1 PENGARUH PEMBERIAN ASI DAN SUSU FORMULA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN EFFECT OF BREAST FEEDING ANG FORMULA ON THE ACIDIENCE OF DEARRHEA IN FANT AGED 0 – 6 MONTS Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri ABSTRAK Diare merupakan pengeluaran feses yang tidak normal,berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyakit diare menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia. Kejadian diare disebabkan salah satu faktor dari pemberian ASI dan Susu Formula. Penelitian ini bertujuan, menganalisis tentang pengaruh pemberian ASI dan Susu Formula terhadap Kejadian Diare. Desain penelitian ini menggunakan comparative studi dengan pendekatan case control. Variabel independen yaitu pemberian ASI dan Susu Formula, dan variabel dependen yaitu kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner dengan tehnik pengambilan data total sampel dan jumlah sampel 28 responden, diantaranya dari 14 bayi diberi ASI 2 bayi mengalami diare, dan dari 14 bayi diberikan Susu Formula 8 mengalami diare. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji fisher exact probability test dengan angka keyakinan (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan ρ (0,046) < α (0,05) dengan kata lain HO ditolak artinya ada pengaruh antara pemberian ASI dan Susu formula terhadap kejadian diare dengan OR 0.125, artinya ibu yang memberikan susu formula beresiko 0.125 bayi yang mengalami diare. Kata Kunci : Diare, ASI, Susu Formula
ABSTRACT Diarrhea is an abnormal expenditure feces, liquid with more frequency than usual. Diarrhea disease is a major cause of death of infants and toddlers in Indonesia. Incidence of diarrhea caused by a factor of breastfeeding and formula milk. The aim of this study, analyzes of the effect of breastfeeding and formula milk on the incidence of diarrhea. The design of this study using a comparative study with case-control approach. Independent variables are breastfeeding and Infant Formula, and the dependent variable is the incidence of diarrhea in infants aged 0-6 months. The instrument used a questionnaire with data retrieval techniques and the total number of samples 28 samples of respondents, including 14 infants from breastfed. infants with diarrhea and 2 of the 14 infants given formula milk have diarrhea 8. Data were analyzed with Fisher's exact test probability test with a confidence rate (α = 0.05). Results showed ρ (0.046) <α (0.05), in other words HO is rejected it means no effect between breastfeeding and infant formula on the incidence of diarrhea with OR 0.125, meaning that mothers who formula feed infants who are at risk of experiencing diarrhea 0125. Key words : Breastfeeding, milk formula and diarrhea
2 PENDAHULUAN Diare merupakan pengeluaran feses atau buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah 3 kali buang air besar sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar (Dewi, 2011 : 91) [1] Penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penderita diare di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 1.563.976 dari 38.052.950 jumlah seluruh penduduk, balita dengan diare yang ditangani sebesar 72,43%. Untuk wilayah Kota Malang, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang, kejadian diare tahun 2012 mencapai 102.221 (Profil Dinkes Jawa Timur 2012). Air Susu Ibu (ASI) direkomendasikan sebagai makanan ekslusif bagi semua bayi aterm (cukup bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan ke makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang bulan) namun mungkin perlu diperkaya. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau susu formula merupakan pilihan pribadi (Lissauer dkk, 2009 :52) [2]. Kandungan ASI akan melengkapi sistem imun bayi yang belum sepenuhnya matang, hal tersebut tidak didapatkan pada bayi yang mendapat susu formula. Selain itu, ASI keluar langsung dari payudara sehingga selalu steril dan tidak pernah terkontaminasi oleh air dan botol tercemar yang dapat menyebabkan penyakit (IDAI 2011 : 4)[3]. Penelitian Vieira dkk menyebutkan bahwa bayi yang mendapat susu formula sering mengalami diare dibanding bayi yang mendapat ASI, namun resiko ini lebih rendah disbanding bayi yang tidak mendapatkan sama sekali. Pada penelitian yang lain dikatakan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI beresiko 82% mengalami diare dibanding dengan yang mendapat ASI (Vieira, 2003).
