PARTISIPASI INDONESIA DALAM DIPLOMASI PERTAHANAN UNTUK KEAMANAN MARITIM DI ASIA TENGGARA (STUDI TENTANG REGIONAL COOPERATION AGREEMENT ON COMBATING PIRACY AND ARMED ROBBERY AGAINST SHIPS IN ASIA) INDONESIA PARTICIPATION IN DEFENSE DIPLOMACY FOR MARITIME SECURITY IN SOUTHEAST ASIA (A STUDY OF REGIONAL COOPERATION AGREEMENT ON COMBATING PIRACY AND ARMED ROBBERY AGAINST SHIPS IN ASIA) Achmad Reza Putra1 (
[email protected])
Abstrak - Indonesia sebagai negara dengan wilayah laut terbesar di Asia Tenggara memiliki masalahmasalah keamanan maritim, salah satunya pembajakan dan perompakan. Indonesia melakukan diplomasi pertahanan berbentuk kerja sama multilateral dengan negara-negara lain, baik dari Asia Tenggara maupun luar kawasan untuk mengatasi pembajakan dan perompakan tersebut, namun Indonesia belum bergabung menjadi anggota ReCAAP. Tulisan ini menganalisis tentang partisipasi Indonesia dalam diplomasi pertahanan untuk keamanan maritim di Asia Tenggara dan alasan Indonesia belum bergabung sebagai anggota dalam Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy And Armed Robbery Against Ships In Asia (ReCAAP). Tulisan ini disusun menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia aktif berpartisipasi sebagai anggota dalam kerja sama keamanan maritim untuk menangani perompakan dan pembajakan di Asia Tenggara, namun belum menjadi anggota ReCAAP dengan alasan ReCAAP berpotensi melanggar kedaulatan Indonesia melalui beberapa faktor. Kata kunci: diplomasi pertahanan, kerja sama keamanan, keamanan maritim partisipasi, ReCAAP Abstract - Indonesia as the country with the largest sea area in Southeast Asia has a maritime security issues, one of which piracy and armed robbery. Indonesian defense diplomacy conducted through multilateral cooperation with other countries, both in Southeast Asia and outside the region to tackle the piracy and armed robbery, but Indonesia has not joined a member ReCAAP. This paper 1
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Diplomasi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia, email :
[email protected]
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 1
analyzes on Indonesia's participation in defense diplomacy for maritime security in Southeast Asia and Indonesia reasons not joined as a member of the Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy And Armed Robbery Against Ships In Asia (ReCAAP). This article was compiled using descriptive analysis with qualitative approach. The results showed that Indonesia actively participate as members in the maritime security cooperation to tackle piracy and piracy in Southeast Asia, but has not yet become a member ReCAAP the grounds ReCAAP potentially violate the sovereignty of Indonesia through several factors. Keywords: defense diplomacy, participation, maritime security, security cooperation, ReCAAP
Pendahuluan
P
sebagai negara pantai yang memiliki
ertahanan
dan
keamanan
tanggung
jawab
keamanan
di
Tenggara,
negara memegang peranan
maritim
penting
khususnya di Selat Malaka agar nantinya
bagi
pencapaian
kepentingan
nasional
kawasan
menjaga
kepentingan
nasional
Asia
Indonesia
tidak
Indonesia. Pertahanan negara bertujuan
dirugikan. Stabilitas di kawasan tersebut
untuk menciptakan keamanan bagi negara.
bukan saja karena laut merupakan sebagai
Kondisi keamanan negara yang baik akan
sumber pendapatan, medium pemersatu
mendukung negara mencapai kepentingan
dan medium pertahanan bagi Indonesia,
nasionalnya. Salah satu kondisi keamanan
tetapi
yang mendukung pencapaian kepentingan
Indonesia
nasional adalah keamanan maritim, baik di
keamanan di kawasan (Marsetio, 2013).
juga
karena
untuk
tanggungjawab
menjamin
stabilitas
perairan teritorial maupun regional. Oleh
Selat Malaka sebagai salah satu
karena itu, Indonesia melakukan telah
perairan milik Indonesia memiliki posisi
melakukan
untuk
penting dalam perdagangan internasional.
mengamankan perairan teritorial maupun
Masalah yang ditimbulkan dengan adanya
regional (Rahmawaty, 2014).
perdagangan internasional melalui Selat
berbagai
upaya
Indonesia merupakan stabilisator
Malaka adalah perompakan (piracy) dan
kunci di Asia Tenggara. Oleh karena itu,
perampokan bersenjata (armed robbery) di
kemampuan dan kekuatan negara yang
laut (Raymond, 2009:31). Perompakan
memadai diperlukan untuk menangkal dan
menjadi masalah serius, dan menjadi
menangani ancaman gangguan stabilitas
perhatian
maritim. Hal ini diperlukan Indonesia
kawasan.Indonesia bersama negara-negara
2 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
bagi
negara-negara
di
Asia Tenggara dan negara-negara lain di
implementasinya dalam hal keamanan
luar
maritim.
kawasan
berupaya
untuk
Berbagai
kerjasama
dalam
menghilangkan ancaman yang ada di
menangani masalah keamanan maritim di
perairan Asia Tenggara untuk kepentingan
Asia Tenggara diikuti secara kolektif oleh
bersama. Keseriusan Indonesia dan negara-
negara-negara Asia Tenggara dan dari luar
negara
dalam
Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tetapi,
bekerjasama menangani masalah-masalah
Indonesia tidak termasuk dalam daftar
keamanan
seperti
anggota Regional Agreement of Combating
Joint
Piracy and Armed Robbery againts Ships in
Asia
Tenggaara
lain
non-konvensional
perompakan
tercantum
dalam
declaration of ASEAN Defence Ministers on
Asia
Strengthening
Defence
inisiatif Jepang sebagai upaya antipiracy
Establishments to Meet the Challenges of
multilateral yang menangani ancaman
Non-Traditional Security Threats dimana
perompakan dan perampokan bersenjata
Indonesia
terhadap
dan
ASEAN
negara-negara
ASEAN
(ReCAAP).
