SeminarNastonal Peternakan dan Veteriner 1999
KOEFISEN REGRESI UNTUK MENGESTIMASI PRODUKSI SUSU LAKTASI LENGKAP SAPI PERAH FRIES HOLLAND ANNEI:E ANGGRAENI 1 ,
KusumA DIwyANT02 ,
dilll CHALID THALIB 1
t Balai Penelitian Temak, P.O. Box 221, Bogoc 16002 2 Pttsat Peneftian clan Pengembangan Petentakan, Alan Raya Pajajaran, Bogor 16151
ABSTRAK Penelitian dilakukan berkaitan dengan upaya untuk mengliasilkan sapi perah bibit sebagai salah satu alternatif strategis dalam mengatasi kekurangan produksi susu nasional. Catatan produksi susu sapi Fries Holland (FH) berasal dari penlsahaan dan balai pentbibitan sapi peralt dipergunakan untuk mengkaji : 1) stcndarisasi masa laktasi yang lebill sesuai dengan kondisi fisiologi sapi FH lokal, 2) mengetalmi penganh lingkungan (peternakan, tahun -, musim, unnlr beranak, dan taliap laktasi) pada hubungan antara produksi susu sebagian dan lengkap, 3) dcn pengembangan faktor-faktor koreksi (FK) hari laktasi dengan metode regresi . Penentuan masa laktasi pembaku dikaji dari aspek biologis dengan mempelajari pola kurva produksi susu. Metode regresi sederhana dipergunakan untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari produksi susu harian setiap bulan, sedangkan metode regresi berganda dipergunakan untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari produksi susu harian pada sejumlah bulan benlnltan . Kedua perangkat faktor regresi diperoleli dengan mcngeliminasi penganh lingkungan (peternakan, talmn, musint, dan interaksi peternakan x taluln x musint) yang nyata mempenganhi produksi susu. Koefisien regresi kemudian dikembangkan untuk sapi unulr muda dan dewasa apabila ternyata unnlr memberikan sumbangan nyata . Peroleltan pola kurva produksi susu mengindikasikan baliwasanya lania laktasi delapan atau senibilan bulan kenulngkinan dapat dijadikan sebagai alternatif masa laktasi pembaku (lengkap) sapi FH lokal . Faktor lingkungan eksternal meliputi peternakan dan tallun sebagian besar berpenganh nyata (P<0,05), sebaliknya musim secara konsisten berpenganh tidak nyata (P>0,05) pada hubungan linier antara produksi susu harian dengan laktasi lengkap (8, 9, dan 10 bulan) . Demikian pula unulr sebagai faktor lingkungan internal sebagian besar memberikan penganh nyata (P<0,05), sedangkan interaksi antara unnlr dengan musim berpenganh tidak nyata (P>0,05) pada lnlbungan linier antara produksi susu harian dengan produksi lengkap . Perangkat faktor regresi sederhana sebagai FK hari laktasi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap (8, 9, dan 10 bulan) perlu dikembangkan pada kelompok umur muda (<36 bulan) dan dewasa (>_36 bulan) bagi hampir senula produksi susu harian darai bulan laktasi berjalan. Sedangkan koefisien regresi berganda untuk mengestimasi produksi susu lengkap dari pengujian harian pada sejurrilah bulan yang beninltan perlu dikembangkan pada kedua klas umur muda (<36 bulan) dan dewasa (?36 bulan) hanya untuk laktasi lengkap 10 bulan. Kata kunci : Produksi susu, koefisien regresi PENDAHULUAN Membangun stnktur perbibitan sapi peralt dalam negeri menpakan salah satu upaya strategis untuk memperkuat berbagai langkah dalam memperkokoh pembangunan industri sapi perah nasional memasuki era persaingan bebas. Produksi sapi perah bibit domestik baik pejantan
168
Senunar Nosional Peternakan dan Vete, iner 1999 dan betina berkualitas genetik unggul, akan memberikan peranan penting dalam mencapai tujuan dan keinginan berswasembada susu . Hal ini dimungkinkan karena produksi sapi perah bibit yang sudah ten)ji superioritas genetiknya untuk menghasilkan (mewariskan) produksi susu pada kondisi pemeliharaan di daerah tropis Indonesia akan memberikan manfaat positip antara lain : mampu mengkonversi penggunaan input produksi menjadi produk susu secara efisien, mempermudah penyediaan sapi pejantan dan betina lokal, serta menghemat devisa negara.
