaha baik dalam pergerakan yang menggunakan tenaga dan jumlah output d. Posisi tangan (Hand/Wirst Posture/HWP). Menunjukkan posisi tangan saat melakukan pergerakkan apakah posisi tangan dalam kondisi fekxi, Ekstension, ataupun Ulna. e. Kecepatan kerja (Speed of Work/SW). Menunjukkan kecepatan perkerjaan yang dilakukan dalam operator, dapat dukur dengan membandingkan jumlah produk dan gerakan dalam satu siklus waktu. f. Durasi aktivitas perhari (Duration of task per day/DD). Menunjukkan lamanya proses pekerjaan yang dilakukan perharinya. Penilain kategori JSI dibagi kedalam kategori hasil yaitu:
5.
JSI < 3 : Pekerjaan yang diamati cukup aman. JSI > 5 : Menimbulkan resiko cidera anggota gerak atas. JSI > 7 : Pekerjaan yang diamati berbahaya. ARC (Activity Relationship Charts) Metode yang digunakan untuk menentukan kedekatan hubungan antar fasilitas kerja produksi pencetakan bakso. Metode ini digunakan untuk penentuan relayout pada fasilitas kerja produksi untuk mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efektif. Metode ARC didapat dengan mempertimbangkan hubungan antar fasilitas kerja antara fasilita kerja satu dengan lainnya sehingga didapat derajat kepentingan apakah harus didekatkan atau dijauhkan untuk penentuan hasil layout yang lebih efektif sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
METODE PENELLITIAN 1. Tahap Penelitian a. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk memberi penjelasan arah penelitian. Studi pendahuluan didapat dari observasi langsung di lapangan dengan melakukan wawancara, pengamatan postur, perekaman aktivitas kerja yang dilakukan pada proses produksi bakso di Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara, Subang Jawa Barat. Penelitian diambil dari 10 responden pencetakan bakso untuk mencari data-data yang digunakan sebagai data-data awal dalam penelitian ini.
b. Perumusan Masalah dan Penentuan Tujuan Dalam tahap ini peneliti merumuskan permasalahan yang ada dan menentukan tujuan apa saja yang akan menjadi output dari penelitian ini.Output yang diharapkan yaitu adanya perbaikan desain fasilitas kerja dan perancangan alat bantu serta perbaikan layout fasilitas kerja pada produksi bakso di Cakra Gajah Mungkur. c. Studi Pustaka Studi pustaka didapat dari mencari berbagai referensi-referensi untuk mendukung landasan teori. Referensi didapat dari sumber buku, jurnal dan penelitian terdahaulu yang bersangkutan dengan penelitian ini. d. Studi Lapangan Studi lapangan yaitu data yang dapat diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati.Data-data ini dapat dijadikan data awal untuk mengolah laporan penelitian data yang diambil bisa berupa video, hasil waancara dan data pengamtan yang dilakukan. e. Pengumpulan Data 1) Jenis Data a) Data Primer Data yang diperoleh langsung dari pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap objek yang diteliti dilapangan yaitu kondisi
f.
g.
