KOMPATIBILITAS VA.MIKORNZ,A DAI\I FTTNGISIDA DAI.AIVI MENGEIi{DALIKAN PEI{YAKIT BUSIIK PAT{GI(AL BATAT{G PADA TAT{AMAN LAI)A Oleh: La Ode Sotiqii
D
MeI)
ABSTRACT The reseach aimcnd to know of the compatibility of VAM with sfmthetic fingicides toward disease sevcrity of foot rot m pcppsr planq and the impact of VAM inftction on pepper root plant. Thc rescarch was done in Laboratory of Plant Pest and Disease and Grcen House facility Faculty Agriculnre
Haluoleo University. Rescach method was used Randomizcd Completely Destgp with seven level n.eatuent: within witbout fimgicide, concentration half suitable fomentation of Benstar 50 WP, conce,lrtration suitable fome,ntation of Be,nstar 50 WP, concentration half suitable fomentation of Ridomil lvlTAl& WP, concentration suitable fomentation of Ridomil l{Z 4l& WP, concenmtion half suitable fomentation of Antracol ?0 WP, conceirtration suitable fomcntation of Antracol 70 WP. Three rcplication wene used" Variables rccordcd to lbe res€arch is incubation peno4 prese'nation infection of VAlvl, and disease severity of foot rot The resule of the research showed that fte application of fimgicides showed that rcduced the VAM infestion, and that VAM was not compatible to the slmthetic fungicides toward disease scverity of foot tot on p€Pper plant Key words3 Gonprtiblq fungicide
a
VAll,
foot rot dbctsc
PENDAHT]LUAT{ Tanaman lada merupakan komoditas andalan perkebrman Pnopinsi Sulawesi Tenggara setelah tanaman kakao dan jambu
Q
I
mete. Pruduktivitas hnaman lada ini dari tahun ke tahun terus tnemnm. Rendahnya produktivitas lada ini diakibatkan oleh gangguan penyakit buzuk pangkal batang yang disebabkan oleh junrn Plrytophthora palmiwra. Survei tahun 2005 menunjukkan bahwa intensias penyakit ini telah mencapai 60% khususnya di Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan (Dinas Perkebunan dan Hortikultura, 2005). Keadaan ini menyebabkan banyak petani yang enggsn untuk merawat tanamannya dan bahkan sebagian telah diganti dengrn tanaman lain. Tanaman lada yang tslah terinfeksi penyakit busuk pangkal batang lada bila tidak ditangani dengan serius akan menyebabkan tanaman akan cepat mati lcarena pangkal batangnya mengalauri pcmbusukan sehingga tanaman cepat mati.
Tindaksn pengendalian penyakit ini yang paling efektif dilakukan petani adalatt dengnn mcnggunakan pestisida/fimgisida. Penggunaan pestisida kimiawi dari tahun ketahun tents meningkat dan tetap menjadi pilihan banyak p€tani untuk melindungi pertanamannya dari organisme psngganggu
tanaman. Petani beranggapan pengendalian
bahwa cara mengendaliksn jasad
kimiawi merupakan
praktis dalam
pengganggu tanaman dan susatr digantikan
dengan metode lain. Hal ini disebabkan pestisida kimia relatif mudah diperoleh, mudah diaplikasikan, dan hasilnya langsung dapat dilihat oletr
p*ani.
Banyak laporan menyebutkan batrwa
penggunaan pestidida kimiawi yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif t€rhadap lingkungan. Bidang pertanian memiliki andil cukup besar pada meningkatnya kasus pencemaran yaitu melalui berhgai aplikasi pestisida (Martani dkh 2000). Pemakaian pestisida s€cara tidak tepat dan dalam jumlah yang berlebihan dapat mcnycbabkan pcrubahan sifat fisik dan
n
Studf
IHPT FafuItas
Penoist
Utttwr, rlitas Hahnleo,
Kendsi
t25
t26
kimia tanah ataupun mengganggu
koseimbangan biota tanah, baik bcrupa mikroba maupun tanaman itu sendiri ataupun mengganggu kesehatan manusia. Dalam
aspek perlindungan tanaman sendiri, penggunaan pestisida kimiawi dapat menyebabkan resistensi patogen dan matinya
jasad bukan sasaran. Santiaji dan Syair (2005) melaporkan batrwa penggunaan
fungisida benomil dapat menurunkan infeksi VA-Mikoriza pada
terbiasa menggunakan VA-Mikoriza se,c&ra perlahan p€nggunaan fungisida
dan
kimia
dikurangi.
