Kuliah IHPT
Kuliah IHPT Tgl 19 Agustus 2013 (I)
[email protected]
13%
12%
12%
Kehilangan hasil pertanian Oleh serangga, patogen dan gulma
ILMU HAMA TUMBUHAN adalah ilmu yang mempelajari tentang hama tumbuhan.. tumbuhan yang mencakup tentang hewan yang dikelompok dikelompo kkan sebagai hama hama,, biologinya biologinya,, gejala kerusakannya serta faktor faktor--faktor yang mempengaruhi perkembangannya
HAMA Istilah Hama lebih merujuk pada binatang penyebab kerusakan tanaman Selama binatang tersebut mendatangkan kerugian disebut Hama Tanaman Hama
Herbivora (pemakan tumbuhan tumbuhan))
Istilah Hama merupakan istilah yang ANTROPOSENTRIS berpusat pada kepentingan manusia
Kelompok Binatang Hama Vertebrata Invertebrata vertebrata terdiri kelas mamalia kelas aves
Invertebrata terdiri dari dari;; 1. Phyllum arthropoda a. kelas hexapoda b. kelas arachnida 2. Phylum nemathelmi nemathelmin ntes kelas nematoda 3. Phylum mollusca kelas gastropoda
Ciri-ciri kelas mamalia 1. seluruh tubuhnya dilindungi dan ditutupi oleh rambut-rambut yang halus 2. sudah dilengkapi dengan kelenjer air susu ( glandulla mamalia ) 3. bergerak dengan menggunakan pasangan kaki yang masing-masing punya kuku. Contoh: tikus , babi, bajing, gajah, monyet, kalong.
Ciri-ciri kelas aves 1. tubuh terdiri dari kepala,leher dan badan 2. Mempunyai sepasang sayap dan sepasang tungkai 3. tubuh ditutupi oleh bulu 4. umumnya menghasilkan telur, contoh burung dengan berbagai jenis
Ciri-ciri kelas Hexapoda 1. kaki tiga pasang (6 buah) 2. tubuh terbagi atas kepala, thorak, abdomen 3. mempunyai satu pasang antena 4. mempunyai sayap
THORAX dorsal lateral posterior
HEAD
anterior lateral ventral ABDOMEN
Ciri-ciri kelas arachnida 1. punya kaki 4 pasang (8 buah) 2. tubuh terdiri atas 2 bagian cepalothorak, dan abdomen 3. tidak punya antena 4. tidak punya sayap
Ciri-ciri kelas gastropoda 1. habitat air tawar (kolam, sungai, sawah) 2. tubuh terdiri dari kepala, badan dan kaki yang sebagian besar terdapat dalam cangkang. Cangkang berupa exoskleton yang tersusun tiga lapis umumnya memutar kearah kanan 3. tubuhnya ada yang tidak ditutupi cangkang
Kelas Nemathoda 1. tubuh seperti cacing dengan panjang kira –kira 1 mm 2. tubuh tidak bersegmen dan transparan
Definisi Hama Serangga dikatakan hama bila: - mengurangi kualitas makanan, pakan ternak - merusak hasil panen, pengolahan, pemasaran,penyimpanan - memindahkan jasad penyakit kpd manusia - melukai hewan berguna bagi manusia - merusak tanaman hias,bunga,lapangan,rumah Kuliah IHPT Tgl 19 Agustus 2013 (I)
[email protected]
Kerusakan Tan Tanaman aman Inang Oleh Hama •Memakan bagian tanaman Bibit Daun, cabang, batang, akar, dll Buah dan biji •Memproduksi senyawa kimia beracun Hama memproduksi senyawa kimia yg dpt merusak jaringan tanaman inang •Kerusakan fisik Pelukaan dan lobang pd bagian tan. Inang Sebagai tempat infeksi patogen tanaman Kuliah IHPT Tgl 19 Agustus 2013 (I)
[email protected]
Kerusakan Tan. Inang Oleh Hama: lanjutan
Mengurangi kualitas hasil tanaman inang
Kerusakan fisik dapat mengurangi kualitas hasil Mempercepat pembusukan dlm penyimpanan
Mengurangi nilai estetika tanaman inang
Kerusakan fisik dapat mengurangi nilai kosmetik produk tanaman Masyarakat di kota & di negara maju tdk suka makan buah / sayuran / daun yg rusak & ada kotoran serangga
Sebagai vektor patogen tanaman
Banyak serangga sbg vektor penyakit tanaman (virus, bakteri bakteri,, dan jamur jamur)) Serangga vektor ini menjadi masalah yg serius dlm pengelolaan hama
Kerusakan Tan. Inang Oleh Hama: lanjutan Kontaminasi langsung Serangga / bagian serangga atau hama lain dpt mengkontaminasi produk tanaman Masyarakat negara maju tdk suka produk yg terkontaminasi tsb Pengeluaran biaya untuk tindakan pengendalian Pembelian alat dan bahan utk pengendalian Biaya aplikasi teknik pengendalian hama Biaya lingkungan dan sosial Embargo, karantina dan peningkatan biaya ekspor Dilarang masuk ke suatu daerah atau negara Perlu biaya pengendalian hama selama pengapalan
Klasifikasi Hama Hama Utama:selalu menyerang dengan intensitas serangan tinggi
Plutella xylostella
Crocidolomia pavonana Conopomorpha cramerella
Klasifikasi Hama
lanjutan
Hama Potensial:Berpotensi jadi hama jika faktor lingkungan mendukung
Wereng Coklat
Parasitoid Predator
Aplikasi pestisida
Hama potensial Hama sewaktu-waktu Hama tidak penting/minor
Klasifikasi Hama
lanjutan
Hama Reguler : selalu menyerang dan menimbulkan kerugian
Klasifikasi Hama
lanjutan
Hama Endemik: selalu terjadi pada Suatu wilayah
Hama Ganjur padi Selalu menyerang daerah Cirebon, Subang
Penggerek Batang Padi (sundep dan beluk) Pucuk Daun menguning, Daun Tanaman mudah dicabut dari anakan
Kelompok telur
Larva sedang menggerek Batang padi
Bulir Hampa
Pengendalian: • Tanam serempak, • Pergiliran tanaman, • Penanaman varietas tahan • Mengumpulkan telur sejak di persemaian kemudian dibunuh • Pembabatan dan pengumpulan jerami lalu dibakar • Memanfaatkan musuh alami: Anaxipha sp, Metioche sp, Trichogramma sp • Insektisida yang selektif, efektif
Wereng Coklat Nilaparvata lugens
Tanaman mengering Serangan berat mengakibatkan gejala Hopperburn
Kelompok telur dan nimfa wereng
Pengendalian: Pengendalian: • Sistem tanam serempak • Penanaman VUTW • Menghindari pemupukan N secara berlebihan • Eradikasi dan sanitasi tanaman • Memanfaatkan musuh alami: Anagrus sp, Tetrastichus sp, Ophionea sp, Paederus sp. • Penggunaan insektisida saat populasi dominan nimfa
Wereng Hijau (Nephotetix spp spp))
Vektor Penyakit Tungro
Tanaman Padi Kekuningan, Kerdil dan Sedikit Anakan
Pengendalian: Hampir sama dengan Wereng coklat
Walang Sangit (Leptocorisa sp) Bulir padi ada bintik hitam, Kualitas bulir padi turun, beras pecah Pengendalian: Pengendalian: • Tanam serempak untuk membatasi ketersediaan makanan yang sesuai • Pemanfaatan tanaman perangkap • Penanaman tanaman resisten • Pemanfaatan musuh alami seperti Conocephalus longipenis, longipenis, Gryon nixoni, nixoni, Beauveria bassiana
Hama Ganjur (Orsealia (Orsealia oryzae) oryzae) terbatas menyerang dalam luasan sawah sempit dan terpencar--pencar terpencar terutama di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera Selatan Gejala serangan: serangan: terbentuk puru Cara pengendalian: • Pengamatan rutin • Penanaman secara serentak • penggunaan varietas tahan, perlakuan benih dengan insektisida
Kelompok Mamalia TIKUS Rattus argentiventer
Batang padi terserang tikus
Pengendalian Tanam serempak pada areal luas Mengurangi ukuran pematang Gropyokan, penggenangan lahan, pemasangan bambu perangkap Pengemposan saat tanaman fase generatif Pengumpanan dengan racun antikoagulan
Nematoda Meloidogyne sp Betina
Gejala: Tanaman kerdil, Jumlah batang sedikit, khlorosis Pengendalian: • Pergiliran tanaman Terdapat puru pada akar • Penggenangan • Pembersihan gulma sebagai inang alternatif • Pengolahan Tanah
Nematoda Batang (Ditylenchus angustus) angustus) Gejala serangan: • Daun tidak dapat membuka. • Pucuk daun seperti terkilir Pengendalian: • Pengaturan pola tanam • Rotasi tanaman • Penanaman varietas resisten
Kelompok AVES
Emprit Jawa
Gereja
Gelatik
Trengganis
Kedelai Tanaman kedelai terserang Lalat Kacang (Agromyza phaseoli)
Pengendalian: • • • •
Penggunaan mulsa jerami Tanam serempak Pergiliran tanaman Penggunaan pestisida selektif
Penggerek Polong (Etiella zinckenella) zinckenella)
Terdapat lubang gerek pada polong
Pengendalian: • Pemantauan dini • Secara fisik dan mekanik • Tanam serempak • Sanitasi • Pergiliran tanaman
Ulat Penggulung Daun (Lamprosema (Lamprosema sp)
Pengendalian: • Pemantauan dini • Secara fisik dan mekanik • Tanam serempak • Sanitasi • Pergiliran tanaman
Daun tergulung sehingga pertumbuhan terhambat
Helicoverpa armigera
Pengendalian: • Tanam serempak • Pergiliran tanaman • Secara fisik mekanik jika populasi rendah • Pemanfaatan musuh alami: Carabidae, Ichneumonidae
Penggerek Tongkol Jagung (Helicoverpa armigera) armigera) Gejala serangan: serangan: Tongkol jagung habis dimakan ulat. Selain menyerang tongkol jagung juga menyerang pucuk sehingga bunga jantan tidak terbentuk. Pengendalian: Penanaman varietas tahan Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang Tanam serentak Mengumpulkan ulat kemudian mematikannya
Kutu loncat jeruk, Diaphorina citri Imago
Tangkai daun berkerut dan menggulung sehingga Menghambat pertumbuhan
Pengendalian: • Pemanfaatan Musuh alami • Pengendalian kimiawi hanya Dilakukan saat tanaman Menjelang dan ketika bertunas
Kutu Daun (Toxoptera sp) Gejala: Daun berkerut dan keriting Pengendalian: • Penggunaan mulsa jerami di pembibitan • Pemanfaatan musuh alami Coccinelidae Kutu daun menyerang pucuk jeruk
Hama cabai Kutu Daun, Myzus persicae Gejala: Daun keriting sehingga Menghambat pertumbuhan
Pengendalian:
Vektor Virus kerupuk
• • • • •
Secara fisik mekanik Mengatur kelembaban Pergiliran tanaman Tanam serempak Penanaman dengan mulsa
Spodoptera litura
Daun dimakan, hanya menyisakan tulang daun saja Serangan berat menyebabkan tanaman gundul
Pengendalian: • Secara fisik mekanik • Pergiliran tanaman • Pemanfaatan musuh alami
Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella) operculella)