aktual dari lapangan produksi pencetakan bakso, meliputi pengamatan postur kerja operator, aliran perpindahan material handling, dan layout fasilitas kerja. b) Data Sekunder Data sekunder merupakan data-data yang digunakan dalam penelitian yang bersumber dari berbagai literatur-literatur dan referensi-referensi yang diambil dari buku, jurnal, maupun penelitianpenelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2) Metode Pengumpulan Data a) Penyusunan kuisioner NBM Kuisioner NBM (Nordic Body Map) dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bagian dimensi tubuh yang mengalami keluhan sesaui dengan aturan standar kuisinoer metode NBM. b) Wawancara Metode ini merupakan salah satu teknik pengambilan data dengan cara melakukan Tanya jawab langsung di lapangan terhadap operator pekerja produksi pencetak bakso. c) Dokumentasi Metode ini merupakan salah satu teknik pengambilan data dengan cara mencatat dan mengumpulkan data dalam bentuk gambar maupun dokumen. d) Observasi Lapangan Metodeinimerupakansalahsatuteknikpengambilan data dengan cara melakukan observasi langsung di lapangan terhadap objek penelitian. e) Studi Pustaka Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengambilan data dengan cara menggunakan literatur-literatur dari buku maupun jurnal ilmiah. Pengolahan Data 1) Menganalisa hasil kuisioner yang dihasilkan oleh metode NBM sesuai dengan aturan kuisioner NBM yang diambil dari 10 responden pekerja operator untuk mencari keluhan yang dirasakan oleh operator. Hasil dari NBM dijadikan perbaikan desain layoutuntuk mengurangi keluhan musculosketal disorders. 2) Menganalisa resiko kerja pada bagian atas operator yaitu bagian tangan dengan menggunakan metode JSI untuk menganlisa tingkatan resiko dan alat bantu apa yang sesuai dengan kegiatan produksi tersebut. 3) Menganalisa perbaikan jarak kedekatan antar fasilitas kerja untuk mengurangi gerakan yang tidak penting dan dihasilkan relayout usulan sesuai dengan penerapan desain dan hasil dari metode ARC. Analisa Data Dari analisa yang dilakukan terdapat beberapa jenis keluhan pada operator dari 10 responden produksi. Perbaikan yang diterapkan berupa perbaikan desain
fasilitas kerja. Hasil perhitungan resiko kerja pada bagian tangan menggunakan metode JSI diusulkan alat bantu untuk mengurangi resiko. Relayout fasilitas kerja baru disesuaikan dengan derajat kepentingan menggunakan metode ARC. h. Kesimpulan dan Saran Dari analisa data maka dapat diperoleh kesimpulan keluhan dari operator yang ditunjukkan dari lembar kuisioner menunjukkan bahwa kondisi fasilitas kerja di usaha Bakso Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara tidak ergonomi. Kerangka Permasalahan MULAI
Studi Literatur
1. 2. 3. 4. 5,
Konsep Ergonomi terhadap postur kerja Dimensi anthopometri tubuh manusia Penerapan metode NBM Penerapan metode JSI Perbaikan Layout dengan metode ARC
Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian IDENTIFIKASI MASALAH Pengumpalan Data
Analisis Layout 1. Kedekatan fasilitas kerja 2. Jumlah Peralatan kerja 3. Jarak fasilitas Kerja
Penyebaran Kuisioner NBM
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4.
Data Data Data Data Data
keluhan kelelahan pekerja postur ekstrim aliran produksi bakso layout fasilitas kerja antropometri pekerja
Evaluasi Kondisi Awal Pengolahan Kuisioner NBM Perhitungan postur melalui JSI Analisis perbaikan desain fasilitas kerja Pengolahan perbaikan layout
1. Usulan Perbaikan postur kerja ekstrim 2. Perancangan desain fasilitas kerja 3. Penyusunan model layout
Usulan Perbaikan Layout
Usulan desain fasilitas kerja
Perancangan hasil akhir desain fasilitas kerja dan perbaikan layout fasilitas kerja
Evaluasi Hasil Perbaikan 1. Desain fasilitas kerja 2. Desain Layout Fasilitas Kerja
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
SELESAI
Gambar 1 Kerangka Permasalahan Penelitian
PENGOLAHAN DATA 1. Analisis NBM (Nordic Body Map) Dari 10 responden operator produksi pencetakan bakso di usaha bakso Cakra Gajah Mungkur cabang 1 Cipunagara, didapatkan hasil kuisioner keluhan kerja sesuai grafik di bawah: Grafik Rekap Hasil Kuisioner NBM
15 10 5 0
2.
