1
DAMPAK PAPARAN IKLAN SUSU FORMULA TERHADAP CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (studi di wilayah Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya) Oleh : LiLik Hidayanti1, Nur Lina2 1. Staff pengajar fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Alumnus Magister Gizi Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, 2005 2. Staff pengajar Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Alumnus Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang, 2008 ABSTRAK Air susu ibu (ASI) yang diberikan kepada bayi sampai 6 bulan bermanfaat bagi pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan bayi. Pengaruh modernisasi dan pemasaran iklan susu formula menyebabkan penurunan penggunaan ASI eksklusif oleh ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak paparan iklan susu formula terhadap pemberian ASI eksklusif dengan mengambil lokasi penelitian di Kelurahan Cipedes Keacamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode survei dan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 bayi yang berumur 6-7 bulan dengan respondennya adalah ibu. Analisis data menggunakan uji statistik Rank Spearman,Chi Square, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata skor paparan iklan susu formula yaitu 3.67 1.09; rata – rata variabel lama pemberian ASI yaitu 5.51 1.21 bulan; rata – rata pendidikan ibu yaitu 9.54 3.02 tahun, skor pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif 11.67 2.01, pendapatan perkapita yaitu Rp. 232313.66 202803.42, dan sebagian besar ibu yang tidak bekerja sebanyak 52 orang (77.60%). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif (p value = 0,007 dan = 0.324). Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa paparan iklan susu formula berdampak 4 % untuk menurunkan status pemberian ASI secara eksklusif. Disarankan perlu diadakan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif agar tumbuh kembang bayi optimal dan peningkatan dukungan dari keluarga agar ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan serta jangan mudah terbujuk oleh promosi iklan susu formula. Kata Kunci
: Iklan, Susu Formula, ASI Eksklusif, bayi ABSTRACT
Using Breast Feeding for a newborn until six month has many advantage for baby’s growth and development baby brain.Modernization and advertizing can be influent to reduce breastfeeding. The aim of this research is to predict impact of the advertising to reduce exclusive breastfeeding in Cipedes district, Tasikmalaya. This research used cross sectional desain with survey methods. Sampel are 67 babies who has character 6-7 month old with their mother become responden. Data was analized by rank spearman test, chi square test and logistic regresion. This research shown mean score of advertising are 3.67 1.09, mean prolong of breasfeeding are 5.51 1.21 month, mean
2
of mother education are 9.54 3.02 years, mean score of mother knowledge about bresfeeding are 11.67 2.01, and mean of individual income are Rp. 232313.66 202803.42/ month. This reseach also shown almost all responden didn’t work. Statistic analisys shown there was corelation between advertising and esclusive breastfeeding and advertising can be influent 4% to reduce exclusive breastfeeding. This research recomended to optimalized of breastfeeding promotion and family support to give exclusive breastfeeding until 6 month baby old. Key word : Advertising, formula feeding, exlusive breasfeeding, baby
PENDAHULUAN Data dari UNICEF menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 30.000 bayi meninggal dunia dan 10 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahunnya yang disebabkan karena infeksi dan gizi buruk. Masalah tersebut dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak tanggal kelahirannya. Penelitian ilmiah terbaru dari UNICEF juga menyebutkan bahwa terungkap data bayi yang diberi susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Peluang itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif (UNICEF, 2006). Hasil penelitian Anderson (2005), menunjukan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi yang diberi susu formula. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat kecerdasan (IQ) bayi yang diberi ASI 6 kali lebih daripada bayi yang diberi susu formula. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa ASI yang diberikan kepada bayi sampai 6 bulan lebih bermanfaat secara signifikan bagi kecerdasan bayi, sedangkan bayi yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada tingkat kecerdasan (Anderson, 2005). Namun pada saat ini Cakupan pemberian ASI eksklusif di kota-kota besar hanya sekitar 9,3%, yang masih sangat jauh dari standar nasional yang telah ditetapkan yaitu 50% (Depkes RI, 2000). Berdasarkan hasil penelitian Setyowati (1998) disebutkan bahwa sebagian besar responden yang diwawancarai menyatakan tidak yakin bila bayinya dapat bertahan hidup dengan memberikan ASI eksklusif saja sebagai makanan bayi selama 4-6 bulan. Di samping itu penelitian ini juga merekomendasikan bahwa, promosi pemberian ASI eksklusif pada saat ini perlu ditingkatkan, karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah Jabotabek ternyata 70,4% responden menyatakan tidak pernah mendengar istilah ASI eksklusif. Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan
3
Siregar (2004,) menyatakan bahwa kecenderungan menurunnya pelaksanaan pemberian ASI di kota-kota besar salah satunya diakibatkan oleh gencarnya promosi iklan susu susu formula. Penelitian Amiruddin (2006) Pada Bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pabaeng-baeng Makasar juga menunjukan bahwa ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan. Menurut Roesli (2000) penjualan susu bayi di dunia mencapai 11 milyar dollar AS setiap tahunnya. Hal ini merupakan jumlah yang sangat besar dan menggiurkan bagi produsen susu. Pemasaran komersial mereka sangat berhasil, sehingga mereka dapat mengubah pola yang normal menjadi pola tidak normal, contoh terpenting adalah ibu yang menyusui itu normal, namun mereka dapat membuat ibu “malu menyusui”. Pengaruh moderenisasi dan pemasaran iklan susu formula tersebut menyebabkan penurunan penggunaan ASI eksklusif oleh ibu menyusui. Berdasarkan latar belakang, maka penulis ingin meneliti tentang dampak paparan iklan susu formula terhadap pelaksanaan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui daerah perkotaan di Kota Tasikmalaya dengan mengambil lokasi di Keluarahan Cipedes, Kecamatan Cipedes. Hal ini disebabkan karena di Kelurahan Cipedes terdapat banyak tempat pemukiman yang letaknya sangat strategis yaitu berada di pusat kota dan berdekatan dengan pusat perbelanjaan serta sarana transportasi yang memadai, sehingga akses dan kemungkinan terpaparnya oleh media iklan sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan paparan iklan susu formula dan pemberian ASI eksklusif serta untuk menganalisis hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan melalui pendekatan Cross Sectional (Arikunto, 2002). Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah paparan iklan susu formula, variabel Terikat adalah pemberian ASI eksklusif dan variabel Pengganggu adalah Pengetahuan, pendidikan, status pekerjaan ibu, serta pendapatan keluarga. Paparan iklan susu formula adalah banyaknya komunikasi massa melalui media massa (cetak dan elektronik) mengenai iklan-iklan susu formula yang diterima oleh ibu yang dinilai dari penjumlahan skor-skor dalam kuesioner, mengenai kepemilikan media dan media yang sering diakses oleh responden. Pemberian ASI eksklusif adalah lama
4
waktu dalam bulan pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain oleh ibu menyusui kepada bayi yang diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada responden. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai ASI eksklusif, dan Pendidikan adalah jumlah tahun pendidikan formal terakhir yang telah di tempuh oleh ibu. Status pekerjaan adalah jumlah aktifitas yang dilakukan oleh ibu menyusui yang menghasilkan uang, dan yang mengharuskan ibu meninggalkan rumah dan bayinya dan pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh keluarga dalam tiap bulannya, dibagi dengan jumlah anggota keluarga dengan satuan rupiah (BPS, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia (6-9 bulan) yang berjumlah 67 ibu, yang ada pada saat penelitian dilaksanakan di wilayah Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Alasan memilih populasi dengan usia bayi 6-9 bulan karena meminimalkan bias ingatan responden mengenai pemberian ASI eksklusif. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi dengan kriteria inklusi yaitu bayi yang sehat dan mampu menyusu, ibu yang sehat dan mampu menyusui, serta berasal dari budaya sunda.
ANALISIS DATA Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan penghitungan nilai statistik dan tabel distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, serta paparan media dan pemberian ASI eksklusif. Hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov Test ditunjukkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Hasil uji Kolmogorov Smirnov Variabel Paparan iklan Susu Formula Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan Ibu Pendidikan Ibu Pendapatan perkapita *p signifikan pada 0,05
P (Value)* 0.000 0.000 0.154 0.001 0.000
Intepretasi Tidak Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal Tidak Normal
5
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan Rank Spearman Test. Variabel Penganggu dikontrol dengan uji chi Square. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel 1. Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. 1 2
Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Jumlah
F 34 33 67
% 50.70 49.30 100.00
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sampel yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 34 orang (50.70%) dan sampel yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang (49.30%). 2. Umur Hasil penelitian menunjukkan rata – rata umur bayi yaitu 7.64 bulan 1.14, umur berkisar antara 6 - 9 bulan. B. Karakteristik Responden 1. Umur Hasil penelitian menunjukkan rata – rata umur responden yaitu 30.31 tahun 5.22, umur berkisar antara 21 sampai 46 tahun. 2. Status Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. 1 2
Status Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Jumlah
F 15 52 67
% 22,4 77,6 100,0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu yang tidak bekerja.