Berbagai penelitian yang menilai pengaruh jangka pendek dan panjang dari menyusui terhadap kesehatan bayi dan anak. Menyusui selama 6 bulan terbukti memberikan resiko yang lebih kecil terhadap berbagai penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran nafas, infeksi telinga dan lain-lain. Bayi yang mendapat ASI lebih sedikit memerlukan rawat inap dibanding bayi yang mendapat susu formula. Zat kekebalan yang berasal dari ibu dan terdapat didalam ASI akan ditransfer ke bayi untuk mambantu mengatur respon imun tubuh melawan infeksi. (IDAI, 2010 :3) Sedangkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Turen tanggal 1012 Maret kejadian diare mencapai 301 bayi yang menderita diare dan tidak memerlukan rawat inap, sedangkan 21 bayi yang menderita diare dan memerlukan rawat inap. Dari uraian diatas perlu dikaji bahwa apakah ada pengaruh pemberian ASI dan susu formula terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian yang digunakan study perbandingan (Comparative Study) dengan menggunakan metode case control dengan pendekatanm retrospektive. Waktu dan Tempat Penelitian . Penelitian dilakukan di BPM Sri rahayu dan dilakukan pada bulan Mei 2014. Populasi dan Sampel. Populasi pada penelitian ini diambil dari responden yang datang ke Puskesmas Turen dan mempunyai bayi usia 0-6 bulan mengalami diare. Sampel yang digunakan berjumlah 28.
3 HASIL PENELITIAN
Tabel 2 : Tabulasi Silang Pengaruh Pemberian Asi Dan Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Turen
Gambar 1 : Kejadian Diare pemberian ASI dan Susu Formula
Berdasarkan
Dari gambar 1 dapat diketahui bahwa setengah dari responden yang diberi ASI sebanyak 12 responden (42.95) tidak mengalami diare dan sebagian kecil dari responden yang diberi ASI mengalami diare sebanyak 2 responden (7.1%), sedangkan hampir setengah dari responden yang diberi susu formula mengalami diare sebanyak 8 responden (28.6%) dan sebagian kecil dari responden yang diberi susu formula tidak mengalami diare sebanyak 6 responden (21.4%). Bedasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ASI dan susu formula terhadap kejadian diare. Hal ini dikarenakan keunggulan dan keistimewaan ASI yang tidak dapat diragukan lagi. ASI mempunyai beberapa keunggulan bila disbanding dengan susu formula. ASI juga mengandung zat imunyang dapat meninggikan daya taha anak terhadap penyakit sesuai dengan kemampuan absorbsi usus bayi. ASI juga mengandung cukup banyak komponen yang diperlukan oleh bayi. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya diare adalah infeksi yang meliputi infeksi enteral dan parental, malabsorbsi, makanan dan psikologis.
Tabel 2 dapat diketahui bahwa seluruh dari jumlah responden yang mengalami diare dan yang tidak mengalami diare diantaranya yang diberi susu formula sebanyak 14 bayi (50.0%), artinya bahwa responden masih harus lebih menekankan pemberian ASI dari pada susu formula. Hal ini juga terbukti bahwa ASI lebihh baik dari pada susu formula juga merupakan salah satu dari penyebab terjadinya diare selain dari faktor lingkungan, enteral, parental dan malabsorbsi. Dari perhitungan dengan menggunakan uji statistik “fisher exact probability test” yang diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 1 for Windows didapatkan hasil ρ (0,046) < α (0,05). Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pemberian ASI dan Susu Formula dengan kejadian Diare. Dari hasil analisis didapatkan nilai OR atau kekuatan hubungan diperoleh OR = 0.125 artinya ibu yang memberikan susu formula beresiko 0.125 bayi yang mengalami diare.
4 PEMBAHASAN Keunggulan dan keistimewaan ASI sebagai nutrisi untuk bayi yang sudah tidak dapat diragukan lagi. ASI mempunyai beberapa keunggulan bila di banding dengan susu formula. ASI mengandung zat imun yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap penyakit dan sesuai dengan kemampuan absorbsi usus bayi. ASI mengandung cukup banyak komponen yang diperlukan oleh bayi (Proverawati dkk, 2010:18) [6].
dan tidak mengalami diare sebanyak 18 (64,3%). Dari data diatas dapat dilihat sampel yang berjumlah 28 bayi, setengahnya yang diteliti mendapatkan ASI dan hampir seluruh bayi tidak mengalami Diare. Sedangkan bayi yang mendapat Susu Formula lebih banyak menderita Diare. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung zat imun yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap penyakit dan sesuai dengan kemampuan absorsi usus bayi.
Hasil penelitian yang dilakukan pada 28 responden ibu yang memiliki bayi usia 06 bulan di Puskesmas Turen Kabupaten Malang didapatkan data bahwa ada pengaruh antara pemberian ASI dan Susu Formula terhadap kejadian Diare.
Pengaruh pemberian ASI dan Susu Formula terhadap Kejadian Diare menggunakan analisis fisher exact probability test didapatkan nilai p (0,046) < α (0,05). Maka, secara statistik dapat diartikan bahwa ada pengaruh antara pemberian ASI dan Susu Formula Terhadap Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian kecil dari responden berumur 3.0 bulan dengan diberi ASI sebanyak 3 responden (10.7%), dan tidak ada satupun dari responden yang memberikan ASI pada bayi usia 5.5 bulan sedangkan sebagian kecil dari responden berumur 6.0 bulan diberi susu formula sebanyak 4 responden (14.35) dan tidak ada satupun dari responden yang memberikan susu formula pada bayi usia 4.5 bulan.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada pengaruh antara pemberian ASI dan Susu Formula Terahadap Kejadian Diare pada Bayi Uisa 0-6 bulan. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung zat imun yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap penyakit dan sesuai sengan kemampuan absorbsi usus bayi (Proverawati dkk, 2010:18).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Tomo pada tahun 2012 menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI lebih sedikit yang mengalami diare disbanding dengan bayi yang tanpa ASI. Penelitian Suwarni dkk pada tahun 2013 menyebutkan bahwa dari 30 bayi yang diberi ASI 7 (23.3%) bayi mengalami diare dan dari 20 bayi yang di beri susu formula terdapat 8 (40%) mengalami diare. Pengaruh Pemberian ASI dan Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa bayi yang mendapatkan ASI sebanyak 14 bayi (50%) dan 14 bayi (50%) mendapatkan Susu Formula. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bayi yang menderita Diare sebanyak 10 bayi (35,7%)
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tomo pada tahun 2012 menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI lebih sedikit yang mengalami diare disbanding dengan bayi yang tanpa ASI. Pada penelitian Tomo pada tahun 2012 menyebutkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI memiliki rasio revalensi diare 0.166 lebih kecil dari bayi yang mendapatkan ASI non Eksklusif dengan rasio prevalensi 0.652. Bayi yang diberi ASI ekslusif mempunyai resiko mengalami diare 0,25 dari bayi yang tidak diberi ASI (Tomo, 2012). Bayi yang mendapat ASI di Puskesmas Turen terbukti mengalami diare lebih kecil dari pada bayi yang diberikan susu formula. Hal ini dapat digunkan sebagai bahan pelajaran bagi ibu-ibu di wilayah Puskesmas Turen untuk dapat
5 mengurangi kejadian diare. Selain pemberian susu beberapa faktor lain dapat menyebabkandiare diantaranya sanitasi lingkungan faktor enteral parental, psikologis.
dari yang yaitu dan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Hampir setengah dari responden bayi diberikan susu formula mengalami diare sebanyak 8 bayi (28,6%) dan setengah dari responden bayi diberikan ASI di wilayah kerja Puskesmas Turen, hal ini menunjukkan bahwa kurangnya informasi tentang pemberian ASI dibanding susu formula di wilayah Puskesmas Turen. Seluruh hasil kejadian diare dari responden yang diteliti bayi yang mengalami diare sebanyak 10 bayi diantaranya 2 bayi yang diberi ASI dan 8 bayi yang diberi susu formula. Hal ini terbukti bahwa pemberian susu merupakan salah satu penyebab bayi mengalami diare di Puskesmas Turen. Dari hasil uji fisher exact probability test didapatkan bahwa ρ (0,046) < α (0,05) artinya bahwa ada pengaruh pemberian ASI dan susu formula terhadap kejadian diare.
DAFTAR PUSTAKA [1]Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba Medika [2]Lissuer Tom dan Avroy fannarof. 2009. At a Glace Neonatologi . Jakarta : Erlangga
[3]IDAI. 2010. Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI [4]Notoatmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. [5]Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta [6]Proverawati, Atika dan Leni Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika [7]Tri Tomo, Wahyu. 2012. Perbedaan Angka Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Turen. Tugas Akhir. Malang. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya.