i
NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI “X” DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010
RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi
Oleh
FEBBY RAHMANINGSIH 2007310018
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2011
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
:
Febby Rahmaningsih
Tempat, Tanggal Lahir
:
Gresik, 06 Februari 1989
N.I.M
:
2007310018
Jurusan
:
Akutansi
Program Pendidikan
:
Strata 1
Konsentrasi
:
Akutansi Keuangan
Judul
:
Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam Pada Koperasi “X” Di Kabupaten Gresik Tahun Buku 2008-2010
Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing, Tanggal : ......................
( Triana Mayasari, S.E.,M.Si.,Ak. )
Dosen Pembimbing, Tanggal : ......................
( Supriyati, SE.,M.Si.,Ak.)
1
RANGKUMAN SKRIPSI
1.
Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan
pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari Bank. Banyak jenis koperasi yang didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Konsumen, Koperasi Produksi, Koperasi Serba Usaha, dan Koperasi Jasa. Khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti antara lain Pegawai Negeri, anggota ABRI, karyawan dan sebagainya bukan merupakan jenis koperasi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa membedakan status untuk melakukan kegiatan produksi yang dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sehingga perlu menumbuhkembangkan Koperasi Simpan Pinjam. Tujuan utama kegiatan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945. (UU No.25/1992 pasal 3). Hal ini menjadikan koperasi dipandang sebagai soko guru
2
ekonomi Indonesia yang berkembang dari bawah berubah menjadi badan usaha lainnya, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), koperasi KP-RI (KKP-RI), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat bagi anggotanya baik sebagai produsen maupun konsumen. Apabila kita menjadi anggota koperasi ada beberapa keuntungan yang diperoleh anggota tersebut, antara lain: ditinjau dari nilai ekonominya memiliki keuntungan peningkatan skala usaha, pemasaran, pengadaan barang dan jasa, fasilitas kredit, pembagian sisa hasil usaha. Sedangkan ditinjau dari nilai sosialnya memiliki keuntungan berkelompok, pendidikan dan pelatihan, dan program sosial. Peningkatan animo masyarakat untuk memanfaatkan koperasi menuntut pengelolaan koperasi untuk mengelolanya secara lebih profesional seperti yang diharapkan oleh anggotanya dan masyarakat. Tuntutan untuk mengelola secara lebih profesional ini juga tidak lepas dari semakin meningkatnya persaingan di lembaga mikro. Meningkatnya pertumbuhan lembaga keuangan mikro yang menawarkan jasa sejenis yang mulai banyak masuk di pedesaan memberikan alternatif pilihan lain kepada masyarakat. Tentunya masyarakat akan diuntungkan karena dapat memilih lembaga keuangan terbaik sesuai dengan yang diinginkannya. Oleh karena itu jika suatu koperasi tidak dikelola seperti halnya lembaga keuangan mikro lainnya bahkan jika dikelola tidak lebih baik, tentu dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan ditinggalkan oleh anggota atau nasabahnya.
3
Pedoman pelaporan kinerja koperasi dimaksudkan agar koperasi dalam menyusun laporan keuangan mampu menganalisis kinerja. Hal ini penting mengingat koperasi terutama KSP dapat diidentikkan dengan bank, sehingga perlu dinilai kinerja kesehatannya sehingga memberi rasa aman bagi anggota maupun nasabah non anggota. Dalam rangka untuk mengetahui apakah mengalami peningkatan ataupun penurunan kinerja KSP, maka diperlukan bagi Departemen Koperasi baik ditingkat pusat maupun daerah untuk melaksanakan penilaian kesehatan koperasi, dimana dalam penilaian kesehatan koperasi tersebut yang digunakan sebagai dasar adalah Laporan Keuangan koperasi yang terdiri dari neraca dan perhitungan Hasil Usaha. Menurut Peraturan Menteri Negara (2009 : 30) “Kesehatan Koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Adapun aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi.” Penilaian tingkat kesehatan pada koperasi sangat bermanfaaat untuk memberikan gambaran mengenai kondisi aktual koperasi itu sendiri kepada pihakpihak yang berkepentingan, terutama bagi nasabah dan pengelola. Selain itu, dengan mengetahui tingkat kesehatannya berdasarkan regulasi peraturan menteri akan membantu pihak-pihak tertentu dalam pengambilan keputusan untuk bisa melanjutkan usahanya agar lebih maju dan berkembang serta tujuan dari koperasi tersebut bisa tercapai dengan baik.
4
Koperasi “X” merupakan salah satu koperasi serba usaha yang ada di Kabupaten Gresik yang bergerak dalam bidang perdagangan barang dan jasa. Koperasi ini beranggotakan pegawai tetap dan pensiunan dari salah satu perusahaan di Kabupaten Gresik. Unit usaha pada koperasi ini yaitu unit simpan pinjam; unit usaha pertokoan, percetakan dan jasaboga; unit usaha perdagangan bahan bangunan; unit usaha perdagangan umum dan unit usaha ekspedisi. Perhitungan tingkat kesehatan koperasi sangat perlu dilakukan pada Koperasi “X” karena untuk mengetahui dan memberikan gambaran bagaimana kondisi koperasi tersebut ditinjau dari kinerja keuangannya dan manajemen. Dengan adanya penilaian kesehatan, juga maka dapat digunakan sebagai acuan para pihak yang berkepentingan maupun anggota membuat keputusan apa yang akan dilakukan untuk perkembangan koperasi ke depannya.
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana Hasil Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam yang ada pada Koperasi “X” tahun buku 2008-2010?”
3.
Tujuan Penelitian Dengan mengacu latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan membuktikan secara empiris kondisi kesehatan Unit Simpan Pinjam pada Koperasi “X” tahun buku 2008-2010.
5
4.
Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah dalam penilaian tingkat kesehatan koperasi. Bagi STIE Perbanas Surabaya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan STIE Perbanas dan juga sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, sehingga hasil penelitian yang dilakukan menjadi lebih baik. Bagi Koperasi Sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam mengevaluasi dan melihat tingkat kesehatan koperasi khususnya pada unit simpan pinjam yang dimiliki sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan, pengambilan keputusan serta dapat memberikan input yang bermanfaat bagi pengembangan koperasi untuk masa ini dan masa yang akan datang.
5.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif . Menurut Robert K. Yin
(2002) berdasarkan judul penelitian, penelitian ini berupa studi kasus dengan menggunakan analisis deskriptif. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki
6
sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif.
a.
Definisi Operasional Permodalan Permodalan
merupakan
dana
yang
akan
digunakan
untuk
melaksanakan usaha-usaha koperasi. Sumber-sumber modal koperasi (UU No.25/1992) terdiri dari modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (debt capital). Modal sendiri (equity capital) merupakan dana yang bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi/hibah. Sedangkan modal pinjaman (debt capital) merupakan dana yang bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah. a. Rasio Modal sendiri terhadap total asset
=
x 100%
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko
=
x 100%
c. Rasio kecukupan modal sendiri
7
=
x 100%
*ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan. Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolekbilitasnya tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana dan kesigapan USP dalam menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman dana tersebut, mempunyai peranan penting dalam menunjang usaha operasional USP. Kualitas produktif dinilai atas dasar pengolongan kolektibilitas yang terdiri atas lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan resiko kerugian maka USP wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif. a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
=
x 100%
b. Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap volume pinjaman
=
x 100%
c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
8
=
x 100%
d. BMPP terhadap calon anggota, koperasi lain dan anggotanya terhadap volume pinjaman
=
x 100%
Manajemen Manajemen koperasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azaz kekeluargaan. untuk mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi manajemen. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian mengenai 5 aspek manajemen,
yaitu
manajemen
umum,
manajemen
kelembagaan,
manajemen permodalan, manajemen aktiva dan manajemen likuiditas.