6
3. Jenis Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. 1 2 3
Pekerjaan Ibu IRT Wiraswasta PNS Jumlah Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian
F % 52 77.60 10 14,5 5 7,9 67 100.00 besar responden adalah ibu
rumah tangga sebanyak 52 responden (77.60%) dan hanya sebanyak 5 responden (7,9 %) yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. C. Variabel Bebas (Paparan Iklan Susu Formula) Hasil penelitian menunjukkan rata – rata skor paparan iklan susu formula yaitu 3.67 1.09, skor minimum yaitu 2 dan skor maksimum yaitu 7. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Paparan Iklan Susu Formula Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. 1 2
Paparan Iklan Susu Formula Banyak Sedikit Jumlah
F 26 41 67
% 38.8 61.2 100,00
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sampel yang banyak terpapar iklan susu formula yaitu sebanyak 26 orang (38.8%), dan 41 orang (61.2%) yang sedikit terpapar iklan susu formula.
D. Variabel Terikat (Pemberian ASI Eksklusif) Hasil penelitian menunjukkan rata – rata pemberian ASI Eksklusif yaitu 5.51 bulan 1.21, nilai minimum yaitu 0 bulan dan nilai maksimum yaitu 6 bulan.
No. 1 2
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Pemberian ASI F % ASI Eksklusif 54 80.6 Tidak ASI Eksklusif 13 19.4 Jumlah 67 100,00
7
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian sampel yang diberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 54 orang (80.6%), dan 13 orang (19.4%) yang tidak diberi ASI eksklusif. E. Deskripsi Variabel Pengganggu Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Variabel n* % 1. Pendidikan Ibu 1. Tinggi 30 44.8 2. Rendah 37 55.2 2. Tingkat Pendidikan 1. SD 25 37,3 2. SMP 12 17,9 3. SMA 24 35,8 4. PT 6 9,0 3. Pengetahuan Ibu 1. Baik 34 50,7 2. Kurang 33 49,3 3. Status pekerjaan ibu 1. Bekerja 15 22,4 2. Tidak Bekerja 52 77,6 4. Jenis Pekerjaan Ibu 1. IRT 52 77,6 2. Wiraswasta 10 14,9 3. PNS 5 7,5 5. Pendapatan Keluarga 1. Tinggi 36 53,7 2. Rendah 31 46,3 *n = 67 **uji Chi Square dengan α 0,05
pValue ** 0,582
0,097
0,006
0,013
Hasil penelitian menunjukkan rata – rata pendidikan ibu yaitu 9.54 tahun 3.02, pendidikan ibu berkisar antara 6 sampai 16 tahun. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ibu tinggi yaitu sebanyak 30 orang (44.8%), dan 37 orang (55.2%) yang pendidikannya rendah. Sedangkan menurut tingkat pendidikannya hanya 6 orang ibu (9 %) yang berpendidikan Perguruan tinggi. Hasil uji Chi Square diperoleh pValue sebesar 0,582 yang artinya tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status pemberian ASI, sehingga variabel pendidikan bukan merupakan variabel penganggu
8
Hasil penelitian menunjukkan rata – rata skor pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif yaitu 11.67 2.01, nilai minimum yaitu 8 dan nilai maksimum yaitu 16. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI yang baik yaitu sebanyak 34 orang (50.7%), dan 33 orang (49.3%) yang pengetahuannya kurang. Hasil uji Chi Square diperoleh pValue sebesar 0,097 yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status pemberian ASI, sehingga variabel pengetahuan bukan merupakan variabel penganggu. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata pendapatan perkapita yaitu Rp. 232313.66 202803.42, dengan pendapatan perkapita terendah yaitu Rp. 60000 dan tertinggi Rp. 875000. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang pendapatan perkapitanya tinggi yaitu sebanyak 36 orang (53.7%), dan 31 orang (46.3%) yang pendapatan perkapitanya rendah. Hasil uji Chi Square diperoleh pValue sebesar 0,0013 yang artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status pemberian ASI, sehingga variabel pendapatan keluarga merupakan variabel penganggu. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (22.40%) dan ibu yang tidak bekerja sebanyak 52 orang (77.60%). Dari 15 orang ibu yang bekerja F. Hubungan Variabel Bebas (Paparan Iklan Susu Formula) dengan Variabel Terikat (Pemberian ASI Eksklusif) di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
Pemberian ASI Ekslusif
6
4
5
6
7
2
0 2
3
4
Paparan Iklan Susu For mula
P value = 0,007; = - 0.324 Gambar 4.1 Hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif
9
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin gencar paparan iklan susu formula maka waktu pemberian ASI semakin pendek. Berdasarkan uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji hubungan Rank Spearman diperoleh p value= 0,007 dan = - 0.324 (p value < 0,05) berarti ada hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya dengan keeratan hubungan rendah. Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dewi (2004), bahwa pada zaman sekarang iklan susu formula sangat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif terhadap bayinya. Iklan ini mendoktrin para ibu mengharuskan anak mengkonsumsi DHA supaya pertumbuhan otaknya optimal seperti yang dikemukakan oleh promosi iklan susu formula. Periode emas ini hanya terjadi satu kali selama hidup anak, daya bujuk iklan itu sedemikian dahsyatnya sehingga seorang ibu kemungkinan besar akan merasa bersalah jika mengabaikan periode emas ini dengan tidak membelikan susu itu untuk anaknya. Padahal susu jenis ini harganya sama sekali tidak murah, tetapi sebagai ibu yang "baik" mereka beranggapan bahwa dengan membeli susu formula tersebut anaknya akan cerdas. Menurut Muthia (2002) mengungkapkan bahwa media massa baik cetak maupun elektronik membawa pengaruh terhadap keputusan untuk memberikan ASI secara eksklusif, promosi susu formula yang jauh lebih banyak dari promosi ASI dapat membuat para ibu tertarik untuk memberikan susu formula kepada bayinya. Penelitian lain yang dilakukan Arifin Siregar (2004) menyatakan bahwa kecenderungan menurunnya pelaksanaan pemberian ASI di kota-kota besar yang diakibatkan oleh gencarnya promosi iklan susu kaleng atau susu formula. Sama halnya dengan penelitian Amiruddin (2006) tentang Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pabaengbaeng Makasar menunjukan bahwa ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif hanya 9,3% cakupan ini masih sangat jauh dari standar nasional yang telah ditetapkan yaitu 80%. Peraturan menampilkan iklan susu formula di televisi atau media massa dapat dilihat dari SK Menteri Kesehatan No.37/Menkes/SK/IV/1997 antara lain
10
larangan pemasangan gambar bayi dan mencantumkan pernyataan “Air Susu Ibu adalah Makanan Terbaik Bagi Bayi”. Peraturan pemerintah lainnya tentang iklan pangan nomor 69 tahun 1999 Bab III Pasal 47 disebutkan bahwa Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI. Pada Bab III Pasal 44 juga disebutkan bahwa setiap iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuat keterangan mengenai pangan secara benar dan tidak menyesatkan, baik dalam bentuk gambar dan atau suara, pernyataan, dan atau bentuk apapun lainnya (Emmy, 2007).
G. Analisis Regresi Logistik Persamaan Regresi yang diperoleh dari hasil pengujian regresi logistik adalah : ASI Eksklusif =
1 0,41 paparan media + 4,9 Status Pekerjaan + 3,55 pendapatan + K
Persamaan ini menunjukkan bahwa paparan media memberikan dampak sebesar 4 % untuk menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya setelah dikontrol variabel status pekerjaan dan pendapatan. Penelitian yang menyatakan adanya hubungan paparan iklan susu formula terhadap pemberian ASI eksklusif adalah Tesorio (2007), yang melaporkan bahwa iklan susu formula sangat berpengaruh terhadap keputusan ibu dalam pemberian ASI dan faktanya hanya 30 % saja ibu yang memberikan ASI secara eksklusif untuk bayinya. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), akibat adanya iklan susu formula perempuan di Filipina tidak menyusui bayinya dan memberikan susu formula kepada bayinya, sehingga puluhan ribu anak meninggal setiap tahunnya. Menurut Amiruddin (2007), pendapatan dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif karena diasumsikan bahwa ibu yang pendapatan tinggi mempunyai kecenderungan terjadi penurunan pemberian ASI karena adanya kemampuan untuk membeli susu formula. Ibu yang pendapatan rendah sebaliknya cenderung memberikan ASI eksklusif secara baik dikarenakan ketidakmampuan untuk membeli
11
susu formula. Sama halnya dengan pendapat yang diungkapkan Adiningsih (2003), bahwa bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosio ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan di ruang publik berhubungan erat dengan kecepatan dimulainya pemberian susu formula yang artinya mengurangi kemungkinan menyusui bayi untuk waktu yang lama. Penelitian Amiruddin (2007), menunjukkan ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan bekerja. Sebaliknya ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya (Amiruddin, 2007). Budiwarti (1999) melaporkan Proporsi pemberian ASI eksklusif pada ibu tidak bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Persentase pemberian ASI eksklusif di kalangan wanita pekerja sangat rendah yaitu 3.65%. Sama halnya menurut Soetjiningsih (1997) yang mengungkapkan bahwa awal pemberian ASI dan status kerja ibu juga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi karena ibu harus keluar rumah sehingga wakru pemberian ASI pun berkurang.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara paparan media terhadap Pemberian ASI secara eksklusif, dan paparan iklan berdampak sebesar 4 % terhadap pemberian ASI. Rekomendasi yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah perlu ditingkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan cara memberikan penyuluhan pada kegiatan posyandu, perlunya ditingkatkan dukungan dari keluarga agar ibu tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia bayi 6 bulan dan tidak mudah terpujuk oleh promosi susu formula dan perlunya koordinasi dengan petugas kesehatan (Dokter, Bidan dan Paramedis lainnya), untuk mengurangi paparan media iklan susu formula.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Neni Utami (2003). Gerakan Kembali ke http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=964&tbl=biaswanita. Diakses tanggal 10 Desember 2007.