Penelitian ini bemrjuan untuk (l) mengetahui dampak penggunaan fungisida terhadap VA-Mikonn; (2) mengetahui status
kompatibilitas VA-Mikoriza fungisida dalam pengendalian
terhadap
penyakit
busuk pangkal batang lada.
persentase
tanaman tomat. Unfirk menghindari darnpak
negatif
ini,
sudah saatnya
METODE PENELITIAN
penggunaan
pestisida kimia dikurangi atau diminimalkan.
Selain
kimig
ini
yang dibudidayakan. Agen hayati VA-Mikoria y{rg
banyak ditemukan
berasosiasi dengan perakaran tanaman seperti GIonrc sp., Acaulospora sp., dan Gigaspora
sp. Asosiasi .antara VA-Mikoriza dengan tanaman sangat menarik karena bersifat sangat menguntungkan.
Kenyataan saat ini menuqiukkan bahwa dikalangan petani, pengendalian hayati tidak dapat menggantikan sekaligus peran dari fungisida kimia. Fungisida kimia tetap menjadi pilihan utama petani dan
mereka sangat memp€rcayai
akan
keampuhan dari fungsida kimia ini. Untuk mengaratlkan petani agtr memanfaatkan agen hayati dalam pengendalian penyakit perlu
dilalcukan s@ara perlahan dan berangsurangsur. Tindakan yang dapat dilakukan seperti menggunakan secara bersama-sarna antar VA-Mikoriza dengan fungisida kimia. Apabila digunakan belsama-sama, maka perlu diketatrui apakah VA-Mikoriza kompatibel dengan fungisida kimia atau sebaliknya. Dengan demikian firngisida yang bersifat anatagonis atau berpenganrh negatif terhadap VA-Mikoriza dapat ditinggalkan scdangkan yang kompatibol dapat terus
ditingkatkan pcnggunaannya. Dengan
demikian diharapkan petani akan menjadi
ini
berlangsung
selama 5 (lima) bulan dimulai sejak bulan Juni sampai bulan Oktober 2007. Penelitian ini dilaksanakan di l-aboratorium llmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo dan Rumatr Kaca Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo.
Bahan yang digunakan
yang
potensial digunakan seperti VA-Mikoriza. Jenis
Kegiatan penelitian
menggunakan fungisida
pengendalian penyakit busuk pangkal batang dapat dilata*an dengan menggunakan age,n hayati. Kermtungan penggunaan agen hayati (pengendalian hayati) adalah ketidakadaan efek samping terhadap lingkungarL manusia dan tanaman
dalarn
penelitian ini antara lain: Benstar 50 WP (b.a.
benomil 50oA), Ridomil l\M 4164 WP (b.a. mefenoksam 4% dan mankozeb 64Yo), Anhacol 70 WP (b.a. propinep 70yo), media
PDA, inokulum VA-Mikoriza
bentuk
granular, isolat Plrytophthora palmivora, alkohol, aquades, HCI 2o/o, KOH 5o4, asam laktat, glyserol, trlphan blue 0,05o/o, plastik tahan panas, kapas, aluminium foil, polybag, bibit lada, pupuk (ureq TSP, dan KCI).
$
Sedangkan alat yang digunakan antara lain paculo paran& gelas ukur, cawan
p€fii, gelas
pialq tabung reaksi, mikroskop, Ionier air
flo*,
dan autoclave.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak I*ngkap (RAt) dengan 7 perlakuan yaitu tanpa fungisida (F0), Benstar 50 WP
(Fl), Benstar 50 WP sesuai konsentrasi anjuran (F2), Ridomil lvIZAlil WP setengah konsentrasi anjuran (F3), Ridomil NA 4rc4 WP sesuai setengah konsenhasi anjuran
konsentrasi anjtran (F4), Antracol 70 WP setengah konsentrasi anjuran (F5), Antracol 70 WP sesuai konsentrasi anjuran (F6). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Masing-masing perlakuan dibcrikan VA Mikoriza.
0 €
r27
0
Bibit yang digunakan berasal dari stck lada yang telatr brumur I bulan. Bibit tersebut dibongkar hnahnya dan dipindahkan ke media tanam yang telah disiapkan. Setelatr itu polybag ditemptkan ke dalam rurnah kaca dengan jarak antara ulangan dan unit satu dengEn yang lainnya yaiu 30 cm. Media tanam )ang digunakan adalah media tanah yang disteri[can yang diambil dari pertananran lada sehat. Tanatr yang telatt disterilkan tersebut diisi dalam polybag yang
penanarnan dengan dosis
kgha.
Metode pewarnaan akar tanaman dilak*an untuk mengetahui adailya infeksi VA-Mikoriza pada alcar bnaman lada, dengan langkah-langkatr sebegai bcrikut (a) Akar tanaman lada dicuci sampai b€rsih
dengan air mengalir kemudian dipotongpotong s€panjang I cm, (b) Potongan akar tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia d8n direndam dengan lartrtan KOH 5% selama 24 jam, (c) I^arutan KOH dibuang lalu akar dicuci dengan aquadeq (d) Akar tanaman direndaln kembali dengan larutan HCI 2% selama 24 jam, kemudian lanrtan HCI dibuang secara perlatran-lahan, (e) Akar tanaman kemudian direndam dalam larubn Typhan Blue yang terlebih datrulu dicampur dengan larutan destaining (gliserol, asam
Jamrn P. palmivora diperoleh dari koleksi Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Daeratr Dinas Perkebunan dan Hortikulhra Propinsi Sulawesi Tenggara. P. palmivora diperbanyak dalam medium patato dekstrosa. Media diinkubasikan selama 8 hari pada suhu kamar dan setiap hari digoyang-goyang sehingga janrur dapat tumbuh dengan baik sampai siap diaplilosikan ke tanaman. Pemberian VA-Mikoriza dilah*art pada semua pot percoUaan yang siap tanam seminggu sebelum pcnanaman bibit. VA-
Mikoriza yang diberikan sebanyak grail/polybag. Inokulasi suspensi palmivora dilakukan satu minggu
laktat dan aguadest) dan disimpan sclama 24
jam, (0 Setslah 24 jant, potongan akar diamati dibawatr mikroskop.
15
Parameter
P.
yang diamati
dalam
penelitian ini adalatr: (l) Periodc inkubasi, yang diandai dengan awal munculnya gejala secara eksternal; (2) Penentase infeksi VAMikoriza pada akar lada. Persentase infeksi VAM pada akar lada dihitung dengan metode
setelatr
tanamn sebanyak 25 ml suspensi.
Fungsida diberikan melalui penyeprotan sahr minggu setelatr aplikasi P. palmivora. Jumlah fungsida yang diaplikasikan sesuai perlakuan. Pemupukan urea, TSP dan KCI diberikan pada
100
yang muncul dipertanaman.
telah disiapkan.
p
300, 150,
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman tanaman setiap hri sesuai kapasitas lapang dan membersihkan guLma
Slide
t
menurut Giovanetti dan Mosse
(1980) dalam Delvian dkk., (2002):
saat
Juml ah akar terkolonisasi
----'-----'rt
% kolonisasi VAM =
$ff/o
Total jumlah akar
(3). Keparahan penyakit (%).