Seliubungan dengan keinginan untuk membangun usaha perbibitan dalam negeri tersebut, maka berbagai prasarana yang diperlukan dalam evaluasi mutu genetik sapi perah domestik, perlu mendapatkan perhatian . Perangkat faktor standarisasi yang berfungsi untuk mengeliminasi keragaman produksi susu sebagai akibat pengaruh dari berbagai faktor lingkungan internal atau fsiologis sapi perah seperti lama laktasi, umur beranak, dan frekuensi pemerahan umumnya masih diadopsi dari negara iklim sedang, khususnya dari Dairy Herd Improvement Association, Amerika Serikat (ANGGRAENI, 1998) . Dengan demikian faktor standarisasi pengaruh lingkungan internal merupakan salah satu prasarana yang perlu mendapatkan kajian pengembangannya untuk sifat produksi susu sapi perah (Fries Holland/FH) lokal . Masa laktasi atau lama sapi berlaktasi men)pakan lingkungan internal yang sangat mempengarulu jumlah produksi susu sapi . Lama laktasi ideal yang biasa diterapkan pada sapi perah Bos tattrus di daerah iklim sedang (dingin) adalah selan)a 305 hari . Kondisi ini mendapatkan pada pert imbangan untuk dapat diperoleh produksi susu (dan pedet) tertinggi selama masa hidup produktif sapi betina, diperlukan selang beranak selama 12 bulan atau 365 hari, yakni dengan masa kosong 60 hari, masa laktasi 305 hari dan masa kering 60 hari (SCHMIDT, 1988) . Oleh karenanya kebanyakan negara iklim sedang menerapkan 305 hari sebagai masa laktasi pembaku (lengkap) dalam evaluasi mutu genetik sapi perahnya . Akan tetapi pada masa sebelu)nnya tidak jarang diterapkan standar masa laktasi lengkap selama 365 hari . Hal ini menunjukkan pada iklirn yang sesuai dan didldcung manajemen pemeliharaan secara baik, sapi perah Bos taurus dalam kisaran masa laktasi yang panjang dapat menghasilkan susu dengan jumlah cukup tinggi . Namun pada kondisi pemeliharaan di daerah panas (tropis) dengan manajemen pemeliharaan kurang )nendukung (masalah pakan, tatalaksana, sanitasi, dan penyakit) memperlil)atkan kecendenmgan penunman keselun)han kinerja sapi perah . Penelitian secara komprehensif yang dilakukan MCD(.)WELL (1989) membuktikan pemeliharaan sapi perah (FH) di negara berikli)n panas yang semakin mendekati garis lintang utara, memberikan korelasi negatif dengan keselunlhan produktivitas ternak . Sebagaimana ditunjukkan antara lain dengan semakin menun)nnya produksi susu dan survivabilitas selaras dengan meningkatnya masa kosong (selang beranak) dan masa kering sapi perah pada pemeliharaan di daerah panas Mexico, Puerto Rico, Columbia, dan Venezuela (3-28°LU) dibandingkan New York dan Carolina Utara (35-42°LU) . Pemeliharaan di daerah panas El Savador juga memberikan penampilan masa laktasi sapi FH dan Brown Swiss jauh lebil) singkat dari masa laktasi 305 hari, masing-masing 284 dan 294 hari (REAVES, 1985) . Pengamatan tersebut didukung oleh beberapa laporan hasil penelitian di sejumlah pen)sahaan sapi perah di Indonesia yang mendapatkan masa laktasi sapi FH lokal sangat bervariasi yang menyebar Was di sebclah kiri dan kanan masa laktasi pembaku 305 hari (SUBANDRIYO, 1982 ; MAYLINDA, 1986 ; ANGGIZAENI, 1998), sehingga perlu diperlukan kajian masa laktasi pembaku yang lebih sesuai dengan sapi perah (FH) lokal . Usalia tersebut din)ulai dengan menerapkan batas masa laktasi pembaku sebagai alternatif masa laktasi lengkap yang lebili sesuai dengan kondisi fisiologis sapi FH lokal, untuk ken)udian mengembangkan FK produksi susu parsial pada batas masa laktasi pembaku yang sudah
16 9
Seminar Nosional Peternakon dan Veteriner 1999
ditetapkan . Dengan diperolelinya perangkat konstanta standarisasi produksi susu pada berbagai lama (hari) laktasi sesuai dengan kondisi fisiologis sapi FH lokal diharapkan akan meningkatkan akurasi evaluasi genetik produksi susu. Penelitian bertujuan untuk : 1) menentukcn batas masa laktasi pembaku yang sesuai dengan kondisi fisiologis sapi perah FH lokal, 2) mengetchui pengaruh lingkungan (peternakan, tahun, musim, umur beranak, dan tahap laktasi) pada hubungan antara produksi susu sebagian dengan laktasi lengkap, dan 3) penentuan FK hari laktasi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari produksi susu harian setiap bulan (parsial) dengan menggtinakan metode regresi . MATERI DAN METODE Matcri pcnclitian Mempergunakan sapi perah FH lokal yang sudah berlaktasi, bersumber dari penisahaan sapi perah PT Bani Adjak, PT Taunis Dairy Farm, dan PT Cijangggel di Jawa Barat serta BPT-HMT Baturraden (Punvokerto) di Jaiva Tengah . Pengumpulan data sekunder dilakukan terhadap identitas, reproduksi, dan produksi susu sapi pada kisaran pengamatan selama taluin 1982- 1992, kecuali PT Cijanggel selama talmn 1992-1998 . Data curah hujan bulanan (mm) dikumpulkcn selama 10 talmn sekitar pengamatan awal produktivitas sapi perah (1982-1991) . Pengumpulan data curah hujan bersumber dari Stasiun Geofisika Lembang (Bandung), Pakinvon (Sukabunii), dan Dinas Perhutani Baturraden (Lampiran 1). Metodc pcnclitian Masa laktasi pembaku Dalam menetapkan masa laktasi pembaku sebagai batas masa laktasi lengkap untuk mengembangkan perangkat FK hari laktasi, dikaji dari aspek biolologis yakni dengan memperhatikan pola kurva produksi susu harian beninrtan pada setiap bulan laktasi berjalan sampai tercapai