ASI
Agus, (2005). Suplemen Pikiran Rakyat Khusus Keluarga. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0905/04/hikmah/kesehatan.htm Diakses tanggal 25 September 2007 Amiruddin, Ridwan (2007). Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 6–11 bulan. http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/04/26/susu-formula menghambat-pemberian-asi-eksklusif/ Diakses tanggal 8 juni 2007. Anderson, W. James (2005). Keajaiban Air Susu Ibu. http://www.harunyahya.com/indo/artikel/082/htm Diakses tanggal 11 Juli 2007. Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Astrid, Phill dan S. Susanto, (1974). Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Bina Cipta. Emmy,
LS (2007). Gizi Buruk, Hak Asasi http://kakak.org/home.php?page=artikel&id=15 Diakses tanggal 10 Desember 2007.
Anak
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0302/25/utama/ Cyberwomen, (2007). Mengenali Kandungan dalam Susu http://cyberwoman.cbn.net.id. PT Cyberindo Aditama. Diakses tanggal 16 Juli 2007. Dewi,
dan
Menyusui.
Formula
Anak
Ike Janita, (2004). Ibu Berusaha, Iklan Menentukan. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0403/16/053751.htm. Diakses tanggal 4 September 2007.
H. Sibuea, Daulat (2003). Problema Ibu Menyusui Bayi. http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Diakses tanggal 31 Agustus 2007. Judarwanto, Widodo (2006). Penghambat ASI Eksklusif itu Masih Banyak. http://avianflutidakseindahnamanya.blogspot.com/2006_10_01_archive.html Diakses tanggal 7 Nopember 2007.
14
Marjono, Anthonius Budi (1999). Diakses tanggal 16 juli 2007. http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklbbmml.html Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pudjiadi, Solihin (2000). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Purnamawati, Sinta (2003). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Pada Bayi Usia 4 Bulan (Analisis Data Susenas 2001). http://digilib.ekologi.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2003sinta-1647-asi. Diakses tanggal 8 Juni 2007. Puspadewi, Ira (2007). ASI dari Penderita TBC .Majalah Wanita UMMI No. 04 / XIX Agustus 2007. Roesli, Utami (2000). Mengenal ASI Eksklusif . Jakarta : Trubus Agriwidya. Russel. J. Thomas dan W. Ronald Lane, (2002). Tata Cara Periklanan Kleppner. Jakarta : PT. Gramedia. Setyowati, T. dkk, (1998). Pemberian ASI dan Pemberian Minuman/Makanan pada Bayi. Buletin Penelitian Kesehatan,No. 26. Siregar, Arifin (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu melahirkan. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf. Diakses tanggal 8 Juni 2007. Soetjiningsih (1997). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan Manajemen Kiat dan Strategi. Bandung : Penerbit Nuansa. Suharsono (1993). Memasyarakatkan Penyusuan Dini dan Rawat Gabung. Majalah Kedokteran Indonesia vol 43 no. 6. Susilowati, (2006). Dampak Negatif Susu Formula. http://www.mosbiz.net/dampaknegatif-susu-formula/. Diakses tanggal 5 September 2007. Tesorio,
Jofelle (2007). Pemerintah vs Perusahaan Susu Formula. http://asiacalling.kbr68h.com/index.php/archives/187. Diakses tanggal 4 September 2007.
UNICEF, (2006). Kesehatan Ibu dan Anak. Pernyataan UNICEF : ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.
15
http://isti19cantix.wordpress.com/2007/06/28/asi-eksklusif-tekan-angkakematian-bayi/ Diakses tanggal 16 Juli 2007.