eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2): 605-619 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda (Studi Kasus Pada Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur) Muhammad Reza Ansyari 1 Abstrak Tujuan dari penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel diferensiasi produk yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, dan rancangan secara simultan, parsial maupun dominan terhadap keputusan pembelian. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian diperoleh penulis bahwa Diferensiasi Produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda. Secara parsial variabel bentuk, keistimewaan dan mutu kesesuaian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda sedangkan variabel mutu kinerja, daya tahan dan rancangan secara parsial tidak berpengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian motor Honda. Variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian motor Honda adalah mutu kesesuaian. Kata Kunci : Diferensiasi Produk, Keputusan Pembelian, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Pendahuluan Pada saat ini, persaingan dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan tersebut, manajemen perusahaan harus memiliki keahlian yang baik dan peka terhadap persaingan yang terjadi agar mampu mengantisipasi dan memenangkan persaingan usaha sehingga dapat menjalankan perusahaan dengan efektif dan efisien. Diferensiasi merupakan strategi yang membuat produk berbeda dengan kompetitor bahkan melebihinya, sehingga hasilnya dapat dinilai oleh konsumen dan nilai yang diharapkan dapat mempengaruhi pilihan dan kepuasan konsumen yang paling istimewa. Diferensiasi merupakan salah satu jenis keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenangkan pasar sasarannya. Persaingan bisnis di bidang kendaraan roda dua (sepeda motor) di Indonesia dikuasai oleh merek Honda, Yamaha, dan Suzuki. PT Astra Honda Motor (AHM) adalah salah satu produsen kendaraan bermotor yang menerapkan strategi pemasaran diferensiasi. Sampai saat ini pasar persaingan masih didominasi oleh PT AHM dengan sepeda motor merek Honda dengan 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
keunggulannya yakni motor yang ekonomis bahan bahan bakar. PT. AHM mampu memposisikan produk buatannya kepada pasar sehingga tercipta dalam benak konsumen bahwa Honda adalah motor yang hemat bahan bakar dengan harga yang terjangkau. Berikut merupakan data pembelian motor di Indonesia selama tujuh tahun mulai dari tahun 2008 : Tabel Data Penjualan Motor Nasional Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2,874,576 2,701,279 3,416,049 4,276,136 4,092,693 4,696,999 5,051,100 Honda 2,650,992 3,326,380 3,147,873 2,433,354 2,492,596 2,371,082 Yamaha 2,465,546 793,758 438,129 510,346 494,481 465,630 393,803 275,067 Suzuki Sumber data dari http://triatmono.info/data-penjualan-tahun-2012/data-penjualan-motor-tahun-2005/
Berdasarkan data pembelian motor nasional tersebut, dapat dilihat bahwa penjualan motor Honda dari tahun ke tahun nya mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan para pesaingnya (Yamaha dan Suzuki), Honda jelas memimpin pasar dari segi total penjualan nasional mereka yang sangat fantastis. Pada tahun 2014 penjualan Honda sebanyak 5.051.100 unit jauh lebih unggul dibandingkan Yamaha yang hanya 2.371.082 unit dan Suzuki 275.067 unit. Walaupun terjadi fluktuatif di tahun 2009 dan 2012 tetapi jika di tinjau dari keseluruhan data di atas, penjualan Honda cenderung meningkat dan memimpin jika dibandingkan dengan penjualan para pesaingnya tersebut. Fenomena nasional ini menjelaskan bahwa Honda adalah market leader. Dugaan penulis di perkuat dari observasi awal yang telah dilakukan, Penulis memilih Kantor Dinas Pendapatan daerah provinsi kalimantan timur sebagai objek penelitian dikarenakan di kantor tersebut pengguna sepeda motor lebih banyak dari pengguna kendaraan bermobil yaitu dari 249 pegawai, hanya sekitar 52 atau sekitar (20,9%) pegawai yang menggunakan kendaraan bermobil dan 197 pegawai