Pengendalian: • Penanaman varietas tahan • Pergiliran tanaman • Perlakuan benih sebelum ditanam
Lubang gerekan
Pengorok Daun Kentang (Liriomyza (Liriomyza sp)
Larva
Imago
Daun mengering Pengendalian: • Penanaman varietas tahan • Pergiliran tanaman • Sanitasi • Pengumpulan larva kemudian memusnahkannya
Nematoda Globodera sp pada Kentang
Sista
Tanaman tanpa umbi Daun menguning lalu mengering
Pengendalian Pengendalian dengan peraturan Penanaman pada lokasi bebas Globodera Globodera Penanaman benih sehat Sanitasi Rotasi tanaman Pencabutan dan pembakaran tanaman terserang Penggunaan nematisida selektif
Trips sp pada Bawang Merah Gejala serangan: • Permukaan daun tampak warna Putih perak • Daun mengering Pengendalian: • Secara fisik mekanik dengan • Mematikan langsung • Rotasi tanaman
Spodoptera exigua Gejala serangan: Daun terlihat transparan
Pengendalian: •Secara fisik mekanik •Rotasi tanaman •Sanitasi
Lalat Buah (Batrocera (Batrocera dorsalis dorsalis)) pada Mangga
Pengendalian: • Pemblongsongan buah • Perangkap
Nematoda Radopholus similis pada Pisang Akar Sehat
Tanaman terserang mudah rebah
Pengendalian: • Perendaman batang bibit pisang • Penanaman tanaman repelent • Sanitasi • Pengolahan tanah
Akar Terserang
Kelompok Akarina
Imago tungau
Gejala serangan jeruk oleh tungau
Daun cabai terserang tungau
Pengendalian Tungau Modifikasi lingkungan, kerusakan terjadi pada buah yang ternaungi Monitoring Pengaturan pola tanam Secara fisik mekanik Pemanfaatan musuh alami: Predator Coccinelidae Penyemprotan insektisida yang selektif
Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha (Conopomorpha sp)
Gejala: warna kuning tidak merata
Pengendalian: • Sanitasi • Pemangkasan • Sarungisasi • Musuh alami: Trichogramma sp
Helopeltis sp
Buah muda mengering dan rontok, Kulit permukaan retak
Pengelolaan: • Pemangkasan • Musuh alami: Telenomus sp
Tikus Gejala serangan: Buah kakao berlubang dan akhirnya busuk Biasanya pada buah yang masak Pengelolaan: Sanitasi Umpan beracun
Hama Kelapa
Oryctes rhinoceros Gejala serangan: • Terlihat potongan berbentuk segitiga pada daun • Bila titik tumbuh terserang, pohon akan mati Pengelolaan: • Sanitasi • Membakar tanaman yang mati terserang • Musuh alami: jamur Metarhizium sp
Artona sp Gejala serangan: Ada tiga tingkat: • Gejala serangan titik • Gejala serangan bergaris • Gejala serangan pinggir Pengelolaan: • Pemotongan pelepah daun tua • Pengeboran batang atau pemotongan akar • Musuh alami:Apanteles alami:Apanteles sp
• Penyemprotan tajuk dengan insektisida pada tanaman yang rendah
Aspidiotus destructor Gejala serangan: • Anak daun bergejala menunjukkan warna kuning emas • Daun tetap kecil, tidak tegak dan kemudian mati Pengelolaan: • Musuh alami: Chilocorus sp • Pemangkasan daun terserang
Sexava sp Gejala serangan: • Hama memakan daun kelapa dari pinggir • Meninggalkan bekas yang tidak rata • Serangan berat hanya meninggalkan pelepah pucuk dan lidi Pengelolaan: • Pengolahan tanah, bercocok tanam • Musuh alami: Leefmansia bicolor • Insektisida tanah • Insektisida secara injeksi batang
KOPI
Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei) hampei)
Gejala serangan: • Hama menggerek buah kopi sehingga menimbulkan lubang • Buah akan busuk kemudian gugur Pengelolaan: • Modifikasi lingkungan • Musuh alami, misal: jamur Spicaria javanica
Penggerek Ranting Kopi (Xylosandrus sp) Gejala serangan: • Hama menyerang ranting sehingga daun mengering lalu mati Pengelolaan: • Sanitasi kebun • Pemangkasan • Musuh alami, misal: Tetrastichus sp
Pratylenchus sp pada kopi Terserang
Sehat
Gejala: • Luka pada akar • Serabut akar sedikit • Pertumbuhan tanaman terhambat • Daun kekuningan, layu lalu gugur • Cabang samping tidak tumbuh
Pengendalian: • Pengamatan di pembibitan • Pemeliharaan tanaman • Penanaman varietas tahan • Tanaman terinfeksi dibongkar • Perlakuan tanah
TEBU Gejala serangan serangan:: • Ulat menggerek batang • Pada daun terdapat luka memanjang dan tidak teratur • Bagian luar ruas muda yang digerek akan didapati tepung gerek Pengelolaan: Pengelolaan: • Musuh alami alami:: Telenomus sp, Xanthopimpla sp
Chilo sacchariphagus
Scirphophaga nivella Gejala serangan: • Daun muda yang masih menggulung mengering • Pada ibu tulang daun tampak lorong gerekan berwarna kecoklatan Pengelolaan: • Musuh alami:Telenomus alami:Telenomus sp
Areal Tebu Terserang Tikus
Penggulung Daun Teh (Enarmonia sp) Gejala serangan: • Daun menggulung dalam keadaan rusak bagian dalamnya • Pertumbuhan daun teh tidak normal Pengelolaan: • Pemetikan daun yang menggulung • Sortasi • Pemusnahan daun terserang dengan pembakaran
Penggulung daun melintang (Homona sp) Gejala serangan: • Daun tampak berkerut dan rusak • Daun menggulung bagian tepinya saja Pengelolaan: • Pemetikan daun yang menggulung • Sortasi
Sundapteryx bigutulla pada kapas
Gejala serangan: Ujung daun menguning dan berkerut Pertumbuhan kerdil Kuncup membuka lebih awal dan gugur Pengelolaan: Musuh alami: kumbang kubah, kepik, labalaba-laba Secara fisik mekanik
Penggerek Buah Kapas (Helicoverpa armigera) Gejala serangan: Hama memakan daun, bunga dan buah Buah yang tersrang busuk Pengelolaan: Musuh alami: Trichogramma sp
Jambu Mete Gejala: • Serangan berat pada tunas dapat menyebabkan pucuk layu dan mati • Bunga yang terserang berubah menjadi hitam dan mati Pengendalian: • Pemanfaatan musuh alami seperti: Telenomus sp, semut, jamur B. bassiana Pucuk yang rusak oleh kepik pengisap Helopeltis
Wereng Putih jambu Mete, Lawana sp Gejala: • Pada ranting terserang terlihat bekas-bekas berwarna coklat Pengendalian: • Pemanfaatan musuh alami seperti: Semut rang-rang, laba-laba, lalat buas, jamur patogen
Macaca sp
Babi Hutan
Kuliah IHPT Tgl 19 Agustus 2013 (I)
[email protected]
Kelompok Serangga hama
Homoptera Diptera Thysanoptera Lepidoptera Othoptera Hemiptera Coleoptera Isoptera Dermaptera
Telur
Wbc sayap pendek
Gejala serangan Wbc
Wereng Batang Coklat (WBC) dan gejala Serangannya Wbc sayap panjang
pada Tanaman Padi
Kutu Tanaman Kutu Tanaman
Koloni kutu tanaman
Bemisia tabacci Kutu hijau pada tanaman kedelai
Plutella xylostella
Crocidolomia pavonana Hama kubis-kubisan
Spodoptera litura pada tanaman kedelai
Penggerek batang padi Scirpophaga sp
sundep
beluk
Oryctes rinoceros Hama kelapa
Phaedomia inclusa Hama Kedelai
Stophilus oryzae Hama beras dan jagung
Henosephilachna sp Hama Terung
Agromyza sp Hama Kedelai
Liriomyza sp Hama kentang
Hama lalat buah
Tungau dan gejala serangan
Kelompok Serangga Musuh Alami
Mantodea Dermaptera Neuroptera Coleoptera Diptera Hymenoptera Hemiptera
Rodolia cardinalis Kumbang Predator
Laba-laba
Hymenoptera parasitoid
Kuliah PHT Tgl 29 Februari 2012
[email protected]
Kuliah IHPT Kuliah ke 3
Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
Sebab-sebab terjadi hama 1. Tingkat keragaman ekosistem - monokultur - polikultur/tumpang sari Teknik--teknik penganekaragaman Teknik pertanaman berpotensi untuk menurunkan serangan hama tetapi harus dilakukan dengan berhatiberhati-hati Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
Hama Polyphag : populasi meningkat pada tanaman beragam Hama Monophag : populasi menurun karena sulit utk menemukan inangnya
Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
Musuh alami : populasi meningkat jika tanaman beraneka ragam - madu - inang alternatif
Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
2. Pengelolaan Tanaman Aktivitas utk menumbuhkan tanaman yang dimulai dari memilih benih sampai panen. Setiap tahap kegiatan ini memungkinkan berkembangnya hama pada tanaman Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
a.Memilih benih cth : virus kedelai (seed borne) b.Mengolah tanah yg kurang sempurna : hama tdk mati c.Pengairan : kapas yg diairi meningkatkan serangan hama buah Pectinophora gossipiella d.Pemupukan : N yang berlebihan meningkatkan serangan wereng coklat P yg berlebihan berkorelasi negatif Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
e. Gulma : sebagai inang alternatif jika tdk ada tanaman utama. Ex.Leptocoryxa Ex. Leptocoryxa bila tdk ada padi matang susu, dpt hidup pd gulma Panicum crusgalli -Gulma sbg tpt istirahat musuh alami -Gulma yg ada pd petakpetak-petak pertanaman tdk perlu dimusnahkan Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
f. Jarak tanam : mempengaruhi iklim mikro,intensitas cahaya,musuh alami dan hama itu sendiri Cth. Wereng coklat populasinya meningkat pada jarak tanam rapat shg meningkatkan kelembaban dan menghalangi sinar matahari menembus pangkal batang Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
3. Varietas unggul modern yang rentan
Diutamakan: Umur Pendek Tahan Rebah Daun tegak Masalah hama ditanggulangi dg insektisida
[email protected]
4. Keanekaragaman Genetik Varietas modern daya tahannya relatif pendek, karena gen daya tahannya sedikit (1 gen) VUTW I (IR 26, 28, 30, 34) gen tahannya Bph-1 Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
5. Menanam satu varietas secara terusterusmenerus tanpa pola
•Menanam padi 3 x 1 tahun shg dalam satu hamparan terdapat padi dalam semua umur , shg tersedianya makanan secara terus menerus.
Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
6. Hama masuk ke daerah baru Makhluk hidup dapat bermigrasi ketpt lain secara aktif dan pasif Di tpt yang baru membentuk asosiasi dg tanaman inangnya Bila inang tdk memiliki daya tahan atau, hama tidak memiliki musuh alami maka terjadi wabah Cth hama kutu loncat lamtoro (Heteropsylla cubana) masuk th 1986
lanjutan Hama Keong emas masuk th 1987 utk perhiasan dan membersihkan dinding aquarium, ada yg terlepas ke alam bebas shg menjadi hama yg serius
7. Perobahan fisiologi tanaman karena herbisida Herbisida 2,4D (diclorophenoxy acetic acid) mengendalikan gulma berdaun lebar dan rerumputan Meningkatkan total protein daun sehingga lebih rentan thd serangan hama Cth. Populasi hama penggerek batang padi lebih tinggi pd tanaman yg diperlakukan dg herbisida tsb
9. Terlalu mengandalkan pestisida Sebab timbulnya wabah hama: a. Matinya musuh alami b. Hama mempunyai daya tahan yg diwariskan secara genetik bila dirangsang dg pestisida c. Pestisida merobah fisiologi dan struktur jaringan tanaman
Penggunaan pestisida
Sering digunakan oleh petani Hasilnya cepat terlihat Praktis dlm penggunaan Menimbulkan dampak negatif: resistensi,resurjensi,peledakan hama kedua,pencemaran lingkungan,keracunan pd konsumen dan pengguna,pembesaran biologik
Lima tepat dlm aplikasi pestisida 1. 2. 3. 4. 5.
Tepat sasaran, OPT Tepat pemilihan pestisida,legal Tepat waktu aplikasi Tepat takaran aplikasi Tepat metoda aplikasi
Sarat--sarat pestisida yg ideal Sarat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mempunyai toksisitas oral yg rendah Mempunyai toksisitas dermal yg rendah Tidak persisten Tidak meninggalkan residu Tidak berakumulasi Efektif thd OPT sasaran Mempunyai spektrum yg sempit Tdk mematikan OPT bukan sasaran
lanjutan
9. Tidak fitotoksis 10. Tidak menimbulkan resistensi pd OPT sasaran 11. Mudah didapat 12. Murah 13. Tidak mudah terbakar 14. Dapat disimpan lama tanpa mengurangi nilai 15. Tidak merusak alat
Kuliah IHPT Tgl 9 September 2012
[email protected]
Faktor -faktor yang mempengaruhi kehidupan serangga 1. Faktor dalam dari serangga (internal faktor) 2. Faktor lingkungan luar (external factor) atau environmental factor
Faktor Internal Kemampuan berkembang biak ditentukan oleh: 1. Kecepatan berkembang biak (keperidian dan jangka waktu berkembang) 2. Perbandingan sex ratio serangga
Faktor lingkungan luar (external faktor)
a.Faktor biotis: musuh alami,kompetisi, makanan b.Faktor abiotis (bukan makluk hidup) 1.Iklim(suhu,kelembaban,cahaya,curah hujan, angin) 2.Topografis
SUHU Serangga tergolong hewan yang berdarah dingin (poikilotermal) suhu badannya naik turun mengikuti suhu lingkungannya. Kisaran suhu utk kehidupan srg. 15-50 0C Myzus sp 15,4-33,7 0C opt 28,4 0C Serangga dapat dibedakan 5 daerah (zone) 1. Daerah suhu maksimum; daerah suhu dimana serangga tidak lagi dapat bertahan/menyesuaikan diri akibatnya serangga mati
2. Daerah suhu tinggi in aktif (zone estivasi) yaitu daerah suhu dimana serangga masih bertahan tetapi tidak lagi aktif /ber gerak dan tidak pula mati karena fisiologis organ-organ didalam tubuhnya masih bekerja. gejala yang demikian di sebut estivasi atau diapause yang berarti tidur atau istirahat. jika suhu menurun sampai titik tertentu maka serangga itu akan aktif kembali dan selanjutnya hidup secara normal
3.Daerah suhu optimum atau efektif yaitu daerah suhu dimana serangga hidup secara normal serta segala aktivitas berlangsung secara optimal . 4.Daerah suhu rendah inaktif (zone hibernasi) yaitu daerah suhu dimana serangga masih dapat bertahan hidup tetapi tidak lagi aktif maupun bergerak dan tidak pula mati karena organ didalam tubuh masih bekerja. Gejalanya disebut hibernasi, jika suhu meningkat sampai titik tertentu maka serangga aktif kembali dan hidup secara normal
5. Daerah suhu minimum yaitu darah suhu di mana serangga tidak dapat bertahan mau pun menyesuaikan diri lagi sehingga mati karena kedinginan. Serangga yang memiliki kisaran suhu luas di golongkan serangga eurythermal dan yang me miliki kisaran suhu sempit di sebut steno thermal
Pengaruh suhu terhadap kehidupan serangga 1. Perkembangan dan pertumbuhan serangga. Pd suhu opt kecepatan proses metabolisme serangga berbanding lurus dengan kenaikan suhu lingkungan . Apabila suhu naik maka proses metabolisme bertambah cepat , waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perkembangan serangga akan pendek
2. Aktivitas perpindahan (migrasi) dan perkembangan serangga , apabila suhu menurun atau naik dari suhu opt maka aktivitas perpindahan dan perkembangan serangga menjadi berkurang. 3. Pengambilan makanan apabila suhu naik atau turun dari suhu opt maka akan berpengaruh terhadap pengambilan makanan bagi serangga.
4. Perkembangbiakan serangga Naik turunnya suhu akan mempengaruhi jumlah telur yang diletakkan Kelembaban udara Serangga memerlukan air untuk kehidupannya dan mengkomsumsi air dari lingkungan dan sebaliknya juga secara kontinyu melepas air dari tubuhnya.
Cara serangga memperoleh air. a. Melalui makanan ini merupakan yang lazim karena setiap makanan mengandung air dalam jumlah tertentu. serangga yang memakan makanan yang basah (yg banyak mengandung air) maka kadar airnya tinggi dan sebaliknya.
b. Langsung mengisap air ; ada berapa jenis serangga dilengkapi dengan alat pengisap air yang khusus . Ada berapa serangga tanah dapat mengisap air melalui kulit badannya dg cara menempelkan pada dinding tanah. Lepidoptera dan diptera dewasa mengisap air langsung dg menggunakan alat mulutnya c. Melalui kulit luar mengisap uap air. Apabila uap air telah mencapai keadaan jenuh sehingga tubuh serangga dapat mengisap langsung dari udara. Ini sangat penting pada serangga di padang pasir dan juga serangga tanah
d.Melalui proses oksidasi integument yang terkandung dalam bahan-bahan simpanan didalam tubuh atau dari makan , misal pada serangga-serangga gudang mendapat suplai air dari proses oksidasi asam amino atau metabolisme
Cara serangga kehilangan air. a. Proses penguapan melalui kulit luar dan lubang pernafasan b. Melalui penglepasan
Hilangnya air dari tubuh serangga berbanding terbalik dengan tingkat kelembaban udara nisbi Kelembaban udara nisbi yang tinggi ber akibat penyusutan berat badan yang kecil dan berlangsung secara lambat, sebaliknya kelembaban udara nisbi yang rendah susut berat badan yang besar dan berlangsung cepat.
Kelembaban udara mempengaruhi ; 1. Pertumbuhan dan perkembangan serangga kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga umumnya mendekati kelembaban udara maksimum 80-90 % 2. Perkembangbiakan (reproduksi ) serangga 3. Aktivitas serangga
CURAH HUJAN Unsur-unsur penting dalam hubungan dg kehidupan serangga adalah 1. Jumlah hari hujan 2. Kelebatan hujan 3. Intensitas hujan Pengerek batang padi Tryporiza innotata yg sedang berdiapause akan teransang oleh curah hujan mencapai 10 mm dan turun secara teratur Curah hujan yang tinggi dapat membunuh lansung serangga kecil seperti kutu daun
Cahaya dan Radiasi matahari Sumber cahaya dari matahari, bulan,dan lampu Cahaya akan mempengaruhi ; 1. aktivitas serangga: aktivitas siang hari (diurnal), malam hari (nocturnal) 2. pertumbuhan dan perkembangan serangga ada serangga yang membutuhkan cahaya terang /gelap
Angin dan gerakan udara
Pengaruhnya terhadap aktivitas serangga terutama dalam penyebaran serangga.