kering alami. Produksi susu harian mempakan produksi susu pada hari ke tujuli dari setiap bulan laktasi bersumber dari tiga lokasi peternakan PT Taunis Dairy Farm, PT Bani Adjak, dan BPT Baturraden . Pada PT Bani Adjak yang niencatat produksi susu harian setiap minggu di tanggal yang sama, dilakukan estimasi produksi susu harian setiap bulanan menggunakan metode interpolasi linier. Faktor koreksi hari laktasi Pembentukan FK hari laktasi dilakukan menggunakan metode regresi . Ada dua metode regresi yang diterapkan, yaitu : I) regresi linier sederhana dipefgtmakan untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap terhadap produksi susu harian setiap bulan laktasi, dan 2) regresi linier berganda dipergunakan untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari sejunnlah produksi susu harian pada serangkaian bulan yang beninrtan . Kedua macam persamaan regresi didapatkan dengan memperhitungkan pengaruh peternakan, tahun, musim, dan umur saat sapi beranak atau berawal laktasi . Adapun model linier untuk mengetahmi pengandi faktor lingkungan pada pengembangan regresi dari produksi susu parsial sebagai berikut
170
Yijklm
= Fl + P; + Tj + Mk + Ul + MUM
Yijklm
= 4 + Pi + Tj +
Mk
+
PTMijk
+ P (Xijklmt -
+ Ul + MUM +
PTMijk
+ EP
Xt) +
Eijklm
X)
+ Eijklm
(Xijklntt -
Seminar Nasional Peternakon dan Veteriner 1999
Keterangan : Y;;k,~, adalah produksi susulaktasi lengkap ke-m pada peternakan ke-i, tahun beranak kej, musim beranak ke-k, clan umur beranak ke-1 . Dengan p adalah rataan populasi, Pi pengaruh peternakan ke-i, T; penganih tahun beranak kej, Mk pengarute musim beranak ke-k, U, pengaruh umur beranak ke-1, £ ;,k,, galat acA. Sedangkan (3 adalah koefisien regresi linier clan berganda secara benirutan mulai dari produksi susu harian di bulan pertama sampai bulan laktasi terakhir. Musim beranak dignipkan kedalam musim hujan (Nopember-April) clan kemarau (MeiOktober) berdasarkan sebaran curah luijan bulanan sepanjang tahun pengamatan (Lampiran 1). Sedangkan umur beran k dikelompokkan menjadi umur muda(<36 bulan) dan dewasa (>_36 bulan) berdasarkan rataan umur sapi pada saat menjalani periode laktasi pertama. Dilakukan analisis kovarians (ragam clan peragam) untuk mengetahui pengaruh masingmasing peubali tetap peternakan, talmn, musim, clan umur serta interaksinya (persamaan x tateun x inusim clan nluslnl x unitir) pada hubungan linier antara produksi susu harian dengan laktasi lengkap . Interaksi umur dan musim perlu diketahui dalam kemungkinan mendapatkan persamaan regresi (linier sederhana dan berganda) pada kelas musim dan umur tertentu . Interlksi persamaan, tahun, clan musim dipert imbangkan sebagai ketiga faktor eksternal yang diperkirakan penganihnya akan saling berinteraksi dalam mendapatkan persamaan regresi produksi susu laktasi lengkap terhadap produksi harian setiap bulan maupun sejumlah bulan berurutan . Persamaan regresi linier sederhana dan berganda diperoleli dengan menghilangkan pengaruh faktor utama peternakan, talnm, dan musim serta interaksinya, kemudian dikembangkan pada dua kelompok umur (muda dan dewasa) apabila berbagai komponen lingkungan tersebut memberikan penganih nyata. HASIL DAN PEMBAHASAN Kurva produksi susu Komponen lingkungan eksternal peternakan dan tahun memberikan pengaruh berarti pada kurva produksi susu harian, sebaliknya musim tidak memberikan penganih secara berarti (Gambar 1, 2, clan 3). Kecilnya pengaruh musim diperlihatkan oleh hampir keseluruhan kurva produksi susu dari kelahiran musim hujan berhimpitan dengan kelahiran musim kemarau. Pengamatan antarpeternakan menunjukkan pola kurva produksi susu lebili mendekati antara BPT Baturraden dan PT Baru Adjak, sedangkan pola kurva Taunis Dairy Farm berbeda dibandingkan kedua lainnya . Taunis Dairy Farm mempunyai pola kurva produksi susu sama dengan pola umum kurva laktasi sapi perah, meningkat sampai mencapai puncak produksi pada bulan awal (bulan kedua) kemudian mengalami penurunan . Sedangkan kurva produksi susu BPT Baturraden dan PT Bani Adjak mengalami penurunan sejak awal laktasi, dengan produksi susu PT Baru Adjak selalu lebili tinggi dari BPT Baturraden . Periode laktasi juga memberi kontribusi berarti pada kurva produksi susu harian (Gambar 4). Sapi dengan periode laktasi lebih awal umumnya mempunyai kurva produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan periode laktasi berikutnya. Perbedaan tingkat produksi dan persistensi tersebut diperjelas oleh kurva produksi susu harian sapi umur muda (<36 bulan) clan dewasa (>_36 bulan) (Gambar 5). Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan HAMIDAH (1987) clan ANGGRAENI et al. (1998) yang memperoleh perbedaan kurva laktasi antara sapi muda dan dewasa dikarenakan sapi muda mempunyai persistensi produksi susu lebih tinggi.
Seminar Nosional Peternakan dan Veteriner 1999
Produllsl Busu 1O 16 u t 10 5 6 6 z 0
0
S
Gambar 1.
10
13
70
E
70
BNill
Kurva produksi susu harian setiap bulan laktasi berdasarkan penlsalman
Kurva produksi susu harian setiap bulan laktasi berdasarkan talum beranak
Gambar 2.
Produksl suw 10 16 14 10 B 10 '~ 6 6 4 2 0
Gambar 3.
17 2
Kurva produksi susu harian setiap bulan laktasi berdasarkan musim beranak
-Mrt per-2 -POr3 -p4r4 -per_3 -par_e
0
Gambar 4.
5
10
13 Bul:n
70
25
30
Kurva produksi susu harian setiap bulan laktasi berdasarkan periode laktasi
Seminar Nasional Peternakon dan Veteriner 1999
Gambar 5 . Kurva produksi susu harian setiap btdan laktasi berdasarkan umur beranak Hasil diskripsi dan kinerja masa laktasi dapi FH disetiap peternakan menunjukkan BPT Baturraden nienipunyai masa laktasi singkat lebili banyak dibandingkan Taurus Dairy Farm dan PT Baru Adjak . Hanya sekitar 50% masa laktasi sapi peralt FH di peternakan ini dapat mencapai masa laktasi 10 bulan (305 hari), sedangkan pada Taurus Dairy Farm dan PT Baru Adjak mencapai sekitar 70% . Nanum pada Taurus Dairy Farm kurva produksi lebih mewakili sapi-sapi dengan kecendeningan produksi susu bagus, dikarenakan catatan produksi susu sapi tersebut lebih tersedia dibandingkan sapi dengan niasa laktasi pendek . Klasifikasi dengan mendasarkan tahun, musim, periode laktasi, dan utnur secara umum mengilustrasikan sekitar 60% masa laktasi yang diakhiri dengan kering alami dapat mencapai lama laktasi 10 bulan sebagai standar masa laktasi lengkap (305 hari) sapi perah FH iklim sedang . Hasil diskripsi masa laktasi tersebut mengindikasikan standarisasi kepada masa laktasi 305 hari pada sapi FH lokal masili sesuai untuk diterapkan . Akan tetapi memperpendek masa laktasi pembaku sebagai batas laktasi lengkap dalam pembentukan FK hari laktasi dapat menjadi alternatif agar akurasi evaluasi kemanipuan genetik sapi FH lokal dapat ditingkatkan . Masa laktasi lengkap diusulkan pada tiga masa laktasi pembaku meliputi 8, 9, dan 10 bulan (305 hari) . Persetanse masa laktasi van mencapai masa laktasi pembaku yang diusulkan, dicantumkan dalam Tabel 1 .
SeminarNasional Peternakan dan Meteriner 1999
Tabel 1.
Masa laktasi yang mencapai masa laktasi pembaku yang diusulkan
Petemakan BPT . Baturraden Taunts Dairy Farm PT. Bani Adjak PT. Cijanggel Keselunihan
N 534 720 1 .398 100 2 .725
Delapan
% 84,36 85,14 87,98 95,46 85,50
Masa laktasi pembaku (bulan) Sembilan N % 434 68,56 597 68,94 1 .252 78,79 93,46 100 2 .257 70,82
N 309 442 1 .073 78 1 .953
Sepuluh 48,82 51,04 67,53 92,52 61,28
Hubungan antara produksi susu harian dengan laktasi lengkap Telah dilakukan hasil analisis kovarians untuk rnengetahui sumbangan pengaruh peternakan, tahun, rnusim, clan unuir, serta interaksi peternakan x talnin x rnusim clan umur x rnusim pada hubungan linier antara produksi susu harian setiap bulan dengan laktasi lengkap . Sumbangan komponen lingkungan terhadap keragaman produksi susu laktasi lengkap ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) yang diperoleh dari hasil nisbah antara jurnlah kuadrat setiap faktor terhadap jurnlah kuadrat total . Demikian pula RZ produksi setiap bulan menjelaskan sumbangan produksi susu harian pada bulan tertentu terhadap keragaman produksi susu laktasi lengkap berdasarkan hubungan linier antara keduannya . Sejumlah informasi diperoleh untuk mendapatkan koefisien regresi dalam mengestimasi produksi susu laktasi lengkap 8, 9, clan 10 bulan dari produksi susu harian setiap bulan, antara lain : Produksi susu harian pada bulan awal sampai pertengahan laktasi dapat menjelaskan produksi susu laktasi lengkap relatif Iebih baik dibandingkan bulan-bulan akhir laktasi . yang ditunjukkan (R- model) dengan meningkatnya hubungan linier antara produksi susu harian dengan produksi laktasi lengkap. "
Peternakan clan talnm sebagian besar memberikan pengaruli berarti (R2 = 1,11-2,15%), sebaliknya rnusim secara konsisten tidak memberikan sumbangan berarti (RZ = 0,01-0,02) pada setiap lnlbmlgan linier antara produksi susu harian clan lengkap yang diamati .
"
Meskipun interaksi antara ketiga komponen lingkungan peternakan, tahun, clan musim sebagian besar tidak menunjukkan pengandh nyata (P>0,05), namun hampir selalu memberikan sumbangan lebih besar dibandingkan hasil penjumlahan penganth tunggal peternakan, tahun clan musim.
"
Umur sebagian besar memberikan penganili berati clan sumbangannya semakin meningkat pada bulan-bulan akhir laktasi, sedangkan interaksi umur dengan rnusim secara konsisten tidak memberikan sumbangan berarti pada setiap hubungan linier antara produksi susu harian dengan laktasi lengkap . Hasil-hasil tersebut mengindikasikan bahwasannya
SeininarNasionalPeternakan clan Veteriner 1999
1.
Estimasi produksi susu laktasi lengkap (8, 9, clan 10 butan) akan lebih akurat bila cliproyeksikan berdasarkan produksi susu harian selama bulan awal sampai pertengahan laktasi .
2.
Etiminasi penganih lingkungan peternakan, tahun, clan umur cukup efektif dilakukan dengan cara menyimpangkan produksi susu individu sapi terhadap ragtan herdrnate-nya.
3.
Pengembangan konstanta regresi untuk mengestimasi produksi susu lengkap dari pengujian harian pedu dilakukan setidaknya untuk sapi umur muda dan dewasa . Hal ini sesuai dengan banyak penelitian di daeralh iklim seclang yang mengimformasikan setidaknya diperlukan perangkat FK yang berbeda untuk sapi yang berlaktasi pada umur muda clan dewasa dikarenakan adanya perbedaan persistensi yang jelas pada kurva produksi susu dari keduaanya (LAMB clan McGILLIARD, 1960, SUDONO, 1964; SARGENT et al., 1967; McDANIEL et al., 1968).
4.
Pengembangan kedua perangkat koreksi umur muda dan dewasa menjadi secnakin penting pada estimasi berdasarkan produksi di bulan-bulan akhir laktasi, tetapi tidak perlu diklasifikasikan lebili lanjut ke dalam musim beranak yang berbeda .