atau sekitar (79,1%) menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu pegawai di kantor tersebut lebih banyak menggunakan motor Honda dibandingkan dengan motor lainnya yaitu dari total keseluruhan berjumlah 197 pegawai yang menggunakan kendaraan bermotor, 114 pegawai atau sekitar (57,9%) diantaranya menggunakan motor Honda, 47 pegawai atau sekitar (23,8%) menggunakan motor Yamaha, 21 pegawai atau sekitar (10,7%) menggunakan motor Suzuki dan 15 pegawai atau sekitar (7,6%) menggunakan motor merk lainnya. Fakta ini menunjukkan bahwa kepemilikan motor Honda cenderung lebih dominan di banding Yamaha, Suzuki dan produk motor lainnya. Berdasarkan hal ini, maka dilakukanlah penelitian yang berjudul ”Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda (Studi Kasus pada Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur)”. Kerangka Dasar Teori Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Shultz yang dikutip oleh Alma (2005:2), adalah usaha atau kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. 606
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
Bauran Pemasaran Menurut Zeithaml and Bitner yang dikutip oleh Hurriyati (2005:48), bauran pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:23), variabel bauran pemasaran biasa dikenal dengan 4 P, yang terdiri dari Product (produk), Price (harga), Place (tempat) atau Distribution (distribusi), dan Promotion (promosi). Diferensiasi Produk Menurut Kotler (2007:09) diferensiasi produk adalah suatu tindakan untuk merancang sebagian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing. Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong (2008:207) mengenai keputusan pembelian, yaitu proses yang menggambarkan tahapan yang di alami oleh konsumen dalam memutuskan akan membeli atau tidak. Definisi Konsepsional Adapun definisi konsepsional dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: a. Diferensiasi produk adalah tindakan perusahaan yang mempunyai identifikasi merek dan kesetaraan pelanggan yang digunakan untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing guna menarik minat konsumen. Adapun parameter diferensiasi produk sebagai berikut : 1) Bentuk adalah ukuran, model, atau struktur fisik sebuah produk. 2) Keistimewaan (Furniture) adalah karakteristik yang melangkapi fungsi dasar produk 3) Mutu kinerja (Performance) adalah tindakan yang mengacu pada level dimana karakteristik dasar itu beroperasi. 4) Mutu kesesuaian (Comformance quality) adalah tingkat semua unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifiksi sasaran yang dijanjikan. 5) Daya tahan (Durability) adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu yang ditimbulkan oleh produk yang rusak atau gagal. 6) Rancangan (Design) adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. b. Keputusan pembelian konsumen adalah tahapan yang dilakukan oleh konsumen pada saat akan melakukan suatu pembelian produk atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkannya. Adapun tahapan keputusan pembelian konsumen sebagai berikut : 1) Pengenalan Masalah 2) Pencarian Informasi 607
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
3) Evaluasi Alternatif 4) Keputusan Pembelian 5) Perilaku Pasca Pembelian Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian ini mencoba untuk mengadakan penelitian ilmiah yang sistematis, menggambarkan fakta-fakta dari hasil penelitian dalam bentuk data berupa angka hasil perhitungan atau pengukuran. Menurut Basuki (2006) penelitian metode deskriptif adalah penelitian yang dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik. Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan fakta yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Analisis dan Pembahasan Analisis Uji Instrumen a. Uji Validitas Hasil uji validitas kuisioner dapat dilihat pada tabel Uji Validitas Butirbutir Pernyataan sedangkan output dari SPSS dapat dilihat secara lengkap pada bagian lampiran. Tabel Uji Validitas Butir-butir Pernyataan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Butir Pernyataan X1a X1b X2a X2b X3a X3b X4a X4b X5a X5b X6a X6b Ya Yb Yc Yd Ye
Koefisien Korelasi 0,870 0,805 0,785 0,533 0,677 0,818 0,929 0,944 0,929 0,919 0,911 0,858 0,547 0,582 0,620 0,409 0,687
r tabel 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2015
Dari setiap item pertanyaan diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel = 0,206 (nilai r tabel untuk n=89), maka item pertanyaan pada penelitian di atas
608
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
adalah valid dan dengan demikian data yang diperoleh layak digunakan untuk analisis selanjutnya, menggunakan analisis regresi. b. Uji Reliabilitas Analisis Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Metode yang digunakan dalam analisis reliabilitas ini adalah metode Alpha-Cronboch. Nilai Alpha-Cronboch (r alpha) program SPSS 17 ditujukkan oleh besarnya nilai alpha (α). pengambilan keputusan reliabilitas suatu variabel ditentukan dengan membandingkan nilai r alpha dengan nilai 0,6, apabila r alpha > 0,6 maka variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Uji Reliabilitas Variabel NO
Butir Pernyataan
Cronbach’s Alpha
r alpha
r kritis
Keterangan
1
X1
0,857
0,600
0,206
Reliabel
2 3 4 5 6 7
X2 X3 X4 X5 X6 Y
0,805 0,785 0,533 0,677 0,818 0,929
0,600 0,600 0,600 0,600 0,600 0,600
0,206 0,206 0,206 0,206 0,206 0,206
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel – tabel di atas, hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 untuk variabel x1, x2, x3, x4, x5 dan x6 serta untuk variabel y. Dari hasil analisis di atas didapat nilai Alpha pada variabel x1 sebesar 0,857, variabel x2 sebesar 0,708, variabel x3 sebesar 0,792, variabel x4 sebesar 0,911, variabel x5 sebesar 0,908, dan variabel x6 sebesar 0,884. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) =89, didapat sebesar 0,206. Karena nilainya lebih dari 0,206 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel x tersebut ialah reliabel. Sedangkan hasil analisis pada variabel y di dapat nilai Alpha sebesar 0,718. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) =89, didapat sebesar 0,206. Karena nilainya lebih dari 0,206 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel y tersebut ialah reliabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini ialah reliabel. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian, pengujian normalitas akan memperhatikan normal probability plot serta peneliti akan menggunakan uji One Sample Kolomogrov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 609
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar 5% atau 0,05. Tabel Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters
89 .0000000 .22366428 .056 .053
Mean Std. Deviation Absolute Positive
Most Extreme Differences
Negative
-.056 .524 .946
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b.
Test distribution is Normal. Calculated from data.
Dari hasil di atas kita lihat pada Normal Probability Plot, data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Sedangkan pada kolom KolmogorovSmilnov dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smilnov Test nilai KSZ sebesar 0,524 dan Asymp.sig sebesar 0,946 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Uji autokeralasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokeralasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode yang sering digunakan adalah dengan uji durbin-watson (uji DW). Tabel Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model 1
R .594
a. b.
R Square a
.353
Adjusted R Square .305
Std. Error of the Estimate .23170
Durbin-Watson 2.180
Predictors: (Constant), X6Mean, X5Mean, X1Mean, X3Mean, X4Mean, X2Mean Dependent Variable: Ymean
Dari hasil output di atas didapat DW yan dihasilkan dari model regresi adalah 2,180. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 89, seta k=6 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar 1,403 dan dU sebesar 1,635. Karena nilai DW (2,180) terletak antara dU dan (4-dU), maka menghasilkan kesimpulan yang berati tidak ada autokorelasi.
610
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Pada penelitian ini dilakukan uji dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Dari hasil uji multikolinearitas dapat diketahui nilai variance inflantion factor (VIF), yaitu X1 = 1,238, X2 = 1,382, X3 = 1,366, X4 = 1,376, X5 = 1,677, X6 = 1,252 dan semuanya lebih kecil dari 10. Sehingga bisa diduga bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas. Tabel hasil uji data multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B 2,003
Std. Error ,348
,157
,057
X2Mean
,127
,059
X3Mean
-,110
,080
X4Mean
,268
,072
X5Mean
,049
X6Mean
,040
X1Mean
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t 5,752
Sig. ,000
Tolerance
2,757
,007
,808
1,238
,223
2,138
,036
,723
1,382
-,143
-1,379
,172
,732
1,366
,387
3,712
,000
,727
1,376
,053
,106
,918
,361
,596
1,677
,061
,066
,661
,511
,799
1,252
,273
VIF
d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (ZRESID). Gambar
Dilihat dari Scatterplot di atas, data menyebar dan tidak ada pola yang jelas serta titik-titik data menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka diartikan tidak ada gejala heteroskedastisitas. 611
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
Analisis Regresi Linear Berganda a. Persamaan Regresi Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model 1 (Constant) X1Mean X2Mean X3Mean X4Mean X5Mean X6Mean
Unstandardized Coefficients Std. B Error 2,003 ,348 ,157 ,057 ,127 ,059 -,110 ,080 ,268 ,072 ,049 ,053 ,040 ,061
Standardized Coefficients Beta ,273 ,223 -,143 ,387 ,106 ,066
Collinearity Statistics t 5,752 2,757 2,138 -1,379 3,712 ,918 ,661
Sig. ,000 ,007 ,036 ,172 ,000 ,361 ,511
Tolerance ,808 ,723 ,732 ,727 ,596 ,799
VIF 1,238 1,382 1,366 1,376 1,677 1,252
Persamaan regresinya sebagai berikut : Y= a +b1X1+ b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+ b6X6 Y= 2,003 + (0,157)X1+(0,127) X2+(-0,110) X3+(0,268) X4+ (0,049) X5+ (0,040) X6 Y= 2,003 + 0,157 X1+ 0,127 X2 - 0,110 X3 + 0,268 X4 + 0,049 X5+0,040 X6 Keterangan : Y = Keputusan pembelian yang diprediksi a = Konstanta b1,b2,b3,b4,b5,b6 = Koefisien regresi X1 = Bentuk X2 = Keistimewaan X3 = Mutu Kinerja X4 = Mutu Kesesuaian X5 = Daya Tahan X6 = Rancangan Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Konstanta sebesar 2,003 ; artinya jika bentuk (X1), keistimewaan (X2), mutu kinerja (X3), mutu kesesuaian (X4), daya tahan (X5) dan rancangan (X6) nilainya adalah 0 dan variabel lain (yang tidak diteliti) tetap, maka keputusan pembelian (Y) nilainya adalah 2,003. 2) Koefisien regresi variabel bentuk (X1) sebesar 0,157 ; artinya jika variabel independen lainnya tetap dan bentuk mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,811. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara bentuk dengan keputusan pembelian, semakin naik bentuk maka semakin meningkat keputusan pembelian. 612
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
3) Koefisien regresi variabel keistimewaan (X2) sebesar 0,127 ; artinya jika variabel independen lainnya tetap dan keistimewaan mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian mengalami peningkatan sebesar 0,275. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara keistimewaan dengan keputusan pembelian, semakin naik keistimewaan maka semakin meningkat keputusan pembelian. 4) Koefisien regresi variabel mutu kinerja (X3) sebesar -0,110 ; artinya jika variabel independen lainnya tetap dan mutu kinerja mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian mengalami penurunan sebesar 0,110. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara mutu kinerja dengan keputusan pembelian, semakin naik mutu kinerja maka semakin turun keputusan pembelian. 5) Koefisien regresi variabel mutu kesesuaian (X4) sebesar 0,268 ; artinya jika variabel independen lainnya tetap dan mutu kesesuaian mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,268. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara mutu kesesuaian dengan keputusan pembelian, semakin naik mutu kesesuaian maka semakin meningkat keputusan pembelian. 6) Koefisien regresi variabel daya tahan (X5) sebesar 0,049 ; artinya jika variabel independen lainnya tetap dan daya tahan mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,049. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara daya tahan dengan keputusan pembelian, semakin naik daya tahan maka semakin meningkat keputusan pembelian. 7) Koefisien regresi variabel rancangan (X6) sebesar 0,040 ; artinya jika variabel independen lainnya tetap dan rancangan mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,040. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara rancangan dengan keputusan pembelian, semakin naik rancangan maka semakin meningkat keputusan pembelian. b. Koefisien Determinasi Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel summary berikut: b
Tabel Model Summary Model 1
R .594
a. b.
R Square a
.353
Adjusted R Square .305
Std. Error of the Estimate .23170
Durbin-Watson 2.180
Predictors: (Constant), X6Mean, X5Mean, X1Mean, X3Mean, X4Mean, X2Mean Dependent Variable: Ymean
Pada tabel tersebut di atas hasil koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0.353. Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 dipengaruhi sebesar 35,3% oleh variabel Y sedangkan sisanya 613
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yaitu sebesar (100% - 35,3%= 64,7%). Untuk ketepatan variabel dalam penelitian ini menurut pedoman interpretasi atas nilai R2 yaitu sebesar 35,3% adalah cukup ketepatannya. c. Uji F (Simultan) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Tabel Hasil Uji F b
ANOVA Model 1
a. b.
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
2.398
6
.400
Residual
4.402
82
.054
Total
6.800
88
F 7.444
Predictors: (Constant), X6Mean, X5Mean, X1Mean, X3Mean, X4Mean, X2Mean Dependent Variable: Ymean
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan Hipotesis H0 : b1= b2= b3= b4 = b5 = b6= 0, artinya variabel tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli motor Honda pada pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Ha : b1 b2 b3 b4 b5 b6 0, artinya variabel secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli motor Honda pada pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. 2) Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan 5% (0,05) adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian. 3) Kriteria pengujian - Ho diterima bila Sig.F hitung < Sig.F tabel - Ho ditolak bila Sig.F hitung > Sig.F tabel 4) Kesimpulan Karena Sig.Fhitung sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara bentuk (X1), keistimewaan (X2), mutu kinerja (X3), mutu kesesuaian (X4), daya tahan (X5) dan rancangan (X6) secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian. d. Uji T (Parsial) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
614
Sig. .000
a
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
Tabel Hasil Uji T Coefficients
Model 1 (Constant) X1Mean X2Mean X3Mean X4Mean X5Mean X6Mean
Unstandardized Coefficients Std. B Error 2,003 ,348 ,157 ,057 ,127 ,059 -,110 ,080 ,268 ,072 ,049 ,053 ,040 ,061
a
Standardized Coefficients Beta ,273 ,223 -,143 ,387 ,106 ,066
Collinearity Statistics t 5,752 2,757 2,138 -1,379 3,712 ,918 ,661
Sig. ,000 ,007 ,036 ,172 ,000 ,361 ,511
Tolerance ,808 ,723 ,732 ,727 ,596 ,799
VIF 1,238 1,382 1,366 1,376 1,677 1,252
Dengan kriteria pengujian: H0: bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel dengan keputusan membeli motor Honda pada pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Ha : bi 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel dengan keputusan membeli motor Honda pada pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil uji hipotesis individu di atas, dapat dijelaskan hubungan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut : 1) Variabel bentuk menghasilkan nili Sig.t hitung sebesar 0,007 < 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial bentuk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2) Variabel keistimewaan menghasilkan nilai Sig.thitung sebesar 0,036 < 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial keistimewaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3) Variabel mutu kinerja menghasilkan nilai Sig.thitung sebesar 0,172 > 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial mutu kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 4) Variabel mutu kesesuaian menghasilkan nilai Sig.thitung sebesar 0,000 < 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial mutu kesesuaian berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 5) Variabel daya tahan menghasilkan nilai Sig.thitung sebesar 0,361 > 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial daya tahan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 6) Variabel rancangan menghasilkan nilai Sig.thitung sebesar 0,511 > 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial rancangan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. e. Uji Dominan Variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y) dapat diketahui dengan membandingkan nilai koefisien regresi baku masing-
615
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
masing variabel bebas. Nilai koefisien regresi baku tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Standardised Coefficients No Variabel Bebas Standardised – Coefficients Bentuk 0,273 1 Keistimewaan 0,223 2 Mutu Kinerja -0,143 3 Mutu Kesesuaian 0,387 4 Daya Tahan 0,106 5 Rancangan 0,066 6 Sumber : Data diolah
