GAMBARAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DAN YANG DIBERIKAN SUSU FORMULA DI KELURAHAN LEBAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH
Naili Nur Meifanna
Abstrak Gerakan motorik halus merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Diantara faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus yaitu kesehatan, gizi, dan kecerdasan. Faktor kesehatan, gizi, dan kecerdasan dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsi. Untuk memenuhi gizi bayi, orangtua dapat memberikan ASI maupun susu formula terhadap bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perkembangan motorik halus pada bayi usia 6-12 bulan yang diberikan ASI dan yang diberikan susu formula di Kelurahan Leban Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Desain penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan survey. Sampel diambil dengan rumus slovin pada bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Leban Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan jumlah responden 35 bayi yang diberikan ASI dan 35 bayi yang diberikan susu formula. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 35 bayi yang diberikan ASI, terdapat 6 (17,1%) bayi yang perkembangan motorik halusnya suspect dan dari 35 bayi diberikan susu formula terdapat 15 bayi yang perkembangan motorik halusnya suspect. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memberikan nutrisi yang seimbang bagi bayi untuk menunjang perkembangan motorik halus bayi. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( 2004-2014 )
PENDAHULUAN Anak merupakan generasi muda penerus bangsa di masa depan. Proses
anak membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh dan berkembang.
tumbuh kembang anak dapat berjalan
Perkembangan
merupakan
dengan baik jika sang anak dipenuhi
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
kebutuhan nutrisinya secara tepat, terutama
yang
pada saat bulan-bulan pertama kehidupan
perkembangan anak berbeda-beda sesuai
anak. Pada bulan-bulan pertama kehidupan,
tahapan usia.
lebih
kompleks.
Pencapaian
Salah
satu
yang
gizi, rangsangan, perlindungan, prematur,
sedang berlangsung adalah perkembangan
kelainan, dan kebudayaan. Faktor tingkat
motorik
adalah
kercerdasan, kesehatan dan gizi pada anak
keterampilan menggerakkan anggota tubuh
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang baik
dengan menggunakan otot-otot kecil yang
bagi anak. Otak yang mengatur setiap
terdapat pada tangan dan jari-jari, seperti
gerakan yang dilakukan oleh anak, otak
membangun kubus, mengancingkan baju
membutuhkan asupan gizi yang sempurna
dan makan dengan sendirinya.
untuk perkembangan otak. Kematangan
halus.
perkembangan
Motorik
halus
Kemampuan anak usia 6-12 bulan
perkembangan sistem saraf otak yang
mengendalikan gerak motorik halusnya,
mengatur
berkembang sangat pesat hal ini disebabkan
berkembangnya
perkembangan otot-otot semakin mampu
kemampuan motorik anak. Kekurangan gizi
mengendalikan gerakannya.
terutama pada anak akan menyebabkan
otot
memungkinkan kompetensi
atau
Masalah perkembangan anak seperti
kesehatan anak terganggu dan menghambat
keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku,
proses tumbuh kembang anak karena gizi
autisme, hiperaktif, semakin meningkat
merupakan faktor yang paling penting
dalam beberapa tahun terakhir. Angka
dalam tumbuh dan berkembang anak.
kejadian di Amerika Serikat berkisar 12-
Kebutuhan gizi setiap anak berbeda-beda
16%, Thailand 24%, Argentina 22% dan di
sesuai
Indonesia
memberikan ASI kepada anak dari lahir
antara
13%-18%
(Hidayat,
usia
anak.
2010). Permasalahan yang sering terjadi
sampai
dalam pertumbuhan motorik halus usia 6-
memenuhi gizinya.
anak
Orang
berusia
2
tua
tahun
dapat
untuk
12 bulan adalah anak cenderung labil dan
ASI merupakan cairan hidup, ASI
sulit menggerakkan bagian tubuhnya secara
mengandung daya tahan tubuh dan enzim-
harmonis atau koordinasi yang belum
enzim yang dibutuhkan tubuh bayi dalam
sempurna dalam mengontrol motorik halus.