Demikian pula hasil analisis kovarians terhadap komponen lingkungan san}a yang dilibatkan ke dalam model dalam usalia mengetahui hubungan linier antara produksi susu dari jumlah bulan benirutan dengan produksi susu laktasi lengkap (8, 9, dan 10 bulan) memberikan pola yang hampir sama. Hanya sumbangan setiap komponen lingkungan semakin kecil selaras dengan bertambalinya junilah produksi susu harian dari bulan beninitan yang dilibatkan dalam model. Koefisien regresi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkal) dari produksi parsial Secara prinsipnya ada dua metode yang dapat diterapkan dalam memperoleh faktor estimasi produksi lengkap dari produksi saw pengujian ataupun kumulatif sebagian . Metode yang paling sederhanan adalah dengan memperoleh nisbah produksi total (lengkap) terhadap produksi sebagian . Estimasi produksi lengkap diperoleh dengan mengalikan faktor nisbah terhadap produksi sebagian (LANm dan McGiLLIARD, 1960). Menunit MADDEN et al. (1959) ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode regresi terhadap metode nisbah, antara lain 1) metode nisbah akan mengestimasi produksi total lebili rendah pada sapi dengan kemampuan produksi rendah, sebaliknya mengestimasi produksi total berlebihan pada sapi berkemampuan produksi tinggi, sedangkan metode regresi mengkoreIasikan produksi total dan sebagian lebih baik dengan cara memperhitungkan incomplete repeatability dari laktasi sebagian, 2) keragaman produksi total hasil estimasi menggunakan metode nisbah hampir menclekati keragaman produksi yang sebenarnya, sedangkan dengan metode regresi diperoleh keragaman produksi total hasil estimasi semakin berkurang, 3) metode regresi juga memperhitungkan pengandi sumber keragaman yang tidak teridentifikasi yang dapat menampilkan produksi sebagian lebih besar atau lebili kecil dari rataan . Perangkat FK lama laktasi atau hari laktasi yang mengpakan konstanta regresi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap 8, 9, dan 10 bulan dari produksi harian setiap buan untuk sapi muda dicantumkan pada Tabel 2 clan dewasa pada Tabel 3 . Sedangkan faktor regresi untuk mengestimasi produksi lengkap dari produksi susu harian pada sejumlah bulan yang beninitan dicantumkan pada Tabel 4 . Perangkat FK ini ditunmkan dari persamaan model yang mengehininasi penganih peternakan, taluin, clan musim, serta interaksi peternakan x talrun x
175
Seminar Nosional Peternakan dan Veteriner 1999
musim apabila ketigannya (setidaknya) berpenganilt nyata (P<0,05) terhadap lulbungan antara produksi sustl harian (sejuntlah harian) dan lengkap yang ingin didapatkan koefisien regresinya . Tabel 2.
Faktor regresi untuk mengestimasi produksi susu laktlsi lengkap delapan, sembilan, dan sepuluh bulan (305 hari) dari produksi susu harian untuk sapi muda (<36 bulan) Bulan laktasi 1
2
Estimasi produksi sruu delapm2 bulan e 64 .081 33 .466
3
4
6
5
7
23 .332
28 .902
22 .206
27 .964
35 .069
0.2107 0 .5901
0.1249 0.3668
0.2282 0.6287
0.6267
0.4542
26 855
32 .49o
24.022
GB 01-191 0.2349 u.5632 0.3109 R2 . 0.2144 Eslunasi produksi susu seluilada bulan 1305 hari)
01370
b
11 .4133
3.9427
GB 0.0933 0.1434 R2 0.3716 0 .2072 Estimasi prmiuksi susu sembilm bulm a
b
a
b
l3B R2
Tabel3 .
70 .872
I .3965 0.1055
76 .61 .10
1 .3803 0.1194 0.2564
36 -157
4.I898
4.9875
5.2606
39.023 4.3777
2921o
0.2155
0.5276
0.1553
5,5440 0.2660
5.0802
5.14I2
5.8349
30.013
5.1815 0.2902
9
10
42.244 4 .7366 0.2424 0.5085
36 .011 5.8415
42 .796 5.5342
52 .853 4.7300
0.4975
0.5691
0.4097
0.3932
0 .6360
0 2335
6.1320 0.2341
34A96 5.5999
24 .777 6.8102
31 .200 6.6085
35 .967
42 .310
52 .192
63.349
0.6225
0.6277
0.3199 0.5182
0.2680
0.3153
0.3613
0.1344 0.3783
6.3224
5.6342 0.2216
8
0.2699
0.6406
0.2594
0.3000
6.4924
02507
6.3232
0.6014
0.3084
5.6283 0.4871
4.6697
0.3592
Faktor regresi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap delapan, sembilan, dan sepuluh bulan (305 hari) dari produksi susu harian untuk sapi dewasa (?36 bolan) Bulan laktasi 3
Estimasi produksi smu delapan tail:m 77 .999 a 33 .466 b GB R2
1 .0912
0.0242 0.4457
3.9427
0.143 .1 0,2072
Estimasi produksi susu sembilan bulan a b
GB R2
77 .035
1 .1015 0.0266 0.4165
70 .295
1.3130 0.0435 0.2687
b
GB R2
0.0277
0a3896
28 .902 5.0802 0.1249 0 .3668
5
6
149.503
44 .608
0.2417
0.1633
0.1526
0.2361
6.4394 0.2342
70 .766
26 .245
0.2144
0.2349 0.5632
0.1370
0.0816
02374 . 0.2757
4 31 -77
13519
01491
0.1553 0.2155
1) ()-IX()
0.2423
5.1412
03932
2.2382 0.2376
34 496
75M77
0.3783
0.0848 0.2362
5 5999 0 .1344
8
26.456
31490
5 .1-606
7
65.310 2.1470 0.0786
76.284
36 .457 4.1898
Estimasi produksi susu scpulula Ixilan (3ti5 har0 81 .872 39 023 81 .084 a 1 1092
4
13164
4.5233 0.2138
9
10
5.6418 0.2843
51,599
44 .138
57 .719
0.1898
0.2853 0.1943
0.1318
25 .725 7.7247
52876 5 .4976
42 .754 7 3983
56.758 6.4723
71 .594
0.3010
0.2112
0.2337
0.1710
0.0983
7 .1334
0.2417
5.0401 0 .2175
0.2219
&5508
0.2866
5.5501 0.3197
0.3199
5.2698
03887
Perangkat faktor regresi linier sederhana, untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari produksi harian setiap bulan laktasi, dikembangkan pada dua klasifikasi umur muda (<36 bulan) dan dewasa (>_36 bulan) dikarenakan umur hampir selurultnya memberikan penganlh sangat nyata (P<0,01). Akan tetapi tuntir tidak memberikan penganlh nyata (P>0,05) pada estimasi produksi susu laktasi lengkap dari produksi susu harian di bulan laktasi kedua dan keempat, sehingga diperoleh koefisien regresi yang santa untuk sapi muda dan dewasa pada kedua 176
Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1999
bulan tersebut . Produksi susu harian selama bulan pertengahan laktasi unttik kelompok umur muda mampu menjelaskan keragaman produksi susu laktasi lengkap lebih baik dibandingkan bulanbulan laktasi lainnya, dengan R'- tertinggi diperoleh pada produksi susu harian bulan laktasi kelima dan enam (Tabel 2) . Sedangkan untuk umur dewasa, estimasi produksi susu laktasi lengkap dapat dijelaskan dengan lebili baik oleh prodtiksi susu harian selama bulan awal sampai pertengah laktasi, dengan RZ tertinggi tenitama pada bulan awal laktasi (Tabel 3) . Nilai koefisien regresi sederltana yang menunjukkan besarnya peningkatan jumlah produksi susu laktasi lengkap untuk setiap satti-satruan perubahan produksi susu harian memberikan peningkatan berpola kuadratik selaras dengan berjalannya bulan laktasi untuk umur muda, sebaliknya tidak memberikan pola tertentu pada umur dewasa . Selailitanya diperlukan pengembangan koefisien regresi linier berganda mencakup umur muda (<36 bulan) dan dewasa (>_36 bulan) hanya untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap I(t bulan, sedangan untuk laktasi lengkap 8 dan 9 bilan tidak memerlukan koefisien regresi berbeda antara umur muda dan dewasa . Demikian pula tidak ditemukan pola yang jelas pada perolelian koefisien regresi parsial untuk produksi susu harian pada sejumlah bulan bentnitan yang dilibatkan dalani mendapatkan estimasi produksi susu laktasi lengkap (Tabel 4) . Tabel4.
faktor regresi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap delapan, sembilan, dan sepululi bulan (305 hari) dari produksi susu harian pada sejumlah bulan laktasi bentnitan untuk sapi muda (<36 bulan) dan dewasa (>_36 bulan) Bulan laktasi 1
2
Estimasi produksi
susu
a
0 .596
GB
(') .0018
a
-0 .644
GB
0.0018
b
0.9985
3
4
5
6
7
1 .0027
1 .0017
1 .0142
1 .4649
1 .2960
1 .0019
0.9947
0 .0125
0.0029
0.0191
0.0086
1 .0001
0.9960
0.9963
0.9997
1 .0358
1 .0693
1 .8211
0.0191
0.0086
0.0248
0.0198
0.0240
0.9782
1 .0484
0.9128
1 .0527
1 .1374
0 .0888
0.0920
0.0929
0.0949
0.0980
0.9740
1 .0066
0.9632
1.0008
1 .1590
0.0292
0 .0221
0.0360
0.0127
0 .0029
0.9442
0.9618
0.0560
0.0694
1 .0769
0.0796
0 .9696
0.9987
Estimasi produksi susu sepululi bulan (305 hari) a
b GB a
-0 .718
4718
b*
0.9993
GB*
0.0020
Keterangan
9
delapan bulan
Estimasi produksi susu sembilan bulan b
8
0.0144
0.0031
0.0215
0 .0095
0.0219
0.0165
1.8291 0.0797 1 .8526
0.0305
b dan GB koefisien estimasi produksi susu delapan dan sembilan bulan mempunyai nilai yang sama untuk sapi muda dan dewasa, sedangkan b* dan GB* koefisien estimasi produksi susu 305 hari untuk sapi dewasa (?36 bulan)
17 7
Seminar Nasional Peternakan dan t%ieriner 1999
Estimasi produksi susu pada satu masa laktasi Untuk mendapatkan produksi susu laktasi lengkap pada seekor sapi dengan mengggunakan koefisien regresi yang diperoleh, menerapkan persamaan berikut Y = py + bi (XiX) Di mana Y menlpakan produksi susu laktasi lengkap yang diestimasi, Ey, rataan produksi susu pada peternakan, talttln, dan musim atau herdmate yang sama, bi koefisien regresi untuk produksi susu harian pada bulan laktasi tertentu, Xi produksi susu harian pada bulan tertentu dari seekor sapi, dan X rataan produksi susu dari herdmate sapi. Sebagai contolt dimisalkan rataan produksi susu harian setiap bulan laktasi dalam herdmate tertentu misalnya pada peternakan BPT. Baturraden dengan kelahiran selanta hujan pada talmn 1990 didapatkan Tabel5.
Produksi susu harian pada sualu kelompok herdmate (lokasi Petemakan tiaturraden dengan kelahiran pada musim hujan di tahun 1990) Bulan laktasi 2
3
4
6
7
8
9
10
Total
447
559
467
402
337
302
269
203
152
IlI
3247
13
16
13
1I
10
9
8
7
6
5
93
4
4
3
4
3
3
3
2
2
2
26
1
Jumlah(N) Rataan (Itr) Sd (Itr)
5
Dimisalkan seekor sapi yang beranak pada unutr lima talnm (dewasa) mengltasilkan produksi susu harian untuk sepulult bulan laktasi benlnltan 9, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 7, 6, dan 5 liter . Maka hasil estimasi produksi susu satu laktasi yang dimisalkan pada masa laktasi lengkap delapan bulan berdasarkan produksi bulan ketujult adalah Y = [93 + 7,72 (9-8)]= 100,72 Kemudian dikalikan dengan angka 30 yakni lama hari dalam satu bulan, akan diperoleh produksi susu laktasi lengkap sejumlah 3.022 liter . Apabila proyeksi produksi susu dilakukan terhadap produksi susu laktasi lengkap 305 hari, maka persamaan di atas menggunakan koefisien regresi untuk estimasi produksi susu laktasi lengkap sepuluh bulan (305 hari) dan produksi susu hasil persamaan dikalikan dengan konstanta 30,5. Seandainya pada suatu peternakan tersedia catatan produksi susu harian hanya untuk satu bulan laktasi, maka rataan produksi susu herdmate (Eh,) dapat digantikan dengan nilai intersep (a) dari setiap koefisien regresi yang bersesuaian . Untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari produksi susu harian pada sejumlah bulan benlnitan menggunakan persamaan berikut Y = p,. + Ebi (Xi-X), dengan 1
5
m < 8, 9, dan 10
Dengan demikian untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap delapan bulan dari sapi yang sama berdasarkan produksi susu harian pada tujuh bulan laktasi adalah Y = =
178
93 + 0.0085 (9-13) + 0.9947 (14-16) + 1 .0027 (13-13) + 1 .0017 (12-11) + 1 .0142 (11-10) + 1 .4649 (10-9) + 1 .2960 (9-8) 91.7981
Seminar NasionalPeternakan dan !'steriner 1999
Seperti scbelumnya dikalikan dengan konstanta 30, sehinggc produksi susu laktasi lengkap delapan bulan didapatkan sejumlah 2.754 liter. Diperolch perbedaan produksi laktasi lengkap (delapan bulan) dari hasil estimasi berdasarkan produksi harian pada bulan ketujuh (3.022 liter) terhadap sejumlah harian pada tujuh bulan berunitan (2.754 liter) sebesar 268 liter. Hasil estimasi berdasarkan sejumlah bulan berurutan tentunya akan memberikan tingkat akurasi lebili baik dibandingkan estimasi berdasarkan hanya pada satu pengujian harian . Akan tetapi penggunaan koefisien regresi sederhana dari hanya satu catatan produksi susu memberikan kemudahan dalam mendapatkan kesetaraan produksi susu laktasi lengkap . Manfaat tersebut akan semakin berarti dalam kegiatan evaluasi kemampuan produksi susu sapi perah FH lokal di peternakan rakyat yang sampai saat ini hampir sebagian besar belum melakukan pencatatan produktivitas sapi mereka . KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Untuk menstandarisasi lama laktasi sapi FH lokal dapat menerapkan masa laktasi pembaku selama 8 atau 9 bulan. sebagai alternatif untuk menggantikan masa laktasi pembaku 305 hari yang umum diterapkan pada sapi perah (FH) di daerah iklim sedang. "
Pengandl lingkungan cksternal peternakan, talnm, clan musim pada produksi susu sapi FH lokal dapat secam efektif dieliminasi dengan menselisilikan produksi susu sapi terhadap raman herdmate-nva .
"
Produksi susu harian sclama bulan awal sampai pertengah laktasi mempunyai korelasi dengan produksi susu laktasi Icngkap (9, 9, clan 10 bulcn) lebih baik dibandingkan akhir laktasi.
"
Faktor regresi untuk mengestimasi produksi susu laktasi lengkap (8, 9, dan 10 bulan) dari produksi harian pcrlu dikembangkan pada kedua kelompok umur muda (<36 bulan) clan dewasa (>_36 bulan) bagi hampir semua bulan laktasi . Koefisien regresi untuk mengestimasi produksi susu lengkap dari pengujian harian pada sejumlah bulan yang benlnltan perlu dikembangkan pada kedua klas umur muda dan dewasa hanya untuk laktasi lengkap 10 bulcn.
Saran "
Perlu kaiian kctepatan pcnggunaan FK hari laktasi dengan menerapkan standarisasi masi laktasi pembaku 8 clan 9 bulan dalam mengevaluasi mutu genetik sapi perah FH lokal. Perlu kajian untuk mendapatkan persamaan matematis yang dapat mengestimasi produksi susu laktasi lengkap dari catatan produksi susu harian dengan tingkat akurasi yang baik, sehingga dapat diterapkan untuk mengevaluasi mutu genetik sapi perah FH lokal di peternakan rakyat . DAFTAR PUSTAKA clan SIJBANDRIYO. 1998 . Faktor-faktor koreksi hari laktasi clan unnlr untuk produksi susu sapi perah Fries Holand. Pros. Seminar Nasional Petemakan clan Veteriner .
ANGGRAENI, A., A. SIIVONO, PALAWARUI:KA,
179
Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1999
1-2 Deseniber 1999 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian . Bogor.
Petennakan .
Badan Penelitian
dan
HAMIDAH, I. 1987 . Pendugaan Parameter Genetik Produksi Susu Dari Sebagian Laktasi pada Sapi Perah Fries Holand . Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana . Listitut Pertanian Bogor. Bogor. LAMB, R.C . and L.D . MCGILLIARD.1960. Variable s affecting ratio factors for estimating 305-day production from part lactation. J.
Dairy Sci. 43 :519-528 .
MADDEN, D.E ., L.D. McGILLIARD, and N.P. RALTsoN. 1959 . Relation between test-day milk production of Holstein cows. J. DaitySci. 42 :319-322 . MAYLINDA, S. 1986 . Pendugaan Nilai Pennliaan dan Koefnsienan Reproduksi Sapi Perah di Beberapa Pensahaan Peternakan Sapi Perah di Kabupaten dan Kofamadya Malang . Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana . histitut Pertanian Bogor. Bogor.
MCDANIEL, B.T ., R.H . MILLER, and E.L . CORLEY . 1968. Sources of variation in ratio of total to part yields . J. Daity Sci. 50 :1917-1924 . McDOWELL, R.E . 1989 . Environmental and genetic influencing performance in Holstein in wane climate. Paper presented at International Seminar on Holstein Friesian "Dairying in Tropical Environments". Bandung Indonesia . May 22-25, 1989 . REAVES, C.W ., C.J . WILCOX, J .M . SALAzAR, and R.W . ADKINSON . 1985 . Factors aflceting productive and reproductive performance of dairy cows in Salvador. J. Dairy Sci. 68 :3102-3109 . SARGENT, F.D . K.R . BUTCHER, and J.E. KEGATES. 1967 . Environmental influences on milk constituents . J. Dairy Sci. 50 :177-184 . SCHMIDT, G.H ., L.D . VAN VLEC-r, and HUTJEUNs . 1988 . Principle ofDaity Science. Second Ed . Prentice Hall, Englewood Clit15, New Jersey . SUBANDRIYO, P. SITORtIS, dan E. TRIWULANINGSIH . 1992 . Produktivitas sapi perali Friesian di daerali jalur
susu Semarang-Surakarta, Jawa Tengah . Proc . Seminar Penelitian Petennakan . Pusat Penelitian dan Pengembangan Perternakan . Departenien Pertanian. Bogor.
SUDONO, A., 1964 . Evaluating Various Partial and Complete Lactation Records among Holstein and Jersey Cows . Master of Sience Thesis . Univ . of Kentucky .
SeminarNasiona! Peternakan don Veteriner 1999 Rataan curah hujan di BP'r. Baturraden, PT . Baru Adjak, dan Taurus Dairy Fann
Lampiran 1.
Bulan Jan
Tatun
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Agus
Jul
Okt
Sep
Nop
Des
nua BPT. Bauuraden 1983
852,5
525,0
552,7
488 .0
584,9
131 .4
60.3
8,7
72,7
708.5
866,9
591,2
1985
665.3
334,0
667.3
693,1
415.4
442.0
309,5
406,5
455,0
860,7
1271
756,5
1986
454,5
612,3
878,5
724,2
273 .0
739,0
936,5
559,0
108,7
918,0
148.
824 .5
1987
993,0
979,0
475,3
576,0
418,5
240
237-1
27,5
26,5
223,0
1123
1174
1988
672.0
497,5
790,5
273,5
384,3
256.0
103.0
177.5
331,3
686,5
745,0
768,0
1989
696 .3
749.5
0m,5
319.2
545,5
360,5
24&5
262,0
163,0
821,0
752.0
680,5
1990
538,0
683.0
381 .5
547,5
711,0
464 .0
450,5
499.0
749,5
465,5
942,0
768,5
1991
107 .0
645.5
006,5
474.0
205,5
104 .0
60 .0
17.0
47,5
221 .5
1177
1099
1992
512,0
819.0
510 .1
580,5
731,5
301 .0
278,0
717.7
871,5
125,3
835,5
702,0
1993
718,0
437.5
o7l,0
774,0
332 .0
268.5
69,0
270,5
280 .0
421,0
665,5
-
Rataan
718.1
62&2
012,4
54..,,8
460,2
336,9
278,8
294A
359.3
657,8
976.0
817,7
Taurus Dauy Fann 1982
-
-
-
-
-
-
-
12,0
81,4
133,9
290,8
354,0
1983
441 .2
373,8
233 .0
224.5
262,0
71,0
30,0
36,0
38,5
365,0
36&0
289,0
1984
341,0
305,0
531,0
380,0
479,0
137.0
237,0
173,0
268,0
208,5
378,0
221,0
1985
191,0
97,0
287,0
305,0
276,0
96,0
263,0
68,0
161 .0
340,0
205,0
155,0
1986
504 .0
199,0
324 .0
307,0
08,0
-
60,0
-
211,0
195,0
221 .0
456,0
1987
331 .0
439,0
352,0
213,0
97,0
102,0
0
0
177,0
173,0
112,0
252,0
1988
322.0
211,0
453.0
203,0
381,0
145,0
58,5
72 .5
60,0
315,0
258,0
127,0
1989
235,0
234 .0
244 .0
103.0
223,0
1210
88,0
93,5
152,0
100,0
301 .0
221,0
1990
252 .0
434 .0
242,0
343.0
295,0
123,0
162,0
215,0
155,0
315,0
183,0
478,0
1991
314 .5
333 .5
21)2,0
103,0
50 .5
0,5
45,0
0,5
58,5
158,0
326,0
-
Rataan
32S .8
291,8
328,7
2o2,4
239,1
100,4
104,9
74,5
140,2 '
235,9
270 .3
285,0
PT. Baru Adjak 1983
14o,9
405,3
-
275-4
285,3
78.0
59,7
8,2
4,5
188,0
-
233,9
1984
240,7
270,1
222,7
380,4
162.2
51,0
49,2
131,0
249,2
118,4
231,8
250,6
1985
315 .7
195,3
139,0
166,3
70,2
145,5
119,3
13,0
194,8
-
102,8
248,9
1986
200.3
-
-
257.3
233 .0
107,1
87,0
94,8
200,1
168,6
282,9
285,8
1987
109,0
148,3
300,0
143.5
108 .0
24,7
.0 0
4,0
19,0
103,5 '
2o3,0
242,0
1988
358,0
61,0
335.0
37,8
212,0
39,5
14,5
33,3
35,0
224,0
225,0
55,4
1989
282,1
130,0
2w,5
248 ,0
209,3
00 .0
75,0
53,3
79.5
98,8
228.9
321,5
1990
211,0
337,1
134,7
143,2
159fi
41 .3
26,7
102,0
61 .8
39,8
119,1
202,4
1991
40 .5
49,8
371 .N
202,8
12.1
0.5
3,7
0,0
50,0
24,6
445,5
295,5
Ratam
219,o
199,7
249,0
2041)
10L3
02,3
48,4
48,9
100,0
120,7
237,4
249,5
Rataan
421 .2
373,2
31)0,7
337,7
280.9
100,5
144,0
172,6
199,8
338,1
494,6
450,7
sernuo Musun hujan
Musim kenurou
Musun hujan