Pada tabel standardized coefficients dapat dilihat bahwa nilai mutu kinerja mempunyai nilai koefisien regresi baku lebih besar dari nilai koefisien regresi baku yang lain yaitu 0,387. Jadi dapat diberi kesimpulan bahwa variabel mutu kesesuaian adalah variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Pembahasan Pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian motor Honda secara simultan. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa secara simultan variabel bentuk (X1), keistimewaan (X2), mutu kinerja (X3), mutu kesesuaian (X4), daya tahan (X5) dan rancangan (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Basuki (2012), yang menyatakan bahwa diferensiasi produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian motor Honda secara parsial. Berdasarkan hasil analisis secara parsial dengan menggunakan uji T memberikan hasil sebagai berikut : Pengaruh bentuk motor Honda terhadap keputusan pembelian Ditinjau dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial bentuk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rapliansyah (2012) bahwa bentuk produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan berdasarkan tanggapan responden tentang bentuk motor Honda, mayoritas responden menyatakan setuju, yang berarti responden menyetujui bahwa diferensiasi bentuk motor Honda 616
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
seperti yang terdapat di motor Honda Scoopy dengan bentuk yang klasik akan tetapi terkesan modern untuk segala kalangan dapat menarik minat mereka untuk melakukan pembelian. Disarankan untuk PT.AHM agar dapat mempertahankan dan terus berinovasi dalam diferensiasi bentuk motor Honda. Pengaruh keistimewaan motor Honda terhadap keputusan pembelian Ditinjau dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial keistimewaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Keistimewaan Honda dalam hal irit bahan bakar sangat dipertimbangkan dalam hal pembeliaan motor Honda, sesuai dengan obervasi awal yang telah peneliti lakukan di lapangan, bahwa responden menyatakan Honda adalah motor yang irit bahan bakar, hal ini juga dapat dibuktikan dari salah satu spesifikasi motor Honda jenis Scoopy dengan konsumsi 1 liter per 62 km perjalanan jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Yamaha Mio Fino dengan konsumsi bahan bakar 1 liter per 52km perjalanan, jelas motor Honda jenis Beat jauh lebih irit. Diharapkan PT.AHM terus mempertahankan diferensiasi dalam bentuk keistimewaan irit bahan bakar ini dan terus menciptakan produk-produk motor yang irit bahan bakar untuk kedepannya. Pengaruh mutu kinerja motor Honda terhadap keputusan pembelian Ditinjau dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial mutu kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan obervasi awal yang telah peneliti lakukan, responden sama sekali tidak ada menyatakan tentang karakteristik kinerja, mereka hanya menyatakan mengenai bentuk, keiritan bahan bakar dan spesifikasi yang mantap dari Honda. Dilihat dari pernyataan tersebut jelas responden hanya melihat motor Honda dari poin-poin berikut dan tidak mempertimbangkan tentang kinerja motor Honda. Pengaruh mutu kesesuaian motor Honda terhadap keputusan pembelian Ditinjau dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial mutu kesesuaian berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Dalam observasi awal yang telah dilakukan responden menyatakan bahwa spesifikasi yang telah diberikan motor Honda sangat sesuai dengan keinginan mereka. Contohnya motor Honda Scoopy dengan Rangka Tulang Punggung, mesin 4 langkah SOHC (single Over Head Camshaft) dengan diameter langkah 108cc dapat memberikan nilai plus untuk motor tersebut dalam hal kesesuaian sehingga responden memutuskan untuk membeli motor Honda. Pengaruh daya tahan motor Honda terhadap keputusan pembelian Ditinjau dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial daya tahan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
617
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 605-619