ReCAAP
kapal-kapal
muncul
dagang
dari
yang
sepakat untuk memperkuat kerjasama di
melintasi wilayah Asia Tenggara, terutama
bidang keamanan dan pertahanan demi
Selat Malaka dan Selat Singapura. Negara-
mewujudkan kawasan aman dan damai
negara
melalui shared responsibility antar negara-
kesepakatan ini berasal dari Asia Tenggara
negara ASEAN.
dan beberapa negara luar Asia Tenggara
yang
berpartisipasi
dalam
Kerja sama Indonesia dan negara-
(Anwar, 2013:138). Selanjutnya, pertanyaan
negara lain juga mengacu pada UNCLOS
yang timbul adalah bagaimana partisipasi
1982 tentang pentingnya bekerja sama
Indonesia dalam diplomasi pertahanan
untuk menghadapi ancaman keamanan
untuk keamanan maritim di Asia Tenggara,
maritim.
serta alasan Indonesia belum bergabung
Pemerintah
Indonesia
dalam
menentukan langkah kebijakan kerjasama internasional bidang pertahanan mengarah
menjadi anggota ReCAAP. Dalam
menganalisis
pada suatu bentuk kerjasama dengan
partisipasi
prinsip saling menghormati, mempercayai
Uphoff
dan
menjelaskan partisipasi Indonesia dalam
menguntungkan
yang
digunakan (Dwiningrum,
teori
tentang partisipasi
2011),
yang
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 3
kerja sama keamanan maritim di Asia
masing-masing negara yang terlibat di
Tenggara, termasuk partisipasi Indonesia
dalamnya.
kerja sama menangani pembajakan dan
Teori realisme neoklasik Wohlforth
perompakan di laut. Partisipasi Indonesia
(2010) digunakan dalam tulisan ini untuk
dilihat dari proses yang dilakukan Indonesia
menjelaskan
dalam kerja sama tersebut, baik dalam
menyebabkan belum adanya partisipasi
pengambilan
Indonesia dalam ReCAAP sesuai dengan
keputusan,
pelaksanaan,
pengambilan manfaat, maupun evaluasi. Teori diplomasi pertahanan menurut Cottey
dan
digunakan
Foster
untuk
(Winger,
2014:2)
yang
asumsi-asumsi yang ada dalam teori, yaitu Indonesia sebagai aktor rasional dalam dunia
yang
anarki
harus
memenuhi
tentang
kepentingan nasionalnya, dan tindakan
bagaimana bentuk diplomasi pertahanan
tersebut merupakan hasil perhitungan cost
yang dilakukan Indonesia untuk keamanan
and benefit terhadap lingkungan eksternal
maritim
Indonesia.
di
Asia
membahas
faktor-faktor
Tenggara.
Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Indonesia dalam mewujudkan
keamanan
akan
Rosenau (Rosenau & Thompson, 1976:56
Indonesia
digunakan untuk mengetahui kebutuhan
melakukan diplomasi pertahanan di Asia
dan tujuan nasional Indonesia, sehingga
Tenggara.
Indonesia belum berpartisipasi sebagai
menunjukkan
maritim
Konsep kepentingan nasional oleh
bagaimana
Teori kerja sama multilateral Ruggie
anggota dalam ReCAAP. Konsep keamanan
(Milner & Tingley, 1993:314) digunakan
maritim Roell (Feldt, Roell, & Thiele, 2013:2)
untuk
yang
digunakan untuk menjelaskan upaya-upaya
dilakukan oleh Indonesia dengan negara-
yang telah dilakukan Indonesia dalam
negara lain dalam menangani kejahatan-
rangka menangani ancaman-ancaman di
kejahatan
dalam
laut terkait dengan partisipasinya dalam
sama
kerja sama keamanan maritim di Asia
multilateral diperlukan untuk mewujudkan
Tenggara. Konsep poros maritim ini akan
keamanan maritim di kawasan, dengan
digunakan
tetap mengacu pada kebijakan nasional
Indonesia tidak menjadi anggota dalam
menjelaskan
menangani
di
laut,
bajak
kerja
sama
terutama laut.
Kerja
4 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
untuk
membahas
alasan
ReCAAP.
(Badan
Pengkajian
dan
Pengembangan Kebijakan, 2015:2-3).
mendalam. Berpikir induktif merupakan proses berpikir yang dimulai dari hal-hal
Konsep pembajakan (piracy) dan
yang khusus (particular) yang terpikirkan
perompakan (armed robbery) di laut
sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju
merupakan segala tindakan kekerasan
generalisasi-generalisasi
ilegal dari awak suatu kapal yang bertujuan
Hanafie, 2007:33). Jadi, pemikiran induktif
mengambil keuntungan dari kapal lain.
dalam metode kualitatif yaitu beranjak dari
Perbedaan keduanya adalah pembajakan
hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal
(menurut
yang
pasal
100
UNCLOS
1982)
bersifat
(Sutrisno
umum.