Sumber: Bakso Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara Gambar 2 Hasil Rekap Kuisioner NBM Hasi keluhan dari kuisioner NBM yang disebar pada 10 responden operator produksi di usaha bakso Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara dijadikan analisa utuk perbaikan desain fasilitas kerja sesuai dengan konsep ergonomi untuk mengurangi resiko kerja dan keluhanmusculosketal disorders. Hasil NBM menunjukan ada dua kondisi dimensi tubuh yang tidak mengalami rasa sakit yaitu pada keluhan rasa sakit pada bokong dan keluhan rasa sakit pada pantat. Analisis JSI (Job Strain Index) Analisis perhitungan JSI dilakukan pada 2 proses yaitu proses pencetakan dan proses pengirisan masing-masing dihitung resiko kerja pada penggunaan tangan kanan dan tangan kiri seperti gambar 3.
beresiko (a)
(b)
beresiko
Gambar 3 (a) Pencetakan (b) pengirisan Pada proses pencetakan dan pengirisan dihitung gerakan fleksi dan ekstensi pada penggunan tangan kanan dan tangan kiri untuk mencari resiko kerja yang mungkin timbul pada aktivitas tersebut dengan metode JSI dimana hasil dari perhitungan JSI digunakan untuk melakukan perancangan desain alat bantu baik dari proses pengirisan maupun pencetakan sebagai upaya perbaikan untuk mengurangi resiko kerja pada proses produksi bakso di Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara, Subang, Jawa Barat. 1) Analisis Pada Proses Percetakan a) Intensitas Penggunaan Tenaga (IE) Kategori “Cukup Berat) dengan prosentase kekuatan maksimal 10%-29%. b) Durasi Penggunaan Tenaga (DE) Total waktu observasi = 3 jam atau 10800 detik
Total waktu penggunaan tenaga = 2 jam atau 7200 detik % DE= 7200 detik x 100% = 66.67 % 10800 detik c) Jumlah Usaha Permenit ( EM) Tabel 1 Jumlah Usaha Permenit Pencetakan Jumlah gerakan Responden X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
Parmo Hardo Mulyono Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
tangan kanan 3600 4320 3600 2880 2880 3600 3600 3600 2880 4320
tangan kiri 6480 7200 5040 5760 5040 4320 4320 4320 5040 4320
waktu observasi (menit) 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180
Nilai EM tangan kanan 20 24 20 16 16 20 20 20 16 24
tangan kiri 36 40 28 32 28 24 24 24 28 24
d) Posisi Tangan (HWP) Tabel 2 Posisi Tangan Percetakan Responden X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
Parmo Hardo Mulyono Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
ekstensi Pada tangan kanan (⁰) 25 20 35 27.5 30 32 32 32 27.5 30
e) Kecepatan Kerja (SW) Tabel 3 Kecepatan Kerja Pencetakan Responden X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
Parmo Hardo Mulyono Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
Kecepatan kerja (%)
90 80 75 70 80 70 70 70 80 70
flexi pada tangan kiri (⁰) 35 33 33 37 35 35 35 36 37 37
f)
Hasil JSI Pada Proses Pencetakan Perhitungan JSI pada proses pencetakan bakso dari perhitungan elemen diapat nilai seperi tabel 4. Tabel 4 Hasil Job Strain Index Proses Percetakan Risk Factor X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
R L R L R L R L R L R L R L R L R L R L
IE 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
DE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
PENCETAKAN EM HWP 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1,5 3 1,5 2 1,5 3 1,5 2 1,5 3 1,5 3 2 3 1,5 3 2 3 1,5 3 2 3 1,5 2 1,5 3 1,5 3 1,5 3 1,5
SW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
DD 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Nilai JSI 9 13,5 9 13,5 13,5 13,5 9 13,5 9 13,5 18 13,5 18 13,5 18 13,5 9 13,5 13,5 13,5
Kategori Pekerjaan Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko
Hasil Perhitungan Job Strain Index pada bagian percetakan baik dari penggunaan tangan kanan dan penggunaan kiri menunjukkan nilai JSI>7, hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah tergolong beresiko dan berbahaya. 2) Analsis Pada Proses Pengirisan a) Intensitas Penggunaan Tenaga (IE) Kategori “Cukup Berat) dengan prosentase kekuatan maksimal 10%-29%. b) Durasi Penggunaan Tenaga (DE) Total waktu observasi = 2 jam atau 7200 detik Total waktu penggunaan tenaga = 1.30 jam atau 5400 detik % DE