FAKTOR TOPOGRAFIS Topografis suatu daerah mengambarkan situasi alam berupa laut, sungai, gunung, bukit, padang pasir atau padang rumput. Unsur topografis kerapkali menghambat /menghalangi pemencaran, dari suatu daerah ke daerah lain Unsur edafik seperti sifat fisis dan kimia mempunyai efek langsung terhadap kecocokan lingkungan tertentu bagi jenis serangga Jenis tanah akan menentukan kecocokan tanaman yang tumbuh. Tanaman yang tumbuh baik akan mempengaruhi serangga yang makan tanaman tersebut.
Faktor biotis 1. Musuh alami 2. Kompetisi 3. Makanan Musuh alami terdiri dari - Predator - Parasitoid - Patogen
Predator • • • • • • • •
Serangga atau hewan yg memangsa serangga hama. Ukuran tubuh lebih besar dari mangsa Memakan secara langsung Lincah, hidup bebas Pradewasa dan dewasanya memangsa Perlu lebih dari satu individu mangsa Alat mulut dan tungkai kokoh dan kuat Contohnya: burung hantu,kumbang,belalang sembah,laba-laba
Predator bll sembah dan br hantu
Parasitoid • Serangga yg memarasit serangga lain • Yg bersifat parasitoid adalah larva, sedangkan dewasa hidup bebas makan nektar • Utk menyelesaikan satu siklus hidup parasitoid perlu satu inang • Serangga inang yg diparasitoid tdk langsung mati.
Siklus hidup parasitoid
Gbr. Parasitoid Diadegma semiclausum dan Eriborus sp
Gbr parasitoid Hemiptarsenus varicornis
Jantan
Betina
Pengelompokan parasitoid • Berdasarkan fase hidup inangnya: – Parasitoid telur,hidup pd telur inang – Parasitoid larva, hidup pd larva inang – Parasitoid pupa, hidup pd pupa inang
Parasitoid telur,larva dan pupa
Berdasarkan tpt mendapatkan makanan dr inangnya
• Endoparasitoid, hidup di dalam tubuh inang • Ektoparasitoid, hidup di luar tubuh inang
Endoparasitoid
Ektoparasitoid
PATOGEN
mikro organisme yang menginveksi serangga hama hingga menimbulkan gejala sakit dan akhirnya mati patogen terdiri; - Bakteri :Bacillus thuringiensis (bt) yang menginveksi larva Lepidoptera dan Coleoptera - Virus : NPV (Nuclear Polyhidrosis Virus) - Jamur/cendawan : Beaveria bassiana, Metharhizium anisoplae, Nomuraea rileyi - Nematoda: masuk ketubuh serangga melalui lubang alami spt mulut, spiracel, anus kemudian menuju ke sel pencernaan dan menyebar dalam tubuh serangga.
Patogen • Virus contoh NPV (Nuclear Polyhedrosis Virus), masuk melalui mulut • Bakteri cth. Bacillus thuringiensis, masuk melalui mulut • Jamur cth. Metharyzium anisopliae, Beauveria bassiana, Nomuraea rileyi, masuk melalui kulit serangga
Gejala serangan Bacillus thuringiensis
Gejala serangan Metarhizium
Gejala serangan Beauveria bassiana
Faktor-faktor yang mendukung efektifitas parsitoid dalam menekan populasi inangnya. 1. Daya kelangsungan hidup (survival) baik 2. Hanya satu atau sedikit individu inang diperlukan utk melengkapi daur hidupnya. 3. Populasi parasitoid dpt tetap bertahan meskipun pada aras populasi inang rendah 4. Sebagian besar parasitoid monofag/olygofag sehingga memiliki kisaran inang sempit shg populasi parasitoid memiliki respon yang baik terhadap penambahan populasi inang
Beberapa kelemahan parasitoid utk mengendalikan populasi inang 1. Daya cari parasitoid seringkali dipengaruhi oleh keadaan cuaca atau faktor lingkungan lainya yang sering berubah-ubah 2. Serangga betina yg berperan melakukan pencarian inang untuk meletakan telur 3. Parasitoid yg memiliki daya cari tinggi biasa nya menghasilkan telur sedikit
Faktor biotis 1. Musuh alami 2. Kompetisi 3. Makanan
Faktor Kompetisi Kebutuhan yg dimanfaatkan bersama-sama oleh dua atau lebih organisme /spesies serangga,materi yang dibutuhkan mencakup 1.Makanan 2.Ruang gerak 3.Tempat berlindung 4. Pasangan
KOMPETISI 1. Intraspesifik kompetisi yang terjadi diantara populasi species yang sama kerena membutuhkan makanan dan ruang yang sama. Serangga holometabola : memiliki strategi utk menghindari persaingan dg berbedanya morfologi dan ekologi antara stadia larva dan imago. Larva makan tanaman dan imago makan nektar/embun madu
2. Interspesifik; kopetisi yang terjadi antara populasi yang berbeda spesiesnya tetapi membutuhkan materi ruang atau kondisi sejenis. Cth: Sithopylus oryzae dan Rhizoperta dominica S.oryzae dapat mengeliminasi R.dominica pada suhu 290C, R.dominica akan mengeliminasi S. oryzae pada suhu 320C
Faktor makanan Berdasarkan kebiasaan cara serangga makan dibedakan atas; 1. Herbifor; serangga yg biasa makan dan hidup pada bagian tumbuhan spt pada daun , bunga, buah dll 2. Karnifor ; serangga hidup melalui berburu dan makan binatang atau serangga hidup lainnya (predator)
3.Saprofor ; serangga hidup pada sisasisa bahan organik yang berasal dari tanaman atau binatang dan kotoran hewan 4.Omnifor; serangga yang memakan tanaman dan hewan secara silih berganti
Berdasarkan variasi makanan serangga dpt dibedakan: 1. Polyfag; serangga yang memakan/merusak beberapa sp tan dalam berbagai famili. Misal Spodoptera litura menyerang berbagai fam spt Crusiferae, solanoceae, graminae 2. Olygofag serangga memakan/merusak bbrp spesies tan pada famili yang sama atau 1 famili misal Crocidolonia pavonana yang menyerang famili crucifera spt kubis,kol bunga, brokoli dll 3. Monofag serangga yg memakan/merusak satu spesies tan mis hama pengerek batang padi.
Polyfag
Oligofag
Monofag
dipilihnya jenis makanan oleh serangga tertentu tergantung pada; - faktor genetis (kromosom) yg diturunkan - latihan oleh induknya (Parental training) -pengalaman yang diperoleh spesies itu sendiri. Hal-hal yang menyangkut makanan antara lain 1. tipe dari makan 2. enak tidaknya rasa makanan 3. ketersediaan makanan 4. mudah tidaknya makanan diambil
Unsur yang menentukan dlm hal faktor makanan secara keseluruhan adalah 1. Kwantitas makanan 2. Kwalitas makanan Kwantitas makanan ; banyak sedikitnya suplai makanan sangat mempengaruhi dan menentukan besarnya populasi .Dalam kondisi makanan berlimpah ,sedangkan populasi serangga rendah maka populasi itu akan tumbuh dan meningkat dg cepat
Pada saat populasi mencapai puncaknya jumlah suplai makanan relatif kurang akan terjadi peristiwa kompetisi sehingga mortalitas meningkat dan populasi menurun Makanan merupakan salah satu faktor bertautan padat (density dependent factor) yg bekerjanya akan meningkat atau menurun mengikuti tingkat populasi
Kwalitas makanan Akan menentukan taraf perkembangan populasi gizi makanan berpengaruh terutama pada pertumbuhan ,perkembangan, kesuburan, mortalitas maupun keperidian serangga. Selain gizi yang berpengaruh adalah kadar air, fisik , fisiologi, dan kandungan kimia tanaman
Hubungan Serangga dengan tanaman inang Serangga herbifor terbagi menurut tempat 1. Euritopik ; serangga herbifor yg sifat nya umum (generalis) dpt hidup pada berbagai habitat 2. Stenotopik; serangga herbifor yg sifatnya spesifik atau spesialis yg dapat hidup pada habitat tertentu. Serangga herbifor dibagi menurut makanannya 1. Eurifagik ; serangga herbifor yang dapat memakan berbagai jenis pakan 2. Stenofagik ; serangga herbifor memakan jenis makanan tertentu
Hubungan serangga dg tanaman dpt dilihat dr Dua segi; 1. Sifaf perilaku dan fisiologi serangga 2. Sifat tanaman sbg sumber rangsangan 1.Sifat Perilaku dan Fisiogi Serangga Dapat dilihat dari respon (tanggap) dari serangga thd inang nya (stimulant) dari tanaman sehingga serangga tertarik datang dan memakan tanaman
Pemilihan tanaman sebagai inang serangga terdiri atas 5 fase, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Pencarian habitat tanaman inang Penemuan tanaman inang Pengenalan tanaman inang Penerimaan tanaman inang Kesesuaian tanaman inang
Serangga dalam menemukan inang. 1. Pencarian habitat inang . Pada tahap ini yg berperan adalah serangga dewasa yang sedang memencar. Yang berperan adalah rangsangan fisik (cahaya, suhu, kelembaban, angin), grafitasi bumi. 2. Penemuan inang :serangga menggunakan indra penglihatan dan penciuman untuk menemukan inangnya. serangga dpt melihat warna, ukuran dan bentuk tanaman dan indra penciuman serangga dapat mencium bau tanaman tsb
3. Pengenalan inang ; serangga menemukan rangsangan tanaman jarak pendek yang mendorong serangga menetap pada tan tsb. 4. Penerimaan inang ; serangga dengan indra peraba dan perasa mencicipi tan tsb. Bila sesuai terus makan dan akan terlihat kerusakan pada tanaman 5. Kesesuaian inang ; jika sesuai maka serangga itu akan berkembang biak. Ini ditentukan oleh unsur dan zat antibiosis yg terdapat dalam tan. Apabila unsur hara tidak cocok maka serangga tidak akan berkembang. Apabila ada zat antibiosis serangga akan mati
2. Sifat Tanaman Sebagai Sumber Rangsangan Yang merupakan sumber rangsangan dari tanaman 1. Sifat morfologi; ukuran daun, bentuk, warna dan kekerasan jaringan tan, adanya rambut-rambut, dan tonjolan yg dpt merangsang untuk memilih inang. ada serangga yg tertarik pada daun yg berwarna hijau pekat atau daun yang besar maka serangga memilih untuk makan
2. Sifat fisiologi; berupa zat kimia yg dihasil kan oleh proses metabolisme tan, baik metabolisme primer maupun sekunder Hasil metabolisme primer spt karbohidrat, lemak, protein, hormon, enzim-enzim, dan senyawa an organik yang berfunggsi utk pertumbuhan dan pembiakan tanaman.