Pengamatan
dilakukan pada saat tanaman benrmur
3
ni = Jumlatr akar yang terserang pada setiap kategori serangan
bulan. Keparalran penyakit dihinmg menurut nrmus Halliday dan Mowat
vi = Nilai
(1963) dalam Kasim (1993):
Z = Nilai
a
n
j
n-10
I KP Keterangan:
=
kategori semngan tertinggi |rf - Jumlah akar yang diamati Nilai skala tiap kategori serangan yang
(ni x vi)
ZxN ---x
KP = Keparahan Penyakit
masing-masing kategori
serangan
digunakan adalatr:
0 l009/o
= tidak terjadi infeksi akar (tanaman
tumbuh sehat)
2
= lurang dar. 25%
perakaran telah
terinfel$i
5 =25Yo
AGRIPLUS,Vofumg 19 Nomot 02Mei
-75o/o perakaran telah terinfeksi
m8,
ISS IA!t+0128
t28
l0 G lobih dsri
75Yo p€raksran tolatr
terinfeksi
perlakuan terhadap komponen yang diarnati dilakulcn dengan analisis sidik ragam. Uji Beda Nyata Jujur (BNI) dilakr*an unhrk
melihat pertedaan perlakuan pada tindrat kepercayaan 95o/o.
HASIL DAIY PEMBAHASANT Hasil penelitian ini diharapkan antara VA-Mikoriza dengan fungisida Benstar 50 WP, Ridomil lvtz4lg WP, dan Antracol 70 WP baik itu pada s€t€ngah konsentrasi
anjuran maupun sesuai konsentrasi anjuran terjadi kompatibilitas atau saling mendukung (sinergisme) sehingga pengendalian penyakit busuk pangkal batang menjadi lebih efektif
l.
kompatibel
adalah persentase infeksi VA-Mikoriza, pada
Untuk mongstahui penganrh
Tabel
dan efisien. Sobagni kriterria
akar tanaman. Semakin tings infeksi VAMikroriza pada akar tanaman lada maka kompatibilitasnya semakin baik.
0 Periode Inkubesi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui batrwa tidak semua tanaman lada memperliha*an gejala penyakit busuk pangkal batang secara esksernal. Gejala eksternal ditandai dengan layrnya tanaman dan pe,rlatran-lahan menjadi mati akibat pembusukan pada leher akar. Mrmculnya gejala ini sebagai pertanda lamanya periode inkubasi. Semakin cepat gejala muncul menunjukkan batrwa periode inkubasi semakin cepat. Rata-rata hasil pengamatan
periode inkubasi penyakit busuk pangkal batang lada disajikan pada Tabel
l.
Rata-rata periode inkubasi (hari) penyakit busuk pangkal batang yang dipengaruhi oleh perlakuan fungisida
Perlekurn
a
Rerate (heri
F0 (tanpa fimgisida)
41,33
Fl
41,67
@enstar 50 WP setengah konsentrasi anjuran) F2 (Benstar 50 WP sesuai konsentrasi anjuran) F3 @idomillv[Z0l64- WP setengah konsentrasi anjuran)
37
F4 (Ridomillv[TAl6/. WP sesuai konsenfasi anjuran) F5 (Antracol 70 WP setengah konsenhasi anjuran) F6 (Antracol 70 WP sesuai konsentrasi ani Keterangan: - = tidak muncul gejala secara eksternal
Bendasartan Tabel I diketahui batrwa periode inkubasi tercepat terdapat pada perlakuan pemberian Antracol Z0 Wp sesuai dosis aqiuran. Gejala penyakit juga muncul pada perlakuan tanpa pemberian fimgisida dan pada perlakuan fungisida benstar. Hal ini menunjukan bahwa infeksi VA-Mikonn pada alcar tanaman lada tidak dapat menghindarkan akar tanaman lada dari
infeksi P. plmivora atau dapat juga disebabkan akibat pemberian fungisida
@
Anhacol 70 WP sesuai dosis anjuran yang mempunyai bahan aktiSropinep TV/o atau Benstar 50 WP yang berbahan aktif benomil sedikit menghambat infeksi VA-Mikoriza pada akar tanaman sehingga patogen dapat leluasa menginfeksi akar tanaman. Menurut Setiadi (1989) batrwa infeksi jamrn mikoriza. pada akar tanaman inang dapat berfungsi sebagai pelindung fisik karena adanya hifa yang dapat menyelubung sehingga tanaman
lebih talran terhadap patogen
tanah.
o q
129
Sodangkan portrtruan pombcrian Ridomil
lvfiUl& WP yang berbahan aktif 4% dsa mankozeb ilo/o, baik s€suEi konscotrasi anjurao maupun setengah konsentasi anjuran menycbabkan
mefenolcsam
ifu
gejala penyakit s€cara ckstsrnal tidak t€rjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa VA-Mikoriza dan frmssida mamprr mcredam dari aktivitas dari P. palmivora sefoingga tanaman lada
tidak menjadi layr. Adanya aktivitas positif dari VA-Mikoriza pada alor, dimana VAMikoriza membentuk lapisan hifa tipis pada akar sehingga meqiadi pengbalang Oarrier) bagi P. palmivora unurk menginfeksi akar
oval yang berfrtngsi sebagd orgnn
penyimpanan cadangan makanan bagi jamur, sedanglcan arbuskular merupakm sistem
percabangan hifa yang berfurgsi sebagai tempat transfer karbohidrat dari tanaman ke jamrn dan hansfer unsur hara dari lingl$ngan luar ke jamur, kemudian ke sistem p€rakaran tanaman (Mansur, 2000). Diharapkan
semakin tinggi persentase infeksi VAMikoriza pada akar tanaman maka akar semakin terlindungi dari infeksi patogen
tersebril.
Persentesc Infeksi VA-Mikoriza
Infel$i VA Mikoriza pada akar lada ditandai dengan ditemukannya struktur vesicle dan sbuscvlar pada pengamatan
seperti P. palmivora. Menurut Gunawan dkk
(2001) p€ran VAM terutamd dalam konservasi
siklus nutrisi,
membantu
memperbaiki struktur tanah, tansportasi karbon di sisteNn perakaran, setta melindungi tanaman dari penyakit. Rata-rata hasil pengamatan persentase infeksi VA-Mikoriza pada al€r lada antar perlakuan disajikan pada Tabel 2.
milcroskop. Vesikel adalah stnrktur berbentuk
Tabel 2. Rara-rata perseirtase infeksi VA-Mikoriza pada be6agai perlakuan fungisida
o
Per{akuan F0 (tanpa fimgisida)
l g33
Fl
@enstar 50 WP setengah konsentrasi uqiuran) F2 (Benstar 50 WP sesuai konsentrasi anjuran)
15,00
F3 (Ridomillvl7.4/64 WP setengah konsentrasi anjuran)
15,83
F4 (Ridomillv[I4l64. WP sesuai konsentrasi anjuran)
15,t0
F5 (Antracol 70 WP setengah konsentrasi anjuran)
17,50
15,00
17,20
F6 (Anhacol 70 WP sesuai konsentrasi aaiuran) Keterangan: tn = berpenganrh tidak nyata
Tabel 2 menrmjukan bahwa antara VA-Mikoiza dengan fimgisida yang
terdapat perlakuan pemberian fungisida Benstar 50 WP (Fl dan F2) sebesar l5%.
dicobakan tidak terjadi kompatibilias karena
Secara umum menunjukan batrwa pemberian fungisida cenderung menurunkan persentase infeksi 'VA-Mikoriza walaupun seeara
persentase
o
to
infeksi VA-Mikoriza
pada
perakaran tanaman lada tidak berpengaruh nyata. Omay dkk (2002) melaporkan bahwa kriteria adanya kompatibel antara agen hayati
dengan pestisida sintetik
yaitr adanya
pertumbuhan agen hayati yang baik apabila diberi pestisida sintaik sehingga ada efek
sinergisme antara keduanya. Infeksi VAMikoriza pada akar paling tinggi terdapat pada perlakuan tanpa fimgisida (F0) sebesar 18,33o/o, sedanglon yang paling rendah
statistik berpenganrh tidak nyata. Hasil penelitian Suryanti (1993) yang melaporkan
batrwa 'fimgisida sistemik berpengaruh negatif terbadap infeksi dan populasi jamur VA-Mikoriza pada bawang putih. Santiaji dan Syair (2007) melaporkan bahwa semakin
tinggi dosis aplikasi fungisida benomil akan menyebabkan infeksi VA-Mikoriza semakin menunm pada tanaman tomat.