Efisiensi Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. a. Rasio Beban Operasi Anggota Terhadap Partisipasi Bruto
=
x 100%
9
b. Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor
=
x 100%
c. Rasio efisiensi pelayanan
=
x 100%
Likuiditas Rasio Likuiditas merupakan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. a. Rasio kas
=
x 100%
b. Rasio volume pinjaman terhadap dana yang diterima
=
x 100%
Kemandirian dan Pertumbuhan Kemandirian mengandung arti dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Rasio kemandirian operasional yaitu Partisipasi Netto dibandingkan Beban Usaha ditambah beban perkoperasian.
10
a. Rentabilitas asset
=
x 100%
b. Rentabilitas modal sendiri
=
x 100%
c. Kemandirian Operasional pelayanan
=
x 100%
Jatidiri Koperasi Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jatidiri koperasi menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu: Rasio Partisipasi Bruto dan Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). a. Rasio partisipasi bruto
=
x 100%
b. Rasio promosi ekonomi Anggota (PEA)
= *PEA = MEPPP + SHU bagian anggota
x 100%
11
Kesehatan Koperasi Kesehatan Koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Adapun aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi.
b.
Teknik Analisis Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Mengamati dan memperoleh data tentang gambaran umum dan struktur organisasi Koperasi ”X”. 2. Menyediakan laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan meliputi neraca, laporan laba rugi, perhitungan Hasil Usaha, laporan volume pinjaman, partisipasi bruto netto, dan gaji karyawan pada periode tahun 2008-2010. 3. Menghitung tingkat kesehatan koperasi sesuai Peraturan Menteri Luar Negeri dan UKM Republik Indonesia, Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 dengan 7 aspek dan komponen: Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, dan Jatidiri Koperasi. 4. Menganalisis data tersebut. 5. Hasil penjumlahan nilai bobot diklasifikasikan ke dalam :
12
a. Skor penilaian sama dengan 80 sampai 100, termasuk dalam predikat ’’Sehat”. b. Skor penilaian sama dengan 60 sampai lebih kecil dari 80, termasuk dalam predikat ’’Cukup Sehat”. c. Skor penilaian sama dengan 40 sampai lebih kecil dari 60, termasuk dalam predikat ’’Kurang Sehat”. d. Skor penilaian sama dengan 20 sampai lebih kecil dari 40, termasuk dalam predikat ’’Tidak Sehat”. e. Skor penilaian lebih kecil dari 20, termasuk dalam predikat ’’Sangat Tidak Sehat”. 6. Pembahasan hasil klasifikasi dalam bentuk deskriptif.
6.
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Pada Laporan Keuangan khususnya Neraca, selama tahun 2008 hingga 2010 selalu mengalami ketidaksamaan hasil antara aktiva dan passivanya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena beberapa hal, antara lain: 1. Pada unit ekspedisi, jika ekspedisi memiliki hutang dengan pihak lain, maka unit ekspedisi meminjam dana yang ada di Kas bank bagian unit simpan pinjam karena pada proses pengiriman dana tersebut melalui bank Mega dimana bagian unit ekspedisi belum memiliki akses pada bank Mega. Jadi pada neraca terlihat bahwa kas berkurang namun hutangnya tidak bertambah karena yang mencatat piutang adalah unit ekspedisi.
13
2. Pada pembagian SHU, Koperasi “X” dalam melakukan pembagian SHU terlebih dahulu menggunakan uang yang ada di kas Unit Simpan Pinjam. Hal ini juga mengakibatkan berkurangnya kas yang ada tanpa mengurangi pos-pos lain yang berhubungan dengan peminjaman dana.
b. Ditinjau dari hasil rekapitulasi Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi “X” tahun buku 2008-2010, terjadi perubahan skor pada tiap aspek penilaian kesehatan dari tahun 2008-2010. Pada aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi tidak ada perubahan skor dari tahun ke tahun. Namun hanya pada aspek manajemen yang terdiri dari 5 sub manajemen mengalami perubahan skor dari tahun 2008-2010, yaitu pada sub manajemen permodalan dan manajemen aktiva. Di tahun 2008, manajemen permodalan dan aktiva hanya memiliki skor 2,40. Hal ini disebabkan karena tidak adanya beberapa hal yang tercantum dalam aspek manajemen yang mengakibatkan tidak adanya data atau dokumen yang bisa diberikan pada peneliti dan pada manajemen Aktiva karena belum diberlakukannya penggunaan modal sendiri untuk membiayai pendanaan, sedangkan pada aspek manajemen aktiva Koperasi “X” tidak memiliki agunan untuk mendapatkan pinjaman. Kemudian pada tahun 2009 Koperasi “X” melakukan perubahan pada pola manajemen aktivanya dengan diadakannya agunan dalam
14
peminjaman sehingga skor pada manajemen aktiva meningkat menjadi 3,00. Dan pada tahun 2010, Koperasi “X” melakukan peningkatan manajemen lagi pada aspek manajemen permodalan. Namun jika dilihat dari skor yang telah didapatkan per tahunnya, maka Koperasi “X” termasuk dalam kriteria SEHAT karena memiliki skor 80 ≤ x ≤ 100.
7.
Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui, menganalisis
dan membuktikan tingkat kesehatan koperasi “X” di Kabupaten Gresik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Koperasi “X” merupakan koperasi serba usaha yang berkembang pesat yang bergerak dalam bidang perdagangan barang dan jasa, yaitu: pertokoan, penjahitan, simpan pinjam, percetakan & fotocopy, catering & restoran, perdagangan umum, perdagangan bahan bangunan, dan ekspedisi. Perkembangan yang terjadi tersebut juga diikuti dengan perkembangan sistem manajemen yang digunakan dan tuntutan kompetensi dari pegawai yang ada. Koperasi “X” telah menerapkan praktek sistem manajemen yang efektif dan efisien untuk mengendalikan seluruh aktifitas bisnis dengan berbagai cabang di berbagai kota di Jawa maupun aktifitas fungsional di kantor pusat. Koperasi “X” beranggotakan pegawai dari salah satu perusahaan BUMN yang ada di Kabupaten Gresik beserta anak perusahaannya.
15
Simpan Pinjam pada Koperasi ”X” merupakan salah satu bidang usaha yang dikembangkan sejak tahun 1985 yang merupakan usaha jasa menerima simpanan dan memberikan pinjaman untuk anggota Koperasi ”X”. Unit Simpan Pinjam didirikan untuk memenuhi kebutuhan anggota dalam mengelola keuangan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan. Keberhasilan dari unit simpan pinjam ditunjukkan dengan predikat tingkat Kesehatan Koperasi yang dicapai. Tingkat Kesehatan yang telah diperoleh Koperasi “X” dari tahun 20082010 dalam bidang USP (Unit Simpan Pinjam) mendapatkan skor 80 ≤ × < 100 dengan predikat SEHAT. Skor yang telah diperoleh pada tahun 2008 yaitu 84,55; tahun 2009 mendapat skor 85,15 dan tahun 2010 mendapat skor 85,75.
8.
Saran Saran dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut: 1. Sistem yang digunakan pada Koperasi “X” di Kabupaten Gresik sudah termasuk baik sehingga Koperasi harus dapat mempertahankan apa yang telah ada atau lebih ditingkatkan lagi. 2. Sebaiknya Koperasi “X” ke depannya melakukan perhitungan laporan keuangan khususnya Neraca yang berdiri sendiri tanpa tercampur oleh transaksi yang terjadi pada unit usaha lain dalam satu koperasi.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, S dan Halomoan, Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktek . Jakarta: Erlangga. Dian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani. 2005. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri FOOD and BEVERAGES yang Terdaftar di BEJ”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Isnawati dan Ari Dewi Herlina. 2006. “Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Se-Pulau Lombok untuk Periode Tahun 2001, 2002, 2003”. Jurnal Riset Akuntansi Aksioma Vol 5, no. 2, Desember 2006. Michell Suharli dan Megawati Oktorina. 2005. “Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005. Pandji, A dan Djoko, S. 2002. Koperasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta: PT Rineka Tunggal. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Presiden Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tatik Suryani, Sri Lestari dan Wiwik Lestari. 2008. Manajemen Koperasi: Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Pelayanan Prima dan Pengelolaan SDM. Edisi Pertama. Surabaya: Graha Ilmu. Y, Robert, K. 2002. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers.