19 PEI\INGKATAN PRODUKSI SUSU MELALUI INDUKSI HORMON OKSITOSIN PADA SAPI PERAH DI TINGKAT PETERNAKAN RAKYAT THE INCREASE OF MILK YIELD THROUGH INDUCTION OF OXYTOCIN HORMONE IN DAIRY CATTLE AT SMALLHOLDER Oleh : Mas Yedi sumaryadi, sri utami, dan BambangHartoyo Jurusan produksi rernak Fakultas peternakanuNSoED (Diterima : t9 Agustus2002, disetujui : 2I Agustus 2002) ABSTRAK Suatukegiatanpenyuluhanpada tingkat rnasyarakattelah dilakukandi Kelompok PeternakSapiPerah"Lestari"desaTumiyang,Pekuncen,Banyumasyang bertujuan unfuk meningkatkan produksisusu melalui induksi hormon oksitosin.Uetooe"pendekatan yang digunakan dirancang menjadi dua tahap. Pada tahap pertama digunakan metode instruksional dan dialogmelaluikegiatanprogrampenyuluhan. puoutahaptoua digunakan metodeaplikasipercontohan.Hasil yang telah dicapaipadatahappertama,para peternak telahmengetahui perananoksitosinterhadappengeluirai1*ttt let diwn) air susu,danaspek nutrisi kaitannyadenganproduksi susu. Selanjutnyadisimpulkanbahwa induksi hormon oksitosinmampumeningkatkan produksi.susu padasapiperahsebesarIg,64persen,dengan tidak menurunkan kualitasfisik maupunbiologisair iusu tercermindari berit jenis dan-uji reduktase masing-masing adalahT,azzdan 5,3 jam. Namunmasihperlu dikaji trul, lanjut aspekekonomismaupunteknis pelaksanaannya, mengingatpemberianhormon ini perlu pen-vuntikan yangberulanspadasetiappemerahan. KataKunci: ProduksiSusu,Oksitosin.Sapiperah ABSTRACT The socialservicesactiviry has beencarriedout involving a farmer group of dairy cattle"Lestari"Tumiyangvillage, Pekuncen,Banyurnas.The objectivesof activity was to increaseof milk yield throughinductionof oxytocinhormone.The approach methodswere designedin two steps' The first step were instructionaland dialogue methodsthrough extension program.The secondstepwasusedto demonstrate applicationmethod.The result reachedwas that the farmershad known about role of oxytocin hormoneto milk excretion (milk let down), and nutrition in relation to milk yield. Then, it was concludedthat inductionoxytocinhormonewasableto increasemitt
Peningkatan PeoduksiSusumelalui Induksi Hormon ... (Mas Yedi Sumaryadidkft.)
20
PENDAHULUAN Produksisususapiperahdi Indonesia jauh lebih rendahdibandingkandengandi negarasubtropis,walaupundenganpotensi genetika yang tidak jauh berbeda. Diperkirakan adanya bermacamfaktor di luar faktor genetikadan manajemenyang persistensi(pengeluaran) menyebabkan air sususangatrendah.Hal ini erat kaitannya denganmodulasihormon-hormonendogen yang memacu pertumbuhan dan perkembangankelenjar susu (Sumaryadi dan Manalu, 1995). Selama ini, metode yang ditempuh untuk meningkatkan produksi susu adalah melalui perbaikan pakan. Namun, hal ini tidak manajemen jika tidakdiikuti akanberhasilsepenuhnya, dengan modulasi hormon mammogeni (memacu pertumbuhan kelenjar susu) maupun induksi hormon eksogen yang berperanmengkontraksisel-sel sekretoris alveoli. Produksi susu dipengaruhi oleh tingkat perkembangan kelenjar susu pada awal laktasi (Sheffield dan Anderson, 1985;Sumaryadidan Manalu, 1995),laju penyediaanzat-zat makanan ke kelenjar susu serta kelengkapanperangkat sintesisnya selamalaktasi (Frimawatydan Manalu, 1999), dan laju involusi sel-sel kelenjar susu (Wilde dan Knight, 1989; Manaludan Sumaryadi,1998a). Prosesperkembangan kelenjar susu s e l a m a ke b u n ti n g a n sa mp ai mampu berfungsimensintesis air susu beradadi bawah pengaturan kelompok hormon mammogenidan faktor pertumbuhanyang dihasilkanovarium, korpus luteum, dan
plasenta,ditambahdenganhormon-hormon yang dihasilkan oleh hipofise prolaktin maupunoksitosin(Tucker, 1985;Forsyth, 1996).Oleh karenanya,perkembangan selsel kelenjar susu menunjukkan kesiapan "pabrik" untuk menghasilkansusu yang masih dapat ditingkatkanmelalui sekresi hormon-hormonsecara endogen, untuk meningkatkanketersediaan hormon dalam sistemsirkulasiinduk. Hormon oksitosin dari hipofise anterior berperan terhadap pengeluaran (nillk let down) air susu (McDonald, 1980).Padadomba,penyuntikan oksitosin sebelumpemerahanmampumeningkatkan produksi susu (Sumaryadidan Manalu, 1995; Surnaryadidan Manalu, 1998; Manaludan Sumaryadi,1998b;Sumaryadi dan Manalu, 1999). Sebelumnya dilaporkanpula bahwapemberianoksitosin secara eksogen akan mempengaruhi produksidan komposisisususelamalaktasi (Nostrandet el., 1991; Linda et e.L, 1993). Penyuntikanoksitosin sebelum pemerahan sangat nyata meningkatkan produksi susu. Peningkatanini bukan disebabkanoleh peningkatansintesisair susu,tetapiakibatbersihnyaair susuyang dikeluarkan dari sel alveoli yang disebabkanpengaruh oksitosin terhadap kontraksisel-sel tersebut(Linda et al., 1993). Melihat kenyataantersebut, maka induksi (pemberian) hormon oksitosin eksogensebelumpemerahanmemberikan peluang terhadap pemecahanpersoalan peningkatanproduksi susu sapi perah di tingkatpeternakan rakyat.
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. ll No. 2 Agustus2002 : 19-25 ISSN : l4ll-9250
zl METODE PENELITIAN Metode pendekatan yang dilakukan dalam kegiatanini adalah metode pelatihan
pada pagi dan sore hari, masing-masing dilakukan tiga kali pengukuran. Selanjutnyadilakukan pemerahanair susu
melalui dua tahappelaksanaan, yaitu tahap
dan dilanjutkandenganpengujiankualitas
pertama penyampaian informasi melalui penyuluhan, tahap kedua aplikasi
susu. Tingkat produksi susu diukur dan kualitas susu diuji melalui uji berat jenis
percontohan dengan mengambil sampel induk sapi perah yang secara fisiologis
untuk mengetahuisifat fisik susu, dan uji daya reduktasesebagaiuji hayati terhadap
baru melahirkan sebelum ctikarvinkan kembali.
aktivitas enzim mikroba dari air susu. Data sekunder diambil dari Koperasi pesat
Tahap pertama, penyampaian informasi melalui kegiatan penyuluhan
untuk menjelaskansecara deskriptif aspek penerimaandan pemasaranair susu yang
ditujukan bagi para peternak sapi perah ) ang termasuk dalam anggora kelompok
disetorkan dari kelompok peternak sapi perah.
Lestari. Sebelum melaksanakankegiaran pen,ruluhan dilakukan obserr,asiterhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
biodata para peternak yang menerima paket bantuandari Provek pengembangan
A. Tinjauan Teknis Produksi
Sapi Perah BPTHN.{T Baturaden.Hal ini diiakukanmeialui \\'a\\'ancara langsungdan
Sesuaidengan tujuan kegiatan untuk meningkatkanproduksi susu sapi perah di
datasekunderyang ada di ketua kelompok, sebagaibahan unruk dikembangkandalam
tingkat peternakan rakyat, maka sasaran pelaksanaan kegiatan ini lebih banyak dilakukan di Kelompok peternak Sapi
penyuluhan. Pada tahap ini, informasi t,ang diberikan berupa pengetahuantentang
Perah, yang secarateknis berada di bawah binaan Proyek PengembanganSapi perah
peranan oksitosin terhadap pengeluaran ttttilklet dotun)air susu.dan aspeknutrisi
BPTHMT Baturaden.
r ans berkaitan dengan produksi susu, di sanrpingteknik pemerahandan manajemen penanganali air susu.
Sebelum dilakukan kegiatan penerapan induksi hormon, dalam upaya mengembangkan dinamika kelompok telah
Pada tahap kedua dilakukan aplikasi
dilakukan pertemuan dengan seluruh anggota kelompok peternak sapi perah
percontohan pemberian oksitosin untuk peningkatanproduksi susu. pada tahap ini
Lestari. Pertemuan menyepakati diadakannyapertemuan rutin pada setiap
dilakukan praktek langsung penerapan paket teknologi induksi oksitosin pada 10
Sabtu minggu pertama setiap awal bulan, di samping membicarakan perkembangan
ekor sapi perah yang belum dikawinkan kembali setelah melahirkan. Setiap ekor
kelompok di bidang peternakan domba, juga diisi dengan acaraarisan dan simpan
sapi perah diberi
pinjam untuk mendinamiskan kebersamaan
I
ml
(50 mg/mt)
oksitosin sebelum dilakukan pemerahan
anggotakelompok.
PeningkatanPeoduksiSusu melalui IncluksiHormon
(Mas
Sumarvadidkk.\
22 Pemberdayaan kelompok dengan penerapan induksi hormon dilakukan
perkawinan), teknik pemerahan, serta
melalui beberapa tahapan, antara lain
digunakandalam induksi hormon oksitosin
sebagaiberikut.
untuk meningkatkanproduksisusu.
Tahap I : Penyuluhan
Tahap II : Aplikasi Percontohan
mengenal alat-alat peraga yang akan
Tahap pertama, penyampaian
lnduksi hormon oksitosin dilakukan
informasi melalui kegiatan penyuluhan yang ditujukan bagi para peternak. Pada
tim penyuluhpada beberapasampel induk sapi perah sebelurn dikawinkan kembali
tahapini, informasi yang diberikan berupa
setelahmelahirkan.FIasilpemantauanpada
pengetahuan dan pengenalan hormon
tahap ini, berdasarkan pcngukuran
oksitosin yang meliputi peranan oksitclsin
produksi dan kualitas air susu dari catatan sapi perah yang ticlak diinduksi (kontrol)
terhadappengeluaranQnitk let tltnrn) air susu, pencegahanpenyakit mastitis, dan
dan yang diinduksi hormon oksitosin,
aspek nutrisi kaitannya dengan produksi s u s u , d i s u n t p i n gt c k n i k p c n r e r l r h u tnl u t
disajikanpadaTabel l. 'l'ubcl I ntcnuniukkunhahwu pada
managemenpenanganan air susu.
sapiperahytng diinduksihornlln oksitosin
Hasil penyuluhan lnenun.iukkan
terjadi peningkatanproduksi susu hasil
perhatiandan partisipasianggotakelonrpok
pemerahanpagi, sore, dan total per hari
cukup besar. Sebagai petun.iuk
rrrasing-rnasing sebesar27,35, 14,53, dan 18,64 persen, jika dibandingkan dengan
keberhasilan penyampaian informasi melalui penyuluhan,ternyata para peternak minimum telah mengetahui aktivitas reproduksi sapi perah (gejala berahi,
sapi perah yang tidak diinduksi oksitosin (kontrol). Peningkatan ini bukan disebabkanoleh peningkatan sintesis air
Tabel1. RataanProduksidanKualitasSusuSapiPerahyangDiincluksiHormonOksitosin Peubah
Kontrol
Indulai Olaitosin
ProduksiSusu(h) Pagihari
8.9013.00
10.80r 2.20
Sore hari
5.85+ 1.43
6.70r 1.30
Total per hari
14.75x3.31
17.50 f 3.36
Baik
Baik
Uji Alkohol
BeratJenisSusu Uji Reduktase(anr)
1.025* 0.002
3.3sr 1.03
1.022*.0.002 5.20t 0.95
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. II No. 2 Agusrus2002 : 19-25 ISSN : l4ll-g110
23 susu, tetapi akibat bersihnya air susu yang dikeluarkan dari sel alveoli yang disebabkan pengaruh oksitosin terhadap kontaksi sel-sel tersebut (Linda et al.. 1993). Pengujian susu berguna untuk mengetahui kualitas susu dari peternak yang akan dikirim ke Koperasi pesat. Proses pengujian dilakukan dari sampel sapi perahmeliputi uji alkohol, berat jenis dan uji redukrase. Uji alkohol menunjukkan induksi hormon oksitosin tidak menyebabkan kerusakan fisik air susu. Hasil rataanuji berat jenis air susu dari sapi perah yang diinduksi hormon oksitosinadalah l,0ZZ + 0,002. Rataan nilai tersebutdianggapsudahnormal untuk aplikasi di lapangan, walaupun nilai berat jenis ini masih lebih rendahdari nilai berat jenis )'ang ditetapkan oleh Dirjen Peternakan, yang tertuang dalam Surat Keputusannomor 17 tahun 1983, yairu sebesar1,028. Hal ini adalahkarenaberar jenis air susu sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengukuran setelah pemerahan(Hadiwiyoto, 1994). Demikian pula hasil pengukuran waktu reduktase pada air susu dari sapi yang diinduksi hormon oksitosin lebih lama dibandingkan dengan kontrol, yaitu 5,20 * 0,95 jam. Hasil ini masih cukup baik karena masih dalam batas waktu yang bisa diterima di Koperasi maupun di Industri pengolahan Susu, yaitu 2,5 - 5 jam dengan jumlah bakteri I - 4 juta/ml susu. Berdasarkan hal tersebut, ternyata
terbukti induksi hormon oksitosin pada sapi perah mampumeningkatkanproduksi susu tanpa menurunkan kualitas susu ditinjau dari sifat fisik maupunbiologi air susu, bahkan mampu menekanmikroba yang mencemariair susu. Namun masih perlu dikaji lebih lanjut aspek ekonomis maupun teknik pelaksanaannya, karena pemberianhormon ini perlu penyuntikan yang berulangpadasetiappemerahan. Hal itu memerlukan keterampilandan kewenangan dalampenyuntikan. B. Tinjauan Teknis pemasaran Koperasi Pesat bergerakdi bidang persusuanyang meliputi unit umum ( a d m i n i s t r a s i ) ,u n i t p e n g e m b a n g a n produksisususapiperah,unit pengelolaan susu dan makanan ternak, dan unit distribusidan pemasaransusu. Kelompok Peter nak Sapi per ah Les tar i D es a Tumiyang seluruhnya masuk anggota Koperasi Pesat. Koperasi ini setiap hari menerimasusu segar dari para peternak (215peternak)berkisaranrara3000- 4000 liter. Rata-rataper hari susu segaryang disetorkanpara peternakDesa Tumiyang (sekitar90 peternak)dari hasil pemerhan pagi dan sore masing-masing adalahg50 dan250 liter. . Susu segar setelah diterima di Koprasi Pesat dipasarkandalam bentuk sususegartanpadiolah dan dipasarkanke Industri PengolahanSusu Sari Husada, loper susudan masyarakatumum, bahkan dipasarkanpula dalam bentuk olahansusu pasteurisasi.
Peningkatan PeoduksiSusumelalui Induksi Hormon ... (Mas Y€di Sumaryadidkk.)
24
KESIMI'ULAN DAN SAITAN
1 6 8 1 . A l J . 2 3 . l 9 l l > 5 1 2 0l0l a1l. y a n g s a r n a
Program pengabdian kepada masyarakat dapat berjalan baik. Anggota Kelompok Peternak Sapi Perah "Lestari"
disampaikan kepada Pimpinan Proyek
dapat mengadopsi pengetahuandan pengenalan hormon oksitosinyang meliputi
Purwokerto, serta seluruh anggota Kelompok Peternak Sapi Perah Lestari
peranan oksitosin terhadap pengeluaran (milk let down) air susu, dan aspeknutrisi
Tumiyang atas kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatanini.
yang berkaitan dengan produksi susu, di sampingteknik pemerahandan manajemen
DAFTAR PT]STAKA
penanganan air susu. Induksi hormon oksitosin tnalnpu meningkatkan produksi susu pada sapi perah sebesar18,64 persell, dengan tidak ntenurunkan kualitasI'isiknraupunbiologis air susutercermindari hcrat.jcnisdun uji reduktasemasing-rnasing adalah 1,022dan 5,3 jam. Namun, masih perlu dikaji lchih lanjut aspek ekonomi maupun teknik pelaksanaannya, karenapemberianhormon ini memerlukanpenyuntikanyang berulang pada setiap pemerahan, sedangkanhal ini memerlukanketerampilandan kewenangan dalam penyuntikan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terirna kasih disampaikan kepada yang terhormat Ketua Lembaga PengabdianKepada Masyarakatyang telah memberikan kesempatan dan biaya pelaksanaankegiatan melalui dana Proyek P e n g e m b a n g a nU n i v e r s i t a s J e n d e r a l SoedirmanTahun Anggaran 2001 sesuai denganSurat Perjanjian Kerja Pelaksanaan PengabdianKepada Masyarakat Program IPTEK dan VUCER UNSOED Nomor :
Pengembangan Sapi Perah BPT-HMT Baturaden, Koperasi Pesat "Satria"
F-orsyth,I.A. 1996. The Insulin-like Growth lractorand EpidernralGrowth Iiactor lianrilics irr Malrrnrary Clcll (irowth in I(ultrirrants:Action and f r r l c l ' l r c t i own i t h l l o r n t u r r c s. 1 . D u i r v S r ' i .7 9 : l 0 t l 5 . I ; r ' i n u r w u l yl ,: . a r r d W . M a r r a l u . 1 9 9 9 . l.lrclosc SynthctascActivity irr thc Munrnrary Clands ol' Superovulatecl Iiwcs . Snrull Rlurtinunl Reseurch (Subrnitted). Hadiwiyoto, S. 1994. f'eori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Edisi II, Liberry, Yogyakarta. Linda, V.8., J.L. Bleck, and R.D. Bremel. 1993. The Eff'ectsof Dairy Oxytocin Inicction llefbrc arrd Alicr M i l k i n g o n M i l k l ) r t i l u c t i o n ,M i l k Plasnrin,and Milk Coruposition.J. Doiry Sr:i.l6 :315-320. McDonald, L.E. 1980. Vetarinary Endocrinology and Reproctur:tion. 3rcl Ed., Lea and Febiger, Philadelphia. M a n a l u ,W . a n d M . Y . S u m a r y a d i 1. 9 9 8 a . Mammary Gland Indice at the End of Lactation in JavaneseThin-tail Ewes with Different Litter Sizes. AsianAust. J. Anim. Sci. 1l :648-654.
JurnalPembangunan Pedesaan Vol. II No. 2 Agustus2002 : 19-25
ISSN : 1411-9250
25 . 1998b. Tantangan dan K e s e m p a t a nd a l a m B i d a n g Endokrinologidalam Penelitianllmuilmu Peternakan dan Peningkatan Produksi Ternak di Indonesia. Il. Pert.Indon 7(1) :20-42. Nostrand, S.D., D.M. Galton,H.N. Erb, and D.E. Bauman. I99I. Effects of Daily ExogenousOxytocin on Lactation Milk Yield and Composition.J. Dairy. Sci. 74 : 2 tt9 -2 t2 7 . Sheffield,L.G. and R.R. Anderson.1985. Relationship betweenMilk Production and Mammary Gland Indices of GuineaPigs.J. Dain'Sci. 68 : 638645. Sumaryadi, M.Y. dan W. Manalu. 1995. Contributions of Maternal Serum P r o g e s t e r o n ea n d E s r r a d i o l Concentrations or CorporaLutealand Fetal Number to Mammarv Growth and Developmentof Eu'es During P re g n a n cy. B u l l e ti n of Anim al Science,SpecialEdition : 243-247. 1998.Pemanfataan Beberapa
Profil Hormon dan Metabolit Darah Induk Domba Selama Kebuntingan sebagai Prediktor untuk Menunjang Keberhasilan Reproduksi : Prediksi Jumlah Anak, Bobot Lahir, Pertumbuhan Kelenjar Susu dan Produksi Susu. Prosiding Seminar Nasionnl Peternakan dan Veteriner. Jilid II : 425-436. . 1999. Prediksi Pertumbuhan Kelenjar Susu, Produksi Susu, dan Involusi Kelenjar Susu Berdasarkan Profil Hormon dan Metabolit Darah selama Kdbuntingan pada Domba Ekor Tipis. Bulletin Peternaknn23(3) : 103-126. Tucker,H.A. 1985.Endocrine and Neural Control of the MammaryGland. Pp. 39-79. In; Larson B.L. (Editor) Lactation. Iowa State Universitv Press,Ames. Wilde, C.I. and C.H. Ituight. 1989. Metabolic Adaptations in Mammary Gland during the Declining Phaseof Lactation. J. Dairy Sci. 72 : 16791692.
PeningkatanPeoduksiSusumelalui InduksiHormon ... (Mas Yedi Sumaryadidkk.)