Hasil metabolisme sekunder yg berfungsi sbg pertahanan tanaman terhadap serangga. Hasil metabolisme sekunder disimpan dalam jarigan tanaman 1. Feromon; senyawa kimia yg berfungsi dalam kumunikasi antar individu dalam satu spesies 2. Allelokimia ; senyawa kimia yg berfungsi dalam kumunikasi antar spesies yang berbeda.
Allelokimia dibagi atas Allomon ; merupakan senyawa kimia yg menguntungkan bagi produsen (tan) dan merugikan bagi penerima (konsumen) /serangga a. zat repellen (penolak) yg mengusir utk menjauh dari tanaman b. Zat pengairah gerakan untuk menjauhi tan c. Zat penekan (Suppressan) yg menghalangi kegiatan makan /pengisapan oleh serangga d. Zat penghalang (deterrents) menghalangi kelanjutan proses makan dan peletakan telur
e. Zat antibiotik yg mengganggu pertumbuhan dan perkembangan normal larva,mengurangi umur dan fecunditas imago, menganggu prilaku normal 2. Kairomon ; merupakan senyawa kimia yg lebih menguntungkan bagi serangga (konsumen) , merugikan bagi produsen (tan) a. Zat penarik (attractants) menarik serangga ke tanaman
b. Zat penahan (arrestants) zat kimia yang menahan dan memperlambat gerakan serangga sehingga serangga tetap berada pada tanaman c. Zat penggerak makan (excitants) merangsang serangga makan dan meletakan telur pada tan. Yang berfungsi/berperan dlm penentuan sifat ketahanan tan thd serangga adalah ALLOMON
Mekanisme ketahanan Tanaman yang tahan; adalah tan yg menderita kerusakan lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan tingkat populasi hama dan keadaan lingkungan yg sama Kogan (1982) mengelompokkan ketahanan 1. Ketahanan genetik (gen tanaman) 2. Ketahanan ekologi (faktor lingkungan) Ketahanan ekologi disebut ketahanan palsu (pseudo resisten) Ketahan ekologi ini tidak tetap dan mudah berubah tergantung keadaan lingkungan Ketahanan genetik relatif stabil dan sedikit dipengaruhi oleh perubahan lingkungan
KETAHANAN GENETIK Painter(1951) mekanisme ketahanan tan thd serangga 1. Ketidak sukaan (non preferen) 2. Antibiosis 3. Toleran Ketidak sukaan (non preferen) sifat tan yg menyebabkan serangga menjauh atau tidak menyenangi suatu tan baik utk makan/untuk peletakan telur
PREFERENS
ANTIBIOSIS Pengaruh buruk tanaman terhadap serangga
Bertelur Makan Berlindung
TOLERANS Perbaikan, sembuh,atau melawan infestasi
NON PREFERENS Menurut kogan (1982) istilah non preferen lebih tepat digunakan adalah antisenosis (senosis= tamu) antisenosis berarti menolak tamu. 1. antisenosis kimia---.> penolakan kimia 2. antisenosis morfologi-- > penolakan morfologi Antisenosis kimia : tanaman mengandung allelokimia yg menolak kehadiran serangga. Apabila varietas itu tahan maka lebih sedikit didatangi serangga dibanding dg varitas rentan (peka) Antisenosis morfologi; ketahanan ini terbawa oleh sifatsifat stuktur tanaman/morfologi tan yg dpt menghalangi terjadinya proses makan dan peletakan telur
ANTIBIOSIS
Pengaruh fisiologi pada serangga yang merugikan , sebagai akibat kegiatan serangga memakan tanaman tertentu . Gejala penyimpangan fisiologi terlihat apabila suatu serangga dipindahkan dari tan tdk memiliki sifat antibiosis ke tanaman yang memiliki sifat tsb.
Gejala penyimpangan fisiologi pd serangga a. kematian larva atau fase instar permulaan b. pengurangan laju pertumbuhan c. peningkatan mortalitas pupa d. ketidak berhasilan dewasa keluar dari pupa e. fase dewasa bentuknya tidak normal f. fecunditas & fertilitas rendah g. masa hidup serangga dewasa berkurang h. bentuk dewasa tidak normal i. perilaku gelisah dan gejala tidak normal
Kogan(1982) nenyatakan timbulnya gejala tsb: a. Adanya metabolik toksik dalam jaringan tanaman (alkoloid, glukosida dan quinon) b. Unsur hara utama tidak ada /kurang tersedia bagi kehidupan serangga c. Perbandingan unsur hara tidak seimbang d.Adanya anti metabolik yang menghalangi ketersediaan berapa unsur hara bagi serangga e. Adanya enzim yg mampu menghalangi proses pencernaan makanan dan pemanfatan unsur hara oleh serangga
Mekanisme antibiosis ini yg penting dan banyak dicari dan dimanfaatkan oleh ahli pemuliaan tan sebagai sumber gen utk memperoleh varietas yang tahan hama a. Kandungan gossipol pd kapas thd hama Helicoverpa armigera b. Kandungan asparagin pada tan padi utk ketahanan thd wereng coklat c. Kandungan dimboa pada jagung utk pengerek batang
TOLERAN Kemampuan tanaman tertentu utk sembuh dari luka yg disebabkan karena serangan hama atau mampu tumbuh lebih cepat sehingga kurang mempengaruhi hasil dibanding dg tan yg peka Mekanime toleran :tanggap tan terhadap serangan hama , sedangkan mekanisme antibiosis lebih ditentukan oleh tanggap serangga terhadap tan.
Faktor yg menentukan mekanisme toleran a. kekuatan tan (vigor) secara umum b. pertumbuhan kembali jaringan yg rusak c. ketegaran batang thd perebahan d. produksi cabang -cabang tambahan e. pemanfaatan nutrisi lebih efisien oleh serangga
Ketahanan Ekologi Ketahanan ekologi (ketahanan palsu/ketahanan semu) sifat ketahanan tidak dikendalikan faktor genetik tetapi sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bersifat sementara 3 ketahanan ekologi a. Pengelakan inang (host evasion) b. Ketahanan dorongan c. Inang luput dari serangan (host escape)
a. Pengelakan (host evasion) . Terjadi bila waktu pemunculan fase tumbuh tanaman tertentu tidak bersamaan dg waktu pemunculan stadia hama yg aktif mengkonsumsi tan/ karena terjadi ketidak sesuaian fenologi antara hama dg tan inang . Ini dpt dilaksanakan dg mengatur waktu tanam spt memajukan /memundurkan waktu tanam
b. Ketahanan dorongan ( iduced resistence) Terjadi apabila dorongan dari keadaan lingkungan tertentu sehingga mampu bertahan thd hama . - pemupukan, pengaturan irigasi dan teknik budidaya lainnya Penggerek batang dan wereng coklat meningkat populasi apabila kandungan N pada tan padi meningkat . Peledakan wereng setelah tahun 1970 bersamaan dengan ditingkatkannya dosis pupuk N sebagai bagian dari teknologi pertanian moderen
c. Inang luput dari serangan (host escape) Pada suatu daerah terdapat suatu kelompok varitas yg tidak diserang /serangan rendah, sedangkan kelompok lain terserang. Hal ini dikatakan luput dari serangan hama. Penyebab yang pasti sulit di mengerti mungkin karena faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan suatu varietas tanaman • Biotipe • Kondisi kesehatan tanaman
Biotipe populasi serangga hama yg mampu memakan dan hidup pada tanaman /varitas yg sebelumnya dikenal tahan terhadap populasi lain dari spesies yang sama . Jadi bentuk sama tetapi yg berubah adalah perilaku nya (fisiologi nya) Terjadinya biotipe ini karena faktor seleksi alami
EKOLOGI SERANGGA
Tingkatan Organisme
Populasi • Sekelompok organisme dari spesies yang sama (individu-individu dapat bertukar informasi genetik)yang menempati suatu ruang atau tempat tertentu • Populasi merupakan dasar dari ekosistem di bumi
Sifat/Karakteristik suatu populasi:
Kepadatan Penyebaran Sebaran umur Komposisi/keragaman genetik
Kepadatan/kerapatan Besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang Umumnya dinyatakan sebagi jumlah individu atau biomassa populasi per satuan area atau volume, contohnya: • 500 individu serangga/ m2
Penyebaran populasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi :
o Distribusi sumberdaya o Perilaku sosial o Faktor lain (interaksi organisme, tempat berlindung, dll)
Sebaran umur
o Suatu populasi yang terdiri dari 75% imago, 25% serangga muda sangat berbeda dengan populasi yang terdiri dari 25% imago, 75% serangga muda o Struktur umur: penyebaran umur dalam suatu populasi Distribusi dari jantan dan betina dalam masingmasing kelompok umur dari suatu populasi Digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan populasi di masa depan
Dinamika Populasi
Mempelajari tentang perubahan dalam jumlah populasi dan faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut
Rumus sederhana pertumbuhan populasi P2=P1+N–M±D D = I – E atau P 2 = P1 + N – M + I – E P 2 = populasi akhir P 1 = populasi awal N = Natalitas (jumlah kelahiran ) M = mortalitas (jml kematian ) D = penyebaran I = Imigrasi (jml populasi yang masuk) E = Emigrasi (jml indidu keluar)
Dinamika Populasi Terdapat tiga faktor yang menentukan perubahan dalam populasi, yaitu • kelahiran • kematian • migrasi imigrasi emigrasi
Kematian
Kelahiran Imigrasi
Ukuran Populasi
Emigrasi
Dinamika Populasi Tabel kehidupan menggambarkan lama hidup, mortalitas, dan harapan hidup pada interval umur tertentu. Berdasarkan tabel kehidupan dibuat kurva kelangsungan hidup
Model pertumbuhan populasi
• Suatu model populasi adalah perkiraan matematis dari bagaimana suatu populasi berjalan • Memiliki sejumlah parameter yang dapat memprediksi populasi
Model pertumbuhan populasi Pertumbuhan populasi dapat diukur dengan dua cara, yaitu • Pertumbuhan eksponensial/ geometric model • Pertumbuhan logistik/ sigmoid model
Pertumbuhan Eksponensial • Kelahiran melebihi kematian • Laju kelahiran dan kematian tidak tergantung pada ukuran populasi • Mengabaikan migrasi Implikasinya : populasi akan terus tumbuh dan tidak akan berhenti (tidak realistis karena pertumbuhan populasi akan berhenti jika faktor pembatas bekerja)
Ukuran populasi (N)
Exponential growth – density independent
Waktu generasi (t)
Pertumbuhan logistik Daya dukung lingkungan (K) mempengaruhi populasi, sehingga pertumbuhan populasi dari spesies yang sama pada habitat yang berbeda bisa berbeda karena daya dukung lingkungan pada habitat tersebut juga berbeda
Logistic equation – density dependent
Population size
K
N = rN(K-N) K
Time, in generations
Faktor-faktor yang mengendalikan pertumbuhan Populasi Density
Dependent Factors (faktor tergantung kepadatan) Density Independent Factors (faktor tidak tergantung kepadatan)
Density
Dependent Factors (faktor tergantung kepadatan): faktor yang mengendalikan populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang kecil Contohnya: kompetisi, predasi, parasitisme
Density
Independent Factors (faktor tidak tergantung kepadatan): faktor yang mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi Contohnya: kebakaran hutan, kekeringan, letusan gunung berapi
Dispersal/Penyebaran
Pergerakan
individu untuk menjauhi tempat kelahirannya Merupakan pola pergerakan individu dalam bentuk ruang
Terdapat dua tipe pergerakan: 1. Trivial movement: pergerakan didalam populasi dalam hubungannya dengan kopulasi, mencari makan dan meletakkan telur 2. Migratory/dispersal: pergerakan perilaku khusus dan perubahan fisiologi khusus, biasanya dicirikan oleh individu yang memiliki sifat-sifat kegiatan bergerak yang meningkat
Penerbangan untuk berpindah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Pergerakan sayap secara aktif 2. Pergerakan secara pasif mengikuti arah angin Pergerakan tersebut dipilih tergantung pada: 1. Kemampuan terbang 2. Ukuran serangga 3. Jarak dari permukaan tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya migrasi: 1. Crowding (menggerombol) 2. Kualitas makanan 3. Suhu 4. Pada serangga jantan ada signal untuk bermigrasi
EKOSISTEM
Beberapa populasi /banyak populasi yang hidup pada suatu tempat disebut KOMUNITAS Komunitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik lingkungan. Sistim yang komplek demikian yang merupakan hubungan timbal balik antara Faktor –fakor biotik dan lingkungan di sebut EKOSISTEM. Ekosistim dibedakan atas dua 1. ekosistim alamiah. Hutan, danau, rawa2, 2. ekosistim buatan. Sawah, tambak , perkebunan, perkotaan.
• Suatu ekosistim pertanian merupakan ekosistim labil ,artinya untuk memperoleh hasil pertanian yang cukup tinggi di perlukan tambahan energi berupa pupuk, penyiangan gulma , pengendalian hama dan penyakit dll • Sedangkan ekosistim alami sperti hutan primer faktor natural control lebih banyak sehingga nilai equibilium position lebih rendah dari pada ekosistim pertanian karena ekosistim alami merupakan ekosistim yang stabil
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi
• Faktor eksternal • Faktor internal
Faktor eksternal • Teori biologik:faktor bertautan padat menentukan kepadatan populasi ex:musuh alami,persaingan intraspesifik dan interspesifik dalam hal makanan • Teori iklim;faktor iklim yang mengatur populasi • Teori komprehensif:semua faktor menentukan besar-kecilnya populasi
Faktor internal Dari serangga itu sendiri • Sex ratio • Keperidian • Lama perkembangan
Ambang Ekonomi (AE):Kepadatan populasi hama yg memerlukan tindakan pengendalian utk mencegah mencapai ALE Ambang Luka Ekonomi (ALE): Kepadatan populasi terendah yg dpt menyebabkan kerusakan ekonomi
Teknik Pengendalian Hama 1.Pengendalian Kultur Teknik 2.Pengendalian Hayati 3.Pengendalian Kimiawi 4.Pengendalian dengan varietas tahan 5.Pengendalian Fisik dan Mekanik 6.Pengendalian dengan peraturan
Pengendalian Secara Kultur Teknik
Bertujuan untuk mengelola lingkungan tanaman sehingga kurang cocok bagi kehidupan hama dan mendorong berfungsinya musuh alami secara efektif
Pengendalian Fisik Teknik pengendalian hama yg paling kuno. Tujuannya utk mematikan hama, mengganggu aktivitas fisiologi hama. Harus diketahui tentang ekologi hama,seperti faktor lingkungan fisik (suhu,kelembaban,bunyi, sinar, spektrum elektromagnetik)
Pengendalian Mekanik • Bertujuan utk mematikan hama secara langsung baik dg tangan atau bantuan alat dan bahan lain. • Memerlukan tenaga yg banyak • Harus dilakukan secara kontinu • Efektivitasnya rendah • Perlu diketahui perilaku hama
Pengendalian Hayati • Pengendalian hayati • Pengendalian alami
Agensia Pengendali hayati
• Parasitoid • Predator • Patogen Serangga
Pengendalian Kimiawi (pestisida) • • • •
Sering digunakan oleh petani Hasilnya cepat terlihat Praktis dlm penggunaan Menimbulkan dampak negatif: resistensi,resurjensi,peledakan hama kedua,pencemaran lingkungan,keracunan pd konsumen dan pengguna,pembesaran biologik
Pengendalian dengan varietas tahan Teknik pengendalian ini efektif, murah, dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Yang paling berhasil pada tanaman padi dg adanya VUTW
Pengendalian dg undang-undang
•Karantina •Kompes •PHT
ILMU PENYAKIT TANAMAN Ilmu yang mempelajari suatu proses fisiologis tanaman yang tidak normal yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil dari tanaman
MENGAPA PERLU DIPELAJARI
1. Peningkatan jumlah penduduk 2. Kebutuhan pangan meningkat 3. Adanya sejarah penyakit pada tanaman yang merugikan : - Penyakit hawar daun kentang (Phythophora infestans) pd tahun 1844 di Amerika, Eropa - Penyakit bercak coklat (Drechlera oryzae) th 1942 di Banglades - Penyakit karat kopi (Hemilea vastatrik) th 1880 di Indonesia
MENGAPA MERUGIKAN
1. Mengurangi kuantitas hasil
- Penyakit karat (Phakopsora pachyrrhizi daun kedelai di Indonesia menurunkan 4090% - Penyakit bercak coklat (Drechlera oryzae) pada padi menurunkan hasil 50-91%
2. Mengurangi mutu atau kualitas hasil - Penyakit kudis (Streptomyces scabies) pada kentang, pada Apel (Podosphaera leucotricha)
3. Untuk mengelola perlu biaya
- untuk mengelola penyakit cacar teh (Exobasidium vexans) perlu penyemprotan dgn oksiklorida tembaga 300 gr/ha dilakukan 10-20 kali selama musim penghujan
4. Menimbulkan gangguan pd manusia dan hewan - Jamur Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin, Penicillium citrinum menghasilkan toksin citrinin
PENYAKIT TANAMAN PENGERTIAN PENYAKIT TANAMAN Proses fisiologis tanaman yang tidak normal yang disebabkan oleh pengganggu yang mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas hasil yang diharapkan
GANGGUAN JAMURYANG MENURUNKAN KUALITAS DAN KUANTITAS
GANGGUAN KARENA VIRUS YANG TIDAK MENURUNKAN KUALITAS TANAMAN
MENGAPA PENYAKIT TANAMAN MERUGIKAN 1. Menurunkan kuantitas hasil 2. Menurunkan kualitas hasil 3. Perlu biaya untuk pengendalian 4. Menyebabkan gangguan pada manusia dan hewan
KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT P
T
L
P : Penyebab T : Tanaman L : Lingkungan
KONSEP SEGITIGA
P L
T
P : Penyebab T : Tanaman L : Lingkungan M : Manusia
KONSEP SEGIEMPAT
P
W T
M
P : Penyebab T : Tanaman L : Lingkungan L M : Manusia W : waktu
KONSEP LIMAS
TIMBULNYA PENYAKIT BARU PADA TANAMAN
1. Penyebaran dari penyakit yang lama (antar negara, pulau, daerah) 2. Makin banyaknya tanaman yang rentan (mementingkan produksi tinggi) 3. Kesalahan cara bercocok tanam (rotasi, jarak tanam yang tidak tepat, dll) 4. Timbulnya patogen jenis baru (karena mutasi, tanaman tahan, pestisida) 5. Introduksi tanaman baru
PENYEBAB PENYAKIT (patogen) Biotis (parasit, patogen, saprofit) : jamur, bakteri,
virus,nematoda, tumbuhan , mikoplasma Abiotis (defisiensi unsur, keracunan, polusi, pH) Parasit : organisme yang hidup, mengambil makanan dan berkembangbiak pd organisme hidup Saprofit : organisme yang hidup, mengambil makanan, dan berkembangbiak pada organisme mati Epifit : Organisme yang hidup pd bagian yang mati dr organisme hidup Tanaman inang (host) : tananam tempat organisme penyebab penyakit mengambil makanan
BERDASARKAN CARA HIDUP
1. Parasit obligat : hanya hidup pada organisme hidup contoh : Jamur Hemileia vastatrix (karat daun kopi), Exobasidium vexans (cacar daun teh) Nematoda parasit
Saprofit obligat : hanya hidup pada organisme mati
2. Parasit fakultatif : bisa hidup pada organisme hidup maupun mati (saprofit bisa sebagai parasit) Contoh :Phytophthora parasitica var. nicotianae (lanas
pada tembakau), Rhizoctonia solani (rebah kecambah pada tomat)
Saprofit fakultatif : parasit bisa juga sbag saprofit
Berdasarkan banyaknya tanaman Inang yang diserang, Parasit dibagi atas 3 : 1. Parasit monofag : Hanya dapat menyerang 1 inang saja,
jenis
ex. Jamur Exobasidium vexans pada teh
2. Parasit Oligofag : menyerang beberapa jenis inang
dalam satu famili
ex. Jamur Cercospora sp
3. Parasit Polifag : menyerang banyak inang dlm beberapa
famili Ex:- jamur Erwinia carotovora subsp. carotovora pada berbagai jenis tanaman yang sukulen - nematoda Meloidogyne penyebab bengkak akar
Berdasarkan waktu mulai menyerang, Parasit dibagi atas 3 : • Parasit primer : Parasit yang pertama kali menyerang tanaman inang yang masih sehat – ex. Meloidogyne sp
• Parasit sekunder : Parasit yang menyerang setelah parasit primer menyerang – ex : Fusarium oxysporum
• Parasit lemah : Parasit yang baru dapat menyerang tanaman inang, apabila inangnya pada kondisi lemah. – Ex: Colletotrichum capsici
Berdasar cara penularan / perpindahan sampai ke tanaman inang, Parasit dibagi atas 4 : • Parasit tular tanah (soil borne patogen) : Parasit yang ditularkan/dipindahkan dengan perantara tanah • ex : Phytophthora infestans • Parasit tular bahan perbanyakan (seed borne parasit). • Ex: Colletotrichum capsici pada buah cabai • Parasit tular udara/angin • ex : Pyricularia oryzae • Patogen tular serangga. • Ex: Ralstonia solanacaerum ras 2 pada pisang
BERDASARKAN CARA PENGAMBILAN MAKANAN
1. Patofit (parasit biotrof): parasit yang lansung menghisap nutrisinya dari sel hidup dengan haustorium 2. Pertofit (parasit nekrotof): parasit dalam mengambil makanan lebih dulu membunuh sel hidup dengan enzim atau toksin kemudian menyerap isi sel
PEMBUKTIAN PENYEBAB PENYAKIT Postulat Koch
1. Organisme harus ada pada bagian yang sakit 2. Organisme harus dpt dipisahkan (diisolasi) dan dibuat biakan murni 3. Biakan murni bila diinokulasikan pd tanaman sehat yang rentan hrs menimbulkan gejala sama 4. Organisme hrs dpt dipisahkan kembali dan hrs sama dengan yang dipakai untuk inokulasi
PATOGENESIS
- Proses suatu patogen dalam menimbulkan penyakit 1. Inokulasi : kontak antara patogen/inokulum (bagian dari patogen) dgn tanaman inang. Contoh inokulum :spora, miselium, sel bakteri, virus, telur atau larva nematoda Inokulum primer: inokulum yang berasal dr tempat mempertahankan diri sebelum menginfeksi tanaman Inokulum sekunder: inokulum yang berasal dari tanaman yg terinfeksi
Tahap inokulasi, contoh : pada jamur, inokulum(spora,miselium) dibawa angin menempel pd permukaan daun, apabila lingkungan cocok maka spora akan berkecambah dengan membentuk tabung kecambah, untuk melekatkan diri membentuk apresorium kemudian membentuk tabung penetrasi
2. Penetrasi : masuknya patogen ke dalam jaringan tanaman inang. a. Penetrasi aktif : penetrasi melalui tekanan mekanik dan atau reaksi enzimatik , contoh jamur (dengan tabung penetrasi), nematoda (dengan stylet, enzim) b. Penetrasi pasif : penetrasi melalui lubang alami (stomata, hidatoda, lentisel) atau luka. Melalui Stomata (bakteri, jamur Puccinia graminis f.sp. tritici) , hidatoda (Xanthomonas campestris), lentisel (Erwinia carotovora)
Melalui luka : virus, bakteri ,jamur parasit lemah Penicillium, Rhizopus 3. Infeksi : proses patogen kontak dengan sel tanaman inang, menetap dan mengambil makanan sehingga timbul gejala kerusakan. Waktu antara inokulasi sampai timbulnya gejala disebut periode inkubasi. Selama proses infeksi patogen mengeluarkan enzim, toksin, zat pengatur tumbuh. 4. Invasi : patogen mengadakan penyebaran dalam jaringan atau ke luar jaringan tanaman.
BAHAN KIMIA YANG DIHASILKAN PATOGEN
1. Enzim (untuk mendegradasi dinding sel): selulose, pektinase, kutinase , (untuk mendedradasi bahan dalam sel) ; proteinase, lipase, amilase 2. toksin : tabtoksin (Pseudomonas tabaci), Fusarial toksin (Fusarium), Piricularin (Pyricularia oryzae), viktorin (Helminthosporium victoriae) 3. zat pengatur tumbuh : auksin (Meloidogyne, Phythophtora infestan, Ustilago maydis, Pseudomonas solanacearum) , giberelin (Gibberella fujikuroi) tumbuh memanjang pd padi, sitokinin (Corynebacterium fasciens) tumbuh tunas lateral pd kacang tanah
GEJALA PENYAKIT TANAMAN
Gejala adalah reaksi atau perubahan internal dan eksternal dari tanaman akibat serangan patogen 1. Gejala lokal: pd bagian tertentu dari tanaman 2. Gejala sistemik : pd seluruh bagian tanaman 3. Gejala primer : gejala yang terjadi pd bagian yang terserang penyakit 4. Gejala sekunder : gejala di bagian lain akibat dari gejala primer
GEJALA PENYAKIT TANAMAN
keriting
1. Gejala Hiperplasia : pertumbuhan yang melebihi normal akibat perbanyakan sel , hipertropi : pertumbuhan yang melebihi normal akibat perbesaran sel (bengkak, bintil, keriting,
2. Gejala hipoplasia : pertumbuhan tanaman kurang dari normal akibat jumlah sel kurang, hipotropi : pertumbuhan tanaman kurang normal akibat ukuran sel lebih kecil
3. Perubahan warna a. Menguning : terganggunya pembentukan klorofil daun - mosaik : sebagian kuning/hijau
- Vein clearing : tulang daun menguning - Vein banding : daging daun menguning - kekurangan Fe : menguning
b. Kemerahan/merah keunguan : kurang P c. Layu : terganggunya sistem pembuluh
- Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) - layu jamur (Fusarium oxysporum) - Layu (gejala sekunder) serangan akar oleh nematoda
4. Nekrose : matinya bagian dari jaringan atau seluruh jaringan tanaman
5. Busuk : rusaknya sel dalam jaringan
Busuk basah
Busuk kering
6. Rebah : Ketidakmampuan tanaman untuk tumbuh tegak
7. Karat : permukaan sebagian atau seluruh jaringan menyerupai karat
8. Embun tepung : pada apel (Podosphaera leucotricha) 9. Kanker : batang tanaman perkebunan
JAMUR MORFOLOGI
- Tubuh tersusun banyak sel - Berbentuk benang putih transparan disebut hifa (kumpulan hifa → miselium - Mempunyai spora sbg alat reproduksi - Kumpulan jamur membentuk koloni
REPRODUKSI :
- TAK KAWIN (pembentukan spora dll) - KAWIN (Penggabungan hifa, zoospora dll)
CARA MENYEBABKAN PENYAKIT : -Aktif -Penetrasi langsung -Spora menempel -Tabung kecambah -Apresorium -Tabung penetrasi - Hustoria - menyerap isi sel dan mengeluarkan enzim, toksin
Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai
Mycospherella fijiensis peyebab penyakit sigatoka pada daun pisang
Botrytis
Rhizopus
PENYEBARAN
1. Angin 2. Air 3. vektor 4. Bahan perbanyakan 5. alat pertanian
BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN
- Uniseluler (bersel tunggal) - Inti selnya tidak punya membran - Berkembang biak secara vegetatif, melalui pembelahan, 1 - sel menjadi 2 (2n) - Pada medium padat membentuk koloni -Bergerak menggunakan flagel
REPRODUKSI : Pembelahan sel
(D)
CARA MENYEBABKAN PENYAKIT : - Pasif - Masuk melalui luka, lubang alami, vektor - Bergerak intra/interseluler, melalui pembelahan sel tanaman, jaringan pembuluh - mengeluarkan enzim, toksin, zat tumbuh, menghambat jaringan pembuluh
Bercak Daun (Xanthomonas axonopodis pv pv.. phaseoli haseoli)) pada buncis
Potato Bacterial wilt (Ralstonia solanacearum)
Potato blackleg (Pectobacterium carotovorum carotovorum))
Busuk bakteri : Erwinia sp.
Kanker bakteri pada tomat (Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis
PENYEBARAN
1. Air 2. vektor 3. Bahan perbanyakan 4. Alat pertanian
VIRUS PENYEBAB PENYAKIT • Partikel Berukuran submikroskopis • Bukan berupa sel (aseluler) • Tersusun atas 1 tipe asam nukleat dan protein . Dapat memperbanyak hanya pd sel hidup . Sifat genetik dapat menurun
STRUKTUR VIRUS • BAHAN GENETIK (GENOM) : ASAM NUKLEAT (RNA pd tumbuhan, DNA pd hewan/manusia) • PROTEIN (KAPSID) • SELUBUNG PROTEIN VIRION : Virus lengkap (asam nukleat, protein, selubung protein) VIROID : Virus tanpa selubung protein
Virus structure:
Viruses may be “naked” or enveloped.
CARA MENYEBABKAN PENYAKIT -Virus masuk ke sel inang melalui pembawa (serangga, alat pertanian, bahan perbanyakan tanaman) - Mengadakan replikasi melalui sintesa protein dan sintesa asam nukleat di dalam sel inang
- Virus masuk, setelah 1 jam protein virus lepas - RNA membentuk enzym RNA polymerase, RNA replikasi - Enzym dengan RNA virus membentuk RNA baru sbg cermin dr RNA virus (complementary strain) yang melekat pd RNA virus asli shg membentuk double strain - RNA virus asli akan menjadi RNA virus baru sedangkan cermin akan menjadi induk untuk membuat cermin lagi - RNA virus baru merangsang sel inang untuk menghasilkan molekul protein untuk virus baru
PENYAKIT TANAMAN DISEBABKAN VIRUS
PENYEBARAN VIRUS - Serangga vektor - Alat Pertanian - Bahan perbanyakan tanaman - Nematoda - Tali putri
NEMATODA PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN MORFOLOGI : - ukuran mikroskopis - Silindris - Berbentuk menyerupai benang/ - Seperti cacing - Merupakan binatang - Bergerak aktif
REPRODUKSI : - Kawin, - partenogenesis - hermaprodit CARA MENYEBABKAN PENYAKIT - Aktif mencari akar dengan alat penerima rangsangan (amfid) yg tertarik dengan eksudat akar - Menghisap cairan sel dengan stilet - Mengeluarkan enzim menyebabkan nekrose, zat tumbuh menyebabkan hiperplasia, hipertropi dgn gejala bengkak
Gulma T. Habazar 2007
DEFINISI • Tumbuhan yang tumbuh pada lahan pertanaman yang bersifat merugikan. • Tumbuhan yang tidak dikehendaki • Tumbuhan yang tumbuh tidak pada tempatnya • Tumbuhan yang nilai negatifnya melebihi nilai positifnya
• Tidak diinginkan karena:
– Secara langsung menghambat pertumbuhan tanaman lain melalui: • Terhalangnya cahaya sampai ke tanaman • Persaingan nutrisi dan ruang
- Secara tak langsung
- Tempat bersarangnya hama dan penyakit - Sebagai inang alternatif sementara bagi hama dan patogen
- Pengaruh langsung pd manusia: – berduri – Menyebabkan iritasi kulit atau – Bagian tumbuhan melengket pada pakaian.
• Sifat gulma yang mampu mendominasi habitatnya, karena:
– pertumbuhannya cepat dan – reproduksinya cepat, – benihnya bertahan dalam tanah selama beberapa tahun atau – Mempunyai siklus hidup yang pendek dan banyak generasi dalam musim tanam yang sama. – Hidup pd kondisi lingkungan yang tdk spesifik – Jenisnya banyak
• gulma tahunan punya:
– Batang di dalam tanah yang menyebar dibawah permukaan tanah
Cara merusak • Persaingan, dalam:
penyerapan unsur hara penyerapan air pemanfaatan sinar matahari pemanfaatan tempat hidup
• Mengeluarkan zat yang bersifat meracun (allelopati)
Kerugian akibat gulma • • • • • •
Menurunkan hasil: Bersaing hara, air, tempat dan cahaya Menurunkan mutu hasil: Bercampur biji gulma dengan biji tanaman Inang alternatif dari patogen dan hama karena merupakan sumber inokulum/hama tanaman: Mempersulit pengolahan tanah Menimbulkan zat beracun – alang alang (alelopati) Mengurangi debit dan kualitas air
Meliatus alba
Kudzu pada pohonpohonan
cotton tailed
Lantana camara
Euphorbia sp
Euphorbia esula
Cyperus rotundus
Ipomoea aquatica
1. Eichornia crassipes – Rhizoctonia solani
Pistia stratiotes
Efek terhadap tanaman
1.Berbahaya
(sktr 18 spesies)
1.1. Cyperus rotundus (teki) o Bunga o Akar o Tanaman
o Bunga o Akar o Tanaman
Cynodon dactilon
Echinocloa crusgalli (Jajagoan) o Bunga o Tanaman
Imperata cylindrica (alang-alang)
2. Kurang Berbahaya 2.1. Ageratum conyzoides
(sktr 57spesies)
Setaria faberi
PENYAKIT ABIOTIK, FISIOLOGIS, FISIOGENIK - Penyakit yang disebabkan lingkungan, kedaan hara atau keadaan fisik yang tidak sesuai (FISIOPAT) - Penyakit tidak menular (non-infectious) - Kurang dapat diketahui gejala dan penyebab bila penyimpangan sedikit
1. KEADAAN TANAH 1. Kelembaban tanah – hidrofit, xerofit, mesofit Gejala kurang air : - hambatan pertumbuhan - warna daun pucat - cepat tua, mati Gejala Kelebihan air : - akar lemah kurang o2 - memperlemah tumbuhan - busuk akar, tanaman mati Perubahan mendadak dari basah ke kering : - buah pecah/terbelah - kulit mengeras
KURANG AIR
2. Struktur tanah : padat , menyebabkan akar kurang berkembang, tanaman kurus 3. Kekurangan unsur hara : a. Kurang Nitrogen -warna daun hijau pucat, klorotik kekuningan, cepat rontok, daun/ cabang sedikit
KURANG NITROGEN
b. Kurang Kalsium - titik tumbuh mati, daun agak menggulung, ujung buah membusuk
C. Kurang Fosfor - daun kecil, warna lebih tua, tumbuh
tegak, sering terdapat nekrosis, akar tidak berkembang
d. Kurang Kalium - klorosis pada ujung dan tepi daun akhirnya nekrotik dimulai dari daun tua
e. Kurang Sulfur - daun muda pucat sampai menguning dan daun tua cepat mengering
f. Kurang Seng - klorosis, nekrosis, mengering, gugur
g. Kurang Molibden - daun kurang berkembang - daging daun menguning
4. Kelebihan unsur hara - Tan sukulen (lebih N) - keracunan, tan mengering - kematian tanaman
KEADAAN CUACA 1. Cahaya - kurang cahaya etiolasi, pucat, lemah 2. Suhu - tinggi : daun terbakar, mengering, buah berubah warna, retak-retak
POLUSI PABRIK - Tanaman mati - Daun tertutup debu - layu
1. MEMPENGARUHI PATOGEN : a. Pertumbuhan dan perkembangan sebelum terjadi infeksi -cuaca lembab mendorong pertumbuhan patogen dan membantu masuknya patogen).
b. Setelah terjadi infeksi (cuaca yang
cocok membantu perkembangan Infeksi dan timbulnya gejala) c. Penyebaran patogen (oleh angin akan lebih jauh dan vektor juga terbawa angin , beberapa serangga sebaliknya tidak bisa terbang dengan angin kencang)
2. MEMPENGARUHI TANAMAN INANG a. Pemberian pupuk (tidak seimbang antara NPK akan melemahkan ketahanan tanaman thd patogen), N yang tinggi menyebabkan tanaman sukulen dan peka thd penyakit. Kekurangan unsur membuat tanaman menjadi lemah dan mudah terserang penyebab penyakit.
b. Lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban, pH yang tidak sesuai membuat tanaman menjadi stress sehingga menjadi peka terhadap patogen.
PENGARUH CUACA/FAKTOR FISIK
1. Kelembaban Akibat jarak tanam terlalu rapat, ada pelindung, topografi gunung , curah hujan tinggi, gudang lembab menyebabkan - mempercepat pembentukan/perkecambahan spora jamur/bakteri - mempercepat pergerakan patogen - mempercepat infeksi
Contoh
- embun waktu malam/pagi mempercepat infeksi jamur Peronosclerospora maydis penyebab bulai pd jagung - Jamur Exobasidium vexans memerlukan kelembaban yang tinggi diatas 80% untuk dpt menginfeksi daun teh
2. Suhu/temperatur
Panas berasal dr sinar matahari, lampu, ruang tertutup. Patogen mempunyai suhu maksimum, optimum, minimun - maksimum (mematikan patogen) - optimum (mempercepat pertumbuhan) - minimum (memperlambat/bertahan) contoh : jamur Hemileia vastatrix penyebab karat kopi memerlukan suhu tinggi
3. Sinar/cahaya
Berpengaruh langsung atau tidak langsung (pd kelembaban). Cahaya dapat menghambat atau mempercepat perkembangan patogen. Beberapa spora jamur dapat terhambat atau dipercepat dng adanya cahaya. Perkecambahan spora Uredinales dihambat oleh cahaya sedangkan Physioderma maydis dipercepat oleh adanya cahaya.
4. Tinggi Tempat
Beberapa patogen tumbuh memerlukan ketinggian tempat yang berbeda.
Contoh. Jamur Akar merah Ganoderma pseudoferrum ≤ 900m ,Akar merah bata (Poria hypolateritia) ≥ 1000m, Jamur leher akar (Ustulina deusta) ≤1300m
1. Kesuburan Tanah -Pada tanah subur : karat, embun tepung (Spaerotheca pannosa), virus - Pada tanah kurang hara : penyakit bercak daun, busuk akar
2. Unsur yang tidak seimbang
- N tinggi : busuk hitam (Phytophthora nitianae var. parasitica), hawar bakteri (Xanthomonas campestris pv. Oryzae)
3. pH tanah
- Pd tanah asam (Asidofil) : Fusarium facinvectum penyebab layu pd kapas - Pd tanah basa (Basofil) : Fusarium nivale penyebab busuk akar gandum
4. Tekstur tanah - Pd Tanah berat (menahan air): bakteri Xanthomonas campestris (hawar daun), Ganoderma pseudoferreum (akar merah), Sphaerostilbe repens (akar ungu) - Pd tanah ringan dgn porositas tinggi: nematoda
5. Kelembaban tanah - Patogen tular tanah kurang tahan thd
kelembaban yang tinggi - Pd tanah kering : bercak coklat pd padi jamur (Drechslera oryzae), Pyricularia oryzae .
6. Bahan organik
Bahan organik banyak merangsang mikroorganisme antagonis, aerasi baik