Dari observasi awal yang telah dilakukan, responden tidak menyatakan tentang daya tahan motor Honda adalah salah satu keunggulan motor Honda bagi responden, dikarenakan motor lain (pesaing motor Honda) seperti Yamaha pun mempunyai daya tahan yang melebihi Motor Honda Revo dapat bertahan 14 hari nonstop sedangkan motor Yamaha Mio M3 dapat bertahan 30 hari nonstop. Pengaruh rancangan motor Honda terhadap keputusan pembelian Dapat disimpulkan bahwa secara parsial rancangan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian berupa hasil output SPSS yang menunjukkan tidak adanya signifikansi variabel rancangan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Dalam obsevasi awal yang telah dilakukan, Responden tidak menyatakan tentang rancangan adalah salah satu keunggulan motor Honda, Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya rancangan motor pesaing (seperti Yamaha dan Suzuki) yang melebihi motor Honda, Contoh CS one yang jelas kalah rancangan dibanding Satria FU dari Suzuki dari segi striping motor, macam warna cat motor maupun keunggulan dari mesin motor tersebut. Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap keputusan pembelian motor Honda secara dominan (variabel yang paling kuat pengaruhnya). Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur adalah variabel mutu kesesuaian dengan hasil koefisien regresi baku yang terbesar dari subvariabel lainnya yaitu 0,387. Ditinjau dari teori, temuan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2007:09) yaitu mutu kesesuaian adalah tingkat semua unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Berdasarkan hasil uji dominan, motor Honda telah sukses memberikan mutu kesesuaian yang baik dibandingkan para pesaingnya. Hal ini dikarenakan mutu kesesuaian motor honda telah memenuhi harapan dan keinginan konsumen di lapangan dalam hal spesifikasi motor yang diproduksi. Contoh Spesifikasi motor Honda yang telah diciptakan sedemikian rupa seperti pada motor Honda Scoopy dengan bentuk yang klasik akan tetapi terlihat modern, Rangka Tulang Punggung, mesin 4 langkah SOHC (single Over Head Camshaft) dengan diameter langkah 108cc membuat konsumen puas akan spesifikasi tersebut sehingga konsumen tertarik untuk membeli motor Honda. Penutup Kesimpulan dari hasil penelitian pengaruh Diferensiasi Produk terhadap keputusan pembelian motor Honda (Studi Kasus pada pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur) adalah secara simultan, diferensiasi yang terdiri dari bentuk (X1), keistimewaan (X2), mutu kinerja (X3), 618
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (M.Reza.A)
mutu kesesuaian (X4), daya tahan (X5), dan rancangan (X6) berpengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Secara parsial, diferensiasi yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda adalah bentuk (X1), keistimewaan (X2) dan mutu kesesuaian (X4), sedangkan mutu kinerja (X3), daya tahan (X5) dan rancangan (X6) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian motor Honda pada pegawai kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Variabel yang paling kuat pengaruhnya adalah mutu kesesuaian (X4). Disarankan kepada PT.AHM agar tetap konsisten pada diferensiasi produk yang telah dilakukan agar dapat tercipta keputusan pembelian konsumen yang berkelanjutan. Disarankan kepada PT.AHM untuk mempertahankan dan terus berinovasi pada diferensiasi produk dalam hal bentuk, keistimewaan, dan mutu kesesuaian agar dapat menarik minat konsumen sehingga tercipta keputusan pembelian oleh konsumen. Daftar Pustaka Ferdinand, Augusty T. 2006. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi, BP Undip, Semarang. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran, ed. Millenium jilid 1 dan 2, Penerbit PT Indeks , Jakarta. Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing (competitive strategy). Tangerang : Kharisma Publishing Group. Lupiyoadi, Rambat. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta. Hurriyati, Ratih. 2005. Marketing Manajemen : Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Pelanggan Konsumen, ed. Alfabeta, Bandung. Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep Dan Strategi, 6 th ed., Grafindo, Jakarta.81 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, ANDI, Yogyakarta, 2002 Koesworodjati, Yudhi. 2006. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran : Ancangan Pemikiran Strategis, FE UNPAS, Bandung. Kasip, Zoelkifli. 2007. Perilaku Konsumen, ed.7., Index, Jakarta. Tandiono, Thomas W & Udayana, Hermawan. (2009), “Marketing Management, Consumer Behaviour & Consumers – Research”. UniversitasKristenPetra,http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_13399.html. Rangkuti, Freddy. 2005. Riset Pemasaran. Cetakan Pertama. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
619