proses
Menurut
Dewi
pencernaan
makanan
sehingga
(2005),
memudahkan tubuh bayi menyerap segala
perkembangan motorik halus dipengaruhi
nutrient yang terkandung didalam ASI
oleh kesehatan ibu saat mengandung, cara
(Roesli, 2005). ASI juga mengandung zat
melahirkan, tingkat kecerdasan anak. Dan
anti infeksi yang dapat menghambat proses
menurut Rumini (2004), motorik halus
pertumbuhan
dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor
sumber gizi yang berperan dalam proses
kesehatan pada periode pranatal, faktor
perkembangan saraf otak yaitu AA dan
kesulitan dalam kelahiran, kesehatan dan
DHA. Sehingga perkembangan motorik
anak,
serta
mengandung
halus anak dapat berkembang dengan baik.
mengkhawatirkan turun menjadi 15,3%
Menurut
Prasetyono
pada tahun 2010.
penelitian
di
(2009),
Indonesia
suatu
menunjukkan
Pada era globalisasi seperti saat ini
bahwa anak yang mendapatkan ASI ketika
banyak orang tua yang tidak memberikan
masih bayi, memiliki IQ lebih tinggi dari
ASI pada anaknya sejak lahir. Mereka
pada anak-anak yang masa bayinya tidak
cenderung mengganti kebutuhan ASI anak
mendapatkan ASI.
mereka
ASI mempunyai nilai gizi yang paling
tinggi
dibandingkan
dengan
dengan
susu
formula
dan
menambahkan MP-ASI sebelum cukup usia. Oleh karena itu, pada zaman sekarang
makanan bayi yang berasal dari susu
ini
hewan, seperti susu sapi, susu kerbau atau
kesehatan yang berakibat pada gangguan
susu apapun yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak,
kebutuhan dan perkembangan bayi.
salah satunya gangguan perkembangan
WHO (2006) mengeluarkan standar
banyak
terdapat
kasus
gangguan
motorik halus.
kemudian
Susu formula merupakan susu sapi
diterapkan di seluruh dunia yang isinya
yang susunan nutrisinya diubah sedemikian
adalah menekankan pentingnya pemberian
rupa sehingga menyerupai ASI dan sesuai
ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai
untuk diberikan kepada bayi. Para orang
usia 6 bulan. Barulah bayi diberikan
tua beranggapan bahwa susu formula
makanan pendamping ASI sambil tetap
mempunyai tambahan nilai gizi yang
disusui hingga usianya mencapai 2 tahun
dimasukkan ke dalam susu formula oleh
(Harnowo, 2012). Namun, data UNICEF
produsen susu formula.
pertumbuhan
anak
yang
tahun 2006 menyebutkan bahwa kesadaran
Menurut Khasanah (2011) susu
ibu untuk memberikan ASI di Indonesia
formula
juga
mempunyai
banyak
baru 14%, itupun diberikan hanya sampai
kelemahan dianantaranya yaitu kandungan
bayi berusia empat bulan.
susu formula tidak selengkap ASI, mudah
Prevalensi ASI dari Data Survei
tercemar, kanker, diare dan sering muntah,
Demografi dan Kesehatan Indonesia (1997-
infeksi, obesitas, pemborosan, kekurangan
2007) menunjukkan penurunan dari tahun
vitamin dan zat besi, terlalu banyak garam,
ke tahun yaitu dari 40,2% (1997) menjadi
lemak yang tidak cocok, sulit dicerna dan
39,5% (2003) dan semakin menurun pada
alergi. Jika dampak buruk dari pemberian
tahun 2007 yaitu sebanyak 32%. Bahkan
susu formula terjadi, maka anak akan sakit
angka ini beradasarkan Riset Kesehatan
dan perkembangan motorik halus anak
Dasar
terganggu.
(Riskesdas)
semakin
Hasil
studi
yang
bayi yang perkembangan motorik halusnya
dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Leban,
tidak sesuai usia. Oleh karena itu, peneliti
Kecamatan
Kendal,
tertarik untuk melakukan penelitian di
Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 18 juli
bidang keperawatan anak, dengan judul
2014, terdapat 84 bayi berusia 6-12 bulan.
“gambaran perkembangan motorik halus
Setelah
tentang
pada bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
dengan
ASI dan yang diberikan susu formula di
Boja,
dilakukan
perkembangan
pendahuluan
Kabupaten
observasi
motorik
halus
Denver II pada bayi berusia 6-12 bulan.
Kelurahan
Hasil observasi didapatkan dari 10 bayi
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah”.
Leban
Kecamatan
Boja,
yang diberikan ASI, terdapat 5 bayi yang perkembangan
motorik
halusnya
tidak
BAHAN DAN CARA
sesuai dengan tumbuh kembang, rata-rata
Jenis
penelitian
ini
adalah
bayi tidak bisa mengambil dua kubus
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian
dengan tepat, serta mengambil manik-
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
manik dengan tepat dan dari 10 bayi yang
membuat gambaran atau deskripsi tentang
diberi susu formula terdapat 7 bayi yang
suatu
perkembangan
(Notoatmodjo,
motorik
halusnya
tidak
keadaan
secara 2005).
obyektif Pendekatan
sesuai dengan tumbuh kembang rata-rata
penelitian ini adalah survei. Populasi dalam
bayi tidak bisa mengambil dua kubus
penelitian ini adalah semua bayi usia 6-12
dengan tepat, memegang dengan ibu jari
bulan.
dan jari dengan tepat, serta mengambil
sebanyak 70 bayi. Sampel diambil dengan
manik-manik dengan tepat.
menggunakan rumus Slovin.
Berdasarkan uraian latar belakang di
Sampel
dalam
Penelitian
ini
penelitian
dilakukan
ini
di
atas, ketidaktepatan dalam perkembangan
Kelurahan
motorik halus pada bayi 6-12 bulan yang
Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.
diberikan
ASI
dibandingkan
bayi
dan 6-12
lebih bulan
Leban,
Kecamatan
Boja,
sedikit
Pengumpulan data pemberian ASI
yang
dan susu formula menggunakan teknik
diberikan susu formula. Dari 10 bayi 6-12
wawancara
bulan yang diberikan ASI terdapat 5 bayi
penelitian
yang perkembangan motorik halusnya tidak
mengetahui perkembangan motorik halus
sesuai usia dan dari 10 bayi 6-12 bulan
bayi menggunakan teknik observasi pada
yang diberikan susu formula, terdapat 7
bayi dengan bantuan Denver II.
dengan yaitu
bantuan
kuesioner
instrumen dan
untuk
HASIL A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Bayi Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi Usia 6-12 bulan di Kelurahan Leban, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
33
47,1
Perempuan
37
52,9
Jumlah
70
100,0
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari 70 responden
Leban, lebih banyak bayi berjenis kelamin perempuan sejumlah 37 bayi (52,9%).
bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan 2. Umur Bayi Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Bayi di Kelurahan Leban, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Umur
Frekuensi
Persentase (%)
6 Bulan
15
21,4
7 Bulan
8
11,4
8 Bulan
11
15,7
9 Bulan
10
14,3
10 Bulan
9
12,9
11 Bulan
9
12,9
12 Bulan
8
11,4
Jumlah
70
100,0
Berdasarkan tabel 5.2, dapat
Leban lebih banyak bayi yang
diketahui bahwa dari 70 responden
berusia 6 bulan sejumlah 15 bayi
bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan
(21,4%).
B. Analisis Univariat 1. Perkembangan Motorik Halus Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus pada bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Leban, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah Perkembangan Motorik Halus
Frekuensi
Persentase (%)
Suspect
21
30,0
Normal
49
70,0
Jumlah
70
100,0
Berdasarkan tabel 5.3, dapat
perkembangan
motorik
halus
dalam
diketahui bahwa dari 70 responden
kategori normal sejumlah 49 bayi (70,0%),
bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan
sedangkan
Leban, sebagian besar memiliki
(meragukan) sejumlah 21 bayi (30,0%).
dalam
kategori
suspect
2. Perkembangan Motorik Halus pada Bayi yang Diberikan ASI Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus pada bayi usia 6-12 Bulan yang Diberikan ASI di kelurahan Leban, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah Perkembangan Motorik Halus Frekuensi Persentase (%) pada Bayi yang Diberikan ASI 6 17,1 Suspect Normal 29 82,9 Jumlah 35 100,0 Berdasarkan tabel 5.4, dapat
motorik halus dalam kategori normal
diketahui bahwa dari 35 responden
sejumlah 29 bayi (82,9%), sedangkan
bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
dalam
ASI di Kelurahan Leban, sebagian
sejumlah 6 bayi (17,1%).
besar memiliki perkembangan
kategori
suspect
(meragukan)
3. Perkembangan Motorik Halus pada Bayi yang Diberikan Susu Formula Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus pada bayi usia 6-12 Bulan yang Diberikan Susu Formula di Kelurahan Leban, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Perkembangan Motorik Halus Frekuensi Persentase (%) Pada Bayi yang Diberikan Susu Formula 15 42,9 Suspect Normal 20 57,1 Jumlah 35 100,0 Berdasarkan tabel 5.5, dapat
Kelurahan
Leban
memiliki
diketahui bahwa dari 35 responden
perkembangan motorik halus kategori
bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
normal.
susu formula di Kelurahan Leban, lebih
banyak
Hal
ini
dikarenakan
setiap
memiliki
orangtua menginginkan buah hatinya
perkembangan motorik halus dalam
bisa tumbuh dan berkembang secara
kategori normal sejumlah 20 bayi
optimal.
(57,1%), namun dalam kategori
tersebut orangtua selalu memberikan
suspect
nutrisi, bimbingan, serta menstimulasi
(meragukan)
jumlahnya
Untuk
cukup banyak, yaitu sejumlah 15
bayi
bayi (42,9%).
motoriknya
agar
mencapai
tujuan
pola
perkembangan
tidak
menyimpang.
Menurut Dewi (2005), perkembangan PEMBAHASAN
motorik
halus
dipengaruhi
oleh
A. Gambaran Perkembangan Motorik
kesehatan ibu saat mengandung, cara
Halus pada bayi usia 6-12 bulan
melahirkan, tingkat kecerdasan anak.
penelitian
Dan menurut Rumini (2004), motorik
yang disajikan pada tabel 5.2, dapat
halus dipengaruhi oleh faktor genetik,
diketahui bahwa 70 responden bayi
kesehatan
pada
periode
usia 6-12 bulan di Kelurahan Leban,
kesehatan
dan
gizi,
memiliki perkembangan motorik halus
perlindungan, prematur, kelainan, dan
dalam kategori normal sejumlah 49
kebudayaan.
Berdasarkan
hasil
pranatal,
rangsangan,
dalam
Otak yang mengatur setiap
kategori suspect sejumlah 21 bayi
gerakan yang dilakukan oleh anak,
(30,0%).
bahwa
otak membutuhkan asupan gizi yang
sebagian besar bayi usia 6-12 bulan di
semprna untuk perkembangan otak.
bayi
(70,0%),
Ini
sedangkan
menunjukkan
Kematangan
perkembangan
sistemsaraf otak yang mengatur otot memungkinkan komampuan
berkembangnya
motorik
halus
menjamin
pertumbuhan
dan
kecerdasan anak. Hasil penelitian ini juga sesuai
anak.
dengan yang dinyatakan Prasetyono
Kekurangan gizi terutama pada anak
(2009), bahwa pemberian ASI sangat
akan menyebabkan kesehatan anak
berpengaruh
terganggu dan menghambat proses
perkembangan dan kecerdasan motorik
tumbuh kembang anak karena gizi
pada anak, karena di dalam ASI
merupakan faktor yang paling penting
mengandung
dalam tumbuh dan berkembang anak.
mendukung dalam perkembangan da
dalam
banyak
proses
zat
yang
B. Gambaran Perkembangan Motorik
kecerdasan motorik. Salah satunya
Halus pada Bayi Usia 6-12 Bulan
adalah AA dan DHA yang terkandung
yang Diberikan ASI
di dalamnya.
Berdasarkan tabel 5.4, dapat
Hasil
penelitian
ini
juga
diketahui bahwa dari 35 responden
diperkuat oleh hasil penelitian Nur
bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
Maslahah
ASI
“Perbedaan Pengaruh Pemberian ASI
di
Kelurahan
Leban,
yang
(2010),
yang
berjudul
memiliki perkembangan motorik halus
Eksklusif
dalam kategori normal sejumlah 29
Terhadap Tingkat IQ Anak di TK Al-
bayi (82,9%), dan dalam kategori
Firdaus Surakarta, yang mendapatkan
suspect sejumlah 6 bayi (17.1%). Ini
hasil terdapat perbedaan pengaruh
menunjukkan bahwa sebagian besar
pemberian ASI dengan pemberian susu
bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
formula terhadap tingkat IQ anak di
ASI memiliki perkembangan motorik
TK Al-Firdaus Surakarta.
Dengan
Susu
Formula
halus yang normal. Ini dikarenakan
C. Gambaran Prkembangan Motorik
ASI memiliki komposisi taurin, DHA,
Halus pada Bayi Usia 6-12 Bulan
dan AA. Taurin berfungsi sebagai
yang Diberikan Susu Formula
neurotransmiter dan berperan penting
Berdasarkan
hasil
penelitian
untuk proses pematangan sel otak. AA
yang disajikan pada tabel 5.5, dapat
dan
untuk
diketahui bahwa dari 35 responden
yang
bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
optimal. Jumlah AA dan DHA dalam
susu formula di Kelurahan Leban,
ASI
lebih banyak memiliki perkembangan
DHA
pembentukan
sangat
diperlukan sel-sel
otak
mencukupi
untuk
motorik kategori normalsejumlah 20
bayi (57,1%), namun dalam kategori
besar
suspect jumlahnya cukup banyak, yaitu
motorik
sejumlah 15 bayi (42,9%).
normal sejumlah 49 bayi (70,0%).
memiliki halus
perkembangan dalam
kategori
Hal ini karena susu formula
2. Sebagian bayi usia 6-12 bulan yang
tidak mengandung AA dan DHA
diberikan ASI di Kelurahan Leban,
seperti halnya ASI sehingga tidak bisa
Kecamatan
membantu meningkatkan kecerdasan
Kendal, Provinsi Jawa Tengah,
anak. Meskipun produsen susu formula
yang berjumlah 35 bayi, sebagian
mencoba
besar
menambahkan
zat
gizi
Boja,
memiliki
Kabupaten
perkembangan
tersebut, tetapi tidak bisa menyamai
motorik
kandungan gizi yang terdapat dalam
normal sejumlah 29 bayi (82,9%)
ASI (Rulina, 2004).
sedangkan perkembangan motorik
oleh
halus
dalam
kategori
Hal yang sama juga dinyatakan
halus kategori suspect sejumlah 6
Marmi
bayi (17,1%).
(2012),
bahwa
susu
formula merupakan pemula yang dapat
3. Bayi usia 6-12 bulan yang diberikan
memenuhi kebutuhan nutrisi selama 4-
susu formula di Kelurahan Leban,
6 bulan pertama kehidupannya. Susu
Kecamatan
formula
agar
Kendal, Provinsi Jawa Tengah, dari
komposisi dan kadar nutrisinya dapat
35 bayi terdapat 20 bayi (57,1%)
memenuhi
yang
dengan
yang
disesuaikan
kebutuhan komposisi
bayi ASI.
sesuai
Boja,
memiliki
Kabupaten
perkembangan
Namun
motorik
halus
dalam
kategori
beberapa peran ASI lainnya belum
normal,
namun
dalam
kategori
mampu digantikan oleh susu formula
suspect jumlahnya cukup banyak,
misalnya: peran bakteri prebiotik anti
yaitu sejumlah 15 bayi (42,9%).
alergi atau peran psikososial. DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Leban, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, yang berjumlah 70 bayi, sebagian
Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Harnowo, P. A. 2012. Hanya 33,6% Bayi di Indonesia Yang Dapat ASI Eksklusif. http//health.detik.com. diakses tanggal 20 april 2014.
Hidayat, A. A. 2010. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakata : Salemba Medika. Khasanah, Nur. 2011. ASI Atau Susu Formula. Yogyakarta : Flash Book Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prasetyono, D. S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan
Kemanfaatannya. Yogyakarta : Diva Press. Roesli,
Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Rulina. 2004. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : FKUI. Rumini,
S. & Sundari, S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja: Buku Pegangan Kuliah. Jakarta : Rineka Cipta.