Merujuk
&
pada
dilakukan terhadap kapal lain di laut lepas
penjelasan tersebut maka penelitian ini
terhadap orang atau properti yang ada
bertujuan
dalam suatu kapal, sedangkan perompakan
menafsirkan makna dari suatu fenomena
(menurut Resolution A.1025(26) (Annex,
yang akan diteliti yaitu alasan Indonesia
paragraph 2.2) dalam Code of Practice for
menolak bergabung dengan ReCAAP dan
the Investigation of the Crimes of Piracy and
kepentingan nasional yang mendasari dan
Armed Robbery Against Ships IMO) terjadi
didukung dengan penolakan tersebut,
di laut yurisdiksi suatu negara. Konsep
secara induktif untuk memperoleh data
pembajakan dan pembajakan bersenjata
yang bersifat menyeluruh dan mendalam.
untuk
memahami
dan
dalam penjelasan pada bagian ini akan
Penggunaan metode ini diharapkan
digunakan untuk mengetahui bagaimana
mampu memberikan uraian yang jelas,
bentuk kejahatan yang terjadi di perairan
sistematis,
faktual,
Asia
mengenai
alasan
Tenggara
dan
Indonesia,
serta
akurat, Indonesia
valid
menolak
relevansinya dengan penolakan Indonesia
bergabung
untuk berpartisipasi dalam ReCAAP.
kepentingan nasional yang mendasari dan
Metode Penelitian
didukung dengan penolakan tersebut. Data
Penelitian ini disusun menggunakan desain
dalam metode ini dinyatakan dalam bentuk
penelitian
verbal dan dianalisis dalam bentuk non-
kualitatif
yang
bersifat
dengan
dan
eksplanatif dan induktif sehingga diperoleh
statistik.
data
menggunakan
yang
bersifat
menyeluruh
dan
Data
ReCAAP
dan
didapatkan
dengan
wawancara
untuk
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 5
mengumpulkan
keterangan-keterangan
dimaksudkan untuk menciptakan kawasan
lisan dengan cara bertanya langsung
perairan Asia Tenggara yang aman, damai,
kepada
stabil dan kondusif untuk membangun
informan
berkaitan
dengan
masalah penelitian untuk mendapatkan
perekonomian
informasi
masyarakat ASEAN. Melalui berbagai kerja
yang
mendukung
diperlukan
analisis
dalam
penelitian.
Data
sama
dan
tersebut,
rasa
kesejahteraan
saling
sekunder didapatkan melalui studi pustaka
(confidence
yang terdiri dari buku, jurnal, dokumen
diharapkan dapat dibangun antar negara
resmi,
ASEAN.
media
dan
elektronik
untuk
memperoleh data yang relevan dengan
building
percaya
measure/CBM)
Partisipasi Indonesia di kerja sama
masalah penelitian yaitu berkaitan dengan
keamanan
alasan
bergabung
sebagai bentuk diplomasi pertahanan.
dengan ReCAAP dan kepentingan nasional
Diplomasi pertahanan merupakan salah
yang mendasari dan didukung dengan
satu cara untuk menciptakan rasa saling
penolakan tersebut. Pengambilan data
percaya dan meningkatkan kapabilitas
primer difokuskan di wilayah Jakarta, yaitu
pertahanan
di Kementerian Pertahanan, Kementerian
melakukannya. Dengan adanya rasa saling
Luar Negeri, Mabes AL, Koarmabar dan
percaya ini, negara-negara ASEAN dapat
Istana Negara.
menciptakan dan menjaga keamanan dan
Pembahasan
stabilitas
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi
konflik antar sesama anggota ASEAN.
Pertahanan untuk Keamanan Maritim di
Menurut Djumala (2015), bagi Indonesia,
Asia Tenggara
diplomasi pertahanan ini turut mendukung
Diplomasi pertahanan untuk keamanan
pencapaian
maritim di Asia Tenggara dilakukan dalam
dimensi,
bentuk kerja sama multilateral maupun
maupun kesejahteraan. Indonesia bersama
bilateral. Kerja sama Indonesia bersama
negara-negara anggota ASEAN dan negara-
negara-negara ASEAN lainnya di bidang
negara dari kawasan lain bersama-sama
politik dan keamanan maritim regional
berupaya
Indonesia
menolak
maritim
menguntungkan
negara-negara
kawasan,
visi
baik
serta
6 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
menghindari
maritim
di
kedaulatan,
menciptakan
yang
berbagai keamanan,
situasi
yang
kondusif bagi kawasan Asia Tenggara
seperti latihan bersama dengan negara-
dalam bentuk forum kerja sama keamanan
negara ASEAN.
berdasarkan
ASEAN
Political
Security
Partisipasi
aktif
Indonesia
Community Blueprint. Kerja sama tersebut
ditunjukkan dengan beberapa tindakan.