AGRIPLUS,Yohme 79 Nomor 02Mci
2M,
ISS
I0E*0U8
130
Persentasc infeksi
VA-Mikoriza pada
tanaman lada baik tanpa pemberian fungisida
maupun dongan pomborian firngisida ddam
penelitian
ini
tcrmasuk kategori rendah
karena scmuanya dibawah 20% (Kelas 2). Hal ini menunjulckan bahwa inokulum VAMikoriza yang digunakan kurang mempunyai kecocokan dengan tanaman lada atau juga dapat disebabkan interaksi antara inokulum VAMikoriza dengan trnaman yang terlalu singk* seftingga kesempatan infeksi VAMikoriza pada tananran meqiadi pendek.
lnokulum yang digunakan merupakan campuran dari genus Glomus spp., Gygaspora sp., dan AcrcIospora sp.
Keparahan Penyakit Jamnr P. palmivora dapat menyerang semua umur/stadia tanaman, mulai dari
pembibitan sampai tanaman produktif. Serangan yang paling membahayakan adalah
pada pangkal batang atau atcar lcarcna menyebabkan kematian tananan dengan cepat. Gejala berupa kelayuan tanaman o
s@ara mendadak (daun tetap benvarna hiiau) s€rangan
akan nampak apabila terjadi
patogen pada pangkal batang. Gejala infeksi
P.
palmivora apabila tanaman tidak menujukkan gejala layu dapat'dilihat pada pemakaran tanaman. Pada kulit akar sekitar leher akar dan jaringan dibawahnya berubah warna, bila dibuka nampak berwarna coklat sampai hitam (Somangun, 2000). Rata-rata hasil peng:amatan keparahan penyakit busuk pangkal batang lada anhr perlakuan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata keparatran penyakit busuk pangkal batang lada pada berbagai perlakuan fungisida
Perlekuen F0 (tanpa tungisida) Fl (Benstar 50 WP setengatr konsenhasi anjuran) F2 (Benstar 50 WP sesuai konsentrasi anjuran)
25,00 30,00
F3 (RidomillvlTAl64 WP setengah konsenhasi anjuran) F4 (RidomillvlTA/64 WP sesuai konsentrasi anjuran) F5 (Antracol 70 WP setengah konspntrasi anjuran) F6 (Antacol 70 WP sesuai konsennasi Keterangan: tn = berpenganrh tidak nyata
Berdasarkan Tabel
3,
25,83 29,33
25,50 24,17
diketahui
bahwa pemberian VA-Mikoriza
i
39,17
dan
fungisida Benstar 50 WP, Ridomil lvIZAl64 WP, dan Antracol 70 WP kurang berpengaruh terhadap keparahan penyakit busuk pangkal lada sehing:ga antara keduanya tidak memberikan efek saling mendukung (sinergis) dalan hal penge,ndalian penyakit
busuk pangkal batang lada. Keparahan penyakit tetinggi terdapat pada perlakuan pemberian fimgisida Benstar sesuai konsentrasi anjuran yaihr 39,l7yo walauprm
secara statistik berpenganrh tidak nyata dengan perlahnn lainnya. Hd ini
menunjulckan bahwa fimgisida ini tidak efektif dalam mengendalikan penyakit busuk
pangkal batang lada. Fungsida benomil untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada dulu diproduksi dengan merek
dagang Benlate yang sekarang tidak diproduksi lagi. Tidak berpengaruhnya
perlakuan yang diberikan diduga disebabkan
oleh pemberian fungisida hanya sahr kali aplikasi saja selama penelitian sehingga semakin lama pengamatan maka residu fimgisida semakin habis yang menyebabkan fungisida hanya memberilon efek yang lematr terhadap penghambatan infeksi p. palmivora. Keparahan penyakit terendah terdapat pada perlakuan fungisida Antracol 70 WP sesuai konsentrasi aqiuran yaitu 24,17yo. Fungisida ini merupakan salatr satu
o '
l3l fimgisida yang banyak digunakan unhrk mcngondalikan P. palmtwra pada tansman lada. Fungisida ini mcmpunyai bahan aktif ptopcnip 7Wu
dalam mengendalikan penyakit
busuk
pangksl batang tanaman lada.
Perlu penelitian lebih
lanjut
kompatlbilitas fungislda yang digunalcan dalam pengendalian penyakit busuk pangkal batang lada dengan agen hayati lain dengan p€ningkatan inte,nsitas aplikasi fungisida.
0 KESIMPITI,AI{ DAITI SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan (l) penggunaan fungisida cendeiung me,nurunkan pcrscNrtaso infeksi
UCAPAI\I TERIMAI(ASIH
dapat disimpulkan:
VA-Mikoriza pada akar tanaman lada; (2)
VA-Mikoriza tidak kompatibel (tidak sinergis) dengan fungisida Benstar 50 WP, Ridomil lvIIIAl& WP, dEn Antracol 70 WP
Penulis mengucapkan tcrima kasih kepada Pnoyek Peningkatan Pe'nelitian
Pendidikan
Tingg e4D
Departemen
Pendidikan Nasional Tatrun futggaran 2007 yang telah memberikan dana penelitian melalui Penelitian Doscn Muda.
DAf,'TAR PUSTAI(A
Dinas Perkebrman dan Hortikuttura Provinsi Sulawesi Tenggara 2005. Laporan Hasil Pe,mantauan Penyakit Busnk Pangkal
Batang Lada
Di
Martani E,, B.H. Suarminto, S. Ir{argino, dan S. Handayani. 2000. H€ftisida Parakuat di
lahan Gambut Pengaruhnya Terhadap Tanah dan Pertumbuhan Jagung. Manusia dan Lingkungnn. VII(2)35aa.
Provinsi Sulawesi
Te,nggnra Tahm 2005. Kendari.
o
Delvian, D. Marymti dan lrmayanti, 2W2.
Teknik
Dasar
Pe,ngenalan
Pengembangan serta Pemanfaen Cendawan Mikoriza Arbuskular. IPB. Bogor.
Agrin.5(llb): t4-90. Santiaji B.L. dan Syar, 2005. Dampak Pemberian
Fungisida Benomil Teftadap VA
tcranadiUratq 2001. Isolasi, Ide,ntifikasi, dan Dokumentasi Cendawan Mikoriza Arbuskular dari Tanah yang Ditanami Saynan. Prmiding Seminr MikorizaBandung. 23 April200l. Hal. 168-174.
Mikoriza dan Peiryakit lanr Fusarium (Fwarium orysporltm) pada Tanman
R
1993. Aplikasi Trichoderma
Tomat. Agriplus. 15 (01): 13-19. Semangun H., 2000. Penyakit-pe,nyakit Tanaman
di Indonesia Gadjah Mada University Pncss. Yoryakarta 850pp. Pertebtman
spp.
Sebagai Biokontnol Plrytophthora capsici pada kd& Pros. Kongs. Nasional )CI PFI. Yoryakarta W970.
Mansur, 1., 2002. CMA: Iftnkteristik Umum, Manfaat dan Prospek Pengembangan
o
Pestisida Sintetik pada Tanaman Mawar.
Kartini
Gunawan, S.O.,
Kasim
Etty Sumiatr, dan
Omoy, T. R, Indiarto B. R, Suriana, 2002, Kompatibilitas Agen Hayati dengan
Sebagai Prryuk Hayati. Makalah Disampaikan pada Pehtihan Tcknik Isolasi dan P€ft@yakan Ceirdawan
Mikoria Arbuskular.
Fakultas Pertanian. Universitas Haluoleo. 19-21
Setiadi,,
Pendidikan
Tingg Pusd
Antar
Universitas Bioteknologi IPB. Bogor.
Suryan{ 1993. Penganrh Penggrrnaan Fungisida tertadry Populasi dan Infeksi Jarnu Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada Bawang Putih. Pros. Kong. Nasional Xtr PFI. Yoryakarta. Hal. 618622
Desember 2W2.
AGRIPLUS, Voluae 19 Nomor
Y., 1989. Pemanfaatan Mikrcorganisme dalam Kehutanan. Direktorat Jenderal
02
Mei 2m&
I#N 08*0n8