= 5400 detik x 100% = 75% 7200 detik
c) Jumlah Usaha Permenit ( EM) Tabel 5 Jumlah Usaha Permenit Pengirisan Responden X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
Parmo Hardo Mulyono Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
Jumlah gerakan tangan tangan kanan kiri 4320 4320 3780 4860 3240 3240 3240 3780 3780 4320 3240 3780 3240 3240 3240 3240 3780 3780 3240 3780
waktu observasi (menit) 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
Nilai EM tangan tangan kanan kiri 36 36 32 41 27 27 27 32 32 36 27 32 27 27 27 27 32 32 27 32
d) Posisi Tangan (HWP) Tabel 6 Posisi Tangan Pengirisan flexi Pada tangan kanan (⁰) 22 17 18 21 20 16 17 18 18 19
Responden X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
Parmo Hardo Mulyono Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
Extensi pada tangan kiri (⁰) 16 18 15 18 19 17 20 20 19 18
e) Kecepatan Kerja (SW) Tabel 7 Kecepatan Kerja Pengirisan Responden X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
f)
Kecepatan kerja (%)
Parmo Hardo Mulyono Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
95 92 93 95 93 92 92 92 97 93
Hasil JSI Pada Proses Pengirisan Tabel 8 Hasil Job Strain Index Proses Pngirisan Risk Factor X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10
R L R L R L R L R L R L R L R L R
IE 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
DE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
L R L
3 3 3
2 2 2
PENGIRISAN EM HWP 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 1 3 1,5 3 3 3
1 1,5 1
SW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
DD 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Nilai JSI 13,5 9 13,5 9 13,5 9 13,5 9 13,5 9 13,5 9 13,5 9 13,5 9 13,5
Kategori Pekerjaan Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko Beresiko
1 1 1
0,5 0,5 0,5
9 13,5 9
Beresiko Beresiko Beresiko
3.
Hasil Perhitungan Job Strain Index pada bagian pengirisan baik dari penggunaan tangan kanan dan penggunaan kiri yang dihitung dari elemenelemen perhitungan job strain indexmenunjukkan nilai JSI >7, hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah tergolong beresiko dan berbahaya. Perbaikan desain fasilitas kerja dan Alat bantu Perbaikan desain sesuai dengan standar acuan data antropometri dari 10 responden yang diambil rata-rata ukuran untuk mendesain fasilitas kerja dan alat bantu untuk mengurangi resiko. Data antropometri didapat dari keadaan kuisioner bearada pada kursi standar seperti tabel 3. Tabel 9 Data Antropometri Standar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Parmo Hardo M Kardiman Endang Sri Mulyani Wahyu Eko Dwi Danuri Andi Pepen Sartanto Sidik Prahmono Parjo Pramono
TDT (cm) 86 885 81 81 83 82 81 81 80 82
TDN (cm) 85 83 79 80 82 80 79 79 79 80
TBT (cm) 175 173 167 171 172 169 169 171 168 169
JTD (cm) 92 91 86 89 90 87 87 87 88 89
RTT (cm) 178 178 172 176 176 175 175 175 176 177
JTA (cm) 223 222 217 220 220 219 219 218 217 218
TPL (cm) 55 54 54 53 53 54 54 52 53 54
Sumber: Bakso Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara Perbaikan desain disesuaikan dengan ukuran standar antropometri yang didapat dari hasil pengukuran terhadap kesepulah responden menggunakan tempat duduk standar. Data-data ukuran fasilitas kerja yang digunakan sesuai pada tabel 10 Tabel 10 Dimensi Fasilitas Kerja No 1 2 3 4
Nama Fasilitas Kompor Panci Tutup Panci
Kelengkapan 2 tungku 1 tungku Besar Kecil Besar Kecil
Ket. 2 1 4 1 4 1
Jumlah 3 5 5 2
5
Saringan Bakso Baskom besar+kecil
6 7 8 9 10
Ember Peniris bakso Jumlah Pisau Tempat bakso Tempat duduk
2 3 8 8 3
2
tempat pisau
Dimensi p =73 cm, l = 42.5 cm, t =15.5 cm p =43.5 cm, l = 30 cm, t 12.8 cm d = 30 cm, t = 24.5 cm d = 24 cm, t = 22.2 cm d = 30 cm d = 24 cm p =30 cm, d =15 cm d =42.5 cm, t =24.5 cm t = 37.7 cm, d1 = 26.3 cm, d2 = 29.5 cm d = 50 cm p = 12.5 cm p = 35 cm, l = 30 cm, t = 13.5 cm p = 20 cm, l = 18 cm, t = 12 cm
Sumber: Bakso Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara Sesuai dengan hasil perhitungan dn analisa dari output NBM dan JSI usulan perbaikan desain fasilitas kerja dan usulan alat bantu pada usaha bakso Cakra Gajah Mungkur cabang 1 Cipungara seperti gambar 3.
Dimensi: P1 P6 P2
P5
P3
Tempat kompor
P4
P1 p=170cm, l=58cm P2 p=70cm, l=58cm, t=24cm P3 t=70 cm, l=58 cm P4 p= 81.5cm, l=58cm P5 p= 30.5 cm, l 58 cm P6 p= 50 cm, l= 58 cm
Dimensi:
P1 P2
Kursi Cetak Bakso
P4
P1 p= 48cm, l= 10 cm P2 p= 7,5 cm, t= 20 cm P3 p= 48 cm, l= 34 cm P4 p= 70 cm, d= 5.5 cm P5 p= 48 cm, l= 32.5 cm
P3
P5
Dimensi:
P1
P2
Rak Bakso Jadi
P3
P1p= 120 cm, l= 55 cm P2l= 208 cm, t= 120 cm P3p=55cm,l=55cm, t=18.5cm P4p= 40 cm, l= 35 cm
P4 P1 P2
P1 P5
P6
P2
P3 P4
P7
P3
Fasilitas Kerja Pengirisan Bakso
P1 P4 P3 P2
Alat Bantu Pengirisan
Dimensi Meja: PIp= 30 cm, l= 20 cm P2d= 20 cm P3 t=60 cm, d=5 cm P4 p= 30, l= 20 cm P5, P7 p=30cm, l=20 cm P6p=22.5 cm, l= 30 cm Dimensi Kursi: P1 p= 30 cm, l= 25 cm P2 p=25cm,l=23cm,t=12.5cm P3p=48.5 cm, l= 4 cm Dimensi: P1p= 28 cm, p= 5.5 cm P2p= 28 cm,l=5cm,t=4cm P3d= 4.2 cm P4d= 4.2 cm
Gambar 4 Desain Perbaikan Fasilitas Kerja dan Alat Bantu
4.
Relayout Fasilitas Kerja Produksi Bakso Untuk peningkatan produktivitas dan penerapan desain fasilitas kerja usulan untuk lebih meminimalkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator produksi bakso, usulan relayout fasilitas kerja menggunakan ARC menjadi salah satu cara untuk mengurangi wasting time. Adapun hasil ARC seperti gambar berikut: Fasilitas Kerja Kompor
Keterangan:
A 1,3,4,6
Fasilitas Kerja Panci
3,6
A 1,3,4,6
Fasilitas Kerja Tutup Panci
U 3,6
A
I
1,3,4,6
3,6
9
9
X
U
9
U
9
I
9
X
9
U
O
I
3,6
3,6
9
Fasilitas Kerja Tempat Duduk
3,6 I 3,6
O
A
3,6
U
9
1,3,4,6
I
9 I
2,10
I
2,10
U
A
3,6
O
I
A 1,3,4,6
9
3,6
2,10
Fasilitas Kerja Tempat Bakso Jadi
U
I
1,3,4,6
Fasilitas Kerja Tempat Pisau
3,6
9
1,3,4,6
A
U
U
A
Fasilitas Kerja Peniris Bakso
9
U 9
9
9
Fasilitas Kerja Ember
U
U
U
Fasilitas Kerja Baskom
3,6
I
U
Fasilitas Kerja Saringan Bakso
A = Mutlak Diperlukan E = Hubungan Sangat Penting I = Hubungan Pemtimg 0 = Hubungan Biasa U = Hubungan Tidak Penting X = Hubungan Sangat Tidak Penting
O
I
X 9
X
U
9
9 O
I 3,6
I 3,6
2,10
3,6
1,3,4,6
KodeAlasan 1. Penggunaan catatan secara bersamaan 2. Menggunakan tenaga kerja yang sama 3. Menggunakan area yang sama 4. Derajat kontak yang sering digunakan 5. Derajat kontak kerta kerja yang sering digunakan 6. Urutan aliran kerja 7. Melakukan kegiatan kerja yang sama 8. Menggunakan peralatan yang sama 9. Kemungkinan tidak ada hubungan 10. safety
Gambar 5 ARC Usulan Relayout Fasilitas Kerja Dari hasil perhitungan menggunakan metode ARC didapatkan hasil usulan relayout seperti pada gambar di bawah ini: GAS
KOMPOR 3
GAS
PANCI 1
PANCI 2
GAS
GAS
RAK BASO 1 PANCI 4
PANCI 3
RAK BASO 2 RAK BASO 3
KOMPOR 1
KOMPOR 2 RAK BASO 4 RAK BASO 5
BASKOM ADONAN 1
TEMPAT DUDUK 1
TAMPAN BAKSO 1
TEMPAT DUDUK 2 TEMPAT PENGIRISAN BASO
BASKOM ADONAN 2
TEMPAT PENCETAKAN BAKSO
TEMPAT DUDUK
TAMPAN BASO 2
Gambar 6 Hasil Usulan Relayout Fasilitas Kerja
5.
Analisa Data Postur, Perancangan Desain dan Relayout Fasilitas Kerja Pencetakan Bakso a. Analisis Postur Kerja Dari hasil kuisioner NBM didapatkan hasil Sakit kaku di leher bagian atas80%, Sakit di bahu kiri70%, sakit di bahu kanan 60%, sakit pada lengan atas kiri 30%, sakit di punggung80%, sakit pada legan atas kanan 20%, sakit pada pinggang 100%, sakit pada siku kiri 20%, sakit pada siku kanan 10%, sakit pada lengan bawah kiri 20%, sakit pada lengan bawah kanan 10%, sakit pada pergelangan tangan kiri 40%, sakit pada pergelangan tangan kanan 30%, sakit pada tangan kiri 30%, sakit pada tangan kanan 20%, sakit pada paha kiri 30%, sakit pada paha kanan 10%, sakit pada lutut kiri 50%, sakit pada lutut kanan 60%, sakit pada betis kiri30%, sakit pada betis kanan 40%, sakit pada pergelangan kaki kiri 70%, sakit pada pergelangan kaki kanan 70%, sakit pada kaki kiri 60%, sakit pada kaki kanan 60%. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa fasilitas kerja produksi yang tersedia menyebabkan beberapa keluhan pada operator yang menunjukkan bahwa kondisi fasilitas kerja yang tersedia tidak ergonomi. Hasil perhitungan JSI pada proses pencetakan dan pengirisan bakso menunjuukan bahwa aktivitas keduanya bersiko, dengan hasil perhitungan JSI > 7 dari kesepuluh operator yang dijadikan responden penelitian. Aktivitas pengirisan bakso dari 10 responden menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan kedua tangan baik tangan kiri dan tangan kanan beresiko. Ditunjukkan dengan hasil perhitungan JSI > 7 dari kesepuluh operator yang dijadikan responden penelitian b. Analisis Perancangan Desain Fasilitas Kerja Perbaikan desain fasilitas kerja diterapkan pada perbaikan desain stasiun proses pencetakan dan pengirisan sampai pada penempatan bakso jadi. Proses pencetakan pembaharuan usulan desian diterapkan pada fasilitas penempatan kompor yang dibuat tinggi dengan pengaturan tempat adonan yang disesuaikan untuk mengurangi keluhan pada bgian jangkauan tangan, posisi punggung, posisi badan, posisi kepala. Kursi pencetakan yang di buat tinggi disesuaikan dengan tempat pengaturan kompor untuk mengurangi keluhan-keluhan yang timbul bagian punggung, kaki, betis, paha dan persendian di bagian tubuh bagian bawah. Rak bakso yang dibuat tidak tinggi dan disusun dengan rak yang yang bisa diatur ketinggian untuk mengurangi resiko pada bagian pengangkatan. c. Analisis Relayout Fasilitas Kerja Peletakkan layout fasilitas kerja di Cakra Gajah Mungkur Cabang 1 Cipunagara berada dalam kondisi kurang ergonomi. Peletakkan antara fasilitas kerja satu dengan yang lainnya diletakkan secara berjauhan. Kondisi ini dapat menimbulkan gerakan-gerakan yang tidak efektif yang dilakukan oleh operator. Untuk mengurangi gerakan yang tidak efektif dan meningkatkan nilai produktivitas baik dilihat dari segi waktu, segi quantity, dan segi ergonomi
maka diusulkan perbaikan layout yang disesuaikan dengan usulan perancangan desain baru. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Analisis postur dari kuisioner NBM menunjukkan hasil kesepulah responden mengalami tingkat kelelahan pada bagian dimensi tubuh, hal ini menunjukan kondisi fasilitas kerja percetakan tidak ergonomi. b. Perhitungan resiko kerja pada bagian tangan dengan metode JSI menunjukkan bahwa pada percetakan kegiatan tangan kiri dan tangan kanan nilai JSI > 7 dan pada kegiatan pengirisan perilaku tangan kanan dan tangan kiri memiliki nilai JSI > 7, artinya kegiatan percetakan dan pengirisan beresiko dan berpotensi cidera. c. Hasil relayout dan usulan desain baru dapat meminimalkan keluhan dan hasil relayout disesuaikan dengan derajat kedekatan dan intensitas hubungan fasilitas kerja sesuai dengan metode ARC. 2. Saran a. Untuk mengurangi keluhan kerja pada operator produksi dan mengurangi resiko kerja, perbaikan desain fasilitas kerja dapat diterapkan di usaha bakso Cakra Gajah Mungkur. b. Penggunaan mesin percetakan bakso dan alat bantu pengiris bakso dapat di manfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, quantity dan mengurangi resiko kerja yang fatal. c. Perlu perbaikan desain layout kedekatan antar fasilitas kerja untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi gerakan-gerakan yang memakan waktu sia-sia. DAFTAR PUSTAKA Bukhori Endang. (2010).“Hubungan Faktor Resiko Pekerjaan Dengan Terjadinya Keluhan Musculosketal Disorder (MSDs) Pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas Di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak”.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Garg, J S. (1995). The Strain Index: A Proposed Method To Analyze Jobs For Risk: American Industrial Hygiene Association Journal. diakses 5 Januari 2015. Humantech. (2003). Applied Ergonomics Training Manual. Humantech Inc: Barkeley Australia. Kroemer, K.H.E & Kroemer, A.D. (2001). Office Ergonomics, Taylor & Francis, London. Kroemer, K, Kroemer, H & Albert, K, K. (2001). Ergonomics-How to Design For Ease and Efficiency, Practice Hall, New Jersey. Mc. Cormick, E.J. & M.S. Sanders. (1993).Human Factor in Engineering and Design,7th ed, McGraw Hill International Edition, New York
Moore, J.S, and Garg (1995). “A Proposed Method to Analys Job For Risk of Distal Upper Exttemely Disorders”. Diakses di: (http://ergo.huma.cornell.edu/ahJSI.html) 5 Januari 2015. Nurmianto, Eko. (2004). “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya”,edisi kedua, Penerbit Guna Darma. Suma’mur, P.K. (1996). Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Cetakan 13. Haji Masagung: Jakarta. Tarwaka, (2010). ”Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja”,Harapan Press, Surakarta. Tarwaka et al (2004).Ergonomi Untuk K3 dan Produktivitas.UNIBA Press: Surakarta. Wignjosoebroto, S. (2000).Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu-Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Penerbit Guna Widjaya, Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo. (1992).Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, PT. Guna Widjaya.