antara lain ASEAN Maritime Forum (AMF),
Ditpolkam
ASEAN
ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN
Indonesia
telah
Defence Ministers’ Meeting (ADMM), ASEAN
menyampaikan gagasan untuk ARF, seperti
Foreigner Ministers’ Meeting (AMM) dan
usulan agar ARF Work Plan on MS
ASEAN Foreigner Ministers’ Meeting on
mencakup masa 3 tahun, supaya nantinya
Transnational Crime (AMMTC). Indonesia
memberikan waktu yang cukup
memainkan peran penting sebagai anggota
pelaksanaan kegiatan dan menyesuaikan
dalam berbagai kerja sama di bidang politik
dengan masa co-chairmanship. Indonesia
dan keamanan di wilayah Asia Tenggara.
juga mengusulkan agar lead countries
Sebagai contoh, Indonesia merupakan
ditetapkan lebih dahulu sebelum Work Plan
negara yang mengajukan usulan agar
diajukan pada Ketua ARF.
(2016)
menjelaskan
beberapa
kali
bagi
ASEAN membentuk forum khusus yang
Selain dalam AMF, Indonesia turut
membahas mengenai kerja sama maritim di
aktif sebagai partisipan dalam ARF. Hal ini
Asia
terlihat terutama dalam peran Indonesia
Tenggara.
usulan
Indonesia
tersebut
mengajukan
berlandaskan
ASEAN
co-chairman di ISM on MS selama 2008-2011
Political Security Community Blueprint. AMF
bersama Jepang dan Selandia Baru, serta
diusulkan Indonesia menjadi platform kerja
2011-2014 bersama Amerika Serikat dan
sama maritim bagi negara-negara ASEAN.
Korea Selatan. Pada pertemuan terakhir
Kementerian Luar Negeri dalam situs
ISM on MS di Bali, 22-23 Mei 2014, Indonesia
webnya (2010) menjelaskan bahwa kerja
mengajukan
sama tersebut dilakukan melalui dialog dan
harmonisasi kerja sama keamanan maritim
konsultasi terkait masalah-masalah maritim
dalam berbagai mekanisme regional yang
yang menjadi tanggung jawab bersama
telah dijalankan, serta mendorong kerja
negara-negara
sama regional terkait maritime safety,
ASEAN,
serta
kegiatan
maritime
pembahasan
search
and
mengenai
rescue,
dan
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 7
penanganan
and
Security (EWG on MS). Kerja sama ADMM
Unregulated (IUU) Fishing. Selain itu,
Plus EWG on MS memberikan dukungan
Indonesia turut mendorong pembahasan
terhadap
mengenai kaji ulang implementasi ARF
partisipan untuk mengamankan seluruh
Work
Security,
wilayah laut dan ZEE Indonesia tanpa
pengembangan ARF Work Plan on Maritime
melanggar kedaulatannya, terutama dalam
Security untuk implementasi tahun 2014-
mengatasi masalah terorisme, pembajakan
2016,
dan perompakan di laut. Keberadaan
Plan
aspek
Illegal,
on
Unreported
Maritime
keselamatan
maritim
di
upaya
Indonesia
kawasan melalui pemaparan International
negara-negara
Regulations for Prevention of Collision at Sea
bantuan
1972 (COLREGS) serta Code for Unplanned
seperti adanya experience sharing dan
Encounters at Sea (CUES).
penggunaan
Indonesia turut memprakarsai dan
non-ASEAN
sebagai
bagi
memberikan
negara-negara
teknologi
baru
ASEAN,
dalam
melakukan pengamanan di laut.
menjadi partisipan aktif dalam ADMM.
Indonesia
berpartisipasi
signifikan.
di
Usulan-usulan yang diberikan Indonesia
AMM
dalam pertemuan ADMM ke delapan pada
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam
tahun 2014
situs webnya (2016), Indonesia melalui
merupakan ajakan untuk
secara
juga
bersama-sama mendorong upaya-upaya
Kementerian
damai untuk menyelesaikan sengketa di
menyampaikan
kawasan, melalui dialog dan negosiasi yang
mendorong negara-negara ASEAN untuk
menghormati kedaulatan negara-negara
bekerja sama lebih erat. Indonesia juga
dan
itu,
mendorong agar ASEAN tetap menjadi
Indonesia juga mendorong pembahasan
sentral dalam kerja sama di bidang-bidang
upaya pemberantasan masalah-masalah
keamanan kawasan, termasuk keamanan
maritim dengan pemahaman yang sama
maritim
hukum
internasional.
Selain
antar anggota ADMM. Upaya
pencapaian
Luar
Menurut
Negeri
selalu
usulan-usulan
yang
Masalah-masalah
maritim
selalu
keamanan
dikedepankan dalam setiap pertemuan
maritim ADMM dilakukan melalui ADMM
tahunan AMM. Pada pertemuan terakhir di
Plus Expert Working Group on Maritime
tahun 2015, AMM menyatakan bahwa
8 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
negara-negara ASEAN mendukung adanya
mendorong AMMTC untuk menciptakan
penguatan kerja sama dan rasa saling
solusi
percaya untuk mewujudkan keamanan dan
terorisme, pembajakan dan perompakan di
keselamatan maritim. Dalam ASEAN Foreign
perairan
Ministers Meeting tahun 2015, dinyatakan
menyatakan bahwa Indonesia dan Thailand
bahwa keamanan dan keselamatan maritim
menghadapi masalah yang sama, yaitu
tersebut
melalui
penjahat transnasional yang berasal dari
kerangka kerja sama yang berpusat pada
negara-negara Asia Tenggara. Oleh karena
ASEAN, yaitu AMMTC, ARF, ADMM Plus,
itu, selain upaya penanganan, diperlukan
dan AMF.
upaya pencegahan dari negara-negara asal
dapat
Indonesia
diwujudkan
menyadari
bahwa
penanganan
Asia
pencurian
Tenggara.
ikan,
Kapolri
penjahat transnasional tersebut.
kejahatan transnasional di Asia Tenggara
Alasan Indonesia Belum Menjadi Anggota
semakin meningkat setiap tahun. Pada
ReCAAP
tahun 2011, Indonesia sebagai ketua ASEAN
Indonesia
mendorong
kejahatan
terhadap masalah-masalah keamanan di
transnasional melalui AMMTC, ASEAN terus
lautan Asia Tenggara, terkait dengan laut
memperkuat
kerja
penanganan
kejahatan
penanganan
sama
memiliki
kepedulian
besar
di
bidang
teritorial Indonesia yang meliputi sekitar
lintas
negara.
80% perairan Asia Tenggara. Salah satu
Dalam bidang pemberantasan terrorisme,
ancaman
sejak Mei 2011 ASEAN Convention on
pembajakan dan perompakan. Salah satu
Counter Terrorism telah mulai berlaku
upaya Indonesia untuk mengatasi masalah
secara efektif. Pada saat yang sama,
tersebut adalah bekerja sama dengan
ASEAN
negara-negara ASEAN dan negara-negara
upaya
juga semakin pembentukan
mengintensifkan
maritim
adalah
instrumen
non-ASEAN. Kerja sama yang telah dibahas
hukum untuk memberantas kejahatan
di sebelumnya yaitu ASEAN Maritime Forum
perdagangan
in
(AMF) dan Expanded ASEAN Maritime
persons). Pada pertemuan AMMTC ke-10 di
Forum (EAMF), ASEAN Foreigner Ministers’
Kuala Lumpur tahun 2015, Indonesia
Meeting (AMM), ASEAN Regional Forum
melalui Kepala Kepolisian RI (Kapolri)
(ARF), ASEAN Defence Ministers’ Meeting
manusia
suatu
keamanan
(trafficking
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 9
(ADMM) dan ASEAN Defence Ministers’
penulis,
Meeting Plus (ADMM Plus), serta beberapa
didorong oleh faktor-faktor tertentu, baik
patroli terkoordinasi bersama Malaysia dan
faktor eksternal maupun internal.
Singapura
merupakan
Indonesia
tersebut
bahwa
Faktor pertama adalah ReCAAP
Indonesia memiliki partisipasi aktif sebagai
merupakan kerja sama inisiatif Jepang.
anggota
Merujuk pada Sato (2007:6), sebelum
yang
bukti
alasan
berupaya
mewujudkan
keamanan maritim. Di sisi lain, Indonesia
ReCAAP,
tidak bergabung sebagai anggota Regional
mendanai kegiatan International Maritime
Cooperation
Organization (IMO) untuk melacak dan
Agreement
on
Combating
Piracy and Armed Robbery (ReCAAP).
untuk
menangani
telah
aktif
dalam
mempelajari insiden pembajakan. IMO
ReCAAP merupakan bentuk kerja sama
Jepang
masalah
merupakan
badan
khusus
Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani
pembajakan dan perompakan di perairan
masalah
Asia, terutama di Selat Malaka. Menurut
kinerja lingkungan pelayaran internasional.
Hasjim Djalal dalam wawancara pada 13
IMO
Januari 2016, Selat Malaka merupakan jalur
regulatory framework agar industri kargo
lalu lintas laut penting bagi banyak negara,
dapat berjalan dengan aman, selamat, dan
terutama negara-negara anggota ReCAAP.
efisien. Jepang juga menyelenggarakan
Indonesia dianggap seharusnya menjadi
Heads of Asian Coast Guard Agencies
anggota
Meeting di Tokyo pada tahun 2004.
ReCAAP
memaksimalkan
agar
upaya
mampu
pengamanan
keselamatan,
mengeluarkan
Sekdiskumal
dan
mengelola
menjelaskan
Menurut Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan
pemerintah Indonesia berpikir bahwa kerja
2012-2014 dalam wawancara pada 2 Maret
sama untuk mengamankan perairan harus
2016, Indonesia memutuskan untuk belum
berasal dari negara yang memiliki wilayah
bergabung dengan ReCAAP karena adanya
tersebut. Upaya kerja sama keamanan
potensi
maritim
yang
di
regional
Januari
dalam
wawancara
kedaulatan
19
dan
wilayah lautnya, terutama Selat Malaka.
pelanggaran
pada
keamanan
Asia
2016,
Tenggara,
terjadi apabila Indonesia menjadi anggota
khususnya wilayah Selat Malaka, harus
ReCAAP. Berdasarkan data yang diperoleh
berasal dari negara Asia Tenggara pula.
10 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Indonesia
khawatir
apabila
nantinya
kerja sama multilateral diperlukan untuk
Indonesia bergabung dengan ReCAAP,
mengatasi pembajakan dan perompakan di
Jepang dapat mengatur Indonesia dalam
Selat Malaka, dengan membangun ISC di
kerangka kerja sama. Hal ini sama dengan
Korea
menyerahkan
Singapura menjadi lokasi ISC memicu
sebagian
kedaulatan
Indonesia untuk kerja sama. Faktor
kedua
Selatan.
Namun,
ditunjuknya
penolakan Indonesia dan Malaysia, karena
adalah
lokasi
terlihat
adanya
kepentingan
politis
sekretariat dan pusat information-sharing
keamanan Singapura di dalamnya. Benefit
atau Information Sharing Center (ISC) yang
bagi Singapura adalah data-data dari
berada di Singapura. Selain menyerahkan
berbagai negara dapat diakses langsung,
sebagian kedaulatan Selat Malaka pada
sedangkan negara-negara lain, termasuk
ReCAAP, konsekuensi apabila Indonesia
Indonesia, merasa bahwa benefit itu hanya
menjadi anggota ReCAAP adalah Singapura
bagi Singapura dan membebani Indonesia
dapat memiliki informasi penting berkaitan
dengan kewajiban mengumpulkan data-
dengan wilayah perairan Indonesia, seperti
data terkait keamanan di wilayah perairan
dituturkan
Indonesia.
oleh
Kasarmabar
dalam
wawancara pada 25 Februari 2016. Hal ini merugikan
bangsa
Indonesia
karena
Faktor bergabung
ketiga menjadi
anggota
ReCAAP
adalah
ada pada ISC untuk kepentingan Singapura,
negara-negara anggota ReCAAP untuk
misalnya tentang bagaimana Indonesia
mempergunakan atau melewati perairan
mengawasi wilayah perairannya, kekuatan
Indonesia
militer
Hasjim Djalal mencontohkan, Indonesia
ditempatkan
di
wilayah
perairan, dan lain-lain. Berdasarkan
demi
harus
tidak
Singapura dapat menggunakan data yang
yang
Indonesia
Indonesia
mengizinkan
kepentingan
ReCAAP.
harus memperbolehkan kapal Amerika penjelasan
Serikat untuk bebas melewati Selat Malaka
Sekdiskumal, pada masa awal inisiasi
dan perairan sekitarnya untuk patroli
ReCAAP,
untuk
keamanan dan melaporkan hasilnya ke ISC
bergabung menjadi anggotanya, begitu
ReCAAP tanpa harus melapor lebih dulu
pula Malaysia. Indonesia setuju bahwa
kepada Indonesia. Hal ini bertentangan
Indonesia
berniat
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 11
dengan Undang-Undang no. 6 tahun 1996
hal itu dapat dikategorikan sebagai armed
tentang hak lintas damai bagi pelintas di
robbery. Kejadian kejahatan yang sering
perairan
Dengan
terjadi di perairan Indonesia adalah petty
keadaan alutsista Indonesia saat ini, sulit
theft, dimana sasarannya adalah kapal-
bagi Indonesia untuk mengawasi kapal-
kapal yang sedang berlabuh, bukan kapal-
kapal
perairan
kapal yang sedang melintas. Selain itu,
Indonesia. Kapal-kapal negara anggota
fakta di lapangan adalah umumnya pelaut-
ReCAAP mungkin saja mengambil data
pelaut tradisional seringkali mendekati
yang tidak berkaitan dengan ReCAAP,
kapal-kapal yang melintas untuk melakukan
namun
sesuai
barter dengan awak kapal. Kapal-kapal dari
dengan kepentingan negara asal kapal
luar kawasan yang melintasi perairan
tersebut. Sebagai contoh, Amerika Serikat
tersebut tidak terbiasa dengan hal itu
dapat mengambil data mengenai kekuatan
segera melaporkan ke ReCAAP sebagai
pengamanan Indonesia, kondisi keamanan
sebuah upaya perompakan. Laporan ini
perairan, bahkan potensi sumber daya
tidak bisa diperiksa oleh ReCAAP karena
alam di laut.
ketiadaan sumber daya.
teritorial
yang
Indonesia.
beraktivitas
mengambil
di
data
yang
Faktor keempat adalah mekanisme pelaporan
ReCAAP
kelima
Indonesia
tidak
masih
bergabung ke ReCAAP adalah ReCAAP
piracy
tidak memiliki kemampuan atau sumber
robbery
daya untuk memastikan kebenaran laporan
(perompakan) dan petty theft (pencurian).
yang diterima di ISC. Laporan di ISC
ReCAAP tidak mengategorikan antara tiga
merupakan laporan yang didapat dari
jenis kejahatan itu sesuai dengan UNCLOS
kapal-kapal yang melintasi suatu perairan,
1982. Kapal-kapal yang melintas di perairan
seperti Selat Malaka. Apabila terjadi suatu
Indonesia
serangan
insiden di kapal tertentu, maka kapal
kriminal tidak dapat dikategorikan sebagai
tersebut akan melaporkan apa yang terjadi
korban piracy. Hal ini karena piracy
padanya. Masalah yang terjadi adalah
merupakan kejahatan yang terjadi di laut
ketika
lepas, dan apabila terjadi di laut teritorial,
dilaporkan, laporan yang masuk itu tidak
menggabungkan (pembajakan),
dan
yang
Faktor
antara armed
mengalami
suatu
12 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
kejadian
tersebut
telah
diperiksa lagi kebenarannya. Walaupun
asuransi dengan pertimbangan ancaman
laporan yang masuk belum tentu benar,
yang dihadapi, dan nantinya perusahaan
namun penyebaran laporan telah dilakukan
yang menggunakan jasa kapal untuk
melalui ISC, sehingga menjadi false alarm
mengangkut barang-barang akan terkena
bagi negara-negara (focal point) dan
dampak naiknya premi. Naiknya premi
komunitas
asuransi
pelayaran
internasional.
kapal
pada
akhirnya
turut
Padahal, laporan tahunan milik ReCAAP
meningkatkan harga barang yang diangkut
memiliki
data
yang
kapal tersebut. Selain itu, false alarm juga
laporan
yang
dirilis
berbeda oleh
dengan TNI
AL.
memicu penggunaan jasa pengamanan
Sekdiskumal menyatakan bahwa laporan
maritim swasta (private maritime security
dari ReCAAP cenderung menunjukkan
company), seperti Seagull Maritime Security
jumlah kejadian lebih tinggi daripada yang
dan
dilaporkan oleh TNI AL.
Singapura.
Securewest
International
milik
Kejadian false distress alarm telah
Faktor keenam adalah Indonesia
sering terjadi, dan ReCAAP mengakui hal
telah mengadakan kerja sama dengan
tersebut. Akan tetapi,
negara-negara
ReCAAP tidak
ASEAN
lain
dalam
pernah menyatakan adanya kesalahan
menangani masalah-masalah transnational
tersebut dalam laporan-laporan tahunan.
crime, termasuk masalah perompakan dan
Kasarmabar menjelaskan bahwa hal ini
pembajakan.
menimbulkan berbagai masalah. Salah satu
Kemlu dalam wawancara 5 Februari 2016,
masalah yang timbul adalah meningkatnya
kerja sama yang dilakukan Indonesia ini
kekhawatiran negara-negara lain untuk
sejalan dengan prinsip Indonesia, yaitu
mengirim kapal-kapalnya untuk melintasi
keamanan perairan suatu wilayah harus
suatu perairan yang diawasi oleh ReCAAP,
diinisiasi oleh negara yang berada di
dalam hal ini Selat Malaka. Pada umumnya,
wilayah tersebut. Indonesia berperan aktif
kapal-kapal yang melintasi Selat Malaka
dalam kerja sama, bahkan menginisiasi
menggunakan
tertentu.
salah satu kerja sama maritim dalam
Perusahaan asuransi yang menaungi kapal-
kerangka ASEAN, yaitu ASEAN Maritime
kapal tersebut akan menaikkan premi
Forum (AMF). Kerja sama-kerja sama
asuransi
Menurut
staf
Polkamwil
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 13
tersebut efektif dalam menangani masalah-
yang masuk ke TNI AL dari kapal-kapal yang
masalah
transnational
melintas
mengusik
kedaulatan
crime
tanpa
perairan
itu
akan
diperiksa
masing-masing
kebenarannya oleh WFQR, dan seringkali
negara anggota, serta sesuai dengan
laporan yang ada tidak sesuai dengan fakta
UNCLOS dan tidak melanggar hukum
lapangan.
nasional masing-masing negara anggota
mengatasi masalah keamanan di perairan
ASEAN.
barat Indonesia, seperti kasus MT. Orkim
WFQR
juga
beberapa
kali
Selain itu, Indonesia bekerja sama
Harmony (kapal Malaysia), TB. Malabo
dengan Malaysia, Singapura dan Thailand
(kapal Malaysia), dan MT. Joaquim (kapal
dalam melaksanakan joint coordinated
Singapura).
patrol (patroli terkoordinasi/Patkor) yang
Kesimpulan
menghormati prinsip kedaulatan masing-
Indonesia
masing negara. Octavian dan Yulianto
pertahanan dengan berpartisipasi sebagai
(2015:79) menjelaskan bahwa patkor yang
anggota dalam berbagai kerangka kerja
dilakukan di Indonesia, Malaysia dan
sama di ASEAN untuk kepentingan nasional
Singapura tidak melanggar kedaulatan
dan regional. Kerja sama yang dilakukan
masing-masing,
Indonesia dilakukan berlandaskan ASEAN
karena
patroli
yang
telah
dilakukan terbatas pada teritorial masing-
Political
masing
Blueprint sesuai
negara dan
dilakukan
secara
Security
melakukan
Community
diplomasi
(APSC)
dengan prinsip
non-
sinergis. Di Selat Malaka, patkor yang
interferensi. Adanya landasan tersebut
dilakukan efektif mencegah menangani
menjadikan kerja sama yang dilakukan
masalah-masalah
menghormati kedaulatan masing-masing
perompakan
dan
ancaman keamanan maritim lainnya.
dilakukan
negara-negara
ASEAN.
Dari
Faktor ketujuh yaitu adanya Western
berbagai kerja sama tersebut, hasil yang
Fleet Quick Response (WFQR) di bawah
didapat dalam setiap pertemuan kerja
Komando Armada RI Kawasan Barat
sama adalah landasan bagi Indonesia untuk
(Koarmabar) TNI AL. Menurut Kasarmabar,
menindak kejahatan di laut, termasuk
WFQR diandalkan untuk menjaga di Selat
perompakan dan pembajakan. Kerja sama
Malaka dan sekitarnya. Laporan-laporan
tersebut juga meningkatkan rasa saling
14 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
percaya antar anggota kerja sama, serta
untuk meningkatkan kemampuan dan rasa
meningkatkan
saling percaya.
kapabilitas
pertahanan
keamanan dengan adanya latihan bersama. Dengan
demikian,
Indonesia
bersedia
melaksanakan kerja sama untuk menjaga keamanan maritim di Asia Tenggara, sekaligus mencapai kepentingan nasional. Kepentingan
nasional
Indonesia
disini
adalah mengamankan wilayah perairannya, serta
mempertahankan
kedaulatan
wilayahnya. Kebijakan Indonesia untuk belum bergabung
menjadi
anggota
ReCAAP
disebabkan oleh adanya potensi gangguan kedaulatan
yang
Indonesia
harus
ditanggung.
lebih
banyak
mempertimbangkan faktor eksternal, yaitu bahwa negara-negara selain Indonesia memiliki
kewenangan
sesuai
dengan
ReCAAP Agreement di dalam ReCAAP. Hal tersebut berpotensi mengusik kedaulatan Indonesia. Kerja sama, bagi Indonesia, harus mengakomodasi semua kepentingan anggotanya. Di sisi lain, Indonesia telah mengadakan kerja sama dengan ASEAN sebagai sentralnya, di mana ASEAN telah memiliki
landasan
kerja
sama
(APSC
Blueprint) yang menghormati kedaulatan anggotanya, serta mendorong anggotanya
Daftar Pustaka Wawancara - Prof. Hasjim Djalal (Penasehat Senior Menteri Kelautan dan Perikanan) - Brigjen TNI Jan Pieter Ate (Direktur Kerja Sama Internasional, Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan 2010-2014) - Amb. Darmansjah Djumala (Kepala Sekretariat Presiden RI) - Laksamana Pertama Amarulla Octavian (Kepala Staf Armada Republik Indonesia Kawasan Barat 2014-2016) - Kol. Kresno Buntoro (Sekretaris Dinas Pembinaan Hukum Angkatan Laut) - Staf Direktorat Politik Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri - Staf Direktorat Politik Keamanan Wilayah Kementerian Luar Negeri - Staf ahli pertahanan Komisi I DPR RI Buku, Jurnal, Dokumen Resmi dan Situs Web Anwar, S. (2013, Desember). Konsep Keamanan Indo-Pasifik: Bentuk dan Hambatannya. Jurnal Pertahanan, 3(3), 138. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan. (2015). Diplomasi Poros Maritim. Jakarta: Kementerian Luar Negeri. Ditpolkam ASEAN. (2016). Non-Paper: Diplomasi Maritim dalam Kerangka Kerja Sama ASEAN. Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI. Djumala, D. (2015). Maritime Fulcrum: Diplomacy and Foreign Policy Perspective. Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI Dwiningrum, S. I. A (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan … | Achmad Reza Putra | 15
Pendidikan: Suatu Kajian Teoretis dan Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Feldt, L., Roell, P., & Thiele, R. D. (2013). Maritime Security: Perspectives for Comprehensives Approach. ISPSW Strategy Series: Focus on Defense and International Security, 2. Kementerian Luar Negeri RI. (2010, Juli 29). Pertemuan I Forum Maritim ASEAN. Diambil kembali dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia: http://www.kemlu.go.id/id/berita/sia ran-pers/Pages/Pertemuan-I-ForumMaritim-Asean-AMF.aspx Kementerian Luar Negeri RI. (2016, Februari 28). ASEAN Foreign Ministers Call for Unity to Face Regional Challenges. Diambil kembali dari Kementerian Luar Negeri RI: http://www.kemlu.go.id/en/berita/P ages/asean-vientiane-unity.aspx Marsetio. (2013). Kepentingan Nasional Di Laut Dalam Perspektif Maritime Domain Awareness. Diambil kembali dari Bin Korps Pelaut: http://binkorpspelaut.tnial.mil.id/ind ex.php?option=com_content&view =article&id=34:kepentingannasional-di-laut-dalam-perspektifmaritime-domainawareness&catid=28:fgd-mdawakasal Milner, H. V., & Tingley, D. (2012). The Choice for Multilateralism: Foreign Aid and American Foreign Policy. New York: Springer Science + Business Media. Octavian, A., & Yulianto, B. A. (2015). Bajak Laut: Antara Aden dan Malaka. Jakarta: Universitas Pertahanan Indonesia. Rahmawaty, A. (2014, Oktober 30). Peran Poros Maritim Dunia Dalam
Meningkatkan Pengaruh Indonesia di Tingkat Internasional. Retrieved from Forum Kajian Pertahanan dan Maritim: http://www.fkpmaritim.org/peranporos-maritim-dunia-dalammeningkatkan-peran-indonesia-ditingkat-internasional/ Raymond, C. Z. (2009). Piracy and Armed Robbery in the Malacca Strait: A Problem Solved? Naval War College Review, 38. Rosenau, J. N., & Thompson, K. W. (1976). World Politics: An Introduction. (G. Boyd, Ed.) New York: Free Press. Sutrisno, & Hanafie, R. (2007). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi. Winger, G. (2014). The Velvet Gauntlet: A Theory of Defense Diplomacy., Vol. XXXIII, p. 2. Wina. Wohlforth, W. C. (2010). Realism and Security Studies. In M. D. Cavelty, & V. Mauer (Eds.), The Routledge Handbook of Security Studies. New York: Routledge.
16 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2